Marvel’s Spider-Man Sabet Gelar Game Super-Hero Terbaik di Tahun Ini

Meski sudah memasuki periode akhir siklus hidupnya, PlayStation 4 terus menunjukkan keperkasaannya. Di bulan Agustus kemarin, penjualan console current-gen Sony itu kabarnya telah melampaui 82 juta unit, dan tidak sulit menebak bahwa game-game eksklusif di sana merupakan faktor utama yang mendorong angka adopsi produk di kalangan konsumen.

Di tahun 2018, PlayStation 4 berjaya melalui dukungan judul-judul seperti God of War, Shadow of the Colossus, Yakuza Kiwami 2 hingga Dragon Quest XI. Dan di bulan September ini, gamer sangat menanti kehadiran Marvel’s Spider-Man, yang merupakan proyek besar kolaborasi Marvel Studios dan Sony Interactive Entertainment. Permainan rencananya akan dirilis besok, tetapi puluhan media sudah diperkenankan memainkan serta memublikasikan artikel review. Respons mereka ternyata sangat positif.

Destructoid menyampaikan bahwa Spider-Man bukan hanya merupakan permainan super-hero yang luar biasa, namun sebuah pembuktian bagi developer Insomniac. Proyek ini memperlihatkan kemampuan studio membangun beragam jagat permainan, termasuk Marvel. Spider-Man memang tidak bebas dari kekurangan, tetapi tetap direkomendasikan baik untuk gamer maupun fans komik. Destructoid memberinya skor 9.

GamesBeat bahkan memberi penilaian yang lebih tinggi lagi: 9.5 dari 10. Sang reviewer memuji Marvel’s Spider-Man sebagai permainan super-hero terbaik sejak Batman: Arkham Asylum dirilis – dengan meneruskan tradisi Spider-Man 2. Kombinasi dari sensasi mengayun dari gedung ke gedung pencakar langit di kota New York dan adegan pertempuran mampu menghadirkan pengalaman sejati bermain jadi sang Manusia Laba-Laba.

Bagi IGN, debut Imsoniac menggarap dunia Marvel dan menyuguhkan pemain pengalaman jadi Spider-Man sama sekali tidak mengecewakan. Dan kejutan menyenangkan di sana adalah bagaimana permainaan ini tak lupa mengekspos kehidupan sehari-hari Peter Parker. Meski demikian, IGN tetap melihat adanya sejumlah masalah kecil, terutama pada alur narasi serta kualitas misi-misi opsional yang tidak sebaik jalan cerita utamanya. Mereka menyodorkan skor 8,7.

GameSpot menjelaskan bahwa walaupun dahulu sejumlah game Spider-Man berformula open world sempat meluncur, belum ada dari mereka yang betul-betul memukau serta berkarakter seperti permainan ini. Insomniac berhasil menciptakan pengalaman menjadi Spider-Man yang superior, baik ditakar dari aspek pertempuran, eksplorasi, hingga penyampaian cerita. GameSpot tak ragu-ragu menghadiahkannya nilai 9.0.

Sejauh ini, penilaian terburuk buat Marvel’s Spider-Man diberikan oleh The Guardian. Game hanya mendapatkan 3 dari 5 bintang. Beberapa aspek yang dikritisi reviewer meliputi kurang menariknya musuh-musuh Spider-Man, sesi pertempuran melawan boss yang membingungkan dan kadang mengecewakan, serta penyusunan alur cerita yang kurang optimal – menyebabkan bagian akhir game jadi terasa terburu-buru.

Berdasarkan data dari situs agregat review  OpenCritic, Marvel’s Spider-Man berhasil mengamankan skor rata-rata sementara 88 berdasarkan 86 ulasan, menempatkannya dalam urutan ketiga game eksklusif PlayStation 4 terbaik di tahun 2018.

Thanos Siap Menyerbu Fortnite Battle Royale, Karena Kenapa Tidak?

Ketika kita mengira PlayerUnknown’s Battleground merupakan kejadian bersejarah di era platform game current-gen, Fortnite Battle Royale ternyata menjadi fenomena yang lebih besar lagi. Berbeda dari sang rival, mode ‘last man standing‘ di Fortnite tersaji terpisah dari permainan utamanya, dihidangkan sebagai game free-to-play yang ditopang oleh sistem microtransaction.

