Live Stream di Instagram Kini Dapat Diisi oleh Empat Broadcaster Sekaligus

Kabar gembira bagi pengguna Instagram yang rutin melangsungkan live stream, Instagram saat ini sedang dalam proses meluncurkan fitur bernama Live Rooms. Dari namanya saja sudah bisa ditebak kalau fitur ini memungkinkan lebih banyak orang untuk tampil live secara bersamaan.

Benar saja, Live Room memungkinkan Anda untuk melangsungkan live streaming bersama tiga pengguna lain sekaligus, yang berarti total ada empat broadcaster dalam satu live stream. Sebelum ini, Instagram hanya memperbolehkan maksimal dua broadcaster saja dalam satu live stream. Live Room kabarnya akan tersedia untuk seluruh pengguna sebelum pergantian pekan.

Untuk menggunakan fitur Live Room, kita hanya perlu mengklik icon Room setelah mengaktifkan opsi Live, lalu memilih orang-orang yang akan kita ajak untuk tampil live bersama (co-host). Anda tidak harus mengajak tiga orang langsung dari awal sesi live stream, sebab Anda juga bisa menambahkan co-host selama sesi live sedang berjalan.

Instagram Live Room

Instagram berharap bahwa dengan adanya fitur Live Room ini, mereka bisa memicu kreativitas penggunanya lebih jauh lagi. Instagram membayangkan bagaimana fitur ini nantinya bakal dipakai untuk menyiarkan talk show, jamming session, sesi tanya-jawab atau tutorial, maupun sekadar mengobrol bersama kawan-kawan.

Usai mendengar penjelasan tersebut, sontak saya langsung teringat dengan meroketnya popularitas Clubhouse belakangan ini, yang pada kenyataannya cukup sering digunakan untuk mengadakan semacam live talk show walaupun hanya dalam format audio-only. Instagram sepertinya tidak mau kehilangan momentum, sehingga mereka meluncurkan fitur Live Room ini sebagai alternatif.

Dari sisi kreator, Live Room juga dapat dilihat sebagai cara untuk mendapatkan insentif tambahan. Ini dikarenakan selama sebuah live stream berlangsung, para penonton dapat membeli badge guna menunjukkan dukungan terhadap kreator-kreator idolanya, serta mengakses fitur-fitur interaktif seperti Shopping atau Live Fundraiser, dan semua itu juga berlaku untuk Live Room.

Instagram bilang bahwa peningkatan jumlah broadcaster dalam satu live stream merupakan salah satu request yang paling banyak mereka terima, terutama sejak pandemi COVID-19 dimulai, yang berujung pada meningkatnya jumlah live stream secara pesat, baik di kalangan pengguna biasa maupun para selebriti.

Sumber: Instagram via Engadget.

Popdog Adalah Portal Agregrasi untuk Konten Live Streaming dari Twitch, Mixer dan YouTube

Awalnya cuma ada Twitch, tapi seperti yang kita tahu sekarang, Twitch harus berbagi pangsa pasar dengan yang lain. Guna melawan dominasi Twitch, kompetitornya tidak segan ‘menculik’ bintang-bintangnya.

Sebagai penonton, tidak ada untungnya kita loyal terhadap salah satu platform live streaming. Kita tidak dijanjikan kontrak senilai jutaan dolar seperti streamerstreamer idola kita, dan kemungkinan besar streamerstreamer idola kita tersebut juga tidak berkumpul di satu platform yang sama.

Contoh yang paling gampang: saya mengidolakan Tyler “Ninja” Blevins, tapi di saat yang sama saya juga tidak mau melewatkan sesi live stream Pokimane. Itu berarti saya tak bisa nongkrong di Mixer saja, melainkan juga di Twitch mengingat Pokimane masih bertahan di sana.

Popdog

Solusinya? Kita butuh portal agregrasi; sebuah situs yang mengumpulkan semua konten live stream maupun konten gaming lainnya dalam satu wadah yang mudah dinavigasikan. Kabar baiknya, portal serupa sudah tersedia sekarang. Namanya Popdog, dan ia baru saja meluncur dengan status beta.

