Sony Bagikan Uncharted dan Journey Gratis Untuk Pemilik PS4

Berkali-kali saya menyampaikan bahwa Windows merupakan platform terbaik untuk menemukan game gratis karena buat mendapatkannya di console, kita perlu berlangganan layanan premium seperti PS Plus atau Xbox Live Gold. Dan dalam membantu penyebaran wabah corona, beberapa platform distribusi digital seperti Steam dan Epic Store kian gencar membagikan permainan secara cuma-cuma.

Kali ini, sesuatu yang tidak biasa dilakukan oleh Sony Interactive Entertainment. Lewat blog resmi, mereka mengumumkan sebuah prakarsa baru untuk membantu Anda menyibukkan diri di rumah, di tengah-tengah pandemi COVID-19. Mereka menamainya Play At Home. Ada dua tujuan utama digelarnya program tersebut: bagi-bagi game gratis serta buat membantu deveoloer-developer kecil yang menemui kendala finansial akibat virus corona.

Sebagai langkah awalnya, Sony menggratiskan dua judul legendaris di era current-gen, yaitu Uncharted: The Nathan Drake Collection serta Journey. Tak perlu pengenalan panjang-panjang, The Nathan Drake Collection ialah bundel tiga permainan pertama di seri Uncharted, berisi Drake’s Fortune, Among Thieves, serta Drake’s Deception; semuanya di-remaster untuk PlayStation 4. Journey sendiri adalah game petualangan indie artisitik, pemenang banyak penghargaan di tahun 2013.

Dua permainan gratis tersebut bisa diunduh tanpa perlu membayar, tetapi durasi penawarannya terbatas, sampai tanggal 5 Mei 2020 (pukul 20:00 Waktu Pasifik). Silakan ditebus dan mereka akan jadi milik Anda secara permanen. Terhitung mulai artikel ini ditulis, 5 Mei memang terasa masih lama, namun Anda disarankan agar tidak membuang-buang waktu buat men-download karena Sony telah menurunkan kecepatan akses ke layanannya demi mengurangi beban pada server.

Menariknya untuk alasan yang belum diketahui, khusus di kawasan Jerman dan Tiongkok, Sony menukar Uncharted: The Nathan Drake Collection dengan Knack 2. Permainan ini juga merupakan franchise milik sang publisher – digarap oleh SIE Japan. Namun ketika meluncur, respons media terharap Knack II memang tidak seantusias saat The Nathan Drake Collection tersedia.

“Di masa-masa ketika kita harus membatasi kontak fisik ini, fans [PlayStation] mengandalkan gaming sebagai cara mengisi waktu serta menghibur diri,” tutur CEO Jim Ryan. “Di Sony Interactive Entertainment, kami merasa sangat beruntung dapat menyediakan konten hiburan. Kami sadar ini hanyalah sebuah langkah kecil, dan kami sangat berterima kasih pada para pemain, seisi komunitas serta partner.”

Dan seperti yang sempat disinggung sebelumnya, Play At Home digarap pula untuk membantu studio-studio kecil tetap hidup, terutama di waktu sulit ini. Sony tidak menjelaskan prosedurnya secara detail, mereka hanya bilang akan mendukung mereka dari sisi pendanaan dan telah menyiapkan US$ 10 juta bagi para developer mitra.

Mari Berkenalan Dengan Controller DualSense Untuk PlayStation 5

Controller merupakan bagian dari identitas sebuah console game dan, dalam mendesainnya, tiap produsen mengambil pendekatan yang berbeda. Microsoft tak banyak mengubah wujudnya setelah era The Duke. Sedangkan Nintendo terus bereksperimen di tiap generasi hardware. Sementara itu, DualShock yang tadinya merupakan periferal sekunder diadopsi untuk menemani PlayStation 2 hingga produk current-gen Sony.

Melihat respons positif gamer terhadap DualShock, banyak orang (termasuk saya) berasumsi bahwa ‘keturunannya’ juga akan mendampingi PlayStation 5. Dugaan ini betul sekaligus salah. Baru saja Sony menyingkap penerus DualShock 4. Di sana produsen tetap mempertahankan elemen-elemen favorit gamer, namun tak lupa mencantumkan deretan teknologi baru dan mengemas semuanya dalam rancangan bertema futuristis. Menariknya, controller tak lagi mengusung titel ‘DualShock’. Sony menamainya DualSense.

