Empat Tips Sederhana Mengelola Tim Kecil Startup

Pada kenyataannya hampir semua perusahaan startup tidak bisa memperkerjakan banyak karyawan sesuka hatinya karena bujet yang ketat. Namun ada keuntungan dari Anda yang hanya memiliki karyawan berjumlah sedikit, yang pasti selain mengurangi beban pengeluaran, Anda juga lebih mudah ketika memutuskan untuk pivot. Paige Brown selaku Co-Founder dan CEO Dashbell, startup booking hotel independen, menyebut ada empat cara yang cerdas untuk founder dalam mengelola tim kecilnya. Berikut rangkumannya:

Merekrut dengan cerdas

Pekerja Anda harus mampu melakukan banyak tugas secara mandiri, bahkan tak memerlukan arahan dari Anda sepanjang waktu. Maka dari itu, Anda perlu mencari sosok yang fleksibel dan cakap. Mungkin ada baiknya, bila Anda mencari sosok itu lewat lulusan program pendidikan yang spesifik membahas segmentasi pekerjaan yang dilakoni dan mengetahui konsep pekerjaan di startup. Orang-orang yang lulusan pendidikan seperti itu lebih siap dalam menjalani realitas startup, tidak mengharapkan mereka hanya melakukan pekerjaan yang monoton dan pulang tepat waktu pukul 05.00 sore.

Kemudian saat proses wawancara sebaiknya Anda mencari sosok yang bisa memasarkan produk yang dia jual. Dalam kaitannya dengan hal ini, Brown meminta calon rekrut menyelesaikan proyek kecil sebelum mereka diperkerjakan. Dia lebih cenderung ingin melihat bagaimana mereka menyelesaikan proyek tersebut daripada menanyakan seberapa ingin bekerja di perusahaan startup.

Memastikan tetap terorganisir

Saat Anda ingin menyerahkan segudang tugas ke tim yang hanya berjumlah beberapa orang saja, penting untuk menyortirnya sesuai urgensi tugas untuk diselesaikan. Kemudian salah satu aturan yang tidak boleh diabaikan adalah membatalkan meeting. Satu kali menunda meeting, akan sangat mudah membuat pekerjaan tim Anda jadi berantakan.

Untuk membantu tim tetap terorganisir, gunakan aplikasi chat grup dan pengingat untuk membantu Anda saat tetap update pekerjaan tanpa harus kehilangan item penting lainnya.

Memberikan ruang relaksasi

Tidak bisa dipungkiri membangun startup dari awal merupakan pekerjaan yang tiada habisnya dan sulit untuk dihentikan. Namun ada kalanya tim butuh rehat dengan berlibur ke suatu tempat. Produktivitas kerja suatu orang akan lebih baik apabila satu kali dalam seminggunya beristirahat.

Maka dari itu, Anda perlu buat aturan yang bisa membuat karyawan merasa rileks, misalnya mereka harus pulang ke rumah setelah jam kerja tertentu, memberikan kelonggaran mereka untuk mengambil liburan atau mengajak vakansi bersama satu kantor (atau sering disebut outing).

Membuat prioritas dalam pekerjaan

Kemungkinan pekerjaan banyak yang tidak kelar karena tim Anda tidak membuat daftar prioritas pekerjaan. Cari tahu tugas mana yang paling penting diselesaikan dan memberikan dampak terbesar bagi perkembangan bisnis. Jika Anda memiliki goal yang jelas, Anda dapat mendorong tim untuk menyelesaikan pekerjaan berdasarkan urutan prioritas.

Tim kecil memang memiliki tantangan sendiri dalam pengelolaannya, tetapi ada banyak manfaat yang bisa dipetik dari hal ini. Salah satunya, hubungan antar orang dalam tim bisa jadi lebih intim, karena adanya kesamaan visi dan misi saat membangun startup yang baru berdiri. Lewat taktik manajemen strategis seperti ini, bahkan tim kecil pun bisa menaklukkan dunia.

