Daftar Lima Finalis Nasional Imagine Cup 2017

Tahun ini ajang kompetisi global bagi para pelajar di seluruh dunia yang diadakan Microsoft “Imagine Cup” kembali dilaksanakan. Seperti yang sudah-sudah, proses seleksi dimulai dari tingkat nasional. Setelah melalui serangkaian proses submisi, seleksi dan penjurian, Microsoft Indonesia hari ini mengumumkan lima finalis nasional untuk Imagine Cup 2017.

Berikut ini adalah daftar aplikasi dari para finalis tersebut.

Child Adventure dari UNIKOM (Universitas Komputer Indonesia)

Memanfaatkan teknologi populer Virtual Reality (VR), Child Adventure atau disingkat CaTour mencoba menghadirkan pembelajaran budaya tradisional dengan gaya yang menarik. Dengan konten berbasis 3D dipadukan dengan konsep permainan digital, CaTour menghadirkan sebuah petualangan belajar interaktif.

Selain materi belajar, di dalamnya juga terdapat kuis yang dikemas dalam bentuk game. Salah satunya berwujud permainan ular tangga dengan peta sesuai dengan daerah yang dipilih untuk dipelajari budayanya.

Tanah Airku dari UNIKOM

Tahun ini UNIKOM memborong dua tiket final. Selain produk yang di atas, Tanah Airku juga terpilih untuk masuk final. Konsepnya sama-sama mengusung tentang pembelajaran budaya. Perbedaannya, selain tetap menggunakan konsep VR, Tanah Airku juga mengusung konsep Augmented Reality (AR).

Menggunakan buku dan kartu yang telah diterbitkan secara khusus, model pembelajaran baru tentang budaya dihadirkan dengan menciptakan visualisasi 3D yang interaktif. Selain itu petualangan dalam mode VR 360 derajat juga dihadirkan untuk memberikan kesan yang lebih atraktif kepada para siswa.

Hoax Analyzer dari ITB (Institut Teknologi Bandung)

Mencoba menyelesaikan permasalahan yang sedang menjadi kegelisahan banyak orang saat ini, tim dari ITB menghadirkan produk berupa aplikasi Hoax Analyzer. Aplikasi berbasis website ini dikembangkan dengan konsep NLP dan Machine Learning untuk membantu pengguna melakukan pengecekan informasi yang tersebar di internet.

Pengguna hanya cukup menginputkan berita yang ingin diklarifikasi, selanjutnya algoritma pembelajaran yang dimiliki sistem akan melakukan analisis secara mendalam hingga menghasilkan simpulan berita tersebut fakta atau hoax.

Glasses and Shoes for Blind dari Universitas AMIKOM Yogyakarta

Mencoba menyelesaikan permasalahan yang diderita kaum tuna netra, sebuah solusi bernama Glasses and Shoes for Blind (GaBlind) dihadirkan. GaBlind merupakan sebuah alat bantu inovatif berupa kacamata dan sepatu khusus untuk membantu memberikan navigasi kepada penyandang tuna netra. GaBlind menggunakan sebuah mikro-kontroler dan beragam sensor untuk dikoneksikan kepada sebuah GPS melalui saluran bluetooth.

Perangkat ini juga terhubung dengan ponsel untuk proses input. Ketika pengguna ingin menuju suatu tempat, cukup mengatakan kepada smartphone yang digenggam melalui aplikasi khusus, maka akan ditunjukkan rute menuju lokasi tersebut dari alat bantu yang digunakan.

FashionSense dari IPB (Institut Pertanian Bogor)

FashionSense merupakan sebuah sistem berbasis web yang menggabungkan teknologi Real-Sense dan Azure untuk mendeteksi karakteristik fisik pengguna guna memberikan rekomendasi pakaian yang sesuai. Rekomendasi tersebut termasuk untuk mengetahui ukuran dan warna yang pas dipakai oleh pengguna. FashionSense tidak menjadi sebuah layanan e-commerce, tapi melengkapi layanan yang ada dengan teknologi yang dikembangkan.

Salah satu hasil keluaran yang ada saat ini, FashionSense juga merekomendasikan tempat penjualan online untuk tipe baju yang direkomendasikan bagi pengguna, dan diurutkan berdasarkan ketentuan harga dan ulasan.

