Acer Perkenalkan Keluarga Laptop ConceptD Baru: ConceptD 7 SpatialLabs dan 4 Varian ConceptD 3

Acer kali ini memperkenalkan laptop mereka yang berbeda dari yang biasa ada di pasaran. Laptop bernama ConceptD 7 SpatialLabs Edition (CN715-73G) bisa menampilkan visual teknologi 3D Stereoscopic yang tidak memerlukan kacamata khusus. Pasar yang ingin mereka capai adalah para desainer, developer, serta pembuat konten.

“Acer senantiasa berusaha mendobrak batasan antara manusia dan teknologi. SpatialLabs merupakan contoh yang kami lakukan untuk mendobrak batasan tersebut. Mulai dari produk dan arsitektur CAD hingga proyek grafis 3D, kini para konten kreator dapat melihat desain 3D mereka selama proses berjalan. Dengan begitu, para kreator mampu melakukan preview desain 3D mereka sebelum proses rendering selesai agar hasil desainnya lebih maksimal. Melalui laptop ConceptD 7 SpatialLabs Edition, para kreator lebih bebas berkreasi dalam membuat desain ataupun video animasi 3D,” ujar Jerry Kao, Co-COO, Acer Inc.

Laptop ConceptD 7 SpatialLabs Edition ini menggunakan prosesor Intel Core i7 Generasi ke-11 serta memakai GPU NVIDIA GeForce RTX 3080. Acer juga membenamkan RAM DDR4 berkapasitas 64 GB dan SSD NVMe PCIe sebesar 2TB. Layar dari ConceptD 7 ini memakai resolusi UHD 4K bersertifikasi PANTONE yang mencakup 100% gamut warna Adobe RGB dan tingkat akurasi warna Delta E<2.

Di atas layarnya, Acer menempatkan satu set kamera stereo yang dapat melacak posisi mata, pergerakan mata, dan kepala pengguna untuk menampilkan gambar dalam 3D stereoskopik. Kamera ini dapat memproyeksikan dua gambar dengan perbedaan tipis melalui lensa optik yang telah direkatkan ke panel layar. Gambar tersebut kemudian masing-masing dibiaskan ke mata yang berbeda.

Teknologi rendering real time ini bekerja jika pengguna memutar kepala, maka gambar 3D stereoskopik akan menyesuaikan posisi kepala, seolah-olah pengguna melihat sekelilingnya. Dengan serangkaian teknologi AI, laptop ini mampu menghasilkan stereo image generation sehingga memungkinkan pengguna untuk mengubah konten 2D standar menjadi konten 3D stereoskopik.

Agar bisa menampilkan konten ke dalam format 3D, Acer juga menyediakan sebuah software yang bernama SpatialLabs Model Viewer pada laptop ini yang mendukung file 3D dari beberapa software.  Add-on SpatialLabs Model Viewer juga tersedia untuk beberapa 3D software, seperti Autodesk Fusion 360, Rhinoceros, dan Zbrush. Untuk para kreator gaming, Acer juga telah meluncurkan program SpatialLabs untuk Unreal Engine.

Selain ConceptD 7 SpatialLabs Edition, Acer juga memperkenalkan versi baru ConceptD 3 Ezel 15,6 inci dan versi 16:10 dari ConceptD 3. Acer juga memperluas lini ConceptD 3 dengan beberapa model baru, seperti model clamshell 16 inci baru (CN316-73G) yang menampilkan layar rasio aspek 16:10 dan model convertible 15,6 inci baru (CC315-73G) dengan pen Wacom EMR. Acer juga merilis ConceptD 3 Pro (CN316-73P) dan ConceptD3 Ezel Pro (CC315-73P) dengan prosesor Intel Core i7 dengan 4,6 GHz dan GPU NVIDIA T1200.

Harga dari ketiga laptop ini tentu saja tidaklah murah, mengingat spesifikasi yang diberikan memang sangat tinggi. ConceptD 7 SpatialLabs Edition akan memiliki harga sekitar $4.160 (sekitar 58 jutaan rupiah) saat diluncurkan di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika pada bulan Desember. Untuk ConceptD 3 dan ConceptD 3 Pro 16 inci nantinya akan memiliki harga $1.699,99 (sekitar 24 jutaan rupiah) dan $1.899.99 (sekitar 28 jutaan rupiah). ConceptD 3 Ezel dan ConceptD 3 Ezel Pro akan memiliki harga $1.899,99 (sekitar 28 jutaan rupiah) dan $1.999,99 (sekitar 29 jutaan rupiah).

Apple MacBook Pro 14 & 16 Inci Baru Mengemas Layar Liquid Retina XDR 120Hz dengan Chip M1 Pro dan M1 Max

Pada acara Apple tanggal 18 Oktober atau semalam, perusahaan asal Cupertino itu secara resmi memperkenalkan pembaruan MacBook Pro model 14 inci dan 16 inci dengan chip baru Apple M1 Pro dan M1 Max. Chip tersebut menghadirkan peningkatan performa pemrosesan CPU, grafik, dan machine learning (ML) yang signifikan, namun tetap dengan efisiensi daya yang tinggi.

Chip Apple M1 Pro memiliki CPU hingga 10 core yang terdiri dari 8 core high-performance dan 2 core high-efficiency. Bersama dengan GPU hingga 16 core, bandwidth memori hingga 200GB/s, dan RAM hingga 32GB. Kalau dibandingkan M1, M1 Pro membawa peningkatan performa CPU hingga 70 persen, performa GPU 2x lipat, dan bandwidth memori hampir 3x lipat lebih cepat.

Beralih ke Apple M1 Max, chip yang paling powerful yang menenagai MacBook Pro 16 inci varian tertinggi. Ia memiliki CPU 10 core yang sama kuatnya dengan M1 Pro, namun Apple menggandakan jumlah core pada GPU menjadi 32 core yang mana menyuguhkan performa GPU 4x lipat lebih cepat daripada M1, dan dukungan RAM hingga 64GB.

Apple menekankan bahwa MacBook Pro baru dapat menyuguhkan performa optimal yang sama baiknya, baik saat dicolokkan atau saat menggunakan baterai. Sebagai gambaran untuk masa pakai baterainya, model 14 inci diklaim dapat memutar video hingga 17 jam dan hingga 21 jam pada model 16 inci.

Layar Liquid Retina XDR

Untuk pertama kalinya, MacBook Pro baru mengemas layar Liquid Retina XDR (Extreme Dynamic Range) menggunakan teknologi mini-LED seperti iPad Pro. Dengan kecerahan layar penuh yang berkelanjutan hingga 1000 nit, peak brightness 1600 nit, dan rasio kontras di angka 1.000.000:1.

MacBook Pro model 14,2 inci ditopang resolusi 3024×1964 piksel dan 3456×2234 piksel untuk model 16,2 inci. Keduanya sama-sama menawarkan kerapatan layar 254 ppi dan punya notch untuk menyisipkan 1080p FaceTime HD camera baru yang dilengkapi image signal processor (ISP) untuk computational video.

Selain itu, layar Liquid Retina XDR pada MacBook Pro mendukung 1 miliar warna dan color gamut lebar (P3). Serta, dilengkapi teknologi True Tone dan ProMotion yang membawa fitur adaptive refresh rate hingga 120Hz.

Agar panggilan video dan konferensi video berjalan lancar, MacBook Pro baru dilengkapi mikrofon berkualitas studio dengan tingkat noise yang rendah. Serta, sound system enam speaker dengan dua tweeter untuk soundstage yang lebih jernih dan empat woofer force-cancelling yang menghasilkan bass 80 persen lebih banyak.

