Leica Luncurkan Leica Q Edisi Khusus Indonesia, Hanya Tersedia Sebanyak 45 Unit saja

Mewah, elegan, serta ikonik, tidak heran apabila kamera buatan Leica kerap menjadi incaran para kolektor. Dipadukan dengan kualitas optik yang superior, wajar seandainya hampir semua fotografer mempunyai impian untuk memiliki kamera Leica.

Dilihat dari sudut pandang manapun, Leica memang terkesan lebih eksklusif dari brand lain, terutama karena harga kameranya yang mahal-mahal. Hal ini semakin diperkuat oleh kebiasaan Leica merilis edisi terbatas suatu model, dan Indonesia rupanya tidak luput dari perlakuan khusus semacam ini.

Tahun lalu, Leica Store Indonesia selaku distributor resmi Leica di tanah air meluncurkan kamera D-Lux (Typ 109) Indonesia Special Edition LE45. Tahun ini, mereka kembali membuat gebrakan dengan barang collectible lain berupa Leica Q Indonesia Edition 2016 yang didesain khusus untuk pencinta Leica di nusantara.

Secara spesifikasi, kamera ini tidak berbeda dengan yang dipamerkan di Leica Store Indonesia tahun lalu. Bodi compact-nya mengemas sensor full-frame 24,2 megapixel, yang didampingi oleh lensa Summilux 28mm f/1.7 ASPH untuk semakin meningkatkan kehandalan Leica Q di kondisi low-light.

Leica Q Indonesia Edition 2016 mengemas grafir peta Indonesia di panel atasnya / Leica Store Indonesia
Leica Q Indonesia Edition 2016 mengemas grafir peta Indonesia di panel atasnya / Leica Store Indonesia

Namun dalam edisi spesial ini, tampilan keseluruhannya jadi lebih spesial sekaligus stylish. Panel depannya dibalut material kulit dengan warna hijau safari. Dipadukan dengan strap kulit berwarna coklat, kekayaan alam yang dimiliki bumi tanah air semakin tersiratkan dari kamera ini.

Namun yang paling istimewa adalah kehadiran grafir peta Indonesia di panel atas kamera, tepat di bawah branding Leica Q, yang secara simbolis menggambarkan perjalanan Leica dalam mengabadikan beragam momen dan keindahan alam Indonesia.

Demi menjunjung tinggi aspek eksklusivitas, Leica Q Indonesia Edition 2016 hanya akan dipasarkan dalam jumlah yang amat terbatas, sebanyak 45 unit saja dan hanya bisa diperoleh di Leica Store Indonesia. Tidak ada info soal harganya, tapi yang pasti lebih mahal dari Leica Q standar dan pre-order akan dibuka mulai tanggal 1 Oktober mendatang.

Leica Sofort Siap Saingi Fujifilm Instax di Ranah Kamera Instan

Cukup mengejutkan dari Leica, pabrikan asal Jerman yang biasa memproduksi kamera high-end tersebut baru-baru ini mengumumkan sebuah kamera instan. Dijuluki Leica Sofort, cara kerjanya mirip seperti Fujifilm Instax. Dan pada kenyataannya, Sofort menggunakan format yang sama seperti Instax.

Desainnya cukup menarik dan orisinil; kotak, ringkas serta tersedia dalam tiga pilihan warna, yaitu putih, oranye dan mint. Sofort dibekali sebuah optical viewfinder untuk semakin menumbuhkan aura klasik yang diusungnya, plus sebuah LED flash seandainya dibutuhkan di kondisi yang minim cahaya.

Leica ingin memastikan bahwa Sofort dapat digunakan dengan mudah. Selain mode pemotretan manual, terdapat sejumlah mode otomatis yang telah dioptimalkan untuk skenario-skenario tertentu, misalnya “Macro”, “Party and People”, “Sport and Action”, “Double Exposure”, dan tentu saja, “Selfie”.