Mungkin kita sulit membayangkan hal apa yang bisa membuat permainan battle royale itu lebih besar dan menghebohkan lagi. Namun Epic Games sudah memikirkannya. Perusahaan game legendaris asal North Carolina itu melangsungkan kolaborasi eksklusif dengan Marvel Studios untuk menghadirkan Thanos di Fortnite Battle Royale – tak lama setelah sang super-villain mengobrak-abrik The Avengers dalam Infinity War.

Sensasi Marvel di Fortnite itu bisa Anda nikmati melalui mode ‘terbatas’ bertajuk Infinity Gauntlet Limited Time Mashup. Di sana, Thanos tidak serta-merta datang dan mencoba melumat para pemain. Mode tersebut kembali menghidangkan gameplay last man standing masif, di mana Anda akan berlomba-lomba untuk menjadi pemain terakhir yang bertahan hidup, ditambah satu twist menarik.

Thanos

Dalam Infinity Gauntlet Limited Time Mashup, game akan menempatkan Infinity Gauntlet serta keenam batu Infinity Stone secara acak di peta. Gamer yang menemukan dan menggunakannya segera berubah jadi sang alien dari Titan itu dan memperoleh seluruh kekuatannya. Apakah gagasan ini terdengar terlalu liar? Tidak juga. Di Infinity War, Thanos berhasil merebut Reality Stone, sehingga memungkinkannya masuk ke jagat lain.

Menariknya, ide kolaborasi Epic Games dan Marvel Studios ini tidak datang dari satu pihak saja. Infinity War saat ini memang menjadi film box office nomor satu, berhasil meraup US$ 144,8 juta, dan siapapun yang menggandeng franchise ini berpeluang mendapatkan untung besar. Meski begitu, ternyata sutradara kakak-beradik Anthony dan Joe Russo adalah penggemar berat Fortnite. Mereka sering menikmati permainan shooter itu di waktu senggang.

Creative director Epic Games Donald Mustard kaget ketika menerima telepon dari Joe Russo. Sesudah sedikit perkenalan, mereka segera berdiskusi dan akhirnya membicarakan ide gila. Meski begitu, Mustard dan Russo setuju bahwa seperti apapun hasilnya nanti, konten baru tersebut haruslah benar-benar orisinal, baik untuk fans Fortnite ataupun Avengers: Infinity War. Tak lama, tim Epic Games langsung menggarapnya.

Infinity Gauntlet Limited Time Mashup tersuguh sebagai update gratis di Fortnite Battle Royale, tersedia di PC, Xbox One, PS4, Mac serta iOS; bisa dinikmati mulai hari ini. Dengan kehadiran mode tersebut, untuk pertama kalinya fans The Avengers mendapatkan kesempatan buat membalaskan kekalahan para hero favorit mereka di Infinity War…

Sumber: Entertainment Weekly.

Acer Rayakan Pemutaran Avengers: Infinity War Lewat Peluncuran 3 Laptop Edisi Spesial

Satu dekade selepas penayangan perdana Iron Man, Marvel Cinematic Universe telah berevolusi menjadi salah satu franchise hiburan terbesar di Bumi, menandingi Star Wars dan Harry Potter. Tiap peluncuran film MCU di layar lebar selalu disambut meriah oleh penggemarnya, dan momen ini juga dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh sejumlah perusahaan.

Acer adalah satu nama yang melihat potensi di sana. Sebelum Avengers: Infinity War hadir di sinema, produsen hardware asal Taiwan itu telah diketahui berencana meramu sejumlah produk edisi terbatas. Dan bersamaan dengan penayangan film terbaru MCU itu kemarin, Acer meluncurkan tiga laptop bertema Avengers. Melalui perilisan perangkat-perangkat ini, Acer mengklaim bahwa mereka ialah satu-satunya brand IT yang berkolaborasi bersama Marvel Studios dalam pemutaran Avengers: Infinity War.

Acer 3

Hal menarik dari notebook-notebook bertema Avengers itu adalah, tiap karakteristik tokoh diimplementasikan pada satu model perangkat. Sejauh ini, Acer telah menunjuk tiga karakter: Iron Man, Captain America, dan Thanos. Berdasarkan penjelasan presales manager Acer Dimas Setyo, sang produsen memilihnya karena mereka merupakan tokoh-tokoh paling ikonis di franchise tersebut.

Acer 1

Di konferensi pers, presiden direktur Herbet Ang juga sempat menuturkan bagaimana laptop edisi Avengers: Infinity War tersebut dirancang baik buat penggemar setia Marvel sebagai cara ‘mengaktualisasi diri mereka’ serta pengguna umum yang ingin berkreasi. Ketiga notebook menjanjikan perpaduan antara desain trendi dengan kecanggihan teknologi komputasi portable khas Acer.

