Kini Anda Bisa Menyaksikan Video YouTube Secara Offline

Sesuai laporan Ericsson, negara berkembang seperti Indonesia menunjukkan peningkatan tajam pada jumlah penggunaan perangkat mobile. Rata-rata, masyarakat kita menghabiskan enam sampai tujuh setengah jam menonton video melalui tablet atau smartphone. Padahal tak seperti di negara maju, koneksi internet handal bukanlah ‘komoditas’ yang mudah diperoleh. Continue reading Kini Anda Bisa Menyaksikan Video YouTube Secara Offline

Dalam Porsi Yang Tepat, Internet Cepat Dorong Produktivitas Kerja Secara Simultan

Berselancar di Internet di tengah jam kerja dipercaya sebagai salah satu distraksi terbesar yang bisa dialami masyarakat di era globalisasi seperti saat ini, namun argumen tersebut tidak sepenuhnya benar. Dalam pemanfaatan yang lebih terarah, Internet dapat menelurkan informasi dari diskusi massal dengan berpartisipasi dalam ruang publik sekaligus ajang networking, dan aktivitas sirkulasi konten media lainnya. Continue reading Dalam Porsi Yang Tepat, Internet Cepat Dorong Produktivitas Kerja Secara Simultan

Mozilla Pilih Yahoo Untuk Search Engine Default di Firefox

Mozilla menjatuhkan pilihan pada Yahoo untuk mesin pencari atau search engine default di peramban Firefox di wilayah AS. Kerja sama strategis yang dilakukan antara Mozilla dan Yahoo akan berlangsung selama lima tahun ke depan.

Continue reading Mozilla Pilih Yahoo Untuk Search Engine Default di Firefox

[Panduan Pemula] Berbagi Koneksi Internet Dengan Perangkat Windows Phone

Perangkat Windows Phone memungkinkan kita untuk mengubah device menjadi sebuah hot-spot Wi-Fi dimana kita dapat berbagai koneksi internet hingga mencapai 8 device.

Continue reading [Panduan Pemula] Berbagi Koneksi Internet Dengan Perangkat Windows Phone

Browser Opera Mini Akan Hadir di Samsung Galaxy Gear S

Opera Mini adalah browser Internet yang sebelumnya banyak digunakan oleh para pengguna smartphone, yang menarik dari aplikasi ini adalah kemampuannya untuk meng-kompres sebuah halaman web sehingga selain menawarkan koneksi yang lebih cepat, dan data Internet yang akan jadi lebih murah.

Continue reading Browser Opera Mini Akan Hadir di Samsung Galaxy Gear S

Akamai: Kecepatan Rata-Rata Internet Indonesia Awal Tahun 2014 Capai 2,4 Mbps

Laporan The State of Internet Akamai untuk kuartal pertama 2014 telah dirilis. Berdasarkan laporan tersebut, kecepatan rata-rata Internet di Indonesia mencapai 2,4 Mbps dan mencatatkan persentase peningkatan tertinggi dari sejumlah negara Asia Pasifik. Untuk urusan keamanan, Indonesia tidak lagi menjadi yang terdepan sebagai sumber serangan.

Secara global, Akamai mencatat bahwa kecepatan rata-rata Internet terus meningkat. Dengan pertumbuhan 1,8% ketimbang kuartal sebelumnya, kini kecepatan rata-rata Internet mencapai 3,9 Mbps. Korea Selatan, Jepang, dan Hong Kong seperti biasa mendominasi daftar negara dengan kecepatan rata-rata tertinggi di kawasan Asia Pasifik. Indonesia tercatat memiliki kecepatan rata-rata Internet 2,4 Mbps atau naik 46% ketimbang kuartal sebelumnya. Persentase pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi ketimbang negara-negara di kawasan yang sama.

Khusus untuk level Asia Tenggara, Singapura masih memimpin dengan kecepatan rata-rata Internet mencapai 8,4 Mbps, diikuti oleh Thailand dan Malaysia. Indonesia unggul ketimbang Filipina dan Vietnam, meski selisih kecepatan rata-ratanya tidak terpaut jauh. Khusus untuk penilaian High Broadband (kecepatan di atas 10 Mbps) dan Broadband (kecepatan di atas 4 Mbps), Indonesia juga mencatat persentase pertumbuhan masing-masing 135% dan 262%, meskipun secara jumlah masih jauh di bawah Singapura atau Malaysia.