Port yang menempel pada MacBook Pro juga lebih beragam, di sebelah kanan bodi terdapat port HDMI, satu port Thunderbolt 4 (USB-C), dan SDXC card slot. Sementara, di sebelah kirinya ada port MagSafe 3 dengan desain baru yang dapat mengisi daya hingga 50% hanya dalam 30 menit, lalu ada dua port Thunderbolt 4 (USB-C), dan headphone jack 3.5 mm. Jadi, totalnya ada tiga port Thunderbolt 4 yang mendukung charging, DisplayPort, dan bandwidth berkecepatan tinggi 40 Gbps. Berikut daftar harganya:

MacBook Pro 14 Inci

  • Chip M1 Pro dengan CPU 8 core, GPU 14 core, dan penyimpanan SSD 512GB $1999
  • Chip M1 Pro dengan CPU 10 core, GPU 16 core dan penyimpanan SSD 1TB $2499

MacBook Pro 16 Inci

  • Chip M1 Pro dengan CPU 10 core, GPU 16 core, dan penyimpanan SSD 512GB $2499
  • Chip M1 Pro dengan CPU 10 core, GPU 16 core, dan penyimpanan SSD 1TB $2499
  • Chip M1 Max dengan CPU 10 core, GPU 32 core, dan penyimpanan SSD 1TB $3499

Sumber: Apple Newsroom

Wajib Tahu! Ini Dia 10 Fitur Windows 11 Terbaru

Pada 5 Oktober 2021 lalu, Microsoft telah meluncurkan sistem operasi terbaru, yaitu Windows 11. Fitur Windows 11 terbaru ini sangat ditunggu para pengguna Microsoft Windows di berbagai belahan dunia. Apa saja fiturnya? Simak rangkumannya berikut ini.

Fitur Windows 11 Terbaru

Setelah Windows 10, kini Windows 11 menjadi pusat perhatian banyak orang dengan fitur-fitur menarik yang ditawarkannya.

1.      UI Lebih Modern dan Simple

 

fitur windows 11 terbaru

 

Salah satu yang menarik perhatian dari rilisnya Windows 11 ini adalah tampilannya yang terkesan modern, simple, dan elegan secara bersamaan. Masih dengan tema warna biru dan putih, tampilan pada Windows 11 sangat mengutamakan fungsionalitas dengan memperhatikan penempatan fitur-fitur pentingnya. Banyak yang berpendapat bahwa tampilan ini terinspirasi dari tampilan MacBook.

2.      Tombol Start di Tengah

Tidak seperti sistem operasi Windows sebelum-sebelumnya di mana tombol start berada di pojok kiri, Windows 11 menghadirkan tombol Start di bagian tengah taskbar. Perubahan pada posisi tombol Start ini dinilai sebagai perubahan paling menonjol yang terlihat pada Windows 11.

3.      Fitur Multitasking: Virtual Desktop

 

fitur windows 11 terbaru

 

Windows 11 menghadirkan Virtual Desktop yang secara default berada pada taskbar. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk berganti desktop dengan mudah serta mendukung pekerjaan multitasking.

4.      Aplikasi Android

 

fitur windows 11 terbaru

 

Ingin menjalankan aplikasi Android di PC? Dengan Windows 11, Anda dapat melakukannya. Sebelumnya, Anda butuh aplikasi pihak ketiga untuk menjalankan aplikasi Android di PC atau laptop. Namun, sekarang Windows 11 hadir dengan App Store yang menyediakan aplikasi-aplikasi Android.

5.      Akses Microsoft Teams Mudah

 

fitur windows 11 terbaru

 

Selain Virtual Desktop, Anda juga dapat mengakses Microsoft Teams lebih mudah karena secara otomatis Microsoft Teams telah terintegrasi dan berada pada taskbar. Tampilan Microsoft Teams pada Windows 11 juga akan diperbarui.

6.      Customize Layout Aplikasi

 

fitur windows 11 terbaru

 

Saat Anda ingin melakukan minimize aplikasi di Windows 11, Anda dapat memilih layout yang berbeda untuk setiap aplikasi. Fitur ini juga tentu untuk mendukung kegiatan multitasking pengguna Windows 11.

7.      Widgets pada Taskbar

 

fitur windows 11 terbaru

 

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, tampilan Windows 11 sangat mengutamakan fungsionalitas. Salah satunya dapat terlihat dari fitur Widgets yang kini dapat langsung diakses pada taskbar. Anda dapat dengan mudah melihat kalender, informasi cuaca, harga saham, berita, dan masih banyak lagi informasinya lainnya di Widget.

8.      Tampilan Baru Microsoft Store

Di Windows 11, Microsoft Store juga mendapatkan upgrade. Microsoft Store akan hadir dengan UI baru yang user friendly, serta menyediakan tema dan ekstensi untuk Microsoft Edge.

9.      Microsoft Edge Jadi Default Browser

Fitur Windows 11 terbaru selanjutnya adalah Microsoft Edge yang menjadi default browser pada sistem operasi terbaru ini. Microsoft Edge menggantikan browser Internet Explore yang tidak akan ada lagi pada Windows 11.

10.  Windows Terminal App

 

fitur windows 11 terbaru

 

Pada versi Windows sebelumnya, aplikasi Windows Terminal dapat diunduh secara terpisah. Namun, pada Windows 11, aplikasi ini secara default telah ada pada sistem operasi terbaru ini.

Video Introducing Windows 11 Features

https://www.youtube.com/watch?v=Uh9643c2P6k&t=76s

Itulah 10 fitur Windows 11 terbaru yang bisa Anda nikmati jika Anda upgrade ke Windows 11 sekarang. Jangan lupa untuk cek apakah laptop Anda mendukung versi Windows 11 sebelum melakukan upgrade.

Cara Cek Apakah Laptop Bisa Windows 11 atau Tidak

Sebagai pengguna Windows 10 atau sistem operasi Windows lainnya, Anda harus mengetahui cara cek apakah laptop Anda bisa Windows 11 atau tidak sebelum Anda menggunakan sistem operasi Windows terbaru ini. Anda dapat upgrade Windows 10 ke Windows 11 secara gratis jika laptop Anda mendukung sistem operasi ini.

Cara Cek Apakah Laptop Bisa Windows 11 atau Tidak

Untuk melakukan pemeriksaan laptop, Anda dapat menggunakan PC Health Check App yang dapat Anda akses dengan mengikuti cara ini.

  • Buka browser pada laptop Anda.
  • Ketik “Microsoft Windows 11” pada kolom pencarian Google dan tekan Enter.
  • Selanjutnya, pilih website teratas yang muncul pada halaman pencarian Google atau Anda dapat langsung mengakses halaman tersebut dengan klik di sini.
  • Pada halaman ini, Anda dapat melihat berbagai informasi terkait Introducing to Windows 11, seperti fitur-fitur terbaru, spesifikasi PC atau laptop yang support Windows 11, pilihan PC yang mendukung Windows 11, hingga cara cek apakah Laptop Anda support Windows 11 atau tidak.
  • Scroll halaman ke bawah hingga Anda menemukan bagian “Check for Compatibility”.

 

cara cek apakah laptop bisa windows 11

 

  • Lalu, klik “Download PC Health Check App”.
  • Setelah itu, aplikasi PC Health Check akan terunduh secara otomatis.

 

cara cek apakah laptop bisa windows 11

 

  • Jika sudah terunduh, buka file.
  • Centang kotak “I accept the terms in the License Agreement” dan klik “Install”.

 

cara cek apakah laptop bisa windows 11

 

  • Selanjutnya, proses pemasangan akan dimulai. Tunggu hingga selesai.
  • Jika sudah selesai, tampilan akan seperti pada gambar di bawah ini. Pastikan kotak pilihan “Open Windows PC Health Check” telah dicentang dan klik “Finish”.

 

cara cek apakah laptop bisa windows 11

 

  • Setelah itu, aplikasi Windows PC Health Check akan terbuka. Lalu, pada bagian Introducing to Windows 11, klik tombol “Check Now” untuk mulai mengecek apakah laptop Anda mendukung Windows 11 atau tidak.

