Investor Beberkan Alasan Pengetatan Seleksi Pemberian Pendanaan

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia adalah negara di kawasan Asia Tenggara yang cukup kebanjiran investor, baik lokal maupun asing, yang antusias untuk berinvestasi di startup yang makin menjamur jumlahnya. Meskipun masih dianggap pasar yang sangat potensial, perlahan investor mulai memperketat kebijakannya dalam memberikan pendanaan, terutama tahun ini. Apa pasalnya?

Dalam 3 tahun terakhir, sejumlah investor menggelontorkan uang dengan jumlah besar kepada startup di tahap lanjutan, misalnya  Emtek untuk Bukalapak (kabarnya sekitar Rp 433 Miliar), Softbank Internet Media (SIMI) dan Sequoia Capital untuk Tokopedia sebesar Rp 1,3 triliun, dan Sequoia Capital untuk Go-Jek yag rumornya mencapai Rp 260 miliar. Kini para investor mulai membatasi jumlah uang yang dikucurkan dan melakukan seleksi ketat terhadap startup yang mengajukan pendanaan.

Alasan utama mengapa pada akhirnya investor “mengencangkan ikat pinggang” adalah karena di antara startup yang telah mendapatkan pendanaan dengan jumlah yang besar, masih sedikit yang pada akhirnya mendapatkan keuntungan dan kesuksesan bisnis dalam jangka panjang.

Masih tingginya ‘burn rate’, profit yang tidak stabil, hingga revenue yang masih rendah merupakan permasalahan yang banyak ditemui startup secara global, tidak hanya di Indonesia.

“Kalau Ideosource sendiri memang selalu memperhatikan rencana business model dan revenue dari awal ketika memilih porftolio, meskipun revenue tidak harus terjadi sebelum atau di awal masa investasi. Bisa saja masih berupa rencana di masa depan,” kata VP Business Development Ideosource Andrias Ekoyuono.

Dalam hal ini startup bertanggung jawab untuk memberikan keyakinan kepada investor untuk bisa memenuhi target serta perjanjian yang sejak awal telah dibuat, apakah nantinya produk tersebut bisa mendapatkan traksi hingga jumlah pengguna yang cukup banyak. Yang paling penting startup harus bisa menjalankan bisnisnya dengan stabil.

E-commerce masih menjadi sektor favorit investor

Meskipun investor melakukan penyeleksian ketat untuk pemberian investasi, satu sektor yang masih menjadi primadona dan selalu diminati oleh investor adalah e-commerce. Besarnya potensi layanan e-commerce apa pun untuk menjadi besar, menjadi alasan utama mengapa pada akhirnya banyak investor lokal hingga asing yang bersemangat untuk memberikan kucuran dana segar baru atau tahapan selanjutnya di sektor ini.

“Hingga kini e-commerce dan marketplace masih menarik perhatian para investor karena unit ekonomi yang makin meningkat dan stabilnya bisnis e-commerce bukan hanya sekedar momentum saja,” kata Founder & Managing Partner Convergence Ventures Adrian Li.

Hal tersebut juga ditegaskan Senior Associate MDI Ventures Kenneth Li usai pendanaan untuk layanan e-commerce enabler Thailand aCommerce.

”Alasan yang kami lihat [untuk berivestasi] adalah bahwa e-commerce belum melihat tanda-tanda melambat di Indonesia dan bagian dari pertumbuhan ini melibatkan infrastruktur yang mendukung bisnis e-commerce. Cina memiliki sekitar 9% penetrasi e-commerce, tetapi di Indonesia hanya sekitar 1%. Kami percaya bahwa semua infrastruktur pendukung pertumbuhan harus dibangun juga [logistik, pembayaran, dan lainnya].”

Ideosource sendiri adalah investor lokal yang pada bulan November 2015 silam berani memberikan investasi kepada layanan e-commerce Bhinneka senilai Rp 300 miliar. Bagi Ideasource, pendanaan yang diberikan kepada Bhinneka merupakan pendanaan terbesar yang pernah dikucurkan.

“Bukan hanya ketika memilih startup yang masih tahap awal, Ideosource juga memperhatikan hal-hal tersebut ketika memilih portfolio dengan jumlah investasi cukup besar seperti pada Bhinneka.com, yang saat ini merupakan perusahaan e-commerce besar yang sudah terbukti sustainable dan profitable,” kata Andrias.

