Kolaborasi Riot Games dan Universal Music akan Menggarap Soundtrack Worlds 2020

Setelah menghadapi ketidak pastian dan terancam dibatalkan, League of Legends World Championship 2020 resmi akan digelar di Shanghai, Tiongkok, bulan September 2020 mendatang. Sambil mengiringi persiapan perhelatan turnamen tertinggi game League of Legends, baru-baru ini Riot Games mengumumkan sudah bekerja sama dengan Universal Music Publishing Group untuk menggarap soundtrack bagi perhelatan kompetisi Worlds 2020.

Seperti yang sudah pernah dikerjakan oleh Riot Games pada beberapa tahun terakhir, secara konsisten Riot Games menggarap segala elemen dari turnamen Worlds dengan sungguh-sungguh. Setelah beberapa kali berkolaborasi dengan berbagai musisi dalam menulis lagu gelaran kompetisi World Championship, di tahun 2018 Riot Games meluncurkan pertama kali kolaborasi girl band K/DA dan penyanyi sungguhan pada acara pembukaan Worlds 2018. Tanpa terduga strategi yang diterapkan Riot Games meraih sukses yang signifikan.

via: Riot Games
via: Riot Games

Percobaan yang sama kembali diterapkan Riot Games di tahun berikutnya. Kali ini bahkan Riot Games memamerkan kerja samanya dengan luxury brand Louis Vuitton melalui penampilan True Damage ditambah dengan logo khasnya pada apparel merchandise dan in game item edisi terbatas saat Worlds 2019 diselenggarakan di Paris, Prancis.

Rencananya nanti akan dirilis sebanyak 6 lagu sebagai soundtrack gelaran kompetisi Worlds 2020. Sejumlah artis dan penulis lagu yang bernaung di bawah manajemen Universal Music sudah berkumpul dan menggodok ide selama selama beberapa kali di studio milik UMPG di Shanghai.

Berikut adalah artis yang mengambil bagian dalam proses pembuatan soundtrack gelaran kompetisi Worlds 2020: Matzka, Gong, Chiyo, Moi Yang, Nia Yang, Tian Mi, Xiao Junfeng, Rtruenahmean, JZlee, Daniel Kim, Dru Chen, Laird Yu, Chris Lyon, dan Rabitt. Matzka, Gong, dan Chiyo sejauh ini adalah artis yang tengah populer dan dikenal luas di region Tiongkok.

via: UMG
via: UMG

Dalam sebuah keterangan kepada Dotesports, Leo Lin, Head of Riot Games China menyatakan, “ketika musik berpadi dengan game, itu adalah hal yang mengasyikkan. Saya bersemangat untuk merayakan kejuaraan Worlds yang ke-10 dengan berbagai gaya dengan berkolaborasi dengan UMPG.”

Karena seluruh kegiatan Worlds 2020 akan diselenggarakn di Tiongkok maka dipilih juga deretan artis yang memiliki jumlah penggemar di skena lokal atau setidaknya region Asia. Hanya saja hal itu tidak sepenuhnya meutup kemungkinan bahwa akan ada penampilan antara artis yang dikenal juga di luar pasar Tiongkok. Mari kita nantikan perilisannya beberapa waktu mednatang.

 

SteelSeries GameSense kini Hadir Untuk League of Legends

Ketika bicara soal Gaming Gear, ada banyak faktor yang menentukan bagus atau tidaknya suatu produk. Bagus pun selalu relatif bagi masing-masing pembeli, ada yang menganggap Gaming Gear bagus kalau nyaman digunakan, ada yang menganggap Gaming Gear bagus kalau punya performa tinggi, atau ada juga yang menganggap Gaming Gear bagus kalau punya gimmick seru yang menyenangkan.

Produsen peripheral gaming asal Swedia, SteelSeries, mungkin bisa dibilang jadi salah brand yang cukup cekatan melengkapi aspek-aspek tersebut. Dari sisi gimmick seru yang menyenangkan, baru-baru ini, produsen peripheral gaming yang berdiri sejak 2001 tersebut, mengumumkan kehadiran fitur GameSense untuk League of Legends.

