Juara Umum di Tingkat Regional, Tim CIMOL dari ITB Melaju ke Word Final Imagine Cup

Setelah sebelumnya berlaga dan terpilih menjadi pemenang di tingkat nasional, Tim CIMOL dari ITB berangkat mewakili Indonesia di Imagine Cup tingkat Asia Tenggara. Acara final regional tersebut berlangsung di Filipina diikuti oleh hampir seluruh perwakilan negara di kawasan tersebut. Dalam kompetisi final regional, tim perwakilan Indonesia berhasil menjadi juara utama, mengalahkan 9 tim dari negara lainnya.

Seperti diketahui dalam pemberitaan yang lalu, Tim CIMOL mengembangkan aplikasi berbasis web bernama Hoax Analyzer. Tujuannya untuk memerangi penyebaran berita palsu atau sering disebut hoax. Aplikasi berbasis web ini menggunakan sistem cerdas (NLP dan Machine Learning) untuk melakukan analisis dari tautan website yang ditemui di internet, untuk memverifikasi dan menghasilkan simpulan apakah informasi tersebut fakta atau hoax.

Menjadi juara umum otomatis tim dari Indonesia menggaet tiket untuk mengikuti ajang final global Imagine Cup yang akan diadakan di Seattle pada bulan Juli mendatang. Dari Asia Tenggara, tim Indonesia akan ditemani oleh tim HeartSound dari Singapura dan tim Opticode dari Filipina.

Tim dari Singapura mengembangkan perangkat cerdas menggabungkan stetoskop dengan mesin elektrokardiografi untuk melakukan pemantauan detak jantung secara nirkabel. Sedangkan tim dari Filipina mengembangkan Minverva, sebuah aplikasi virtual assitant untuk mengidentifikasi objek di dunia nyata.

Pada kompetisi final nanti, sebanyak 50 tim dari seluruh dunia akan dipertemukan, bersaing mendapatkan hadiah uang tunai lebih dari 1 miliar rupiah, dan kesempatan mendapatkan bimbingan dari CEO Microsoft Satya Nadella.

Pengembang Hoax Analyzer dari ITB Siap Rebutkan Tiket World Final Imagine Cup 2017 di Manila

Setelah menyisihkan 512 mahasiswa dari seluruh Indonesia dalam babak seleksi dan mendapatkan nilai tertinggi dalam babak final, tim CIMOL dari Institut Teknologi Bandung berhasil terpilih menjadi pemenang Imagine Cup 2017 tingkat nasional. Selanjutnya tim CIMOL akan mewakili Indonesia dalam kompetisi di tingkat regional yang akan diadakan di Manila, Filipina pada tanggal 23-26 April 2017 mendatang.

Kelompok developer muda dari ITB tersebut menghadirkan sebuah inovasi bernama “Hoax Analyzer”, sebuah aplikasi berbasis website yang dapat membantu netizen untuk melakukan pengecekan keabsahan informasi yang tersebar di internet. Hoax Analyzer memanfaatkan teknologi NLP dan Machine Learning untuk memproses teks masukan dan menganalisisnya hingga menghasilkan kesimpulan berita tersebut hoax atau fakta.

“Kami merasa senang dan bangga dengan keberhasilan tim kami. Merupakan sebuah kehormatan bagi kami untuk dapat mewakili Indonesia dalam babak final Asia Tenggara di Manila. Aplikasi Hoax Analyzer ini kami ciptakan untuk mengurangi jumlah informasi hoax yang beredar di masyarakat. Kami berharap temuan kami ini dapat bermanfaat bagi semua orang di Indonesia, bahkan di seluruh dunia,” ujar Adinda Budi Kusuma Putra dari tim CIMOL.

Pada kompetisi di Manila nanti, seluruh peserta dari berbagai negara di Asia Tenggara akan memperebutkan tiket ke World Final Microsoft Imagine Cup 2017. Tahun ini babak final dunia tersebut kembali akan dilaksanakan di Seattle, Amerika Serikat, di markas Microsoft Corp. Di babak final tersebut para finalis berkesempatan untuk memenangkan hadiah utama uang tunai sebesar Rp1,3 miliar dan voucher layanaan Microsoft Azure senilai Rp1,6 miliar.

