Hyperloop Siap Implementasi di Indonesia Tahun 2020

Hyperloop Transportation Technologies (HTT) tengah meneliti dan mengembangkan kapsul Hyperloop yang diharapkan bisa berjalan dengan kecepatan mencapai 1223 km/jam. Perusahaan yang telah mendirikan joint venture di Indonesia sebagai PT Hyperloop Transtek Indonesia telah memulai konstruksi kapsul Hyperloop dengan skala penumpang penuh di Spanyol. Rencananya teknologi ini akan masuk Indonesia pada tahun 2020.

Kapsul pertama ini merupakan puncak dari desain, riset, dan analisis yang dikerjakan selama tiga tahun. Konstruksi saat ini sedang berlangsung untuk segera diluncurkan pada awal 2018 di pusat R&D HTT yang terletak di Toulouse, Perancis.

Di Indonesia teknologi ini baru masuk tahap studi kelayakan dengan kontrak senilai US$2,5 juta. Perjanjian Hyperloop pertama di Asia Tenggara ini menandakan eksplorasi segera kelayakan sistem Hyperloop di Indonesia dengan fokus utama pada Jakarta, dan eksplorasi penuh transportasi hyperloop yang menghubungkan Jawa dan Sumatera.

“Kami sedang membangun kapsul Hyperloop dengan penumpang berskala penuh pertama di dunia Kami sedang mencoba pendekatan pertama dengan penumpang untuk menjamin bahwa keamanan selalu menjadi hal yang paling penting bagi kami. Ini telah menjadi hal yang krusial dalam pengembangan untuk melewati syarat-syarat sederhana dari kargo dalam upaya untuk menciptakan sistem yang lebih baik dan aman bagi semua orang,” ujar CEO HTT Dirk Ahlborn.

Kapsul HTT ini dibangun dengan kolaborasi bersama Carbures S.A., sebuah perusahaan berpengalaman dalam bidang rangka pesawat dan bahan konstruksi utamanya di sektor aeronautika dan aerospace.

“Hal ini merupakan proyek yang sangat menarik karena memanfaatkan berbagai keahlian kami dan teknologi di seluruh dunia. Kami sangat senang untuk bekerja pada proyek inovatif, global, dan penting ini,” terang Co-Founder dan Chairman Carbures S.A. Rafael Contreras.

Menurut Chairman Hyperloop Transtek Indonesia Dwi Putranto Sulaksono dalam wawancara terdahulu, implementasi awal hyperloop di Indonesia akan berkutat di interkoneksi kota dan bandara untuk beberapa kota di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.

Airbus Pop.Up Adalah Konsep Mobil Terbang Bersifat Modular

Berkat pengaruh film-film Hollywood, kita dapat mengimajinasikan kota utopia di masa depan yang lalu lintasnya diisi oleh mobil terbang. Khayalan kita ini tidak cuma didasari oleh faktor keren saja, tetapi mobil terbang pada prinsipnya juga bisa menjadi salah satu solusi kemacetan.

Berangkat dari pola pemikiran semacam itu, produsen pesawat Airbus mengungkap konsep mobil terbang hasil kolaborasinya dengan Italdesign. Dijuluki Pop.Up, ia merupakan kendaraan bermotor elektrik yang modular, alias bisa digunakan di darat maupun di udara.

Komponen dasar Airbus Pop.Up bersama modul darat dan modul udaranya / Italdesign
Komponen dasar Airbus Pop.Up bersama modul darat dan modul udaranya / Italdesign

Komponen dasar Pop.Up sendiri adalah bodi monocoque berbentuk seperti kapsul yang terbuat dari bahan serat karbon. Dengan panjang 2,6 meter, lebar 1,5 meter dan tinggi 1,4 meter, Pop.Up dapat mengakomodasi dua penumpang dewasa tanpa kesulitan. Dari situ penumpangnya tinggal memilih ingin menggunakan modul darat atau udara.

Modul daratnya pada dasarnya merupakan sasis beroda empat yang ditenagai oleh baterai. Modul udaranya di sisi lain terlihat seperti drone raksasa, dengan total 8 baling-baling yang diposisikan sepasang demi sepasang di keempat lengannya.

Tidak hanya itu, aspek modular Pop.Up juga membuka potensi penggunaan yang lain, misalnya dengan modul kereta di atas rel. Italdesign bahkan telah merancang Pop.Up supaya bisa diintegrasikan dengan sistem Hyperloop.

Airbus Pop.Up diproyeksikan sebagai salah satu solusi kemacetan lalu lintas di masa depan / Italdesign
Airbus Pop.Up diproyeksikan sebagai salah satu solusi kemacetan lalu lintas di masa depan / Italdesign

Sebagai kendaraan masa depan, tentu saja sistem kemudi otomatis berbasis AI menjadi salah satu senjata andalan. Tidak cuma memahami beragam rute beserta alternatifnya, platform AI ini juga mampu mengenali penumpang beserta keinginannya masing-masing, dengan interaksi yang mengandalkan dialog dalam lingkungan virtual.

Tentu saja Anda tidak boleh berharap Airbus Pop.Up bisa jadi kenyataan dalam waktu dekat. Ini semua baru sebatas konsep, namun sekali lagi setidaknya bisa menjadi gambaran akan masa depan dunia otomotif.

Sumber: TechCrunch dan Italdesign.

