Dear iPhone 7 User, Berhentilah Menggunakan Fitur Assistive Touch

Saat ini pengguna Iphone sudah banyak menjamurm karena brand Iphone juga sudah menerbitkan banyak series dalam produk elektroniknya.

Salah satu keunggulan Iphone adalah memiliki tampilan cantik dan juga memiliki ciri khasnya tersediri. Yang menjadi ciri khas dari smartphone adalah Assistive Touch yang sebenarnya ada fitur ini lebih sering digunakan oleh pengguna Iphone di Indonesia.

Apa itu Assistive Touch?

Assistive Touch, bagi yang tidak tahu, adalah tombol virtual yang selalu muncul di layar dan bisa di-tap kapan saja untuk mengaktifkan beragam fungsi, mulai dari kembali ke home screen, mengunci layar sampai mengaktifkan Siri. Posisinya bisa dipindah-pindah sesuka hati; bisa di kiri atas, kiri bawah, kanan atas, kanan bawah, atau malah agak ke tengah.

Untuk mengaktifkannya, pengguna harus lebih dulu masuk ke menu pengaturan Accessibility. Sesuai namanya, fitur ini sebenarnya dirancang untuk pengguna yang memiliki kesulitan; sulit menekan tombol fisik, atau mungkin sulit mengusap layar. Yang mengherankan, banyak sekali pengguna fitur ini yang ternyata sama sekali tidak memiliki kesulitan.

Assistive Touch untuk mencegah tombol Home rusak

9 dari 10 pengguna iPhone yang saya kenal memakai fitur ini. Hampir semuanya memberikan alasan yang sama, yakni supaya tombol Home milik iPhone kesayangannya tidak rusak, sehingga pada akhirnya masih bisa dijual lagi dengan harga yang cukup tinggi ketika sudah saatnya bagi mereka untuk berganti smartphone.

Alasan mereka ini cukup valid. Tombol Home iPhone memang punya sejarah yang buruk dari masa ke masa. Utamanya sejak iPhone 4 dan iOS 4 datang memperkenalkan fitur app switcher (yang diaktifkan dengan menekan tombol Home dua kali), tombol terpenting itu jadi cepat sekali rusak.

Mereka yang tombol Home milik iPhone-nya sudah terlanjur rusak memilih untuk menggunakan Assistive Touch ketimbang membayar biaya reparasi. Cerita ini lalu menyebar dari mulut ke mulut, hingga akhirnya Assistive Touch dipercaya sebagai metode yang efektif untuk mencegah tombol Home rusak – bahkan direkomendasikan sendiri oleh staf toko yang menjual iPhone.

iPhone 7 membuat Assistive Touch jadi tidak lagi relevan

iPhone 5S dan suksesor-suksesornya mengemas sensor pemindai sidik jari yang tertanam pada tombol Home, dan bersamanya datang peningkatan durabilitas. Kendati demikian, hal ini belum cukup meyakinkan para pengguna iPhone untuk berhenti memakai Assistive Touch dan menggunakan iPhone seperti yang Apple kehendaki dalam kondisi normalnya.

Hingga akhirnya datanglah iPhone 7 dan 7 Plus tahun lalu. Tombol Home yang tersemat di kedua iPhone terbaru ini sepintas terlihat sama seperti sebelum-sebelumnya, tapi kenyataannya sangatlah berbeda. Di iPhone 7 dan 7 Plus, tombol Home ini secara teknis tidak bisa lagi disebut sebagai “tombol”. Pasalnya, sama sekali tidak ada komponen yang bergerak ketika pengguna menekannya.

Kalau Anda tidak percaya, coba matikan iPhone 7 atau 7 Plus Anda, lalu tekan tombol Home-nya. Saya jamin Anda tidak akan merasakan apa-apa. Tombol Home pada kedua iPhone baru ini lebih pantas dikategorikan sebagai trackpad.