 

cara cek apakah laptop bisa windows 11

 

  • Selanjutnya, akan muncul pop up yang berisi informasi mengenai apakah laptop Anda bisa mendukung Windows 11 atau tidak. Jika laptop Anda mendukung, Anda akan melihat tulisan “This PC can run Windows 11”. Jika laptop Anda tidak mendukung, Anda akan melihat tulisan “This PC can’t run Windows 11” atau seperti pada gambar di bawah ini beserta alasan mengapa laptop Anda tidak dapat menggunakan Windows 11.

 

cara cek apakah laptop bisa windows 11

 

Video Cara Cek Apakah Laptop Anda Bisa Windows 11

Itu dia cara cek apakah laptop Anda bisa Windows 11 dengan menggunakan Windows PC Health Check App. Segera cek laptop atau PC Anda dengan cara di atas agar dapat segera menikmati fitur-fitur terbaru di Windows 11.

8 Laptop Gaming dengan Harga 10-15 Jutaan Rupiah Edisi Tahun 2021

Apa yang membedakan laptop gaming dari laptop biasa? Pertanyaan ini tentu sudah sangat umum kita dengar, dan sering kali jawabannya sesederhana “laptop gaming dibekali kartu grafis diskret, laptop biasa tidak.”

Jawaban tersebut tidak salah, tapi sebenarnya masih bisa dielaborasi lebih jauh lagi, sebab tidak semua kartu grafis diskret diciptakan sama. Contohnya, Nvidia GeForce MX450 dan GTX 1650 sama-sama merupakan kartu grafis diskret, tapi salah satunya lebih diperuntukkan kebutuhan harian ketimbang gaming, dan selisih performa di antara keduanya pun cukup jauh saat dipakai untuk menjalankan game.

Terlepas dari itu, kehadiran kartu grafis yang terpisah dari komponen prosesor memang adalah syarat utama agar laptop bisa masuk kategori gaming, dan itu yang sering kali menjadi alasan mengapa harganya bisa mahal.

Kabar baiknya, di tahun 2021 ini pun kita masih bisa mendapatkan laptop gaming dengan harga 10-15 jutaan rupiah. Bukan sekadar laptop yang bisa dipakai untuk bermain game, tapi yang benar-benar produsennya ciptakan untuk keperluan gaming.

Mengacu pada kriteria tersebut, di artikel ini saya sengaja tidak mencantumkan laptop-laptop yang dibekali kartu grafis mainstream seperti GeForce MX350 atau MX450 tadi. Malahan, sebagian di antaranya justru mengusung seri kartu grafis terbaru Nvidia, yakni RTX 30 Series.

Tanpa perlu berlama-lama lagi, berikut adalah 8 laptop gaming dengan harga 10-15 jutaan rupiah edisi tahun 2021 yang dapat dibeli di Indonesia.

Laptop gaming 10-15 jutaan rupiah dari Acer

1. Acer Nitro AN515-57-56ER

Dibanderol Rp14.999.000, Acer Nitro AN515-57-56ER adalah pilihan tepat bagi yang memerlukan laptop gaming dengan spesifikasi terkini. Perangkat ditenagai prosesor Intel Core i5-11400H (6-core, 12-thread), dan yang lebih penting lagi, kartu grafis Nvidia GeForce RTX 3050 4 GB. Artinya, laptop ini sepenuhnya mendukung teknologi ray-tracing sekaligus DLSS besutan Nvidia.

Melengkapi spesifikasinya adalah RAM 8 GB dan SSD NVMe 512 GB yang semuanya user-upgradeable. Layarnya merupakan panel IPS-Level 15,6 inci dengan resolusi FHD (1080p) dan refresh rate 144 Hz. Masih tidak percaya ini merupakan laptop gaming? Perhatikan saja tarian lampu RGB-nya.

Link pembelian: Acer Nitro AN515-57-56ER

2. Acer Swift X SFX14-41G-R2TD

Jangan tertipu oleh penampilannya yang tidak terkesan gaming sama sekali, sebab spesifikasinya tidak kalah mumpuni dibanding saudaranya yang serba RGB tadi. Yang paling utama, ia juga dibekali GPU RTX 3050 4 GB, sedangkan untuk prosesornya, ia mengandalkan AMD Ryzen 5 5500U (6-core, 12-thread).

Perangkat dibekali RAM 16 GB (tidak upgradeable) dan SSD NVMe 512 GB. Layarnya menggunakan panel IPS 14 inci beresolusi FHD, tapi refresh rate-nya cuma 60 Hz. Secara keseluruhan, perangkat ini cocok bagi yang memerlukan laptop untuk bekerja, dan yang sesekali juga ingin memainkan game-game AAA. Harganya? Rp14.999.000.

Link pembelian: Acer Swift X SFX14-41G-R2TD

Laptop gaming 10-15 jutaan rupiah dari Asus

3. Asus TUF Gaming FX506LH-I565B6T

Kalau tidak mementingkan ray-tracing ataupun DLSS, Anda bisa menghemat hampir dua juta rupiah dengan meminang laptop yang satu ini. Meski harga laptop ini cuma Rp13.099.000, spesifikasinya tetap mumpuni untuk gaming: prosesor Intel Core i5-10300H (4-core, 8-thread), GPU GeForce GTX 1650 4 GB, RAM 8 GB, dan SSD NVMe 512 GB.

Ia dibekali layar IPS-Level 15,6 inci dengan resolusi 1920 x 1080. Refresh rate-nya juga sudah 144 Hz, membuatnya layak untuk dipakai dalam konteks gaming kompetitif. Buat bekerja pun juga oke, sebab seperti dua laptop sebelumnya dari Acer, paket penjualannya turut disertai software Office Home & Student 2019.

Link pembelian: Asus TUF Gaming FX506LH-I565B6T

4. Asus TUF Gaming A15 FA506IC-R735B6T

Lagi-lagi Anda tak perlu menghabiskan dana lebih dari 15 juta rupiah untuk mendapatkan laptop gaming dengan kartu grafis RTX generasi kedua. Selain GPU RTX 3050 4 GB, laptop seharga Rp14.999.000 ini juga mengemas prosesor AMD Ryzen 7 4800H (8-core, 16-thread) yang cukup powerful.

Spesifikasi lengkapnya meliputi RAM 8 GB, SSD NVMe 512 GB, dan layar IPS-Level 15,6 inci FHD 144 Hz. Anda butuh laptop gaming dengan harga bersahabat yang juga bisa dipakai untuk video editing? Laptop ini bisa jadi salah satu kandidat kuat.

Link pembelian: Asus TUF Gaming A15 FA506IC-R735B6T

5. Asus ROG Strix G513IH-R765B6T-O

Bisakah Anda mendapat laptop gaming dari lini Asus ROG dengan modal 15 jutaan? Rupanya bisa, buktinya adalah laptop seharga Rp15.799.000 ini. Sebagai bagian dari keluarga ROG, otomatis styling-nya jauh lebih menarik ketimbang seri TUF Gaming, dan pencahayaan RGB pun tentu sudah menjadi fitur standar di sini.

Untuk spesifikasinya, perangkat dibekali prosesor Ryzen 7 4800H (8-core, 16-thread), GPU GTX 1650 4 GB, RAM 8 GB, dan SSD NVMe 512 GB. Layarnya merupakan panel IPS-Level 15,6 inci dengan resolusi 1920 x 1080 dan refresh rate 144 Hz. Paket penjualannya sudah mencakup Office Home & Student 2019, plus sebuah tas ransel ROG.

Link pembelian: Asus ROG Strix G513IH-R765B6T-O

Laptop gaming 10-15 jutaan rupiah dari MSI

6. MSI GF63 Thin 11SC-080ID

Sekali lagi, seandainya Anda tidak masalah bermain tanpa ray-tracing dan DLSS, maka Anda bakal punya sisa bujet untuk dibelanjakan produk lain, semisal mouse gaming wireless atau headset gaming. Buat yang punya rencana demikian, laptop seharga Rp12.999.000 dari MSI ini pantas Anda pertimbangkan.