Leica Sofort tersedia dalam tiga pilihan warna: putih, mint dan oranye / Leica
Leica Sofort tersedia dalam tiga pilihan warna: putih, mint dan oranye / Leica

Bersamaan dengan Sofort, Leica juga akan memasarkan filmnya sendiri yang tersedia dalam opsi hitam-putih atau berwarna, masing-masing dihargai €14 dan €12 untuk paket berisi 10 lembar. Mengingat Sofort menggunakan format milik Instax, pengguna juga bisa memakai film keluaran Fujifilm.

Hal yang paling mengejutkan adalah perihal banderol harganya. Di saat kita memprediksi harga selangit, ternyata Leica Sofort hanya dipatok $300 saja. Harga ini tentunya masih lebih mahal ketimbang model tertinggi Fujifilm Instax, tapi memang logo dot merah Leica tampaknya masih menjadi indikator premium dari kamera instan ini.

Sumber: Engadget dan Leica.

Huawei Kembali Gandeng Leica untuk Bantu Racik Kamera Mate 9 dan Mate S2?

Huawei Mate 9 diyakini bakal menjadi suguhan Huawei sebelum mengalihkan fokus menggarap tablet baru bersama Google. Dalam rumor lalu wujud perangkat telah beredar meskipun bukanlah desain resmi. Namun dari sana kini kita punya referensi yang cukup baik bakal seperti apa wujua akhir Mate 9.

Kini, melengkapi rumor sebelumnya, beredar kabar bahwa Huawei bakal kembali menggandeng Leica untuk membenamkan racikan kamera andalannya ke Mate 9.

Render Desain Huawei Mate 9

Anda tentu masih ingat, sebelum ini Huawei dan Leica pernah menjalin kerjasama memproduksi kamera ganda yang menjadi senjata andalan perangkat flagship, P9. Meski hanya sebatas kamera, kehadiran sensor Leica diharapkan menjadi nilai tambah yang membuat P9 mampu bersaing dengan para rival. Harapan yang sama tampaknya kembali ditumpukan oleh Huawei ke generasi Mate terbaru.

Menurut lansiran GizmoChina yang memperoleh kabar dari Weibo, bahwa Leica akan membantu Huawei merancang kamera yang dikemas dengan fitur OIS, laser autofocus dan juga analog zoom. Leica juga disebut-sebut terlibat dalam pengembangan kamera di perangkat Mate S2.

Sementara itu, perihal spesifikasi lainnya. Huawei Mate 9 diyakini bakal mengemas chipset buatan sendiri, Kirin 960 dan kemungkinan RAM dengan kapasitas lebih dari 6GB. Bagian ini mendapat perhatian lebih sebagaimana pola serupa juga ditempuh oleh Xiaomi melalui Mi Note 2. Apalagi baru-baru ini Turing juga membuat rekor dengan membuat ponsel dengan bekal RAM total sebesar 12GB.

Mengingat kesiapan Android 7.0 Nougat untuk diadopsi, sangat mungkin Huawei akan langsung mencomot OS tersebut untuk ditanamkan ke Mate 9 dan Mate S2. Tentu setelah diolah dengan racikan khas mereka EMUI 5.

Sumber gambar header PhoneArena.

Tanpa LCD, Leica M-D Adalah Kamera Digital Berjiwa Analog

Pabrikan kamera ternama Leica baru-baru ini meluncurkan sebuah produk yang akan membuat konsumen agak terheran-heran, yakni sebuah kamera digital tanpa LCD. Ya, Anda tidak salah baca, kamera mirrorless bernama lengkap Leica M-D (Typ 262) sama sekali tidak mengemas layar pada panel belakangnya.

Sebagai gantinya, bagian belakangnya hanya dihuni oleh sebuah kenop pengatur ISO, sebuah viewfinder di kiri atas dan sebuah kenop putar di kanan atas. Tanpa LCD, otomatis kamera ini pun juga tidak memiliki sistem menu sama sekali.