IMG_08042020_123517_(1000_x_650_pixel)

Senior vice president Hideaki Nishino menjelaskan bahwa sesuai namanya, lewat DualSense, timnya mencoba mengedepankan aspek yang jarang jadi perhatian developer game serta desainer periferal: sensasi sentuhan. Itu sebabnya mereka repot-repot mengembangkan teknologi haptic feedback untuk menggantikan metode getaran di DualShock yang mulai menua.

Selanjutnya, Sony membenamkan sistem adaptive trigger di L2 dan R2 sehingga aksi yang Anda lakukan di permainan (seperti menarik tali busur panah atau menekan pedal gas kendaraan) terasa lebih realistis. Demi memaksimalkan efek tersebut, produsen turut memodifikasi sudut tombol pelatuk, sekarang jadi lebih miring.

Dari sisi penampilan, wujud DualSense lebih berisi dari DualShock 4 – jadi sedikit menyerupai controller Xbox One. Tak seperti biasanya, gamepad menyajikan dua warna. Di versi awal ini, warna putih tampak mendominasi permukaan DualSense, dihias oleh hitam di bagian ‘dalam’. Garis-garis dan pelat grip dibuat diagonal dan inilah yang menonjolkan kesan futuristisnya. Sony memindahkan light bar dari depan ke samping touchpad, lalu mengubah tombol PS menjadi bergaya cut out mengikuti logo.

IMG_08042020_123541_(1000_x_650_pixel)

Selain pada body, tema monokromatis diimplementasikan pula pada tombol action (dengan simbol segitiga, kotak, silang dan lingkaran). Warna-warninya digantikan oleh abu-abu. Sony juga memperluas fungsi tombol Share, dan memberinya istilah baru: Create. Produsen belum menjelaskan secara detail fitur-fitur anyar di sana, hanya menjelaskan bahwa tombol ini akan ‘memberikan para pemain cara baru buat menciptakan dan berbagi konten’.

Sebagai pelengkap, Sony menyematkan rangkaian microphone built-in (pertama kalinya tersedia di controller mereka) dan meng-upgrade bagian baterai, memastikan daya tahannya lebih lama tapi juga lebih ringan. Di luar itu, produsen tetap mempertahankan layout tombol dan penempatan stik analog secara simetris khas DualShock.

“DualSense menandai sebuah perubahan radikal dari controller yang kami tawarkan sebelumnya dan mewakili lompatan ke generasi selanjutnya,” tutur CEO SIE Jim Ryan. “Bersama dengan fitur-fitur inovatif di PlayStation 5, periferal anyar ini akan mentransformasi cara kita menikmati permainan – wujud dari misi kami untuk terus mendorong batasan dalam bermain.”

Sumber: PlayStation.

PlayStation 5 Dibekali Sejumlah ‘Fitur Rahasia’ yang Belum Sony Ungkap

CES kali ini mungkin jadi momen yang sedikit mengecewakan bagi fans PlayStation. Ketika antisipasi terhadap PS5 begitu tinggi, Sony hanya memamerkan logo resmi console (jujur saja, desainnya kurang mengesankan dan sudah tertebak) dan menginformasikan hal yang telah pernah diungkap sebelumnya. Kejutan terbesar dari Sony di sana malah berupa produk otomotif, kendaraan elektrik konsep bernama Vision-S.

Di pameran teknologi raksasa itu, Sony kembali membahas sejumlah fitur andalan PlayStation 5. Console akan ditopang oleh sistem suara 3D, SSD berkecepatan tinggi, teknologi ray tracing berbasis hardware (bukan sekadar software), optical drive ultra-HD Blu-ray, kemudian controller-nya mengusung kemampuan ‘haptic adaptive trigger‘. Mayoritas dari kapabilitas ini sudah lama tersedia di PC, namun masih ada kejutan lain yang disiapkan Sony di console next-gen mereka itu.

Kabar tersebut diungkapkan oleh CEO sekaligus presiden Sony Interactive Entertainment Jim Ryan pada Business Insider Japan (diterjemahkan oleh Gematsu). Ryan bilang bahwa PlayStation 5 mempunyai lebih banyak ‘elemen unik’ yang membedakannya dari console generasi sebelumnya. Dan sejauh ini, pihak Sony masih menyembunyikan fitur unik itu sembari menanti waktu yang tepat untuk mengumumkannya.

