Acer ConceptD 7 SpatialLabs Edition Adalah Laptop Dambaan Para Kreator 3D

Mei lalu, Acer sempat memamerkan prototipe laptop yang dibekali teknologi display 3D terintegrasi. Tanpa harus menunggu lama, teknologi tersebut sekarang sudah siap disajikan ke konsumen melalui laptop anyar bernama ConceptD 7 SpatialLabs Edition.

Istilah SpatialLabs mengacu pada kemampuannya menampilkan objek 3D tanpa mengharuskan penggunanya memakai kacamata khusus. “Glasses-free 3D“, demikian istilah kerennya, dan itu Acer wujudkan lewat perpaduan hardware dan software.

Dari sisi hardware, laptop ini mengemas sepasang kamera stereo yang bertugas untuk melacak pergerakan mata dan kepala pengguna. Sebuah lensa optik yang tersematkan pada panel layarnya berfungsi untuk merefraksikan dua gambar yang agak berbeda ke masing-masing mata pengguna. Selanjutnya, giliran software yang bertugas menyesuaikan gambar 3D yang tersaji dengan pergerakan pengguna secara real-time.

Acer percaya teknologi ini mampu menyederhanakan workflow para profesional yang sehari-harinya berkutat dengan berbagai macam proyek 3D. Jadi ketimbang harus mengira-ngira tampilan objek 3D-nya seperti apa di layar 2D, pengguna bisa langsung melihat hasil akhirnya di layar laptop ini secara akurat dan tanpa alat bantu tambahan.

Agar semakin memudahkan, Acer tak lupa membundel sejumlah software pendukung, seperti misalnya SpatialLabs Model Viewer. Dengan software ini, pengguna bisa mengubah model-model 3D yang dibuat menggunakan Autodesk Fusion 360, Rhinoceros, Zbrush, dan lain sebagainya, menjadi stereoscopic 3D.

Software lain yang tak kalah bermanfaat adalah SpatialLabs Go, yang mengandalkan AI untuk menyulap konten 2D menjadi stereoscopic 3D. Bukan hanya foto, konten 2D yang dimaksud juga mencakup video, game sederhana, maupun tampilan webcam dalam sesi video conference.

Agar dapat menangani semua itu, perangkat tentu memerlukan spesifikasi yang mumpuni. Benar saja, varian termahal ConceptD 7 SpatialLabs Edition ditenagai oleh prosesor Intel Core i7-11800H, GPU Nvidia GeForce RTX 3080, RAM 32 GB (upgradeable) dan SSD NVMe 2 TB. Layarnya sendiri menggunakan panel LCD 15,6 inci beresolusi 4K yang telah divalidasi oleh Pantone perihal akurasi warnanya.

Harganya jelas jauh dari kata murah. Di dataran Eropa dan sekitarnya, Acer ConceptD 7 SpatialLabs Edition bakal dijual dengan harga mulai €3.599, atau kurang lebih setara 59 jutaan rupiah. Pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai bulan Desember tahun ini, tapi sejauh ini belum ada informasi terkait ketersediaannya di Indonesia.

Sumber: The Verge dan Acer.

Epic Games Umumkan MetaHuman Creator, Tool Praktis untuk Ciptakan Karakter 3D yang Amat Realistis

Menciptakan karakter manusia 3D yang realistis bukanlah suatu pekerjaan mudah. Terkadang, prosesnya bisa memakan waktu hingga berminggu-minggu hanya untuk satu karakter, dan itu pun sudah dikerjakan oleh seorang seniman 3D yang cukup senior.

Namun kalau menurut Epic Games, ke depannya tidak harus serumit itu. Mereka baru saja memperkenalkan sebuah platform kreasi konten baru bernama MetaHuman Creator. Premisnya cukup sederhana: dengan hanya bermodalkan sebuah browser di komputer, kita sudah bisa menciptakan karakter 3D yang sangat realistis dalam hitungan menit.

Tanpa harus terkejut, MetaHuman Creator menggunakan Unreal Engine sebagai fondasi utamanya, tidak ketinggalan juga teknologi-teknologi animasi wajah rancangan 3Lateral dan Cubic Motion, dua perusahaan ahli yang sudah menjadi bagian dari keluarga besar Epic Games.

