HTC Vive Pro Resmi Dipasarkan Seharga $799, Vive Orisinil Turun Harga

Sempat mencuri perhatian selama event CES 2018 berlangsung, HTC Vive Pro akhirnya mendapat tanggal rilis dan banderol harga resmi. Pre-order atas VR headset itu sudah dibuka sekarang juga dengan harga $799, akan tetapi konsumen yang memesan baru akan menerima barangnya mulai 5 April mendatang.

$799 tergolong sangat mahal, apalagi mengingat ini hanya untuk headset-nya saja, belum termasuk PC dan lainnya. Kendati demikian, Vive Pro memang menawarkan resolusi yang nyaris 80% lebih tinggi ketimbang pendahulunya (2880 x 1600 pixel dibanding 2160 x 1200 pixel), dan lagi ia juga datang bersama headphone terintegrasi.

HTC Vive Pro

Lebih lanjut, Vive Pro turut mengemas sepasang kamera depan yang tidak ada pada pendahulunya. Kamera ini berfungsi untuk menangkap informasi kedalaman (depth), yang kemudian bisa dimanfaatkan untuk merealisasikan fitur-fitur seperti hand tracking tanpa bantuan controller.

Kabar baiknya, Vive Pro kompatibel dengan sistem SteamVR Tracking 1.0 maupun 2.0, yang berarti pengguna Vive orisinil hanya perlu membeli headset-nya saja kalau mau. Di samping itu, konsumen yang membeli Vive Pro sebelum 3 Juni juga akan mendapat bonus uji coba gratis layanan berlangganan Viveport selama enam bulan.

HTC Vive

Kalau itu semua masih terasa terlalu mahal, Anda masih punya alternatif lain, yaitu Vive orisinil, yang sekarang sudah turun harga dari $599 menjadi $499 untuk bundel lengkapnya. Konsumen juga akan dibonusi Fallout 4 VR beserta akses ke Viveport selama dua bulan.

Kehadiran Vive Pro sejatinya tidak langsung membuat Vive orisinil jadi obsolete. Pada kenyataannya, Vive orisinil juga kompatibel dengan aksesori Vive Wireless Adaptor yang diumumkan bersamaan dengan Vive Pro, yang mampu mengeliminasi jumlah kabel yang mengganggu selama sesi VR berlangsung.

Sumber: HTC Vive.

Skyrim VR Akan Tersedia Untuk HTC Vive dan Oculus Rift Bulan Depan

Terlepas dari menjamurnya formula open world dengan skala yang kian mengagumkan, hampir tak ada permainan yang bisa mengalahkan level detail judul-judul kreasi Bethesda. Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat interaksi antara pemain dan objek di dalam game. Dan upaya untuk mendongkrak level immersive-nya berbekal VR dan hardware tambahan sudah lama dilakukan.

Baru di ajang E3 2016 Bethesda Game Studios diketahui punya agenda untuk menuangkan dua game andalannya ke alam virtual reality, yakni Fallout 4 dan The Elder Scrolls V: Skyrim. Fallout 4 VR dirilis tanggal 10 November kemarin, lalu disusul Skyrim VR berbarengan dengan versi Nintendo Switch seminggu setelahnya. Sayangnya, versi virtual reality Skyrim baru dilepas untuk PlayStation VR saja.

Dan minggu ini, akhirnya terdengar kabar yang telah dinanti-nanti para antusias VR. The Elder Scrolls V: Skyrim VR rencananya akan dirilis secara lebih luas di platform cross reality lain. Eksistensi permainan tersebut tersingkap melalui munculnya page Skyrim VR di Steam. Di sana, diinformasikan bahwa game dapat dinikmati oleh para pemilik HTC Vive, Oculus Rift, serta perangkat Windows Mixed Reality.