Sumber: SteelSeries
Sumber: SteelSeries

Fitur GameSense bisa dibilang sebagai salah satu fitur gimmick andalan milik SteelSeries. Fitur ini memungkinkan lampu RGB pada peripheral SteelSeries merespon mengikuti keadaan game yang sedang Anda mainkan. Untuk League of Legends, lampu RGB akan menjadi indikator atas kejadian yang sedang terjadi di dalam game.

Fitur GameSense dapat menjadi indikator terhadap informasi yang paling umum di dalam game League of Legends, seperti jumlah Gold, HP, Mana. Tidak berhenti sampai situ, GameSense ternyata juga bisa mendeteksi kejadian-kejadian spesifik di dalam game informasi hidup/mati Baron dan Dragon, ataupun durasi buff Baron.

Selain League of Legends, fitur GameSense saat ini sudah mendukung beberapa game terpopuler, seperti CS:GO, ataupun Dota 2. Tak hanya itu, fitur ini juga mendukung salah satu aplikasi komunikasi suara khas gamers, Discord.

Sumber: SteelSeries
Sumber: SteelSeries

Melihat bagaimana cara GameSense bekerja, sepertinya ini akan menjadi menarik, mungkin terutama bagi Anda yang merupakan seorang Game Streamer. Mungkin Anda bisa setup satu kamera khusus menyorot Keyboard, untuk menampilkan indikator dalam game tersaji lewat lampu RGB peripheral merek SteelSeries yang Anda miliki.

Untuk kompetitif? Mungkin akan agak sulit. Saya sendiri memang belum mencobanya. Tapi dalam bayangan saya, sepertinya agak tidak mungkin melihat indikator apapun itu ke arah Keyboard atau Mouse ketika sedang dalam kemelut pertarungan MOBA, atau sedang berusaha mengamankan momen Clutch 1 vs 5 dalam game FPS.

Honda Kibarkan Benderanya di Summoner’s Rift League of Legends Championship Series

Kerja sama di antara brand dengan organisasi esports atau bahkan studio game dapat dimanifestasikan dengan berbagai cara. Selain logo placement pada jersey yang sudah begitu familiar, esports memberikan ruang lebih bagi brand untuk bisa membangun awareness akan produk mereka.

In game banner dan broadcast segment menjadi beberapa contoh dari ruang yang bisa diisi oleh brand dalam menjalin kerja sama di ranah esports. Sekalipun baru dalam waktu yang cukup singkat diperkenalkan, Riot Games bisa memberikan daya tarik dan menjadikan kerja sama di ranah esports bagi brand non endemik terlihat kian menjanjikan. In game banner yang diluncurkan oleh Riot Games beberapa waktu lalu kini menarik brand Honda untuk mengikat kerja sama dengan League of Legends Championship Series.

via: Riot Games
via: Riot Games

Kurang lebih 3 bulan yang lalu Riot Games mengumumkan peluncuran fitur in game banner. Aplikasinya hampir mirip dengan opsi meletakkan logo pada sisi-sisi gelanggang olahraga hanya saja berada di dalam ruang digital. Mastercard dan Alienware tercatat sebagai brand pertama yang mengisi ruang itu secara global. Saat ini liga profesional League of Legends tercatat sudah beroperasi di 12 region dan mempunyai otonomi masing-masing untuk bekerja sama dengan sponsor maupun brand manapun.

Seperti yang dilansir dalam rilis resmi Leaegue of Legends, perusahaan manufaktur mobil asal Jepang, Honda, dinyatakan menjadi brand pertama yang mengisi in game banner bagi League of Legends Championship Series yang secara khusus beroperasi di region Amerika Utara. Di waktu bersamaan Honda juga akan memiliki segmen tersendiri bertajuk Honda Performance Play selama tayangan LCS untuk membahas top plays yang terjadi sepanjang pertandingan.

Sebagai catatan tambahan Honda kian yakin memperkuat brandingnya di ranah esports League of Legends setelah menjadi sponsor utama bagi ajang pencarian talenta baru esports LoL melalui program LCS Honda Scouting Ground.

via: Riot Games
via: Riot Games

Jika ditilik dari segi bisnis, in game banner adalah pilihan yang sangat tepat untuk menjadi media promosi bagi brand saat ini. Mengingat situasi pandemi yang masih terus berlangsung, hampir tidak mungkin menjalankan pertandingan secara offline. Malahan siaran pertandingan esports kini bisa diakses oleh khalayak yang lebih luas daripada gelaran pertandingan offline terlepas dari region dan perbedaan waktu, selama terhubung dengan internet.

