Laporan DSInnovate: Startup Report 2021 (dan Q1 2022)

Tahun 2021 digadang-gadang sebagai titik balik bagi ekosistem bisnis digital di Indonesia, setelah satu tahun sebelumnya mendapat tekanan akibat pandemi Covid-19. Benar saja, di masa pemulihan ini justru banyak rekor baru yang terpecahkan — mulai hadirnya unicorn baru, transaksi pendanaan yang meningkat tajam secara kuantitas dan nilai, hingga model bisnis yang makin matang.

Startup Report 2021 mencoba merangkum dinamika industri yang terjadi, melalui kompilasi data, perspektif founder, dan preferensi konsumen dari apa yang terjadi sepanjang tahun. Secara spesifik laporan ini terdiri dari lima bahasan utama, meliputi:

  1. Gambaran ekosistem startup; menyajikan data-data terkait pertumbuhan pasar dan bisnis digital di Indonesia sepanjang tahun 2021.
  2. Pendanaan dan strategi exit; menyajikan data-data terkait tren pendanaan dan aksi korporasi berupa merger & acquisition yang melibatkan startup lokal.
  3. Perspektif konsumen; menyajikan data-data hasil survei konsumen terhadap layanan atau produk yang dihadirkan oleh pemain startup lokal.
  4. Investasi berdampak; memperkenalkan konsep investasi berdampak dan metrik startup dalam menghadirkan bisnis berkelanjutan sembari memberikan manfaat sosial lebih bagi masyarakat.
  5. Tren industri digital Indonesia; menyoroti beberapa model bisnis yang berpotensi menjadi sesuatu yang signifikan di masa mendatang.

Terdapat sejumlah temuan data menarik, di antaranya mengenai pendanaan startup. Tahun 2021 terjadi peningkatan hampir 2x lipat dari sisi jumlah transaksi dan nilai yang dibukukan. Bahkan sebanyak 22 putaran pendanaan memiliki nilai sekurangnya $50 juta. Kendati pendanaan awal masih mendominasi jumlahnya, pendanaan lanjutan juga memiliki tren yang meningkat — mengindikasikan adanya kepercayaan investor atas model bisnis startup yang kian matang.

Selain pendanaan, laporan ini juga menyajikan hasil survei mengenai aplikasi digital dari startup lokal yang paling banyak diminati. Dari statistik yang berhasil diolah, layanan online marketplace (78%) mendapati minat tertinggi, disusul fintech payment (69%), fintech lending (61%), layanan investasi (57%), aplikasi pendidikan (51%), hingga kesehatan (50%).

Untuk ulasan dan data-data selengkapnya, unduh laporan tersebut melalui tautan berikut ini: Startup Report 2021 (dan Q1 2022).


Disclosure: Laporan ini didukung East Ventures, Bank Central Asia, dan LinkAja

Laporan DSInnovate: Membangun “Digital Trust” di Indonesia

Ekonomi digital di Indonesia diperkirakan akan mencapai $146 miliar pada tahun 2025, meningkat sampai 2x lipat dibandingkan perolehan di tahun 2021 yakni $70 miliar. Seiring dengan pertumbuhan tersebut, diperlukan inovasi untuk memastikan lalu-lintas data dan transaksi yang semakin besar ini berada di lajur yang aman.

Dari hipotesis tersebut, terminologi “digital trust” kemudian muncul menjadi sebuah persyaratan mendasar bagi bisnis yang ingin mengadopsi teknologi. Hal ini juga seiring dengan kesadaran masyarakat tentang privasi dan keamanan data, mendorong pengembang untuk menghadirkan sebuah sistem aplikasi yang aman dan terjamin.