Lima Cara Membangun Tim Startup Yang Baik

Ide startup yang cemerlang belum cukup untuk membuat startup Anda sukses dan bertahan, diperlukan tim yang solid dan kuat untuk bisa menopang jalannya bisnis dan mewujudkan rencana yang telah dibuat. Sudah banyak startup yang akhirnya terpaksa gulung tikar karena tidak memiliki anggota tim yang tepat, loyal dan tentunya cerdas. Artikel berikut ini akan membantu Anda menemukan anggota tim yang bisa ditempatkan untuk posisi yang startup Anda butuhkan.

Menentukan posisi

Anggota yang paling penting dalam startup Anda tentunya adalah Anda sebagai Founder dan Co-founder Anda. Tentukan kemampuan yang dimiliki oleh Anda dan Co-founder, dan bagaimana masing-masing pengetahuan serta pengalaman bisa saling mengisi dan melengkapi. Selanjutnya Anda bisa mulai merekrut anggota tim untuk bagian lainnya seperti, SEO, sales & marketing, programming, account management hingga project management. Pastikan Anda menemukan bakat serta kemampuan yang berbeda dari masing-masing anggota tim yang Anda butuhkan, agar bisa saling melengkapi dan sesuai dengan kebutuhan startup.

Pegawai kontrak vs pegawai tetap

Ada baiknya untuk startup yang baru saja berdiri dan tidak memiliki cukup banyak uang untuk memperkerjakan pegawai tetap, idealnya untuk memperkerjakan pegawai kontrak atau freelancer terlebih dahulu. Dengan demikian Anda bisa fokus menyelesaikan tugas sesuai dengan kebutuhan di awal masa pertumbuhan startup Anda. Yang perlu diingat adalah, pastikan Anda memperkerjakan pegawai kontrak atau freelancer yang menguasai bidangnya dan telah memiliki pengalaman lebih untuk membantu startup Anda.

Mengidentifikasi kandidat

Sebelum Anda melakukan perekrutan pegawai, ada baiknya untuk memperhatikan 4 hal berikut ini.

  • Kandidat tersebut memiliki kemampuan yang tidak dimiliki anggota tim lain.
  • Kandidat dapat dijamin. Anda mengenal mereka atau tahu seseorang yang tahu mereka.
  • Kandidat bersedia mulai dari gaji yang terbatas atau untuk saham di startup.
  • Kandidat menyukai produk Anda.

Jika Anda bisa menemukan kandidat yang memenuhi kriteria di atas, artinya Anda telah menemukan kandidat yang tepat.

Proses perekrutan

Jika saat ini Anda telah mencari dan pada akhirnya menemukan kandidat yang memenuhi kriteria perekrutan Anda, langkah selanjutnya adalah melakukan proses perekrutan. Berikut adalah instruksi yang bisa Anda terapkan:

  • Melakukan persiapan terlebih dahulu.
  • Memiliki pertanyaan dalam kategori berikut: fakta, berpikir kreatif, pemecahan masalah, dan perilaku.
  • Buat agenda.
  • Mencari petunjuk non verbal.

Jangan lupa untuk melakukan pengecekan latar belakang kandidat yang Anda sukai. Kemudian setelah langkah tersebut dilakukan, perkerjakan kandidat tersebut. Di masa awal berikanlah pekerjaan yang mudah kemudian secara bertahap berikan pekerjaan yang sedikit menantang. Hal tersebut dilakukan untuk melihat seberapa cerdas pegawai baru Anda dalam hal menyelesaikan pekerjaan.

Pasca perekrutan

Ketika pegawai telah Anda perkerjakan langkah selanjutnya yang bisa dilakukan adalah menerapkan strategi lanjutan seperti training, promosi, peningkatan karier. Hal ini bukan hanya bermanfaat untuk pegawai namun juga untuk startup Anda.