“Seluruh tim yang berpartisipasi sungguh menunjukkan kreativitas dan inovasi yang luar biasa. Sebanyak 50% dari proses penilaian berfokus kepada pemanfaatan teknologi dalam pengembangan aplikasi, khususnya teknologi komputasi awan, Azure. Berbeda dari Imagine Cup tahun-tahun sebelumnya, tahun ini kami tidak menentukan kategori dalam Imagine Cup, sehingga membebaskan kreativitas para peserta dalam berinovasi,” sambut Developer Evangelism and Experience Director Microsoft Indonesia Anthonius Henricus.

Daftar Lima Finalis Nasional Imagine Cup 2017

Tahun ini ajang kompetisi global bagi para pelajar di seluruh dunia yang diadakan Microsoft “Imagine Cup” kembali dilaksanakan. Seperti yang sudah-sudah, proses seleksi dimulai dari tingkat nasional. Setelah melalui serangkaian proses submisi, seleksi dan penjurian, Microsoft Indonesia hari ini mengumumkan lima finalis nasional untuk Imagine Cup 2017.

Berikut ini adalah daftar aplikasi dari para finalis tersebut.

Child Adventure dari UNIKOM (Universitas Komputer Indonesia)

Memanfaatkan teknologi populer Virtual Reality (VR), Child Adventure atau disingkat CaTour mencoba menghadirkan pembelajaran budaya tradisional dengan gaya yang menarik. Dengan konten berbasis 3D dipadukan dengan konsep permainan digital, CaTour menghadirkan sebuah petualangan belajar interaktif.

Selain materi belajar, di dalamnya juga terdapat kuis yang dikemas dalam bentuk game. Salah satunya berwujud permainan ular tangga dengan peta sesuai dengan daerah yang dipilih untuk dipelajari budayanya.

Tanah Airku dari UNIKOM

Tahun ini UNIKOM memborong dua tiket final. Selain produk yang di atas, Tanah Airku juga terpilih untuk masuk final. Konsepnya sama-sama mengusung tentang pembelajaran budaya. Perbedaannya, selain tetap menggunakan konsep VR, Tanah Airku juga mengusung konsep Augmented Reality (AR).

Menggunakan buku dan kartu yang telah diterbitkan secara khusus, model pembelajaran baru tentang budaya dihadirkan dengan menciptakan visualisasi 3D yang interaktif. Selain itu petualangan dalam mode VR 360 derajat juga dihadirkan untuk memberikan kesan yang lebih atraktif kepada para siswa.

Hoax Analyzer dari ITB (Institut Teknologi Bandung)

Mencoba menyelesaikan permasalahan yang sedang menjadi kegelisahan banyak orang saat ini, tim dari ITB menghadirkan produk berupa aplikasi Hoax Analyzer. Aplikasi berbasis website ini dikembangkan dengan konsep NLP dan Machine Learning untuk membantu pengguna melakukan pengecekan informasi yang tersebar di internet.

Pengguna hanya cukup menginputkan berita yang ingin diklarifikasi, selanjutnya algoritma pembelajaran yang dimiliki sistem akan melakukan analisis secara mendalam hingga menghasilkan simpulan berita tersebut fakta atau hoax.

Glasses and Shoes for Blind dari Universitas AMIKOM Yogyakarta

Mencoba menyelesaikan permasalahan yang diderita kaum tuna netra, sebuah solusi bernama Glasses and Shoes for Blind (GaBlind) dihadirkan. GaBlind merupakan sebuah alat bantu inovatif berupa kacamata dan sepatu khusus untuk membantu memberikan navigasi kepada penyandang tuna netra. GaBlind menggunakan sebuah mikro-kontroler dan beragam sensor untuk dikoneksikan kepada sebuah GPS melalui saluran bluetooth.

Perangkat ini juga terhubung dengan ponsel untuk proses input. Ketika pengguna ingin menuju suatu tempat, cukup mengatakan kepada smartphone yang digenggam melalui aplikasi khusus, maka akan ditunjukkan rute menuju lokasi tersebut dari alat bantu yang digunakan.