Sebagai upaya untuk memperkenalkan lebih dalam tentang konsep digital trust tersebut, DSInnovate meluncurkan laporan bertajuk “Building Trust in Indonesia’s Digital Economy”. Di dalamnya membahas tiga topik utama, meliputi:

  1. Pengenalan digital trust; memaparkan definisi, urgensi, sampai dengan perspektif industri mengenai digital trust. Turut dibahas juga tentang standar internasional yang banyak dijadikan acuan para pelaku industri dalam menerapkan digital trust.
  2. Prinsip dasar digital trust; menjelaskan tentang tiga prinsip utama digital trust meliputi kecepatan, skalabilitas, dan keamanan yang disuguhkan.
  3. Perkembangan digital trust di Indonesia; mengulas tentang digital trust di Indonesia beserta studi kasus yang sudah ada sejauh ini.

Terdapat beberapa temuan menarik, salah satunya dari hasil interview dengan sejumlah pemain industri yang mengatakan bahwa peningkatan digital trust dapat meningkatkan ketertarikan konsumen dengan layanan yang disuguhkan. Selain itu adopsi prinsip-prinsip digital trust juga dikatakan menjadi langkah preventif yang efisien untuk menghindarkan bisnis dari risiko seperti fraud dan kejahatan lain terkait pemalsuan identitas.

Untuk ulasan dan berbagai temuan selengkapnya dari riset tersebut, unduh laporan tersebut melalui tautan berikut: “Building Trust in Indonesia’s Digital Economy“.


Disclosure: DSInnovate bekerja sama dengan VIDA dalam penyusunan laporan ini

Laporan DSInnovate: Fintech Report 2021

Memasuki tahun kedua pandemi Covid-19, digitalisasi dalam sektor keuangan masih berangsur meningkat. Produk-produk fintech terus mendapatkan antusias dari masyarakat, untuk memfasilitasi kebutuhan sehari-hari maupun dalam rangka mencapai tujuan finansial mereka.

Perkembangan ekosistem teknologi finansial turut didukung dengan regulasi yang cukup tanggap dengan dinamika perkembangan digital. Alhasil, kepercayaan masyarakat pun meningkat seiring adanya jaminan keamanan atas data-data dan transaksi yang akan dilakukan melalui layanan berbasis aplikasi.

DailySocial.id juga meyakini, bahwa perkembangan fintech menjadi aspek penting dalam misi mencapai ekonomi digital yang lebih baik. Karena produk dan layanan yang dihasilkan turut menjadi salah satu fondasi dari banyak model bisnis. Untuk itu, secara rutin setiap tahun kami merilis “Fintech Report”, sebuah laporan yang merangkum secara menyeluruh perkembangan industri fintech di tanah air.

Fintech Report 2021 mengusung tema besar “The Convergence of (Digital) Financial Services”, menyorot tentang variasi layanan fintech yang makin banyak, menyasar berbagai kebutuhan spesifik untuk pengguna personal dan bisnis. Dalam laporannya, turut diramu perspektif dari pelaku industri dan dilengkapi dengan survei terhadap masyarakat yang merepresentasikan kondisi konsumen fintech saat ini.

Terdapat lima pembahasan utama dalam Fintech Report 2021, meliputi:

  • Tren Fintech; membahas tren perkembangan fintech dari sisi model bisnis dan regulasi.
  • Ekosistem Fintech di Indonesia; melihat perkembangan industri fintech di Indonesia dalam satu tahun terakhir.
  • Perspektif Pelaku Bisnis; merangkum perspektif dari pelaku bisnis fintech di berbagai sub-sektor mengenai prospek pengembangan mendatang.
  • Perspektif Konsumen; mendalami perspektif pengguna layanan terhadap produk-produk fintech yang sudah ada di pasaran.
  • Inisiatif Strategis; mendata berbagai inisiatif strategis yang dilakukan stakeholder dalam rangka memajukan industri fintech di Indonesia.

Terdapat beberapa temuan menarik, di antaranya total pendanaan oleh investor ke bisnis fintech meningkat dari tahun ke tahun. Per 2021, total dana yang dikumpulkan mencapai $974 juta dari 68 transaksi; meningkat hampir 2x lipat dibanding tahun sebelumnya yakni $555 juta dalam 32 transaksi.