Perlunya Mengubah Sudut Pandang Saat Negosiasi Gaji Sebelum Bekerja di Startup

Salah satu dampak positif dari banyaknya startup yang bermunculan adalah semakin banyak dan beragam lowongan pekerjaan. Sama halnya dengan korporasi yang terus mencari karyawan terbaik untuk bisa mempertahankan dan melanjutkan inovasi, para startup juga membutuhkan karyawan yang siap berjuang untuk memajukan startup. Hingga pada akhirnya membawa ke titik startup dikatakan mapan dan menjadi pemain unggulan di sektornya.

Keduanya pun tak luput memantau dan menggoda para lulusan teranyar dari universitas atau bahkan orang-orang profesional untuk bergabung dengan mereka. Salah satu pertimbangan bagi para calon pegawai untuk masuk ke startup atau korporasi adalah gaji. Ada sudut pandang yang berbeda jika membahas mengenai negosiasi gaji di startup.

Sebagai sebuah perusahaan yang baru dirintis, startup tentu memiliki alasan tersendiri jika memutuskan untuk merekrut Anda. Dengan keuangan yang masih serba terbatas alasan terkuat mereka membutuhkan Anda adalah talenta Anda sangat diperlukan untuk mengantarkan startup ke tingkat yang lebih lanjut. Jika Anda merasa memiliki posisi tawar yang lebih tinggi tidak ada salahnya untuk menanyakan mengenai opsi lain dalam proses negosiasi gaji. Salah satunya adalah mengenai ekuitas.

Startup di tahap awal memang wajib untuk menekan segala bentuk pengeluaran demi menghemat modal. Menawarkan ekuitas kepada karyawan mungkin menjadi opsi terbaik. Startup bisa tetap menghemat modal dan karyawan akan memiliki motivasi yang sama dengan founder atau keseluruhan anggota tim untuk memajukan startup karena merasa memiliki. Berbeda dengan korporasi yang sudah mapan dan mungkin akan menjadi sesuatu yang tidak wajar jika mengajukan pilihan ekuitas untuk korporasi.

Selain ekuitas menanyakan keuntungan-keuntungan lain juga boleh dicoba. Seperti jadwal liburan, kemungkinan kerja remote di beberapa hari dalam seminggu, dan beberapa hal lain yang membuat Anda sebagai calon karyawan bisa dengan nyaman dan tetap produktif dalam bekerja. Sekali lagi sesuatu yang mungkin tidak bisa didapatkan di korporasi.

Setiap pekerjaan memang memiliki tantangannya masing-masing. Jika memutuskan untuk membangun perusahaan dengan bergabung dengan startup tentu harus paham betul tanggung jawab yang diambil. Jadi usahakan semua berkaitan dengan kontrak menjadi jelas di awal sebelum menjadi masalah di kemudian hari.

Otomatisasi di Industri Teknologi, Sebuah Ancaman atau Peluang?

Foxconn dikabarkan telah memecat 60.000 pekerja di salah satu pabriknya dan menggantikannya dengan robot guna mempercepat laju pertumbuhan dan mengurangi biaya tenaga kerja. Menurut survei pemerintah, 600 perusahaan di pusat manufaktur Tiongkok, Kunshan, kemungkinan besar mengikuti jejak Foxconn dan menerapkan otomatisasi dan robotika dalam pabrik mereka.

Juru bicara Foxconn Xu Yulian mengatakan:

“Foxconn dapat menekan angka tenaga kerja dari 110 ribu orang menjadi 50 ribu orang saja berkat adanya robot. Dengan ini, Foxconn berhasil mengurangi pengeluaran untuk biaya tenaga kerja.” Yulian pun menambahkan, “Akan ada banyak perusahaan lain yang mengikuti langkah ini.”

Dorongan untuk menggantikan manusia dengan robot ini merupakan usaha untuk mempertahankan bisnis seiring dengan meningkatnya upah minimum buruh di Tiongkok. Meskipun Kunshan sendiri termasuk ke dalam kota dengan PDB (Produk Domestik Bruto) yang tinggi, tapi pada 2013-2014 PDB mengalami penurunan. Tampaknya, penurunan PDB dan kasus pabrik yang meledak pada tahun 2014 yang menyebabkan peningkatan investasi pada otomasi dan robotika dalam industri.