FashionSense dari IPB (Institut Pertanian Bogor)

FashionSense merupakan sebuah sistem berbasis web yang menggabungkan teknologi Real-Sense dan Azure untuk mendeteksi karakteristik fisik pengguna guna memberikan rekomendasi pakaian yang sesuai. Rekomendasi tersebut termasuk untuk mengetahui ukuran dan warna yang pas dipakai oleh pengguna. FashionSense tidak menjadi sebuah layanan e-commerce, tapi melengkapi layanan yang ada dengan teknologi yang dikembangkan.

Salah satu hasil keluaran yang ada saat ini, FashionSense juga merekomendasikan tempat penjualan online untuk tipe baju yang direkomendasikan bagi pengguna, dan diurutkan berdasarkan ketentuan harga dan ulasan.

Tim None Developers Raih Posisi Runner-Up di Ajang Final Microsoft Imagine Cup 2016

None Developers, tim pengembang asal Universitas Trunojoyo, Indonesia berhasil meraih posisi runner-up dalam ajang Imagine Cup 2016 tingkat dunia untuk kategori Games dengan karya Froggy and the Pesticide.

Tim None Developers yang terdiri dari empat orang anggota tersebut mendapatkan hadiah sebesar $10 ribu. Dalam perjalanan di ajang Imagine Cup 2016, mereka mendapat bimbingan dari senior kampusnya bernama Asadullohi Ghalib, anggota tim Solite Studio.

Perlu diketahui, sebelumnya Solite Studio pada 2013 juga berhasil menyabet posisi runner up untuk kategori yang sama di Rusia.

Ajang tingkat dunia ini diikuti sebanyak 35 tim pelajar global yang bersaing untuk mendapatkan uang tunai lebih dari $200 ribu dan sesi mentoring 1:1 dengan Satya Nadella, CEO Microsoft.

Pemenang utama Imagine Cup untuk kategori Games diraih oleh PH21 asal Thailand, untuk kategori Innovation diraih oleh ENTy asal Romania, dan kategori World Citizenship diraih Amanda asal Yunani.

Steven Guggenherimer, Corporate VP, Developer Experience & Evangelism and Chief Evangelist Microsoft, mengatakan pihaknya percaya atas kekuatan yang menghubungkan anak-anak muda dengan teknologi.

“Kami ingin membantu mereka untuk dapat terus bermimpi, membangun kreativitas, dan merealisasikan ide menjadi kenyataan. Melalui program Microsoft Imagine Cup, pelajar berkesempatan untuk mendapatkan akses gratis serta pengalaman unik dari tools development dan cloud kelas dunia secara gratis, sehingga mereka dapat mulai membangun masa depan mulai dari sekarang,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial, Jumat (29/7).

Sejak diadakan pada 2003 silam, ajang ini telah menjadi kompetisi tingkat global yang dikenal oleh para pelajar sebagai “olimpiade kompetisi teknologi pelajar.” Seluruh tim yang bergabung sebagai perwakilan dari negara masing-masing melakukan petualangannya di ajang ini sejak Agustus 2015.

Permainan Froggy and the Pesticide menceritakan tentang Froggy sebagai spesies yang bukan target dari penggunaan pestisida, akan tetapi anehnya pestisida tetap menyemprotkan cairan beracunnya ke arah dia. Froggy pun berusaha keras untuk mengganti pestisida dengan biopestisida.

Froggy and Pesticide, hasil karya tim None Developers yang memenangi ajang Imagine Cup 2016
Froggy and Pesticide, hasil karya tim None Developers yang memenangi ajang Imagine Cup 2016

Untuk itu, Froggy harus mencari lokasi pestisida dan mengumpulkan biopestisida. Permainan memberi pesan pentingnya penggunaan biopestisida dan bahayanya dampak dari pestisida.

