Dapatkan Kontrak Eksklusif dengan YouTube, Jack “CouRage” Dunlop Tinggalkan Twitch

Twitch kembali kehilangan streamer ternama. Jack “CouRage” Dunlop baru saja mengumumkan bahwa dia akan menyiarkan videonya secara eksklusif di YouTube. Dia mengumumkan keputusannya ini melalui Twitter. Belakangan, memang semakin banyak kreator konten yang memutuskan untuk pindah dari Twitch, seperti Tyler “Ninja” Blevins dan Michael “Shroud” Grzesiek. Secara total, dua pria tersebut memiliki lebih dari 21 juta pengikut di Twitch. Walau tak sebanyak dua streamer tersebut, jumlah fans Dunlop cukup banyak. Di Twitch, dia memiliki 2,1 juta pengikut sementara di YouTube dia memiliki 1,87 juta subscriber.

“Saya senang saya bisa memperkuat hubungan dengan penonton saya di YouTube dan memanfaatkan platform YouTube untuk melakukan kolaborasi dengan kreator lain,” kata Dunlop dalam pernyataan resmi, dikutip dari The Verge. “Perjanjian dengan YouTube memungkinkan saya untuk membuat konten lebih banyak dan mendekatkan diri dengan fans saya secara real-time.” Dunlop mengumumkan keputusannya ini melalui sebuah video pendek. Dalam video itu, bersama Matt “Nadeshot” Haag dan Rachel “Valkyrae” Hoftstetter, Dunlop menegaskan bahwa dia masih akan menjadi bagian dari organisasi esports 100 Thieves.

Menurut laporan Variety, Dunlop mulai menjadi streamer setelah dia keluar dari Major League Gaming pada Maret 2018. Sejak saat itu, dia telah mendapatkan 37 juta stream view dan 271 juta video view. Dia merupakan konten kreator di 100 Thieves, organisasi esports yang memiliki tim di Fortnite, League of Legends, dan Call of Duty. Sebagai konten kreator, dia biasanya menyiarkan sesi ketika dia sedang bermain Fortnite. Saat ini, dia belum menjelaskan video seperti apa yang akan dia buat untuk YouTube. Namun, tampaknya, dia tidak akan sekadar menyiarkan video saat dia bermain game. “Saya tak mau stagnan dan merasa seolah-olah saya bekerja di sebuah kantor,” kata Dunlop dalam video, dikutip dari Kotaku.

Sebagai platform streaming, YouTube memang kalah pamor jika dibandingkan dengan Twitch, setidaknya di kancah internasional. Namun, biasanya, konten yang disiarkan di Twitch juga akan diunggah ke YouTube. Karena itu, YouTube masih tetap mendapatkan untung. Tapi sekarang, tampaknya mereka mulai mengubah strategi mereka dengan merekrut sejumlah konten kreator secara eksklusif. Selain Dunlop, streamer Fortnite Lachlan Power juga akan secara eksklusif melakukan siaran langsung di YouTube. Keputusan YouTube untuk mengubah strategi ini menunjukkan bahwa mereka juga ingin berjaya sebagai platform streaming.

Sumber: Kotaku
Sumber: Kotaku

Di tengah perkembangan esports, berbagai platform streaming bersaing untuk menjadi nomor satu. Jika melihat jumlah total jam ditonton, Twitch masih menjadi platform streaming nomor satu, walau di Indonesia, Twitch justru tak terlalu dikenal. Setelah Blevins pindah ke Mixer, semakin banyak kreator konten yang tertarik membuat channel di platform buatan Microsoft tersebut. Sayangnya, hal ini tidak diikuti dengan pertambahan total view. Meskipun begitu, fakta bahwa semakin banyak streamer yang pindah dari Twitch menunjukkan, platform streaming seperti Mixer dan YouTube, berani menawarkan kontrak yang lebih menguntungkan streamer, seperti yang disebutkan oleh Dot Esports. Sebelum ini, Blevins berkata bahwa alasan dia pindah ke Mixer adalah karena Twitch sangat membatasi para kreatornya untuk mengembangkan merek mereka. Selain itu, dia juga menganggap, chatroom Twitch bermasalah.

