Dengan Biaya Besar, Shopee Puncaki Sejumlah Statistik E-commerce di Indonesia

Shopee tergolong baru di industri e-commerce Indonesia (dan Asia Tenggara secara umum) jika dibandingkan dengan Tokopedia, Lazada, atau Bukalapak. Diluncurkan pada tahun 2015, saat ini Shopee beroperasi di Malaysia, Thailand, Taiwan, Indonesia, Vietnam, dan Filipina.

Kehadirannya yang sedikit lebih lambat membuat mereka harus berusaha ekstra mendapatkan perhatian masyarakat. Dengan beragam strategi pemasaran, kini Shopee menjadi salah satu yang teratas.

Di luar promo bebas ongkos kirim (free ongkir) yang secara reguler dipertahankan, tahun ini banyak kampanye pemasaran “ikonik” yang dilakukan Shopee yang dipimpin Chris Feng ini. Menurut catatan kami, dari bulan Juli 2018 hingga November 2018 ada sejumlah pagelaran belanja besar yang diadakan Shopee, mulai dari 9.9 Super Shopping Day, Super Brand Day, Festival Diskon 10.10, acara ulang tahun ketiga yang mengundang BlackPink, hingga Shopee 11.11 Big Sale.

Acara khusus seperti itu identik dengan penawaran diskon dan subsidi besar-besaran. Misalnya untuk acara 9.9 Super Shopping Day, Shopee Indonesia menawarkan diskon hingga 99% untuk produk-produk tertentu dalam flash sale.

Cukup efektif jika melihat hasil perolehannya, karena dalam laporan yang dirilis Shopee mengklaim mampu mencatatkan lebih dari 5,8 juta transaksi dalam 24 jam.

“Indonesia adalah pasar terbesar Shopee, total pesanan untuk kuartal ketiga mencapai 63,7 juta pesanan atau rata-rata per hari mencapai 0,7 juta pesanan. Kami menginginkan Shopee menjadi platform e-commerce terbesar di Indonesia,” tulis Shopee dalam publikasinya.

Di Indonesia Shopee berhasil berada di “puncak klasemen” jika merujuk pada beberapa statistik, misalnya peringkat Google Play dan beberapa survei pasar teranyar.

Strategi pemasaran di berbagai media

Menjelang akhir November, Sea Group (sebelumnya Garena) merilis capaian mereka selama Q3 2018. Di laporan tersebut Shopee menjadi sorotan, karena menangguk GMV sebesar $2,7 miliar (hampir 40 triliun Rupiah) secara total di kawasan Asia Tenggara, naik  152% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Di balik tingginya angka GMV tersebut, terdapat biaya pemasaran yang sangat besar. Menurut laporan tersebut, Shopee secara regional menggelontorkan dana $152,9 juta (lebih dari 2,2 triliun Rupiah) hanya dalam tiga bulan Q3 2018.

Jor-joran iklan di televisi merupakan salah satu cara Shopee mendapatkan pasar dengan cepat. Menurut laporan Adstensity, dana yang digelontorkan Shopee untuk pemasaran di televisi Indonesia per 16 Desember 2018 mencapai Rp765 miliar. Tertinggi kedua setelah Bukalapak yang mencapai Rp814 miliar.

Intensitas promosi juga tak kalah tinggi dilakukan di media sosial. Meltwater baru-baru ini merilis sebuah hasil penelitian tentang bagaimana brand e-commerce mengoptimalkan media sosial untuk meningkatkan keterlibatan konsumen di momen belanja akhir tahun.

Di Indonesia tercatat bahwa Shopee (40%) menjadi yang paling banyak diperbincangkan, disusul Tokopedia (26%) dan Lazada (21%). Informasi promo, diskon, hingga acara-acara yang melibatkan pengguna dibagikan melalui kanal media sosial.

Berkat usaha-usaha tersebut memang Shopee berhasil mencapai puncak. Pertanyaannya sampai kapan dana pemasaran tersebut bisa terus dikeluarkan untuk mempertahankan posisi ini? Kita tunggu bagaimana strategi Shopee di tahun 2019.