The Elder Scrolls V Skyrim VR 1

Skyrim VR menyajikan konten serupa versi PC ataupun console-nya, mempersilakan Anda bertualang ke pegunungan bersalju, menjelajahi reruntuhan kuno, hingga bertempur melawan naga. Bedanya, pengalaman tersebut dapat dinikmati melalui perangkat virtual reality, membawa pemainnya masuk lebih jauh ke Tamriel dan merasakan dunia berskala masif yang sudah developer ciptakan.

The Elder Scrolls V Skyrim VR 2

The Elder Scrolls V: Skyrim VR disiapkan sebagai satu bundel lengkap, telah dibekali oleh tiga add-on pasca rilis, meliputi Dawnguard, Hearthfire dan Dragonborn. Permainan juga didukung oleh fitur achievement Steam dan penyimpanan Steam Cloud. Sebagai metode kendali, Anda dipersilakan menggunakan gamepad ataupun controller berbasis motion.

The Elder Scrolls V Skyrim VR 3

Berita gembiranya tak berhenti sampai di sana, waktu peluncuran The Elder Scrolls V: Skyrim VR akan dilakukan tidak lama lagi, tepatnya pada tanggal 3 April besok. Namun saat artikel ini ditulis, developer belum mengungkap daftar kebutuhan hardware komputer untuk menjalankan permainan secara optimal.

Di Indonesia The Elder Scrolls V: Skyrim VR bisa dimiliki dengan merogoh kocek cukup dalam, dibanderol seharga Rp 800 ribu.

Keputusan Bethesda buat menghadirkan Skyrim VR di Vive dan Rift cukup menarik mengingat Fallout 4 malah belum tersedia di PlayStation VR. Dan semoga sesudah pekerjaan porting mem-porting ini beres, Bethesda Game Studios akhirnya bisa fokus mengerjakan proyek mereka selanjutnya: The Elder Scrolls VI.

HTC Vive Focus Punya Sejumlah Kesamaan Spesifikasi Dengan Vive Pro

Jika 2016 diklaim sebagai tahunnya kebangkitan kedua perangkat virtual reality konsumen, maka antara akhir 2017 hingga sekarang merupakan momen kelahiran headset VR standalone. Varian ini adalah titik tengah antara head-mounted display high-end yang mengharuskan penggunaannya tertambat ke PC serta headset virtual reality berbasis smartphone.

Sebagai dua pemain utama di ranah ini, baik Oculus VR dan HTC telah menawarkan solusi penyajian konten VR secara ‘untethered‘. Perusahaan milik Facebook itu memperkenalkan Oculus Go di bulan Oktober 2017, sedangkan rivalnya dari Taiwan memasarkan Vive Focus secara terbatas di kawasan Tiongkok. Menariknya, meski Vive Focus sudah tersedia, detail spesifikasi hardware-nya belum terkuak sepenuhnya.

Kabar baiknya, Road to VR berkesempatan untuk menjajal perangkat itu di MWC 2018 dan melaporkan rincian hardware-nya melalui artikel hands-on. Berdasarkan pengamatan mereka, Vive Focus punya kesamaan spesifikasi dengan Vive Pro – versi baru Vive yang dibekali layar beresolusi lebih tinggi, kamera luar sekunder, headphone, serta mic berteknologi noise cancellation.

Namun ketika Vive Pro harus mendapatkan dukungan PC agar bisa bekerja, Vive Focus menyimpan kapabilitas proses konten secara mandiri berkat dukungan chip Qualcomm Snapdragon 835 serta baterai built-in. System-on-chip ini juga digunakan oleh Lenovo Mirage Solo, tetapi HTC menekankan bahwa ada sejumlah aspek yang membuat perangkat mereka lebih premium.

Satu contohnya ialah penggunaan lensa dan layar yang turut diusung Vive Pro. Itu berarti, kedua headset menyuguhkan field of view serta performa optik serupa. Vive Focus memanfaatkan display OLED beresolusi 1600×1440 untuk masing-masing mata. Perbedaannya terletak pada refresh rate: Vive Pro sanggup menghidangkan 90Hz, tapi Vive Focus hanya dapat menyentuh 75Hz.