Universitas Trunojoyo Kembali Wakili Indonesia dalam Babak Final Imagine Cup Tingkat Dunia

Kompetisi tingkal nasional dan babak semifinal tingkat dunia untuk Microsoft Imagine Cup telah selesai terselenggarakan, kini tiba saatnya para peserta terpilih (sebanyak 35 tim) akan mengikuti sesi penjurian final. Acara final tersebut akan diadakan di Seattle pada 26 – 29 Juli mendatang. Tiga kategori yang dilombakan meliputi Games, Innovation dan World Citizenship. Kali ini Indonesia lagi-lagi akan diwakili oleh tim dari Universtias Trunojoyo, None Developers, untuk kategori Games.

Semenjak Solite Studio pada tahun 2013 berhasil memboyong piala juara dunia kedua untuk kategori Games, Universitas Trunojoyo cukup rajin memberikan wakil terbaiknya untuk laga final Imagine Cup. Pada tahun 2014 game Saluck Story dari Junior Studio, Universitas Trunojoyo berhasil masuk babak final tingkat nasional. Dilanjutkan tim Urban Studio dari Universitas Trunojoyo dengan karyanya berupa game Help Me Up yang berhasil lolos final tingkat nasional di tahun 2015. Dan kini giliran None Developers.

Tentu secara kasat mata kesuksesan regenerasi ini ditopang besar dari role-model yang berhasil membuktikan kedahsyatannya. Sebelum Save The Hamster (game karya Solite Studio) mendunia, bahkan tak sedikit yang tidak tahu Universtias Trunojoyo itu di mana, dan banyak yang tak menyangka juga awalnya. Seperti pernah diceritakan oleh salah satu mentor tim Solite Studio, Narenda Wicaksono, yang kala itu masih di Nokia Indonesia dan aktif mengelola DVLUP, Solite Studi adalah tim yang unik. Mereka memilih untuk berjuang membesarkan apa yang telah mereka bangun.

“…ketika mereka berkompetisi, bahkan ada investor yang siap membeli apa yang mereka buat dengan nilai yang fantastis, namun mereka (Solite Studio) tetap kekeh dengan pendirian ingin membuat studio game dan membawa besar karya game lokal di kotanya,” demikian diungkapkan Narenda saat mengisi sebuah seminar di universitas swasta di Yogyakarta. (Kala itu penulis menjadi moderator di acara tersebut).

Sebagai sedikit informasi tambahan, salah satu semangat Solite Studio untuk mendidik “para juniornya” juga diwujudkan dalam sebuah aplikasi permainan bernama Cody’s App Academy.

Menjadi sebuah formula yang unik yang patut direplikasi oleh banyak universitas atau sekolah di Indonesia, bahwa memberikan contoh yang baik akan lebih berdampak ketimbang menjejali dengan perintah atau motivasi tanpa wujud. Setidaknya itu yang berhasil dibuktikan Universitas Trunojoyo yang tak pernah absen berlaga di Imagine Cup sejak 2013 hingga sekarang.

Sekarang None Developers tengah bersiap untuk penjurian final. Membawa produknya Froggy & The Pesticide mereka akan kembali mengibarkan bendera Indonesia ke kancah kompetisi bergengsi kelas dunia.

Tim None Developers dari Universtias Trunojoyo Madura / None Developers

Froggy & The Pesticide merupakan sebuah game yang menceritakan tentang Froggy, sebuah spesies yang harus terhindar dari semprotan pestisida. Game ini memiliki sebuah pesan moral untuk meminimalisir penggunaan pestisida di lingkungan pertanian dan menggantikan dengan biopestisida (ulasan lengkapnya dapat dibaca di sini).

Application Information Will Show Up Here

Froggy and The Pesticide, Ajarkan Peduli Lingkungan Melalui Game

None Developer mengembangkan sebuah game yang mengangkat tema lingkungan dan kesehatan. Game berjudul Froggy and The Pesticide mencoba mengajarkan bahaya penggunaan pestisida dengan cara yang persuasif. Game ini juga telah didaulat sebagai juara 1 Imagine Cup 2016 kategori game untuk skala nasional.

