Facebook Luncurkan App Sosial Berbasis VR Spaces di HTC Vive

Facebook mengumumkan Spaces dalam konferensi developer F8 di bulan April silam. Space adalah versi virtual reality dari app sosial media populer tersebut yang dirancang untuk digunakan dari head-mounted display Oculus Rift, mempersilakan para penggunanya untuk berbagi ‘ruang’ dan mengakses foto-foto serta video 360 derajat dengan berbekal avatar.

Oculus VR mungkin masih terlihat enggan menghadirkan konten-kontennya ke platfform virtual reality kompetitor, namun tampaknya sang perusahaan induk tidak terlalu keberatan dengan hal itu. Pada tanggal 19 Desember kemarin, Facebook resmi meluncurkan app Spaces untuk headset HTC Vive. Aplikasi Spaces di Vive merupakan versi beta serupa seperti yang sudah tersedia di Oculus Store sejak bulan Juli 2017.

Tentu saja ada beberapa batasan yang tak mau Facebook langkahi. User Vive memang telah diperkenankan memanfaatkan aplikasi sosial ini, tapi mereka tetap harus mengunjungi laman Spaces di Facebook untuk bisa mengunduhnya karena Spaces belum tersedia di store digital Steam ataupun Viveports. Cara mendapatkannya sangat mudah, cukup dengan mengklik tautan ‘Spaces on Vive’ untuk men-download file installer-nya.

Di dalam Spaces, Anda dipersilakan menggunakan foto profile untuk diubah jadi karakter digital. Kita hanya tinggal menentukan satu foto favorit, dan kemudian, Facebook segera menyiapkan beberapa alternatif yang dapat dipilih. Selanjutnya, Anda bisa mengustomisasi avatar tersebut lebih jauh seperti memodifikasi model rambut, warnanya, warna mata, serta mengustomisasi fitur-fitur lain di wajah.

Via Spaces, kita bisa melakukan atau menerima panggilan video ke teman (meski mereka tidak mengaksesnya via virtual reality), mengaktifkan mode live, men-share foto serta video, menggambar objek-objek tiga dimensi, hingga mengambil foto selfie avatar. Spaces memanfaatkan periferal motion controller sebagai metode utama berinteraksi dengan kontennya.

Fitur menggambar 3D di Spaces sendiri sangat unik karena dapat dimanfaatkan untuk beragam permainan: gambar pedang dan Anda bisa mengajak teman buat berduel, lalu kita dapat menikmati permainan-permainan tabletop dadakan semisal tic-tac-toe. Kawan-kawan Anda di sana diperkenankan untuk berinteraksi dengan objek tiga dimensi buatan Anda, dan juga sebaliknya.

Seperti di Oculus Rift, para pemilik HTC Vive bisa menikmati versi beta dari Facebook Spaces secara gratis.

Via Games Industry.

HTC Mulai Pasarkan Vive Tracker dalam Tiga Bundel yang Berbeda

Masih ingat dengan Vive Tracker, perangkat kecil berisikan sederet sensor yang mampu mengubah beragam objek sehari-hari menjadi controller VR? HTC akhirnya sudah siap memasarkan produk ini secara luas dalam bentuk tiga bundel yang berbeda.

Bundel yang pertama adalah Hyper Blaster garapan Hyperkin. Dari gambarnya bisa Anda lihat bahwa perangkat ini dirancang dengan NES Zapper sebagai sumber inspirasinya. Berkat sebuah Vive Tracker yang menempel di atasnya, Hyper Blaster tak hanya berfungsi sebagai pistol mainan saja, tapi juga motion controller.

Bundel ini bakal dipasarkan seharga $150, dan sudah termasuk game Duck Season. Di samping reinkarnasi Duck Hunt tersebut, masih ada lima game lain yang kompatibel dengan Hyper Blaster, dan HTC menjanjikan bakal ada 10 game baru lain memasuki kuartal pertama tahun 2018 nanti.

Racket Sports Set

Selanjutnya, ada Racket Sports Set bagi penggemar game olahraga. Bundel ini mencakup raket tenis dan tenis meja, satu Vive Tracker yang bisa dipasangkan dengan mudah, dan game Virtual Sports besutan Vive Studios sendiri.