Lintasarta Umumkan Tiga Pemenang Appcelerate 2016

Bisnis startup di Indonesia kian mengundang banyak perhatian kalangan di Indonesia, tak terkecuali perusahaan-perusahaan besar. Mulai dari membuat startup, mengakuisisi startup sampai dengan mendanai startup. Salah satu perusahaan yang terlibat langsung dalam bisnis startup di Indonesia adalah PT Aplikanusa Lintasarta (Lintasarta). Lintasarta bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan Institut Teknologi Bandung (LPIK ITB) mengumumkan tiga nama startup terpilih pemenang Lintasarta Appcelerete.

Tiga startup tersebut adalah CHARM (Customer Handling, Analytic and Relationship Management), sebuah layanan yang disediakan untuk membantu perusahaan untuk dapat mendengarkan dan memahami pelanggan melalui analisis percakapan pelanggan di media sosial. Startup kedua adalah BIOPS, aplikasi precision farming yang menawarkan monitoring dan controlling untuk para petani green house. Sedangkan yang ketiga adalah WINAFI, sebuah aplikasi toko sembako yang  menawarkan kemudahan berbelanja kebutuhan sehari-hari yang mengintegrasikan antara toko kelontong lokal dengan konsumen di sekitarnya.

Tiga startup di atas merupakan startup yang terpilih setelah mengikuti masa inkubasi selama 3 bulan (Juli, Agustus, dan September 2016). Ketiganya mendapat penilaian terbaik dari dewan juri mengalahkan kandidat lainnya. Ketiganya dinilai memenuhi kategori problem solving, usefulness, memiliki nilai komersial, dan nilai bisnis.

Selain ketiga startup pemenang Lintasarta juga akan menawarkan kerja sama kepada 10 startup inkubasi sebagai mitra hingga aplikasi yang mereka kembangkan dapat digunakan oleh kalangan industri.

Presiden Director Lintasarta Arya Damar mengatakan, “Lintasarta dan LPIK ITB menelurkan 3 start up dari 3 kategori yang berbeda. Mereka semua bagus, semua terbaik. Karena saya yakin bahwa anak-anak Indonesia dapat bertarung di dunia untuk application”.

Sementara itu Kepala LPIK ITB Suhono Harso Supangkat menyatakan apresiasinya terhadap Lintasarta yang menyelenggarakan ajang Appcelerate ini. Ajang ini dinilai efektif untuk membangun ekosistem pembangunan startup di Indonesia.

Lintasarta Appcelerate merupakan realitasi Program Corporate Social Responsibility Lintasarta yang bekerja sama dengan ITB. Ajang tersebut merupakan kompetisi membuat rencana bisnis dalam bentuk inovasi produk atau aplikasi digital seperti mobile application yang memiliki nilai bisnis dan dapat diterapkan untuk mendukung berbagai sektor industri seperti banking, financial, oil & gas, logistik, transportasi, maritim, dan wisata.

Bekasi Kini Punya Patriot Operation Center untuk Pantau Laporan Warganya (Updated)

Bekasi menyusul Bandung dan Jakarta dalam penerapan konsep smart city dengan meluncurkan Patriot Operation Center (POC). Salah satu fungsi POC ini adalah mengelola layanan pelaporan dan aspirasi warga yang terintegrasi melalui aplikasi Pelaporan Online Terpadu (POT) dan  Smart Online Reporting and Observation Tools (SOROT).

Dengan POC berkonsep yang kurang lebih sama dengan Bandung Command Center dan Jakarta City Lounge, Bekasi mencoba memberikan inovasi untuk mewujudkan Bekasi yang lebih aman, nyaman, dan berkelanjutan dengan dukungan teknologi, peningkatan sumber daya manusia dan tata kelola yang lebih baik.

POC ini sendiri berjalan di atas sebuah platform yang dinamakan System Platform (SSP) dan didukung oleh berbagai aplikasi khas Smart City. SSP sendiri merupakan sebuah platform seamless integration sehingga memungkinkan seluruh kota terintegrasi. Platform ini dikembangkan oleh ITB dan Telkomsel.

“Platform ini merupakan dasar dari pembangunan Bekasi Smart City yang terintegrasi. Saat ini sudah dimulai dengan berbagai komponen awal kota seperti  kondisi kesehatan, lingkungan , ekonomi maupun beberapa lalu lintas kota,” ungkap Ketua Tim Peneliti Smart City ITB Suhono Harso Supangkat seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Saat ini ada dua aplikasi ujung tombak dalam rangkaian sistem terintegrasi ini. POT dan SOROT. Keduanya disiapkan sebagai media melaporkan kejadian atau aspirasinya kepada pemerintah kota Bekasi. POT dikembangkan oleh Pemkot Bekasi, sedangkan SOROT dikembangkan dari hasil penelitian di ITB.