Taptic Engine di dalam iPhone 7 dan 7 Plus bertanggung jawab atas sensasi klik yang muncul ketika pengguna menekan tombol Home / Apple
Taptic Engine di dalam iPhone 7 dan 7 Plus bertanggung jawab atas sensasi klik yang muncul ketika pengguna menekan tombol Home / Apple

Sensasi klik yang muncul ketika Anda menekan tombol Home milik iPhone 7 dan 7 Plus sebenarnya merupakan efek getaran dari komponen bernama Taptic Engine, komponen yang sama yang bertanggung jawab atas efek getaran ketika Anda menekan layar (3D Touch) maupun layar dan trackpad Force Touch pada Apple Watch dan MacBook.

Perubahan yang terkesan sepele namun pengaruhnya signifikan ini membuat Assistive Touch jadi tidak lagi relevan di iPhone 7 dan 7 Plus, setidaknya menurut pandangan saya. Kalau suatu tombol tidak lagi bisa bergerak, bukankah peluangnya untuk rusak jadi sangat kecil atau bahkan hampir tidak ada?

Semisal rusak, letak kesalahannya pun bukan di tombol Home, melainkan di Taptic Engine atau iOS – dan juga bukan akibat terlalu sering ditekan. Kalau sudah tiba di titik ini, sekali lagi masih ada Assistive Touch yang bisa menjadi solusi, baik untuk sementara ataupun seterusnya.

Alasan untuk tidak memakai Assistive Touch

Untuk menyentuh tombol "X" di sini, sang pengguna harus lebih dulu memindah posisi tombol Assistive Touch / Pixabay
Untuk menyentuh tombol “X” di sini, sang pengguna harus lebih dulu memindah posisi tombol Assistive Touch / Pixabay

Mengingat Assistive Touch merupakan bagian dari fitur Accessibility, jelas sekali ini bukan cara normal menggunakan iPhone seperti yang Apple kehendaki. Pada kenyataannya, Assistive Touch sangatlah tidak praktis jika dibandingkan dengan tombol Home.

Untuk keluar dari aplikasi misalnya, Anda butuh dua tap pada Assistive Touch: pertama untuk membuka menunya, kedua untuk mengaktifkan fungsi tombol Home. Dengan tombol Home, Anda hanya butuh satu klik saja. Kalau butuh alasan ekstra, sensasi kliknya jauh lebih memuaskan ketimbang menyentuh layar dua kali tanpa ada feedback sama sekali.

Memang ada saat dimana Assistive Touch terkesan lebih memudahkan ketimbang tombol Home, seperti ketika hendak mengaktifkan Siri atau mengambil screenshot misalnya. Ketimbang harus menekan dan menahan tombol Home, Anda bisa menyentuh layar dua kali untuk mengaktifkan kedua fungsi tersebut. Namun saya masih punya alasan lain untuk tidak menggunakan Assistive Touch.

Alasan itu adalah, keberadaan Assistive Touch sangatlah mengganggu. Tampilannya memang berubah jadi agak transparan ketika sedang tidak digunakan, tapi tetap saja memakan tempat di layar. Saat berada di sebuah aplikasi misalnya, Assistive Touch bisa menutupi tombol aplikasi di ujung layar, dan pengguna harus lebih dulu memindahnya untuk bisa menekan tombol aplikasi tersebut.

Lebih lanjut, tren smartphone terkini adalah layar dengan bezel yang sangat minimal, yang dipelopori oleh LG G6 dan Samsung Galaxy S8. Tujuannya supaya layar bisa lebih besar dan konten yang ditampilkan bisa lebih banyak tanpa membuat dimensi ponsel jadi semakin bengkak. Kalau itu yang konsumen cari, lalu kenapa mereka rela mengorbankan sebagian kecil layar untuk sebuah tombol virtual yang dirancang untuk pengguna berkebutuhan khusus?

Kesimpulan

Judul di atas sama sekali tidak saya maksudkan untuk mengejek kebiasaan Anda sekalian dalam menggunakan iPhone masing-masing. Saya cuma bermaksud memberi saran agar Anda bisa mendapat pengalaman menggunakan iPhone 7 dan 7 Plus yang lebih baik. Lupakan perkataan orang-orang dekat maupun staf toko ponsel tentang tombol Home iPhone yang mudah sekali rusak, sebab kenyataannya tidak lagi demikian sejak Apple merilis iPhone 7 dan 7 Plus.

iPhone generasi baru yang bakal dirilis bulan September atau Oktober nanti malah rumornya bakal mengemas layar hampir tidak ber-bezel, yang berarti eksistensi tombol Home fisik bakal terhenti di situ. Saya tidak tahu apa yang akan Apple suguhkan sebagai pengganti tombol Home yang ada sekarang, tapi saya yakin bukan Assistive Touch.