Kalau Anda pernah memainkan game RPG yang menawarkan fitur kustomisasi karakter, Anda semestinya bakal bisa mengoperasikan tool MetaHuman Creator ini. Pasalnya, prosesnya benar-benar mirip dan intuitif. Anda tinggal memilih bentuk wajah yang diinginkan, gaya rambutnya, tekstur kulitnya, sampai proporsi tubuhnya, dan preview sang manusia digital pun akan ditampilkan secara real-time.

MetaHuman Creator

Setelah puas dengan hasilnya, kita dapat mengunduh aset-asetnya melalui software Quixel Bridge. Selanjutnya, aset 3D tersebut bisa langsung digarap animasinya, termasuk dengan menggunakan metode motion capture berbasis iPhone. Lebih istimewa lagi, animasi yang telah selesai dibuat rupanya juga dapat diterapkan ke karakter lain yang turut diciptakan menggunakan MetaHuman Creator.

Tentu saja ini merupakan kabar baik bagi para game developer yang memang menggunakan platform Unreal Engine. Buat mereka, kehadiran tool seperti MetaHuman Creator tidak hanya dapat membantu mempersingkat waktu saja, tapi juga mungkin menghemat pengeluaran. Guna menarik perhatian para developer, Epic pun telah merilis sampel karakter manusia 3D yang bebas mereka modifikasi lebih jauh menggunakan Unreal Engine.

Selain di industri game, MetaHuman Creator tentu juga punya potensi besar di industri film, atau bahkan untuk kebutuhan yang lebih spesifik lagi, seperti VTuber misalnya. Belum diketahui kapan pastinya MetaHuman Creator bakal tersedia untuk publik, namun Epic Games sudah menargetkan jadwal perilisan di tahun ini juga. Epic juga berencana untuk membuka program early access dalam beberapa bulan ke depan.

Sumber: Epic Games.

Sony SR Display Sajikan Gambar 3D Tanpa Wajibkan Pengguna Memakai Kacamata Khusus

Di ajang CES 2020 pada bulan Januari lalu, Sony sempat memberikan teaser mengenai teknologi Eye-sensing Light Field Display (EFLD) yang sedang mereka kembangkan saat itu. Premisnya kurang lebih mirip seperti display hologram, di mana perangkat dapat menampilkan grafik 3D, dan kita bisa melihatnya tanpa perlu mengenakan kacamata khusus.

Sembilan bulan berselang, teknologi tersebut rupanya sudah menjelma menjadi perangkat yang siap dijual ke publik. Namanya Sony Spatial Reality Display (SR Display), dan Sony percaya perangkat ini bisa membantu para ahli computer graphics (CG) maupun visual effects (VFX) untuk merealisasikan ide-idenya dengan lebih baik lagi.

Rahasia utama SR Display terletak pada sebuah sensor yang dapat mengikuti pergerakan mata pengguna secara sangat presisi dalam hitungan milidetik. Informasi ini kemudian diproses oleh algoritma untuk me-render gambar stereoscopic berdasarkan posisi mata pengguna relatif terhadap layar, dan semuanya berlangsung secara real-time.

Agar gambar stereoscopic itu bisa dilihat dengan mata telanjang, Sony tidak lupa menyematkan lensa micro optical yang pada dasarnya berfungsi untuk memisah gambar antara porsi kiri dan kanan. Posisi lensa ini berada persis di atas panel LCD 15,6 inci beresolusi 4K milik SR Display.

sony-sr-display-02

Sony melihat potensi SR Display ini di sejumlah bidang industri, otomotif salah satunya. Pada dasarnya pekerjaan apapun yang melibatkan proses desain suatu objek dalam wujud 3D bisa dipermudah oleh keberadaan SR Display, sebab pengguna dapat melakukan observasi dari berbagai sudut seakan-akan bendanya memang sedang berada di hadapannya.

Sony tidak lupa memastikan agar SR Display dapat disesuaikan dengan workflow masing-masing pengguna. Itulah mengapa mereka turut menyertakan software development kit yang kompatibel dengan engine Unity maupun Unreal Engine 4, yang bisa dibilang merupakan standar industri.

