[Dailyssimo] Positif, Negatif atau Netral?

Saya sering mendapatkan pertanyaan tentang bagaimana memonitor kinerja social media yang dikelola. Pada saat sekarang saya akan selalu bilang bahwa jumlah follower bukanlah satu-satunya KPI, dan pada kenyataannya justru kualitas respons terhadap brand yang kita kelola lah yang jadi tolok ukur paling penting. Dalam percakapan di dunia social media, hal tersebut bisa dilihat dari sentimen yang tersirat.
Continue reading [Dailyssimo] Positif, Negatif atau Netral?

[Dailyssimo] Apakah Blogging Masih Relevan?

Banyak dari kita mengaku sudah jarang ngeblog, bahkan memutuskan untuk meninggalkan blog karena dianggap terlalu makan waktu dan usaha lebih untuk melakukannya. Setidaknya beberapa teman yang saya kenal sudah melompat ke dua jenis publishing platform, dari blog ke social network (Facebook) lalu berhenti di microblog (Twitter). Ini menjadikan pertanyaan yang saya jadikan judul tulisan ini muncul di kepala saya, apakah blogging masih relevan?

(null)

[Simply Business] Keracunan Publisitas

Salah satu orang yang saya anggap sebagai mentor bisnis saya termasuk jauh berbeda dibanding pebisnis lain yang sering saya temui. Dia sangat enggan untuk diajak bicara di depan umum, apalagi diliput oleh media. Jaman sekarang, jarang sekali tipe pebisnis seperti ini saya temui. Kebanyakan pebisnis sekarang, termasuk saya tanpa terkecuali, lebih banyak terekspos kepada kredo, “any publicity is good publicity“.

(null)

[Manic Monday] Aplikasi Chat Sebagai Platform Hiburan

Belakangan ini, layanan-layanan chat seperti Kakaotalk, LINE, Wechat, dan sebagainya sedang seolah-olah berperang dalam merebut perhatian pelanggan, dengan harapan mereka akan mengunduh dan menggunakan aplikasinya. Beberapa perusahaan sampai mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk menunjuk ambasador yang dikenal masyarakat dan memasang iklan pada jam tayang TV prime time. Berbagai fitur dikembangkan dan program promosi dijalankan – bahkan fitur seperti stiker mulai ditiru oleh aplikasi yang sebelumnya tidak memiliki layanan chat, contohnya Path.

(null)

[Dailyssimo] Mau Ke Mana Yahoo! Dengan Membeli Tumblr?

Sampai minggu ini berita diakuisisinya Tumblr oleh Yahoo! masih terus jadi bahan perbincangan banyak orang. Masih belum hilang dari benak kita semua bagaimana Yahoo! di masa sebelum Marissa Mayer bergabung melepaskan banyak karyawan mereka serta menutup produk-produk mereka yang dianggap tidak memberikan pendapatan yang signifikan. Alhasil produk-produk seperti Delicious, Yahoo! Meme, Yahoo! Upcoming dan Yahoo! Post pun di non aktifkan. Bahkan Yahoo! Koprol sebuah produk lokal asli karya anak bangsa yang diakuisisi oleh Yahoo! ikut terkena kebijakan “pembersihan” ini.

(null)

[Simply Business] ‘Bergaul’ Di Luar Kebiasaan

Saya pernah menulis tentang pentingnya para startup founders atau yang ingin memulai bisnisnya untuk berkomunitas, hasil dari membaca buku Startup Communities dari Brad Feld. Saya juga pernah menulis pentingnya komposisi tim dalam sebuah bisnis, yang disarikan oleh Dave McClure (pendiri 500 Startups) sebagai trio Hacker-Hustler-Designer. Namun baru-baru ini saya makin menyadari pentingnya berkomunitas untuk keluar dari jaringan kita yang biasa.

Continue reading [Simply Business] ‘Bergaul’ Di Luar Kebiasaan

[Manic Monday] Menghindari Digital Hanya Untuk Digital

Kumpul-kumpul diskusi kelompok Musik, Kewirausahaan dan Teknologi yang kedua sukses terlaksana hari Sabtu lalu, menampilkan beberapa diskusi yang menarik, yang digawangi oleh beberapa pembicara yang piawai di bidangnya. Oon sempat bercerita soal pembuatan aplikasi mobile untuk musik, kemudian Arian menjelaskan potensi bisnis yang datang dari music merchandising. Bangwin, yang sudah belasan tahun berkecimpung di digital communities, menceritakan beberapa hal yang sebaiknya dilakukan dalam mengelola komunitas fans, dan Ricky Andrey membagikan sesuatu yang menarik: melihat band sebagai startup dari sisi legal.
Continue reading [Manic Monday] Menghindari Digital Hanya Untuk Digital

[Simply Business] Belajar Untuk Belajar

Otak manusia diciptakan untuk menyerap begitu banyak informasi. Saya bukan neurobiologist seperti Amy Farah Fowler di The Big Bang Theory yang mempelajari bagaimana otak manusia bekerja. Saya hanya tertarik untuk melihat lagi pengalaman saya pribadi, bagaimana saya dulu belajar mengenai ilmu bisnis.