Sesuai kriteria, spesifikasinya sepenuhnya layak untuk gaming: prosesor Intel Core i5-11400H (6-core, 12-thread), GPU GTX 1650 4 GB, RAM 8 GB, dan SSD NVMe 512 GB. Perangkat mengemas layar IPS-Level 15,6 inci dengan resolusi FHD dan refresh rate 144 Hz.

Link pembelian: MSI GF63 Thin 11SC-080ID

7. MSI Katana GF66 11UC-447ID

Kombinasi prosesor Intel Core i5-11400H (6-core, 12-thread) dan GPU RTX 3050 4 GB adalah tandem yang pas untuk gaming dengan lancar di resolusi FHD, dan laptop ini sekali lagi membuktikan bahwa itu sudah bisa didapat di harga Rp14.999.000 saja.

Penggemar game kompetitif pun juga akan dimanjakan oleh layar IPS-Level 15,6 inci FHD 144 Hz yang dimilikinya. Sebuah laptop gaming modern juga tidak akan lengkap tanpa RAM dan storage yang bisa di-upgrade. Namun untuk opsi default-nya, konsumen bakal mendapat RAM 8 GB dan SSD NVMe 512 GB.

Link pembelian: MSI GF66 11UC-447ID

Laptop gaming 10-15 jutaan rupiah dari HP

8. HP Pavilion Gaming 15-ec2010AX

Terakhir, ada laptop gaming besutan HP yang dibanderol Rp15.999.000 ini. Desainnya memang belum sekeren seri Victus maupun Omen, tapi yang penting spesifikasinya sudah kapabel untuk menjalankan deretan game AAA: prosesor Ryzen 5 5600H (6-core, 12-thread), GPU RTX 3050 4 GB, RAM 8 GB, dan SSD NVMe 512 GB.

Tak hanya game AAA, game esport pun juga siap disajikan dengan baik berkat layarnya yang mendukung refresh rate 144 Hz. Panel yang digunakan sendiri adalah panel IPS 15,6 inci dengan resolusi 1080p.

Link pembelian: HP Pavilion Gaming 15-ec2010AX

Hybrid.co.id hadir juga di berbagai media sosial. Temukan konten yang menarik di Instagram atau follow akun Twitter kami. Jangan lupa juga untuk Likes Fanpage Facebook Hybrid.

Acer ConceptD 7 SpatialLabs Edition Adalah Laptop Dambaan Para Kreator 3D

Mei lalu, Acer sempat memamerkan prototipe laptop yang dibekali teknologi display 3D terintegrasi. Tanpa harus menunggu lama, teknologi tersebut sekarang sudah siap disajikan ke konsumen melalui laptop anyar bernama ConceptD 7 SpatialLabs Edition.

Istilah SpatialLabs mengacu pada kemampuannya menampilkan objek 3D tanpa mengharuskan penggunanya memakai kacamata khusus. “Glasses-free 3D“, demikian istilah kerennya, dan itu Acer wujudkan lewat perpaduan hardware dan software.

Dari sisi hardware, laptop ini mengemas sepasang kamera stereo yang bertugas untuk melacak pergerakan mata dan kepala pengguna. Sebuah lensa optik yang tersematkan pada panel layarnya berfungsi untuk merefraksikan dua gambar yang agak berbeda ke masing-masing mata pengguna. Selanjutnya, giliran software yang bertugas menyesuaikan gambar 3D yang tersaji dengan pergerakan pengguna secara real-time.

Acer percaya teknologi ini mampu menyederhanakan workflow para profesional yang sehari-harinya berkutat dengan berbagai macam proyek 3D. Jadi ketimbang harus mengira-ngira tampilan objek 3D-nya seperti apa di layar 2D, pengguna bisa langsung melihat hasil akhirnya di layar laptop ini secara akurat dan tanpa alat bantu tambahan.

Agar semakin memudahkan, Acer tak lupa membundel sejumlah software pendukung, seperti misalnya SpatialLabs Model Viewer. Dengan software ini, pengguna bisa mengubah model-model 3D yang dibuat menggunakan Autodesk Fusion 360, Rhinoceros, Zbrush, dan lain sebagainya, menjadi stereoscopic 3D.

Software lain yang tak kalah bermanfaat adalah SpatialLabs Go, yang mengandalkan AI untuk menyulap konten 2D menjadi stereoscopic 3D. Bukan hanya foto, konten 2D yang dimaksud juga mencakup video, game sederhana, maupun tampilan webcam dalam sesi video conference.

Agar dapat menangani semua itu, perangkat tentu memerlukan spesifikasi yang mumpuni. Benar saja, varian termahal ConceptD 7 SpatialLabs Edition ditenagai oleh prosesor Intel Core i7-11800H, GPU Nvidia GeForce RTX 3080, RAM 32 GB (upgradeable) dan SSD NVMe 2 TB. Layarnya sendiri menggunakan panel LCD 15,6 inci beresolusi 4K yang telah divalidasi oleh Pantone perihal akurasi warnanya.

Harganya jelas jauh dari kata murah. Di dataran Eropa dan sekitarnya, Acer ConceptD 7 SpatialLabs Edition bakal dijual dengan harga mulai €3.599, atau kurang lebih setara 59 jutaan rupiah. Pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai bulan Desember tahun ini, tapi sejauh ini belum ada informasi terkait ketersediaannya di Indonesia.

Sumber: The Verge dan Acer.

USB Forum Perbarui Logo Kabel agar Konsumen Tidak Bingung

USB (Universal Serial Bus) saat ini sudah mencapai versi yang ke 4. Tentunya, spesifikasi yang diberikan juga bakal meningkat, seperti kemampuannya untuk mengalirkan daya hingga 240 watt. Saat ini, smartphone dan laptop sudah menggunakan kabel tipe ini dan mengisi baterai dengan daya 65 watt. Namun, masih banyak orang yang bingung kabel mana yang mendukung daya yang lebih tinggi.

Kebingungan ini yang akan diselesaikan oleh USB Implementers Forum (USB IF). USB-IF nantinya akan menyediakan logo yang menuliskan kecepatan pengisian daya pada setiap kabelnya. Logo tersebut juga menandakan sertifikasi dari sebuah kabel yang akan digunakan oleh konsumen. Oleh karena itu, konsumen nantinya akan lebih nyaman mengetahui sebuah kabel USB-C bisa digunakan oleh perangkat yang mereka miliki.

Selain menyediakan kecepatan pengisian daya, pengguna juga bakal terbantu dengan hadirnya tulisan kecepatan transfer yang didukung oleh kabel tersebut. Nantinya sebuah kabel akan diketahui apakah mendukung kecepatan transfer maksimumnya, apakah itu 20 Gbps atau 40 Gbps. Jadi, seharusnya tidak ada lagi keluhan konsumen mengenai kabelnya tidak bisa melakukan transfer data dengan kecepatan tertinggi atau tidak.

“Dengan kemampuan daya baru yang lebih tinggi yang diaktifkan oleh Spesifikasi USB PD 3.1, yang membuka hingga 240W melalui kabel dan konektor USB Type-C, USB-IF melihat peluang untuk lebih memperkuat dan menyederhanakan Program Logo Bersertifikat untuk pengguna akhir, ” kata Jeff Ravencraft, Presiden dan COO USB-IF. “Dengan logo kami yang diperbarui, konsumen dapat dengan mudah mengidentifikasi kinerja USB4 dan kemampuan pengiriman daya USB dari kabel USB-C bersertifikat, yang mendukung ekosistem elektronik konsumen yang terus berkembang dari laptop dan smartphone hingga display dan pengisi daya.”