Faker Dicadangkan, Organisasi Esports T1 Mendapat Ancaman dari Fans

Dalam beberapa waktu terakhir skena kompetitif League of legend Korea Selatan mendadak dihebohkan. Pasalnya adalah tim T1 yang saat ini masih berlaga di LCK Summer Split 2020 tidak menurunkan Lee “Faker” Sang-hyeok sebagai pengisi posisi mid lane pada pertandingan minggu ke-8 yang lalu.

Kehebohan segera menjalar di dalam komunitas penggemar League of Legends, terlebih bagi mereka yang mengidolakan sosok Lee “Faker” Sang-hyeok. Menurut beberapa orang, dengan mendudukkan Faker di bangku cadangan adalah  sebuah penghinaan akan prestasinya. Sebagai catatan bersama tim T1 Faker sudah pernah memenangkan 3 kali gelar kejuaraan dunia. Apa lacur ketika tim T1 justru belum pernah kembali meraih juara di World Championship sejak tahun 2017.

Sekalipun pada pertandingna yang lalau Faker dicadangkan dan digantikan oleh Lee “Clozer” Ju-hyeon, pemain muda berumur 17 tahun, kemenangan T1 atas tim SeolHaeOne Prince nyatanya belum cukup meredam gelombang protes dari komunitas penggemar. Tercatat pada pertandingan itu Clozer bisa memberikan performa solid dan memenangkan pertandingan, 2-0 tanpa balas. Kemenangan tim T1 atas lawannya di pekan kemarin turut mengamankan 1 tiket bagi tim T1 untuk dapat berlaga di fase playoff LCK 2020 Summer Split.

Adapun belakangan ini gelombang kekecewaan dari komunitas penggemar League of legends telah mencapai tahap yang mengkhawatirkan. Tidak hanya sekadar komentar ataupun keberatan yang dilontarkan, di beberapa waktu lainnya muncul juga ancaman pembunuhan bagi pelatih dari tim T1, Kim “kim” Jeong-soo.

Lee "Clozer" Ju-hyeon | via oneesports
Lee “Clozer” Ju-hyeon | via oneesports

Tidak dapat dipungkiri bahwa sebuah tim profesional tidak akan terlepas dari penggemar yang memberikan komentar akan hasil ataupun permainan yang kurang memmuaskan yang ditunjukkan oleh player saat bertanding. Hanya saja tanpa terduga fanatisme dari penggemar esports League of Legends di Korea Selatan malahan sudah terbilang kelewatan ketika melakukan tindakan yang mengancam sekalipun disampaikan secara online.

Dari sebuah tweet, Joe Marsh sebagai CEO dari organissasi esports T1 menyatakan akan menempuh upaya hukum untuk menanggapi serangan dan ancaman yang diarahkan kepada anggota tim dari T1 maupun staf lainnya. Dengan adanya Faker dan talenta menjanjikan dari Clozer di posisi mid laner sebenarnya T1 akan memiliki peluang lebih besar untuk terus melaju di LCK Summer Split 2020. Kedalaman champion pool dan roster akan membawa potensi performa tim menjadi stabil bahkan meningkat di masa mendatang.

Organisasi Esports T1 Perpanjang Kontrak Eksklusif dengan Twitch

T1 baru saja mengumumkan perpanjangan kerja sama bersama platform layanan streaming, Twitch. Di waktu sebelumnya Twitch sudah pernah menjadi platform eksklusif yang menyiarkan konten tim divisi League of Legends T1 yang bermain di LCK beberapa waktu terakhir.

Dengan adanya pembaruan perjanjian kerja sama antara Twitch dan T1, nantinya tim T1 akan menghadirkan streamer, content creator, dan pro player dari berbagai divisi game lainnya yang bernaung di bawah manajemen T1.