Lalu apa tujuan Leica sebenarnya? Well, mereka pada dasarnya ingin menghidupkan kembali seni fotografi analog, dimana kreativitas pengguna sama sekali tidak akan terganggu oleh hasil jepretannya. Di sini pengguna hanya akan berfokus pada komposisi selagi menyesuaikan parameter kunci macam shutter speed, aperture, ISO dan tentu saja titik fokus.

Leica M-D mengusung kontrol manual yang lengkap / Leica
Leica M-D mengusung kontrol manual yang lengkap / Leica

Namun sebagai pengusung label Leica, tentu saja kamera ini masih mengedepankan kualitas gambar di atas segalanya. Ia dibekali sensor CMOS full-frame beresolusi 24 megapixel, akan tetapi pengguna hanya bisa mengambil gambar dalam format RAW DNG, tanpa opsi JPEG sama sekali. Lebih lanjut, kamera ini bahkan tidak bisa merekam video, jadi benar-benar didedikasikan untuk fotografi.

Menimbang segalanya, tentu saja Leica M-D bukan untuk semua orang, apalagi mengingat banderol harganya berkisar $6.000. Contoh hasil jepretannya bisa Anda simak di bawah ini; selengkapnya silakan langsung mengunjungi blog Leica.

Contoh hasil foto Leica M-D / Leica
Contoh hasil foto Leica M-D / Leica
Contoh hasil foto Leica M-D / Leica
Contoh hasil foto Leica M-D / Leica

Sumber: Leica dan The Verge.

Bocoran Foto Ini Perkuat Kehadiran Kamera Ganda Huawei P9

Beragam informasi mengenai rumor hadirnya smartphone Huawei P9 sebagai perangkat jagoan baru yang akan dibesut Huawei tahun ini telah lama tersiar, pekan lalu sebuah rumor menyebutkan bahwa smartphone ini akan siap melenggang ke pasaran tanggal 6 April mendatang.

Menjelang dirilisnya smartphone tersebut, kabar teranyar muncul dari situs yang berbasis di Tiongkok, Mobile-dad.com yang mengungkapkan bahwa smartphone Huawei P9 akan hadir dengan fitur dual-camera, kendati informasi ini bukanlah hal yang baru namun kehadiran informasi tambahan ini meyakinkan kita bahwa fitur dual-camera kemungkinan besar hadir pada smartphone tersebut.

Dari sumber yang sama juga disebutkan bahwa komponen pembaca sidik jari yang hadir pada smartphone ini akan disematkan pada body bagian belakang, ditambah penggunaan port USB Type-C sebagai port yang akan hadir menyertai smartphone ini.

Dari foto-foto yang ada bisa terlihat bahwa smartphone P9 ini akan hadir dengan dua buah speaker yang akan disematkan pada sisi bagian bawah, dan kamera yang hadir di bagian depan ditemani dengan lampu kilat LED. Sedangkan pada sisi bagian kanan body smartphone tersebut terdapat tombol power dan volume.


Yang menjadi menarik ada di sektor kamera. Huawei telah mengumumkan kerja sama dengan Leica, dan kemungkinan hasil kerja sama ini akan disematkan di P9. Jika ini benar maka akan sangat menarik dan menggoda bagi para penikmat gadget.

 

Menilik dari informasi yang dirilis oleh situs Softpedia disebutkan bahwa smartphone Huawei P9 versi standar dan P9 Lite masing-masing akan ditawarkan dengan harga $475 dan $290 untuk tiap unitnya. Sedangkan dua varian lainnya yakni P9 Max dan versi enhanced akan dibanderol dengan harga yang sedikit premium yang masing-masing akan dijual dengan harga $630 dan $565 per unitnya.

Seperti yang pernah dibahas, kabarnya tanggal 6 April mendatang Huawei akan menghadirkan sedikitnya empat model smartphone P9, dimana perbedaan dari masing-masing varian tersebut akan dibedakan dari penggunaan komponen dan spesifikasi yang akan diusungnya.