Di segmen konektivitas mobile, ternyata hasil yang dicatat oleh Akamai untuk Indonesia tidak buruk. Konektivitas mobile secara rata-rata mencapai 2 Mbps. Angka ini sama dengan yang dicatatkan oleh Thailand dan tak terpaut jauh dengan Malaysia. Untuk urusan mobile, Korea Selatan yang sudah mengimplementasikan LTE-Advanced jauh meninggalkan negara-negara lain.

Untuk urusan sumber serangan, Indonesia yang sempat menjadi pusat perhatian beberapa waktu yang lalu karena tiba-tiba menyeruak ke posisi puncak kini kembali stabil di posisi ke-3 setelah Cina dan Amerika Serikat. Meskipun persentasenya naik sedikit ketimbang kuartal sebelumnya, jaraknya dengan kedua negara tersebut kembali memiliki margin yang signifikan.

Laporan dari Akamai ini tentu merupakan kabar gembira karena Internet seharusnya sudah merupakan hak dan bagian dari kehidupan sehari-hari. Perubahan kepimpinan yang akan terjadi sebentar lagi diharapkan bisa mendorong kebijakan penetrasi Internet yang lebih baik dan lebih merata di seluruh Indonesia.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Aditya Daniel. 

Mengejar Ketertinggalan Jaringan Internet Indonesia Dengan Program Rencana Pitalebar Indonesia

Tertinggalnya Indonesia dalam hal pemerataan jaringan dan kecepatan akses internet dibandingkan dengan negara-negara lain bukanlah cerita baru. Masalah yang cukup klasik ini kerap disebut sebagai penghambat pertumbuhan industri di sektor bisnis digital. Masalah ini jelas harus mendapat perhatian khusus, maka dari itu lewat program Rencana Pitalebar Indonesia (RPI) yang akan digalakkan dalam lima tahun ke depan, setidaknya harapan akan infrastruktur fixed line broadband yang luas di Indonesia akan segera terwujud.

Ketertinggalan Indonesia sangat ironis, jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga sekitar. Bayangkan saja, seperti yang diungkapkan oleh Dedy S. Priatna selaku Deputi Sarana dan Prasarana Bappenas, pemerataan infrastruktur fixed line broadband di Indonesia yang masih sangat minim tentu berimbas pada akses dan kecepatan internet yang termasuk paling lambat bahkan di Asia.

“Sampai tahun 2013 kemarin, Indonesia telah ketinggalan jauh dengan negara-negara tetangga. Untuk [fixed line broadband] yang masuk ke wilayah rumah tangga masih sekitar 15% itu pun masih 1Mbps, untuk konsumen enterprise sendiri sudah 30% dengan rata-rata mengonsumsi 100Mbps. Namun, secara populasi [fixed line broadband] baru sebesar 5%. Yang paling cepat pertumbuhannya malah justru ada di mobile,” ungkap Dedy di sela-sela acara konferensi pers National Broadband Symposium 2014 di Jakarta.

Ketertinggalan ini nyatanya mendorong pemerintah dalam penerapan RPI yang diproyeksikan akan berlangsung selama lima tahun ke depan (2014-2019). Program ini merupakan kolaborasi pemerintah dengan berbagai pihak seperti Bappenas, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kemenkominfo, Mastel, dan juga Kadin Indonesia. Ditargetkan, RPI akan segera dirilis dalam waktu dekat sembari menunggu penandatanganan Peraturan Presiden akan program ini.

Program RPI memiliki tiga rencana implementasi yang diharapkan seluruhnya bisa rampung di tahun 2019 mendatang. Apa saja implementasi yang diberikan? Dalam paparan presentasi yang kembali disampaikan Dedy S. Priatna program RPI memiliki tiga fokus yaitu program unggulan, pengembangan sektor prioritas, dan kebutuhan pendanaan.

Dalam program unggulan, program RPI memiliki tiga substansi fokus seperti Konektivitas Ekonomi, Konektivitas Pemerintah, dan Enabling. Konektivitas Ekonomi sendiri fokus mengembangkan backbone jaringan internet dengan proyek pembangunan Ring Palapa yang merupakan pembangunan jaringan serat optik di 497 kabupaten dan kota, lalu juga ada penerapan pipa bersama untuk akomodasi serat optik dari berbagai operator, serta proyek percontohan pita lebar terestrial untuk wilayah pedesaan.