Semoga semua ini bisa membuka pandangan Anda terkait ‘kesalahpahaman’ mengenai tombol Home milik iPhone, khususnya iPhone 7 dan 7 Plus, mengingat masih ada sejumlah rekan saya yang begitu yakin tombol Home di iPhone 7 miliknya bisa cepat rusak kalau mereka tidak menggunakan Assistive Touch.

Lain ceritanya kalau kondisi iPhone Anda sudah seperti milik saya di foto teratas di artikel ini. Kalau sudah seperti itu, mungkin Assistive Touch adalah satu-satunya solusi yang Anda miliki – meskipun saya pribadi menggunakan Assistive Touch sebagai pengganti tombol power yang rusak, bukan tombol Home, yang pada kenyataannya masih baik-baik saja meski saya sudah menggunakan ponsel itu sejak awal tahun 2013.

Pre-Order iPhone 7 dan iPhone 7 Plus di Indonesia Resmi Dibuka

Momen yang ditunggu-tunggu para penggemar produk Apple di tanah air akhirnya tiba. Setelah sempat tersandung masalah TKDN hingga akhirnya tidak bisa memasarkan iPhone 6s dan 6s Plus, Apple kini sudah mendapat lampu hijau untuk menjual iPhone 7 dan 7 Plus secara resmi di Indonesia.

Pihak yang mendapat hak distribusi eksklusif iPhone 7 dan 7 Plus di Indonesia adalah iBox, dan hari ini (24/3), mereka sudah membuka pintu pre-order secara online, dan akan berakhir pada tanggal 28 Maret 2017.

Untuk melakukan pre-order, konsumen bisa langsung mengunjungi situs ibox.co.id. Metode pembayaran yang diterima adalah via kartu kredit (tersedia opsi cicilan 0% 12 bulan atau 18 bulan), akan tetapi pelanggan diwajibkan untuk membayar uang muka terlebih dulu sebesar Rp 1 juta via transfer bank.

Barang yang sudah dipesan akan tersedia pekan depannya, tepatnya pada tanggal 31 Maret 2017. Sayang sekali, iBox tidak bisa melakukan pengiriman, sehingga pelanggan diwajibkan untuk mengambil pesanannya sendiri di empat outlet iBox berikut di ibukota: iBox Mal Kelapa Gading, Kota Kasablanka, Central Park dan ITC Roxy Mas.

Syarat dan ketentuan selengkapnya bisa Anda lihat sendiri di tautan berikut. Jujur, prosesnya memang tergolong cukup ribet. Hal ini wajar lantaran hype iPhone 7 dan 7 Plus sangatlah tinggi, apalagi mengingat konsumen tanah air sudah melewatkan iPhone 6s dan 6s Plus.

Seperti biasa, konsumen yang melakukan pre-order bakal menerima sejumlah bonus. Bonus yang pertama adalah gratis 1 bulan cicilan, lalu untuk pelanggan yang sudah melakukan pre-order dan pengambilan barang di keempat outlet iBox di atas bakal mendapatkan tambahan voucher aksesori khusus iPhone 7 dan 7 Plus senilai Rp 500 ribu.

Lalu pertanyaan yang paling penting, berapa harganya? Berikut daftar lengkapnya:

  • iPhone 7 32 GB – Rp 11.999.000
  • iPhone 7 128 GB – Rp 13.699.000
  • iPhone 7 256 GB – Rp 15.599.000
  • iPhone 7 Plus 32 GB – Rp 13.999.000
  • iPhone 7 Plus 128 GB – Rp 15.899.000
  • iPhone 7 Plus 256 GB – Rp 17.699.000

Perlu dicatat, persediaan yang iBox sediakan untuk pre-order ini terbatas. Jadi kalau Anda benar-benar sudah tidak sabar untuk meminang iPhone 7 atau iPhone 7 Plus secara resmi, saya sarankan bergegaslah membuka tautan di atas untuk melakukan pre-order.