Popdog sejauh ini sudah bisa menampilkan beraneka ragam konten dari Twitch dan Mixer (YouTube Gaming dikabarkan bakal segera menyusul). Popdog menyajikan konten berdasarkan jenis permainan atau berdasarkan streamer, tidak peduli di platform apa mereka menyiarkannya. Mereka bahkan juga punya segmen khusus untuk pertandingan esport.

Popdog

Saat mengklik suatu live stream, videonya akan langsung ditampilkan di situs Popdog sendiri secara embed, demikian pula kolom live chat-nya, sebab Popdog memang terhubung langsung ke sumbernya (Twitch atau Mixer). Penonton bahkan bisa login menggunakan akun Twitch sekaligus Mixer-nya, sehingga Popdog bisa menyuguhkan rekomendasi konten berdasarkan selera masing-masing penonton.

Popdog didirikan oleh sosok yang sudah sangat berpengalaman di industri esport, yakni Alexander Garfield, mantan karyawan Twitch sekaligus pendiri GoodGame, perusahaan yang menaungi tim Evil Geniuses dan Alliance.

Sumber: VentureBeat.

Gandeng Twitch, SoundCloud Mudahkan Para Musisi Menghasilkan Uang via Live Stream

Satu per satu konser musik dibatalkan sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona. Itu berarti sekarang boleh dibilang merupakan masa suram bagi kalangan musisi, sebab salah satu cara mereka mencari nafkah terpaksa dieliminasi untuk sementara waktu.

Alternatifnya, sejumlah musisi memilih untuk memanfaatkan layanan live streaming macam Twitch. Namun yang menjadi masalah adalah – terutama bagi mereka yang sebelumnya tidak pernah ‘tampil’ di Twitch – ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum seorang streamer bisa mendapatkan uang dari Twitch.

Sekadar informasi, seorang streamer di Twitch baru bisa mengaktifkan opsi monetisasi seperti subscription atau iklan setelah ia terdaftar di program Affiliate. Dan untuk bisa terdaftar, mereka harus memenuhi beberapa syarat, di antaranya memiliki paling tidak 50 follower dan total live stream selama 500 menit dalam 30 hari terakhir.

Singkat cerita, musisi yang belum familier dengan Twitch harus menunggu cukup lama sebelum channel mereka di sana bisa menghasilkan uang. Mengumpulkan 50 follower mungkin tidak terlalu sulit, tapi tetap saja mereka harus menunggu setidaknya selama satu bulan.

Sebagai platform yang mewadahi banyak musisi, SoundCloud tergerak untuk memberikan solusi. Mereka memutuskan untuk bekerja sama dengan Twitch supaya para musisi bisa tergabung dengan program Affiliate di Twitch jauh lebih cepat dari biasanya.

Berkat kemitraan ini, semua musisi yang berlangganan paket SoundCloud Pro atau SoundCloud Premier, serta yang tergabung dalam jaringan Repost by SoundCloud, jadi bisa terdaftar dalam hitungan hari. Mereka hanya perlu membuat akun Twitch (jika belum punya), lalu mengisi formulir yang disediakan untuk diseleksi.

SoundCloud tidak menjamin seleksinya bakal berjalan mulus untuk semua musisi, sebab semuanya bergantung pada tim reviewer Twitch sendiri. Seandainya terpilih, Twitch akan segera mengirimkan undangan untuk bergabung ke program Affiliate-nya via email.

Dari situ musisi bisa langsung mengaktifkan opsi monetisasi di channel Twitch-nya. Di samping subscription dan iklan, opsi yang paling populer tentu saja adalah donasi secara langsung dari para penonton, dan ini tentu bakal sangat membantu banyak musisi secara finansial selama mereka menunda atau bahkan membatalkan rentetan gig-nya.

Sumber: SoundCloud.