Sony RX100 III Video Creator Kit Adalah Bundel Menarik untuk YouTuber yang Tak Membutuhkan Kamera 4K

Seorang vlogger umumnya memulai kiprahnya dengan berbekal kamera smartphone saja. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya jumlah penonton, sang vlogger biasanya ingin meningkatkan kualitas karyanya. Cara yang termudah tentu adalah dengan membeli sebuah kamera. Apakah harus kamera yang baru dirilis dalam satu atau dua tahun terakhir? Tentu tidak.

Pendapat itu bukan datang dari saya, melainkan dari Sony selaku salah satu produsen kamera paling top saat ini. Mereka baru saja meluncurkan RX100 III Video Creator Kit, sebuah bundel yang mencakup kamera RX100 III itu sendiri, lengkap beserta grip VCT-SGR1, SD card 64 GB, dan baterai NP-BX1 ekstra.

Model terbaru dari seri Sony RX100 saat ini adalah RX100 VI, dan di titik ini RX100 III pun sudah berusia lima tahun sejak perilisannya. Namun itu bukan berarti ia tak bisa menjalankan tugasnya sebagai senjata utama para YouTuber, apalagi dengan bantuan grip yang dapat merangkap peran sebagai tripod tersebut.

Sony RX100 III Video Creator Kit

Sekadar mengingatkan, RX100 III mengemas sensor 1 inci beresolusi 20 megapixel. Ditemani oleh lensa 24-70mm f/1.8-2.8, ia siap merekam video 1080p 60 fps dalam format XAVC S yang amat efisien. Sederhananya, kalau Anda tidak berniat mengunggah video beresolusi 4K, RX100 III saja sebenarnya sudah cukup bisa diandalkan.

Merekam video 4K pun sebenarnya tidak semudah yang kita bayangkan. Hal itu diungkapkan oleh rekan saya, Lukman, saat menguji RX100 VI secara ekstensif: kamera itu hanya bisa merekam video 4K dengan durasi maksimum 5 menit saja, dan setelahnya bodi kamera jadi terasa cukup panas.

Tentunya RX100 VI masih punya banyak keunggulan di sejumlah aspek, namun kalau yang dicari hanya sebatas merekam video 1080p, RX100 III saja sebenarnya sudah cukup. Tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam, Anda sudah bisa mendapatkan kamera yang sangat kapabel untuk perekaman video full-HD, dan di saat yang sama juga semakin terbantu berkat kehadiran aksesori macam grip sekaligus tripod beserta baterai ekstra.

Kira-kira demikian yang ingin disampaikan Sony melalui bundel ini. Rencananya, Sony RX100 III Video Creator Kit bakal dipasarkan mulai bulan Juli ini seharga $800. Sayang belum ada informasi terkait ketersediaannya di pasar tanah air.

Sumber: DPReview.

Elgato Luncurkan Versi Baru Cam Link dengan Dukungan Resolusi 4K

Setahun yang lalu, Elgato mengungkap periferal yang sangat menarik bernama Cam Link. Ditujukan buat para streamer, Cam Link pada dasarnya mampu mengalihfungsikan beragam kamera (DSLR, mirrorless, action cam) menjadi sebuah webcam untuk keperluan live streaming.

Bagi para streamer yang memang sudah mempunyai kamera, Cam Link merupakan alternatif yang lebih terjangkau untuk meningkatkan kualitas konten bikinannya tanpa harus beralih ke webcam kelas premium macam Logitech C922 Pro. Namun Cam Link bukanlah tanpa kelemahan: meski kamera yang Anda gunakan kapabel untuk merekam video 4K, output yang bisa dihasilkan Cam Link hanya terbatas di 1080p 60 fps.