T1 x Twitch | via: T1
T1 x Twitch | via: T1

Jika ditilik dari segi bisnis, organisasi esports T1 tercatat sebagai organisisasi yang menjanjikan. Hal itu dapat terlihat dari kerja sama yang terjalin antara organisasi esports T1 dengan beberapa brand non endemik di ranah gaming dan esports. Prestasi tim divisi League of Legends T1 dengan memenangkan 3 kali kejuaraan dunia League of Legends cukup mengukuhkan prestasi mereka dan di saat bersamaan terlihat meyakinkan bagi banyak perusahaan lain untuk menjalin kerja sama dengan T1. Perusahaan manufaktur mobil BMW, apparel brand Nike, dan Samsung Odyssey adalah beberapa nama brand besar yang sudah terlebih dulu menjalin kerja sama dengan T1.

“Saya dan tim merasa senang unutk dapat melanjutkan kegiatan streaming kami dan terhubung dengan penggemar kami melalui Twitch,” ungkap Lee “Faker” Sang-Hyeok kepada Inven Global, “saya berharap para penggemar bisa terus memberikan dukungannya kepada kami.”

Kepopuleran organisasi esports T1 melalui tim League of Legends-nya sudah merambah lebih jauh dari sekadar batas negara. Lee “Faker” Sang-Hyeok sebagai salah satu pemain superstar yang bergabung dengan tim T1 berhasil menarik fans dan pendukung yang antusias dari banayak negara berbeda di dunia.

Faker |via: oneesports
Faker |via: oneesports

Hal yang menarik juga baru saja terjadi dalam organsisasi esports T1. Lee “Faker” Sang-Hyeok tercatat mendapatkan proteksi asuransi untuk tangan kanannya dengan nilai yang tidak main-main. Uang sebanyak 1 milyar Won Korea akan menjadi jumlah yang dibayarkan kepadanya jika terjadi sesuatu yang tidak memungkinkan Faker beraktivitas menggunakan tangan kanannya.

Dalam sebuah pernyataan Sunita Kaur, Managing Director of APAC Twitch menyampaikan, “kemitraan dengan T1 selanjutnya akan memperdalam hubungan antara tim T1 dengan audiens esports yang antusias pada platform Twitch yang ingin belajar dari tim terbaik dan sekaligus terhibur oleh player favorit mereka.”

Riot Bakal Tetap Adakan League of Legends World Championship 2020 di Shanghai

Beberapa bulan belakangan, banyak kompetisi olahraga yang harus dibatalkan karena pandemi virus corona. Namun, turnamen esports masih bisa diadakan, meski sebagian besar diselenggarakan secara online. Riot Games baru saja mengumumkan rencana mereka terkait League of Legends World Championship (LWC) tahun ini. Mereka mengatakan, mereka akan tetap mengadakan turnamen internasional tersebut di Shanghai, Tiongkok.

Sejak 2014, Riot biasanya mengadakan LWC di beberapa kota di satu negara. Namun, pada tahun ini, LWC 2020 hanya akan diadakan di Shanghai. Riot menjelaskan, alasan mereka tidak mengadakan tur nasional tahun ini dan hanya menggelar LWC di Shanghai adalah untuk memudahkan mereka memantau kesehatan para para pemain dan staf. LWC 2020 akan diselenggarakan mulai dari 25 September sampai 31 Oktober 2020. Babak final dari turnamen tersebut akan digelar di Pudong Football Stadium.

“Kami memonitor dampak dari COVID-19 dengan ketat,” kata CEO Riot Games, Nicolo Laurent, seperti dikutip dari ESPN. “Kami bekerja sama dengan pemerintah di level lokal dan nasional serta badan konsultasi risiko dan kami juga terus mengikuti pedoman dari berbagai organisasi kesehatan di seluruh dunia.”

Riot juga mengungkap, jika keadaan memungkinkan, para fans League of Legends akan bisa menonton LWC 2020 secara langsung di Pudong Football Stadium. Namun, mereka belum menjelaskan protokol kesehatan yang akan mereka tetapkan untuk memastikan para penonton aman dari COVID-19. Bulan lalu, dikabarkan bahwa Riot Games akan menerapkan protokol kesehatan “bubble system.

Pada Februari 2020, Riot sempat menghentikan liga League of Legends Pro League di Tiongkok karena pandemi. Turnamen itu kemudian kembali diselenggarakan dengan format online. Sementara itu, pada April 2020, Riot memutuskan untuk membatalkan League of Legends Mid-Season Invitational (MSI). Pasalnya, mereka ingin fokus untuk menyelenggarakan LWC 2020 di Shanghai.