Application Information Will Show Up Here

Lima Langkah Strategi Pemasaran Startup dengan Budget Minim

Ketika produk Anda sudah jadi dan siap untuk dipasarkan, Anda membutuhkan bantuan dari publikasi baik mengundang media atau lewat jalur iklan digital. Seberapa bagus produk Anda, bila tidak bisa dipublikasikan dengan baik, bisa dipastikan hasilnya belum tentu akan optimal sesuai dengan keinginan.

Namun di satu sisi, tingkat kompetisi bisnis startup Anda masih kecil. Beda dengan pemain yang sudah well established lainnya, ketika pemasaran berbujet besar jadi salah satu kunci utama.

Kendati demikian, pemasaran itu tidak harus selalu berbujet besar. Malah bisa dilakukan tanpa biaya sepeser pun. Artikel ini akan membahas lima langkah strategi pemasaran startup berbujet minim. Berikut rangkumannya:

Pikirkan bagaimana menciptakan kebahagiaan

Ketika memasarkan perusahaan startup, sebaiknya Anda harus selalu ingat selalu prinsip ini dalam benak, bahwa kompetitor yang sedang Anda coba untuk singkirkan ini kemungkinan besar memiliki bujet marketing lebih besar dari Anda, lebih berpengalaman dalam hal marketing, dan sudah menjalin hubungan dengan klien serta konsumen.

Namun, Anda memiliki aset terbesar, yakni kekuatan ide Anda. Kebahagiaan ini bisa memicu Anda untuk ditularkan ke orang lain. Anda harus benar-benar memanfaatkan ini jika Anda ingin sukses.

Pikirkan baik-baik bagaimana Anda menyajikan ide dan penyampaiannya agar terlihat menarik. Bagaimana ide Anda tersebut bisa meningkatkan hajat hidup orang banyak, membawa kebahagiaan, serta meningkatkan keterampilan mereka.

Nada yang Anda gunakan dan bagaimana Anda menyampaikan produk haruslah benar-benar dipikirkan sejak awal. Jika tidak, gaya penyampaian Anda bakal tidak menarik dan terlalu standar.

Kemudian, latih lah gaya presentasi Anda di depan rekan kerja atau teman, dan minta masukan sebanyak-banyaknya dari mereka. Ketika Anda sudah menguasai teknik ini, artinya Anda sudah bisa melangkah ke strategi ke dua. Namun, jangan pernah memulai pemasaran sebelum Anda mengetahui dengan persis, jenis pesan seperti apa yang Anda sampaikan ke audiens.

Aktif di media sosial dengan sentuhan gaya personal

Bagi early startup, media sosial adalah platform yang tepat untuk memulai pemasaran, karena biaya dan hambatannya yang rendah. Jika Anda menempuh sosial media, artinya Anda butuh strategi perencanaan, cara pengelolaan, dan bagaimana pengoptimalannya.

Buat rencana: sebelum menyiapkan saluran media sosial, sebaiknya Anda cari tahu teknik mana yang baik untuk dilakukan mana yang tidak untuk segmen bisnis Anda. Langkah awalnya, buat rencana pemilihan jalur media sosial mana yang paling Anda kuasai. Sebaiknya, buat akun media sosial dari platform dengan pengguna terbesar, Facebook dan Twitter. Kemudian buat akun media sosial lainnya sebagai cabang perluasan sesuai model bisnis Anda. Misal, untuk produk stylish dengan visual menarik, bisa dihubungkan ke Instagram atau Pinterest.

Buat strategi pengelolaan: apapun yang Anda pilih, jangan buat akun media sosial sebanyak-banyaknya karena bisa membuat Anda jadi kewalahan dan akhirnya banyak akun yang jadi tidak terurus. Ini juga akan membuat Anda jadi tidak profesional dalam menjalani bisnis. Maka dari itu, Anda harus pintar dalam mengelola akun dengan rajin publikasi secara teratur dan menjawab pertanyaan dari pelanggan.

Buat optimalisasi: untuk menciptakan interaksi, buat unggahan secara teratur tanpa harus memakan banyak waktu Anda. Di Twitter, interaksi dengan pembaca adalah cara yang tepat untuk menarik perhatian, misalnya dengan mencuit pemilik akun lain. Cari tahu topik bahasan yang tepat untuk berinteraksi dengan target konsumen Anda.

