Ikuti Workshop Indonesia Next Apps 4.0 di Kota Anda

Indonesia Next Apps 4.0 adalah gelaran keempat Samsung yang mengajak para IT developer Tanah Air untuk ikuti serta mengembangkan inovasi aplikasi di platform terbaru. Pada puncaknya, 20 aplikasi terbaik akan berlaga pada acara final di Jakarta dan berlomba meraih total hadiah lebih dari 600 juta rupiah.

Sebelum mendapatkan 20 aplikasi tersebut, Samsung terlebih dahulu akan membuka kesempatan bagi para pengembang aplikasi di beberapa kota Indonesia untuk belajar, berbagi, dan berdiskusi secara langsung dengan para ahli, melalui rangkaian Workshop.

Di setiap kota, Workshop INA 4.0 akan berisi insightinsight yang berkaitan dengan pengenalan INA 4.0, pemaparan terkait permasalahan di industri, cerita dari local heroes di tiap kota yang telah sukses membangun startup/aplikasi, serta kelas-kelas yang membahas teknologi yang dikembangkan Samsung.

Terdapat lima sesi utama yang membahas seputar teknologi Samsung; Tizen Apps Development, Tizen Wearable Development, Gear VR, Samsung Galaxy SDK, dan Samsung DeX. Menariknya, di setiap sesi tersebut, kamu bisa memilih di antara dua sesi, yakni sesi pengenalan (fokus pada pemamparan fundamental) dan sesi teknis (lebih menguak sisi teknis dari sebuah teknologi).

Lebih detail mengenai rangkaian Workshop INA 4.0, berikut adalah daftar kota-kotanya.

  • Semarang – 25 Juli 2017
  • Yogyakarta – 27 Juli 2017
  • Malang – 29 Juli 2017
  • Surabaya – 31 Juli 2017
  • Jakarta – 3 Agustus 2017
  • Bandung – 5 Agustus 2017
  • Medan – 7 Agustus 2017
  • Makassar – 9 Agustus 2017

Nah, apakah ada kotamu disebutkan di atas? Jangan sampai kamu melewatkan kesempatan emas ini! Melalui Workshop INA 4.0, peluangmu terbuka besar untuk berkenalan dengan ahli industri serta mendapatkan bekal ‘bergizi’ untuk ajang Codenight dan gelaran puncak INA 4.0.

Daftarkan dirimu ke Workshop INA 4.0 sekarang juga di www.indonesianextapps.com!

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama Samsung dan DailySocial sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Indonesia Next Apps 4.0.

Apakah Konten Viral dapat Berkualitas?

Mendengar kata ‘viral’, apa yang langsung terlintas di benakmu? Meme? Hashtag? Atau, hoax?

Sudut pandang medis mengartikan viral sebagai sesuatu yang berhubungan dekat dengan virus. Sedangkan, dari terminologi digital, viral sering dikaitkan dengan konten yang mendapat jempol atau repost berlimpah, diperbincangkan di timeline media sosial, hingga menjadi wacana ringan di grup messenger. Kedua perspektif ini punya benang merah utama, penyebaran.

Saat startup-mu sukses menghasilkan produk yang cocok dengan kebutuhan pasar, mungkin kamu mulai berpikir untuk menciptakan content marketing yang membuat nama usahamu melambung, dan viral, apalagi jika kamu sudah mencapai seri pendanaan tertentu yang memungkinkanmu memperbesar skala dan mengenalkan produk startup seluas-luasnya.

Viral marketing memang menggiurkan karena penyebarannya yang cepat namun masif. Perlu kombinasi dari berbagai medium agar pesan marketing yang ingin disampaikan menjadi buah bibir. Belajar dari pengalaman, Dropbox mengadopsi integrasi antara kualitas produk, word of mouth, dan media sosial sebagai medium viral marketing.

Tantangannya sekarang konten viral seringkali diidentikkan dengan konten remeh-temeh, seperti contohnya konten hoax berbentuk artikel atau meme, yang bersifat clickbait.

Bukan hanya bisnis startup yang erat kaitannya dengan konten dan media saja, semua jenis bisnis dapat menciptakan konten seperti itu, selama menggunakan medium yang menghubungkan ke banyak orang. Jadi, semua berkesempatan menjadi viral, tapi semua juga ‘berkesempatan’ untuk melahirkan konten yang remeh-temeh.

Lantas, apakah konten viral tidak bisa berbanding lurus dengan kualitas konten yang baik? Apakah membuat meme untuk social media marketing menjamin menjadi viral? Bagaimana proses dibalik konten viral?

rsz_img-20170330-wa0001

CEO Brilio Joe Wadakethalakal akan berbagi dan mengajakmu berdiskusi seputar hal ini di #SelasaStartup dengan tema “Viral vs. Quality”, bertempat di kantor DailySocial. #SelasaStartup kali ini pas sekali untukmu yang berkutat di bidang startup, business development, marketing, dan content production.

Selain snack dan coffee, kamu juga akan mendapatkan insight seputar tren content marketing terkini serta kesempatan untuk berjejaring dengan sesama marketing geek dan tech enthusiast. Daftar gratis sekarang juga di sini!