*) Disclosure: DailySocial menjalin kerja sama dengan Erafone.com untuk memberikan informasi terbaru tentang smartphone atau perangkat digital lain. Anda bisa menjelah berbagai produk gadget di Erafone.com atau di ibox.co.id

 

Aplikasi Filmic Pro Hadirkan Fitur Perekaman Video ala Kamera Mahal pada iPhone

Mungkinkah Anda membuat film dengan mengandalkan smartphone sebagai kamera satu-satunya? Buat yang ragu, Anda bisa menonton film berjudul Tangerine yang direkam secara penuh menggunakan iPhone 5S. Sang sutradara tentu saja masih mengandalkan sejumlah aksesori, dan yang perannya cukup besar ternyata adalah aplikasi bernama Filmic Pro.

Filmic Pro mungkin terdengar asing di telinga pengguna iPhone secara umum, tapi ia sangat populer di kalangan videografer. Aplikasi ini sejatinya memungkinkan kita untuk mengutak-atik berbagai parameter video secara manual, mulai dari resolusi, bitrate, aspect ratio, sampai fokusnya. Alhasil, efek sinematik seperti yang terdapat dalam film Tangerine itu tadi bisa tercapai.

Namun semua ini tidak ada apa-apanya dengan fitur terbaru Filmic Pro yang saat ini masih dalam tahap beta, yakni kemampuan untuk merekam video dalam profil warna Log/Flat. Bagi yang tidak tahu, fitur ini biasanya hanya terdapat pada kamera-kamera mahal macam keluaran RED, Blackmagic, maupun kamera mirrorless sekelas Panasonic Lumix GH4 dan GH5.

Keuntungan dari fitur ini adalah keleluasaan dalam melakukan editing pasca produksi. Sewaktu direkam, hasilnya memang akan kelihatan jelek, dimana warnanya tampak sangat pucat dan sama sekali tidak menarik. Akan tetapi setelah diedit, kita bisa melihat hasilnya yang punya dynamic range sangat luas, serta detail pada area-area gelap sekaligus terang yang masih bisa dipertahankan.

Perbandingan sebelum (atas) dan sesudah diedit (bawah) / Matteo Bertoli
Perbandingan sebelum (atas) dan sesudah diedit (bawah) / Matteo Bertoli

Kedua gambar di atas menunjukkan perbedaan antara sebelum dan sesudah diedit. Perubahannya sangat kelihatan, dan gaya seperti ini amat dibutuhkan jika Anda berniat untuk menciptakan film sinematik hanya dengan berbekal sebuah iPhone.

Menurut sang pembuat video, Matteo Bertoli, kekurangannya hanyalah soal noise di area gelap. Penyebabnya bisa jadi karena aplikasi masih dalam tahap beta, atau karena ukuran sensor iPhone yang begitu kecil jika dibandingkan kamera-kamera yang biasanya menawarkan fitur Log ini.

Kendati demikian, apa yang ditawarkan Filmic Pro ini sangat menarik di mata videografer amatir maupun mereka yang sedang mendalami bidang sinematografi, sebab mereka dapat bereksperimen dengan fitur Log dan prosedur pasca produksi tanpa harus mengeluarkan biaya banyak untuk sebuah kamera macam Lumix GH4 tadi.

Silakan Anda tonton sendiri video pendek yang dibuat menggunakan fitur Log pada versi beta Filmic Pro oleh Matteo Bertoli di bawah ini. Saya sendiri sempat tidak percaya kalau semuanya direkam hanya dengan menggunakan iPhone 7 Plus.

Sumber: PetaPixel.

Kamerar Zoom Adalah Lensa Klip Ganda untuk Kamera Ganda iPhone 7 Plus

Dipopulerkan oleh Olloclip, lensa klip sekarang sudah bisa dianggap sebagai aksesori wajib buat pengguna ponsel, khususnya iPhone. Mengingat iPhone 7 Plus datang membawa kamera ganda, sudah saatnya kita menyambut kehadiran lensa klip yang berwajah ganda pula.