Itulah mengapa Elgato baru saja merilis model anyar, yakni Cam Link 4K. Sesuai namanya, output video yang disiarkan bisa dalam resolusi 4K 30 fps, dan Elgato memastikan latency-nya masih sangat minimal seperti sebelumnya. Lebih lanjut, Cam Link 4K juga mendukung teknik interlacing video, membuatnya kompatibel dengan lebih banyak kamera.

Elgato Cam Link 4K

Selebihnya, Cam Link 4K mirip seperti pendahulunya. Wujudnya identik, masih seperti flash disk yang menyambung ke port USB 3.0 milik laptop atau komputer, lalu di ujung satunya ada port HDMI untuk menyambungkan kamera yang hendak digunakan. Software yang didukung pun juga masih bervariasi, mencakup yang populer seperti OBS Studio, Discord maupun Skype.

Bagian terbaiknya, banderol harga Elgato Cam Link 4K sama persis seperti pendahulunya: $130. Sekali lagi, daripada harus membeli webcam baru, kenapa tidak dimanfaatkan saja kamera yang sudah ada?

Sumber: Corsair.

Intel Bekerja Sama dengan Streamlabs untuk Menawarkan Hardware Khusus Live Streaming

10 tahun lalu, siapa yang menyangka live streaming bisa dijadikan profesi dengan upah berlimpah? Sekarang, coba Anda lihat Richard Tyler Blevins, atau yang lebih dikenal dengan nickname Ninja. Pemuda 27 tahun itu menghasilkan lebih dari $500 ribu per bulan hanya bermain Fortnite.

Namun yang seringkali tidak diperhatikan adalah bagaimana orang-orang seperti Ninja ini harus konsisten berkreasi hingga mencapai titik kesuksesannya. Yang namanya pekerjaan tentu harus ditekuni, dan untuk itu Anda memerlukan alat bantu yang tepat. Kira-kira begitu pemikiran di balik kemitraan antara Intel dan developer software live streaming, Streamlabs.

Keduanya merancang program agar para kreator konten bisa lebih mudah mendapatkan solusi live streaming yang ideal dari sejumlah produsen hardware. Mitra-mitra yang digandeng sejauh ini meliputi Shuttle, Simply NUC, maupun yang lebih tenar seperti Zotac dan Acer. Solusi yang mereka tawarkan masing-masing agak berbeda, tapi tujuannya sama, yakni memudahkan pekerjaan para kreator konten.

Shuttle misalnya, menawarkan paket lengkap yang terdiri dari sebuah mini PC berbekal prosesor Intel Core i5 seri U, webcam, headset, mikrofon, keyboard beserta mouse. Mini PC-nya bukanlah untuk gaming, melainkan didedikasikan secara khusus untuk mengolah video yang direkam dan menyiarkannya secara langsung dalam resolusi 1080p 60 fps.

Konsumen masih perlu menyediakan gaming PC-nya sendiri, akan tetapi setup semacam ini dipercaya dapat menyajikan sesi gaming sekaligus live streaming tanpa cacat. Live streaming, seperti yang kita tahu, membutuhkan daya komputasi multi-threading yang cukup besar, sehingga kehadiran PC kedua khusus untuk tugas ini pastinya bisa membantu para kreator konten.

Tanpa adanya program seperti ini, kita semua sebenarnya sudah bisa menciptakan setup live streaming yang ideal, tapi Intel dan Streamlabs ingin menjadikan prosesnya jauh lebih mudah. Anggap saja buah dari program ini sebagai ekuivalen PC branded, tapi untuk konteks live streaming ketimbang gaming dan workstation.

Sumber: VentureBeat.