Tidak hanya soal penghematan biaya tenaga kerja saja, perubahan ini juga dilakukan sebagai respon terhadap ledakan yang terjadi di sebuah pabrik di Kunshan pada tahun 2014. Kabarnya, ledakan di pabrik manufaktur produk logam milik Taiwan itu disebabkan oleh kondisi kerja yang tidak aman.

Setelah ledakan yang menewaskan 146 jiwa tersebut, pemerintah setempat berjanji untuk mengurangi populasi penduduk dan menghentikan pengembangan lahan di Kunshan yang 46% bagiannya sudah dipenuhi oleh bangunan dan pabrik. Pemerintah pun berjanji untuk memberikan subsidi sebesar 2 miliar Yuan (setara Rp 4.1 triliun) per tahun untuk mendukung perusahaan yang akan menerapkan otomatisasi industri dan robotik pada lini produksi mereka.

Meskipun meratanya pekerjaan manufaktur turut menopang perekonomian Tiongkok dan membuat masyarakatnya bisa keluar dari garis kemiskinan, pada saat ini sebagian pekerjaan ini justru cenderung dialihkan ke India dan negara-negara lain yang menawarkan upah buruh yang lebih rendah. Indonesia pun sempat ramai dikabarkan menjadi tujuan tempat pengalihan pekerjaan ini. Foxconn sempat dikabarkan berniat untuk membangun pabriknya di Indonesia, meskipun sampai saat ini tampaknya rencana tersebut belum juga jadi dilakukan karena adanya masalah lahan.

Otomatisasi Industri di Dunia

Masa depan otomasi industri dan robotika kini sudah begitu dekat bagi berbagai perusahaan terbesar di dunia, yang kini lebih tertarik untuk menggunakan robot daripada mempekerjakan tenaga manusia. Di AS, mantan CEO McDonald USA Ed Rensi pernah mengatakan:

“Lebih murah membeli lengan robot seharga $35 ribu (setara Rp 475 juta) daripada membayar $15 (setara Rp 203 ribu) per jam untuk seorang karyawan yang tidak efisien dalam membungkus french fries.”

Para pendukung otomatisasi mengatakan bahwa pekerjaan yang akan dihilangkan adalah pekerjaan yang membuat tenaga kerja manusia sengsara. Dengan begitu dalam jangka panjang akan banyak posisi lain yang terbuka bagi tenaga kerja manusia.

Bagi Foxconn -yang banyak mengundang kontroversi karena kondisi pabriknya dan tingginya tingkat bunuh diri pada pekerjanya, robot merupakan solusi untuk memperbaiki persepsi buruk publik pada perusahaan tanpa harus meningkatkan kualitas hidup karyawan.

Dampak otomatisasi industri sendiri digambarkan dengan jelas pada rencana Foxconn yang diumumkan tahun 2014 lalu: Jika di Tiongkok pabriknya harus mempekerjakan ribuan karyawan, di Pennsylvania mereka hanya memerlukan beberapa lusin orang saja.

Menanggapi hal ini, sebagian orang berpendapat, jika memang pihak Foxconn berencana menerapkan teknologi otomatisasi secara besar-besaran, mengapa mereka tidak melakukannya juga di AS? Biaya produksinya dijamin akan bisa bersaing mengingat mereka bisa menekan berbagai pengeluaran biaya seperti biaya kirim dan penanganan.

Menanggapi pendapat ini, Terry Gou, CEO Foxconn berkomentar:

“Saya bisa saja mengotomatisasi pabrik di AS lalu mengirimkan [hasil produksinya] ke Tiongkok. Biaya produksinya pun masih bisa bersaing … Namun saya khawatir AS memiliki terlalu banyak pengacara. Saya tidak ingin menghabiskan waktu untuk orang-orang yang ingin menuntut saya setiap harinya.”

Rupanya, upah buruh bukanlah satu-satunya permasalahan. Hukum dan peraturan ketat di AS menjadi penghalang bagi Foxconn untuk menjalankan rencana mereka itu. Belum lagi banyaknya tekanan dari berbagai aktivis.