Drake Bekerja Sama dengan Platform Live-Stream Caffeine

Sepertinya Aubrey Drake Graham atau yang biasa dipanggil Drake ini tergiur dengan dunia live-streaming. Ketika bermain Fortnite bersama Tyler “Ninja” Blevins pada bulan Maret 2018, Drake memecahkan rekor jumlah penonton (non-turnamen) pada platform Twitch. Drake menyadari bahwa seberapa banyak penonton yang bisa ia bawa dalam satu sesi live-stream. Namun, tentu akan berbeda hasilnya apabila live-stream miliknya dilakukan pada platform yang lain.

Sumber: HypeBeast
Sumber: HypeBeast

Drake baru saja menandatangani kontrak dengan live-streaming platform yaitu Caffeine. Didirikan oleh mantan Designer dari Apple yaitu Ben Keighran, Caffeine telah mengudara selama 4 tahun. Pada tahun 2018 kemarin, 21st Century Fox menanam investasi di Caffeine sebesar US$100.000.000. Ben Keighran berkata dalam pengumumannya. “Kami sangat bangga bisa bekerja sama dengan Drake. Sebagai platform, Caffeine memberikan kebebasan kepada Drake untuk menciptakan ide kreatif dan kami tidak sabar untuk melihat konten-konten terbaru darinya.”

Telah diumumkan bahwa Drake akan membawa Ultimate Rap League (URL) ke Caffeine. URL adalah liga rap terbesar di Amerika Serikat. Mempertontonkan dua rapper yang beradu kemampuan rap-nya dan pemenangnya ditentukan dengan sistem poin atau rapper yang berhasil mengambil lebih banyak histeria penonton. Drake berkomentar “saya sangat senang bisa memperkenalkan Caffeine dan bisa menyediakan semua yang dibutuhkan oleh URL untuk meningkatkan kualitas pengalaman menonton bagi para penonton.”

Sumber: FastCompany
Sumber: FastCompany

Caffeine tidak akan berencana untuk menjadi pesaing Twitch, Facebook Gaming atau Mixer. Berbeda dari platform live-streaming lain yang fokus pada gaming, Caffeine akan jadi yang pertama fokus pada entertainment dan olahraga. Anda bisa melihat Mixer atau Facebook yang mengajak para gaming live-streamer untuk bekerja sama. Di Caffeine, mereka lebih memilih untuk menarik rapper selebriti seperti Kiari Kendrell Cephus yang dikenal sebagai Offset. Keighran berharap bahwa ke depannya, Caffeine bisa menjadi tempat anak muda bisa mendapatkan tontonan dari X-games, Coachella sampai Fortnite.

Facebook Gaming memberikan pernyataan “kami tidak akan pernah memberikan penawaran eksklusif kepada Drake. Walaupun kami sangat mencintai Drake, sepertinya ini bukan rencana Tuhan.” Keighran juga menolak untuk menyebutkan berapa nominal kerja sama tersebut. “Kami tidak bisa membayar Drake sebanyak Microsoft ataupun Amazon. Maka kami melakukan hal berbeda, kami menawarkan produk yang lebih menarik.”

Logitech Akuisisi Streamlabs Senilai $89 Juta Tunai

Berkiprah hampir empat dekade, Logitech sudah melakukan cukup banyak pengambilalihan strategis demi memperkaya portfolio produknya: pemasok in-ear monitor Ultimate Ears, penyedia produk komunikasi visual Mirial, produsen gaming gear Astro, lalu sempat mengumumkan rencana untuk membeli perusahaan spesialis perangkat audio Blue Microphones. Dan ada satu nama lagi yang resmi bergabung bersama Logitech di akhir September ini.

Lewat rilis pers, Logitech mengumumkan bahwa mereka setuju untuk mengakuisisi produsen software serta perkakas khusus live-streaming Streamlabs senilai US$ 89 juta tunai. Lewat aplikasi Streamlabs OBS, para streamer dimudahkan buat berinteraksi dengan pemirsa, mengekspansi channel dan brand, serta memonetisasi siaran di platform-platform populer semisal Twitch, YouTibe, Mixer dan Facebook.