Software Logitech Capture Dirancang untuk Menyederhanakan Pekerjaan Kreator Konten

Pada awalnya, webcam diciptakan hanya sebatas untuk keperluan video calling saja. Namun dalam beberapa tahun terakhir, periferal tersebut sudah beralih fungsi menjadi senjata andalan para streamer di Twitch maupun YouTube. Untuk itu, Logitech menilai harus ada yang dibenahi, khususnya dari sisi software yang mendampinginya.

Mereka baru saja merilis versi beta dari Logitech Capture. Capture merupakan evolusi dari Logitech Webcam Software yang sudah uzur, yang dikembangkan jauh sebelum live streaming menjadi salah satu profesi untuk mencari nafkah. Sebaliknya, Capture dirancang untuk menyederhanakan pekerjaan para kreator konten.

Menggunakan Capture, pengguna dapat merekam dari dua sumber yang berbeda; satu webcam, dan satu lagi layar komputer itu sendiri. Mengganti output video dari sumber pertama ke kedua cukup semudah mengklik tombol (atau bisa juga via keyboard shortcut, dengan animasi transisi yang dapat diubah-ubah), atau pengguna juga dapat menumpuk keduanya seperti format yang diterapkan streamer pada umumnya.

Opsi pengaturan yang diberikan Capture sungguh berlimpah. Terdapat preset untuk streaming atau video calling, dan masing-masing memprioritaskan aspek yang berbeda (streaming memprioritaskan frame rate, video calling memprioritaskan eksposur). Zooming, panning dan tilting semuanya dapat dilakukan secara manual jika diperlukan.

Logitech Capture tidak bermaksud menjadi pengganti software serupa yang lebih powerful, seperti XSplit Broadcaster misalnya. Namun ia tetap merupakan alternatif gratis yang cukup menarik, terutama bagi pemilik webcam Logitech C920, C922 dan Brio 4K.

Sumber: Logitech.

Pemain Fortnite Kini Dapat Membantu Memberikan Insentif Ekstra Buat Kreator Konten Favoritnya

Fortnite saat ini merupakan game yang paling banyak ditonton di YouTube Gaming. Sulit rasanya membendung popularitas Fortnite, dan Epic Games selaku pengembangnya pun masih punya cara lain untuk memotivasi para kreator untuk terus menghasilkan konten bertema Fortnite.

Cara tersebut diwujudkan melalui program Support-A-Creator. Sesuai namanya, program ini bertujuan untuk memberikan insentif ekstra kepada konten kreator. Namun ketimbang melakukannya sendiri, Epic Games rupanya juga ingin melibatkan semua pemain Fortnite.

Mekanismenya seperti ini: pertama-tama, tentukan dulu kreator favorit yang hendak Anda dukung. Selanjutnya, setiap pembelian item menggunakan V-Bucks (mata uang virtual dalam Fortnite) bakal dikalkulasikan menjadi pendapatan ekstra buat sang kreator.

Fortnite

Jumlahnya memang tidak terlalu besar; kreator akan mendapat $5 setiap kali pemain yang mendukungnya menghabiskan 10.000 V-Bucks. V-Bucks-nya sendiri boleh yang dibeli menggunakan uang asli atau yang didapatkan dari progres permainan.

Kendati demikian, jumlahnya bakal lumayan terasa ketika dikalikan banyak pemain sekaligus. Juga penting untuk diingat adalah, program ini bakal dilangsungkan sampai 31 Desember mendatang.

Pemain tidak harus mendukung satu kreator yang sama sampai akhir program. Secara default, dukungan mereka untuk satu kreator akan berakhir usai 14 hari. Setelahnya, mereka bebas memilih kreator lain atau memilih kembali kreator yang sama.

Fortnite

Lalu apa saja syarat yang harus dipenuhi kreator untuk mengikuti program ini? Yang paling utama adalah, mereka harus mempunyai lebih dari 1.000 follower di paling tidak satu media sosial ternama, serta rutin membuat dan merilis konten Fortnite dalam 30 hari terakhir sebelum mengikuti program.