Dengan tingginya daya yang dapat disalurkan dari sebuah kabel USB-C tersebut, bukan tidak mungkin nantinya laptop yang ada dipasaran akan mengganti port adaptornya. Saat ini, laptop yang menggunakan USB-C untuk mengisi daya memang masih sedikit. Dengan digantinya standar pengisian daya tentu saja membuat para pengguna bisa mendapatkan port USB-C tambahan untuk melakukan hal lain seperti transfer data atau melakukan pengisian daya ke perangkat lain.

Sumber: BusinessWire

[Review] Xiaomi RedmiBook 15: Laptop untuk WFH dan SFH dengan Layar 15 inci

Xiaomi saat ini tidak hanya mengeluarkan produk smartphone saja. Ternyata, Xiaomi juga mengeluarkan sebuah laptop PC dengan sistem operasi Windows 10. Laptop yang bernama Xiaomi RedmiBook 15 ini merupakan notebook pertama yang diluncurkan secara resmi di Indonesia. Walaupun begitu, Xiaomi sendiri sudah banyak mengeluarkan produk laptopnya di luar Indonesia.

RedmiBook 15 datang dengan spesifikasi yang cukup menarik. Pada saat peluncurannya, laptop ini langsung diperkenalkan dengan menggunakan prosesor Intel Core i3 1115G4. Selain itu, RAM 8 GB dan sebuah SSD M.2 SATA juga sudah terpasang pada perangkat yang satu ini. Walaupun memiliki spesifikasi yang mumpuni, RedmiBook 15 menyasar pada mereka yang bekerja dan sekolah di rumah pada masa pandemi.

Laptop yang satu ini sempat mendapatkan diskon perkenalan hingga 1 juta rupiah. Walaupun tanpa diskon, laptop ini ternyata juga masih memiliki harga yang cukup terjangkau. Dengan menggunakan prosesor Intel generasi ke 11, RAM 8 GB, dan sudah menggunakan Windows 10 resmi, RedmiBook 15 masih belum menyentuh harga 7 juta. Hal ini tentu saja menarik bagi mereka yang selalu menanyakan “laptop apa yang bisa dibeli dengan budget maksimum 7 juta rupiah?”.

Xiaomi RedmiBook 15 memiliki spesifikasi sebagai berikut

Prosesor Intel Core i5 1115G4 (2C4T) 3 GHz, Turbo 4,1 GHz
GPU Intel UHD Graphics
RAM 8 GB DDR4 3200 MHz Single Channel
Storage Foresee M.2 SATA 256 GB
Layar TN 15,6 inci 1920 x 1080 NTSC 45%
WiFi 802.11 ac atau WiFi 5
Bobot 1,8 kg
Sistem operasi Windows 10 64 Bit Home Single Language
Dimensi 363.8 x 243.5 x 19.9 mm
Baterai 46 Wh / 3090 mAh

Spesifikasi dari CPU-Z dan GPU-Z bisa dilihat dari gambar berikut ini:

Jika dilihat dari spesifikasi yang ada, memang laptop ini utamanya ditujukan untuk menggunakan software seperti Office, Zoom, dan lainnya yang mendukung pekerjaan dan belajar. Selain untuk para pekerja kantoran, pelajar, dan mahasiswa, laptop ini juga cukup mumpuni untuk digunakan oleh mereka yang bergerak di bidang UMKM. Lalu seperti apa kinerja dari laptop yang satu ini?

Unboxing: Charger bukan USB-C

Selain kartu garansi, laptop ini hanya dibekali dengan kabel power serta charger. Xiaomi kali ini menggunakan standar colokan charger untuk laptop pada umumnya dan bukan USB-C. Charger-nya sendiri buatan LiteOn.

Desain

RedmiBook 15 yang datang ke rumah saya memiliki warna hitam, seperti kebanyakan laptop pada umumnya. Untuk bahan yang dipakai pada badannya, Xiaomi sepenuhnya menggunakan plastik. Bahan plastik ini memiliki finishing matte, sehingga tidak terlalu licin saat dipegang. Namun, minyak masih menjadi musuh bagi laptop ini karena mudah untuk meninggalkan jejak.

RedmiBook 15 menggunakan layar dengan jenis panel TN yang memiliki resolusi 1920 x 1080. Dengan menggunakan panel TN, tentu saja sudut penglihatan yang diberikan tidak sebaik IPS. Xiaomi sendiri mengklaim bahwa akurasi warna pada laptop ini ada pada 45% NTSC, yang memang membuatnya kurang cocok untuk para editor video dan gambar. Walaupun begitu, panel ini masih cukup banyak digunakan pada laptop direntang harganya.

Keyboard yang ada pada laptop ini memiliki ruang yang cukup luas dan nyaman digunakan oleh mereka yang bertangan besar. Sayangnya, Xiaomi tidak menyediakan LED backlit sehingga akan cukup sulit untuk bekerja ditempat yang kurang pencahayaan. Touchpad yang ada di bawah keyboard juga memiliki dimensi yang besar. Touchpad ini juga cukup licin dan nyaman digunakan sebagai mouse serta bisa digunakan untuk semua gesture dari Windows 10.

Pada bagian kanan dapat ditemukan port audio 3,5 mm, SDCard reader, USB 2.0, LAN, serta Kensington Lock. Untuk bagian kirinya dapat ditemukan dua buah port USB 3.2 Gen 1, HDMI 1.4, dan port untuk mengisi daya. Sayang memang, sekali lagi, laptop ini tidak dilengkapi dengan port USB-C yang saat ini sudah mudah ditemukan pada beberapa laptop. Walaupun begitu, penggunaan USB-A memang masih sangat umum digunakan untuk bertukar data ke perangkat lainnya.

RedmiBook 15 datang dengan menggunakan sistem operasi Windows 10 Home Edition. Tentunya hal ini cukup baik karena beberapa laptop yang memiliki spesifikasi yang mirip kerap tidak memberikan sistem operasi Windows 10 yang harganya bisa lebih dari 1 juta rupiah. Xiaomi pun mengatakan bahwa nantinya perangkat ini juga bisa di-upgrade ke Windows 11.

Sistem operasi Windows 10 yang diberikan memang benar-benar bersih. Anda tidak akan menemukan software bawaan Xiaomi pada RedmiBook 15. Walaupun hal tersebut berarti bahwa software Office juga tidak akan ditemukan, namun saya masih bisa menggunakan alternatif gratisnya seperti Office Online, WPS, atau Libre Office. Untuk urusan suara, DTS Surround sudah terpasang pada laptop yang satu ini.

Pengujian: Bukan tanpa masalah

RedmiBook 15 menggunakan prosesor Core i3-1115G4 atau sering dikenal dengan Tiger Lake dan memiliki kartu grafis terintegrasi yang bernama Intel UHD Graphics. Intel UHD Graphics adalah grafis Iris Xe yang memiliki 48 Execution Unit. Prosesornya sendiri memiliki 2 core dengan 4 threads dengan kecepatan 3 GHz dan memiliki Turbo hingga 4.1 GHz yang beroperasi pada TDP 12 watt hingga 28 watt. Tiger Lake sendiri sudah menggunakan litografi 10 nm SuperFin.

RAM yang terpasang pada laptop ini memiliki kapasitas 8 GB yang sayangnya tidak dapat di-upgrade. Selain itu, Xiaomi juga tidak menggunakan mode dual channel yang membuat kinerjanya menjadi tidak optimal. Media penyimpanan yang digunakan adalah SSD SATA M.2 dengan merek Foresee. Foresee sendiri merupakan merek milik Longsys dari Shenzhen yang saat ini juga memiliki merek Lexar.

Problem: Heating dan Freezing

Setelah melihat spesifikasi dari RedmiBook 15 yang saya gunakan semenjak 3 minggu yang lalu, sepertinya laptop tersebut mampu menjalankan game yang saat ini masih naik daun, yaitu Valorant. Game yang satu ini sendiri hanya membutuhkan spesifikasi yang cukup minim untuk menjalankannya pada framerate 60 fps. Dan benar saja, dengan setting low, RedmiBook 15 dapat menjalankannya di 60 fps pada resolusi rendah hingga menengah. Sayangnya, saya menemukan kendala yang sangat mengganggu.