Di bagian dalam, Vive Focus dibekali kipas, berperan sebagai pendingin aktif agar konten bisa dijalankan lebih lancar, lalu terdapat speaker built-in yang tersembunyi di strap. Road to VR menyampaikan bahwa Focus beroperasi dengan sangat responsif. Headset mampu mendeteksi enam sudut gerakan (atas/bawah, kanan/kiri, depan/belakang, pitch, yaw dan roll), tetapi unit controller-nya cuma dibekali sensor 3DoF.

Di China, Vive Focus dijajakan di harga yang tergolong tinggi, mulai dari ¥ 4.000 untuk versi almond white – atau kisaran US$ 630 (sebelum dikurangi pajak).

Belum ada konfirmasi dari pihak HTC soal apakah mereka punya rencana buat menghadirkan Focus di luar kawasan Tiongkok. Namun bahkan jika nanti tersedia, faktor harga akan menjadi penghalang terbesar proses adopsinya, apalagi kita juga perlu ingat bahwa Vive Focus tetaplah HMD kelas portable.  Kualitas visualnya belum bisa menandingi Vive versi standar.

HTC Vive Pro Mampu Mendeteksi Tangan dan Objek Tanpa Bantuan Perangkat Ekstra

Peningkatan kualitas grafik dan audio merupakan gagasan utama di balik HTC Vive Pro, VR headset kelas atas yang diungkap belum lama ini di ajang CES. Namun kalau melihat penampilannya, tampak sepasang kamera di bagian depan yang absen pada pendahulunya. Saat mengumumkan, HTC tidak bicara banyak soal fungsi kedua kamera ini selain untuk merangsang kreativitas developer.

Beruntung ada Engadget yang meminta klarifikasi langsung dari HTC, sehingga kita bisa menjauhi spekulasi-spekulasi liar yang beredar. Berdasarkan penjelasan salah satu petinggi HTC Vive, Raymond Pao, kedua kamera di bagian depan Vive Pro itu berfungsi untuk mendeteksi tangan dan objek lainnya.

Pernyataan ini mematahkan spekulasi bahwa kedua kamera itu merupakan modul tracking luar-dalam seperti milik Vive Focus, tidak ketinggalan juga spekulasi lain yang mengatakan bahwa kamera ini bakal menghadirkan kapabilitas AR buat Vive Pro. Pada kenyataannya, fungsinya jauh lebih sederhana dari yang kita bayangkan.

HTC Vive Pro

Kedua kamera tersebut mengemas resolusi VGA, alias sangat rendah untuk standar sekarang. Fungsi utamanya adalah untuk menangkap informasi kedalaman (depth) dari jarak satu sampai dua meter, yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk merealisasikan fitur di mana perangkat bisa mengingatkan pengguna agar tidak tersandung objek di sekitarnya selagi penglihatannya teralihkan ke realitas virtual.

Fungsi lainnya adalah untuk mendeteksi tangan pengguna beserta pergerakannya tanpa harus melibatkan controller maupun perangkat ekstra seperti Vive Tracker. HTC menambahkan bahwa fungsi hand tracking-nya ini masih tergolong level mendasar, jadi dengan kata lain, aksesori seperti Vive Tracker masih punya peran apabila dibutuhkan kinerja tracking yang lebih presisi.

Sumber: Engadget via UploadVR.

HTC Ungkap Vive Pro dengan Resolusi dan Tingkat Kenyamanan Lebih Tinggi

Persaingan di ranah virtual reality diprediksi bakal kembali menguat di tahun 2018 ini, utamanya berkat kategori headset baru bertipe standalone macam Oculus Go dan HTC Vive Focus. Namun bagi HTC, mereka rupanya belum lupa akan segmen VR high-end yang juga didudukinya. Bukti dari komitmen mereka tersaji melalui Vive Pro.