Harganya juga dipatok $150, dan total ada 6 game yang kompatibel pada saat peluncurannya. HTC bilang bahwa jumlahnya bakal bertambah lima lagi di akhir tahun nanti.

TrackStrap

Bundel yang terakhir adalah TrackStrap rancangan Rebuff Reality. Perangkat ini adalah yang paling sederhana, hanya melibatkan sebuah Vive Tracker dan strap yang bisa diikatkan ke kaki atau anggota tubuh lainnya, ditujukan supaya pengguna bisa menikmati pengalaman full body tracking.

Tentu saja game yang paling ideal dimainkan menggunakan TrackStrap adalah game dancing macam Dance Dance Revolution, dan konsumen rupanya bakal dibonusi game Redfoot Bluefoot Dancing dalam paket pembelian seharga $25-nya.

Sumber: PR Newswire.

HTC Resmi Umumkan Headset Virtual Reality Standalone Vive Focus

Dengan pelepasan Oculus Rift dan HTC Vive di momen yang hampir bersamaan, 2016 disebut-sebut sebagai tahun lahirnya platform virtual reality modern. Namun saat itu, VR masih menyimpan banyak kekurangan: harganya mahal, perlu dukungan sistem berspesifikasi tinggi, kemudian pemakaiannya kurang intuitif karena masih mengikat user di satu tempat saja.

Setidaknya ada dua upaya dilakukan produsen buat mengatasi masalah terakhir itu, yakni dengan menyediakan PC ‘wearable atau melalui pengadaan HMD portable seperti yang tengah digodok oleh HTC. Di event Google I/O bulan Juli silam, perusahaan hardware asal Taiwan itu menyingkap headset VR standalone pertamanya. Premisnya sangat menarik, sayang device hanya disiapkan buat kawasan Tiongkok saja.

Setelah rumor di bulan September lalu yang mengekspos nama dari headset VR standalone tersebut, HTC akhirnya melakukan pengumuman secara resmi di Vive Developer Conference di Beijing. Di acara tersebut, produsen membenarkan pemakaian nama Vive Focus, meluruskan sejumlah informasi terkait produk, sembari memamerkan wujud dari perangkat mereka itu.

Penampilan dari Vive Focus memang sesuai dengan outline yang sudah di-tease oleh HTC di website mereka. Berdasarkan gambar, headset terlihat ergonomis sekaligus futuristis. Bagian belakang visor-nya dibuat melengkung ke atas, searah strap, kemudian posisinya diamankan lagi oleh strap sekunder – melintas di belakang kepala pengguna. Dari pengamatan saya, lengkungan dan posisi strap kedua memberikan area yang luas untuk telinga, sehingga kemungkinan lebih nyaman saat dipakai sambil mengenakan headphone.

HTC Vive Focus

Detail mengenai hardware dan spesifikasinya belum sepenuhnya terungkap, tapi memang benar, Vive Focus diotaki chip Qualcomm Snapdragon 835. Anda tidak lagi perlu mencantumkan smartphone atau menyambungkannya ke PC karena di sana sudah tersedia unit prosesor, layar, serta baterai. Hardware juga dilengkapi rangkaian kamera, yang memungkinkan headset melacak posisi pengguna tanpa memerlukan sensor eksternal.

Untuk mencapai hal tersebut, HTC pernah membahas soal pemanfaatan teknologi tracking canggih Google berama WorldSense, namun di pengumuman Vive Focus, produsen malah belum menyebutnya. Hal ini boleh jadi disebabkan oleh keputusan HTC membatalkan versi Daydream-nya buat Amerika dan Eropa, demi memfokuskan perhatiannya pada Tiongkok. Alternatifnya, ada peluang Vive Focus mengandalkan software pelacak dari Qualcomm atau bahkan racikan HTC sendiri.

HTC belum menyingkap harga Vive Focus, tapi kita boleh berasumsi, device dijajakan di harga yang tak jauh berbeda dari Oculus Go – versi standalone dari Oculus Rift.

Via Road to VR, The Inquirer & The Verge.