Namun, para ekonom sebenarnya lebih mengkhawatirkan bahwa otomatisasi industri ini bisa menyebabkan berkurangnya lapangan pekerjaan secara drastis dan terjadinya ketidakstabilan ekonomi. Berdasarkan laporan dari Deloitte dan Oxford University, sebanyak 35 persen pekerjaan diprediksi akan diotomasi selama dua dekade ke depan. Selain itu, berdasarkan penelitian Carl Benedikt Frey dan Michael Osborne di tahun 2013, diperkirakan sekitar 50 persen dari pekerjaan akan lenyap dalam empat hingga lima dekade berikutnya.

Otomasi industri di Indonesia

Kini yang menjadi pertanyaan, apakah mungkin di Indonesia terjadi pemecatan massal dan otomatisasi industri seperti yang terjadi seperti di pabrik Foxconn, Tiongkok? Menurut saya, hal ini sangat mungkin terjadi, meskipun mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat ini. Apalagi akhir-akhir ini buruh semakin gencar menggelar demo untuk menuntut kenaikan UMR. Khawatirnya, hal ini bisa menjadi bom waktu yang berimbas pada pemecatan buruh secara besar-besaran untuk menekan biaya produksi dan meningkatkan efisiensi produksi. Selain itu, memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini, perusahaan lokal dituntut untuk meningkatkan produksi dan kualitasnya agar bisa bersaing di pasar terbuka ini. Dari segi investasi, menggunakan teknologi otomatisasi dan robotika dalam industri merupakan pilihan yang lebih menguntungkan, apalagi melihat harga robot yang semakin menurun.

Untuk saat ini, memang masih sedikit industri manufaktur di Indonesia yang menerapkan teknologi tersebut, mengingat besarnya biaya investasi awal yang diperlukan. Oleh karenanya, kebanyakan perusahaan yang sudah menerapkan teknologi ini adalah industri berskala besar. Namun untuk ke depannya, otomasi atau robotika di industri Indonesia merupakan hal yang tidak bisa terhindari lagi.

Peluang

Seperti diuraikan di atas, dengan semakin banyaknya otomatisasi yang dilakukan di industri teknologi, maka semakin banyak pula pekerjaan yang menghilang. Namun di satu sisi dampak dari hal ini adalah terciptanya peluang-peluang baru.

Agar otomatisasi ini semakin berkembang dan proses serta hasilnya bisa semakin baik, tentunya harus didukung oleh industri yang sejalan. Ini artinya akan banyak peluang untuk membuat bisnis di sekitar teknologi otomatisasi ini, yang otomatis berarti membuka lapangan pekerjaan baru.

Semoga saja di Indonesia ini juga berarti membuka peluang menjadi salah satu pemain di industri ini, tidak seperti yang sudah-sudah, yang kebanyakan hanya menjadi pasar saja.

Logo LabanaID

Rahasia Perusahaan Teknologi Terkemuka Melakukan Proses Perekrutan Pegawai

Makin bertumbuhnya perusahaan startup di Indonesia tentunya berdampak pada makin dibutuhkan pula tenaga kerja profesional yang bisa mendukung jalannya perusahaan. Sudah banyak startup hingga perusahaan teknologi yang mulai mengincar tenaga kerja baru yang saat ini masih berstatus sebagai mahasiswa, demi mendapatkan tenaga kerja yang tepat dan tentunya berkualitas.

Namun demikian masih banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas, sesuai dan tentunya bisa memberikan kontribusi yang terbaik. Dengan menerapkan cara-cara unik namun terbukti berhasil saat melakukan perekrutan tenaga kerja baru, seperti yang telah dilakukan oleh perusahaan raksasa seperti Google, Facebook, Amazon dan Apple. Artikel berikut ini bisa dijadikan acuan untuk Anda pemilik startup yang sedang menyeleksi tenaga kerja baru untuk menjadi bagian dari bisnisnya.