Vive Pro adalah suksesor sejati Vive orisinil. Tidak seperti Vive Focus yang mengutamakan aspek kepraktisan, Vive Pro benar-benar mengedepankan performa di atas segalanya. Ia masih harus tersambung ke PC berspesifikasi kelas atas, tapi resolusi display OLED-nya kini naik menjadi 2880 x 1600 pixel (615 pixel per inci), atau nyaris 80% lebih tinggi.

Peningkatan resolusi berarti semuanya akan tampak lebih tajam di Vive Pro, termasuk halnya judul game AAA macam Fallout 4 VR. Tidak hanya visual yang diprioritaskan, audio pun turut dijunjung tinggi lewat sepasang headphone yang kini terintegrasi dengan perangkat, seperti Oculus Rift.

HTC Vive Pro

Desain fisik Vive Pro juga sudah dirombak secara cukup signifikan, yang kini berbalut warna biru sehingga bakal tampak senada dengan Vive Focus. Strap kepalanya dipastikan bisa terasa lebih nyaman, dan pengguna sekarang bisa menyesuaikan distribusi bobot antara bagian belakang dan depan headset secara manual.

Juga baru adalah kehadiran sepasang mikrofon dengan teknologi noise cancelling aktif, serta sepasang kamera yang menghadap ke depan layaknya sepasang mata seperti di Vive Focus. HTC bilang bahwa penambahan ini dimaksudkan untuk merangsang kreativitas developer, menjadi indikasi akan gameplay yang lebih variatif pada koleksi konten Vive ke depannya.

Vive Wireless Adaptor

Bersamaan dengan Vive Pro, HTC juga mengumumkan Vive Wireless Adaptor. Sesuai namanya, aksesori ini dirancang untuk menyulap Vive maupun Vive Pro menjadi wireless, menggantikan peran kabel dalam meneruskan data dari PC ke headset.

Dibandingkan produk serupa yang sudah ada di pasaran, macam TPCAST, kinerja perangkat ini diyakini jauh lebih unggul berkat pengadopsian teknologi WiGig rancangan Intel. WiGig pada dasarnya memungkinkan perangkat untuk beroperasi di frekuensi 60 GHz yang minim gangguan, sehingga latency pun bisa ditekan secara cukup drastis.

Sayangnya sejauh ini HTC masih bungkam soal harga dan ketersediaan Vive Pro maupun Vive Wireless Adaptor. Dalam kesempatan yang sama di gelaran CES 2018, HTC turut mengumumkan versi baru platform Viveport VR yang telah didesain ulang menjadi lebih immersive, serta kemitraannya bersama Vimeo melalui Vive Video.

Sumber: HTC Vive.

Facebook Luncurkan App Sosial Berbasis VR Spaces di HTC Vive

Facebook mengumumkan Spaces dalam konferensi developer F8 di bulan April silam. Space adalah versi virtual reality dari app sosial media populer tersebut yang dirancang untuk digunakan dari head-mounted display Oculus Rift, mempersilakan para penggunanya untuk berbagi ‘ruang’ dan mengakses foto-foto serta video 360 derajat dengan berbekal avatar.

Oculus VR mungkin masih terlihat enggan menghadirkan konten-kontennya ke platfform virtual reality kompetitor, namun tampaknya sang perusahaan induk tidak terlalu keberatan dengan hal itu. Pada tanggal 19 Desember kemarin, Facebook resmi meluncurkan app Spaces untuk headset HTC Vive. Aplikasi Spaces di Vive merupakan versi beta serupa seperti yang sudah tersedia di Oculus Store sejak bulan Juli 2017.

Tentu saja ada beberapa batasan yang tak mau Facebook langkahi. User Vive memang telah diperkenankan memanfaatkan aplikasi sosial ini, tapi mereka tetap harus mengunjungi laman Spaces di Facebook untuk bisa mengunduhnya karena Spaces belum tersedia di store digital Steam ataupun Viveports. Cara mendapatkannya sangat mudah, cukup dengan mengklik tautan ‘Spaces on Vive’ untuk men-download file installer-nya.