Froggy and The Pesticide mencoba mengangkat isu lingkungan di dalam game ini. Pemain akan memerankan seekor kodok yang akan mencoba menyelamatkan tanaman dari zat-zat berbahaya. Anda akan mengganti zat tersebut dengan bio pestisida yang lebih aman untuk lingkungan.

unnamed-36

Game Froggy and The Pesticide nampak terinspirasi dengan game Cut The Ropes dari sisi style maupun mekanik game-nya. Namun gameplay di dalam game ini mencoba menonjolkan keunikan tersendiri. Anda akan memerankan seekor katak berwarna hijau yang bisa berpindah dari satu sisi ke sisi lainnya dengan cara menjulurkan lidahnya lalu menempel di sisi tersebut.

Untuk menggerakan karakter kodok, Anda cukup melakukan sapuan di layar. Arah sapuan tersebut akan menggerakan karakter berpindah ke sisi yang lain. Tugas Anda adalah mengambil bio pestisida yang ada dan mengganti pestisida yang merusak lingkungan dengan bio pestisida yang telah dikumpulkan.

Game ini dilengkapi dengan berbagai level menarik serta power up yang bisa digunakan dan upgrade.

unnamed-37

Jika Anda senang game casual dengan model permainan seperti Cut The Rope, Froggy and The Pesticide akan cocok untuk Anda. Froggy and The Pesticide sudah tersedia untuk diunduh di Google Play dan Windows Store.

Application Information Will Show Up Here

Menilik Pendekatan Microsoft Indonesia untuk Mendorong Kultur Startup

Dalam beberapa tahun belakangan Indonesia menyaksikan pesatnya pertumbuhan perusahaan rintisan (startup) di bidang teknologi. Para pemangku kepentingan dan pemain besar pun kini berbondong-bondong ikut mendorong industrinya terus tumbuh. Satu yang cukup aktif adalah raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Microsoft, yang telah hadir sejak kurang lebih 20 tahun di Indonesia.

Microsoft selama ini jauh lebih dikenal sebagai perusahaan teknologi yang membuat, membangun, dan memeberi lisensi perangkat lunak. Namun dengan perkembangan industri teknologi yang dinamis dan geliat perusahaan rintisan yang menjamur, termasuk di Indonesia, perusahaan ini menjadi semakin terdiversifikasi dari sistem operasi yang menjadi produk unggulannya.

Director of Developer Experience and Evangelism Microsoft Indonesia Anthonius Henricus (Anton) ketika ditemui di kantornya mengatakan, “Saya melihat startup yang bergerak di bidang teknologi, khususnya di Indonesia, saat ini kelihatan sekali meningkat. Mulai dari aplikasi di bidang jasa, teknologi finansial, dan lainnya. […] Ini terkait dengan besarnya pengguna internet di Indonesia, dukungan dari pemerintah, dan juga potensi [bisnis] yang besar.”

Tren Cloud dan Teknologi Big Data untuk membidik target pasar tepat sasaran bagi startup

Tak jauh berbeda juga dengan yang sudah pernah kami ungkap dalam Laporan Startup 2015, Anton percaya bahwa ke depannya startup yang bergerak di sektor finansial, on-demand, hingga IoT akan menjadi ramai. Namun, ditekankan Anton bahwa yang menjadi perhatian Microsoft adalah teknologi untuk mendukung pemasaran dari berbagai startup tersebut.

Anton mengatakan, “Yang menarik bagi kami adalah pemanfaatan dari sisi teknologinya, contohnya Big Data. […] Orang mungkin bikin layanan [berbasis teknologi] itu tidak profitable, tapi objektif utamanya adalah mengumpulkan data.”

“Data itu yang mereka manfaatkan untuk macam-macam, seperti iklan, promosi, […] [sampai] memasarkan produk lebih tertarget. Jadi [sebuah] layanan itu seperti teaser-nya. Di belakangnya, mereka itu sebenarnya mengumpulkan data untuk melakukan transaksi yang lebih targeted,” tambah Anton.

Lebih jauh, Anton juga melihat bahwa adopsi teknologi cloud akan semakin meluas ke depannya. Hal tersebut akan dimanfaatkan secara optimal nantinya oleh para penggiat IoT. Di sini, data juga akan kembali dikumpulkan untuk dapat melihat pola pemakaian para pengguna perangkat IoT.