Sebelum adanya keputusan akuisisi ini, Logitech sempat bermitra bersama Streamlabs dua tahun silam. Dan sejak saat itu, software buatan Streamlabs telah menjadi favorit Logitech. Perusahaan asal Swiss ini menyediakan begitu banyak varian aksesori komputer, dari mulai keyboard, mouse sampai webcam. Dengan menggandeng Streamlabs, secara teori akan lebih mudah bagi mereka untuk mengintegrasikan software stream ke produk hardware-nya.

CEO Streamlabs Ali Moiz menjelaskan bagaimana perusahaan yang dirintisnya dan Logitech sama-sama memiliki antusiasme tinggi di ranah gaming dan sangat berdedikasi untuk melayani baik komunitas gamer maupun streamer. Dengan bergabung bersama Logitech, Streamlabs bisa terus melakukan apa yang mereka cintai, secara lebih berani dan di skala lebih besar – dibantu oleh jangkauan brand, sumber daya dan pengalaman Logitech.

Meski demikian, pengguna Streamlabs OBS tidak perlu cemas. Tak ada yang berubah dari cara perusahaan menyajikan layanannya. Developer akan terus mendukung segala macam platform, hardware dan software seperti sekarang dan akan memperluasnya di masa depan. Tool tersebut tetap dapat diunduh dan digunakan secara gratis. Nantinya, Streamlabs akan terintegrasi lebih baik ke produk-produk Logitech G, Astro Gaming dan Blue Microphones.

Pembayaran sebesar US$ 89 juta dilakukan Logitech secara tunai dengan tambahan US$ 29 juta lagi dalam bentuk saham jika Streamlabs berhasil mencapai target pertumbuhan ‘yang signifikan’.

Selain layanan yang dihidangkan secara gratis, Streamlabs OBS juga menjanjikan proses setup yang mudah, hanya memakan waktu kurang dari 60 detik. Di sana Anda bisa memilih lebih dari 250 theme, serta menggunakan fitur-fitur semisal smart recording, in-game overlay, serta 4-screens-in-1. Saat ini, Streamlabs telah menghimpun 1,6 juta pengguna aktif per bulan. Dan terhitung sejak bulan Januari 2018, user sudah men-stream konten sepanjang 161 juta jam via Streamlabs OBS.

Tambahan: Streamlabs.

Betulkah Valve Sedang Mengembangkan Platform Video Streaming ala Twitch?

Saat ini, nama Valve hampir selalu diasosiasikan dengan layanan distribusi digital terbesar kreasi mereka. Namun sebelum reputasi tersebut mereka peroleh, Valve lebih dikenal konsumen sebagai developer game. Proyek pengembangan permainan video yang mereka lakukan bisa dihitung jari, namun Valve sudah cukup sering menggagas sejumlah ide radikal.

Setelah prakarsa Steam Machines datang dan pergi, kali ini Valve Corporation diketahui tengah mencoba menggarap platform stream video bernama Steam.tv. Eksistensinya pertama kali diketahui oleh pengguna Twitter Pavel Djundik akhir minggu lalu. Di awal momen kemunculannya, situs hanya menampilkan tulisan ‘Selamat datang di Steam.tv’; dan berdasarkan sertifikasi, Steam.tv merupakan website resmi punya Valve.

Tak lama, Valve tiba-tiba meluncurkan live stream dari The International 2018 dan membubuhkan chat bar. Waktu itu, Steam.tv hanya diisi oleh konten stream. Namun menariknya, di sana kita bisa log-in ke akun Steam serta mengakses daftar kawan. Berdasarkan laporan dari CNET, situs ini bahkan turut ditunjang fitur voice chat jika diakses dari browser Google Chrome.

Steam.tv kabarnya menyuguhkan interface yang lebih baik dari page Steam Broadcast yang sudah ada. UI-nya menyediakan cukup ruang untuk menambahkan tab/window chat, namun fungsi-fungsi di sana sepertinya masih belum sepenuhnya rampung. Namun buat sekarang, jika Anda pergi mengunjungi Steam.tv, website hanya akan menampilkan laman kosong – karena telah dinonaktifkan.

Lalu apakah benar Steam.tv benar-benar merupakan proyek baru yang tengah Valve kerjakan? Kabar baik, sang developer telah mengonfirmasi keberadaannya. Saat ini, Valve mengaku sedang melakukan pengujian, dan kemunculannya minggu lalu adalah kejadian tidak disengaja.