[Baca juga: ITB dan Telkomsel Bangun Platform Smart City]

Laporan atau aspirasi warga yang disalurkan dari dua aplikasi tersebut akan terintegrasi dengan POC, sehingga Walikota Bekasi dapat memantau dan segera menindak lanjuti laporan atau aspirasi warga dengan cepat.

“Ini masih tahap awal, karena baru menyangkut platform. Banyak dinas yang belum siap , baik infrastruktur maupun ekosistemnya atau  kesiapan sumber daya manusia dan kecukupan tata kelolanya. Selanjutnya pembangunan dillakukan ke beberapa digitalisasai proses lifestyle di beberapa sektor melalui pendekatan gotong royong atau lebih populer disebut co-creation. Termasuk analisis kota melalui big data dan sensor kota,” jelas Suhono.

Pemerintah Kota Bekasi juga jalin kerja sama dengan Qlue

Selain dua aplikasi di atas sistem POC dari Pemkot Bekasi juga mengakomodir pelaporan melalui aplikasi Qlue. Aplikasi yang juga digunakan oleh Pemerintah Provinsi Jakarta untuk sistem pelaporan warganya.

Dari data yang sudah terhimpun, Qlue merilis data aspirasi masyarakat Kota Bekasi periode 11 November 2015 hingga 3 Maret 2016. Dari data tersebut pelaporan masalah terbanyak mengenai iklan liar, dikuti dengan pelanggaran, mengenai sampah, jalan rusak dan fasilitas umum.

Dari total 2.216 laporan yang masuk di Qlue, ada tiga masalah utama yang paling banyak disoroti oleh warga di antaranya iklan liar sebanyak 673 laporan (30,4%), pelanggaran sebanyak 452 laporan (20,4%), dan sampah sebanyak 285 laporan (12,9%).

“Kami senang karena Qlue menawarkan kesempatan untuk dapat menjalin kerjasama dengan pemerintah kota Bekasi dan menjadi bagian program Bekasi Smart City”, ungkap VP Marketing Qlue Ivan Tigana.

Bekasi adalah contoh selanjutnya dari pemerintahan yang peduli dengan perkembangan teknologi dan berusaha mengadopsinya untuk membantu mengelola pemerintahan. Kerja sama yang terjalin dengan pihak ITB juga menggambarkan pentingnya pemerintah berkolaborasi dengan beberapa pihak untuk membuat kota atau daerah menjadi lebih baik.

Update : Informasi mengenai Qlue.

ITB dan Telkomsel Bangun Platform Smart City

Bertujuan untuk membantu kota-kota di Indonesia menerapkan teknologi smart city, Lembaga Afiliasi Penelitian Indonesia (LAPI) dan Institut teknologi Bandung (ITB) dan Telkomsel membuat smart system platform (SSP). Kemitraan ini dibentuk agar semakin banyak kota-kota besar di Indonesia mulai mengadopsi smart city, untuk lebih memudahkan pengelolaan serta manajemen masing-masing kota.

“Saat ini di Indonesia konsep smart city masih belum banyak diadopsi, dan sebagian besar kota yang berkeinginan mengadopsi konsep ini menemui banyak halangan. Terutama mengenai pemahaman konsep dan cara membangunnya. Ini alasan adanya smart system platform,” kata Peneliti Smart City ITB dan Ketua Forum Smart City Indonesia Suhono Harso Supangkat kepada Detik.

Nantinya teknologi SSP bisa digunakan untuk mendukung penyelesaian masalah-masalah yang kerap dialami di kota-kota besar seperti transportasi, pendidikan dan kesehatan. Terdapat tiga inovasi yang telah dihasilkan oleh SSP buatan ITB ini, di antaranya adalah sensing, understanding, dan acting.

SSP bisa menjadi teknologi yang bisa digunakan dengan mudah oleh pemerintah kota dan kabupaten, SKPD kota dan kabupaten, BUMN, direktorat terkait smart city di pemerintah pusat, pengelolaan perusahaan terkait industri smart city, pelaku industri operator dan pengembang, hingga pengguna teknologi komunikasi dan informatika.

Proses pertama yang nantinya diterapkan yaitu sensing. Di dalamnya termasuk mengetahui dan obeservasi kondisi kota dengan bantuan sensor untuk pengumpulan data. Langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah understanding, yaitu konsep untuk memahami kota dengan lebih baik melalui data yang telah dikumpulkan.