Ini dia produk-produknya:

 

Aspire 6 Captain America Edition

Meski merupakan model entry-level, Aspire 6 Captain America Edition tetap tampil mewah. Desain laptop berlayar 15,6-inci full-HD ini kabarnya terinspirasi dari kostum biru Steve Rogers dan tameng vibranium-nya. Logo bintang khas Captain America dibubuhkan pada bagian punggung dan dicantumkan pula di touchpad. Saat lid dibuka, Anda bisa melihat logo Avengers raksasa di area kanan keyboard dan wrist rest.

Acer 8

Acer 11

Seperti Aspire 6 tipe standar, edisi Captain America-nya ini menyajikan keyboard full-sized dengan numpad yang turut dibumbui backlight LED warna putih. Buat saya, perpaduan antara warna biru di tubuh dan LED putih terlihat serasi.

Acer 9

Acer 10

Di dalam, Acer mencantumkan prosesor Intel Core 15-8250U, kartu grafis GeForce MX150 2GB, RAM DDR4 4GB (dapat di-upgrade hingga 16GB), dan penyimpanan berbasis hard disk 1TB, serta tak lupa membundelnya bersama OS Windows 10 Home. Aspek konektivitas fisiknya terdiri dari sebuah port USB 3.1, satu USB 3.0, sepasang USB 2.0, port HDMI serta slot card reader SD.

 

Switft 3 Iron Man Edition

Laptop edisi Iron Man ini merupakan varian tertipis dan satu-satunya yang mengusung LED di sisi punggung di antara ketiga model. Bahkan tanpa tulisan ‘Marvel’ ataupun ‘Avengers’ di bagian luar, orang akan segera tahu tokoh apa yang direpresentasikannya. Layaknya baju zirah high-tech punya Tony Stark, Switft 3 Iron Man Edition didominasi warna merah dengan garis-garis emas tipis, serta dimeriahkan oleh Arc Reactor menyala di tengahnya.

Acer 13

Acer 14

Swift 3 menyajikan layar full-HD IPS 14-inci. Struktur tubuhnya terbuat dari aluminium, lalu display-nya juga diproteksi oleh lapisan Corning Gorilla Glass. Sama seperti Aspire 6, keyboard Swift 3 dilengkapi backlight LED putih, hanya saja ia tidak mempunyai numpad.

Acer 12

Acer 15

Laptop turut menggunakan jenis prosesor dan GPU serupa sepupunya itu, yakni Intel Core 15-8250U dan GeForce MX150 2GB, namun ada perbedaan pada aspek memori dan penyimpanannya. Switft 3 Iron Man Edition menggunakan storage jenis SSD berkapasitas 256GB dan RAM 8GB. Varian ini sudah mempunyai port USB type-C serta fitur power-off USB charging – memungkinkan kita mengisi baterai device lain meski laptop dalam keadaan mati.

 

Nitro 5 Thanos Edition

Melihat dari apa yang dilakukannya pada para Avengers di Infinity War, Nitro 5 Thanos Edition mungkin bukan jadi pilihan utama Anda. Tetapi ia merupakan tipe favorit saya berkat desain yang lebih berani, serta fakta bahwa Nitro 5 ialah notebook gaming kelas mainstream. Warna emas di area engsel dan decal bergaya percikan di bagian lid memang terlihat radikal, namun dipadu ilustrasi laser-engraved (gambar Thanos dan anak buahnya), penampilannya jadi sangat artistik.

Acer 7

Acer 6

Untuk menghidangkan konten, Nitro 5 Thanos Edition mengandalkan layar IPS 16,6-inci FHD dan speaker berteknologi Dolby Audio Premium serta Acer TrueHarmony. Identitas gaming juga tidak hilang berkat pemakaian LED merah di papan ketiknya. Satu aspek pada rancangan Nitro 5 Thanos Edition yang belum bisa saya temukan adalah elemen warna-warni Infinity Stones.

Acer 16

Acer 5

Untuk menangani gaming, Nitro 5 Thanos Edition dipersenjatai Intel Intel Core i5-7300HQ (berarti masih generasi ketujuh) berkecepatan hingga 3,5GHz, kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1050 4GB, serta RAM DDR4 8GB. Buat media penyimpanan, Acer memanfaatkan perpaduan solid-state drive 128GB dengan hard disk 1TB. Lalu selain konektivitas fisik standar (USB type-C, USB 3.0 power-off charging, HDMI 2.1), laptop juga dibekali Wi-Fi 2×2 802.11ac.