Sebagai alat bantu untuk lingkup profesional, tentu saja harga Sony SR Display jauh dari kata murah. Satu unitnya dibanderol $5.000, dan Sony berniat memasarkannya mulai bulan November mendatang.

Sumber: SlashGear dan Sony.

Microsoft Paint 3D Sudah Bisa Dijajal Oleh Peserta Windows Insider

Setelah dikabarkan berniat untuk memodernisasi app gambar tertua mereka, Microsft akhirnya resmi menyingkap inkarnasi Paint di era Windows 10 bulan Oktober silam. Kesederhaan tetap jadi perhatian sang developer, namun MS Paint new-gen ini menyajikan sedikit twist: Anda dipersilakan mengubah gambar dan foto dua dimensi jadi objek tiga dimensi.

Sang raksasa asal Redmond itu memang tidak ingin membuat user menanti kehadiran Microsoft Paint 3D terlalu lama. Lewat preview build 14959 yang digulirkan pada hari Kamis, para peserta program Windows Insiders sudah diperkenankan menjajal aplikasi olah grafis tersebut, bisa diperoleh di Windows Store. Dan bersamaan dengan itu, Microsoft turut membuka akses ke situs Remix3D.

Paint 3D 2

Sedikit membahas mengenai MS Paint 3D Preview, Microsoft mengklaim bahwa aplikasi ini tetap mudah digunakan seperti pendahulunya, tapi penampilannya jauh lebih menarik dan dibekali beragam fitur baru. Ia memungkinkan user menciptakan objek 3D secara simpel, atau sekedar memindai via smartphone. Anda dapat mengombinasikan gambar 3D dengan latar dua dimensi, fungsinya bisa diibaratkan seperti PhotoShop atau Cinema 4D kelas entry-level. Selanjutnya, pengguna dipersilakan mencetak kreasi mereka di 3D printer atau mengunggahnya ke Facebook.

Microsoft Remix3D berfungsi sebagai platform download dan upload model-model 3D. Setelah mendaftarkan diri via Microsoft, pengunjung segera disambut dua tab di menu, yaitu Discover dan My Stuff. Discover terbagi dalam empat komponen, antara lain pilihan para staf, 3D essentials, starter kits dan Community. Khusus di segmen staff picks, Anda bisa menemukan beragam kreasi menarik dari mulai robot Imperial AT-AT sampai alien lucu.

Paint 3D 1

Starter kit sendiri menyediakan pilihan gambar 3D untuk segera Anda gunakan, contohnya grup Ocean Creatures, koleksi Home Décor, hingga grup Xbox.

Salah satu aspek istimewa dari Remix3D adalah Anda bisa memeriksa dan mengakses tampilan preview 3D sebelum mengunduhnya ke PC. Cukup dengan menekan tombol thumbnail, user segera dibawa ke tampilan stand-alone. Untuk memutar-mutar objek, kita tinggal mengklik dan menggeser mouse.

Bagaimana dengan integrasi antara Paint 3D dan Remix3D? Saat app selesai Anda instal, akan ada pilihan untuk menciptakan emoji kustom berisi opsi Get Started. Ia akan mengarahkan user ke board Emoji di website Remix3D. Di sana, Anda disuguhkan gambar-gambar familier.

Paint 3D 3

Ingin segera mengutak-atik Remix3D? Sayang sekali kita harus bersabar karena website baru dapat digunakan user di kawasan Amerika, Inggris, Kanada dan Selandia Baru.

Via The Verge, Digital Trends & Windows Central.

Wolfprint 3D Luna Merupakan Upaya ‘Memasukkan Manusia’ ke Virtual Reality

Aspek penyediaan konten sama krusialnya dengan pengembangan teknologi virtual reality. Dan bagi Wolfprint 3D, tim developer kecil asal Estonia, VR dapat dimanfaatkan untuk menciptakan hubungan antar manusia yang autentik. Cara mereka sendiri ialah lewat pemindai tiga dimensi, mereka yakin inilah ‘mata rantai yang hilang’ dalam upaya membawa masuk user ke alam VR.

Kreasi Wolfprint 3D tersebut sangat unik, sebuah kapsul berbentuk telur raksasa bernama Luna. Alat ini adalah scanner 3D sekaligus booth foto masa depan, dipamerkan di sebuah pusat perbelanjaan di Estonia, mempersilakan user memindai tubuh mereka buat menciptakan versi digital diri dalam kualitas sangat tinggi. Prosesnya cepat, sederhana, dan murah; apalagi Luna tidak membutuhkan operator.