Dari sisi konsumen, e-money (80,2%) dan paylater (68,9%) kini menjadi dua varian produk fintech yang paling banyak digunakan. Beberapa produk lain dari kategori wealthtech dan insurtech pun mulai mendapatkan awareness yang meningkat. Hal ini menjadi salah satu indikasi dari peningkatan literasi dan inklusi finansial yang cukup baik dari masyarakat Indonesia.

Informasi selengkapnya bisa diakses dengan mengunduh laporan tersebut secara gratis melalui tautan berikut: Fintech Report 2021.


Disclosure: Laporan ini didukung oleh Kredivo dan Traveloka

Laporan DSInnovate: Bank Digital di Indonesia 2021

Tahun 2021 menjadi tonggak penting bagi industri finansial. Beberapa inisiatif berbasis bank digital muncul, baik dari pemain legasi maupun bisnis digital baru. Tujuannya untuk menghadirkan layanan keuangan komprehensif yang lebih mudah diakses, terintegrasi dengan ekosistem digital, dan terpersonalsiasi.

Potensinya memang sangat besar, misalnya saat meninjau dari tingkat kepemilikan akun bank di kalangan usia produktif — belum lagi potensi dari pengguna baru dari kalangan digital-savvy.

Untuk mendalami perkembangan bank digital di tahun awalnya, DSInnovate meluncurkan publikasi riset bertajuk “The Rise of Digital Banking in Indonesia”. Terdapat lima fokus utama yang disorot dalam laporan ini, sebagai berikut:

  1. Definisi dan Konsep Bank Digital; mendalami tentang konsep dasar bank digital, serta apa yang membedakannya dengan aplikasi internet banking yang sudah ada sebelumnya.
  2. Ekosistem Bank Digital di Indonesia; melihat perkembangan ekosistem bank digital di Indonesia, serta daftar pemain yang sudah mulai mengakomodasi pangsa pasar.
  3. Studi Kasus; mempelajari perkembangan beberapa bank digital yang sudah meluncur beberapa bulan terakhir, terkait dengan produk hingga traksi layanan mereka.
  4. Bank as a Services; mengeksplorasi peluang BaaS sebagai model bisnis bank digital ke depannya, saat layanan bank digital menjadi sebuah layanan yang dapat disematkan ke berbagai layanan digital.
  5. Pengalaman Pengguna; mencoba merasakan pengalaman pengguna saat on-boarding ke sebuah aplikasi bank digital di Indonesia.

Dalam laporan ini disampaikan beberapa data menarik. Misalnya tentang bagaimana perusahaan bank digital dilahirkan, baik yang dari industri finansial maupun nonfinansial. Dicatat juga mengenai ukuran pasar bank digital, secara global nilainya diperkirakan sudah mencapai $12,1 miliar pada 2020 dan akan bertumbuh hingga $30,1 miliar di 2026 dengan CAGR 15.7%. Sementara di Indonesia saat ini sudah ada 12 aplikasi bank digital yang bisa digunakan masyarakat.

Selain itu, masih banyak temuan menarik yang dirangkum dalam laporan. Selengkapnya, unduh secara gratis laporan melalui tautan berikut ini: The Rise of Digital Banking in Indonesia 2021.

Laporan DSInnovate: Pemberdayaan UMKM di Indonesia 2021

Selama bertahun-tahun, sektor UMKM terus memainkan peran pentingnya sebagai tonggak perekonomian nasional. Berbagai survei dan data telah memvalidasi besarnya sumbangsih nilai ekonomi yang dihasilkan dari sana, termasuk kaitannya dengan penyerapan tenaga kerja dan pemberdayaan masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan dampak positif yang dihasilkan, tentu menjadi tugas bersama untuk menjaga agar pertumbuhan UMKM nasional tetap berkelanjutan.