Inilah HTC U11+, Smartphone ‘Tanpa Bingkai’ Terbaru dari HTC

Desain bezel-less dan layar dengan aspek rasio 18:9 telah menjadi standar baru di industri smartphone papan atas tahun 2017. Sebut saja Samsung Galaxy S8, Samsung Galaxy Note 8, LG G6, LG V30, hingga Apple iPhone X yang punya desain bezel yang super tipis bahkan nyaris tanpa bezel.

HTC pun mengikuti tren baru tersebut lewat jagoan anyarnya yakni HTC U11+. Meski brand HTC mungkin tidak setenar dulu, tapi reputasi pembuat ponsel asal Taiwan ini tak perlu diragukan lagi.

Maka dari itu, berikut fitur, harga, spesifikasi, dan segala hal yang mungkin perlu Anda ketahui tentang HTC U11+.

Layar Lebar Dengan Bezel Tipis Hampir di Semua Sisi

tampilan-htc-u11-plus

HTC U11+ mengusung layar Super LCD6 6 inci resolusi 1440×2880 piksel, aspek rasio baru 18:9, dan diproteksi Gorilla Glass 5. Pemindai sidik jari yang biasa Anda temui di bagian depan telah berpindah ke belakang.

Selain tampilannya terlihat futuristik, dengan menipiskan bezel dan memanjangkan layar dengan merubah rasio dari yang standar sebelumnya 16:9 menjadi 18:9, ukuran smartphone yang cenderung besar tetap nyaman digenggam.

Semi Transparan, Tahan Air, dan Bisa Diremas

HTC U11+ tersedia dalam tiga pilihan warna, Ceramic Black, Amazing Silver, dan Translucent Black. Yang paling unik ialah warna Translucent Black, berselimut kaca transparan, Anda pun melihat jeroan dari HTC U11+.

Selain itu, HTC telah membekali sertifikasi IP68 untuk perlindungan terhadap air dan debu. Fitur Edge Sense juga masih tersedia, di mana Anda bisa meremas smartphone untuk menjalankan fungsi tertentu.

Kamera dengan Skor 90 di DxOMark 

desain-htc-u11-plus

HTC mengandalkan kamera tunggal 12MP UltraPixel 3, aperture F1.7, piksel 1.4μm, UltraSpeed ​​autofocus, OIS+EIS, dan dual-LED Flash. Kualitas jepretannya sudah diakui oleh DxOMark dengan skor 90.

HTC U11+ juga mampu merekam video dengan format 1080p@120fps dan video 4K dengan Hi-Res audio. Sedangkan, kamera depannya punya resolusi 8MP.

Chipset Tercepat dengan Baterai Gajah 

Chipset Qualcomm Snapdragon 835 masih menjadi primadona produsen papan atas, pun demikian dengan HTC yang memadukannya dengan pilihan RAM 4GB dan memori internal 64GB, serta RAM 6GB dengan ruang simpan 128GB. Lalu, tenaganya dipasok dengan baterai kapasitas cukup besar 3930 mAh.

Kehadirannya, Ditemani HTC U11 Life

HTC-U11-Life

Selain flagship HTC U11+, HTC juga merilis smartphone kelas menengah HTC U11 Life, ada dua versi yakni dengan Android One  (Android 8.0 Oreo) dan Sense.

Spesifikasi kunci HTC U11 Life antara lain layar 5,2 inci 1080×1920 piksel, bertenaga chipset Snapdragon 630, RAM 3GB dengan memori internal 32GB atau RAM 4GB dengan memori internal 64GB. HTC U11 Life juga punya fitur Edge Sense dan tahan air dengan sertifikasi IP67.

Di Eropa, harga HTC U11+ dijual  €799 atau sekitar Rp12,5 jutaan. Sementara, HTC U11 Life di Amerika dibanderol US$349 atau Rp4,7 juta.