Kepada Digital Trends, CEO Wolfprint 3D Timmu Tõke menjelaskan bahwa pengoperasian Luna hampir mirip booth foto. Anda tinggal masuk, lalu perangkat segera mengambil foto beberapa kali, dan Anda tinggal memilih mana yang disukai. Penyajiannya berlangsung singkat dan intuitif. Tõke mengestimasi jika Luna ditaruh di satu lokasi, ia sanggup melakukan scanning sebanyak 350 sampai 400 kali tiap hari.

Luna memungkinkan konsumen memindai wajah mereka dan menaruhnya di ‘tubuh’ siapapun, bisa jadi atlet atau tokoh kartun favorit. Selanjutnya, hasil scan dapat dimanfaatkan jadi avatar dalam video game, aplikasi virtual reality, atau dicetak di printer 3D.

Dahulu, layanan seperti ini cuma bisa tersedia di studio-studio 3D scanning, dan harga jasanya sangat mahal. Untuk sekali pemindaian, Anda harus merogoh kocek hingga US$ 400. Awalnya bisnis Wolfprint 3D ialah memberikan servis serupa, tapi akhirnya mereka memutuskan buat menciptakan unit scanner 3D portable. Dengan Luna, user hanya perlu mengeluarkan uang US$ 10 saja, atau US$ 50 jika menginginkan versi figurine dari tubuh mereka.

Wolfprint 3D Luna 1

Wolfprint 3D telah menggandeng beberapa perusahaan rekan untuk membantu mereka menjual karakter, animasi, sampai konten-konten berlisensi; dan saat ini sedang berdiskusi bersama Paramount serta Nike. Selain memperoleh pemasukan dari jasa dan penjualan merchandise, developer juga memonetisasi API, menyuguhkan biaya berlangganan bagi pencipta konten (studio game atau perusahaan VR). Pembuatan satu unit Luna sendiri membutuhkan dana kurang lebih US$ 8 ribu.

Layanan portable scanner 3D Luna sebetulnya sudah diluncurkan dari bulan Februari 2016. Sejak saat itu, Wolfprint 3D telah memindai lebih dari 3.500 individu, dan database mereka tumbuh rata-rata 70 persen tiap bulan. Ke depannya, developer berencana membuka 15.000 booth di Amerika Serikat.

Sumber: Seedinvest & LunaScanner.com.

Ossic X Ialah Headphone 3D Pertama yang Bisa Beradaptasi Dengan Anatomi Telinga

Manusia normal dapat melihat segala hal yang ada di hadapannya, tapi berkat telinga, kita bisa mengetahui keadaan sekitar tiap saat. Melihat krusialnya indra pendengaran, developer dari San Diego mengajukan sebuah pertanyaan: kapan terakhir kali headphone mampu membawa penggunanya hadir di tempat virtual, dan bukan cuma sekedar menyajikan suara?

Mencoba menawarkan alternatif terbaik bagi penikmat konten digital, Ossic (dahulu dikenal sebagai Sonic VR) memperkenalkan Ossic X. Dari deskripsi tim penciptanya, Ossic X adalah headphone 3D pertama di dunia yang secara otomatis dapat ter-kalibrasi ke telinga, meningkatkan sensasi ruang dan lebih akurat dalam reproduksi suara. Menariknya lagi, headphone dirancang agar ekstra-fleksibel, bisa menangani musik sampai mendukung VR.

Ossic X memanfaatkan algoritma audio 3D serta sistem head-tracking. Dan dengan menyesuaikan output ke anatomi telinga dan kepala pengguna, kualitas suara jadi tersuguh lebih baik serta memastikan penyampaiannya presisi. Developer menjanjikan, Ossic X mempunyai level immersive 10 kali lebih besar dari teknologi headphone saat ini. Sumber bunyi dirancang sedemikian rupa agar seolah-olah datang dari luar dan tidak tersemat di satu tempat.

