Pintar, Tipis dan Stylish, Smartwatch Hybrid Nowa Superbe Bisa Aktif Hingga 8 Bulan

Berakhirnya demam smartwatch yang ditawarkan oleh produsen-produsen elektronik dibuntuti oleh kelahiran arloji pintar berkonsep hybrid. Dikembangkan baik oleh watchmaker terkemuka hingga startup, smartwatch hybrid pada dasarnya menawarkan satu hal serupa: desain timeless layaknya jam tangan tradisional dipadu dengan konektivitas modern dan sistem notifikasi.

Smartwatch hybrid juga memberikan solusi atas kendala rendahnya daya tahan baterai di model standar. Beberapa varian hybrid menggunakan dua sumber tenaga, fungsinya agar fitur pintar perangkat bisa bekerja serta untuk menopang sistem pergerakan penunjuk waktu quartz. Namun produk Superbe buatan tim Nowa asal Paris punya keunggulan unik di aspek ini: seluruh fungsinya bisa beroperasi penuh selama delapan bulan berbekal sekeping baterai.

Ketika sebagian besar jam tangan hybrid mengusung case bundar, Nowa Superbe menggunakan rancangan ‘cushion‘ minimalis yang sedikit mengotak. Nowa mengklaim perangkat barunya ini sebagai smartwatch tertipis di dunia dengan ketebalan cuma 10mm. Tubuhnya terbuat dari stainless steel 316L dan mempunyai diameter 36mm. Ukuran tersebut memastikannya cukup fleksibel untuk dikenakan baik oleh laki-laki ataupun perempuan. Selain itu, produsen juga menyiapkan pilihan warna case dan tipe strap berbeda.

Melihatnya sekilas, kemungkinan besar Anda tidak akan menyadari bahwa Superbe merupakan smartwatch. Kacanya terbuat dari material mineral plus coating safir, dan strap-nya mudah digonta-ganti berkat pemakaian sistem quick release. Beragam fungsi Superbe dapat diakses dengan satu tombol yang menyamar jadi crown. Di tengah-tengah dial utama, Nowa mencantumkan lingkaran LED mungil sebagai indikator, akan menyala ketika ada panggilan masuk.

Nowa Superbe 1

Layaknya smartwatch, Nowa Superbe dibekali segala kemampuan activity tracking (minus GPS), misalnya menghitung jumlah langkah, jarak tempuh dan pembakaran kalori, plus mampu menakar kualitas tidur. Data-data yang ditangkap serta pencapaian Anda ditampilkan lewat app mobile – tersambung via Bluetooth. Melalui app pula, kita dapat mengatur serta menentukan zona waktu, kemudian ia juga kompatibel ke Apple Health dan Google Fit.

Nowa Superbe 2

Superbe punya daya tahan sekelas jam fashion di 3ATM (tetap aman saat terkena percikan air), dan ia dapat berfungsi jadi remote control buat ber-selfie. Menariknya lagi, sambungan Bluetooth di smartwatch hybrid ini bisa membantu Anda menemukan smartphone. Nowa Superbe ditenagai oleh baterai CR2025. Jika Anda sama sekali tidak menggunakan fitur pintarnya, perangkat bisa aktif hingga dua tahun.

Nowa Superbe 3

Nowa Superbe sudah bisa Anda pesan via Indie Gogo. Harganya sangat kompetitif, dijajakan mulai dari € 110 (kisaran US$ 122) di masa crowdfunding ini. Alternatifnya, Nowa juga punya koleksi smartwatch hybrid Shaper dengan desain bundar berdiameter 40mm.

Nowa Superbe 4

Gunakan E-Ink, Smartphone Kingrow K1 Coba Selamatkan Penglihatan Anda

Bagi banyak orang, performa fotografi merupakan daya tarik utama sebuah smartphone. Setelah itu, konsumen sadar pentingnya kemampuan perangkat dalam menghidangkan konten, dan mereka kian kritis saat menakar kualitas layar – dari mulai resolusi, jenis panel, aspek rasio hingga penampilan notch. Namun semakin canggih layar, biasanya ia kian menyedot baterai dan jarang kita sadari, output-nya juga berdampak buruk bagi mata.

