Laporan DSInnovate: Perkembangan Insurtech di Indonesia 2021

Asuransi menjadi salah satu bidang bisnis yang dinilai menjanjikan untuk digarap oleh startup digital. Ada banyak aspek layanan yang bisa dikembangkan, mulai dari edukasi konsumen, simplifikasi proses pemenuhan produk, hingga proses klaim yang lebih instan.

Di Indonesia layanan insurtech (insurance technology) bisa dibilang masih dalam tahap awal. Kendati secara kuantitas pemainnya belum banyak, namun beberapa di antaranya sudah memiliki model bisnis yang valid, salah satunya divalidasi melalui pendanaan lanjutan dari pemodal ventura.

Untuk melihat lebih jauh bagaimana perkembangan bisnis insurtech di Indonesia, DSInnovate merilis laporan bertajuk “Insurtech Ecosystem in Indonesia Report 2021”. Di dalamnya berisi empat pembahasan utama, meliputi:

  1. Kondisi industri asuransi di Indonesia
  2. Konsep insurance technology
  3. Perkembangan insurtech di Indonesia
  4. Peluang dan tantangan bisnis insurtech

Banyak data dan temuan menarik yang terungkap dalam laporan, misalnya bisnis asuransi secara umum cenderung cepat pulih di tengah pandemi. Kendati sempat menurun di periode awal tahun 2020, Gross Premium Income kembali meningkat per Juni 2020.

Selanjutnya, sejak tahun 2018 tercatat 6 transaksi pendanaan yang melibatkan 3 startup insurtech di Indonesia, membukukan hampir $80 juta. Selain itu masih ada hal-hal menarik yang disorot dalam laporan, termasuk model bisnis insurtech, daftar insurtech di Indonesia, hingga studi kasus kolaborasi antarpemain dan dengan korporasi.

Selengkapnya unduh laporannya melalui tautan berikut ini: Insurtech Ecosystem in Indonesia Report 2021

Laporan DSResearch: Inovasi Strategis dalam Teknologi Asuransi

Kendati penetrasinya belum besar, bisnis asuransi diproyeksikan akan memiliki nilai fantastis di waktu mendatang. Banyak faktor pendorongnya, misalnya kesadaran pengguna yang semakin meningkat untuk memiliki jaminan hidup yang lebih baik. Terlebih, produk-produk asuransi juga mulai menyasar segmen yang lebih terjangkau, contohnya saat ini mulai marak produk asuransi perlindungan gadget, asuransi perjalanan, dan lain sebagainya; dijajakan dengan harga yang relatif murah.

Dalam rangka mengakselerasi proses penetrasi tersebut, berbagai strategi dilakukan tak terkecuali melalui inovasi teknologi. Terminologi “insurtech (insurance technology)” menjadi ramai akhir-akhir ini, dibarengi dengan banyak pemain startup yang terjun menggarap sektor tersebut. Catatan menariknya, alih-alih mengganggu legasi bisnis yang sudah ada, insurtech berpeluang besar bersinergi dengan perusahaan asuransi untuk menjangkau pangsa pasar yang lebih luas.

Guna melihat tren dan peluang sinergi tersebut, DSResearch berkolaborasi dengan Mandiri Capital Indonesia (MCI) merilis sebuah white paper bertajuk “Insurtech Strategic Innovation”. Di dalamnya merangkum banyak hal, berikut gambaran singkat untuk masing-masing dari tujuh bab yang menjadi pembahasan utamanya:

  1. Mendalami konsep dasar insurtech; menggali tentang apa saja yang dilakukan insurtech dalam upayanya mendemokratisasi bisnis asuransi melalui sentuhan digital. Termasuk melihat peranan berbagai stakeholder dalam perkembangan ekosistem insurtech secara global.
  2. Lanskap bisnis insurtech global; mencatat perkembangan produk teknologi asuransi di dunia dan tren produk terkini yang banyak dikembangkan. Secara spesifik menyusuri pasar di Amerika Serikat, Eropa, Tiongkok, dan Asia Tenggara.
  3. Lanskap bisnis insurtech di Indonesia; perkembangan insurtech di Indonesia, termasuk mendalami pemahaman dan ketertarikan masyarakat terkait penggunaan teknologi untuk memenuhi kebutuhan asuransinya. Turut dipetakan juga beberapa startup teknologi di bidang asuransi yang sudah beroperasi di Indonesia dan model bisnis yang diaplikasikan.
  4. Modernisasi bisnis asuransi dengan teknologi; mengungkap urgensi transformasi digital dalam bisnis asuransi, termasuk menampilkan studi kasus mengenai kolaborasi yang mungkin dilakukan oleh perusahaan asuransi dan startup teknologi di Indonesia.
  5. Tantangan inovasi insurtech; berisi perspektif dari pemain industri mengenai tantangan yang mereka temui dalam mentransformasikan bisnis asuransi perusahaannya ke ranah digital.
  6. Gambaran inovasi terkini di bidan asuransi; memetakan inovasi teknologi asuransi yang ada di Indonesia untuk mengakomodasi berbagai proses bisnis; beserta bentuk-bentuk platformnya.
  7. Studi kasus sinergi perusahaan dengan startup; membahas berbagai kerja sama strategis yang berhasil dilakukan perusahaan asuransi dan startup teknologi di berbagai negara.

Untuk bahasan selengkapnya, silakan unduh laporan tersebut melalui tautan berikut ini: Insurtech Strategic Innovation 2020.

Disclosure: Dalam penyusunan white paper ini, DSResearch bermitra dengan Mandiri Capital Indonesia (MCI) yang merupakan corporate venture capital milik Bank Mandiri. MCI aktif berinvestasi ke startup digital di sektor fintech dan turunannya, termasuk insurtech.

Daftar Startup Insurtech di Indonesia

Startup yang bergerak di bidang Insurtech (Insurance Technology) di Indonesia tidak sedikit pemainnya. Insurtech merupakan bisnis yang coba mendigitalkan manajemen produk asuransi, bentuknya berupa kanal informasi dan perbandingan produk, pemesanan layanan, hingga klaim asuransi. Berikut ini daftar startup Insurtech di Indonesia:

PasarPolis

PasarPolis salah satu startup insurtech indonesia yang resmi diperkenalkan pada tahun 2015

PasarPolis salah satu startup bidang insurtech yang resmi diperkenalkan pada masyarakat pada 3 Maret 2015. Disebutkan PasarPolis telah bermitra dengan lebih dari 100 produk asuransi dari sekitar 30 mitra asuransi yang memasarkan produknya di situs PasarPolis. PasarPolis menyediakan enam jenis produk asuransi, seperti asuransi perjalanan, kecelakaan diri, properti, kesehatan, jiwa, dan kendaraan motor.

Tahun lalu, setelah mengumumkan ambisi ekspansinya ke pasar regional dimulai dari Thailand dan Vietnam, PasarPolis mulai mengembangkan di sektor pariwisata, yaitu produk asuransi yang ditawarkan PasarPolis seperti asuransi perjalanan dan penundaan penerbangan. Sementara untuk e-commerce produk yang ditawarkan mencakup penanggungan kerusakan produk saat proses pengiriman.

RajaPremi

RajaPremi adalah startup insurtech dengan portal asuransi pertama di Indonesia. Startup yang sebenarnya sudah digarap sejak 2012 ini, dan dirintis oleh tiga orang founder, Chang Jeh sebagai CEO, Keith Chee sebagai CTO, dan Margaretha Venny sebagai General Manager.

Layanan yang mengklaim dirinya sebagai pelopor pasar asuransi online di Indonesia ini menawarkan banyak produk yang salah satunya adalah asuransi jiwa dan kesehatan. Melalui situs ini, masyarakat diajak untuk membandingkan harga dan memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Bahkan, rajapremi.com juga menyediakan konsultasi gratis dengan konsultan asuransi independen untuk memudahkan calon pengguna layanannya memilih asuransi yang tepat.

Qoala 

Startup insurtech indonesia qoala merupakan salah satu peserta dari Grab Ventures Velocity (GVV)

Qoala juga merupakan startup insurtech yang menjembatani proses klaim asuransi melalui sistem teknologi. Qoala sendiri berada di bawah PT Archor Teknologi Digital dan merupakan salah satu peserta dari Grab Ventures Velocity (GVV) batch kedua.