Lakukan panggilan telepon 15 menit lebih awal atau 15 menit sedikit terlambat

Saat Anda sudah menerima CV dan resume kandidat yang disuka, cobalah untuk melakukan panggilan telepon lebih awal atau sedikit terlambat kepada kandidat tersebut, ketika hendak menjadwalkan waktu wawancara. Kenapa hal ini harus dilakukan? Agar Anda bisa mendapatkan jawaban yang spontan di waktu yang tidak terduga oleh kandidat Anda. Dari situ nantinya Anda akan melihat seberapa sigap kandidat yang Anda incar untuk mengisi posisi yang sesuai.

Buat jadwal wawancara secara acak

Saat menjadwalkan waktu yang tepat untuk wawancara, upayakan untuk membuat secara acak waktu dan tempat berlangsungnya wawancara. Hal ini penting dilakukan untuk melihat seperti apa reaksi dari kandidat saat keadaan tidak berjalan dengan baik dan bersifat mendesak.

Hadirkan situasi yang tidak siap (fasilitas) saat presentasi

Ketika kandidat diharuskan untuk memberikan presentasi, coba berikan tantangan kepada kandidat dengan mencabut semua perlengkapan dan koneksi yang ada. Hal ini penting dilakukan agar Anda bisa melihat sejauh mana kandidat bisa beradaptasi dan bisa tetap bekerja dalam hal ini memberikan presentasi, dalam keadaan yang serba kekurangan dan terbatas.

Saat wawancara lontarkan pernyataan yang menyimpang

Cara yang satu ini nampaknya memang terlihat cukup mengganggu dan tidak masuk akal, ketika Anda menyebutkan perusahaan atau sekolah kandidat berasal sebelumnya namun dengan tempat dan nama yang berbeda, meskipun sebelumnya Anda sudah mengetahui di mana tempat kandidat bekerja sebelumnya.

Mengapa hal ini perlu dilakukan? Agar Anda bisa melihat reaksi dari kandidat ketika menyebutkan perusahaan yang sebelumnya atau yang tidak sengaja disebutkan, kemudian dari situ bisa diketahui seperti apa pandangan kandidat yang sebenarnya.

Minta kandidat untuk memecahkan masalah

Ketika Anda sedang mewawancarai kandidat yang nantinya akan bekerja langsung dengan Anda, cobalah untuk informasikan masalah dan kendala yang ada saat ini di tim Anda, dan coba lihat kemampuan kandidat untuk memecahkan kendala tersebut.

Pindahkan ruang wawancara

Sedikit mengganggu namun ternyata cara ini cukup ampuh untuk melihat bagaimana sikap serta pembawaan kandidat. Hal ini penting untuk melihat apakah kandidat bisa keluar dari comfort zone dengan berpindah ruangan yang satu dengan lainnya.

Tanyakan pertanyaan secara repetitif

Mengapa hal ini perlu ditanyakan? Untuk melihat apakah kandidat Anda cukup konsisten dengan jawaban yang diberikan pada satu pertanyaan paling penting. Dari sini Anda bisa melihat seberapa baik sikap kandidat untuk bisa konsisten.

Lakukan wawancara dengan tim

Coba tempatkan seorang kandidat dalam ruangan kemudian panggil anggota tim untuk mewawancarai kandidat tersebut. Idealnya jumlah tim tidak lebih dari dua orang, kemudian beri peranan kepada masing-masing pewawancara sebagai orang yang cukup kooperatif dengan user yang kerap melemparkan pertanyaan dan argumen kepada kandidat. Dari sini nantinya Anda bisa melihat, bagaimana sikap kandidat ketika dihadapkan dengan tim dan harus bisa bekerja dengan baik.

Buat kegaduhan di ruangan

Saat wawancara coba bawa laptop Anda ke ruangan, kemudian lemparkan pertanyaan kepada kandidat, ketika kandidat sedang menjawab gunakan laptop Anda layaknya sedang bekerja dan ciptakan suara yang berisik dari keyboard laptop Anda.