“Jadi, tren yang berkembang ujung-ujungnya adalah untuk generate data agar mereka [pelaku bisnis teeknologi] bisa melakukan targeted marketing [monetisasi]. Kemudian memanfaatkan IoT untuk melihat pola penggunaannya seperti apa,” kata anton.

Pendekatan Microsoft Indonesia untuk mendorong kultur startup

Melihat perkembangan dan juga adopsi teknologi yang kian meluas tersebut, Microsoft Indonesia pun tak diam di tempat. Berbagai pendekatan melalui program-progam yang dianggap dapat mendorong kultur startup teknologi terus tumbuh pun digalakkan oleh Microsoft Indonesia. Bukan hanya untuk mereka yang sudah mengeksekusi ide startupnya saja, tetapi juga sejak usia dini.

Disebutkan oleh Anton, beberapa program yang dapat diikuti oleh para penggiat teknologi di Indonesia di antaranya yaitu Bizspark, DreamSpark, YouthSpark, Imagine Cup, hingga program pengenalan pemrograman yang bisa diikuti usia dini bernama Hour of Code. Selain itu masih ada program Microsoft Innovation Center, hub untuk para siswa, komunitas, entrepreneur.

“Jadi, ini adalah salah satu proses kami untuk membantu menumbuhkan ide-ide kreatif [di bidang teknologi] mulai dari usia sekolah dan universitas. […] Kami siapkan juga wadahnya untuk kompetisi, baik itu Imagine Cup atau Hackathon, nah dari situ kalau mereka ingin buat startup kami dukung kembali [lewat program Bizspark],” jelas Anton.

Bizspark sendiri adalah program global dari Microsoft untuk membantu startup meraih sukses dengan memberikan dukungan akses ke layanan Microsoft cloud (Azure), perangkat lunak, dan tech support selama tiga tahun. Persyaratan untuk mengikuti program ini adalah, usia startup kurang dari lima tahun, swasta, dan menghasilkan kurang dari satu juta dollar per tahunnya. Anton mengklaim, di Indonesia saat ini ada lebih dari 360 startup yang berada di bawah program Bizspark.

Bila Bizspark adalah program untuk penggiat startup  yang sudah mengeksekusi ide, di ranah pendidikan ada program DreamSpark untuk mahasiswa, YouthSpark untuk pelajar, dan juga Microsoft Innovation Center. Beberapa universitas terkemuka di Indonesia yang ada dalam program Microsoft ini adalah UI, ITB, dan UGM.

Selain menjalankan program bimbingan atau kompetisi, Microsoft Indonesia juga menjalin kerja sama dengan pihak ketiga untuk melengkapi ekosistem yang dibangun, seperti akselerator, inkubator, hingga ke venture capital di Indonesia. Salah satu rekanan yang disebutkan adalah Bank Mandiri melalui program Wirausaha Muda Mandiri.

Microsoft sendiri sudah hadir di Indonesia sejak 20 tahun silam dan menurut Anton selalu berupaya untuk konsisten dalam mendukung perkembangan teknologi lokal. Program-program seperti Bizspark dan lainnya yang telah berjalan sejak 2011 kini ingin diangkat kembali untuk meningkatkan awareness masyarakat mengingat ekosistem industri teknologi di Indonesia kini sedang menggairahkan.

Juara Imagine Cup 2016 di Tingkat Nasional

Setelah terpilih 9 tim terbaik yang diumumkan pertengahan Maret lalu, kemarin (06/4) para finalis Imagine Cup 2016 Indonesia tersebut mengikuti sesi presentasi final untuk menemukan pemenang Imagine Cup di tingkat nasional. Dan tiga tim yang berhasil menjadi juara adalah None Developers (kategori Games) dari Universitas Trunojoyo Madura, Garuda45 (kategori World Citizenship) dari University of Edinburgh dan Hoome Studio (kategori Innovation) dari kolaborasi ITB dan Telkom University.