Sumber: Softpedia|Gambar Header: Mobile-dad.

Huawei Gandeng Leica Demi Tingkatkan Kualitas Kamera Smartphone-nya

Di tahun 2016 ini, kita sudah tidak perlu heran melihat pabrikan smartphone menjadikan kamera sebagai salah satu prioritas utama mereka. Hampir semua smartphone flagship baru yang diumumkan di event MWC 2016 kemarin punya kamera jagoan, sebut saja LG G5, Samsung Galaxy S7, Sony Xperia X dan Xiaomi Mi 5.

Sebagai produsen smartphone terbesar ketiga sejagat, Huawei sudah menyiapkan taktik jitu guna menghadapi persaingan yang semakin ketat di bidang fotografi smartphone ini. Pabrikan asal Tiongkok tersebut baru saja mengumumkan kerja samanya dengan dedengkot kamera asal Jerman, Leica.

Nama Leica sendiri sudah sangat melekat dengan industri fotografi selama puluhan tahun. Kolaborasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas kamera smartphone besutan Huawei ke depannya. Jadi pada dasarnya rival-rival Huawei patut merasa cemas dengan apa yang sedang disiapkan Huawei bersama Leica.

Sejauh ini belum ada rencana mendetail dari kedua pihak. Apakah Leica hanya akan memasok lensa untuk smartphone buatan Huawei, seperti yang sudah cukup lama dilakukan oleh Zeiss dan Nokia? Untuk sekarang jawabannya masih misteri. Namun bisa dipastikan keduanya akan bersama-sama menjalani tahap riset dan pengembangan secara langsung.

Dalam siaran persnya, CEO Leica, Oliver Kaltner, mengungkapkan bahwa mereka akan mengusung pengalaman panjangnya di bidang pengembangan teknologi optik dalam kemitraan ini. Tujuan akhirnya tentu saja untuk membawa fotografi smartphone ke tingkat yang lebih tinggi lagi, dan dalam kasus ini melalui smartphone besutan Huawei.

Jadi sekali lagi, pemain-pemain besar di industri smartphone haruslah ikut bersiap. Kemungkinan besar smartphone flagship Huawei selanjutnya akan mengusung kamera fenomenal yang dirancang oleh Leica.

Sumber: Engadget.

Leica X-U Adalah Kamera Pertama Leica yang Siap Diajak Menyelam

Mendengar nama Leica, Anda pasti membayangkan sebuah kamera dengan harga selangit yang harus dirawat dengan penuh kasih sayang. Pastinya tidak ada orang yang cukup ‘gila’ untuk mengajak kamera seharga puluhan juta berenang dan mengambil potret dalam air begitu enaknya.

Namun Leica sepertinya ingin mengubah anggapan bahwa kamera-kamera besutannya tidak sanggup menahan keganasan cuaca maupun lingkungan di sekitarnya. Mereka pun merilis Leica X-U (Typ 113), kamera pertamanya yang dirancang secara khusus untuk keperluan fotografi outdoor dalam cuaca ekstrem maupun di dalam air.

Leica X-U (Typ 113)

Proses desain X-U tidak main-main. Guna menciptakan kamera yang benar-benar tahan banting namun tetap tampak minimalis dan elegan, Leica berkolaborasi dengan tim desain dari Audi. Hasilnya cukup fenomenal. Mau di padang pasir, atau ketika sedang ada hujan badai, atau malah saat Anda ajak mengabadikan taman laut Bunaken – ia bisa menyelam hingga kedalaman 15 meter selama satu jam – X-U siap digunakan kapan saja dan di mana saja.

Di balik keperkasaannya menantang alam tersebut, X-U masih menyimpan nilai khas Leica, yakni kualitas gambar tanpa kompromi. Sensor APS-C CMOS 16,2 megapixel miliknya berpadu manis dengan lensa Summilux 23 mm f/1.7 ASPH, yang menyimpan sebuah LED flash di atasnya. Ukuran sensor serta aperture lensa yang sangat besar ini menjadi jaminan akan keandalan performanya di kondisi minim cahaya.

