Nielsen: Penggunaan Ponsel untuk Berinternet di Asia Tenggara Semakin Tinggi

Laporan terbaru Nielsen tentang perilaku berinternet di negara-negara Asia Tenggara menunjukkan peningkatan penggunaan ponsel untuk berinternet. Survei ini bukan cuma untuk Indonesia, melainkan untuk Asia Tenggara secara keseluruhan. Meskipun tidak disebutkan negara apa saja yang disurvei, Nielsen menyimpulkan bahwa dalam 12 bulan ke depan, pengaksesan Internet melalui ponsel — khususnya smartphone — akan mencapai angka 61%. Meskipun berinternet di rumah tetap mendominasi sebagai media pengaksesan utama, nilainya mengalami  penurunan yang signifikan.

Selain ponsel, ada 33% orang yang menyatakan akan menggunakan handheld devices non-ponsel — seperti tablet, iPod touch, PSP — untuk berselancar di dunia maya. Meskipun angka tersebut tidak serta-merta menunjukkan bahwa berinternet di ponsel sebagai media yang utama — hanya 4% yang memilihnya di tahun 2010 — tapi ada pergeseran kultur yang mendorong semakin tingginya tingkat penggunaan Internet melalui ponsel ataupun handheld devices lainnya. Konsumen yang disurvei bebas memilih sebanyak mungkin media untuk berinternet — bahkan bila menggunakan semua media sekalipun — itu yang menyebabkan angka di chart bisa lebih dari 50% untuk sejumlah media.

Continue reading Nielsen: Penggunaan Ponsel untuk Berinternet di Asia Tenggara Semakin Tinggi

After the Standard of WiMAX Technology being Freed

As we know, the government – The Ministry of Communication and Information, and Board of Indonesian Telecommunication Regulation, finally become softer on the standard of technology used for WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) network as one of wireless methods to access high speed internet. Quoted from detikInet, The Broadband Wireless Access (BWA—including WiMAX) in frequency 2.3 Ghz is free to choose the standard of used technology.

WiMAX which usually called as “Wi-Fi on steroids” in which the Internet network can be transmitted by wireless system with a wider coverage area. First, we need to trace the classification in WiMAX. The first is IEEE 802.16d that commonly called as Fixed WiMAX. The next is IEEE 802.16e that support mobility as known as Mobile WiMAX. In many parts of the world, Mobile Wimax is the most popular standard WiMAX used. If you want to read the further technical details, you may consider some sources, including its Wikipedia page.

Continue reading After the Standard of WiMAX Technology being Freed

Setelah Standar Teknologi WiMAX di Indonesia Dibebaskan

Seperti kita ketahui, pemerintah — dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informasi  (Kementerian Kominfo) dan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) — akhirnya melunak soal standar teknologi yang digunakan untuk jaringan WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) yang merupakan salah satu metode nirkabel untuk akses Internet berkecepatan tinggi. Dikutip dari detikInet, penyelenggara  Broadband Wireless Access (BWA — istilah di sini yang termasuk mencakup WiMAX) di pita frekuensi 2.3 GHz bebas untuk memilih standar teknologi yang ingin digunakan.

WiMAX sendiri seringkali disebut “Wi-Fi on steroids”, di mana jaringan Internet dipancarkan secara nirkabel tapi memiliki coverage area yang jauh lebih luas. Pertama-tama kita telisik dulu pembagian klarifikasi yang ada di WiMAX. Yang pertama adalah IEEE 802.16d yang lazim disebut sebagai Fixed WiMAX, sementara berikutnya adalah IEEE 802.16e yang mendukung mobilitas, juga dikenal sebagai Mobile WiMAX. Di berbagai belahan dunia yang mengimplementasikan WiMAX, standar yang populer adalah versi Mobile WiMAX. Jika Anda ingin membaca spesifikasi teknis lebih lanjut tentang ini bisa dibaca di berbagai sumber, termasuk di laman Wikipedianya.

Continue reading Setelah Standar Teknologi WiMAX di Indonesia Dibebaskan

SME (Small Medium Enterprises) and Internet : an ‘Old Song’ or New Chance?