Ketika startup telah menunjukkan kemajuan (traksi) yang cepat dan mampu mempertahankan model bisnis yang ada dan memiliki rencana yang baik untuk skalabilitas, investor tidak akan segan untuk memberikan dana dalam jumlah besar.

Jika saat ini Anda melihat peluang startup Anda mendapatkan investasi masih kecil, bukan berarti produk yang dimiliki tidak baik atau kurang populer di kalangan investor. Idealnya coba untuk mengkoreksi dan memperhatikan dengan benar, apakah produk Anda profitable, memiliki pengguna yang loyal dan aktif, dan pastinya bisa bertahan lama. Kesempatan untuk mendapatkan pendanaan dalam jumlah besar terbuka lebar jika Anda bisa membuktikan startup memiliki masa depan yang cerah.

“Diharapkan semua entrepreneur bisa mengelola keuangan dengan baik paling tidak memiliki simpanan hingga 6 bulan kedepan dan melanjutkan penggalangan dana. Hal ini yang wajib diperhatikan oleh early-stage startup,” tutup Adrian.

Totalitas Pendiri Startup Menentukan Keberhasilan Startup

Pendiri startup harus bisa sepenuhnya memberikan totalitas yang besar terhadap startup yang dimiliki, jika dijalankan tidak sempurna akan menyulitkan untuk startup bergerak maju hingga berakhir dengan kegagalan. Poin penting tersebut diungkapkan oleh Managing Partner Ideosource Andi S. Boediman di acara konferensi Tech in Asia Jakarta 2015, Rabu, 11 November.

Business model yang baik adalah jika diterapkan dengan fokus dan totalitas, jangan jadikan startup Anda menjadi kerja sambilan atau side job saja. Pendiri startup yang baik harus secara total memperhatikan perkembangan startup.”

Berbicara di hadapan para pendiri startup, developer, investor, media dan pengunjung lainnya, Managing Director of Mountain SEA Ventures Andy Zain juga mengingatkan pendiri startup harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi saat mulai melakukan penggalangan dana. Sebagai pendiri startup Anda bertanggung jawab untuk menjadi ambasador perusahaan yang bertugas untuk melakukan networking dengan investor dan VC.

“Tumbuhkan rasa percaya diri yang besar saat mulai melakukan penggalangan dana, dengan begitu investor yang Anda temui bisa melihat seberapa besar passion Anda untuk mengembangkan startup,” kata Andy Zain.

Jika diperlukan apakah bijak seorang pendiri startup atau investor menyebutkan jumlah dana yang didapatkan? Menurut Andy Zain, hal tersebut sepenuhnya diserahkan kepada pihak investor atau VC terkait. Anda sebagai pendiri startup wajib untuk merahasiakan jumlah pendanaan tersebut.

“Biasanya pihak investor atau VC yang akan menyebutkan kepada media berapa jumlah uang yang sudah diinvestasikan, jika jumlah kecil akan disebutkan namun tidak demikian jika jumlah yang dinvestasikan besar angkanya,” kata Andy Zain.

Lakukan sendiri proses perekrutan

Poin selanjutnya yang juga ditekankan, baik oleh Andi Boediman maupun Andy Zain, adalah proses perekrutan merupakan hal yang penting dan wajib diperhatikan oleh pendiri startup. Bagi Andi Boediman, adalah penting bagi pendiri startup untuk mencari secara langsung anggota tim yang yang dibutuhkan.

“Upayakan semua proses perekrutan dilakukan sendiri sejak awal hingga proses akhir tanpa bantuan dari HR. Hal ini penting untuk bisa menyelaraskan visi dan misi pemimpin perusahaan dan secara langsung  bisa melihat seperti apa karakter pegawai yang direkrut.”

Salah satu cara yang bisa dilakukan startup untuk merekrut orang-orang yang tepat dan memiliki ketertarikan yang besar untuk bergabung adalah menciptakan pasar atau peluang yang menjanjikan di perusahaan, sehingga sulit untuk dihiraukan, seperti yang ditegaskan Andy Zain.

“Mulailah cari calon-calon pegawai baru di tempat yang tidak biasa, misalnya ke STMIK, sekolah tinggi ilmu komputer di Purwakarta atau Bogor, penting juga untuk startup melakukan give back kepada masyarakat dengan menggelar ragam seminar, pelatihan, workshop di luar Jakarta,” kata Andy Zain.

Jika diperlukan, mencampur tenaga kerja asing dengan lokal juga bisa dilakukan untuk menciptakan kompetisi yang positif serta lebih banyak kreativitas untuk startup.