Leica X-U (Typ 113)

Untuk urusan video, sayangnya X-U hanya terbatas pada 1080p atau 720p dalam kecepatan 30 fps. Padahal seandainya Leica turut menyematkan mode slow-motion, X-U bisa saja merangkap tugas action cam, apalagi mengingat bodi aluminiumnya tahan air dan debu, serta tidak keberatan Anda jatuhkan dari ketinggian 1,2 meter.

Leica X-U (Typ 113)

Leica X-U tidak punya viewfinder. Semua pengaturan komposisi dilakukan lewat LCD 3 inci beresolusi 920 ribu dot yang tertanam di belakang. Sejumlah tombol untuk mengubah setelan secara cepat turut tersedia, lengkap dengan kenop shutter speed dan aperture di panel atasnya.

Akhir Januari ini, Leica akan mulai memasarkan X-U seharga $2.950. Belum ada informasi kapan ia akan diboyong ke sini oleh Leica Store Indonesia.

Berikut adalah contoh hasil jepretan Leica X-U yang diambil oleh fotografer Jody MacDonald. Selengkapnya bisa Anda lihat langsung di situs resmi Leica.

Leica X-U (Typ 113) Sample Image

Leica X-U (Typ 113) Sample Image

Sumber: PetaPixel.

Leica Luncurkan Tiga Lensa Baru untuk Lini Leica M

Kabar gembira buat para pemilik kamera mirrorless Leica. Brand kenamaan asal Jerman tersebut belum lama ini menghadirkan tiga lensa baru yang pada dasarnya merupakan penerus modern dari versi lamanya. Ketiganya adalah Leica Summicron-M 28 mm f/2 ASPH, Leica Elmarit-M 28 mm f/2.8 ASPH dan Leica Summicron-M 35 mm f/2 ASPH.

Leica mengklaim ketiga lensa baru ini mengemas konstruksi yang lebih kokoh. Sebagai bukti, semuanya bakal disertai penutup lensa berbahan logam serta lens hood yang juga terbuat dari logam sepenuhnya. Di saat yang sama, ketiga juga bisa menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik berkat optimalisasi desain optiknya.

Lensa yang pertama, yakni Summicron-M 28 mm f/2 ASPH, ditakdirkan untuk menjadi senjata andalan fotografer ketika berhadapan dengan kondisi cahaya yang menyulitkan, alias gelap. Meski aperture-nya begitu besar, Leica menjamin hasil tangkapannya akan tetap tajam dari ujung ke ujung.

Yang kedua, Elmarit-M 28 mm f/2.8 ASPH, bakal mengundang banyak perhatian karena ia merupakan yang paling mungil dari ketiganya – meski dua lainnya juga masih tergolong cukup ringkas. Leica beranggapan lensa ini akan sangat ideal bagi para street photographer atau jurnalis, terlebih mengingat resolusinya jauh lebih baik dari versi sebelumnya sekaligus bebas distorsi.

Terakhir, Summicron-M 35 mm f/2 ASPH sengaja dibuat bagi para penggemar bokeh. Lensa ini punya 11 bilah aperture, sanggup menghasilkan biasan titik-titik cahaya yang lembut dan berbentuk bulat melingkar, bukan oktagonal seperti yang biasa dihasilkan oleh lensa kit kamera-kamera mirrorless atau DSLR kelas standar.

Ketiga lensa baru untuk lini kamera Leica M ini bakal tersedia di Leica Store Indonesia. Sayangnya, belum ada keterangan terkait kapan dan berapa harga pastinya. Kalau mengacu pada harganya di Amerika Serikat, Summicron-M 28 mm f/2 ASPH dibanderol seharga $3.995, Elmarit-M 28 mm f/2.8 ASPH seharga $2.195 dan Summicron-M 35 mm f/2 ASPH seharga $2.795.