Riot juga mengungkap rencana mereka tentang LWC 2021. Mereka mengatakan, mereka akan kembali mengadakan turnamen itu di Tiongkok. Tahun depan, mereka berencana mengadakan LWC 2021 di beberapa kota di Tiongkok. Terakhir kali LWC diadakan di Tiongkok adalah pada 2017. Ketika itu, LWC diadakan di tiga kota, yaitu Wuhan, Guangzhou, dan Shanghai. Sementara babak final dari turnamen tersebut diadakan di National Stadium, di Beijing.

Gabriela “Harumi” Gonçalves Pro Player Perempuan Pertama di Liga Profesional League of Legends Brazil

Skena kompetitif League of Legends Brazil menyorot penampilan Gabriela “Harumi” Gonçalves sebagai perempuan pertama yang bertanding di liga Circuito Desafiante Summer Split 2020. Bersama Rensga eSports, Harumi menjalani liga yang mulus dan berpeluang besar memenangkan slot promosi ke divisi utama, CBLoL.

Rensga eSports memulai perjalan Circuito Desafiante Summer Split 2020 dengan menambahkan Silaz “Hylen” Paz dan Gabriela “Harumi” Gonçalves ke dalam formasi mereka. Secara berturut-turut mereka mengisi role midlane dan support.

Hasilnya terlihat dari raihan tim Resnga eSports di Circuito Desafiante Summer Split 2020 membaik  dan bisa melangkahkan kaki ke babak playoff, selangkah lebih dekat menuju tangga promosi.

via: Twitter Rensga Esports
via: Twitter Rensga Esports

Sebelumnya di skena esports League of Legends Brazil juga sudah pernah muncul nama Geovana “Revy” Moda dan Júlia “Mayumi” Nakamura yang bermain dengan cukup baik, hanya saja kedua player di atas belum pernah terdaftar dan berlaga bersama tim yang berkompetisi di Curcuito Desafiantes maupun CBLoL.

Pada putaran pertama Rensga eSports berhasil finis di posisi kedua di bawah tim RED Canids. Sekalipun sempat terseok di minggu-minggu awal, memasuki minggu kelima, Rensga eSports menemukan momentum dan strategi untuk bertanding dan menang atas tim lain.

Tim RED Canids, Team oNe eSports, Havan Liberty adalah 3 tim teratas lainnya dari fase liga akan terus bertanding ke babak playoff yang akan dimulai tanggal 10 Agustus mendatang.

Di tahun yang lalu juga muncul fenomena roster perempuan di League of Legends region CIS. Sayangnya selain diragukan, tim Vaevictis eSports tercatat mendapatkan 14 kekalahan beruntun. Respon dari komunitas League of Legends pun cukup negatif saat menilai raihan tim Vaevictis eSports di LCL 2019.

4 Tim Teratas BRCC SUmmer Split | via: lolesports
4 Tim Teratas BRCC SUmmer Split | via: lolesports

Pada disiplin game lain sudah pernah muncul pro player perempuan yang bermain di kompetisi tertinggi. Misalnya pada game Overwatch, tercatat Kim “Geguri” Se-Yeon dan Gabriela “Win98” Vieira,masing-masing memiliki skill yang mumpuni.

Sekalipun sering dicibir dan diragukan, Geguri membuktikan dirinya pantas bermain di Overwatch League bersama tim Shanghai Dragons. Sedangkan Win 98 menjadi perempuan pertama yang memenangkan kompetisi Overwatch Contenders region Amerika Selatan.

Secara umum kegiatan gaming dan esports dipandang sebagai dunia yang didominasi laki-laki. Sedangkan menurut survei, secara umum, jumlah laki-laki dan perempuan yang aktif bermain jumlahnya cukup berimbang. Sudah seharusnya esports menjadi ekosistem yang mementingkan skill dan bisa lebih terbuka bagi siapapun.

Riot Korea Membuat Reality Show Pencarian Bakat League of Legends

Soal regenerasi memang masih menjadi pembahasan penting di dalam ekosistem esports. Sejauh ini, ekosistem sudah mulai mempertimbangkan soal regenerasi lewat beberapa cara. Liga kasta kedua seperti MLBB Developmental League jadi salah satu contoh. Tapi selain itu ada juga yang mencoba hadir dengan konsep unik, menggabungkan esports dengan Reality Show.