Epic Games tidak membatasi kategori kreator hanya untuk streamer di YouTube atau Twitch saja. Musisi, storyteller, cosplayer, maupun community builder juga boleh berpartisipasi dalam program ini selama karya mereka ada kaitannya dengan Fornite. Kreator yang tertarik mendaftar bisa langsung mengunjungi situs Support-A-Creator.

Sumber: Polygon dan Epic Games.

YouTube Siapkan Tiga Cara Baru untuk Memperoleh Penghasilan Buat Para Kreator

Zaman jelas sudah berganti. “Menjadi YouTuber” adalah salah satu jawaban favorit anak-anak ketika ditanyai mengenai cita-citanya sekarang, dan memang sudah menjadi rahasia umum apabila YouTube berhasil membantu banyak kreator memperoleh penghasilan yang melimpah.

Selama ini, penghasilan tersebut murni berasal dari bisnis iklan, tidak peduli jumlahnya besar atau kecil. Namun ke depannya, bakal ada sejumlah cara baru untuk memonetisasi konten yang dapat dimanfaatkan oleh para kreator video di platform YouTube, seperti yang diumumkan oleh salah satu petinggi YouTube di ajang VidCon 2018 baru-baru ini.

Channel Membership

YouTube Channel Membership

Yang pertama adalah channel membership, yang pada dasarnya merupakan kelanjutan dari fitur sponsorship yang selama ini menjadi andalan platform YouTube Gaming. Cara kerja membership sama persis: penonton dapat membayar biaya berlangganan sebesar $5 bulan untuk mendapatkan sejumlah konten eksklusif.

Konten eksklusifnya bisa berupa badge dan emoji unik dalam live chat, maupun akses ke live stream eksklusif dan konten lainnya melalui tab “Community” pada suatu channel. Dari total pemasukan yang didapat lewat membership, YouTube akan mengambil 30 persennya, dan sisanya masuk ke kantong masing-masing kreator.

Dalam waktu dekat, membership bisa dimanfaatkan oleh kreator (channel) yang memenuhi syarat dan memiliki lebih dari 100.000 pelanggan di YouTube.

Merchandise

Fitur yang kedua adalah kemudahan bagi para kreator untuk menjual merchandise resmi langsung lewat channel-nya masing-masing. Di sini YouTube bekerja sama dengan Teespring untuk mewujudkannya, dan kreator bebas memilih dari 20 jenis merchandise yang dapat mereka jual, mulai dari kaos sampai casing ponsel, tanpa ada sepeser pun yang harus disetor ke YouTUbe.

Fitur ini sudah tersedia bagi para kreator yang memiliki lebih dari 10.000 subscriber, tapi sayang baru yang berdomisili di Amerika Serikat saja untuk sekarang. YouTube sudah berencana untuk melakukan ekspansi fitur ini dengan menggandeng lebih banyak mitra yang bergerak di bidang merchandising.

Premiere

Terakhir, kreator sudah bisa memanfaatkan fitur bernama Premiere, di mana mereka dapat menyiarkan suatu video yang sudah direkam dan diedit sebagai suatu momen yang sedang live. Tinggal pilih opsi untuk memublikasikan video sebagai Premiere, maka YouTube secara otomatis akan membuatkan landing page khusus agar para penonton bisa berkumpul sebelum jadwal penyiaran dimulai.

Dari situ mereka dapat berpartisipasi dalam live chat, termasuk halnya berinteraksi langsung dengan sang kreator. Sesuai namanya, Premiere ibarat suatu komunitas tengah berkumpul bersama di sebuah teater guna menyaksikan karya sang kreator.

Berhubung yang menjadi bahasan utama adalah monetisasi, Premiere rupanya juga bisa dimanfaatkan untuk mengumpulkan penghasilan tambahan. Caranya dengan mengandalkan fitur Super Chat, yang sekarang tidak hanya terbatas pada video live saja berkat adanya Premiere. Kalau perlu, Premiere juga bisa dijadikan konten eksklusif bagi penonton yang tergabung dalam membership tadi.