Mengamati perkembangannya dalam dua-tiga tahun terakhir, digitalisasi menjadi salah satu aspek yang cukup menonjol. Upaya tersebut diadopsi untuk menghasilkan efisiensi proses bisnis dan memungkinkan terbukanya akses pasar yang lebih luas. Terlebih di saat pandemi UMKM skala mikro-kecil tergolong rawan terdampak gejolak ekonomi, digitalisasi dinilai dapat menjadi jalan tengah untuk menyelamatkan mereka.

Transformasi digital UMKM mendapatkan perhatian dari para inovator teknologi, khususnya pelaku startup digital. Ragam layanan aplikasi kemudian dihadirkan dan terus bermunculan, mulai dari solusi yang mendukung proses operasional, finansial, pemasaran, penjualan, sampai personalia. Adopsinya pun terlihat kencang, terbukti dengan traksi layanan aplikasi yang terus meningkat dari waktu dan waktu, di samping dukungan pemodal ventura untuk para startup terkait.

Untuk melihat tren adopsi teknologi di UMKM secara lebih mendalam, DSInnovate merilis laporan bertajuk “MSME Empowerment Report 2021: Revive and Thrive with Digitalization” yang didukung oleh Lazada, Sirclo, Xendit, dan Youtap.

Dalam prosesnya dilakukan riset kualitatif dan kuantitatif, melibatkan responden dari berbagai kalangan, mulai dari pelaku UMKM di berbagai daerah, founder startup teknologi, sampai pemerintah. Laporan ini terdiri dari lima bagian utama, sebagai berikut:

  • Lanskap UMKM di Indonesia; membahas tentang gambaran umum dan kondisi ekosistem UMKM di Indonesia saat ini, termasuk kategori bisnis dan dampak yang dihasilkan.
  • Tantangan umum UMKM di Indonesia; membahas terperinci tiga tantangan utama yang banyak diisukan, mulai dari finansial, operasional, dan ekspansi bisnis.
  • Adopsi teknologi oleh UMKM; mendalami teknologi yang diterapkan pelaku UMKM dan tingkatan adopsinya — termasuk manfaat yang didapat dari layanan digital yang diimplementasikan dalam bisnisnya.
  • Dampak pandemi bagi UMKM; melihat dampak pandemi pada bisnis UMKM dan bagaimana pandangan pelaku UMKM dalam menyongsong era normal baru.
  • Regulasi terkait UMKM; membahas aspek regulasi dan dukungan pemerintah untuk kemajuan industri UMKM di Indonesia.

Ada banyak temuan menarik yang dirangkum dalam laporan. Salah satunya, berdasarkan survei yang dilakukan ke 100 pelaku UMKM, 83% di antaranya sudah menggunakan produk atau layanan startup digital untuk memaksimalkan bisnisnya. Sebanyak 95% dari yang sudah mengadopsi layanan tersebut mengaku mendapatkan peningkatan produktivitas.

Untuk laporan selengkapnya, unduh gratis melalui tautan berikut ini: MSME Empowerment Report 2021.

The Storyline: Catatan Perjalanan Gojek dan Tokopedia hingga Menjadi GoTo

The Storyline adalah varian laporan baru dari DSInnovate, menampilkan catatan momen-momen penting tentang perjalanan sebuah startup. Di seri pertamanya, cerita tentang Gojek dan Tokopedia diangkat.

Seperti diketahui, saat ini Gojek dan Tokopedia telah bergabung menjadi perusahaan entitas tunggal bernama “GoTo”. Namun satu dekade lalu, jauh sebelum kedua startup masuk ke dalam daftar unicorn dunia, mereka berawal dari sebuah startup kecil dengan varian layanan yang terbatas.

Tokopedia dimulai pada tahun 2009 sebagai sebuah C2C marketplace, sementara Go-Jek dimulai sejak tahun 2010 sebagai call center layanan pemesanan ojek —  waktu itu baru mengakomodasi 20 tukang ojek.