Di dalam Spaces, Anda dipersilakan menggunakan foto profile untuk diubah jadi karakter digital. Kita hanya tinggal menentukan satu foto favorit, dan kemudian, Facebook segera menyiapkan beberapa alternatif yang dapat dipilih. Selanjutnya, Anda bisa mengustomisasi avatar tersebut lebih jauh seperti memodifikasi model rambut, warnanya, warna mata, serta mengustomisasi fitur-fitur lain di wajah.

Via Spaces, kita bisa melakukan atau menerima panggilan video ke teman (meski mereka tidak mengaksesnya via virtual reality), mengaktifkan mode live, men-share foto serta video, menggambar objek-objek tiga dimensi, hingga mengambil foto selfie avatar. Spaces memanfaatkan periferal motion controller sebagai metode utama berinteraksi dengan kontennya.

Fitur menggambar 3D di Spaces sendiri sangat unik karena dapat dimanfaatkan untuk beragam permainan: gambar pedang dan Anda bisa mengajak teman buat berduel, lalu kita dapat menikmati permainan-permainan tabletop dadakan semisal tic-tac-toe. Kawan-kawan Anda di sana diperkenankan untuk berinteraksi dengan objek tiga dimensi buatan Anda, dan juga sebaliknya.

Seperti di Oculus Rift, para pemilik HTC Vive bisa menikmati versi beta dari Facebook Spaces secara gratis.

Via Games Industry.

HTC Mulai Pasarkan Vive Tracker dalam Tiga Bundel yang Berbeda

Masih ingat dengan Vive Tracker, perangkat kecil berisikan sederet sensor yang mampu mengubah beragam objek sehari-hari menjadi controller VR? HTC akhirnya sudah siap memasarkan produk ini secara luas dalam bentuk tiga bundel yang berbeda.

Bundel yang pertama adalah Hyper Blaster garapan Hyperkin. Dari gambarnya bisa Anda lihat bahwa perangkat ini dirancang dengan NES Zapper sebagai sumber inspirasinya. Berkat sebuah Vive Tracker yang menempel di atasnya, Hyper Blaster tak hanya berfungsi sebagai pistol mainan saja, tapi juga motion controller.

Bundel ini bakal dipasarkan seharga $150, dan sudah termasuk game Duck Season. Di samping reinkarnasi Duck Hunt tersebut, masih ada lima game lain yang kompatibel dengan Hyper Blaster, dan HTC menjanjikan bakal ada 10 game baru lain memasuki kuartal pertama tahun 2018 nanti.

Racket Sports Set

Selanjutnya, ada Racket Sports Set bagi penggemar game olahraga. Bundel ini mencakup raket tenis dan tenis meja, satu Vive Tracker yang bisa dipasangkan dengan mudah, dan game Virtual Sports besutan Vive Studios sendiri.

Harganya juga dipatok $150, dan total ada 6 game yang kompatibel pada saat peluncurannya. HTC bilang bahwa jumlahnya bakal bertambah lima lagi di akhir tahun nanti.

TrackStrap

Bundel yang terakhir adalah TrackStrap rancangan Rebuff Reality. Perangkat ini adalah yang paling sederhana, hanya melibatkan sebuah Vive Tracker dan strap yang bisa diikatkan ke kaki atau anggota tubuh lainnya, ditujukan supaya pengguna bisa menikmati pengalaman full body tracking.

Tentu saja game yang paling ideal dimainkan menggunakan TrackStrap adalah game dancing macam Dance Dance Revolution, dan konsumen rupanya bakal dibonusi game Redfoot Bluefoot Dancing dalam paket pembelian seharga $25-nya.

Sumber: PR Newswire.