Menurut Ryan, lompatan performa dari satu generasi console ke generasi selanjutnya ialah hal lumrah. Tiap kali produk anyar dirilis, performa prosesor dan grafis pasti meningkat. Di sisi upgrade kinerja, Sony Interactive Entertainment sudah mengonfirmasi penggunaan SSD di PS5 demi memangkas waktu loading aplikasi/permainan, tapi perusahaan juga sadar mereka tetap harus menawarkan sesuatu yang istimewa.

Beberapa teknologi yang Sony usung, seperti audio 3D dan dukungan haptic feedback di controller anyar mampu merombak pengalaman bermain, meski Anda menikmati game yang telah dirilis di PS4. Misalnya di Gran Turismo Sport, trigger button di gamepad PlayStation 5 bisa memberikan resistensi dan perlawanan untuk mensimulasikan karakteristik pedal gas di kendaraan. Haptic feedback dapat diprogram oleh developer dan bisa diterapkan ke permainan apapun.

“Jika Anda sudah merasakan pengalaman bermain menggunakan controller dengan haptic dan adaptive trigger ini, sulit buat kembali menggunakan gamepad biasa,” tutur sang presiden SIE itu.

Berdasarkan keterangan resmi Sony di bulan Oktober lalu, PlayStation 5 dijadwalkan untuk meluncur di musim libur 2020, menjelang akhir tahun. Itu artinya, PS5 memiliki kemiripan waktu rilis dengan PS4. Menggunakan ini sebagai patokannya, ada kemungkinan penampakan serta info lebih detail terkait PlayStation 5 akan disingkap tak lama lagi.

Via Gamespot. Header: Polygon.

Sony Resmi Umumkan PlayStation 5, Akan Meluncur di Musim Libur 2020

Ketersediaan layanan cloud dan makin siapnya infrastruktur pendukung perlahan tapi pasti mengubah cara video game disajikan. Dan kini banyak orang penasaran bagaimana kondisi tersebut memengaruhi perancangan dan penyajian home console selanjutnya. Antisipasi khalayak kian menjadi ketika pihak Microsoft dan Sony mengonfirmasi pengembangan hardware gaming next-gen.

Eksistensi console game kelima Sony disingkap resmi di bulan April 2019 kemarin. Dan baru saja lewat blognya, Sony Interactive Entertainment mengumumkan nama formal produk dan kapan rencananya ia akan meluncur. Meneruskan tradisi perusahaan (dan sudah bisa kita tebak), perangkat gaming tersebut diberi nama ‘PlayStation 5’ dan dijadwalkan untuk mulai dipasarkan di musim liburan tahun depan (prediksi analis Hideki Yasuda dari Ace Research Institute terbukti akurat).

Sony belum menyingkap seperti apa penampakan dari PlayStation 5 dan berapa harganya, namun CEO Jim Ryan mengungkap cukup banyak informasi baru mengenai unit controller pendampingnya (dugaan saya akan disebut DualShock 5). Gamepad itu dirancang agar mampu memberikan level immersion lebih baik ketika Anda sedang bermain dengan upgrade yang difokuskan pada aspek sentuhan.

Ada dua inovasi besar pada periferal kendali tersebut. Pertama, Sony kini memanfaatkan teknologi haptic feedback untuk menggantikan sistem rumble – umumnya menggunakaan putaran komponen mirip cincin di dalam buat menghasilkan getaran. Dengan metode haptic, sensasi feedback dapat dihidangkan secara lebih variatif. Contoh kecilnya: pengalaman bermain game balap via kendaraan virtual akan berbeda dari ketika menikmati permainan sepak bola.

Terobosan kedua adalah kehadiran pelatuk (trigger) adaptif – diterapkan pada tombol R2 dan L2. Sistem ini memperkenankan developer untuk memprogram tombol agar mampu memberikan sensasi tactile dalam permainan, misalnya ketika Anda sedang menarik busur panah atau mempercepat laju kendaraan di sirkuit off-road.

Kabarnya, Sony telah membagikan controller baru itu (beserta PS5 versi developer kit) pada sejumlah studio game dan mempersilakan mereka buat berkreasi. Controller memiliki port berjenis USB type-C serta menyimpan baterai berkapasitas lebih besar dari DualShock 4.