Investasi tahap awal yang didapat kedua perusahaan memainkan peran penting, menjadi sebuah bahan bakar untuk membangun sistem teknologi yang lebih kokoh dan terintegrasi.

Tokopedia meluncurkan versi mobile satu tahun kemudian dan berhasil membukukan lebih dari 4 miliar transaksi. Sementara Gojek baru merilis aplikasi native di platform Android dan iOS tahun 2015.

Perjalanan panjang kedua perusahaan ini kami rekam ke dalam sebuah lini masa. Kami mencoba mengingatkan kembali kepada pembaca terkait hal-hal penting yang terjadi setiap tahunnya, dari mereka berdiri hingga bergabung.

Selain itu, turut dicantumkan juga data-data penting terkait perkembangan perusahaan, meliputi:

  • Ekosistem produk di Gojek dan Tokopedia
  • Daftar investor yang mendukung perusahaan
  • Statistik kompetisi pasar saat ini

Ulasan selengkapnya dapat disimak dalam laporan “The Storyline of GoTo: Diving Deep into The Company”. Unduh melalui tautan berikut ini: klik di sini.

Laporan DSInnovate: Perkembangan Insurtech di Indonesia 2021

Asuransi menjadi salah satu bidang bisnis yang dinilai menjanjikan untuk digarap oleh startup digital. Ada banyak aspek layanan yang bisa dikembangkan, mulai dari edukasi konsumen, simplifikasi proses pemenuhan produk, hingga proses klaim yang lebih instan.

Di Indonesia layanan insurtech (insurance technology) bisa dibilang masih dalam tahap awal. Kendati secara kuantitas pemainnya belum banyak, namun beberapa di antaranya sudah memiliki model bisnis yang valid, salah satunya divalidasi melalui pendanaan lanjutan dari pemodal ventura.

Untuk melihat lebih jauh bagaimana perkembangan bisnis insurtech di Indonesia, DSInnovate merilis laporan bertajuk “Insurtech Ecosystem in Indonesia Report 2021”. Di dalamnya berisi empat pembahasan utama, meliputi:

  1. Kondisi industri asuransi di Indonesia
  2. Konsep insurance technology
  3. Perkembangan insurtech di Indonesia
  4. Peluang dan tantangan bisnis insurtech

Banyak data dan temuan menarik yang terungkap dalam laporan, misalnya bisnis asuransi secara umum cenderung cepat pulih di tengah pandemi. Kendati sempat menurun di periode awal tahun 2020, Gross Premium Income kembali meningkat per Juni 2020.

Selanjutnya, sejak tahun 2018 tercatat 6 transaksi pendanaan yang melibatkan 3 startup insurtech di Indonesia, membukukan hampir $80 juta. Selain itu masih ada hal-hal menarik yang disorot dalam laporan, termasuk model bisnis insurtech, daftar insurtech di Indonesia, hingga studi kasus kolaborasi antarpemain dan dengan korporasi.

Selengkapnya unduh laporannya melalui tautan berikut ini: Insurtech Ecosystem in Indonesia Report 2021

Laporan DSInnovate: Dampak Ekonomi dan Sosial Pembiayaan UMKM Menggunakan “Fintech P2P Lending”

Kehadiran teknologi finansial (fintech) di Indonesia memberikan berbagai manfaat, terlebih saat kalangan undeserved dan unbankable masih banyak tersebar di berbagai wilayah. Tak terkecuali bagi pelaku UMKM, layanan fintech seperti peer-to-peer lending (p2p lending) memberikan opsi yang lebih mudah bagi mereka untuk mendapatkan akses pendanaan bantuan modal. Terlebih saat berbicara usaha berskala mikro, masih banyak yang belum tersentuh akses lembaga keuangan konvensional.