Sebagai bentuk dukungan lain, konektivitas pemerintah dalam bentuk pembangunan jaringan dan pusat data pemerintah juga dilakukan. Sementara itu, program RPI juga tak ketinggalan dalam mereformasi kewajiban layanan universal dan program pengembangan SDM dan industri TIK nasional.

Untuk mewujudkan program RPI, perkiraan dana yang dibutuhkan mencapai angka yang cukup fantastis. Dijelaskan, total dana yang dibutuhkan mencapai hingga Rp 278 triliun. Perlu diketahui angka ini masih merupakan kebutuhan minimal untuk memenuhi kebutuhan potential captive market. Biaya yang besar ini diklaim tidak berasal dari APBN melainkan hasil “patungan” dari pihak pemerintah, swasta, hingga BUMN. Semoga saja angka yang besar tersebut benar mewujudkan harapan yang digalang saat ini.

Fokus terakhir dari program RPI ini ada pada pembangunan sektor prioritas. Prioritas yang dimaksudkan dalam hal ini adalah sektor kesejahteraan masyarakat yang akan ditransformasikan lewat ekosistem digital, seperti misalnya penerapan e-Government, e-Kesehatan, e-Pendidikan, e-Logistik, dan e-Pengadaan. Untuk sektor ini sendiri menyumbang pengeluaran dana sebesar Rp 87 triliun yang masuk dalam total dana yang dibutuhkan tadi.

Melihat gagasan program ini, tak ada tanggapan lain yang bisa diberikan selain menyambutnya dengan penuh harapan optimis akan pada lima tahun mendatang, masyarakat Indonesia secara luas dapat menikmati pemerataan jaringan internet yang bisa mencakup ke seluruh wilayah.

Untuk memperkenalkannya kepada khalayak luas dan dunia internasional, program RPI rencananya akan menjadi salah satu topik utama dalam penyelenggaraan exhibition tahunan Connect Expo Comm Indonesia 2014 sertaNational Broadband Symposium 2014 yang akan diselenggarakan pada 5-7 November 2014 mendatang di Jakarta. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Indonesia Infrastructure Week 2014.

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro. 

Fortune PR Jalin Kolaborasi Dengan BISA, Dukung UMKM Masuki Tren Transaksi Online Global

Melihat perkembangan pesat teknologi dewasa ini yang membawa dampak pada perubahan perilaku konsumen di seluruh dunia dalam melakukan transaksi komersil secara online, tentu juga secara otomatis membawa dampak bagi Indonesia dalam menyiapkan adaptasi perkembangan global pada industri UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Maka dari itu,  Fortune PR, sebagai salah satu konsultan agensi di Indonesia telah melakukan kolaborasi dengan BISA (Business Indonesia Singapore Association) sebagai upayanya memajukan industri UMKM dalam menghadapi era masa depan ini. Apa saja yang disiapkan dalam kolaborasi ini?

Continue reading Fortune PR Jalin Kolaborasi Dengan BISA, Dukung UMKM Masuki Tren Transaksi Online Global

Ekstensi Chrome dan Addon Firefox Terbaik Untuk ‘Jaga’ Aktivitas Anak di Internet

Internet seperti jagat raya tanpa batas, hampir semua hal dapat kita temukan di internet tetapi mulai informasi, hiburan, aplikasi, game, jejaring sosial, kebutuhan sehari-hari hingga hal yang bersifat privasi. Ada banyak manfaat positif yang bisa didapatkan dari internet, tetapi ada pula sisi negatif yang memberi dampak buruk terutama untuk anak-anak, dan sisi negatif ini sulit untuk dihilangkan tetapi bisa kita kendalikan.

Continue reading Ekstensi Chrome dan Addon Firefox Terbaik Untuk ‘Jaga’ Aktivitas Anak di Internet

Google Bagikan Akses Internet Lewat Balon Udara

Satu lagi ide brilian mendekati gila yang dihadirkan oleh Google. Diberi nama ‘Project Loon’, Google akan memberikan akses internet ke daerah-daerah di dunia yang belum terjamah oleh koneksi internet lewat balon udara.

Continue reading Google Bagikan Akses Internet Lewat Balon Udara