Mengapa cara ini baik dilakukan? Untuk melihat apakah kandidat tetap bisa fokus bekerja meskipun banyaknya gangguan di ruang kerja, yang biasanya banyak terjadi di kantor startup dan perusahaan teknologi.

Tawarkan posisi lain kepada kandidat

Ketika pada akhirnya Anda tidak melihat kandidat tersebut sesuai untuk posisi yang dicari, coba tawarkan posisi yang berbeda kepada kandidat yang sama 3 bulan kemudian. Hal ini bisa dilakukan untuk melihat seberapa besar keinginan kandidat tersebut untuk bekerja di perusahaan Anda, dan apakah ia rela untuk menolak tawaran yang ada, karena sudah mendapatkan penawaran di perusahaan yang lain.

Cara Google Menciptakan Tim Yang Produktif

Ada sebuah cerita menarik tentang “Project Aristotle” yang dilaksanakan Google untuk meneliti dan menganalisis tentang Googler (karyawan Google) untuk membangun tim yang lebih produktif. Beberapa tahun proses analisis tersebut berjalan, dengan melibatkan ratusan karyawan, pada akhirnya ditemukan formula ajaib yang hingga saat ini diterapkan dalam operasional keseharian di kantor Google.

Secara garis besar hasil temuan Project Aristotle mencoba menempatkan pengalaman terbaik secara psikologis bagi anggota tim untuk dapat mendapatkan value lebih dari apa yang dikerjakan. Konsep ini secara umum bisa direplikasi dalam berbagai segmen bisnis. Termasuk untuk menjadi salah satu rujukan bagi team leader atau pimpinan startup untuk membuat anggota tim betah dan produktif dalam bekerja.

Setidaknya ada lima poin utama yang menjadi kunci terbangunnya sebuah teamwork produktif ala Google, di antaranya:

Memberikan rasa aman secara psikologis kepada karyawan

Pada dasarnya setiap pekerjaan membutuhkan keputusan, dilanjutkan atau dibatalkan, dikerjakan atau ditunda, dipublikasikan atau disembunyikan. Semua membutuhkan keputusan dari orang yang bertanggung jawab di perkerjaan tersebut. Dan dari setiap keputusan yang diambil mau tak mau menyajikan risiko yang harus ditanggung.

Pada poin ini, tim didesain untuk merasa nyaman ketika harus mengambil risiko dalam tim, tanpa merasa kurang nyaman atau bahkan malu. Mengambil keputusan dalam sebuah tim memang tampak sederhana, namun tak sedikit merasa ragu, malu, atau kurang kuasa untuk melakukannya. Hal ini yang perlu dipelihara sejak dini, untuk meyakinkan bahwa setiap keputusan yang diambil adalah yang terbaik.

Bahu-membahu untuk sebuah ketergantungan positif

Tim berisi sekumpulan orang di dalamnya. Bekerja di dalam tim bukan menjadi seorang Superman yang harus melakukan semuanya sendiri. Tim yang baik adalah ketika seseorang merasa nyaman ketika harus mengandalkan orang lain untuk melakukan sesuatu dengan kualitas maksimal.

Misalnya, ada seorang developer di sebuah startup, banyak modul yang harus diselesaikan dalam waktu dekat, maka dari modul yang ada ia harus menyerahkan kepada tim tester dan quality assurance untuk memastikan apa yang sudah buat berjalan dengan baik. Tim yang baik harus mampu mengkondisikan bahwa developer memiliki kepercayaan kepada tim tester dan quality assurance, bahkan merasa dapat mengandalkannya untuk mampu mengerjakan apa yang harus mereka kerjakan.

Cara yang paling efektif adalah dengan mendefinisikan dengan jelas tanggung jawab dan peranan setiap anggota dalam tim.

Struktur dan kejelasan peranan anggota tim

Menyambung poin sebelumnya, bagian ini harus selalu didefinisikan secara mendetil di awal. Setiap anggota harus mengetahui dan memiliki pedoman tentang tujuan, peranan dan rencana eksekusi pekerjaan secara jelas. Membiasakan peranan pekerjaan dilakukan tumpang tindih akan menghadirkan kerancuan bagaimana sebuah tim berproses.