 

8 Hal yang Perlu Ada dalam Penulisan API yang Baik

Kemudahan yang dirasakan pengguna-pengguna website seringkali tak lepas dari peran serta penyatuan API (application program interface) dengan layanan web. Para user ini mungkin tidak terpikir bagaimana ‘dapur’ di balik integrasi tersebut. Apakah serumit itu pengembangannya?

Begini. Bagi developer, menulis source code yang tidak terstruktur itu seperti membalikkan telapak tangan. Semudah itu membuatnya, tapi hal tersebut kurang lebih akan menghasilkan API web-nya yang menyebabkan website yang acak-acakan. Ya, kalau bukan user, setidaknya permasalahan ini akan dirasakan sendiri oleh sang developer.

Maka, kerumitan ini bisa dibilang bermuara dari bagaimana developer menulis API. Mestinya, rancangan API itu bisa dinikmati user saat digunakan dan dinikmati developer saat mengembangkannya, ‘kan?

Dokumentasi API yang apik adalah pintu untuk menjadi API writer yang baik. Pendokumentasian ini dimulai dari mengubah sudut pandang dari developer menjadi user. Developer perlu menggunakan pemikiran “bagaimana API ini dimanfaatkan dengan effort yang sesedikit mungkin” dibanding memikirkan “apa saja yang bisa dilakukan oleh API ini.”

Pendokumentasian API yang memuaskan bagi user dan developer semestinya melewati beberapa tahapan. Dokumentasi secara sederhana perlu berisi:

  1. Keterangan yang jelas mengenai method/resource
  2. Daftar parameter yang digunakan dalam method/resource tersebut, yang menyertakan tipenya, special formatting, rules, dan keterangan apakah resource/method ini digunakan
  3. Sample call yang menyertakan sambungan ke media type body
  4. Sample body yang menyertakan media type body
  5. Contoh code untuk sejumlah bahasa pemrograman
  6. Contoh SDK yang memperlihatkan cara mengakses method/resource dengan menggunakan SDK sesuai dengan bahasanya
  7. Link ke resource tambahan (contoh, blog)
  8. Comment section agar user dapat berbagi dan mendiskusikan code di dalamnya.

Delapan konten di atas baru sebagian dari isi dokumentasi API. Lebih luas lagi, pendokumentasian API juga masih separuhnya dari cara-cara menjadi API writer yang baik.

Untuk membantu developer menulis API yang developer-friendly, Head of Technologist DailySocial Tommy Dian Pratama akan berbagi lebih banyak tipsnya di acara #KamisKoding dengan tema “Writing Developer-Friendly API’s”, pada hari Kamis, 30 Maret 2017, di kantor DailySocial.

rsz_pasted_image_at_2017_03_20_01_07_pm

#KamisKoding adalah ajang yang tepat untuk para developer dan tech geek menikmati waktu santai di sore hari sambil berdiskusi ringan dan santai seputar tren IT development, programming, coding, dan hal lain yang berkaitan dengannya.

DailySocial mengkhususkan acara ini gratis untuk mereka yang terlibat dalam hal pengembangan IT atau yang ingin mempelajari seluk-beluk di dalamnya, dengan jatah kursi terbatas.

Tertarik? #KamisKoding sudah membuka pendaftarannya, dan bisa Anda akses di sini.

Mengintip Antusiasme Cloud Geek di AliLounge Yogyakarta dan Bandung

Keberhasilan mengumpulkan kerumunan massa sudah bisa kita lihat banyak contohnya di kehidupan masyarakat, dari mulai kampanye politik sampai pengeroyokan maling ayam. Karena itu, kuatnya sebuah komunitas semestinya menjadi sebuah tanda tanya, mengapa kelompok orang ini dapat terikat satu dan yang lainnya. Jawabnya setidaknya antara tiga hal; mereka memiliki tujuan yang sama, musuh yang sama, atau keduanya. Para pegiat IT asal Yogyakarta dan Bandung dalam rangkaian kegiatan AliLounge adalah contoh dari jawaban pertama.

Di kota pertama, Yogyakarta, AliLounge memperlihatkan bagaimana komunitas IT Kota Pelajar begitu solid, bahkan dalam membantu menyukseskan acara dengan terlibat bersama panitia. Pun dengan kota kedua, Bandung, sangat terlihat obrolan makan malam yang begitu akrab satu dan yang lainnya antara sesama pelaku startup dan industri IT.

Satu hal yang jelas sama, baik di Yogyakarta maupun Bandung, talkshow yang diselenggarakan Alibaba Cloud dan DailySocial ini memperlihatkan antusiasme para IT enthusiast dan cloud geek tentang isu startup, scaling, dan cloud computing. Inilah mengapa kedua kota tersebut disebut-sebut tadi memiliki kultur kuat dalam masyarakat IT-nya; tujuan mereka sama, ingin terus berkembang dari teknologi yang mereka kembangkan.