Leica M (Typ 262) Diungkap, Disebut Entry Level Meski Berharga di Atas $5.000

Pabrikan kamera asal Jerman, Leica, belum lama ini memperkenalkan sebuah kamera rangefinder baru yang mereka anggap masuk dalam kategori entry level. Bernama Leica M (Typ 262), ini merupakan alternatif yang lebih terjangkau dari Leica M (Typ 240).

Ada dua fitur penting yang dipangkas dari Typ 262: kamera ini tidak bisa merekam video dan tidak dilengkapi fitur live view (mengatur komposisi menggunakan layar LCD). Melihat hal ini, bisa dikatakan bahwa Typ 262 sebenarnya bisa menarik perhatian para penggemar setia Leica yang tergolong kaum purist, yaitu mereka yang sedikit keberatan melihat Leica terlalu banyak berkutat dengan teknologi digital.

Tentu saja, sebagai sebuah rangefinder, kamera ini tak mengenal sistem autofocus. Semuanya harus diatur secara manual melalui optical viewfinder, baik itu titik fokus ataupun exposure. Leica juga menjelaskan bahwa absennya fitur live view dan video membuat tampilan menunya jadi lebih simpel dan mudah dinavigasikan.

Leica M (Typ 262)

 

Dari segi kualitas gambar, sepertinya tidak ada perbedaan antara Typ 262 dengan Typ 240 yang lebih dulu dirilis. Kamera ini masaih mengemas sensor CMOS full-frame 24 megapixel, dengan rentang ISO 100 – 6400. Tentu saja angka-angka ini tak bisa dijadikan patokan utama, karena pada dasarnya foto-foto yang dihasilkan pasti mempunyai ‘cita rasa’ khas Leica.

Soal fisik, Typ 262 telah dirancang supaya tetap solid meski bobotnya lebih ringan sekitar 100 gram daripada Typ 240. Rahasianya terletak pada pemakaian bahan aluminium sebagai pelat atasnya. Bentuknya sendiri tidak jauh berbeda, ‘sangat Leica’ kalau kata orang-orang.

Leica M (Typ 262)

Satu hal yang baru dari Typ 262 adalah sistem shutter-nya. Leica mengklaim kamera ini hampir tak menimbulkan suara saat menjepret gambar. Hal ini pun menjadikannya sebagai kamera yang ideal untuk kegiatan street photography, dimana pengguna bisa lebih bebas mengabadikan bapak-bapak yang tengah tertidur selagi menunggu kedatangan bus di terminal – tentu saja tangannya harus cepat mengatur fokus kalau tidak mau terpergok.

Namun terlepas dari pemangkasan sejumlah fitur dan klaim bahwa ini merupakan kamera entry level, Leica M (Typ 262) masih dihargai cukup mahal. $5.195 adalah banderol resmi dari kamera ini tanpa disertai lensa sama sekali. Dibandingkan Typ 240 yang berharga $6.950, selisihnya memang cukup jauh, tapi masih saja di luar budget mayoritas konsumen.

Berikut dua contoh hasil foto dari Leica M (Typ 262) tangkapan fotografer Andrea Boccalini, sisanya bisa Anda lihat langsung di blog Leica.

Leica M (Typ 262) Sample Photo

Leica M (Typ 262) Sample Photo

Sumber: Wired.

Leica SL Adalah Kamera Mirrorless Kelas Pro dengan Kemampuan Merekam Video 4K

Sepertinya kita sudah sampai pada titik dimana DSLR tak lagi bisa dianggap lebih superior dari kamera mirrorless. Lihat saja brandbrand seperti Sony atau Panasonic yang tak segan menarget kalangan profesional lewat kamera mirrorless-nya. Dan anggapan ini akan semakin diperkuat berkat keikutsertaan dari salah satu nama paling legendaris di industri fotografi, Leica. Continue reading Leica SL Adalah Kamera Mirrorless Kelas Pro dengan Kemampuan Merekam Video 4K