Dari kategori Games, tim None Developers menyuguhkan Froggy & The Pesticide. Sebuah game yang menceritakan tentang Froggy, sebuah spesies yang harus terhindar dari semprotan pestisida. Game ini memiliki sebuah pesan moral untuk meminimalisir penggunaan pestisida di lingkungan pertanian dan menggantikan dengan biopestisida.

Semenjak Solite Stuido dengan game Save The Hamsters berhasil memenangkan (juara 2) kejuaraan internasional Imagine Cup di tahun 2013, Universitas Trunojoyo Madura menjadi rutin menghadirkan perwakilannya untuk mengikuti ajang tahunan Microsoft untuk mahasiswa ini. Dengan rata-rata produk yang dihasilkan berupa permainan mobile. Menarik untuk dilihat, ketika sebuah pencapaian besar mampu menjadi berkelanjutan, terlebih Trunojoyo adalah universitas yang terletak jauh dari ekosistem digital Indonesia yang sering digadang-gadang, ala Jakarta, Bandung atau Yogyakarta.

Tim Garuda45 sebagai pemenang di kategori World Citizenship hadir dengan aplikasi TB DeCare (Tuberculosis Detect and Care). Aplikasi ini dikembangkan untuk deteksi bakteri tuberkulosis (TB). TB DeCare diintegrasikan dengan alat pendeteksi otomatis dengan pengolahan citra digital dari dahak pasien. Kemudian akan dianalisis dan dilaporkan hasilnya menggunakan ponsel.

Sebagai fitur tambahan, aplikasi DeCare juga terintegrasi dengan portal informasi TG, serta memberikan layanan pengingat minum obat untuk pasien. Ini untuk meminimalisir permasalahan dari TB yang sering terjadi di masyarakat, yakni kepatuhan pasien untuk berobat. Selain itu melalui TB DeCare, dokter atau tim medis lainnya bisa memasukkan data setiap pasien untuk mengevaluasi pengobatannya.

Imagine Cup Indonesia

Di kategori Innovation, tim Hoome berhasil mengusung aplikasi Hoome sebagai pemenang. Hoome merupakan rumah pintar yang mampu menyesuaikan dengan kondisi pengguna untuk memberikan kenyamanan. Hoome memfokuskan sensor untuk mendeteksi pengguna, merekam seperti tingkat stres, kondisi mood, kesadaran dan sebagainya dengan wearable devices yang terpasang (Electroencephalogram, Electromyography dan Smartwatch). Dari hasil tangkapan sensor, secara otomatis berbagai perangkat di rumah, seperti pencahayaan, suhu, aroma terapi, dan home entertainment akan menyesuaikan.

Mengenal Pelajar Indonesia yang Menjuarai Imagine Cup 2015

Gelar juara Imagine Cup untuk level high school disrobot peserta dari Jogja / Microsoft

Siapa sangka bahwa peneliti belia bernama Faturahman Yudanto yang berasal dari Yogyakarta ini menjadi pemenang pertama mengalahkan Brazil dan Inggris untuk kategori lomba 14-18 Tahun. Adalah karyanya yang berjudul Crusher yang mengkombinasikan konsep pendidikan Biologi dengan aplikasi permainan, membuatnya dia memenangkan lomba permainan internasional Imagine Cup: Break into the Code akhir Agustus lalu dan memperoleh dana pengembangan inovasi sebesar $3.000. Continue reading Mengenal Pelajar Indonesia yang Menjuarai Imagine Cup 2015

Perjalanan Tim Alix Wakili Indonesia di Imagine Cup 2015

Tim Alix saat mempresentasikan karyanya di depan juri / Alix

Seperti yang sudah dilansir pada pemberitaan sebelumnya, untuk tahun ini di ajang Worldwide Semifinal – Imagine Cup, Indonesia mengirimkan perwakilan untuk kategori World Citizenship. Sebagai juara di ajang Imagine Cup lokal, tim Alix dari Unversitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung berhak mempresentasikan karyanya di Seattle, Amerika Serikat. DailySocial berkesempatan berbincang dengan orang-orang di balik Alix membahas pengalamannya selama mengikuti kompetisi global yang diadakan Microsoft ini. Continue reading Perjalanan Tim Alix Wakili Indonesia di Imagine Cup 2015