 

Ketersediaan dan harga

Acer mengabarkan bahwa ketiga laptop edisi spesial Avengers: Infinity War sudah bisa dibeli melalui Acer Official eStore, eCommerce serta jaringan penjualan resmi Acer mulai hari ini, tanggal 26 April 2018. Harga masing-masing produk dapat Anda lihat di bawah.

  • Aspire 6 Captain America Edition: Rp 12 juta
  • Switft 3 Iron Man Edition: Rp 16,5 juta
  • Nitro 5 Thanos Edition: Rp 15 juta

Mantan Creative Director Uncharted: The Lost Legacy Bantu Pengembangan The Avengers Project?

Penantian terhadap Avengers: Infinity War memang terasa semakin tak tertahankan setelah Marvel Entertainment melepas trailer perdananya. Film ini rencananya akan tayang pada tanggal 4 Mei 2018. Namun bukan hanya Infinity War yang dinanti para fans beratnya. Marvel juga sempat mengabarkan bahwa mereka sedang menggodok proyek ‘hiburan interaktif’ baru.

Tepat di bulan Januari tahun lalu, Marvel Entertainment mengumumkan eksistensi dari sebuah permainan video ber-codename The Avengers Project. Proyek ini sepertinya besar dan ambisius karena perusahaan hiburan itu turut menggandeng Crystal Dynamics dan Eidos Montréal buat mengerjakannya. Crystal Dynamics adalah studio di belakang reboot Tomb Raider, sedangkan Eidos Montréal ialah pencipta Deus Ex: Human Revolution dan Mankind Divided.

Proses pengembangan The Avengers Project tampaknya tengah berlangsung. Dan belum lama ini, ada indikasi tim developer memperoleh bantuan dari satu talenta berpengalaman di industri gaming.

Setelah berkarier selama tujuh tahun bersama Naughty Dog, individu bernama Shaun Escayg yang sempat dipercaya untuk jadi creative director Uncharted: The Lost Legacy mengundurkan diri dari studio itu. Dan tak lama, Escayg mem-posting logo The Avengers di akun Instagram miliknya.

Menurut IGN dan Digital Trends, hal ini merupakan satu petunjuk yang mengindikasikan bergabungnya sang mantan creative director ke proyek pengembangan permainan The Avengers baru tersebut.

Logo The Avengers.

Buat sementara, satu-satu info mengenai narasi The Avengers Project hanya terdapat di video pengumumannya. Video dinarasikan oleh suara wanita (boleh jadi Black Widow), menunjukkan beberapa objek ikonis di jagat Marvel – palu Thor, bagian tangan armor Iron Man, kacamata (punya Bruce Banner?) dan tameng milik Captain America – yang tampak rusak atau terabaikan.

Di sana, sang narator menyampaikan, “Mereka bilang masa-masa para pahlawan telah berakhir. Jika Anda berbeda, maka Anda dianggap berbahaya. Tapi saya tahu yang sebenarnya. Dunia selalu butuh pahlawan. Kita hanya perlu bersatu kembali.”

Berdasarkan laporan IGN (yang bersumber pada posting-an user forum NeoGAF) di bulan September 2017, kabarnya The Avengers Project akan mengusung formula action-adventure dipadu elemen online, aspek ‘sosial’, serta ‘shared gameplay‘, dan akan menyajikan sudut pandang orang ketiga.

Waktu itu, Crystal Dynamics juga sedang mencari talenta untuk bertanggung jawab sebagai Lead Level Designer The Avengers Project. Apakah Shaun Escayg yang terpilih mengisi posisi itu?

Hadirkan Para Jagoan Marvel, Future Fight Pecahkan Rekor Download Baru

Berkat antisipasi tinggi terhadap film Avengers: Age of Ultron, Marvel Studios sukses mengumpulkan keuntungan kotor senilai US$ 1,149 miliar. Satu-satunya pengalaman interaktif yang paling mendekati aksi dalam Age of Ultron masih belum tersedia, sebuah game berjudul Lego Marvel’s Avengers. Jika tak sabar menunggu, alternatifnya juga tidak kalah mengasikkan. Continue reading Hadirkan Para Jagoan Marvel, Future Fight Pecahkan Rekor Download Baru