Bernama Kamerar Zoom, ia didapuk sebagai lensa klip ganda pertama yang dirancang secara spesifik untuk iPhone 7 Plus. Karena datang bersama sebuah casing, lensa tinggal diselipkan ke slot yang tersedia di bawah kamera. Lensa pun juga bisa digeser ke bawah ketika sedang tidak digunakan.

Kapabilitas makro akan ditingkatkan oleh pasangan lensa makro Kamerar Zoom / Kamerar
Kapabilitas makro akan ditingkatkan oleh pasangan lensa makro Kamerar Zoom / Kamerar

Menariknya, paket penjualan Kamerar Zoom mencakup dua pasang lensa sekaligus. Pasangan yang pertama adalah lensa makro, sedangkan pasangan yang kedua adalah lensa fisheye dan telephoto. Keduanya bisa digunakan secara bergantian dan diganti dengan cepat berkat mekanisme pemasangan yang sederhana tadi.

Dua pasang lensa ini tentu saja punya fungsi yang berbeda. Pasangan lensa makro misalnya, akan meningkatkan kapabilitas makro dari kedua kamera iPhone 7 Plus sehingga pengguna dapat mengambil gambar close-up dengan tingkat zoom yang lebih dekat lagi.

Paket penjualan Kamerar Zoom mencakup dua pasang lensa dan casing / Kamerar
Paket penjualan Kamerar Zoom mencakup dua pasang lensa dan casing / Kamerar

Di sisi lain, pasangan lensa fisheye dan telephoto akan memberikan fleksibilitas lebih pada kamera iPhone 7 Plus, dimana kamera standarnya jadi punya sudut pandang lebih lebar, sedangkan kamera telephoto-nya malah bisa menjangkau lebih jauh lagi.

Bagi yang tertarik, Kamerar Zoom Lens Kit saat ini sudah bisa dipesan dari situs Kamerar seharga $45. Paket penjualannya mencakup sebuah casing dan dua pasang lensa klip.

Sumber: PetaPixel.

Apple Rilis iOS 10.1, Hadirkan Portrait Mode untuk iPhone 7 Plus

Selain menawarkan fitur optical zoom 2x, kehadiran modul kamera ekstra pada iPhone 7 Plus juga mewujudkan fitur yang Apple sebut dengan istilah Portrait Mode. Fitur ini tidak tersedia pada saat peluncuran, tapi Apple akhirnya menghadirkannya lewat update iOS 10.1.

Portrait Mode pada dasarnya akan memberikan efek depth-of-field atau bokeh yang lebih menonjol. Anda pernah melihat foto hasil tangkapan kamera DSLR dimana terdapat bagian yang tampak kabur di belakang subjek? Itulah contoh pengaplikasian depth-of-field.

Efek serupa sebenarnya sudah bisa kita jumpai pada kamera smartphone, namun hasilnya tidak terlalu kentara karena sejumlah faktor, salah satunya adalah ukuran sensor kamera yang kecil. Di sini Apple mencoba menerapkan algoritma khusus dan memanfaatkan kehadiran modul kamera tambahan untuk menciptakan efek depth-of-field yang bagus, tapi di saat yang sama tidak kelihatan artificial.

Portrait Mode sebenarnya juga bisa digunakan untuk memotret objek lain selain wajah seseorang / Apple
Portrait Mode sebenarnya juga bisa digunakan untuk memotret objek lain selain wajah seseorang / Apple

Nama Portrait Mode sendiri dipilih karena Apple menyebut fitur ini sangat efektif digunakan saat memotret wajah seseorang. Akan tetapi fitur ini sebenarnya juga bisa digunakan untuk berbagai objek lain, meski mungkin efeknya tidak sedramatis saat memotret wajah seseorang.

Setelah meng-update ke iOS 10.1, Anda akan menjumpai Portrait Mode tepat di tengah-tengah mode Photo dan Square. Ketika wajah terdeteksi, akan muncul tulisan “Depth Effect” di atas label Portrait yang menandakan fitur ini sudah aktif. Perlu dicatat, Apple masih mencantumkan label “beta” pada fitur ini, yang berarti hasilnya tidak setiap saat 100 persen sesuai ekspektasi.

Sumber: Apple.