There are two press release came to wire@dailysocial last week. Both of them give information about SME, one of them is SITTI and another is Belibu.com.

In their press release, SITTI explain that they are preparing initiative for SME (Small and Medium Enterprises) in Indonesia through SITTI359. This program will collaborate with Satutempat.com. The initiative is called as “Kedai UKM SITTI”. It is an end to end solution for SME to improve their selling through digital marketing. This program will be launched in October 2011, the video about it has been released on August 17th, 2011.

Meanwhile Belibu.com gives online media service and get local entrepreneur and SME as the target, also as their users’ reference. Belibu.com also provides facilities such as writing review on enterprises then upload it to their website.

Continue reading SME (Small Medium Enterprises) and Internet : an ‘Old Song’ or New Chance?

UKM dan Internet: ‘Lagu Lama’ atau Peluang Baru?

Minggu kemarin ada dua press release yang masuk wire@dailysocial, keduanya memberi info berhubungan dengan UKM, yang satu adalah SITTI dan satu lagi dari Belibu.com.

Dalam siaran pers-nya SITTI menjelaskan bahwa melalui SITTI359 sedang mempersiapkan insisiatif bagi UKM (Usaha Kecil Menengah) di Indonesia. Program ini akan berkolaborasi dengan Satutempat.com, inisiatif bernama ‘Kedai UKM SITTI’ adalah sebuah end to end solution bagi UKM untuk meningkatkan penjualan melalui digital marketing. Akan diluncurkan bulan Oktober 2011, video-nya berkaitan tema ini disebarkan tanggal 17 Agustus 2011.

Sedangkan Belibu.com yang memberikan berbagai layanan media online dan menyasar entrepreneur lokal dan UKM sebagai acuan pengguna mereka. Belibu.com juga menyediakan fasilitas semacam liputan bagi para pelaku usaha yang nantinya diunggah ke situs mereka.

Continue reading UKM dan Internet: ‘Lagu Lama’ atau Peluang Baru?

Akses Internet di Indonesia Melampaui Radio dan Surat Kabar

Penggunaan internet di Indonesia telah melampaui media tradisional dan berada di peringkat kedua setalah TV, menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Yahoo! dan TNS. Survei yang diumumkan pada hari Selasa kemarin ini dilakukan di kota-kota besar dan lebih kecil di seluruh Indonesia.

Meningkatnya ketersediaan paket biaya internet yang murah dari operator mobile dan semakin terjangkaunya smartphone yang mampu mengakses internet telah mendorong pertumbuhan ini dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan ini juga berkontribusi terhadap meningkatnya penggunaan media sosial serta adopsi perdagangan elektronik.

Jaringan sosial menempati persentasi sebesar 89 persen dan menduduki posisi puncak dari daftar aktivitas online paling populer, disusul dengan portal web di 72 persen, penggunaan mesin pencari tumbuh 70 persen, dan aktivitas membaca berita di 61 persen. Hasil ini mungkin sedikit mengejutkan karena jaringan sosial tidak mencapai hasil persentasi yang lebih tinggi, padahal adopsi dan penggunaan jejaring sosial sangat luas di kalangan pengguna internet Indonesia.

Hasil survei ini telah berubah secara signifikan sejak pertama kali dilakukan. Pada tahun 2009, semua kegiatan di atas diwakili oleh sekitar 57 persen dari responden kecuali untuk aktivitas membaca berita yang hanya 47 persen.

Continue reading Akses Internet di Indonesia Melampaui Radio dan Surat Kabar

More Indonesians have access to the Internet than to radio or newspapers

Internet reach in Indonesia has surpassed traditional media and ranks second only to TV according to a recent survey done by Yahoo! and TNS. The survey was conducted in several major and smaller cities across the country and announced on Tuesday.

Increasing availability of low-cost internet plans from mobile carriers and affordable internet-enabled smartphones have been fueling this growth in the past few years and contributes to the growing use of social media as well as adoption of electronic commerce.