Mengapa tidak sehat bagi penglihatan? Anda mungkin sudah sering mendengar penjelasan (dan rumor) mengenai radiasi yang dihasilkan oleh perangkat bergerak, tetapi emisi sinar biru (baik dari smartphone maupun monitor) ialah bahaya nyata bagi mata kita. Banyak produsen telah mencantumkan fitur filter blue light di produk mereka – membuat tampilannya jadi lebih kuning – namun hal ini dianggap masih belum cukup.

K1 1

Kondisi ini mendorong tim bernama Kingrow untuk meramu K1, yaitu sebuah smartphone berlayar e-ink atau electronic paper. Kingrow K1 memang bukanlah perangkat pertama yang mengusung teknologi ini. YotaPhone dan Hisense menggunakan e-paper sebagai layar sekunder, juga bisa Anda temui pada e-reader seperti Amazon Kindle. Meski begitu produsen berjanji, K1 mampu menghidangkan pengalaman ‘ber-smartphone sejati’.

Kingrow K1 mempunyai tubuh kotak (yang menjadi tren desain smartphone dua tiga tahun silam). Di sana terdapat layar electronic paper beresolusi 1280x720p seluas 5,17-inci yang menampilkan konten dalam warna monokromatis hitam-putih. Kingrow juga mencoba memastikan display tersebut mampu menampilkan teks serta gambar secara tajam dengan memaksimalkan kepadatan pixel-nya – berada di tingkat 283PPI.

K1 3

Untuk sekarang, produsen belum mengungkap detail hardware dari K1 selain menyebutkan penggunaan port USB type-C, ketersediaan slot kartu SIM ganda, serta dukungan baterai 3.100mAh yang menjanjikan waktu standby sampai dua minggu berkat iritnya konsumsi tenaga layar e-ink.

Spesifikasi secara lengkap dan harga kemungkinan akan diungkap begitu kampanye crowdfunding K1 dimulai di Indie Gogo, tapi data dari situs Priceboon mengindikasikan penggunaan hardware kelas entry-level – dibekali chip MediaTek Helio P23, RAM 2GB dan ROM 16GB. Menakar dari aspek ini, kesehatan mata dan harga tampaknya akan jadi nilai jual utama Kingrow K1.

K1 2

Layar e-ink atau electronic paper memiliki karakteristik layaknya kertas. Pada dasarnya ia tidak mengeluarkan cahaya, jadi tidak ada emisi sinar biru, dan dengan begitu tidak ada efek-efek negatif yang disebabkan olehnya seperti rasa lelah berlebihan pada mata hingga insomnia. Pertanyaannya kini adalah, apakah K1 juga dilengkapi sistem backlight buat penggunaan di tempat gelap atau malam hari?

CleanseBot Adalah Robot Saku Pintar Pembasmi Bakteri

Dengan bertambah sibuknya hidup kita, meningkat pula-lah permintaan terhadap perangkat pembersih otomatis. Electrolux ialah perusahaan pertama yang memperkenalkan robotic vacuum cleaner (tahun 1996), namun jika berbicara teknologi, saat ini orang mungkin lebih memfavoritkan produk-produk iRobot atau Dyson. Berdasarkan laporan 3 tahun lalu, kabarnya 20 persen dari vacuum cleaner yang ada di dunia telah mengusung sistem robotik.

Dyson sendiri bisa dibilang sebagai perusahaan yang paling teliti menanggulangi alergen, telah melakukan berbagai eksperimen demi menghadirkan teknologi-teknologi mutakhir. Namun satu kekurangan yang ada di sana adalah, alat-alat mereka tetap merepotkan jika harus dibawa ketika bepergian – bahkan vaccuum cleaner wireless-nya saja masih terlalu memakan tempat. Lalu bagaimana memastikan tempat tidur hotel Anda betul-betul higienis?

Inilah ide di belakang pengembangan CleanseBot, robot pintar yang dirancang sebagai miniatur dari robovac. Perangkat memiliki diameter 13cm dan tebal 3cm. Ukurannya yang mungil ini memudahkan kita memasukkannya dalam tas atau koper. Walaupun demikian, CleanseBot tak hanya cuma berfungsi untuk memberishkan debu. Ia juga ampuh membunuh kuman dengan tingkat efektivitas 99,99 persen.