Serial TV Silicon Valley Dibuatkan Konten VR Interaktif yang Amat Mendetail

Penggemar serial TV Silicon Valley pastinya sudah tidak asing dengan virtual reality. Di season terakhirnya, sejumlah episode banyak membahas mengenai VR, lengkap dengan sesosok karakter baru bernama Keenan Feldspar, yang dimaksudkan untuk menjadi parodi dari sang pendiri Oculus, Palmer Luckey.

Maka dari itu, wajar apabila HBO kemudian mencoba menyuguhkan Silicon Valley lewat sebuah pengalaman VR. Dikembangkan bersama studio VR bernama Rewind, konten berjudul Silicon Valley: Inside The Hacker Hostel ini bukan sekadar tur virtual ke markas tim Pied Piper yang berantakan, melainkan lengkap dengan sederet pengalaman interaktif.

Silicon Valley: Inside The Hacker Hostel

Pada kenyataannya, total ada 756 objek yang bisa diajak berinteraksi oleh pemain, mulai dari sebuah meja foosball yang dilengkapi AI untuk dijadikan lawan, sampai bola berwarna kuning-biru yang kerap dimainkan oleh tim Pied Piper selagi minum-minum dan meneriakkan “always blue” berulang-ulang.

Silicon Valley: Inside The Hacker Hostel pada dasarnya merupakan rekreasi mendetail yang dirancang berdasarkan foto-foto dan blueprint dari lokasi syuting sebenarnya. Pemain dapat memasuki semua ruangan yang ada, dan bahkan di satu titik berjumpa dengan karakter-karakter utama serial tersebut.

Silicon Valley: Inside The Hacker Hostel

Sejumlah elemen konyol pun tidak lupa disisipkan. Contohnya, pemain bisa menenggak tequila virtual, lalu kalau kebanyakan, tampilan layar akan mulai meliuk-liuk untuk menyimulasikan sensasi mabuk. Aplikasi Not Hot Dog buatan Jian-Yang yang digadang-gadang sebagai “Shazam for food” pun juga hadir dan bisa didemonstrasikan kalau mau.

Sejauh ini, informasi mengenai ketersediaannya masih minim. VRScout melaporkan bahwa Silicon Valley: Inside The Hacker Hostel bakal dirilis dalam waktu dekat. Platform yang didukung juga masih belum diketahui pasti; apakah hanya HTC Vive, atau Oculus Rift maupun headset lain juga termasuk.

Sumber: VRScout dan Rewind.

Beli HTC Vive Sekarang dan Anda Akan Mendapatkan Game Fallout 4 VR Gratis

Seperti yang Bethesda perlihatkan di panggung presentasi E3, baik di tahun 2017 maupun 2016, VR menjadi salah satu fokus utama perusahaan game asal Maryland itu. Mereka sempat mengumumkan pengembangan versi virtual reality dari Fallout 4, lalu disusul oleh penyingkapan eksistensi versi VR The Elder Scrolls V: Skyrim dan Doom VFR setahun setelahnya.

Update Fallout 4 VR yang diberikan game director Todd Howard bulan Februari silam mengungkapkan ambisi Bethesda Game Studios untuk mentransformasi seluruh konten permainan role-playing open-world itu ke virtual reality. Prosesnya berjalan cukup baik. Developer sudah mengumumkan tanggal peluncurannya serta mempersilakan kita melakukan pre-order. Dan ada berita gembira lagi bagi Anda yang punya rencana buat membeli HTC Vive.

HTC menginformasikan bahwa tiap unit Vive yang Anda beli sekarang akan dibundel bersama Fallout 4 VR gratis, sehingga anggaran belanja game jadi lebih hemat Rp 800 ribu. Fallout 4 VR memperkenankan kita menikmati petualangan pasca-perang nuklir secara lebih nyata dan interaktif. Developer telah merombak seluruh sistem pertempuran, crafting dan building agar pas dengan metode kendali berbasis motion dan head tracking.