Ossic X 01

Ossic memasangkan delapan driver terpisah yang dapat bekerja sama buat mengeluarkan suara optimal. Teknik tersebut memungkinkan telinga berinteraksi secara natural ke gelombang audio seperti sewaktu kita mendengar bunyi-bunyian sesungguhnya. Menurut developer, cara manusia mendengar berbeda-beda. Ada tiga faktor utama yang memengaruhinya: posisi sumber suara, ukuran kepala dan bentuk telinga.

Dan di era meroketnya kepopularitasan virtual reality, Ossic X bisa menjadi pelengkap esensial. Headphone diklaim mampu memberikan kita persepsi arah dan meningkatkan kesan kehadiran – me-render-nya di koordinat x, y serta z. Dan fitur unik ini tetap berguna seandainya Anda memilih untuk menikmati game secara biasa, terutama pada judul-judul mutliplayer kompetitif, apalagi ditambah dukungan boomless mic.

Ossic X 03

Untuk musik sendiri, Ossic X mampu mensimulasikan setup speaker atau ruang akustis ideal, sehingga lagu tersaji layaknya yang diinginkan oleh sang musisi. Proses kalibrasi berlangsung begitu Anda mengenakan Ossic X. Secara instan, data akan dikalkulasi algoritma pintar berdasarkan bentuk telinga dan posisi buat menentukan seperti apa output-nya. Dan dengan dilengkapi koneksi AUX atau USB, headphone dapat kompatibel ke beragam device.

Ossic X saat ini sudah bisa dipesan di situs crowdfunding Kickstarter. Jika Anda memutuskan untuk jadi backer, headphone dapat dimiliki seharga mulai dari US$ 220 (US$ 180 lebih murah dari harga retail). Pengiriman rencananya akan dilakukan pada bulan Desember 2016.

Cuma Butuh 40 Menit Bagi Game Yooka-Laylee Untuk Raih Target Kickstarter

Jika pernah menikmati Banjo-Kazooie, saya berani jamin Anda memiliki masa kecil (atau masa muda) yang menyenangkan. Dibuat oleh studio di belakang Donkey Kong Country 2 asal Inggris, Rare, game itu meraih banyak pujian dan sukses secara komersil. Namun 15 tahun setelah sekuelnya dilepas, kabar mengenai kelanjutan seri tersebut tidak pernah terdengar lagi. Continue reading Cuma Butuh 40 Menit Bagi Game Yooka-Laylee Untuk Raih Target Kickstarter

Horee Mall Coba Keberuntungan dengan Andalkan Unsur Visual di Layanan E-Commerce

Konsep belanja Horee Mall mengadopsi perilaku masyarakat di mall secara umum / Horee Mall

Persaingan di industri e-commerce yang mulai terlihat riuh memaksa vendor penyedia layanan untuk terus berinovasi memberikan layanan terbaik. Ingin beda dengan sistem e-commerce pada umumnya, PT Horee Inovasi Indonesia beberapa waktu lalu meluncurkan platform Horee Mall Indonesia, sebuah sistem e-commerce dengan tampilan 3D. Continue reading Horee Mall Coba Keberuntungan dengan Andalkan Unsur Visual di Layanan E-Commerce

Carbon3D Gunakan Sinar UV Untuk Mencetak 3D Dari Cairan

Belakangan, istilah 3D printing memang langsung mengingatkan pada perangkat cetak berbasis thermoplastics. Padahal pendekatan tersebut sudah dikembangkan ke beragam iterasi, dari mulai pena untuk menggambar di udara hingga 3D printer kue dadar. Tapi saya yakin metode print yang diusung oleh Carbon3D mampu membuat Anda terkagum-kagum. Continue reading Carbon3D Gunakan Sinar UV Untuk Mencetak 3D Dari Cairan

Simak Sejarah Perkembangan Grafis Game Dalam Seri Video Menarik Ini

Dengan berkembangnya yang sangat pesat, video game kini merupakan industri raksasa, lapangan pekerjaan, pop culture, serta kebanggaan bagi para fansnya. Banyak orang perpendapat, grafis kini tidak lagi menentukan kualitas sebuah permainan. Tapi tanpa evolusi dan kemajuan grafis, mungkin video game tidak secanggih sekarang. Continue reading Simak Sejarah Perkembangan Grafis Game Dalam Seri Video Menarik Ini