CleanseBot bekerja dengan pintar, tanpa mengharuskan Anda melakukan pengaturan terlebih dulu. Kita hanya perlu menekan sebuah tombol lalu menaruhnya di atas kasur atau bagian seprai yang tertutup oleh selimut. Selanjutnya, CleanseBot akan beroperasi secara otomatis selama 30 menit. Untuk memastikan tak ada kuman yang tersisa, Anda dapat mengulang proses ini sekali lagi.

CleanseBot 2

Dalam melakukan pembersihan, robot memanfaatkan empat buah lampu UV-C (ultraviolet C) buat menyapu dari dua sisi secara bersamaan. Itu berarti ia merupakan kabar buruk bagi bakteri, dan diklaim pula mampu mencegah penyebaran virus. CleanseBot dapat mengetahui keadaan di sekelilingnya dan bekerja di area pojok tempat tidur tanpa terjatuh berkat dukungan 18 buah sensor, sistem mapping, serta roda yang sanggup mencengkeram hampir segala permukaan.

CleanseBot 4

Menariknya lagi, CleanseBot ditopang oleh dua mode penggunaan lain. Pertama, Anda bisa memanfaatkan mode handheld buat membersihkan objek-objek berukuran kecil misalnya sakelar lampu, boneka, dudukan toilet, bantal atau remote TV. Tinggal aktifkan dan usapkan bagian lampu UV-C ke benda-benda tersebut. Selain itu, CleanseBot juga bisa berperan menjadi power bank portable dadakan, di dalamnya tersimpan baterai 3.700mAh.

CleanseBot 3

Tim penciptanya memanfaatkan situs crowdfunding Indie Gogo untuk menggalang dana agar CleanseBot bisa sampai di tangan konsumen. Sejauh ini kampanyenya berjalan sangat mulus. Produsen berhasil mengumpulkan modal hampir 40 ribu persen (bukan typo) dari target awal mereka. Produk dijajakan seharga mulai dari US$ 100, rencananya akan didistribuskan di bulan Maret dan April 2019.

Padrone Adalah Mouse PC Berwujud Cincin Fashion

Begitu akuratnya sistem input bernama mouse, periferal ini terus menjadi andalan pengguna komputer selama puluhan tahun. Wujudnya sendiri tak banyak berubah sejak dipatenkan di tahun 1947, walaupun desainnya bertambah ergonomis dan sensornya jadi lebih canggih. Memang ada alternatif berupa trackball atau touchpad, tapi tak ada yang bisa menyamai kenyamanan sebuah mouse.

Tentu saja mouse menyimpan sejumlah kelemahan. Periferal ini membutuhkan bidang dua dimensi agar bisa bekerja. Permukaannya pun tidak boleh sembarangan. Material tertentu kadang tidak dapat dibaca sensor secara optimal, dan itu artinya ada biaya yang harus dikeluarkan lagi untuk membeli mousepad. Sebagai jalan keluar atas kekurangan itu, satu tim asal Swiss memperkenalkan Padrone, yaitu mouse dalam wujud cincin.

Sebagai cincin, Padrone menjawab kelemahan umum yang ada pada mouse konvensional. Pengoperasiannya tidak memerlukan mouse mat, lalu tak ada lagi kendala soal wujud mouse yang tak sesuai dengan kebiasaan atau bentuk tangan kita. Padrone turut memberikan solusi buat pengguna kidal karena ia dapat dikenakan di tangan mana pun. Mouse biasa (terutama model wireless) juga bisa hilang atau jatuh, namun peluang insiden ini terjadi pada Padrone jauh lebih kecil karena prangkat selalu terpasang di tangan Anda.

Desain menjadi aspek terunik dari Padrone. Segala macam sensor bersembunyi dalam tubuh berwarna hitam. Wujudnya mengingatkan saya pada cincin signet (digunakan untuk membuat cap), dengan bagian atas yang melebar. Padrone dapat mudah menyamar sebagai aksesori fashion, dan Anda tidak perlu cemas ia tak muat di jari Anda. Produsen sudah menyiapkan 12 pilihan ukuran.

Cincin mouse Padrone 1

Pada dasarnya, Padrone tidak perlu dilepas saat Anda beraktivitas. Ia telah memperoleh sertifikasi IP67, yang berarti konstruksinya mampu menahan debu dan air maksimal sedalam satu meter selama 30 menit. Dengan begini, kita tetap bisa mengenakannya ketika mencuci tangan (atau bahkan mandi). Bobotnya pun sangat ringan sehingga mungkin Anda akan lupa sedang mengenakan mouse cincin,  hanya 8-gram.