Semua proses klaim Qoala menggunakan teknologi digital berbasis artificial intelegence (AI). Gunanya untuk mempercepat proses identifikasi terhadap seseorang. Sehingga proses klaim jadi lebih efektif dan tentu saja cepat. Waktu klaim yang dijanjikan Qoala hanya butuh beberapa menit saja. Bahkan klaim bisa dikirimkan melalui pembayaran digital OVO dan Gopay.

Wowpremi

WowPremi masuk dalam daftar startup insurtech indonesia

WowPremi masuk dalam daftar startup insurtech yang tidak hanya melayani pengajuan polis asuransi jiwa secara online, melainkan juga membantu calon nasabah mencocokan kebutuhan asuransi karena WowPremi menyediakan banyak kategori asuransi dari perusahaan asuransi terkemuka. Selain didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), WowPremi menggandeng payment gateway yang didukung oleh 21 bank dan kartu kredit sehingga proses pembayaran asuransi dijamin aman dan instan.

Futuready

Futuready adalah salah satu startup insurtech Indonesia yang bisnis perusahaannya pialang (lebih dikenal broker) asuransi, dengan jalur penjualan khusus online. Perusahaan ini diklaim memiliki lisensi resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nama usaha PT Futuready Insurance Broker dan nomor izin no. KEP-518/NB.1/2015.

Futuready adalah startup insurtech indonesia yang bisnisnya pialang (lebih dikenal broker) asuransi

Setelah sebelumnya fokus kepada onboarding customer, saat ini Futuready fokus kepada layanan pelanggan secara menyeluruh, terutama dalam hal proses klaim asuransi. Didukung dengan teknologi dan pilihan pembayaran pelanggan, mereka menyebutkan proses klaim bisa dilakukan hanya dalam waktu 48 jam saja.

Igloo

Igloo merupakan asuransi digital on-demand untuk perlindungan layar. Aplikasi yang dilengkapi dengan teknologi machine learning tersebut menyediakan layanan asuransi khusus untuk perlindungan layar (screen protector) untuk semua tipe dan merek ponsel yang tersedia di Indonesia.

Saat ini Igloo hanya menyediakan asuransi untuk layar ponsel saja, namun ke depannya Igloo juga akan menghadirkan asuransi untuk perjalanan wisata, perlindungan furnitur dan barang berharga di apartemen.

Lifepal

Lifepal, startup insurtech yang hadir dalam bentuk platform marketplace , layanannya membantu membandingkan, membeli, dan menggunakan produk asuransi sesuai dengan kebutuhan dan anggaran. Adapun produk yang ditawarkan mulai dari asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi kendaraan, asuransi perjalanan, dan lain sebagainya.

Lifepal, startup insurtech indonesia yang hadir dalam bentuk platform marketplace

Lifepal menyediakan pilihan paket asuransi kesehatan dan jiwa yang lengkap, mulai dari Paket Keluarga, Paket Penyakit Kritis, Paket Kehamilan, hingga Paket Lanjut Usia. Juga menawarkan perbandingan perlindungan dengan manfaat terbaik dan harga premi termurah dari berbagai brand asuransi ternama untuk melindungi karyawan perusahaan.

9lives

9Lives (PT. Nine Lives Indonesia) merupakan sebuah perusahaan startup insurtech Indonesia yang bergerak dibidang usaha aktivitas konsultasi digital dan managemen fasilitas informasi teknologi lainnya, yang menyediakan pelayanan dalam pencarian dan pembelian polis asuransi. Serta klaim asuransi melalui sebuah mobile aplikasi.

Hadir di Indonesia sejak tahun 2018, 9Lives mencoba relevan dengan inovasi microinsurance. Yang terbaru mereka meluncurkan Asuransi Selfie yang secara khusus melindungi wajah saat terjadi kecelakaan. Produk ini diharapkan cocok dengan target pasarnya, yaitu kalangan milenial khususnya kaum perempuan.

Cekpremi

Satu lagi layanan perbandingan produk finansial hadir di Indonesia. Meski bukan yang pertama, CekPremi besutan PT Reventon Mitra Utama ini mencoba hadir sebagai portal informasi dalam perbandingan produk asuransi online.