Hadirkan Joint Venture, Hyperloop Siap Menjadi Transportasi Masa Depan di Indonesia

Hyperloop disebut sebagai produk transportasi generasi kelima. Berbentuk kapsul, kecepatannya dapat mencapai 760mph (lebih kencang dari kecepatan rata-rata pesawat komerisal 50mph). Yang paling menarik, melalui sebuah perusahaan patungan (joint venture), teknologi tersebut akan diinisiasi di Indonesia. Bersama rekanan lokal, Hyperloop™ Transportation System (HTT) sebagai perusahaan pengusung telah mendirikan PT Hyperloop Transtek Indonesia.

Didesain sejak tahun 2013 melalui pendanaan platform crowdfunding dan crowdsourcing incubator, realisasi teknologi tersebut dipimpin oleh dua orang co-founder, Bibop Gabriele Gresta dan Dirk Ahlborn. Dan salah satu co-founder, Bibop, yang hari ini turut hadir di Indonesia untuk mempersiapkan studi kelayakan penentuan rute dan implementasi sistem transportasi Hyperloop di Indonesia. Sekurangnya dana sebesar Rp 33 miliar akan disiapkan untuk memulai.

“Saat ini fokus kami adalah melakukan studi sekaligus menganalisis lahan yang ada, nantinya jika sudah siap akan kami ajukan kepada pemerintah Indonesia untuk persetujuan penyediaan lahan pembangunan teknologi Hyperloop,” kata Chairman Hyperloop Transportation Technologies Bibop G. Gresta kepada media hari ini.

Pemilihan partner lokal tersebut direkomendasikan oleh HTT, demi mendapatkan perusahaan yang kredibel dan mampu menghasilkan pekerjaan yang sempurna untuk mewujudkan teknologi Hyperloop.

“Hyperloop menjalin kemitraan dengan partner lokal untuk merekomendasikan master plan dan selanjutnya untuk konstruksi pembangunan Hyperloop tersebut, fungsi dari HTT adalah sepenuhnya untuk menyediakan teknologi dan pengetahuan,” kata Bibop.

Skema interconnecting Hyperloop

Di Indonesia, perusahan joint venture tersebut dipimpin oleh Dwi Putranto Sulaksono dan Ron Mullers. Penandatanganan kemitraan telah dilakukan kemarin (08/3) di Jakarta, disaksikan langsung oleh Menteri Perhubungan Indonesia. Kepada media hari ini Chairman Hyperloop Transtek Indonesia mengatakan, teknologi HTT bakal menjadi wahana transportasi baru yang sesuai dengan kondisi di tanah air.

“Saya melihat Hyperloop sebagai wahana transportasi masa depan, untuk itu saya tertarik untuk menjadi bagian dari HTT untuk menyambut era transportasi baru,” kata Dwi.

Terdapat tiga rencana yang bakal direalisasikan oleh Hyperloop Transtek Indonesia, di antaranya adalah membangun interconnecting Trans Hyperloop Java Island. Mulai dari kabupaten Tangerang – kabupaten Tangerang Selatan – kota Tangerang – bandara Soekarno Hatta.

Rangkaian selanjutnya adalah bandara Soekarno Hatta ke bandara Halim, kemudian dari bandara Halim nanti ke bandara Yogyakarta, bandara Solo, bandara Yogyakarta ke Semarang , bandara Solo ke bandara Surabaya, bandara Solo ke bandara Malang dan dari bandara Malang ke Banyuwangi.

Dan untuk rangkaian selanjutnya adalah tahap Sumatera, mulai dari Tanjung Karang – Palembang – Jambi – Bengkulu ke Jambi, Jambi ke Pekanbaru, Pekanbaru – Padang, Padang – Pekanbaru, Pekanbaru – Kuala Namu, Kuala Namu – Banda Aceh.

“Jika sesuai rencana target kita adalah dibawah dari 25 tahun untuk keseluruhan pembangunan proyek, idealnya tentu saja dimulai dari proyek yang terkecil terlebih dahulu dan segera,” kata dwi.

Kolaborasi pemerintah setempat untuk penyediaan lahan

Faktor krusial yang menentukan keberhasilan dan percepatan waktu pembangunan Hyperloop adalah kerja sama dengan pemerintah setempat untuk menyediakan lahan di mana nantinya Hyperloop dibangun. Dalam hal ini memberikan ijin untuk membangun jalur yang ada, tanpa harus memiliki lahan tersebut.

“Kita tidak akan melibatkan developer dan akan meminimalkan keterlibatan pihak ketiga, untuk itu kami akan mengajak pemerintah setempat untuk menggunakan asetnya sebagai lintasan dari Hyperloop,” kata dwi.

Transportasi terkini berbentuk kapsul yang nantinya bisa menampung hingga 60 orang dalam satu perjalanan, bisa digunakan sabagai layanan transportasi pihak maskapai penerbangan dan transportasi pemerintah lainnya seperti PT KAI untuk kemudahan pengguna.

Saat ini pembangunan Hyperloop yang berupa module sepanjang 8 km di Amerika Serikat, sementara di Abu Dhabi ke Al Ain sepanjang 146 km. Indonesia merupakan negara pertama di Asia yang disinggahi oleh Hyperloop Transportation Technology melalui Hyperloop Transtek Indonesia.

[DS Notes] What’s the Difference Between Tony Stark and Elon Musk? One of Them is Real

The co-founder of PayPal is currently building a spaceship to Mars, runs an electric sports car company with a companion environmentally friendly refueling corridors across the United States, a cheaper and more efficient electricity system for homes, and is now aiming to send humans in high speed tubes across cities. Elon Musk is doing exactly what fellow PayPal co-founder Peter Thiel wishes he could get from other startup founders, something beyond the mundane and frivolous, something that changes the world. A world in which everything is efficient, affordable, and environmentally friendly is an idealistic one but Musk is making it happen.

Read about Musk on PandoDaily.