Di Masa Covid-19, Penggunaan Layanan Agritech Alami Lonjakan

Demi mencegah penyebaran wabah Covid-19 pemerintah menghimbau untuk masyarakat tetap di rumah. Ini berdampak bagi beberapa layanan digital, salah satunya adalah layanan pembelian hasil pertanian. Kepada DailySocial, Etanee, TaniHub, dan Kedai Sayur mengaku mengalami lonjakan, baik dari sisi transaksi maupun pengguna.

Pihak Etanee, melalui Co-Founder & COO Herry Nugraha, menceritakan bahwa peningkatan penggunaan aplikasi dan layanan mereka naik tajam. Terlebih sejak pemerintah menghimbau untuk masyarakat tetap di rumah. Gerak yang dibatasi ini mengubah pola masyarakat di beberapa wilayah cenderung berbelanja online. Kenaikan yang diterima Etanee hingga 3 kali lipat dibandingkan dengan kondisi normal, khususnya untuk produk buah, sayuran, daging ayam, dan beras.

“Ini efek pembatasan gerak dan aktivitas masyarakat yg menyebabkan konsumen beralih ke channel pembelian online. Bahan pangan dalam kondisi apapun akan dibutuhkan. Dalam kondisi wabah seperti saat ini, konsumen lebih memilih memasak sendiri di rumah dibanding membeli makanan siap santap (ready to eat),” jelas Herry.

Hal yang senada disampaikan VP of Corporate Services TaniHub Astri Purnamasari. Tidak hanya hasil pertanian, tanaman herbal dan produk-produk yang dipercaya bisa meningkatkan imun tubuh juga mengalami lonjakan sekitar 20%. Pengguna TaniHub juga tercatat mengalami pertumbuhan. Ada lebih dari 20.000 pengguna baru di masa Covid-19 ini.

Kedai Sayur juga mengalami hal serupa. Hanya saja bagi Kedai Sayur saat ini yang banyak terjadi adalah perubahan pola konsumen. Kebutuhan konsumen B2B, seperti hotel dan restoran mengalami penurunan. Di sisi lain permintaan konsumen rumahan atau individu melonjak.

“Barang-barang yang demand-nya tinggi seperti bawang, cabe, tomat, dan buncis. Tapi di antara itu semua paling tinggi adalah bawang bombay dan jahe, selalu out of stock. Untuk menanggapi permintaan customer yang tinggi untuk barang tersebut kami selalu stock barang lebih banyak dari biasanya. Kami ingin tetap bisa memenuhi kebutuhan pelanggan, apalagi dengan wabah Covid-19, kami harap bisa memberikan peran penting untuk pelanggan,” ujar CEO Kedai Sayur Adrian Hernanto.

Etanee, TaniHub, Kedai Sayur dan layanan sejenis yang beroperasi saat ini menjadi tumpuan masyarkat tempat mereka beroperasi untuk mendapatkan kebutuhan pangan mereka. Sebagian besar karena menghindari kerumunan di pasar. Bagi para petani dan peternak, platform ini adalah salah satu kanal penjualan yang bisa dimanfaatkan untuk mengoptimalkan penjualan barang.

Kebijakan dan antisipasi

Lonjakan pengguna sekaligus penyebaran virus yang semakin luas membuat perusahaan mengambil beberapa sikap dan kebijakan. TaniHub misalnya, selain memberlakukan kebijakan work from home bagi karyawan di kantor pusat dan sistem shift untuk karyawan yang berada di cabang dan distribution center karyawan juga diperiksa suhu tubuh dan meliburkan mereka yang sakit. Termasuk melakukan disinfeksi dan pembersihan di kantor pusat dan DC.

Selain itu Astri juga menambahkan, “Kami juga meniadakan same day delivery untuk sementara waktu. Hal ini kami lakukan untuk mengurangi adanya interaksi langsung antara orang per orang. Meski begitu, kami tetap melakukan proses pengantaran sesegera mungkin. Kami juga menambahkan pilihan pengantaran tanpa kontak langsung. Pesanan akan diletakkan di depan pintu dengan konfirmasi terlebih dahulu kepada pembeli, sehingga pembeli bisa mengambil pesanan setelah kurir kami meninggalkan rumah.”

Untuk Etanee, Herry menjelaskan, efek langsung yang dirasakan petani dan peternak adalah turunnya demand dari segmen hotel, restoran, dan swalayan. Sebaliknya, order dari marketplace digital mengalami lonjakan yang signifikan.

Semua transaksi konsumen via aplikasi akan langsung diantarkan melalui armada dan tim Etanee Delivery. Untuk memastikan kualitas layanannya terjaga Etanee merekrut armada dan kurir tambahan dari driver ojek online. Ini dilakukan untuk tetap membuat pelanggan Etanee bisa dilayani sekaligus memberikan tambahan penghasilan bagi driver yang lesu orderan.

Sementara itu, untuk Kedai Sayur, di tengah meningkatnya permintaan dari pengguna rumahan atau end user, mereka saat ini tengah berusaha mengembangkan aplikasi khusus. Mengingat selama ini pesanan selalu diambil ke Mitra (tukang sayur) yang bekerja sama dengan Kedai Sayur.