“Kami tengah mempersiapkan update untuk Steam Broadcasting buat menayangkan acara utama perhelatan The International 2018, yaitu turnamen tahunan Dota 2,” tutur perwakilan Valve Corp. via PC Gamer. “Yang khalayak lihat belum lama ini adalah tampilan uji coba, yang secara tak disengaja terungkap ke publik.”

Ajang The International 2018 rencananya digelar mulai hari ini tanggal 20 Agustus, dan akan berlangsung sampai tanggal 25 Agustus nanti. Kita boleh berasumsi, stream pertandingkan dan fitur-fitur Steam.tv dapat dinikmati dalam waktu dekat.

Meskipun Valve baru bilang bahwa Steam.tv hanya dikhususkan buat menampilkan pertandingan The International 2018, ada cukup besar peluang developer akan memperluas fungsi serta kontennya. Dengan jumlah pengguna Steam yang begitu banyak, saya rasa Valve tidak mau membuang-buang kesempatan untuk menciptakan platform video stream buat menandingi Twitch dan YouTube Gaming…

YouTube Hadirkan Fitur Auto Caption untuk Live Stream

Per Februari tahun lalu, fitur auto caption YouTube telah berjasa membuatkan transkrip teks untuk lebih dari 1 miliar video. Auto caption tak cuma berjasa menyediakan terjemahan bagi mereka yang tidak menguasai bahasa yang digunakan pada video, tapi juga sangat membantu bagi kaum tuna rungu. Salah satunya adalah Product Manager YouTube sendiri, Liat Kaver.

Auto caption memang masih belum bisa 100% sempurna. Akan tetapi itu tidak mencegah YouTube untuk membawa fitur tersebut ke level yang lebih tinggi lagi. Dalam beberapa minggu ke depan, auto caption juga akan tersedia untuk live stream, meski sejauh ini baru terbatas untuk bahasa Inggris saja.

YouTube bilang bahwa teknologi LASR (live automatic speech recognition) yang mereka terapkan memiliki tingkat error dan latency yang sudah mendekati standar industri. Fitur ini kedengarannya sangat ideal mengingat mayoritas live stream di YouTube memang berlangsung secara spontan dan tidak merujuk pada naskah.

Selain auto caption, YouTube masih menyimpan sejumlah pembaruan lain buat live stream. Yang pertama adalah live chat replay, di mana kita tetap bisa mengikuti live chat meski menonton siaran ulangnya – meski saya pribadi selalu menyembunyikan live chat karena nyaris mustahil untuk bisa diikuti dalam kecepatan normal.

Kedua, kreator kini bisa menambahkan tag lokasi pada live stream-nya, sehingga penonton bisa mengklik tag tersebut dan melihat kumpulan video lain yang disiarkan dari lokasi yang sama. Terakhir, fitur Super Chat yang dirilis tahun lalu kini bisa dihubungkan dengan layanan otomasi IFTTT supaya live stream bisa jadi lebih interaktif lagi daripada sebelumnya.

Sumber: YouTube.

Program Baru Facebook Disiapkan Buat Menyaingi Twitch dan YouTube Gaming

Dahulu menjadi rumahnya permainan-permainan berbasis web, peluncuran Gameroom di bulan November 2016 memperlihatkan keseriusan Facebook dalam mengikuti langkah Steam. Kemu-dian belum lama ini, sang raksasa jejaring sosial itu juga melangsungkan kolaborasi bersama ESL. Facebook dipilih sebagai ‘partner broadcast utama’ untuk acara CS:GO Pro League and ESL One.

Dan beberapa hari lalu, perusahaan pimpinan Mark Zuckerberg itu menyingkap rencana yang lebih ambisius lagi. Mereka mengumumkan program baru bertajuk Gaming Creator Pilo untuk membantu para kreator video gaming membangun komunitas di Facebook. Gaming Creator Pilot merupakan ekspansi lebih jauh dari Facebook Live, disiapkan buat menyaingi Twitch dan YouTube Gaming, dengan cara menggaet lebih banyak kreator bergabung ke platform mereka.