Cincin mouse Padrone 2

Padrone tersambung ke PC Anda lewat Bluetooth tanpa ada software yang perlu diinstal.  Periferal ini kompatibel dengan perangkat-perangkat ber-OS Windows, Mac serta Android (mayoritas laptop sudah dibekali konektivitas Bluetooth). Pengoperasian Padrone hampir serupa seperti menggunakan mouse. Saat dikenakan, kursor mouse akan mengikuti gerakan jari kita. Ketukkan telunjuk di meja sebagai klik kiri dan jari tengah untuk klik kanan lalu, rentangkan atau tekuk telunjuk serta jari tengah buat mengaktifkan fungsi scroll wheel.

Padrone sudah bisa Anda pesan di situs Indie Gogo, satu unitnya dibanderol seharga US$ 200. Produk akan mulai didistribukan pada bulan Juli 2019.

 

Smartwatch VIITA Titan HRV Ialah Buah Dari Perpaduan Konsep Mewah dan Pintar

Para pemerhati horologi biasanya menyukai jam dengan kompleksitas mekanis tinggi serta varian yang punya sejarah unik di belakang pembuatannya, namun hal itu tidak menghentikan para perusahaan arloji tradisional untuk menanamkan kemampuan pintar di produk-produk baru mereka. Upaya ini kadang menghasilkan perangkat yang jauh lebih unik dari smartwatch.

Menurut tim VIITA Watches sendiri, sejauh ini belum ada jam pintar yang mempunyai karakteristik serta kualitas dari arloji mewah. Yang mereka permasalahkan bukan sekadar desain, tapi dukungan material-material premium demi memastikan perangkat punya daya tahan tinggi sehingga kita tidak was-was dalam menggunakannya. Hal tersebut mendorong sang produsen asal Austria itu untuk meramu VIITA Titan HRV.

Lewat Titan HRV, VIITA Watches mencoba membangun smartwatch dengan bahan-bahan paling tangguh dan keras di alam. Produk ini mengusung arahan desain khas jam pintar berlayar bundar, memiliki diameter 46-milimeter, ketebalan 16-milimeter (ukurannya termasuk raksasa), dan berbobot 87-gram. Selanjutnya, Titan HRV memanfaatkan layar sentuh TFT-LCD beresolusi 320x290p buat menyampaikan informasi.

Penampilan smartwatch ini menonjolkan kesan modern dan mungkin Anda merasakan sedikit tema militer di sana. Wujudnya itu tampaknya dimaksudkan buat merepresentasikan ketangguhan struktur. VIITA Watch menggunakan keramik zirconium sebagai bahan penyusul bezel, membentuk bagian housing dari titanium ‘grade 1′ yang keras tapi ringan, memilih logam aluminium kelas pesawat terbang buat jadi backcover, lalu melindungi layarnya dengan kristal safir.

VIITA Titan HRV 2

Titan HRV turut dibekali kemampuan tahan air 10-ATM. Dengan dukungan ini, sang produsen mempersilakan Anda buat mengenakannya kapan saja, baik ketika mandi ataupun berenang. 10-ATM dapat dikatakan setara seperti kemampuan anti-air 100-meter, namun perlu diketahui bahwa perangkat ini belum siap diajak menyelam.

VIITA Titan HRV 4

Fitur Titan HRV tentu tidak kalah dari smartwatch yang ada di pasar. Ia mampu melacak aktivitas Anda (kecepatan, jarak tempuh, detak jantung, pembakaran kalori), mengetahui tingkat stres, menyampaikan notifikasi panggilan dan pesan masuk serta aplikasi, bahkan bisa membantu pengguna menemukan smartphone-nya. Selain itu, Titan HRV juga ditunjang kapabilitas machine learning buat mempelajari kebiasaan Anda sehari-hari dan memberi rekomendasi target latihan berdasarkan data tersebut.

VIITA Titan HRV 3

VIITA Titan HRV sudah bisa Anda pesan melalui situs crowdfunding  Indie Gogo dan Kickstarter. Produk rencananya akan mulai didistribusikan pada bulan Desember nanti, disusul batch kedua di bulan Maret 2019. Harga retail produk dipatok di US$ 820, tapi dapat dimiliki cukup dengan mengeluarkan US$ 351 selama masa pengumpulan dana masih berlangsung.