Developer mengerjakan tugasnya mengembangkan source code. Desainer mengerjakan tugasnya menciptakan user interface yang baik. Tester memastikan semua berjalan dengan baik, dan sebagainya. Semua harus memiliki definisi peran yang jelas, dan tugas team leader untuk menciptakan sebuah urutan proses yang dinamis. Kendati pada akhirnya semua akan saling berkolaborasi, namun tanggung jawab tetap harus didefinisikan secara spesifik.

Menciptakan makna secara lebih personal

Tanyakan pada anggota tim, apakah apa yang ia kerjakan juga memberikan manfaat untuk dirinya secara pribadi? Jika jawabannya “iya”, maka itulah menghadirkan “passion” ke dalam setiap pekerjaan yang diberikan. Memberikan makna dalam setiap pekerjaan dapat berbentuk dari berbagai macam hal. Misalnya, memberikan ilmu baru, mempertemukan dengan orang baru, melibatkan hobi ke dalam pekerjaan dan sebagainya.

Untuk beberapa produk yang didedikasikan untuk konsumen, bagaimana tanggapan baik konsumen dan penggunaan yang optimal oleh konsumen juga kadang memberikan kepuasan pribadi kepada pengembang. Ketika algoritma yang ditemukan oleh tim dalam sebuah proyek berjalan baik saat diimplementasikan, hal tersebut juga melibatkan “meaning” lebih karena melibatkan kepuasan secara personal.

Memiliki dampak untuk kehidupan

Setelah merasa puas karena melakukan hal yang berarti bagi hidupnya. Pupuk anggota tim untuk dapat merasa puas bahwa apa yang telah ia kerjakan memberikan banyak dampak dan menciptakan sebuah perubahan yang baik. Ketika sebuah startup pengembang e-learning merasakan bagaimana sekolah-sekolah dapat terhubung dengan baik untuk kolaborasi pendidikan, jadikan ia merasa bangka bahwa telah memberikan sumbangsih terhadap kemajuan pendidikan bangsa.

Selebrasi semacam ini menciptakan sebuah pemikiran di alam bawah sadar, ketika tim mengerjakan sesuatu, mereka akan berpikir bahwa apa yang mereka kerjakan adalah berujung pada terciptanya sebuah perubahan, dengan impact yang dapat dirasakan oleh orang lain. Menjadi sebuah kebanggaan tentunya.

Karir.com Siapkan Transisi Pekerja Antar Generasi

Mempersiapkan pekerja generasi selanjutnya dengan sentuhan yang pas / Shutterstock

Pionir portal karir online di Indonesia, Karir.com, baru-baru ini meluncurkan MT Academy, sebuah program management trainee untuk Generasi Z. Sebutan Generasi Z digunakan untuk mengkategorikan pemuda yang lahir setelah tahun 1995, istilah umum yang biasa digunakan ialah generasi milenial. Generasi ini memang butuh untuk mendapatkan perhatian khusus, lantaran berada di tengah transisi perkembangan teknologi yang begitu pesat. Continue reading Karir.com Siapkan Transisi Pekerja Antar Generasi

Netis Hadirkan Solusi Human Resource Information System dengan Fokus Performance Management

Ilustrasi Human Resources Management System / Shutterstock

Guna memberikan efisiensi dan efektivitas dalam berbagai kegiatan operasional bisnis, teknologi dihadirkan untuk mendampingi kebutuhan tersebut. Berbagai solusi teknologi yang mendukung kebutuhan bisnis kini mulai bermunculan, termasuk yang dikembangkan oleh startup dalam negeri. “Netis” adalah julukan untuk sistem pengelola SDM atau sering disebut Human Resource Information System (HRIS) yang dikembangkan Netika. Continue reading Netis Hadirkan Solusi Human Resource Information System dengan Fokus Performance Management