Sumber: VentureBeat dan YouTube.

Sasar Kreator Konten, Skype Uji Fitur Perekaman Percakapan

Skype tidak hanya populer di kalangan konsumen umum maupun pekerja saja. Kreator konten juga banyak yang memakainya untuk berkolaborasi, atau sekadar melakukan wawancara jarak jauh dengan beberapa narasumber sekaligus. Yang kerap menjadi masalah, merekam percakapan untuk kemudian disiarkan bukanlah pekerjaan mudah.

Itulah yang mendorong Microsoft untuk mengembangkan fitur khusus pada aplikasi Skype versi desktop-nya. Dinamai Skype for Content Creators, fitur ini memungkinkan para podcaster, vlogger dan lain sebagainya untuk merekam dan menyiarkan percakapan yang berlangsung di Skype tanpa bantuan perlengkapan yang mahal.

Yang diperlukan hanyalah software seperti Wirecast, Xsplit, Vmix, atau yang lain yang mendukung teknologi NDI besutan NewTek. Fitur baru ini memungkinkan Skype untuk meneruskan percakapan video ke salah satu software tersebut, sehingga kemudian bisa disiarkan secara langsung, dengan kualitas audio dan video yang tetap bagus.

Tampilan siarannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan selera, contohnya seperti gambar di atas. Andai live streaming tidak diperlukan, percakapan yang direkam bisa langsung dipindah ke software seperti Adobe Premiere Pro atau Adobe Audition untuk diedit lebih lanjut.

Tersedia pada aplikasi Skype untuk Windows 10 dan Mac, fitur ini sekarang masih berstatus preview dan sedang diuji bersama pengguna dalam jumlah terbatas. Perilisan publiknya dijadwalkan berlangsung pada musim panas mendatang.

Sumber: Skype.

Twitter Luncurkan Media Studio untuk Permudah Pekerjaan Kreator Konten

Bulan Juni kemarin, Twitter meluncurkan pembaruan terhadap cara mereka menyuguhkan video di Twitter maupun Vine. Langkah Twitter ini juga bisa dilihat sebagai kesadaran mereka akan pentingnya konten video dalam media sosial di tahun 2016 ini.

Sekarang giliran para kreator video yang coba Twitter manjakan. Mereka meluncurkan tool baru bernama Media Studio yang akan menggantikan video.twitter.com, memberikan dashboard yang lebih komprehensif bagi para kreator untuk mengakses semua tool publikasi video yang dibutuhkan dalam satu tempat terpusat.

Media Studio menawarkan sejumlah fitur yang akan membantu alur kerja para kreator, seperti misalnya sebuah media library terpadu yang mengemas semua jenis konten dalam satu lokasi; baik itu gambar, video maupun GIF.

Kolaborasi dengan kreator lain juga akan dipermudah dengan adanya Media Studio. Kreator dapat mengakses tool baru untuk membuat penjadwalan Tweet video, dan Twitter sama sekali tidak membatasi jumlahnya.

Stabilitas dan performa upload konten dijamin lebih baik dalam Media Studio, dan kreator juga diberi akses terhadap akun atau permission untuk mempermudah proses memonitor dan mengganti satu akun dengan yang lainnya.

Bersamaan dengan itu, Twitter tidak lupa memikirkan cara baru bagi para kreator untuk memonetisasi konten bikinannya. Di AS, ada program Twitter Amplify, tapi untuk skala global para kreator bisa menghasilkan keuntungan dengan cara menciptakan konten bersama brand ternama melalui platform Niche.

Media Studio saat ini sudah bisa diakses melalui studio.twitter.com. Bagi kreator yang belum mendaftar, disarankan mengisi formulir pendaftaran untuk mengajukan permohonan akses.