Dan yang terakhir adalah acting, yaitu konsep untuk melakukan tindakan dengan cepat berdasarkan hasil analisis yang dilakukan. Produk pendukung proses acting ini adalah command center yang memanfaatkan teknologi SSP.

Kota Payakumbuh Gandeng ITB Untuk Realiasikan Smart City

Smart city menjadi visi baru di berbagai pemerintahan di Indonesia. Di era teknologi yang mulai memasuki tahap implementasi ini, banyak pemangku kebijakan menjadikan smart city menjadi salah satu program unggulan dari kota yang ia pimpin. Payakumbuh misalnya, sebuah kota di provinsi Sumatera Barat ini juga akan mengadopsi inisiatif smart city bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Continue reading Kota Payakumbuh Gandeng ITB Untuk Realiasikan Smart City

Kibar dan ITB Selenggarakan Mata Kuliah “Technology Based Business”

Kibar kerja sama dengan SBM ITB selenggarakan mata kuliah bisnis berbasis teknologi / shutterstock

Memandang bisnis berbasis teknologi sebagai salah satu masa depan dari dunia bisnis, PT Kibar Kreasi Indonesia (Kibar) bekerja sama dengan Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) menyelenggarakan mata kuliah Technology Based Business atau Bisnis Berbasis Teknologi untuk mahasiswa ITB semua jurusan. Sebuah mata kuliah yang diharapkan mampu mendorong mahasiswa ITB untuk terjun menjadi entrepreneur yang memanfaatkan teknologi. Continue reading Kibar dan ITB Selenggarakan Mata Kuliah “Technology Based Business”

Tim Peneliti ITB Ukur Indeks Kesiapan Kota-Kota di Indonesia untuk Smart City

ITB Ukut Indeks Smart City di Kota-Kota di Indonesia

Untuk mengetahui kesiapan adopsi gagasan smart city di Indonesia tim peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) sedang melakukan pengukuran indeks kota-kota di Indonesia yang masuk dalam kategori smart city. Guru Besar Teknologi Informasi ITB Prof Suhono H Supangkat menjelaskan pengukuran ini ditujukan untuk mengetahui posisi kota-kota di Indonesia seperti Bandung terkait kesiapannya mengadopsi konsep smart city ini.

Continue reading Tim Peneliti ITB Ukur Indeks Kesiapan Kota-Kota di Indonesia untuk Smart City

ITB Buka Program Open Innovation Lab

ITB Buka Program Open Innovation Lab / ShutterstockKonsep kota pintar atau yang sering disebut dengan smart city memang sedang mulai dilirik oleh pemerintah. Beberapa kota bahkan sudah menyediakan prototype dan rencana untuk segera menuju ke arah penerapan. Konsep smart city di rasa menjadi sebuah solusi untuk banjir, macet, masalah transparansi dan keruwetan-keruwetan lain yang hadir di perkotaan selama ini. Berawal dari semangat untuk merealisasikan konsep smart city tersebut Institut Teknologi Bandung (ITB) meluncurkan program inovasi terbuka atau Open Innovation Lab. Program ini rencananya akan dibuka mulai tahun 2015 ini. Continue reading ITB Buka Program Open Innovation Lab

Prototype Day Bandung Kembali Diselenggarakan Tanggal 25 Februari 2015

Ilustrasi Diskusi Pengembang Aplikasi / Shutterstock

Makin banyak produk kreatif digital yang lahir dari tangan pengembang muda berbakat di Indonesia. Tak sedikit pula yang berhasil menorehkan namanya di dunia internasional, misalnya seperti aplikasi Siaga Banjir yang tahun lalu memenangi Grand Prize Winner dalam ajang Code for Resilience di London, UK. Dukungan tentu diperlukan oleh mereka dan salah satu program yang konsisten menumbuhkembangkannya adalah Prototype Day yang akan kembali diselenggarakan oleh Segitiga.net pada tanggal 25 Februari 2015.

Continue reading Prototype Day Bandung Kembali Diselenggarakan Tanggal 25 Februari 2015

These Are the Winners of BlackBerry’s “Smart City Apps”

Finally, the winners of “Smart City Apps” competition initiated by BlackBerry Innovation  Center (BBIC) and Bandung Technological Institute (ITB) is revealed today (28/10). After a series of strict judging and selection processes which were started last May, BlackBerry finally announced the winners, who are classified into give categories: Smart City, Smart Health, Smart Education, Smart Payment, and Smart Enterprise. Continue reading These Are the Winners of BlackBerry’s “Smart City Apps”