Berbekal Ultrasonic, Soaclean Bisa Bersihkan Makanan Hingga Pakaian

Perjalanan bisnis selama tiga sampai empat malam kadang memberikan kita pilihan sulit: apakah cukup hanya membawa satu tas dengan resiko kehabisan pakaian, atau perlukah menyiapkan koper tambahan yang berpeluang membuat perjalanan jadi lebih merepotkan? Banyak hotel menyediakan jasa binatu, tapi kadang kebersihan dan ketepatan waktunya tak seperti yang kita harapkan.

Skenario seperti inilah yang mendorong sejumlah developer mengembangkan gadget portable untuk mencuci pakaian. Tiga tahun silam, Anda mungkin pernah mendengar soal Dolfie. Memanfaatkan dasar teknologi serupa, satu tim inventor menciptakan Soaclean, yaitu perangkat pembersih berbasis ultrasonic yang dapat dibawa kemana-mana. Hal paling menarik dari Soaclean adalah, ia tak cuma bisa membersihkan pakaian saja.

Soaclean mempunyai penampilan seperti tablet raksasa dengan bobot 250-gram, dan ia perlu tersambung ke colokan listrik agar bisa bekerja. Saat diaktifkan, Soaclean akan mengeluarkan suara ultrasonic sembari memutar bagian tengahnya untuk menghasilkan arus buat mendorong noda dan kotoran keluar dari serat kain atau benda apapun yang Anda coba bersihkan.

Soaclean.

Selain baju, Soaclean bisa digunakan untuk membersihkan sayur dan buah, peralatan makan bayi, perhiasan, perabotan perak, kacamata, sepatu, mainan, hingga jam tangan (pastikan saja arloji Anda anti-air). Yang perlu kita lakukan adalah menyiapkan air dalam wadah (misalnya wastafel di kamar mandi), memasukkan baju kotor, mencolokkan kabel, kemudian memasukkan Soaclean ke dalam air.

Soaclean 3

Waktu yang dibutuhkan Soaclean untuk membersihkan benda berbeda-beda. Buat kain, durasi optimalnya ialah setengah jam, sedangkan buah dan sayuran dapat dibersihkan total dalam waktu cuma lima menit. Perangkat ini juga dibekali dengan sistem otomatis, akan menonaktifkan dirinya setelah menyala selama 30 menit – jadi Anda tak perlu cemas jika harus meninggalkannya.

Soaclean 4

Pertanyaan yang mungkin masih tersisa ialah, seberapa efektif Soaclean dalam menghapus noda di kain? Sistem ultrasonic di sana kabarnya mampu menembakkan energi suara dalam air sehingga tercipta ledakan gelembung-gelembung udara super-mungil (berukuran micrometer). Masing-masing gelembung menyimpan temperatur hingga seribu kali atmosfer, dan bekerja buat merontokkan kotoran. Noda warna dapat terlepas dalam waktu tiga menit dari saat baju dimasukkan ke air.

Bisa dimanfaatkan di rumah sehari-hari, oleh pelajar, hingga oleh para pebisnis, Soaclean rencananya akan dibanderol di harga retail US$ 160. Namun jika Anda memesannya sekarang juga di situs crowdfunding  Indie Gogo, produk dapat dibeli cukup dengan mengeluarkan uang sebesar mulai dari US$ 80 saja.

Berbekal E-Ink, Fitur Pintar Smartwatch Hybrid Gligo Bisa Aktif Sampai 180 Hari

Penggunaan jenis layar berbead di perangkat wearable bergantung dari siapa konsumen target sebuah brand. Samsung dan Apple mengusung OLED di smartwatch mereka agar konten tampil atraktif, sedangkan Garmin menjagokan transflective display karena panel ini efektif menyam-paikan info terlepas dari kondisi cahaya saat itu. Dan satu produsen baru memilih teknologi e-ink.

Perusahaan yang dicetus oleh dua inventor lulusan Maastricht University Belanda dan Hong Kong School of Design (hanya nama depannya yang diketahui, yaitu Johan dan Antony) memperkenal-kan Gligo. Gligo ialah smartwatch berkonsep hybrid, memadukan mekanisme time-keeping tradisional dengan elemen digital. Display e-ink digunakan karena produsen fokus pada daya tahan baterai serta bermaksud mengendepankan desain minimalis.