Buat newsletter secara berkala

Mudah-mudahan, channel media sosial Anda sudah membuat orang jadi lebih aware dan setia dengan produk Anda. Langkah berikutnya adalah mengirimkan surel dengan konsisten untuk menawarkan ROI yang terbaik. Banyak merek yang melakukan kampanye pemasaran surel dengan membayar dari agensi. Strategi ini kurang efektif karena tingkat konversi klik yang sangat rendah.

Sebenarnya tidak ada yang salah bila memilih strategi ini, namun untuk startup dengan bujet yang minim. Ada strategi lain yang bisa Anda pilih, yakni membuat newsletter secara sederhana sekedar ingin memberi tahu apa saja perkembangan produk Anda.

Setidaknya, mengirim newsletter secara satu bulan sekali sudah cukup efektif. Namun alangkah lebih baik bila Anda kirim paling minimal seminggu sekali atau dua minggu sekali. Beri tahu konsumen tentang newsletter tersebut lewat media sosial Anda dan buat janji kepada mereka agar tidak menyampah ke kotak masuk berisi promosi.

Gunakan jurnalis untuk meningkatkan jangkauan melalui kampanye kehumasan

Daripada menggunakan iklan berbayar, menghubungi jurnalis untuk memperkenalkan produk Anda kepada mereka mungkin adalah cara paling tepat dan efektif karena jangkauannya yang lebih luas. Mungkin ada banyak nomor jurnalis yang sudah Anda hubungi, namun hasilnya akan sangat bernilai ketika produk Anda terpampang di majalah, situs berita atau koran, karena akan ada banyak orang yang mulai memperhatikan Anda.

Beri hadiah kepada konsumen loyal

Follower di akun media sosial Anda telah membantu Anda meningkatkan jangkauan bisnis tanpa biaya sepeser pun karena konten yang Anda buat selama ini cukup membuat terjadinya interaksi dengan komunitas lain. Ketika produk Anda sudah ada di pasaran dan mulai menciptakan angka penjualan, Anda harus membuat program berhadiah untuk konsumen loyal Anda.

Sebab dengan adanya kehadiran dari mereka sudah sangat membantu produk Anda kian dikenal orang lain. Memberi hadiah akan memicu interaksi antar konsumen yang lebih tinggi karena dari mulut ke mulut. Pemasaran konvensional seperti ini memang cukup sulit untuk diukur, namun hasilnya sangat efektif. Karena bercerita pengalaman yang baik dari sebuah merek sangat berpengaruh sebelum memutuskan membeli barang.

Ikuti lima langkah pemasaran startup dengan bujet minim ini. Anda bakal membutuhkan tekad dan produk yang hebat untuk berhasil, namun imbalannya lebih besar dari apa yang Anda bayangkan. Sebaiknya terus cari saran terbaik dari orang-orang dan lakukan riset sebelum terjun karena Anda tidak boleh salah strategi mengingat waktu dan dana Anda yang cukup terbatas.

5 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Membuat Rencana Pemasaran

Penting untuk diingat, meski sudah ada banyak sumber referensi online yang bisa membantu Anda dalam menentukan jumlah bujet marketing, namun jangan pernah mengindahkan untuk menyusun rencana terlebih dahulu.

Bujet marketing memang bisa berubah seiring berjalannya bisnis Anda dalam setahun, sebaiknya saat Anda merancangnya perlu disesuaikan dengan rencana bisnis, bagaimana target yang akan dicapai dalam harian, mingguan, atau bulanan.

Oleh karena itu, sebelum Anda membuat rencana pemasaran yang rinci, setidaknya ada lima hal yang harus Anda pikirkan, seperti dilansir dari laman ini:

1. Tentukan target konsumen

Pertanyaan “siapa target konsumen Anda” haruslah bisa dijawab dengan cepat. Ini ada kaitannya ketika Anda sedang menyusun berbagai upaya marketing, baik saat membuat bujet ataupun rencananya.

Ambil contoh, apakah produk Anda dapat ditujukan untuk konsumen kalangan direksi di perusahaan yang masuk ke dalam jajaran Fortune 500 di Majalah Fortune? Apakah produk Anda menargetkan remaja usia 12-17 tahun dan tinggal di negara yang menggunakan Bahasa Inggris?