Facebook menjelaskan bahwa alasan yang mendorong diadakannya Gaming Creator Pilot ialah bagaimana Facebook Live mengubah cara orang berkreasi lewat video. Sang developer juga melihat interaksi langsung antara para kreator dengan pemirsanya. Sejauh ini, program tersebut sudah memperlihatkan potensinya dan berhasil menghimpun sejumlah talenta.

Satu contohnya adalah StoneMountain64, salah satu live-streamer populer di Facebook dengan jumlah follower lebih dari satu juta orang. Tiap hari, stream PlayerUnknown’s Battleground dan Fortnite yang ia buat dikonsumsi oleh begitu banyak fans. Facebook telah mempersiapkan program ini sejak tahun lalu, dan di awal 2018 mereka mulai mengeksekusinya.

Beberapa hal jadi perhatian Facebook di Gaming Creator Pilot. Selain mambantu membangun komunitas, Facebook ingin meningkatkan interaksi antara sesama gamer serta para penikmat dengan pencipta konten.

Selanjutnya, developer berencana untuk menyediakan tool agar kreator dapat memonetisasi konten mereka; dan meningkatkan distribusi serta kemudahan akses konten baik di Facebook.com, Instagram serta Oculus. Terakhir, mereka punya agenda agar platform tersebut memberikan ‘kesempatan yang sama bagi tiap kreator di level berbeda’.

Facebook mengakui masih ada banyak hal yang harus di kerjakan, namun mereka berjanji untuk segera mempersiapkan pilar-pilar fundamentalnya lebih dulu agar prakarsa ini sukses. Langkah pertamanya adalah memastikan kualitas live-stream tersuguh di resolusi 1080p dengan 60FPS. Pendaftaran dapat dilakukan lewat tautan ini.

Monetisasi adalah aspek penting dalam memikat para kreator konten buat bergabung ke sebuah platform stream. Elemen ini memang sudah lebih dulu ada di Twitch dan YouTube, namun keunggulan Facebook adalah layanannya menjangkau lebih banyak segmen pengguna. Inilah yang jadi key selling point Gaming Creator Pilot.

Update YouTube Live Fokus Pada Pemangkasan Latency dan Kemudahan Moderasi

Google telah berkali-kali menguji kemampuan live stream YouTube lewat konser-konser musik hingga pidato kepresidenan, hingga developer betul-betul merasa yakin untuk mengintegrasikan kemampuan tersebut di platform video sharing mereka. Sejak tersedia, tim YouTube sudah menggulirkan banyak pembaruan, dari mulai implementasi ke perangkat mobile hingga peluncuran dukungan resolusi 4K.

Dan dalam update terbarunya, tim YouTube memfokuskan perhatian mereka pada beberapa aspek: kecepatan, kemudahan pemakaian dan kesederhanaan akses. Langkah-langkah yang developer lakukan adalah memperbaiki interaksi antara streamer dan penonton, menyediakan sejumlah tool buat memudahkan moderasi chat, serta menyederhanakan prosedur stream dari iPhone atau iPad.

Fitur baru dan salah satu yang terbesar di sana adalah kehadiran opsi ‘ultra-low latency‘ saat streaming. Kemampuan ini ditujukan untuk meminimalkan lag hingga ke beberapa detik saja, sehingga software atau encoder third-party tak lagi diperlukan. Berkat fitur tersebut, streamer bisa merespons pertanyaan penonton hampir seketika, serta tentu saja memperoleh lebih banyak masukan.

Selanjutnya, YouTube memperkenalkan tiga tool buat memoderasi chat. Pertama ada ‘inline moderation‘, yang mempersilakan Anda menghentikan sejenak chat feed cukup dengan menekan tombol alt/option. Ketika feed sedang dihentikan, Anda bisa menyetujui atau menghapusnya via klik mouse. Kita juga dapat memilih moderator, sehingga orang-orang yang Anda percayai bisa membantu mengelola chat (menghapus, flag atau menyembunyikan pesan).