Sesuai komitmen itu, penampilan Gligo memang terlihat sederhana. Tak ada UI berlebihan dan notifikasi tanpa akhir yang berpeluang mengalihkan perhatian Anda. Smartwatch ini mempunyai tubuh hitam bundar seperti arloji klasik dengan diameter 41mm dan ketebalan 12mm. Case-nya terbuat dari baja anti-karat 316L, lalu layarnya dilindungi oleh kaca mineral. Kemudian, produsen menyematkan strap 20mm pada lug-nya.

Gligo 1

Anda mungkin penasaran apakah display e-ink merupakan pilihan tepat. Faktanya, ia mempunyai sejumlah keunggulan dibanding LCD: konsumsi energinya sangat efisien, lalu jenis layar ini juga memiliki tingkat pantulan yang rendah sehingga konten mudah dibaca walaupun panel berada di bawah sinar matahari langsung. Sensasinya hampir sama seperti membaca teks di kertas. Selanjutnya, Anda dipersilakan mengganti warna latar belakangnya – hitam atau putih.

Gligo 2

Dan sebagaimana smarwatch sejati, tentu Gligo dilengkapi sejumlah kemampuan pintar. Smartwatch ini dapat menyampaikan notifikasi email, pesan, dan panggilan masuk, serta update pada app. Selain itu, Gligo turut menyimpan kapabilitas fitness tracking. Ia mampu menghitung detak jantung, banyaknya langkah, jarak tempuh, melacak pola tidur, hingga mengingatkan pengguna untuk beristirahat.

Gligo 3

Pada dasarnya, mekanisme Gligo terbagi dua. Fungsi pelacak waktunya memanfaatkan sistem quartz dengan daya tahan baterai hingga dua tahun. Lalu display e-ink-nya ditenagai secara terpisah. Durasinya memang tidak selama fungsi time-keeping, tetapi tetap jauh lebih lama dibanding produk smartwatch populer: sampai 180 hari tanpa charging. Gligo juga sudah memiliki sertifikasi IP65 – tetap aman meski terkena tumpahan air.

Aspek terbaik lain dari Gligo adalah harganya. Selama kampanye crowdfunding-nya masih belangsung di Indie Gogo, smartwatch e-ink ini bisa Anda miliki cukup dengan mengeluarkan uang US$ 100 saja. Pengiriman rencananya akan dilakukan mulai bulan September 2018.

MI Adalah Mini PC yang Bisa Bekerja Sebagai Perangkat Bergerak

Ada alat penunjang aktivitas produktif ideal untuk individu berbeda: PC desktop tetap kita temui di sejumlah area perkantoran, namun banyak orang juga memanfaatkan laptop sampai smartphone jika mereka dituntut untuk bekerja secara mobile. Masing-masing produk ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, biasanya terkait input kendali, layar serta konektivitas.

Ada banyak desain menarik diajukan oleh produsen hardware buat menunjang produktivitas, dari mulai menawarkan notebook convertible hingga hybrid dari laptop dan smartphone. Kali ini, tim dari Hong Kong mencoba mengombinasikan konsep nettop (atau PC miniatur) dan all-in-one. Hasilnya adalah MI, sebuah perangkat yang diklaim sebagai PC saku paling bertenaga di dunia.

MI punya penampilan minimalis seperti mini PC pada umumnya, dengan dimensi 135x90x16-milimeter dan bobot hanya 230-gram. Berkat desain mungil ini, MI bukan hanya bisa dimasukkan dalam tas, tapi juga dapat diselipkan dalam kantong. Yang membuat MI istimewa ialah kehadiran layar sentuh serta kemampuannya beroperasi mandiri tanpa memerlukan periferal tambahan.

Mi 1

Konstruksi tubuh MI terbuat dari bahan aluminium, lalu layar sentuh seluas 5-incinya menyuguhkan resolusi 1280x720p. Di sisi muka, Anda akan menemukan dua tombol fisik: satu adalah tombol power dan satu lagi merupakan switch OS – bisa diganti antara Windows 10 atau Android 5.1. Produsen menjelaskan bagaimana MI sangat ideal buat dibawa-bawa saat liburan, belanja, atau ketika memberikan presentasi. Mereka juga menyertai perangkat bersama cover yang juga berperan sebagai stand.