Jelang Peluncuran, Spesifikasi HTC U11 Plus Merebak di Dua Situs Benchmark

HTC masih dalam kondisi yang kurang bagus meskipun pendapatan bulanan mereka tercatat naik dua kali lipat di bulan September 2017. Pasalnya, secara umum capaian ini masih menunjukkan tren negatif, 30% lebih rendah dari tahun ke tahun. Kondisi ini ditengarai menjadi alasan mengapa mereka menerima pinangan Google untuk membeli divisi smartphone-nya.

Di tengah kondisi keuangan yang kurang sehat, HTC diyakini tetap terus produktif melahirkan perangkat-perangkat baru untuk bertahan. Salah satu yang diyakini ada dalam rencana mereka adalah smartphone flagship, HTC U11 Plus yang menurut rumor bakal jadi sajian utama di sebuah acara yang sudah dikonfirmasi bakal digelar pada tanggal 2 November mendatang. HTC sendiri belum membeberkan apa saja yang akan mereka ungkap di sana.

Menjelang hari H, sejumlah rumor sudah lebih dulu menyambut HTC U11 Plus. Dua situs benchmark ternama bahkan sudah membeberkan spesifikasi yang mungkin saja bakal dibawanya. Hanya saja, memang keduanya cuma menampilkan nomor model HTC 2Q4D1 yang oleh banyak media tak lain dan tak bukan adalah label untuk HTC U11 Plus.

GFXbench

Kesimpulan itu didapat dari spesifikasi HTC 2Q4D1 itu sendiri, di mana perangkat mengadopsi chipset Snapdragon 835 yang “hanya” dipakai oleh perangkat flagship. Satu-satunya perangkat flagship yang dikait-kaitkan dengan HTC sejauh ini baru U11 Plus, belum ada nama lain. Kedua, GFXBench juga menyebutkan komponen layar perangkat menggunakan komponen 6 inci dengan resolusi QHD Plus atau 2880 x 1440 piksel. Sampai di sini, Anda pun bisa menyimpulkan sendiri. Lebih lanjut, GFXBench membeberkan rincian RAM dengan kapasitas 4GB dan memori internal 64GB, membawa kamera 12MP dan 8MP kamera selfie serta sistem operasi Android 8.0 Oreo.

Sementara itu Geekbench juga menampilkan label HTC 2Q4D1 di listingnya dengan rincian spesifikasi yang hampir mirip, antara lain Snapdragon 835, Android 8.0 Oreo, dan RAM sebesar 4GB.

htc-u11-plus

Satu-satunya spekulasi yang mungkin mengacaukan rumor ini adalah kabar bahwa HTC juga tertarik menggarap smartphone Android One, HTC U11 Life. Namun, profil yang terpampang di GFXbenc dan Geekbench tak cocok dengan smartphone pesaing Xiaomi Mi A1 ini. Pasalnya, HTC U11 Life dirumorkan bakal mengemas penampang layar selebar 5,2 inci dengan resolusi 1920 x 1080 piksel. Dalamannya bakal mengandalkan chipset Snapdragon 630 dan memori internal seluas 32GB. Artinya, ia bukan perangkat flagship melainkan smartphone kelas menengah. Tapi, mungkin saja HTC malah akan mengungkap keduanya secara bersamaan di 2 November mendatang.

Sumber berita Gizmochina dan gambar header ilustrasi HTC U11.

Beli HTC Vive Sekarang dan Anda Akan Mendapatkan Game Fallout 4 VR Gratis

Seperti yang Bethesda perlihatkan di panggung presentasi E3, baik di tahun 2017 maupun 2016, VR menjadi salah satu fokus utama perusahaan game asal Maryland itu. Mereka sempat mengumumkan pengembangan versi virtual reality dari Fallout 4, lalu disusul oleh penyingkapan eksistensi versi VR The Elder Scrolls V: Skyrim dan Doom VFR setahun setelahnya.

Update Fallout 4 VR yang diberikan game director Todd Howard bulan Februari silam mengungkapkan ambisi Bethesda Game Studios untuk mentransformasi seluruh konten permainan role-playing open-world itu ke virtual reality. Prosesnya berjalan cukup baik. Developer sudah mengumumkan tanggal peluncurannya serta mempersilakan kita melakukan pre-order. Dan ada berita gembira lagi bagi Anda yang punya rencana buat membeli HTC Vive.