Pada saat bermain Valorant, setelah beberapa menit game akan freezing sekitar 3-5 detik. Hal ini akan berulang-ulang terjadi selama kita menggunakan laptop hingga melakukan restart PC. Saya pikir, masalah itu hanya terjadi pada saat bermain game saja. Hal tersebut membuat saya sangat curiga dengan mode RAM single channel yang digunakan.

Nyatanya, saat menggunakan perangkat ini untuk melakukan editing gambar masalah tersebut muncul lagi. Hal tersebut tentu saja membuat anggapan RAM bermasalah menjadi sirna. Saya menjadi cukup yakin bahwa laptop ini memiliki panas yang berlebih. Hal tersebut pun terbukti pada saat saya melakukan benchmark, suhu dapat mencapai 97 derajat celcius dan bahkan bisa menyentuh suhu 120 derajat celcius walau hanya sebentar saja.

Kipas external pun saya gunakan untuk mendinginkan laptop RedmiBook 15. Tentunya, hal ini berujung pada turunnya panas pada saat melakukan benchmarking sampai ke 85 derajat celcius. Saya pun berhasil mencoba beberapa benchmarking tanpa adanya kendala freezing. Namun, bermain game Valorant membuat perangkat ini kembali freezing.

Untungnya, freezing ini juga terjadi pada saat saya sedang mengatur file yang ada di RedmiBook 15. Saya pun melihat aktivitas media penyimpanan (SSD) di laptop ini yang cukup aneh. Windows 10 tidak menggunakan media penyimpanan ini lebih dari 1 MB/s, namun load SSD bisa mencapai 100% selama 1-5 detik yang menyebabkan komputer berhenti bekerja selama waktu tersebut.

Hal tersebut berarti bahwa program di Windows 10 bukanlah penyebab load dari SSD tinggi. Kecurigaan saya langsung tertuju pada masalah klasik yang pernah ada pada SSD jaman dahulu: Write-Cache Buffer Flushing. Saya langsung mematikan fitur ini pada Device Manager dengan men-tick pilihannya. Dan ‘voila’, masalah freezing pun sirna. Laptop pun dapat bermain game Valorant dengan lancar hingga berjam-jam.

Bagi Anda yang memiliki masalah ini pada laptop RedmiBook 15, Anda bisa mencoba tips yang saya berikan di atas. Saya juga merekomendasikan para pemilik laptop ini untuk membeli cooler eksternal agar bisa menurunkan suhu yang dihasilkan. Hal ini tentu menjadi PR bagi Xiaomi agar meningkatkan sistem pendingin pada setiap laptopnya agar tidak membuat prosesornya throttling.

Benchmarking

Pada kesempatan kali ini, saya membawa kembali laptop dengan Intel Core i7 1185G7 dan Core i5 1135G7. Tentunya hal tersebut untuk membandingkan kinerja sesungguhnya dari prosesor yang digunakan pada Xiaomi RedmiBook 15. Kinerja yang dihasilkan dari prosesor Intel Generasi ke 11 ini memang sudah kencang. Berikut adalah hasilnya

Prosesor yang digunakan oleh RedmiBook 15, yaitu Core i3 1115G4 memang dibawah “kakak-kakak”nya. Walaupun begitu, hal tersebut memang wajar mengingat Core i3 merupakan kelas paling rendah dari jajaran Intel Core i. Hal tersebut tentu saja dikarenakan jumlah core yang lebih sedikit serta grafis terintegrasi yang digunakan. Akan tetapi, dengan kinerja yang ada sudah sangat mumpuni untuk mengerjakan tugas kantoran dan sekolah sehari-hari.

Saya menggunakan laptop RedmiBook 15 untuk menulis artikel ini. Semenjak membenahi masalah yang ada, saya tidak menemukan masalah yang berarti. Menggunakan segala macam software seperti WPS dan Photoshop tidak membuat laptop ini menjadi pelan. Justru, saya bisa menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat dari biasanya.

Uji Baterai

DailySocial menguji laptop yang satu ini berdasarkan berapa lama sebuah perangkat bisa menonton file video 1080p dengan container file MP4. Perlu diketahui bahwa tidak satu tes baterai pun yang mampu memberikan hasil yang sama dengan penggunaan sehari-hari. Hanya saja, sebuah riset pernah dilakukan untuk mengukur pemakaian sebuah laptop.

Hasilnya, untuk nonton video, laptop yang satu ini ternyata bisa bertahan selama 9 jam 54 menit. Hasilnya memang sedikit sekali berbeda dengan yang dijanjikan, yaitu 10 jam. Setelah baterai habis total, saya langsung mengisi kembali baterainya. Xiaomi RedmiBook 15 akan penuh dari kosong hingga 100% dalam waktu sekitar 1.5 jam.

Verdict

Xiaomi akhirnya mengeluarkan perangkat laptopnya secara resmi di Indonesia. Hal tersebut dimulai dengan mengeluarkan RedmiBook 15 yang memiliki penyimpanan internal 256 GB. Produk ini oleh Xiaomi ditargetkan untuk dipakai oleh mereka yang sedang bekerja dan sekolah di rumah pada masa pandemi Covid 19.

Kinerja yang ditawarkan oleh RedmiBook 15 yang menggunakan Intel Core i3 1115G4 memang cukup baik. Saat permasalahan yang ada sudah diatasi, laptop ini mampu mengerjakan semua hal dengan cukup baik. Walaupun begitu, panas yang dihasilkan memang cukup mengganggu. Ada baiknya pengguna RedmiBook 15 untuk membeli sebuah cooler tambahan agar membuat laptop ini menjadi lebih awet.

Daya tahan baterai yang dimiliki oleh laptop ini juga sangat baik. Pada pengujian yang saya lakukan, waktunya bisa mencapai hampir 10 jam, sedikit di bawah janji Xiaomi. Hal ini tentu saja bisa menjamin pengguna untuk tidak membawa charger ke mana-mana saat sedang bekerja di sebuah kafe. Selain itu, desain keyboard-nya juga nyaman sehingga mengetik akan menjadi lebih mudah.

Xiaomi menjual RedmiBook 15 dengan penyimpanan SSD 256 GB seperti yang saya dapatkan dengan harga Rp. 6.999.000. Xiaomi juga telah mengeluarkan versi SSD 512 GB-nya dengan harga Rp. 7.999.000. Harga ini memang sangat bersaing dengan pemain-pemain lama di Indonesia, namun terbukti nilainya masih terjangkau. Dengan harga yang dimiliki dan kelengkapan yang diberikan, menjadikan Xiaomi RedmiBook 15 sebuah alternatif untuk memiliki sebuah laptop yang cukup terjangkau.

Sparks

  • Kinerja yang baik dengan Core i3 1115G4
  • Harga yang cukup terjangkau
  • Multifungsi: bisa untuk bekerja dan bermain game
  • Tanpa bloatware
  • Desain minimalis
  • Daya tahan baterai yang cukup panjang

Slacks

  • Suhu prosesor yang dapat mencapai 120 derajat
  • Freezing, walau akhirnya bisa dibenahi
  • Tanpa kehadiran port USB-C
  • RAM single channel dan tidak bisa di-upgrade

Alienware Kembali Menapakkan Kaki di Indonesia, Luncurkan Dua Laptop Gaming Baru

Alienware resmi menjejakkan kakinya kembali di pasar tanah air setelah sempat hengkang di tahun 2016. Melalui sebuah acara virtual, Dell mengumumkan ketersediaan laptop-laptop terbaru dari sub-brand khusus gaming-nya tersebut di Indonesia dan sejumlah negara lain di kawasan Asia Tenggara.