Sebagai penyedia layanan perbandingan asuransi, Cekpremi memiliki peran ganda yang untuk dapat menguntungkan konsumen maupun mitra asuransi yang berpartisipasi. Melalui situs resminya, saat ini CekPremi baru menyediakan jasa perbandingan produk asuransi untuk mobil, motor dan juga asuransi perjalanan. Keunggulan lain yang ditawarkan oleh CekPremi yaitu mereka berani memberikan garansi 200% dari perbedaan harga jika konsumen menemukan premi yang lebih murah daripada yang dijual di Cekpremi.

Premiro

Premiro, portal pembanding asuransi yang menginginkan pelanggan memegang kendali. Startup insurtech ini menghubungkan pengguna dengan produk-produk asuransi pilihan secara instan tanpa harus meninggalkan rumah atau pekerjaan. Hemat waktu dan tenaga. Dengan memberikan kebebasan memilih asuransi yang paling sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Premiro menghadirkan empat produk. Untuk asuransi perjalanan, bagi yang ingin ke luar negeri hanya melayani perjalanan tunggal. Pada produk asuransi kendaraan, terdapat beragam pilihan perlindungan serta disediakan bengkel rekanan terpilih. Perlindungan untuk properti dan harta benda, tersedia untuk memproteksi risiko terhadap kebakaran, banjir, pencurian, perampokan dan berbagai risiko lain. Selanjutnya adalah produk kesehatan, pribadi dan jiwa.

Asuransi88

Bekerja sama dengan lebih dari 10 perusahaan penyedia asuransi, Startup insurtech Asuransi88 mengklaim menawarkan layanannya secara gratis, mudah, tidak bias, dan independen. Monetisasi melalui iklan dan lead pembelian produk melalui situsnya merupakan model bisnis yang coba dibangun oleh Asuransi88.

Startup insurtech indonesia Asuransi88 bekerja sama dengan lebih dari 10 perusahaan penyedia asuransi

Melalui Internet, Asuransi88 menawarkan kemudahan bagi para penggunanya untuk dapat memiliki layanan asuransi idaman dari yang dulunya harus melalui proses yang cukup lama dan membuang waktu. Hanya dengan tiga langkah, seperti yang dikutip dari rilis persnya, pengguna sudah bisa mendapatkan asuransi terbaik sesuai dengan kebutuhannya.

Targetkan Milenial, Aplikasi Igloo Hadirkan Asuransi Perlindungan Layar Ponsel

Bertujuan untuk menghadirkan produk asuransi untuk kalangan milenial, Sompo Indonesia (perusahaan asuransi asal Jepang) dan Axinan menjalin kemitraan strategis meluncurkan aplikasi Igloo. Aplikasi yang dilengkapi dengan teknologi machine learning tersebut menyediakan layanan asuransi khusus untuk perlindungan layar (screen protector) untuk semua tipe dan merek ponsel yang tersedia di Indonesia.

CEO Sompo Indonesia Eric Nemitz menyebutkan, dipilihnya Axinan sebagai mitra karena sesuai dengan misi dan komitmen untuk memperluas ruang usaha dengan mengandalkan teknologi dan menargetkan kalangan milenial. Igloo merupakan aplikasi konsumen pertama mereka di Indonesia yang berfokus pada asuransi.

“Kami menyadari kalangan milenial yang memiliki asuransi jumlahnya masih sedikit. Dengan produk awal yaitu perlindungan layar smartphone dalam aplikasi Igloo, kami harapkan akan lebih banyak lagi kalangan milenial yang tertarik untuk memiliki asuransi,” kata Eric.

Proses mudah ajukan dan klaim asuransi

Dalam presentasinya diperlihatkan cara mudah bagi pengguna yang ingin memiliki asuransi melalui aplikasi Igloo. Hanya dengan menunjukkan foto layar kamera ponsel dalam kaca, nantinya teknologi machine learning bisa mendeteksi secara langsung jenis ponsel yang dimiliki dan menyesuaikan nilai asuransi yang sesuai.

Setelah jenis ponsel ditentukan, pengguna bisa memasukkan nomor KTP yang berfungsi untuk proses KYC dan verifikasi. Nantinya proses pembayaran bisa dilakukan melalui Go-Pay, bank transfer dan beberapa opsi lainnya.

“Dengan machine learning kami bisa menentukan asuransi yang tepat dan relevan dengan kebutuhan pengguna. Sehingga tidak ada lagi nilai asuransi yang berlebihan, semua disesuaikan dengan kondisi ponsel milik pengguna,” kata CEO Axinan Wei Zhu.