Dalam skena lokal, kita sudah melihat First Warriors, sebuah kompetisi esports Free Fire dalam balutan acara Reality Show yang dibesut oleh First Media. Pada skena internasional, ada Riot Korea kini akan membuat sebuah Reality Show ala televisi, untuk mencari bintang League of Legends baru.

Acara tersebut bernama LoL THE NEXT, yang akan diselenggarakan dengan konsep Reality Show ala K-Pop. Dalam kompetisi ini, akan ada 100 pemain League of Legends dengan rank Diamond, beradu melalui audisi yang ketat. Nantinya hanya diambil 10 pemain saja, yang akan dibagi ke dalam 2 tim.

Sepuluh pemain yang tersisa ini akan dilatih oleh para pemain LoL profesional Korea Selatan. Untuk saat ini ada empat sosok yang akan menjadi mentor bagi tim-tim tersebut. Ada Lee Jae-wan (Wolf), Heo Won-seok (PawN), Kim Jong-in (PraY), dan Jang Gyeong-hwan (MaRin). Pembuktian terakhir akan dilakukan di LoL Park, rumah dari gelaran salah satu kompetisi League of Legends kasta satu dunia, LCK.

Tim yang berhasil menjadi juara akan mendapatkan semacam “kesempatan khusus” dan juga hadiah sebesar 50 juta won Korea (sekitar 600 juta rupiah). Menarik melihat apa yang akan disajikan oleh Riot Korea untuk ekosistem esports League of Legends di sana. Tak sekadar menarik, konsep seperti ini mungkin bisa membantu esports agar dikenal khalayak umum, karena masyarakat Korea Selatan yang terbilang terbiasa dengan ajang pencarian bakat ala K-Pop.

LCK kembali diadakan.
Mencari siapa yang akan jadi Faker berikutnya mungkin masih jadi hal tersulit bagi liga LCK hingga saat ini. Sumber: Riot Games

Korea Selatan sendiri memang bisa dibilang sebagai salah satu kiblat dari ekosistem League of Legends. Terakhir kali, perubahan besar yang terjadi di sana adalah sistem liga LCK, yang berubah dari liga terbuka menjadi Franchise Model untuk tahun 2021. Pengumuman ini langsung segera menarik minat organisasi barat seperti FaZe Clan atau NRG Esports, walau pada akhirnya hanya organisasi asal Korea Selatan saja yang mendaftar untuk liga Franchise LCK 2021.

T1 Kerja Sama dengan Hana Bank, Buat Produk Finansial untuk Fans Esports

T1 Entertainment & Sports, organisasi esports joint venture dari SK Telecom dan Comcast, mengumumkan bahwa mereka telah menjalin kerja sama dengan Hana Bank. Melalui kerja sama ini, keduanya akan mengembangkan produk finansial untuk fans esports yang masih relatif muda. Selain itu, T1 juga akan mempromosikan aplikasi dari Hana Bank, Hana 1Q, pada jersey mereka.

“Dengan melakukan kolaborasi bersama T1, Hana Bank berusaha untuk menjangkau konsumen muda, meningkatkan kesadaran masyarakat akan keberadaan aplikasi Hana 1Q, dan memperluas cakupan industri finansial melalui esports,” kata Head of Future Finance Projects, Hana Bank, Yeom Jeong-ho, seperti dikutip dari Esports Insider.

t1 hana bank
Hana Bank boleh menamai lantai pertama dari markas T1 di Seoul.

Dari kerja sama dengan T1, Hana Bank juga mendapatkan hak untuk menamai lantai pertama dari markas T1 di Gangnam, Seoul. Mereka memutuskan untuk menggunakan nama Hana 1Q-T1 Hall of Fame. Terakhir, para pemain T1 akan mendapatkan layanan finansial dan asuransi untuk cedera dari Hana Bank.