Berdasarkan info yang sudah dikonfirmasi sebelumnya, PlayStation 5 dipersenjatai CPU berbasis chip AMD Ryzen dan GPU Navi, ditopang teknologi ray-tracing (berbekal hardware, bukan sekadar software) serta ditunjang penyimpanan berjenis SSD demi mempersingkat waktu load permainan. Selain itu, Sony menyiapkan UI baru yang lebih informatif serta membubuhkan fitur backward compatibility ke game-game PS4.

Demi memeriahkan pelepasan PlayStation 5, Sony mempercayapakan Bluepoint Games buat me-remake Shadow of the Colossus serta Uncharted: The Nathan Drake Collection (plus satu permainan baru khusus untuk PS5). Sementara itu, judul-judul besar eksklusif seperti Death Stranding, The Last of Us Part II serta Ghost of Tsushima baru akan hadir di PlayStation 4.

Tambahan: Wired.

Backward Compatibility di PS5 Memungkinkan Pengguna Bermain Bersama Gamer PlayStation 4

Sudah lama menjadi fitur andalan di Xbox One, Sony juga berencana untuk membubuhkan backward compatibility di console next-gen mereka. Fungsi fitur ini sederhana: memungkinkan console menjalankan game/software di platform generasi sebelumnya. Meski terdengar simpel, ia berdampak besar pada cara pengguna menikmati konten. Berkatnya, kita bisa mudah bernostalgia dengan permainan-permainan klasik favorit.

Bagi Sony Interactive Entertainment sendiri, backward compatibility bukanlah hal baru. Mari kita mundur satu generasi, ketika PlayStation 3 melakukan debutnya. Model orisinal sistem last-gen itu dapat menjalankan permainan PlayStation 2 karena masih menggunakan chip PS2 di dalamnya. Kapabilitas hampir serupa juga tersimpan di PlayStation 3 edisi Metal Gear Solid 80GB, walaupun sistem sebetulnya menggunakan software emulasi dan pada dasarnya tak lagi mendukung game-game PS2.

Penyajian backward compatibility di PlayStation ‘5’ kemungkinan akan berbeda dari PS3. Keberadaan fitur ini berpotensi memperpanjang umur PS4 serta membuat koleksi permainan Anda tetap relevan. Tapi ada hal menarik dari backward compatibility di console next-gen yang diungkapkan oleh CEO sekaligus presiden baru Sony, Jim Ryan. Menurutnya, kapabilitas itu menjadi sebuah elemen esensial dan punya pengaruh besar, terutama di era yang serba tersambung seperti sekarang.

Ryan menjelaskan bahwa gaming cenderung membuat para penikmatnya untuk berkelompok. Namun backward compatibility memberikan Sony kesempatan buat pelan-pelan mendorong transisi dari PlayStation 4 ke perangkat next-gen. Uniknya lagi, deputy president Sony Interactive Entertainment John Kodera sempat menyampaikan bahwa ‘komunitas cross-generation bisa menikmati game bersama-sama’. Istilah cross-gen tentu saja mengacu pada PS4 dan PS5.

Sony sudah pasti ingin banyak orang membeli PlayStation 5, namun perusahaan sepertinya meramu produk secara lebih istimewa agar ia tidak hanya jadi sekadar console baru. Sony berupaya menjamin agar game-game PlayStation 4 berjalan lancar tanpa masalah di sana, mempersilakan kita bermain dengan kawan-kawan yang belum memiliki PS5, sembari memastikan waktu loading berjalan lebih gesit.

Hingga saat ini, Sony belum mengabarkan kapan hardware baru tersebut akan tersedia. Analis Hideki Yasuda dari Ace Research Institute memperkirakan bahwa secepat-cepatnya, PlayStation 5 baru meluncur pada bulan November 2020. Tapi sebuah bocoran dari narasumber terpercaya menyebutkan, game-game blockbuster eksklusif seperti The Last of Us: Part 2, Death Stranding dan Ghost of Tsushima akan tetap dirilis di PlayStation 4 dalam waktu tiga tahun ke depan. Hal ini mengindikasikan pelepasan PS5 di tahun 2021

Itu mungkin alasannya Sony terus menegaskan, sekarang adalah waktu terbaik untuk bermain PlayStation 4.

Sumber: GamesRadar+.