[Video] Google Assistant atau Siri, Siapa yang Lebih Pintar?

Peluncuran Google Pixel kemarin mengingatkan saya dengan peluncuran iPhone 4S di tahun 2011, dimana Apple untuk pertama kalinya memperkenalkan asisten virtual Siri. Dalam kasus Pixel, Google Assistant memang mendapat porsi presentasi yang paling besar.

Sejatinya ada banyak persamaan antara Google Assistant dan Siri karena memang fungsinya tidak berbeda. Keduanya sama-sama bisa dipanggil menggunakan kata kunci; “OK Google” untuk Assistant, “Hey Siri” untuk Siri. Namun di atas semua itu, ada pertanyaan yang paling membuat penasaran: siapa yang lebih pintar, Google Assistant atau Siri?

YouTuber kondang Marques Brownlee alias MKBHD baru-baru ini mengunggah video perbandingan Google Assistant dan Siri di Pixel XL dan iPhone 7 Plus. Kedua perangkat menjalankan versi terbaru OS-nya masing-masing, jadi konteksnya bisa dikatakan cukup adil.

Secara garis besar, kinerja Assistant dan Siri cukup berimbang. Baik dari segi akurasi maupun kecepatan, tidak ada satu asisten virtual yang lebih menonjol di sini. Keduanya pun juga bisa digunakan untuk mengakses konten dari aplikasi lain.

Namun perbedaan utama Assistant dan Siri terletak pada pemahaman konteks. Di sinilah Google terlihat jauh lebih unggul, dimana pengguna bisa lanjut bertanya dan bertanya tentang berbagai hal terkait satu topik, misalnya tim football atau figur ternama.

Dari segi penyajian informasi, keduanya juga mengadopsi cara yang berbeda. Assistant cenderung lebih vokal, mengucapkan hampir semua hasil pencariannya; sedangkan Siri lebih condong ke sisi visual, dimana hasil pencarian akan ditampilkan secara merinci di layar dan pengguna dipersilakan memantaunya sendiri.

Lalu mana yang lebih baik? Menurut saya jawabannya tergantung selera dan kebutuhan. Pastinya ada skenario dimana sifat Assistant yang lebih vokal terkesan terlalu cerewet, tapi di sisi lain, ia sangat ideal digunakan ketika sedang mengemudikan mobil.

Silakan tonton sendiri demonstrasi dan penjelasan dari MKBHD di bawah ini.

iPhone 7 Tak Punya Port Audio? Jangan Dibor, Cukup Pasangkan Fuze

Apple memang tidak menyingkap jumlahnya secara rinci, tapi kabarnya permintaan terhadap iPhone 7 dan 7 Plus begitu besar, konsumen yang tidak melakukan pemesanan sebelumnya tidak bisa membeli device di hari pertama penjualan. Meski demikian, keputusan Apple menghilangkan jack headphone memang jadi kritik dan bahan candaan di kalangan pengguna maupun kompetitor.

Arahan baru Apple tersebut menunjukkan rasa percaya diri mereka terhadap teknologi audio wireless via Bluetooth dan Lightning. Tentu tak semua orang siap merangkul konsep ini. Belum lama mungkin Anda sudah mendengar atau menyaksikan sendiri video cara ‘membuka’ port audio dengan membor bagian bawah iPhone 7. Faktanya, hal ini bukanlah jalan keluar, malah menghancurkan handset mahal. Pemecahan sesungguhnya datang dari tim inventor asal Austin, Amerika Serikat.

Fuze 1

Solusi mereka adalah menyediakan case bernama Fuze, disiapkan baik untuk iPhone 7 serta 7 Plus. Fungsinya tidak jauh berbeda dari aksesori sejenis, Fuze bertugas melindungi smartphone Anda dari baret dan benturan. Selain itu, casing juga dilengkapi baterai tambahan yang mampu menggandakan durasi pemakaian standar sekaligus menyempurnakan iPhone 7 dengan port audio 3.5mm. Berkatnya, Anda tidak perlu buru-buru mengucapkan selamat tinggal pada headphone/earphone kesayangan.