“Saya senang karena saya dan teman-teman pemain profesional di T1 mendapatkan kesempatan untuk mempersiapkan masa depan kami melalui kerja sama dengan Hana Bank ini,” kata Lee “Faker” Sang-hyeok, pemain League of Legends dari T1. Faker dianggap sebagai salah satu pemain League of Legends terbaik dunia. Dia memperpanjang kontraknya dengan T1 selama tiga tahun pada Februari 2020. Setelah dia pensiun sebagai pemain profesional, dia akan langsung masuk menjadi bagian tim eksekutif dari T1.

Beberapa tahun belakangan, semakin banyak perusahaan non-endemik yang tertarik untuk menjadi sponsor esports. Misalnya, perusahaan otomotif BMW yang menjadi sponsor dari T1 dan beberapa organisasi esports lainnya. Sama seperti Hana Bank, tujuan BMW bekerja sama dengan T1 adalah untuk meningkatkan kesadaran generasi muda akan merek mereka.

Tim League of Legends T1 dianggap sebagai salah satu tim terbaik dunia. Pasalnya, mereka telah memenangkan tiga League of Legends World Championships. Selain itu, mereka juga telah memenangkan League of Legends Champions Korea sebanyak delapan kali. Tak hanya di League of Legends, T1 juga memiliki tim yang bertanding di StarCraft II, PUBG, dan Fortnite.

Bersiap untuk LCK 2021, Sehun EXO Jadi Bergabung Dengan Tim Esports SeolHaeOne Prince

Anggota boyband EXO asal Korea Selatan, Oh Se-hun, diumumkan menjadi salah satu pemegang saham dari organissasi esports, APE Sports. Saat ini APE Sports memiliki tim yang sedang berlaga di gelaran turnamen LCK  dengan nama SeolHaeWon Prince.

Bertambahnya beberapa nama pesohor dari industri Kpop ke dalam ranah esports adalah fenomena yang menarik tetapi tidak mengejutkan. Setelah sekian lama industri gaming dan esports berkembang, semakin banyak juga orang yang bisa mengasosiasikan diri sebagai gamer dan kegiatan esports.

Beberapa waktu yang lalu salah satu anggota dari boyband Super Junior, Kim Hee-chul, turut serta dalam pendanaan organisasi esports bernama BRION E-sports. Dengan pendanaan yang diterima, mereka bersiap untuk dapat berpartisispasi pada format baru LCK 2021.

Sehun EXO | via: SeolHaeOne prince
Sehun EXO | via: SeolHaeOne prince

Dalam pernyataannya Kim Ok-jin, Game Manager APE Sports, menyampaikan, “elemen dari olahraga dan entertainment saling berdampingan di dalam esports, kami meyakini bahwa bekerja sama dengan Sehun dari EXO yang dapat dinyatakan sukses mendunia di industri entertainment, akan menjadi hal yang sangat membantu.”

Menilik performa dari tim SeolHaeOne Prince, sampai sejauh ini di LCK Summer 2020 tim SeolHaeOne Prince berada di peringkat ke-9. Pada LCK Spring Split 2020, tim SeolHaeOne Prince berhasil finis di tempat ke-7. Meskipun demikian untuk dapat terus bertahan di industri esports tidak selalu diukur dari kemenangan tim saja, keberhasilan membangun penggemar yang fanatis akan mendatangkan dukungan pada tim favoritnya dengan banyak cara lainnya.

SeolHaeOne Princa dan Edward Gaming| via: esports observer
SeolHaeOne Princa dan Edward Gaming| via: esports observer

Di waktu yang kurang lebih sama APE Sports mengumumkan juga menjalin kerja sama dengan organisasi esports dari Tiongkok, Edward Gaming. Lebih lanjut lagi mengenai kemitraan ini, APE Sports akan menjadikan tim LoL Edward gaming sebagai sister team dari tim LoL SeolHaeOne Prince.

Rencananya kedua organisasi esports tersebut akan bertemu dan saling bertukar budaya dan tentu saja saling berbagi hal yang dibutuhkan untuk dapat meraih hasil lebih baik di LPL ataupun LCK.

Gelaran turnamen LCK di musim mendatang masih menjadi momok bagi sebagian tim esports di korea. Selain harga franchise slot yang tinggi, dari segi bisnis sebuah tim harus bisa tampil lebih menjanjikan. Dengam bekerja sama atau memiliki artis yang turut bekerja dalam organisasi esports diharapkan mampu memberikan tambahan exposure bagi orgnasasi esports yang berafiliasi.