Startup Agregator Perusahaan Logistik Shipper Resmi Meluncur

Logistik menjadi salah satu komponen krusial dalam mendukung bisnis yang ada saat ini. Keberadaannya sangat mendukung roda ekonomi dan menghidupkan berbagai usaha kecil maupun menengah, khususnya yang berjualan secara online melalui platform e-commerce dan marketplace.

Untuk mengatasi berbagai kesenjangan terkait layanan logistik, startup agregator perusahaan logistik Shipper resmi meluncur di Indonesia. Shipper bertindak sebagai agregator yang menghubungkan penjual dengan perusahaan logistik dalam wadah online.

Setelah menerima pesanan dari pembeli, penjual dapat membuat booking dengan memasukkan alamat pengambilan barang. Penjual bisa memilih dari berbagai macam jasa logistik sesuai kebutuhan, mau yang paling murah atau yang paling cepat.

Berikutnya kurir Shipper akan datang menjemput barang dan mengantarkannya ke hub Shipper terdekat. Dari sana, kurir dari perusahaan logistik yang dimaksud akan datang mengambil barang dan mengantarkan ke pembeli.

“Penjual online atau perusahaan akan memiliki lebih banyak waktu untuk hal yang lebih penting dan banyak kurir yang akan mendapatkan pekerjaan yang bisa bantu kehidupan mereka. Kami juga memonitor setiap pergerakan barang kiriman setiap hari dengan tracking ke perusahaan logistik tanpa diminta penerima barang,” terang Founder dan CEO Shipper Budi Handoko, Rabu (4/9).

Terhitung, Shipper telah bermitra dengan 19 jasa logistik seperti POS Indonesia, JNE, J&T, Tiki, RPX, REX, hingga logistik untuk pengiriman ke luar negeri yakni Fedex, DHL, dan Aramex. Adapun wilayah operasional Shipper telah tersebar di area Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Kediri, dan Solo.

Rencana Shipper

Sampai akhir tahun ini, Budi menargetkan Shipper dapat ekspansi ke 20 kota lainnya di seluruh Indonesia dengan membuka hub di sana. Tak hanya itu, perusahaan berencana untuk menambah fitur produk baru, di antaranya WordPress Plugin untuk memudahkan integrasi dengan sistem e-commerce dan chatbot dalam platform LINE dan Facebook Messenger untuk tracking order dan cek ongkos kirim.

Produk Shipper yang tersedia sementara ini situs yang dapat diakses untuk cek tarif dan melacak barang. Kemudian, ada web app dinamai Bos Portal dikhususkan untuk pedagang yang ingin melacak barang kiriman mereka, dan host to host API.

“Kami juga ingin meluncurkan Warehouse Management System (WMS) yang mengintegrasikan perusahaan logistik dengan hub Shipper dan menghadirkan aplikasi Shipper. Seluruh rencana ini ditargetkan akan meluncur tahun depan.”

Terkait monetisasi bisnis, Shipper tidak membebankan biaya tambah baik untuk pembeli maupun pedagang. Melainkan ke perusahaan logistik itu sendiri. Besaran komisi tergantung volume pengiriman, kisarannya antara 5% sampai 40% dari total biaya pengiriman.

Untuk operasional bisnis, sejauh ini Shipper masih menggunakan dana dari kantong sendiri. Budi menerangkan, pihaknya berencana untuk melakukan penggalangan dana dari investor agar bisnis dapat lebih ekspansif.

“Masih dalam tahap diskusi dengan beberapa investor lokal. Kami masih pakai dana sendiri untuk operasionalnya,” pungkas Budi.

Shipper baru-baru ini mendapatkan penghargaan dari berbagai kompetisi, di antaranya Juara 2 Amvesindo Demo Day, Juara 2 Seedstars World Jakarta, Juara 3 G-Startup World Jakarta, dan Finalis Creative Business Cup 2017.

Deliveree Berinovasi Luncurkan Engkel Box (CDE) untuk Pengiriman Jabodetabek

Deliveree kembali berinovasi dengan meluncurkan Engkel Box (CDE) berkapasitas 2 ton untuk pengiriman ke seluruh Jabodetabek. Dalam beberapa bulan ke depan Deliveree pun tak ragu menjanjikan peluncuran truk komersial lain yakni CDD dan Wingbox. Deliveree mematok harga pengiriman dengan Engkel Box di Rp320.000 untuk 5 km pertama, dan Rp7.000 untuk km selanjutnya.

Dengan layanan baru Deliveree ini, pelanggan juga bisa memesan truk untuk pengiriman 12 jam penuh dengan jarak tidak terbatas seharga Rp900.000. Dengan biaya yang ditawarkan ini pelanggan bisnis diklaim bisa mengirim hingga 2 ton kargo dengan harga yang terjangkau.

“Kami berusaha membantu bisnis di Indonesia dengan mendengarkan kebutuhan dan kendala yang dihadapi. Salah satu solusi yang dibutuhkan adalah peluncuran CDE ini. Kami sangat yakin pada komitmen untuk memberikan pengalaman terbaik dengan harga terbaik kepada pelanggan. Peluncuran ini akan membawa kami ke tujuan tersebut,” ungkap CEO Deliveree Group Internasional Tom Kim dalam keterangan persnya.

Tom lebih jauh juga menambahkan pelanggan dalam waktu dekat juga akan dapat memesan truk komersial lainnya. Saat ini Deliveree sedang bersiap-siap untuk menghadirkan truk CDD dan Wingbox dalam beberapa bulan ke depan.

Kehadiran Deliveree di segmen ini akan memanaskan persaingan dengan Go-Box yang digagas Go-Jek. Go-Box sendiri sudah tersedia di sejumlah kota-kota lain di Indonesia.

Menanggapi layanan terbaru Deliveree ini, Head of Marketing Deliveree Hervinny Wongso mengungkapkan pihaknya coba memberikan keuntungan berlebih bagi pemilik bisnis dengan meniadakan modal untuk membeli atau mengelola armada. Hervinny menyebutkan pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tagihan minimal  setiap bulan, untuk membayar gaji pengemudi atau staf, perawatan dan keamanan armada, atau biaya bahan bakar.

“Deliveree telah meningkatkan keuntungan pemilik bisnis dengan meniadakan modal untuk membeli atau mengelola armada. Pelanggan kami tidak perlu mengeluarkan biaya tagihan minimal setiap bulan, membayar gaji pengemudi atau staf, perawatan dan keamanan armada, atau biaya bahan bakar. Semua telah ditanggung oleh layanan Deliveree yang bisa dipesan kapanpun saat bisnis butuh mengirim kargo atau barang dagangan, dengan hanya membayar saat mengirim. Metode ‘pay as you go’ ini yang sangat membantu pemilik usaha,” jelas Hervinny.

Sejauh ini Deliveree sebagai marketplace penyedia layanan logistik di sudah hadir di beberapa kota atau kawasan di daerah Asia Tenggara, di antaranya adalah Bangkok, Jabodetabek, dan Manila.

Application Information Will Show Up Here