“Kita juga secepatnya akan launching aplikasi untuk end customer, sehingga para customer seperti ibu rumah tangga, para pekerja yang WFH dapat memenuhi kebutuhan pangan mereka dari rumah dengan mudah dan cepat. Sehingga kita mengikuti shifting demand yang terjadi karena wabah ini,” terang Adrian.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Kedai Sayur Kembali Dapatkan Pendanaan Senilai 57 Miliar Rupiah

Kedai Sayur hari ini (23/8) mengumumkan telah mendapatkan pendanaan lanjutan senilai $4 juta, setara dengan 57 miliar Rupiah. Pendanaan ini dipimpin oleh East Ventures dengan dukungan SMDV, Triputra Group dan Multi Persada Nusantara.

Sebelumnya pada bulan Mei 2019 lalu, Kedai Sayur juga mengumumkan mendapatkan pendanaan awal senilai $1,3 juta yang dipimpin East Ventures.

Didirikan pada Oktober 2018, Kedai Sayur menjadi startup yang coba membawakan inklusi teknologi untuk meningkatkan model bisnis tukang sayur. Fasilitas yang mereka berikan didesain untuk mengakomodasi ekosistem petani sayur, pemilihan produk sayuran, dan jaringan distribusi ke pelanggan rumah tangga.

Secara sederhana, cara kerja platform tersebut membuka akses bagi tukang sayur untuk mendapatkan produk segar berkualitas dengan harga pasar yang bersaing melalui aplikasi. Selanjutnya produk yang dipesan dapat diambil di Mitra Sayur pada titik drop-off terdekat. Mitra Sayur juga menawarkan kendaraan distribusi baru yang disebut “Si Komo”, pembiayaan dapat dibantu dengan pengajuan ke Kedai Sayur.

“Sejak hari pertama, kami ingin membuat dampak nyata untuk semua pedagang sayur dan memungkinkan mereka untuk menikmati hidup dengan kualitas yang lebih baik. Kami senang bisa melihat purchase value para Mitra Sayur yang meningkat secara konstan, dan bagaimana mayoritas dari mereka bisa meningkatkan purchase value tersebut hingga dua kali lipat dalam enam bulan pertama,” terang Co-Founder & CEO dari Kedai Sayur Adrian Hernanto.

Dana modal baru ini akan digunakan untuk mempercepat perusahaan dalam menarik lebih banyak tukang sayur dan pedagang menjadi Mitra Sayur. Termasuk mengembangkan jaringan supplier dan pengembangan platform teknologi. Hingga sekarang, Kedai Sayur menyediakan lebih dari 300 produk di pusat distribusi mereka.

Application Information Will Show Up Here

Kedai Sayur Terima Pendanaan Senilai 18,7 Miliar Rupiah, Dipimpin oleh East Ventures

Kedai Sayur pengembang platform teknologi untuk memberdayakan tukang sayur keliling hari ini (27/5) mengumumkan telah mendapatkan pendanaan awal sebesar $1,3 juta atau setara 18,7 miliar Rupiah. Pendanaan ini dipimpin oleh East Ventures. Modal tambahan ini akan difokuskan untuk mempercepat perekrutan pedagang sayur sebagai mitra, sehingga layanan dapat mencakup wilayah yang lebih luas.

“Pedagang sayur keliling kemungkinan sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Menariknya mereka masih bertahan hingga sekarang di lingkungan modern ini, bersanding dengan supermarket dan toko kelontong lainnya yang bertumbuh cepat. Meski demikian pedagang keliling merupakan cara ternyaman bagi konsumennya untuk mendapatkan kebutuhan harian,” ujar Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.

Willson juga menambahkan bahwa keputusannya untuk berinvestasi di Kedai Sayur didasarkan pada dua hipotesis. Pertama adalah inklusi teknologi untuk pedagang. Dan yang kedua untuk meningkatkan rantai pasokan di Indonesia. Melalui pendekatan teknologi, East Ventures yakin dapat mengakselerasi dua tujuan besar tersebut.

Kedai Sayur didirikan pada tahun 2018 oleh Adrian Hernanto, Ahmad Supriyadi dan Rizki Novian. Misinya adalah untuk memberikan pedagang sayur produk dagangan berkualitas dengan harga terbaik di pasaran. Salah satunya dengan mengefisiensikan proses distribusi bahan sayuran tersebut dari petani ke pedagang.

Caranya Kedai Sayur bekerja sama dengan petani untuk pemilihan produk segar dan distribusi. Tukang sayur yang bergabung sebagai mitra dapat mengakses produk tersebut melalui aplikasi. Selanjutnya produk yang dipesan dapat diambil di Mitra Sayur pada titik drop-off terdekat. Mitra Sayur juga menawarkan kendaraan distribusi baru yang disebut “Si Komo”, pembiayaan dapat dibantu dengan pengajuan ke Kedai Sayur.

“Melalui jaringan kami yang luas dan penggunaan teknologi, kami percaya dapat memberdayakan pasar produk segar dan membuktikan bahwa penduduk ekonomi tingkat mana pun, termasuk tukang sayur, dapat merasakan manfaat dari inklusi teknologi. Kami percaya bahwa misi kami mampu meningkatkan kehidupan para tukang sayur dan membebaskan mereka dari jam kerja yang tidak teratur dan berbagai kesempatan mendapatkan penghasilan tambahan,” ujar Co-Founder & CEO Kedai Sayur Adrian Hernanto.

Saat ini Kedai Sayur sudah memiliki sekitar 2 ribu mitra yang bergabung di area Jakarta. Perusahaan mengklaim pertumbuhan mitra tiap bulan mencapai 60 persen. Adapun produk yang diakomodasi Kedai Sayur meliputi sayuran, lauk-pauk, bumbu, hingga buah-buahan.

Application Information Will Show Up Here