Untuk pasar Indonesia, dua laptop Alienware yang akan hadir adalah Alienware m15 R6 dan Alienware m15 Ryzen Edition R5. Di saat yang sama, Dell juga bakal menghadirkan laptop Dell G15 dan Dell G15 Ryzen Edition yang menyasar segmen konsumen yang berbeda.

Dalam presentasinya, Leonard Kee selaku Regional Product Manager Dell menjelaskan bahwa pandemi dan meningkatnya permintaan di pasar gaming menjadi alasan kuat bagi mereka untuk merambah konsumen di lebih banyak negara.

Sebagai informasi, alasan Alienware hengkang dari Indonesia lima tahun lalu adalah karena rendahnya permintaan pasar. Sekarang, situasinya jadi berbanding terbalik. Jumlah gamer terus meningkat semenjak pandemi COVID-19 merebak, dan Dell maupun Alienware tentu tidak mau melewatkan momentum tersebut.

Alienware m15 R6 dan Alienware m15 Ryzen Edition R5

Tipikal Alienware, desain yang keren serta performa tanpa kompromi selalu menjadi suguhan utama, dan prinsip tersebut juga mereka terapkan di kedua laptop ini. Tidak seperti laptop-laptop Alienware dari beberapa tahun silam, penampilan duo m15 ini tampak jauh lebih dewasa dan tidak kelewat norak. Di mata saya, desainnya terkesan industrial, tapi di saat yang sama masih menyiratkan nuansa gaming yang kental.

Urusan performa, m15 R6 mengandalkan prosesor Intel Core i7-11800H, sementara m15 Ryzen Edition R5 menawarkan dua opsi, yakni Ryzen 7 5800H dan Ryzen 9 5900HX. Kedua laptop sama-sama bakal hadir dalam varian yang dibekali kartu grafis Nvidia GeForce RTX 3060 6 GB atau RTX 3070 8 GB.

Istimewanya, Alienware tidak menggunakan kartu grafis versi Max-Q yang mengorbankan kinerja demi mengedepankan efisiensi. Sebaliknya, duo m15 ini justru hadir mengusung versi standar dari RTX 3060 dan RTX 3070 untuk laptop yang lebih bertenaga.

Menurut Leonard, rahasianya terletak pada sistem pendingin mutakhir Cryotech 2.0 yang Alienware implementasikan pada kedua laptop tersebut. Sistem ini mengemas komponen heatpipe dengan ukuran 40% lebih besar, serta yang melibatkan 22% lebih banyak material tembaga. Dengan begitu, sistem jadi bisa mentransfer panas dari komponen GPU dan CPU secara lebih efektif.

Sepasang kipas besar kemudian menyalurkan hawa panas tersebut ke luar melalui empat ventilasi di sisi kiri, kanan, dan belakang, sekaligus menghirup udara segar dari lubang ventilasi di atas dan bawah. Berkat sistem pendingin yang efektif ini, Alienware pun tidak ragu menyematkan kartu grafis dengan TGP (total graphics power) maksimum sebesar 125 W, lebih tinggi daripada di mayoritas laptop gaming lain.

Melengkapi spesifikasinya adalah RAM DDR4 3200 MHz berkapasitas 16 GB atau 32 GB, serta SSD NVMe sebesar 512 GB atau 1 TB. Varian manapun yang konsumen pilih, memory beserta storage-nya bisa ditambah sewaktu-waktu, sebuah nilai plus yang dulunya kerap absen dan menjadi salah satu keluhan terbesar pengguna laptop Alienware.

Duo Alienware m15 anyar ini datang mengusung layar 15,6 inci dengan dua opsi resolusi yang berbeda: 1080p 165 Hz, atau 1440p 240 Hz. Pada varian termahalnya, m15 mengemas keyboard dengan mechanical switch Cherry MX Low Profile. Leonard juga sempat menyinggung mengenai charger model baru yang sekitar 30% lebih kecil daripada milik generasi-generasi sebelumnya.

Di Indonesia, Dell bakal memasarkan kedua laptop ini mulai bulan Oktober 2021. Alienware m15 R6 akan dijual dengan harga mulai Rp40.099.000, sedangkan m15 Ryzen Edition R5 dibanderol mulai Rp38.099.000. Kenapa m15 R6 lebih mahal? Karena ia punya sejumlah fitur eksklusif besutan Intel yang tak dimiliki saudaranya.

Fitur yang dimaksud antara lain adalah port Thunderbolt 4, Intel Killer DoubleShot Pro untuk semakin mengoptimalkan koneksi internet, dan Temperature Cruise Control (TCC) untuk mengatur agar suhu CPU tidak pernah melewati batas yang telah pengguna tentukan.

Dell G15 dan Dell G15 Ryzen Edition

Sebelum membahas lebih jauh, saya tahu sebagian dari Anda mungkin bertanya-tanya, “Kenapa harus ada laptop gaming Dell kalau sekarang sudah ada Alienware?” Jawabannya sederhana saja; karena segmen konsumen yang dituju berbeda.

“Dell G15 ditujukan untuk orang-orang yang ingin menceburkan kakinya (ke ranah gaming). Ibaratnya ini mobil pertama mereka,” ucap Leonard saat ditanya mengenai hal ini.

Kalau Anda tanya saya, saya bakal menjawab bahwa Dell G15 ditujukan untuk gamer dengan bujet terbatas, sementara Alienware m15 disiapkan untuk kalangan gamer sultan. Dari harganya saja sudah kelihatan: Dell G15 dihargai mulai Rp21.499.000, sementara Dell G15 Ryzen Edition mulai Rp16.599.000, semuanya cuma sekitar separuh harga Alienware m15.

Menengok dapur pacunya, kita bisa menemukan prosesor Intel Core i5-11400H atau Core i7-11800H pada Dell G15. Untuk Dell G15 Ryzen Edition, pilihan prosesor yang tersedia adalah Ryzen 5 5600H dan Ryzen 7 5800H. Opsi GPU-nya terdiri dari RTX 3050 4 GB dan RTX 3050 Ti 4 GB.

Untuk RAM-nya, duo Dell G15 ini sudah menggunakan modul DDR4 3200 MHz dengan pilihan kapasitas 8 GB atau 16 GB. Lalu untuk storage, keduanya menawarkan SSD NVMe berkapasitas 256 GB atau 512 GB. Kabar baiknya, baik RAM maupun SSD-nya juga user upgradeable seperti Alienware m15.

Kedua laptop ini belum memakai Cryotech, tapi setidaknya sistem pendinginnya memiliki jumlah heatpipe tembaga sekaligus ventilasi yang yang lebih banyak daripada generasi sebelumnya. Saat memerlukan kinerja terbaik, pengguna bisa dengan mudah meningkatkan kinerja sistem pendinginnya dan menggeber kecepatan putaran kipasnya hanya dengan mengaktifkan fitur Game Shift via satu klik tombol.

Dell bilang bahwa desainnya telah dirancang ulang secara total, dan kita bisa melihat beberapa bagian yang terinspirasi langsung dari desain khas Alienware. Laptop ini memiliki panel layar 15,6 inci dengan opsi resolusi 1080p 120 Hz atau 1080p 165 Hz.

Di Indonesia, Dell G15 Ryzen Edition kabarnya sudah tersedia mulai sekarang, sedangkan Dell G15 baru akan menyusul di bulan Oktober mendatang. Untuk penjualan online, Dell memilih untuk bermitra secara eksklusif dengan JD.id. Detail lebih lengkap mengenai pre-order laptop gaming terbaru Dell dan Alienware bisa dilihat di tautan ini.

8 Laptop Gaming di Bawah 10 Juta Rupiah yang Bisa Dibeli di Indonesia

Mencari laptop gaming di bawah 10 juta rupiah itu susah-susah gampang. Susah karena tidak ada laptop yang betul-betul didedikasikan untuk gaming yang harganya semurah itu. Gampang karena laptop zaman sekarang telah dibekali performa yang cukup mumpuni untuk gaming.