Mi 3

Lantas apa bedanya MI dengan smartphone?

Aspek andalan pertama MI ialah dukungan hardware berperforma tinggi (di kelasnya). Mini PC ini diotaki oleh prosesor Intel Atom x7-Z8750 2,56GHz, serta dibekali RAM 8GB dan unit penyimpanan SSD berkapasitas 128GB, memungkinkannya menjalankan berbagai aplikasi hiburan dan olah data berbasis platform Windows 10. Selain itu, MI juga didukung oleh Bluetooth 4.2 dan Wi-Fi dual-band.

Mi 2

Faktor unggulan kedua ialah topangan dari bermacam-macam konektivitas fisik. Dari gambar yang dipublikasikan, saya bisa melihat tiga port USB 2.0, satu USB 3.0, USB type-C, HDMI, card reader, port audio 3,5mm, serta port LAN. Berkat luasnya konektivitas, kita dapat mudah menyambungkan mouse, keyboard bahkan monitor.

Mi 5

Terlepas dari fleksibilitas pemakaian dan dukungan hardware cukup mumpuni, MI dijajakan di harga yang sangat atraktif. Versi retail rencananya dibanderol seharga US$ 300 saja. Namun saat ini, produk bisa dipesan di Indie Gogo cukup dengan mengeluarkan uang separuhnya.

Harga dan kelengkapan fiturnya ituyang membuat MI layak jadi pertimbangan jika Anda sedang mencari mini PC.

Atari Akhirnya Umumkan Kapan Console Atari VCS Bisa Dipesan

Eksistensi dari perangkat game baru Atari diungkap dua dekade setelah mereka undur diri dari bisnis hardware lewat pengumuman di E3 2017. Dalam pengembangannya, sang produsen mencoba menggabungkan fungsi komputer personal dengan home console, mempelajari kegagalan Ouya dan Steam Machine, serta membebaskan pengguna menginstal software apapun di sana.

Namun kita tahu, pengembangan perangkat ini sedikit lebih lambat dari agenda Atari. Sesi pre-order yang rencananya dimulai pada bulan Desember 2017 ditunda karena produsen butuh waktu lebih banyak buat mematangkan ekosistem dan platform. Lalu di bulan Maret 2018 kemarin, Atari mengubah nama Ataribox menjadi Atari VCS – kependekan dari Video Computer System, nama yang sempat diusung oleh Atari 2600.

Atari VCS 1

Dan baru di minggu kemarin Atari akhirnya mengumumkan kapan console dapat dipesan. Pre-sale akan dilaksanakan secara eksklusif di situs crowdfunding Indie Gogo, dan bagi yang melakukan pemesanan dalam periode ini, mereka akan mendapatkan edisi kolektor dengan panel depan berbahan kayu. Sebagai alternatif dari Atari VCS Collector’s Edition, Anda juga bisa memilih versi dengan desain yang lebih ‘modern’ bertubuh hitam ramping, Atari VCS Onyx.

Sang produsen kembali mengingatkan bahwa Atari VCS bukanlah sekadar perangkat ‘retro-box‘ biasa. Ia merupakan sistem berkonektivitas modern, mengusung teknologi besutan AMD serta Radeon. Atari VCS sanggup menghidangkan konten beresolusi 4K, mendukung fitur HDR, dan dapat menyuguhkan 60-frame rate per detik. Selain itu, perangkat juga dilengkapi koneksi Wi-Fi dual-band, Bluetooth 5.0, serta port USB 3.0.

Atari VCS 2

Kabarnya, Atari VCS mempersilakan kita mengustomisasi pengalaman pemakaian. Selain menangani game, sistem juga dibekali kemampuan menjalankan konten seperti aplikasi, musik dan video. Dan karena pada dasarnya perangkat ini adalah PC dengan sistem operasi Linux, pengguna juga diperkenankan untuk memperluas kapasitas penyimpanannya.

Bahkan jika Anda belum mengisi Atari VCS dengan game dan video, perangkat telah siap digunakan untuk bernostalgia. Atari sudah membundelnya bersama tidak kurang dari 100 permainan, meliputi judul-judul legendaris semisal Asteroids, Centipede, Breakout, Missile Command, Gravitar hingga Yars’ Revenge.