At 89 percent, social networking tops the list of the most popular online activities with web portal visits following at 72 percent, search engine usage  grew to 70 percent, and news reading at 61 percent. It is perhaps a little bit surprising that social network did not achieve a higher result given how pervasive it is among Indonesian internet users.

The landscape has changed significantly since the survey was first conducted. In 2009, all of the above activities were represented by around 57 percent of respondents except news reading which was a lowly 47 percent.

Continue reading More Indonesians have access to the Internet than to radio or newspapers

The Treehouse: Internet Hopes and Hypes

Puff Doggy by Daniel Peacock[Editor’s note: The infamous Treespotter has always been an astute and sharp observer of what is going on in Indonesia. Beginning today, The Treehouse at DailySocial will be host to Treespotter’s public thoughts and remarks with regards to technology, enterprise, startups, and the media. As Treespotter is not an employee of DailySocial his views and comments may not necessarily reflect that of DailySocial. Regardless, we are thrilled to have his column. Welcome to The Treehouse.]

There’s an interesting piece from the BBC – on Google’s increased attention on Asia – the shifting gravity as BBC puts it. The article itself didn’t mention Indonesia, it was mostly about China. Google got kicked out of China for doing the right thing. For many foreign players, China is an increasingly competitive market, true on the internet just as it’s true in textile: China now outsource clothes manufacturing to Vietnam. If you think textile was worrying, this is a whole different league.

Continue reading The Treehouse: Internet Hopes and Hypes

Event Mobile Development Day dan Sedikit Cerita Tentang Pasar Internet/Mobile di Medan

Hari Sabtu kemaren, tidak hanya di Jogja, tetapi kota Medan juga diramaikan dengan berbagai event yang berhubungan dengan dunia teknologi dan internet secara keseluruhan, setidaknya ada 3 event yang saya ketahui, Medan Mobile Game Development Day yang disponsori Nokia, Android event dan acara roadshow idbloglicious yang di selenggarakan idBlognetwork.

Sayangnya untuk acara berkaitan dengan Android saya tidak memiliki info dan tidak hadir di acara tersebut, sedangkan untuk dua acara lain, saya berkesempatan mampir dan berbincang dengan penyelenggara.

Untuk event Mobile Development Day, acara diadakan selenggarakan oleh panitia lokal dari WebMedia, sebuah penyedia jasa pelatihan komputer, website development dan IT solution, acara dihadiri 400 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, SMK, praktisi dan kalangan umum. Acara yang diadakan di Hotel Madani, Gelora Ballroom, Jl. Sisingamangaraja no. 1 ini menghadirkan 5 pembicara antara lain Narenda Wicaksono – Developer Manager of Nokia Development, Kresna Dewantara – Chief Technical Officer of Armanovus Indonesia, Yuandra I. dan Paramitha H. – Winner of Mobile Game DevWar Bandung, Firstman M – President of NICE, Shieny Aprillia – COO Agate Studio dan Erick Kurniawan – Co-founder NICE.

Continue reading Event Mobile Development Day dan Sedikit Cerita Tentang Pasar Internet/Mobile di Medan

Dapatkah Android NFC Menjadi Solusi e-Payment Bagi Indonesia?

Ponsel Android keluaran Google semakin populer di Indonesia, sama halnya seperti di negara-negara lain orang-orang bisa membeli smartphone dengan harga yang relatif lebih murah dibanding iPhone. Dan yang lebih menarik, tahun lalu Eric Schmidt mengumumkan dukungan Android Gingerbread untuk NFC (Near Field Communication) dan tentu pembayaran menjadi kegunaannya yang utama.

Di Indonesia, metode pembayaran elektronik atau e-payment sudah lama menjadi permasalahan tanpa solusi yang berarti. Kenapa? Karena kurangnya minat para pengguna. Untuk pembayaran, biasanya kita lebih suka melakukannya lewat transfer antar bank. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pelayanan dan kemudahan bagi para pengguna. E-payment memang lebih rumit kebanding e-banking atau m-banking.

Continue reading Dapatkah Android NFC Menjadi Solusi e-Payment Bagi Indonesia?