Anda perlu catat, bahwa strategi pemasaran yang hanya konsumen secara general adalah langkah yang buruk. Anda perlu membuat ceruk segmentasi konsumen agar pemasaran bisa lebih tepat sasaran.

Mungkin banyak yang mengatakan penting untuk membangun hubungan personal dengan calon konsumen, guna memahami karakteristik mereka dan menggali sumber potensialnya. Ada perangkat online dan gratis yang bisa membantu Anda dalam hal ini, yaitu Xtensio.

2. Buat tujuan akhir

Setelah Anda melakukan poin pertama, langkah berikutnya adalah membuat tujuan marketing untuk jangka waktu tertentu. Misalnya, dengan memposisikan Anda sebagai expert di industri menjadi penulis lepas untuk blog memberikan tips dan masukan untuk industri. Langkah ini bisa menjadi strategi Anda bisa beriklan secara gratis.

Tujuan lainnya, Anda ingin merekrut karyawan baru. Untuk mencapainya Anda perlu mendekati penulis blog tekno yang pernah meliput ruang kantor yang cocok dengan apa yang Anda cari. Contoh strategi tersebut, menjadikan tujuan marketing Anda lebih efektif dan mudah untuk dieksekusi.

3. Tentukan kanal pemasaran yang sesuai

Untuk membahas poin ini, coba ambil contoh apabila Anda beriklan, banyak pembaca Majalah Fortune dibandingkan dengan AdAge atau Adweek? Bandingkan bila Anda beriklan di media semacam Mashable. Jika target konsumen Anda adalah anak remaja usia 12-17 tahun, apakah cocok bila memilih beriklan di Facebook atau Snapchat?

Sebaiknya Anda perlu memahami karakteristik konsumen, media mana yang paling banyak dipilih. Bahkan seringkali channel marketing yang tepat, lebih mudah ditemukan bila Anda memilih media yang niche.

4. Bentuk tim

Saat membuat rencana marketing, coba Anda lihat orang-orang di sekeliling apakah diantara mereka ada yang bisa mengeksekusi seluruh rencana tersebut? Jika tidak ada, apakah Anda punya bujet untuk merekrut orang marketing?

Atau, bila Anda sudah punya tim, apakah perlu merekrut lebih banyak orang atau meminta bantuan dari outsource? Banyak orang yang pro dan kontra dalam hal outsource, namun ini semua tergantung prinsip yang dianut masing-masing founder. Anda bisa merekrut orang dengan dedikasi yang nol atau pekerja kontrak yang bisa memberikan 120% komitmennya dalam mengerjakan proyek.

5. Buat bujet marketing

Setelah keempat poin di atas telah Anda selesaikan, artinya Anda sudah bisa memperkirakan berapa besar bujet marketing yang dibutuhkan. Bujet perlu dibuat konsisten dengan pertumbuhan yang Anda inginkan. Jika Anda memutuskan bujet marketing bulanan secara tetap dalam setahun, akan sulit untuk mengukur pertumbuhan bisnis.

Cobalah dengan membuat bujet yang realistis, mulai dari mengukur talenta yang tersedia dan target marketing, serta jangka panjangnya. Misalnya, investasi konten dan SEO adalah target jangka panjang. Namun dengan merekrut tim public relation (PR) untuk periode tertentu, target ini bisa diselesaikan dengan waktu singkat, sekitar 3-4 bulan saja.

Secara biaya, tentu saja strategi ini akan lebih mahal. Belum lagi kalau realisasi penjualan belum sejalan dengan rencana. Maka dari itu, semua faktor harus diperhitungkan dengan baik-baik.

Survei DailySocial Ungkap Budget Pemasaran Startup

ilustrasi riset

DailySocial baru-baru ini melakukan survei terbatas terhadap responden penggiat startup tentang budget pemasaran yang mereka keluarkan setiap bulannya. Survei menunjukkan bahwa sebagian responden mengeluarkan lebih dari 50 juta Rupiah per bulannya untuk biaya pemasarannya. Meskipun demikian, tidak semua pemilik startup puas dengan hasil yang diperolehnya.

Continue reading Survei DailySocial Ungkap Budget Pemasaran Startup