Dan berbeda dari Doom VFR, Fallout 4 VR menyuguhkan sistem navigasi free-roam ala versi tradisionalnya. Dengan begitu, proses penjelajahan tersaji lebih alami (Doom VFR mengusung metode ‘teleportasi’). Teknologi Vive – meliputi base station Lighthouse dan controller – memastikan karakter Anda di permainan merespons gerakan secara tanggap dan akurat.

Fallout 4 VR 2

“Fallout 4 VR merupakan permainan virtual reality yang paling dinanti di musim liburan ini, dan tim Bethesda Game Studios sedang menggodoknya sehingga jadi game AAA open-world sejati yang memanfaatkan teknologi pelacak gerakan mutakhir demi menghidangkan petualangan epik di Wasteland,” ujar GM Vive Studios Joel Brenton. “Fallout 4 VR menyimpan konten yang hampir tak terbatas, berisi ratusan lokasi, karakter dan quest, semuanya bisa dinikmati dalam VR. Menyajikan pengalaman immersive pada komunitas VR adalah fokus kami saat ini.”

Fallout 4 VR

“Kami sangat gembira bisa menyediakan permainan luar biasa tersebut untuk para pemilik baru Vive dan sangat menanti perilisannya di bulan Desember besok,” tutup Brenton.

Bagi pemilik Vive yang sudah membeli Fallout 4 VR, mereka akan diberikan bonus berlangganan Viveport selama tiga bulan, tersedia sebelum peluncuran permainan ini. Dengannya, Anda dapat mengakses lebih dari 250 konten virtual reality menarik.

HTC Vive kini lebih murah dibanding sewaktu produk baru diluncurkan, dibanderol seharga US$ 600.

Sumber: Blog Vive.

Pasangkan Kamera Kecil Ini, Oculus Rift Seketika Menjelma Jadi HoloLens

Meski sama-sama dipasangkan di kepala, VR dan AR headset adalah dua produk yang benar-benar berbeda. Kendati demikian, hal ini bukan berarti pemilik Oculus Rift atau HTC Vive sama sekali tidak bisa mengandalkan headset miliknya itu untuk menikmati konten AR. Dengan bantuan aksesori yang tepat, kedua headset itu sejatinya dapat disulap jadi seperti Microsoft HoloLens.

Aksesori yang saya maksud adalah Zed Mini, yang pada dasarnya merupakan sebuah modul kamera 3D berukuran kecil, yang dilengkapi sebuah mount khusus agar dapat dipasangkan ke Rift atau Vive. Sesudah terpasang, seketika itu juga Rift atau Vive beralih fungsi menjadi AR headset.

Zed Mini

Zed Mini mengemas sepasang kamera yang diposisikan dengan jarak 65 mm, menyesuaikan dengan rata-rata jarak kedua mata manusia. Semua yang ditangkap akan langsung diteruskan ke headset, termasuk informasi kedalaman (depth) dari sebuah area hingga sejauh 15 meter secara real-time.

Data itu dipakai untuk menciptakan peta geometris dari sebuah area, yang kemudian akan diolah oleh komponen IMU (inertial measurement unit) guna menyajikan tracking 6-degrees of freedom. Dibandingkan HoloLens, kombinasi Zed Mini dan VR headset ini menawarkan field of view yang lebih luas.

Zed Mini

Pengembangnya, Stereolabs, sengaja mendesain Zed Mini agar kompatibel dengan Rift dan Vive supaya bisa merangkul lebih banyak developer untuk mengembangkan konten AR. Ketimbang harus membeli HoloLens seharga $3.000, mereka hanya perlu menyediakan dana seribuan dolar untuk kombinasi Zed Mini dan VR headset ini.

Pre-order Zed Mini saat ini sudah dibuka, dengan banderol $449 dan estimasi pengiriman mulai bulan November. Simak video demonstrasinya di bawah untuk mendapat gambaran terkait potensi dari Zed Mini.

Sumber: Road to VR.