Saat ini Igloo hanya menyediakan asuransi untuk layar ponsel saja, namun ke depannya Igloo juga akan menghadirkan asuransi untuk perjalanan wisata, perlindungan furnitur dan barang berharga di apartemen.

“Proses klaim asuransi yang cepat juga bisa kita pastikan, berbeda dengan layanan asuransi konvensional. Kami telah bermitra dengan 5 penyedia service ponsel di Jakarta. Saat ini layanan kami hanya tersedia di Jabodetabek,” kata Wei.

Menyediakan layanan untuk segmen B2B

Sebagai perusahaan yang berbasis di Singapura, Axinan bersama dengan Sompo Indonesia saat ini juga telah memiliki layanan asuransi khusus yang menyasar segmen B2B. Bermitra dengan marketplace dan e-commerce di Indonesia, Axinan memberikan asuransi jaminan barang untuk pengembalian yang bisa dimanfaatkan oleh merchant.

“Prosesnya adalah dari e-commerce dan marketplace tersebut akan melakukan kurasi merchant apa saja yang bisa memanfaatkan asuransi. Kami juga menyediakan asuransi perlindungan barang kepada pembeli,” kata Wei.

Perusahaan mengklaim sedang bersiap melakukan penggalangan dana. Tujuannya antara lain untuk mengembangkan produk, menambah tim dan melakukan ekspansi ke negara lainnya di Asia Tenggara.

“Setelah Indonesia kami melihat pasar yang memiliki potensi lainnya adalah Thailand. Masih dalam tahap penjajakan dengan mitra lokal kami berencana dalam waktu dekat akan melakukan ekspansi ke Thailand,” kata Wei.

Application Information Will Show Up Here

[DSResearch] Survei Penggunaan Layanan Asuransi Digital di Indonesia

Insurtech (Insurance Technology) adalah bagian dari transformasi digital industri asuransi yang bertujuan meningkatkan jangkauan dan kemudahan akses oleh masyarakat. Di Indonesia bentuknya sudah bermacam-macam, mulai platform yang menjajakan produk asuransi, agregator pembanding produk asuransi, hingga sistem informasi dan klaim online asuransi.

Menurut berbagai sumber, termasuk dari OJK, penetrasi pengguna asuransi di Indonesia baru mencapai 3% dari total populasi yang ada. Untuk mengakselerasi peningkatannya maka dibutuhkan inovasi produk dan layanan secara berkelanjutan. Platform insurtech mungkin saja bisa menjadi bagian untuk meningkatkan penetrasi tersebut, dengan fleksibilitas akses yang diberikan.

Untuk melihat antusiasme masyarakat terhadap platform insurtech, DSResearch melakukan survei ini. Terdapat 2004 responden pengguna ponsel pintar yang terlibat dari berbagai wilayah di Indonesia dengan beragam tingkat ekonomi. Survei ini turut didukung JakPat, pengembang platform mobile survei online.


Berikut beberapa poin yang didapat dari survei:

  • Produk asuransi kesehatan menjadi yang paling banyak diminati, sebanyak 86% dari 1296 responden pengguna layanan asuransi menggunakannya.
  • Sebagian besar responden menilai bahwa layanan asuransi yang ada saat ini memiliki proses registrasi dan klaim yang cukup mudah. Didukung aturan dan pelayanan pelanggan yang dinilai baik.
  • Sebanyak 69% dari total responden yang berlangganan produk asuransi mengetahui tentang adanya insurtech.
  • Asuransiku, Axa MyPage, dan Asuransi88 menjadi platform insurtech paling populer menurut responden.

Masih banyak temuan lainnya, termasuk preferensi pengguna terhadap produk asuransi, dan fitur insurtech yang paling banyak digunakan yang dapat ditemukan di laporan DSResearch “Insurance Technology Survey 2019” yang dapat diunduh secara gratis.

Logo Jakpat Jajak Pendapat

JakPat (Jajak Pendapat) adalah open survey platform berbasis mobile yang menghubungkan pemasar dengan lebih dari 355 ribu responden dari berbagai wilayah di Indonesia dalam hitungan jam. Lebih lanjut mengenai JakPat, kunjungi situs resminya melalui https://jakpat.id.