Fokus fintech untuk pemberdayaan UMKM menjadi penting, lantaran besarnya kontribusi terhadap perekonomian nasional. Data teranyar menyatakan sumbangsih UMKM mencapai 60% untuk PBD dan 97% untuk pembukaan lapangan kerja. Banyak gap yang coba dijembatani oleh fintech p2p lending, mulai dari akses yang lebih terjangkau lewat teknologi, sampai proses penilaian kelayakan kredit yang lebih bisa disesuaikan dengan kondisi pelaku UMKM.

Pandemi yang mulai terjadi di tahun 2020 juga memberikan turbulensi untuk pelaku bisnis di Indonesia secara umum, dan yang cukup terdampak signifikan adalah UMKM. Di situasi yang serba sulit tersebut, fintech p2p lending tetap memberikan banyak peran, salah satunya, menurut data AFPI per tahun 2020 ada total dana 74 triliun Rupiah yang disalurkan kepada pelaku UMKM, naik 27% dari tahun sebelumnya.

Untuk melihat lebih dalam tentang sejauh mana layanan fintech p2p lending memberikan dampak ekonomi dan sosial terhadap sektor UMKM, Modalku dan DSInnovate berkolaborasi melakukan riset bertajuk “Dampak Ekonomi dan Sosial Pembiayaan UMKM Menggunakan Fintech Peer-to-Peer Lending”. Terdapat lima bahasan utama yang dirangkum, meliputi:

  1. Gambaran umum pembiayaan UMKM
  2. Eksistensi Modalku dalam pembiayaan UMKM
  3. Profil demografi UMKM di Indonesia
  4. Pengalaman pembiayaan dari layanan konvensional atau sumber lainnya
  5. Rencana pembiayaan UMKM di masa depan

Ada banyak temuan menarik yang diungkap dalam laporan, salah satunya dari total responden yang mengikuti survei sebagian besar 50,29% menggunakan dana pinjaman untuk pembelian bahan baku usaha, selanjutnya untuk biaya operasional (19,14%). Selanjutnya kebanyakan pelaku usaha tersebut mendapatkan manfaat kelancaran arus kas, baik untuk pendanaan modal (25,1%) maupun tambahan stok barang (24,9%).

Unduh laporannya melalui tautan berikut: klik di sini.


Disclosure: DSInnovate bekerja sama dengan Modalku dalam pembuatan dan peluncuran laporan ini. Modalku merupakan salah satu platform fintech p2p lending yang fokus memberikan pembiayaan produktif untuk UMKM di Indonesia

Laporan DSInnovate: Perkembangan E-commerce di Indonesia 2020

Bisnis e-commerce terus berkembang di Indonesia, tidak hanya memfasilitasi kebutuhan konsumer, namun juga menjembatani UMKM untuk terhubung luas dengan calon pelanggan potensial. Data terbaru e-Conomy SEA 2020 menunjukkan Gross Merchandise Value (GMV) yang dihasilkan dari sektor ini di Indonesia mencapai $32 miliar atau setara 465 triliun Rupiah, menjadi yang terbesar dalam ekonomi internet.

Tidak hanya itu, melihat dari perkembangannya selama satu dekade terakhir, platform e-commerce mampu berperan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Keberhasilan e-commerce turut mempopulerkan berbagai layanan digital lain, sebut saja layanan teknologi finansial, logistik pintar, tata kelola bisnis digital, hingga berhasil memberdayakan bisnis tradisional seperti warung dengan pendekatan kemitraan.

Untuk mendalami sejauh mana layanan e-commerce berkembang dan berdampak bagi masyarakat Indonesia, DSInnovate merilis laporan riset bertajuk “The Power of E-commerce Spectrums”. Laporan ini terdiri dari empat bahasan utama, meliputi

  • Gambaran e-commerce di tahun 2020; merangkum perkembangan, model bisnis, hingga lanskap e-commerce di Indonesia.
  • Dinamika kebiasaan pengguna; merangkum preferensi pengguna dalam menggunakan platform e-commerce untuk memenuhi kebutuhannya; termasuk dampak yang berhasil diciptakan dari sisi pembeli maupun penjual (khususnya pelaku UMKM).
  • Pendorong bisnis dalam ekosistem e-commerce; melihat berbagai inovasi dan strategi yang dijalankan pemain e-commerce untuk memenangkan pasar lokal.
  • Masa depan e-commerce; memproyeksikan perkembangan layanan e-commerce dalam beberapa tahun mendatang.