Selanjutnya, YouTube juga dapat ‘menahan’ pesan-pesan yang menyimpan konten negatif; menunggu keputusan Anda untuk menyetujui, menghilangkan atau melaporkannya. Kapabilitas paling unik di sana adalah: semakin banyak Anda me-review pesan-pesan tersebut, sistem akan kian pintar dalam mengidentifikasi tipe pesan yang mungkin kurang Anda sukai. Pengguna juga bisa memblokir kata-kata atau kalimat tertentu.

Tool ketiga adalah fitur yang memperkenankan para moderator pilihan menggunakan hidden users list yang sama, dan nantinya, daftar tersebut bisa bekerja dengan live chat serta komentar.

YouTube juga punya kabar gembira bagi pengguna iDevice. Melalui update anyar ini, Anda bisa melakukan live stream sesi menggambar di Procreate, permainan Asphalt 8 dan match di Vainglory, serta aplikasi-aplikasi yang telah didukung Apple ReplayKit. Kita juga dapat memanfaatkan mic dan kamera depan di smartphone untuk memasukkan video sembari memberikan komentar secara lisan.

Sumber: YouTube Creator Blog.

Jangan Sampai Anda Lewatkan Live Stream Presentasi Nintendo Switch

13 Januari 2017 adalah momen spesial buat para fans Nintendo. Di hari ini, sang raksasa hiburan Jepang itu memiliki agenda buat mengungkap segala informasi mengenai platform game baru mereka dalam konferensi pers di Tokyo, setelah resmi diumumkan pada bulan Oktober lalu lewat video first look. Kabar baik jika kebetulan Anda tak bisa hadir langsung di sana, acara bisa disimak secara live stream.

Konferensi tersebut rencananya akan dilangsungkan pada tanggal 12 Januari pukul 20:00 waktu Pasifik, atau jam 11:00 pagi tanggal 13 Januari waktu Indonesia Barat. Ada beberapa cara untuk menonton event ini: pertama, Anda bisa langsung mengunjungi laman Nintendo Switchacara juga dapat disimak dari Twitch, lalu alternatif ketiganya adalah via YouTube yang saya tambatkan di bawah (saat artikel ini ditulis, count down masih berlangsung).

Meski sejauh ini Nintendo belum menyingkap rincian hardware dan fitur secara lengkap, trailer Switch mengilustrasikan sebuah penyajian yang berbeda. Perangkat ini bisa dinikmati layaknya home console tradisional saat dipasangkan ke docking (dipadu controller Joy-Con), serta dimainkan seperti handheld device ketika Anda tidak berada di rumah. Walaupun mengusung konsep hybrid, juru bicara Nintendo sempat menegaskan bahwa Switch dari awal dirancang sebagai home gaming system.

Tak lama setelah pengumuman Switch, Nvidia segera mengabarkan bahwa merekalah yang diberi tanggung jawab untuk mentenagai console. Sebagai otaknya, Switch memanfaatkan prosesor Nvidia Tegra yang biasanya didesain buat perangkat bergerak. Nvidia bilang, system-on-chip tersebut menggunakan ‘arsitektur serupa seperti kartu grafis gaming GeForce’ serta API kustom bernama NVN.

Kontennya didistribusikan lewat cartridge, mirip desain Game Cards buat Nintendo 3DS, dan menariknya Switch tidak lagi mendukung optical disc. Dan tidak seperti Wii U, Switch tak ditunjang kemampuan backward compatibility, namun kompensasinya adalah kompatibilitas native dengan produk-produk Amiibo. Switch sendiri terdiri atas tiga bagian utama, yaitu unit console pusat (di sana ada layar LCD, serta komponen SoC dan baterai), docking, dan Joy-Con (bisa dipisah jadi dua bagian).

Jika agenda Nintendo berjalan semestinya, Switch akan dirilis secara global pada bulan Maret 2017, dan kabarnya dapat dijajal oleh pengunjung acara RTX di kota Sydney di bulan Februari besok. Untuk lengkapnya, jangan lewatkan presentasi Nintendo Switch yang akan dimulai sebentar lagi.