(null)

[Manic Monday] Memberdayakan Musik Dengan Data

Beberapa tahun lalu, jaman saya masih kuliah, saya memiliki sebuah USB thumb drive. Saat itu masih sangat baru dan belum banyak orang memilikinya, sampai saya perlu membawa CD installer drivernya ke mana-mana. Thumb drive tersebut sanggup memuat data sebesar 64 MB, lebih besar dari satu kotak disket yang dahulu selalu saya bawa ke mana-mana, dan pastinya tidak rentan terhadap jamur. Dan hari ini, sepertinya thumb drive ukuran tersebut bahkan sudah tidak dijual; muatan memori 1GB saja biasanya sudah jadi hadiah bonus dan tidak dijual.

(null)

[Manic Monday] Pertemuan Musik, Kewirausahaan dan Teknologi

Hari Sabtu kemarin, tanggal 20 April 2013, saya dan beberapa teman-teman berkesempatan untuk membuat kumpul-kumpul kecil-kecilan untuk berdiskusi soal musik, kewirausahaan, dan teknologi. Pertemuan ini dimulai dari berkumpulnya beberapa orang dalam grup yang berjudul sama di Google+, yang dimoderatori oleh Robin Malau dan Widi Asmoro. Melihat ramainya diskusi di grup ini, dan begitu beragamnya topik yang sudah dibahas dalam umur grup yang masih dalam hitungan beberapa minggu, saya pun menawarkan untuk membuat pertemuan pertama grup ini di kantor Think Web, yang merupakan tempat kantornya Wooz.in juga. Terima kasih pada Ramya Prajna yang sudah menyediakan tempat dan peralatan audiovisual.

Yang hadir tak sampai 20 orang, tapi materi yang dibahas semuanya sangat menarik.

Hang Dimas, dari jadwalnya yang sangat sibuk menyempatkan diri datang dan membahas soalnya pentingnya bisnis penerbit musik, dan bagaimana membuat pola industri musik yang akan memberikan manfaat jangka panjang pada pelaku intinya, yaitu musisi dan pencipta lagu. Adityo Pratomo berargumen tentang betapa teknologi seharusnya memberikan cara baru untuk menikmati musik – misalnya, musik tidak melulu harus berdurasi tetap, atau musik dan visual dapat dijadikan sebuah komposisi yang harmonis dan interaktif. Musik seharusnya bisa dipresentasikan dalam format yang baru.

Yohan Totting bercerita soal pentingnya database lagu seperti Gracenote dan Music Brain, karena kedua layanan music database ini digunakan oleh begitu banyak layanan untuk membantu orang mencari musik. Yohan mengajak semua musisi Indonesia untuk memasukkan data lagunya ke kedua database ini, dan juga menjelaskan caranya; bahkan Yohan mengusulkan bahwa Indonesia membuat sendiri sebuah Digital Music Database. Wiku Baskoro memaparkan soal benturan antara media teknologi dan musik, dan bagaimana benturan tersebut dapat bermanfaat untuk industri musik secara umum. Noor Kamil mengungkapkan bahwa industri musik bukan hanya industri musik rekaman, dan banyak jalur untuk mendulang emas bagi musisi yang ingin bekerja keras. Bergabung atau tidak ke major label? Itu optional saja…

Tentunya pertemuan seperti ini tidak melulu hanya mengenai beberapa orang presentasi. Yang dirasakan sangat menarik buat saya dan beberapa orang yang datang adalah diskusi yang muncul seiring dengan presentasi-presentasi tersebut, yang harapan saya dapat memberikan ide atau inspirasi bagi semua yang datang untuk melakukan sesuatu. Bertahannya industri musik secara berkesinambungan akan bergantung pada munculnya banyak hal kecil baru, bukan “the next big thing“, dan semakin banyak orang yang terlibat dalam eksplorasi dan pembangunan industri musik ke berbagai arah yang baru, semakin baik.

Tentunya ini bukan solusi, karena tetap saja belum tuntas atau #unresolved – tapi dengan semangat itu kita bisa melangkah terus untuk berkarya dengan lebih baik. Rencana bisnis yang baik itu juga bisa disebut karya kan 🙂 Nah, kalian punya ide apa?

Ario adalah co-founder dari Ohd.io, layanan streaming musik asal Indonesia. Ario bekerja di industri musik Indonesia dari tahun 2003 sampai 2010, sebelum bekerja di industri film dan TV di Vietnam. Anda bisa follow akunnya di Twitter – @barijoe atau membaca blog-nya di http://barijoe.wordpress.com.

[Gambar oleh Pugar Restu Julian – Komunitas Musik, Wirausahawan, Teknologi]