Fuze 2

Menariknya lagi, Fuze tidak menyebabkan volume iPhone 7 terlalu membengkak. Mengusung desain ‘ultra-slim‘, case tersebut cuma membuat iPhone lebih tebal 5mm dengan bobot tambahan 28-gram. Konstruksinya tangguh, memanfaatkan jenis plastik TPU dan ABS, material serupa casing baterai orisinil ciptaan Apple. Pengembang menyediakan lima pilihan warna, yakni putih, hitam, emas, rose gold dan biru.

Fuze 3

Fuze dijanjikan akan menyederhanakan konektivitas iPhone 7, sehingga Anda tidak perlu berkutat dengan dongle dan adaptor, memastikan kemudahan menikmati musik di manapun dan kapanpun. Aksesori itu juga memungkinkan device menyuguhkan lagu meski harus sambil di-charge. Berkat Fuze, Anda tidak perlu mengeluarkan ratusan dolar buat membeli AirPods karena headphone lama masih dapat digunakan.

Untuk baterai buld-in-nya, Fuze versi iPhone 7 menyimpan unit 2.400maH dan ada baterai 3.600mAh di dalam model 7 Plus. Aksesori tersebut tersambung ke smartphone melalui port Lightning.

Case Fuze sudah bisa Anda pesan di situs Indie Gogo. Selama masa kampanye crowdfunding berlangsung, produk dapat dibeli seharga US$ 60 khusus backerearly bird‘. Setelah periode tersebut usai, Fuze dijajakan di harga retail US$ 70. Distribusi diperkirakan akan berlangsung di bulan Desember 2016.

Sumber: FuzeCases.

iPhone 7 dan iPhone 7 Plus Resmi Dirilis, Bawa Berbagai Peningkatan

Seperti pada generasi sebelumnya, Apple akhirnya benar-benar memperkenalkan iPhone generasi terbaru di bulan yang sama, September. Dalam event akbar yang sebelumnya sudah dikonfirmasikan, Apple resmi mengumumkan duo iPhone 7 dan iPhone 7 Plus ke publik beserta sejumlah fitur yang jadi senjata pamungkasnya.

Layar 4,7 inci dan 5,5 Inci

Seperti di generasi iPhone 6, di juniornya kali ini Apple juga meracik iPhone dengan kombinasi ukuran yang berbeda. iPhone 7 mempunyai layar Retina dengan lebar 4,7 inci beresolusi 750×1334 piksel. Sementara varian Plus yang lebih senior punya layar lebih lebar, yakni 5,5 inci dengan resolusi 1080×1920 piksel. Bobot keduanya juga sudah barang tentu berbeda, yaitu 138 gram berbanding 188 gram.

iphone 7 display

Kendati resolusinya tak berubah dari seri terdahulu, kedua layar menawarkan panel yang 25% lebih cerah, yakni 625 nits di samping tambahan dukungan warna dan tentunya fitur 3D Touch.

iphone 7_2

Yang menarik dari iPhone 7, kini Apple membenamkan tombol home yang mendukung 3D Touch. Membuatnya jauh lebih sensitif terhadap tekanan dengan adanya teknologi Taptic Engine di bawah tombol.

iPhone generasi terbaru ini juga dibekali kemampuan anti-air dan anti-debu dengan sertifikasi IP67. Artinya, iPhone 7 bakal tahan cipratan dan rendaman air hingga kedalaman maksimal satu meter.

Dapur Pacu Baru

Selain melakukan peningkatan di sisi kualitas layar, Apple juga membenamkan dapur pacu generasi baru; A10 Fusion yang membawa empat buah inti prosesor dan 3.3 miliar transistor.

iphone 7 a10 fusion

Keempat inti prosesor ini mendapatkan tugas yang berbeda, dua inti merupakan prosesor berkinerja tinggi, sementara dua lainnya lebih hemat daya. Prosesor yang diduetkan dengan M10 motion coprocessor ini diklaim mempunyai kinerja grafis yang 50% lebih cepat ketimbang prosesor yang diadopsi oleh iPhone 6s Plus.