Sudah bukan rahasia kalau gaming menuntut kinerja kartu grafis yang tinggi. Itulah mengapa laptop gaming dibekali kartu grafis yang terpisah dari komponen prosesornya, dan itu juga yang menyebabkan harganya melambung tinggi di atas laptop standar.

Kabar baiknya, chip grafis yang terintegrasi pada deretan prosesor generasi terbaru sekarang sudah cukup kuat untuk menjalankan berbagai judul game secara lancar. Jadi, beberapa laptop biasa pun sebenarnya juga sudah bisa dipakai untuk gaming. Namun tentu saja, ini harus diimbangi dengan pengaturan setting grafis di dalam game yang masuk akal.

Buat yang memiliki modal 10 juta rupiah dan ingin membeli laptop untuk gaming, berikut adalah 8 opsi yang bisa dijadikan referensi.

Laptop gaming di bawah 10 juta dari Lenovo

1. Lenovo IdeaPad L340 15

Laptop gaming di bawah 10 juta

Dibanderol Rp8.799.000, laptop gaming 8 jutaan ini mengandalkan prosesor AMD Ryzen 7 3700U (4-core, 8-thread) dengan chip grafis Radeon RX Vega 10 yang kapabel. Performanya kian disempurnakan berkat penggunaan SSD berkapasitas 256 GB, serta RAM sebesar 8 GB yang upgradeable.

Lenovo IdeaPad L340 15 mengemas layar 15,6 inci beresolusi 1080p. Paket penjualannya sudah termasuk sistem operasi Windows 10.

Link pembelian: Lenovo IdeaPad L340 15

2. Lenovo IdeaPad Slim 3 (Ryzen 5)

Laptop gaming di bawah 10 juta

Ryzen 5 5500U menjadi pilihan yang populer di antara para produsen laptop berkat keseimbangan antara performa dan efisiensi yang ditawarkan. Prosesor ini juga chip grafis bawaan yang cukup lumayan, sanggup menjalankan game macam GTA V di rata-rata 40-an fps pada resolusi 1080p dengan setting grafis normal.

Salah satu laptop Ryzen 5 5500U yang patut dipertimbangkan adalah Lenovo IdeaPad Slim 3, yang dijual dengan harga resmi Rp9.999.000. Perangkat ditenagai RAM 8 GB beserta SSD NVMe 512 GB, dan semuanya bisa ditambah lagi sewaktu-waktu. Layar 14 incinya sudah menggunakan panel IPS beresolusi FHD.

Link pembelian: Lenovo IdeaPad Slim 3 (Ryzen 5)

3. Lenovo IdeaPad Slim 3 (Ryzen 3)

Laptop gaming di bawah 10 juta

Kalau 10 juta masih dirasa terlalu mahal, Anda bisa melirik varian lain Lenovo IdeaPad Slim 3 yang ditenagai prosesor Ryzen 3 5300U (4-core, 8-thread), yang dijual seharga Rp8.999.000. Berhubung lebih murah, kinerjanya jelas lebih inferior, tapi setidaknya masih sanggup menjalankan Valorant di rata-rata 60-an fps pada resolusi 1080p dengan setting Medium.

Di luar prosesornya, spesifikasinya mirip seperti varian yang dibekali prosesor Ryzen 5 tadi, dengan RAM 8 GB dan SSD NVMe 512 GB yang semuanya upgradeable, plus layar 14 inci beresolusi 1080p.

Link pembelian: Lenovo IdeaPad Slim 3 (Ryzen 3)

4. Lenovo IdeaPad Slim 3i

Laptop gaming di bawah 10 juta

Opsi terakhir laptop terjangkau yang ditenagai prosesor Core i5-1135G7 adalah Lenovo IdeaPad Slim 3i. Spesifikasi lengkapnya meliputi RAM 8 GB serta SSD 256 GB, dan kombinasi ini sudah cukup kuat untuk menjalankan, misalnya, Doom Eternal di rata-rata 40 fps pada resolusi 720p dengan setting Low.

Laptop dengan layar 14 inci beresolusi FHD ini sudah bisa dibeli dengan harga Rp9.599.000, juga sudah termasuk Windows dan Office.

Link pembelian: Lenovo IdeaPad Slim 3i

Laptop gaming di bawah 10 juta dari Acer

5. Acer Aspire 5 A515-45

Laptop gaming di bawah 10 juta

Dengan dana Rp9.999.000, Anda sudah bisa membawa pulang laptop yang dibekali prosesor AMD Ryzen 5 5500U. Prosesor tersebut memiliki 6-core dan 12-thread, serta mengemas chip grafis dengan 7-core dan clock speed 1.800 MHz. Melengkapi spesifikasi laptop-nya adalah RAM 8 GB dan SSD NVMe 512 GB.

Acer Aspire 5 A515-45 dibekali layar 15,6 inci FHD. Selain OS Windows 10, paket penjualannya juga sudah termasuk Office Home & Student 2019.

Link pembelian: Acer Aspire 5 A515-45

6. Acer Aspire 5 Slim A514-54

Laptop gaming di bawah 10 juta

Beralih ke kubu Intel, mereka juga punya prosesor kelas menengah dengan chip grafis bawaan yang mumpuni, yakni Core i5-1135G7 (4-core, 8-thread). Untuk game super-berat macam Red Dead Redemption 2 misalnya, chip Iris XE milik mampu menjalankannya di rata-rata 30-an fps pada resolusi 720p dengan setting Low.

Salah satu laptop dengan harga di bawah 10 juta rupiah yang ditenagai prosesor tersebut adalah Acer Aspire 5 Slim A514-54. Spesifikasinya mencakup RAM 8 GB (upgradeable) dan SSD NVMe 512 GB, serta layar 14 inci beresolusi 1366 x 768. Laptop ini dijual seharga Rp9.999.000, sudah termasuk Windows dan Office.

Link pembelian: Acer Aspire 5 Slim A514-54

Laptop gaming di bawah 10 juta dari HP

7. HP 14s-fq1004AU

Laptop gaming di bawah 10 juta

Bagaimana dengan game kompetitif? Sebagus apa performa chip grafis bawaan Ryzen 5 5500U? Cukup kuat untuk menjalankan Valorant di rata-rata 70-an fps pada resolusi 1080p dengan setting High. Maka dari itu, jika Anda cuma punya modal tidak lebih dari 10 juta rupiah, Anda bisa mencari laptop yang dibekali prosesor ini untuk keperluan gaming, seperti misalnya HP 14s-fq1004AU ini.

Laptop ini dibekali RAM 8 GB beserta SSD NVMe 512 GB. Layarnya juga telah menggunakan panel IPS 14 inci dengan resolusi 1920 x 1080. Seperti laptop Ryzen 5 5500U lain yang ada di artikel ini, paket penjualan laptop seharga Rp9.999.000 ini sudah mencakup OS Windows 10 Home dan Office Home & Student 2019.

Link pembelian: HP 14s-fq1004AU

Laptop gaming di bawah 10 juta dari Asus

8. Asus Vivobook A416EA

Laptop gaming di bawah 10 juta

Laptop lain yang dibekali prosesor Intel Core i5-1135G7 dan chip grafis Iris XE adalah Asus Vivobook A416EA, yang dijual seharga Rp8.999.000. Perangkat dibekali RAM 4 GB dan SSD 256 GB, lengkap beserta layar 14 inci beresolusi FHD.

Tipikal lini Asus Vivobook, fisiknya tergolong ringkas dengan bobot cuma sekitar 1,6 kg. Seperti biasa, paket penjualannya sudah mencakup OS Windows 10 Home dan software Office Home & Student 2019.

Link pembelian: Asus Vivobook A416EA

Itu tadi daftar atau listicle laptop di bawah 10 juta di tahun 2021 yang bisa Anda pilih. Ikuti terus informasi gadget gaming di Hybrid.co.id. Jangan lupa follow akun media sosial kami di Instagram, Facebook dan Twitter.