HTC menginformasikan bahwa tiap unit Vive yang Anda beli sekarang akan dibundel bersama Fallout 4 VR gratis, sehingga anggaran belanja game jadi lebih hemat Rp 800 ribu. Fallout 4 VR memperkenankan kita menikmati petualangan pasca-perang nuklir secara lebih nyata dan interaktif. Developer telah merombak seluruh sistem pertempuran, crafting dan building agar pas dengan metode kendali berbasis motion dan head tracking.

Dan berbeda dari Doom VFR, Fallout 4 VR menyuguhkan sistem navigasi free-roam ala versi tradisionalnya. Dengan begitu, proses penjelajahan tersaji lebih alami (Doom VFR mengusung metode ‘teleportasi’). Teknologi Vive – meliputi base station Lighthouse dan controller – memastikan karakter Anda di permainan merespons gerakan secara tanggap dan akurat.

Fallout 4 VR 2

“Fallout 4 VR merupakan permainan virtual reality yang paling dinanti di musim liburan ini, dan tim Bethesda Game Studios sedang menggodoknya sehingga jadi game AAA open-world sejati yang memanfaatkan teknologi pelacak gerakan mutakhir demi menghidangkan petualangan epik di Wasteland,” ujar GM Vive Studios Joel Brenton. “Fallout 4 VR menyimpan konten yang hampir tak terbatas, berisi ratusan lokasi, karakter dan quest, semuanya bisa dinikmati dalam VR. Menyajikan pengalaman immersive pada komunitas VR adalah fokus kami saat ini.”

Fallout 4 VR

“Kami sangat gembira bisa menyediakan permainan luar biasa tersebut untuk para pemilik baru Vive dan sangat menanti perilisannya di bulan Desember besok,” tutup Brenton.

Bagi pemilik Vive yang sudah membeli Fallout 4 VR, mereka akan diberikan bonus berlangganan Viveport selama tiga bulan, tersedia sebelum peluncuran permainan ini. Dengannya, Anda dapat mengakses lebih dari 250 konten virtual reality menarik.

HTC Vive kini lebih murah dibanding sewaktu produk baru diluncurkan, dibanderol seharga US$ 600.

Sumber: Blog Vive.

Google Akuisisi Sebagian Divisi Smartphone HTC Senilai $1,1 Miliar

Google bakal mengungkap generasi kedua lini smartphone Pixel-nya pada tanggal 4 Oktober nanti. Namun sebelum itu terjadi, Google rupanya ingin mencuri perhatian terlebih dulu dengan mengakuisisi sebagian divisi smartphone HTC senilai $1,1 miliar, atau kurang lebih setara Rp 14,7 triliun.

Kata “sebagian” adalah yang terpenting dari kabar ini. Seperti yang kita tahu, Pixel dan Pixel XL yang dirilis tahun lalu merupakan hasil kolaborasi Google dan HTC, dan akuisisi ini hanya dimaksudkan untuk merekrut secara spesifik tim dari HTC yang mengembangkan kedua ponsel tersebut.

Menurut HTC sendiri, tim tersebut terdiri dari sekitar 2.000 orang, dan semuanya bakal bergabung dengan Google dalam beberapa bulan mendatang. Sebagai bonus, akuisisi ini rupanya juga mencakup lisensi non-eksklusif atas sebagian properti intelektual milik HTC.

Ini bukan pertama kalinya Google mengakuisisi suatu pabrikan smartphone. Kita semua tahu kalau di tahun 2011 mereka sempat meminang Motorola dengan mahar sebesar $12,5 miliar, sebelum akhirnya menjualnya ke Lenovo seharga $2,9 miliar saja di tahun 2014.

HTC Dream adalah smartphone pertama yang menjalankan OS Android / Wikipedia
HTC Dream adalah smartphone pertama yang menjalankan OS Android / Wikipedia

Google tampaknya ingin lebih berhati-hati di sini. Nilai akuisisi yang jauh lebih kecil memungkinkan mereka untuk mengambil alih tim bertalenta yang sudah mereka percayai – setidaknya selama setahun terakhir – tanpa harus membeli aset yang lebih mahal pula, seperti misalnya fasilitas manufaktur.