Laporan ini meramu data-data yang didapat dari riset kuantitatif melalui survei (pembeli dan penjual), kualitatif dengan berbicara langsung kepada pihak yang terlibat di ekosistem, dan analisis dari berbagai data/laporan terkait. Untuk data-data dan hasil temuan selengkapnya, unduh laporannya melalui tautan berikut ini: The Power of E-commerce Spectrums.

Laporan Perkembangan Agritech di Indonesia 2021

Pertanian menjadi salah satu sektor penting yang menyokong perekonomian nasional di Indonesia. Di tengah pertumbuhan industrinya, diyakini masih menyimpan banyak peluang yang dapat dieksplorasi — baik dalam kaitannya dengan peningkatan produktivitas ataupun penemuan berbagai peluang baru. Tak terkecuali ketika berbicara tentang teknologi, dalam satu dekade terakhir terminologi agritech (agriculture-technology) menjadi populer di tengah perbincangan inovasi teknologi dan startup digital.

Jika ditelisik lebih lanjut, keberadaan agritech memiliki misi untuk mendemokratisasi berbagai proses bisnis yang ada dalam ekosistem pertanian. Kehadiran teknologi didesain menghasilkan efektivitas dan efisiensi, sehingga memberikan keluaran yang lebih baik. Ini sekaligus membuka peluang bagi para inovator di Indonesia, termasuk kawula muda yang bersemangat mengembangkan bisnis lewat startup. Karena pada kenyataannya, masih banyak isu dan tantangan spesifik yang dapat dibenahi bersama, termasuk dengan digitalisasi.

Dalam rangka melihat sejauh mana agritech memberikan dampak positif di Indonesia, CROWDE dan DSInnovate merilis sebuah laporan riset bertajuk “Driving the Growth of Agriculture Technology Ecosystem in Indonesia”. Ada lima fokus pembahasan yang dirangkum dalam publikasi ini, meliputi:

  • Lanskap pertanian di Indonesia
  • Tantangan dalam industri pertanian
  • Inovasi yang mendorong pertumbuhan industri pertanian
  • Masa depan pertanian dalam impact investment
  • Studi kasus agritech di Indonesia

Banyak temuan menarik yang terungkap dalam laporan, salah satunya mengenai poin-poin penting yang layak disorot oleh inovator yang ingin memberikan solusi untuk memajukan industri pertanian. Mulai dari peningkatan produktivitas hasil tani, akses ke pinjaman modal produktif untuk para petani, penanganan regenerasi sumber daya manusia, pembenahan rantai pasokan produk pertanian, infrastruktur, dan regulasi.

Disampaikan juga tentang studi kasus, bagaimana impact investment diterapkan untuk membantu masalah permodalan petani. Termasuk bagaimana model pembiayaan tersebut memberikan risiko yang lebih minim untuk pihak-pihak yang terlibat. Selain itu, turut disampaikan berbagai data tentang pertumbuhan industri — termasuk sebaran lahan produktivitas pertanian, dan tantangan spesifik yang dihadapi oleh stakeholder di ekosistem.

Untuk pembahasan selengkapnya, unduh laporannya melalui tautan berikut ini: Driving the Growth of Agriculture Technology Ecosystem in Indonesia.

Disclosure: Laporan ini didukung oleh CROWDE, sebuah startup platform pembiayaan produktif yang mengkhususkan diri di sektor pertanian. Melalui pendekatan impact investment, selain memberikan dan modal, CROWDE juga memberikan bimbingan budidaya oleh ahli kepada mitra petani untuk memastikan hasil olahan lahan yang maksimal.