Kamera

iphone 7_1

Bukan Apple namanya jika tak mampu meracik kamera yang berkualitas tinggi untuk perangkat-perangkatnya. Di duo iPhone 7, Apple kembali membuktikan diri sebagai salah satu yang terbaik dalam hal jepretan kamera. Keduanya membawa sensor 12MP yang menawarkan fitur OIS dan juga aperture lebih lebar.

kamera iphone7 plus

Secara umum fitur di kedua ponsel pintar ini sama, namun sebagai perangkat di kelas yang berbeda, Apple melakukan peningkatan khusus untuk varian iPhone 7 Plus. Di varian inilah Apple membuktikan tak kalah dengan LG. Seperti halnya G5 dan V20, iPhone 7 Plus dilengkapi konfigurasi kamera ganda. Satu kamera 12MP bertugas sebagaimana kamera standar dengan wide angle 28mm, sementara kamera 12MP lainnya dilengkapi lensa telephoto 56mm dengan 2x optical zoom. Dengan kombinasi ini, pemilik iPhone dapat mengabadikan foto sedekat mungkin tanpa mengorbankan kualitas.

Beralih ke kamera depan, iPhone 7 mempunyai spesifikasi yang tak kalah baik, dengan sensor 7 megapiksel yang juga dilengkapi stabilisator gambar yang juga diadopsi oleh kamera utamanya.

Dan seperti yang banyak diperbincangkan sebelumnya, iPhone 7 akhirnya benar-benar tiba tanpa headphone jack standar (tradisional), 3.5mm. Sebagai gantinya, Apple menyertakan adapter Lightning ke 3.5mm di dalam setiap kotak kemasan kedua iPhone 7.

Harga dan Ketersediaan

Duo iPhone 7 akan mulai memasuki fase pre-order pada tanggal 9 September di 28 negara potensial dengan banderol masing-masing mulai $649 dan $769. Harga ini dipatok untuk varian dengan kapasitas 32GB. Untuk kapasitas 128GB dan 256GB dikenai tambahan biaya sebesar $100. Jadwal pengapalannya sendiri dimulai pada tanggal 16 September dan akan digulirkan ke negara-negara lain.

Sumber berita Apple.

Hajatan Akbar Apple Bakal Digelar pada Tanggal 7 September

Resmi sudah, Apple baru saja mengirimkan undangan ke media untuk menghadiri hajatan akbar mereka yang akan digelar pada tanggal 7 September di Graham Civic Center, San Fransisco. Di acara tersebut, Apple diprediksi bakal mengungkap iPhone terbaru dan mungkin varian anyar dari jajaran MacBook dan Apple Watch 2 juga bakal dipamerkan di ajang yang sama.

Skenario terbaik di hari itu adalah kemunculan iPhone terbaru, iPhone 7 yang tampak sesuai dengan tradisi dan juga tanggal yang dipilih. Rekam jejak Apple membuktikan bahwa kelahiran iPhone memang selalu terjadi di bulan September, jadi sangat wajar jika banyak pihak mempunyai keyakinan yang sama.

iPhone 7 dan mungkin saja bersama iPhone 7 Plus seharusnya tiba dengan sejumlah peningkatan. Rumor meyakini bakal ada kamera yang lebih bening, prosesor yang lebih cepat, dan mungkin saja tambahan kemampuan menahan gempuran air dan debu seperti yang sudah diadopsi oleh sang rival, Samsung Galaxy. Meskipun, santer disebutkan Apple harus mengorbankan headphone 3.5mm jack.

Menurut rumor, iPhone 7 juga bakal membawa kapasitas memori minimal 32GB dan topangan RAM sebesar 3G. iPhone 7 juga diduga bakal menjadi generasi iPhone pertama yang mengemas lensa ganda, meski hanya eksklusif untuk varian Plus. Sejumlah peningkatan menarik hampir pasti dihadirkan oleh iPhone 7, tapi banyak pihak skeptis soal desain yang akan diusung oleh penerus iPhone 6 ini.

Selain iPhone, Apple juga diyakini bakal membeberkan sekali lagi fitur-fitur unggulan baru di iOS 10, dan bisa jadi Apple juga memamerkan MacBook varian baru dan penerus Apple Watch. Suguhan lengkap Apple bisa anda simak secara langsung pada tanggal 7 September melalui situs Apple dan Apple TV.

Sumber berita Slashgear.