HTC sendiri sudah sejak lama mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan Google. Pada kenyataannya, smartphone pertama yang meluncur ke pasaran dengan sistem operasi Android adalah HTC Dream di tahun 2008. Dua tahun kemudian, Google pun juga mengawali debutnya di segmen smartphone dengan memercayakan HTC sebagai pengembang Nexus One.

Akuisisi ini bukan berarti HTC sudah menyerah di industri smartphone. Ke depannya mereka masih akan tetap bermain di segmen premium dan mengembangkan smartphone-nya sendiri, meski mungkin tidak seagresif sebelum-sebelumnya. Di saat yang sama, akuisisi ini juga berarti HTC bisa lebih berfokus pada divisi VR-nya yang memiliki masa depan lebih cerah.

Sumber: Google dan New York Times.

Headset VR Standalone HTC Kemungkinan Akan Punya Nama Baru: Vive Focus

Babak selanjutnya dalam kompetisi pengembangan virtual reality ialah mencari cara agar penggunaannya natural, intuitif serta tidak membuat pengguna tertambat di satu tempat saja. Sejak beberapa tahun lalu, PC berkonsep ransel pendukung headset VR mulai bermunculan; tapi upaya menciptakan head-mounted display standalone juga telah lama dilakukan.

Salah satu penjelmaan terkini dari gagasan tersebut sudah selesai digarap oleh HTC, namun sayang, ia baru diperkenalkan di kawasan Tiongkok. Sejauh ini, detail teknis mengenainya masih sangat minim. Produsen perangkat elektronik konsumen Taiwan itu juga hanya menyebutnya Vive standalone. Tapi sepertinya, HTC telah menyiapkan nama resmi buatnya. Hal ini boleh jadi menandai rencana perusahaan buat memasarkannya di luar China.

Situs berbahasa Belanda Lets Go Digital menemukan setidaknya dua kali pengajuan nama untuk untuk perangkat head mounted display baru itu, satu pada European Union Intellectual Property Office dan satu lagi di United States Patent And Trademark Office, dilakukan hampir bersamaan minggu lalu. Mengingat HTC saat ini sedang mencurahkan perhatiannya pada headset Vive standalone, maka kemungkinan besar nama tersebut akan diberikan untuknya.

Vive Focus adalah nama baru dari HMD virtual reality anyar HTC. Device beroperasi di atas platform mobile Google Daydream, dan rencananya, segala informasi mengenainya akan diungkap dalam konferensi pers di awal bulan Oktober besok. Selain virtual reality, Google sepertinya juga akan membahas augmented reality dan perangkat penunjangnya.

Dari diskusi bersama rekan saya Glenn, ada peluang HMD Vive standalone yang sudah diluncurkan di Tiongkok dan Vive Focus mempunyai desain bahkan spesifikasi serupa. Perbedaan keduanya terletak pada dukungan Google Daydream serta teknologi WorldSense yang memungkinkan headset melacak posisi objek secara presisi. WorldSense menjanjikan kebebasan bergerak dan berinteraksi, mempersilakan Anda memiringkan kepala, jongkok atau melakukan gerakan mengintip.

Tak seperti headset VR mobile biasa, Vive standalone (atau Vive Focus) tidak memerlukan smartphone buat mengolah serta menyajikan konten. Headset telah menyimpan system-on-chip  Qualcomm Snapdragon 835 on-board. Saat digunakan buat mengotaki device, chip top-end 10nm itu memberikan perangkat kemampuan untuk mendeteksi ruang 3D serta kesiapan menunjang sistem motion tracking 6DoF (degrees of freedom).

Rincian mengenai HTC Vive Focus akan disingkap lebih lengkap dalam acara di tanggal 4 Oktober 2017 nanti.

Via UploadVR.

HTC Ikut Siapkan Smartphone Android One?

Android One tampaknya sedang memperoleh momentum untuk kembali berkiprah lebih luas bersama pabrikan-pabrikan yang lebih dikenal. Setelah Xiaomi dengan Mi A1-nya beberapa hari yang lalu, kali ini brand HTC dikabarkan berencana ikut ambil bagian dalam program perangkat murah inisiasi Google tersebut. Walaupun Mi A1 tidak benar-benar murah seperti yang kebanyakan orang bayangkan.