Gerbang pemesanan Atari VCS akan dibuka pada tanggal 30 Mei 2018 di Indie Gogo. Dan selama fase crowdfunding-nya berlangsung (dan selama persediaan masih ada), PC rasa console retro itu dapat Anda miliki cukup dengan mengeluarkan modal US$ 200. Berdasarkan pemberitahuan Atari sebelumnya, produk kemungkinan akan dijual di harga retail antara US$ 250 sampai 300.

Atari memang belum menjelaskan secara detail kemampuan device ini, tapi kabarnya, ia lebih dari sanggup buat menjalankan game-game indie populer seperti Minecraft dan Terraria.

Sumber: GlobeNewsWire.

Usung Semangat Nokia Communicator, Gemini Memadukan Konsep Laptop dan Smartphone

Saat diperkenalkan di tahun 1996, Nokia Communicator terasa merepresentasikan masa depan perangkat bergerak. Satu hal yang paling ikonis darinya ialah kehadiran keyboard QWERTY untuk memudahkan pengguna mengetik. Namun pendekatan desain ini perlahan-lahan menghilang dari smartphone, hingga satu produsen menyadari krusialnya eksistensi dari papan ketik fisik.

Di tengah-tengah dominasi perangkat berlayar sentuh, tim Planet Computers asal Inggris memperkenalkan Gemini. Singkatnya, Gemini adalah perpaduan antara ringkasnya smartphone dengan komputer laptop yang siap mendukung segala macam aktivitas produktif. Menariknya lagi, pengguna dipersilakan ‘menentukan sendiri’ fungsi utama Gemini – apakah akan diprioritaskan sebagai laptop atau smartphone.

Gemini mengusung penampilan clamshell yang tak terlalu berbeda dari Nokia Communicator, namun Planet Computers tak lupa memastikan desainnya atraktif, ringkas dibawa-bawa, serta nyaman digunakan. Saat layar tertutup, tubuhnya hanya berukuran 17,14×7,93×1,51-sentimeter sehingga mudah digenggam dan dimasukkan dalam kantong. Saat dibuka, Anda disuguhkan layar sentuh 6-inci FHD dan keyboard full-sized‘ tanpa numpad.

Gemini 2

Produsen berargumen bahwa rancangan seperti ini memberikan solusi terhadap keterbatasan utama di smartphone: penggunaan keyboard virtual memakan hampir separuh layar, lalu absesnnya tombol fisik membuat proses mengetik jadi tidak presisi. Elemen ini jadi perhatian utama di Gemini. Dalam menggarap keyboard, Planet Computers berkolaborasi bersama perusahaan konsultan desain milik Martin Riddiford.

Gemini 4

Perangkat diotaki oleh system-on-chip berisi prosesor 10-core (2x Cortex A72 @2,6GHz, 4x Cortex A53 @2,0GHz, 4x Cortex A53 @1,6GHz) dan GPU ARM Mali 875MHz, juga dibekali RAM 4GB. Penyimpanan internal 64GB bisa Anda tambah dengan mencantumkan kartu microSD, lalu Gemini jug dibekali oleh dua port USB type-C. Sebagai sumber tenaganya, Planet Computers membenamkan baterai Li-Ion 4.220mAh.

Gemini 2

Gemini memanfaatkan sistem operasi Android, namun juga siap mendukung Linux sebagai platform sekunder. Apapun OS yang dipilih, Anda kabarnya tetap bisa memanfaatkan fitur voice recognition, memungkinkan kita berinteraksi dengan Gemini walaupun ia berada dalam kantong. Tersedia dua tipe Gemini, yakni varian berkonektivitas Wi-Fi plus 4G atau Wi-Fi saja.

Produk saat ini dijajakan di situs crowdfunding  Indie Gogo seharga mulai dari US$ 300 (US$ 400 buat versi 4G-nya).

Apapun pendapat Anda mengenainya, bagi jurnalis yang dituntut untuk mengetik saat ada kesempatan dan harus bekerja remote seperti saya, konsep desain Gemini sangat menjanjikan. Satu hal yang membuat saya ragu untuk memesannya adalah status dari layanan purna jual Planet Computers di sini.