Di tahun 2017 ini, HTC tampaknya tak terlalu ambisius untuk meluncurkan smartphone unggulan. Mereka malah disebutkan bakal melepas smartphone yang tergabung dalam program Android One.

LlabTooFeR dan Evan Blass, dua profil yang kerap memperoleh bocoran-bocoran akurat sama-sama membeberkan informasi terkait eksistensi sebuah perangkat bernama HTC Ocean Life atau U11 Life. Evan Blass bahkan memperoleh sebuah foto yang diklaim sebagai perangkat yang dimaksudkan.

HTC U11 Life dirumorkan bakal mengemas penampang layar selebar 5,2 inci dengan resolusi 1920 x 1080 piksel. Dalamannya bakal mengandalkan chipset Snapdragon 630 dan memori internal seluas 32GB. Sampai di sini, jelas sekali bahwa HTC tak ingin bermain di kelas entry level, tapi lebih ke kelas menengah seperti halnya Xioami Mi A1. Berikutnya smartphone bakal menawarkan dua buah “mata” di belakang dan depan. Kamera bagian belakang diyakini bakal memiliki sensor 16MP, sementara kamera depan belum dibeberkan berapa resolusinya.

Seperti smartphone Android One lainnya, HTC U11 Life bakal mengemas sistem operasi Android murni atau stock Android alias tanpa embel-embel kustomisasi. Tapi, pemilik perangkat akan dimanjakan dengan ketersediaan update jika ada OS terbaru. Jika bukan yang pertama, paling tidak lebih cepat dibandingkan brand lainnya.

Google tampaknya ingin kembali menghidupkan program Android One namun dengan pendekatan yang berbeda. Alih-alih fokus ke pasar lokal bersama pabrikan setempat, Google mulai menggandeng brand-brand yang lebih punya nama di pasar global termasuk lokal. Bukan hanya Xiaomi dan HTC, Google juga dikabarkan sudah menjalin komunikasi yang intens untuk meluncurkan smartphone Android One bersama Motorola lewat Moto X4 yang akan menjadi smartphone Android One pertama yang berkiprah di pasar Amerika Serikat.

Sumber berita Ubergizmo dan AndroidPolice.

HTC Luncurkan Vive Standalone di Tiongkok

Mei lalu, Google mengumumkan bahwa HTC dan Lenovo sedang sibuk mengembangkan standalone VR headset untuk platform Daydream mereka. HTC tampaknya sudah siap memasarkan headset tersebut, hanya saja baru di Tiongkok dan bukan yang berjalan di atas platform Daydream.

Dari segi desain, headset bernama Vive Standalone ini sangat mirip seperti sketsa yang dipamerkan di event Google I/O kemarin. Namun berhubung yang dituju adalah pasar Tiongkok secara khusus, headset ini datang bersama platform Viveport besutan HTC sendiri.

Di balik headset berpenampilan kece tersebut bernaung chipset Qualcomm Snapdragon 835. Dari sini sebenarnya bisa kita simpulkan kalau kualitas grafik yang disuguhkan tidak akan bisa menyamai Vive standar yang harus selalu tersambung ke PC. Kendati demikian, kata kunci yang menjadi prioritas di sini adalah portabilitas.

Melihat desainnya, saya cukup yakin bentuk dan spesifikasi standalone VR headset untuk platform Daydream yang HTC hendak luncurkan tahun ini bakal sama persis seperti ini. Dua hal yang membedakan headset tersebut tentu saja adalah platform serta teknologi tracking yang digunakan, yakni WorldSense garapan Google sendiri.

Soal harga, sejauh ini belum ada informasi mengenai Vive Standalone maupun versi Daydream yang masih dalam persiapan. Pastinya kedua headset ini bakal dibanderol lebih mahal ketimbang Daydream View, sebab Anda tak perlu lagi menyediakan smartphone untuk bisa menikmatinya.

Sumber: Engadget.