Yogyakarta

Suasana daerah istimewa malam itu memang benar-benar terasa istimewa. Pasalnya, Yogyakarta yang biasanya lekat dengan suasana hangat kala itu diguyur hujan deras. Seiring waktu semakin mendekati acara AliLounge Yogyakarta, hujan malah kian deras saja.

Istimewanya, para peserta AliLounge Yogyakarta masih meluangkan waktu untuk menghadiri talkshow tentang scale-up startup ini, di tengah cuaca yang boleh jadi lebih mendukung untuk berada di dalam kamar tidur.

Sekitar pukul 19.30, CEO DailySocial Rama Mamuaya membuka acara dengan opening remarks yang menyoal scaling dalam startup dan menceritakan pengamatan pribadinya mengenai pemanfaatan cloud computing untuk startup scaling.

AliLounge Yogyakarta kemudian berlanjut ke sesi keynote pertama yang diisi oleh Sabith Venkitachalapathy, Cloud Architect dari Alibaba Cloud. Sabith menerangkan tentang kapabilitas AliCloud dan berbagai layanan yang mereka miliki, dari yang berbentuk PaaS dan IaaS, baik yang berupa cloud server, keamanan dan scale up.

Selanjutnya, pemateri di keynote kedua adalah Senior Editor DailySocial Randi Eka Yonida. Tech journalist sekaligus tech blogger ini menjelaskan tentang efektivitas cloud untuk sumber daya server dalam startup serta layanan apa saja yang umumnya digunakan untuk produktivitas startup (SaaS, IaaS, PaaS).

Setelah sesi keynote, barulah semakin terlihat antusiasme dari para cloud geek Yogyakarta di sesi tanya-jawab dengan para pembicara. Diskusinya mengarah ke persoalan seperti integrasi layanan server Alibaba dengan lingkungan pengembangan, sistem pembayaran layanan, dan kiat memanfaatkan layanan cloud untuk startup.

Bandung

Bernasib agak serupa dengan talkshow di Yogyakarta dalam hal cuaca, AliLounge Bandung juga dihadapkan dengan dingin dan hujan yang awet terjaga intensitasnya. Meski tak sederas hujan yang terjadi di Yogyakarta, tetap saja menjadi tantangan tersendiri bagi para peserta talkshow saat menuju ke venue. Dan ternyata, cuaca yang demikian tidak mematahkan hasrat mereka untuk ikut serta mendengarkan pembahasan seputar startup scaling di Eduplex, Dago, Bandung.

Tepat pukul 18.00, pintu venue sudah terbuka bagi para peserta AliLounge Bandung. Satu per satu dari mereka mulai hadir, menuju meja registrasi, menyeduh kopi atau teh, mengambil makanan ringan, dan berbincang santai dengan sesama pelaku IT, bahkan dengan salah satu pembicara AliLounge Bandung, Head of Technologies DailySocial Tommy Dian Pratama.

Acara dibuka oleh opening remarks dari CEO DailySocial Rama Mamuaya, yang sejak awal sudah menyinggung soal pengembangan bisnis dalam startup. Menurutnya, perhatian terhadap cloud dalam proses scaleup perusahaan startup adalah agenda penting.

Setelah Rama, tim Alibaba Cloud kemudian mulai memberikan presentasi. Dibuka oleh Leon Chen, Business Development for Southeast Asia dari Alibaba Cloud, sesi keynote tim Alibaba Cloud berisi cerita tentang pengalaman bagaimana Alibaba menggunakan data dan memonetisasinya, yang disampaikan oleh Ken Ly, Cloud Architect Alibaba Cloud.

Ken bercerita tentang kisah sukses bagaimana skala bisnis Alibaba Cloud dapat bertumbuh pesat, hingga pada tahun 2015, Alibaba Cloud membuat rekor baru di Sort Benchmark Competition dengan memproses data sebesar 100 TB dalam waktu 377 detik. Peningkatan skala bisnis juga sekaligus memberikan pembuktian bahwa Alibaba Cloud dapat membantu scaleup dari startup dengan kemampuan skalabilitasnya, ujar Ken.

Selanjutnya giliran Tommy yang mengisi sesi keynote kedua. Berdasarkan pada pengalaman pribadinya selama memegang sistem IT di DailySocial, Tommy bercerita tentang kebutuhan-kebutuhan yang perlu diperhatikan serta manfaat dari cloud computing, khususnya saat memasuki fase scaleup.

Sesi tanya-jawab kemudian dilakukan setelah Tommy presentasi, yang mana ternyata banyak dari para peserta AliLounge yang ingin berdiskusi dengan Ken dan Tommy. Bahkan karena terlalu banyak, MC sampai-sampai menganjurkan para peserta untuk ngobrol langsung dengan para pembicara sembari makan malam di sesi dinner and networking.

Disclaimer: DailySocial adalah media partner dari rangkaian acara AliLounge.

Bincang-Bincang Soal Startup Scaling dari Aspek Teknis

Ruang bisnis startup Indonesia sepertinya perlu direnovasi atau, lebih tepatnya, diperbesar. Pasalnya, dari hari ke hari ide-ide kreatif yang merupakan embrio dari startup mulai muncul di berbagai komunitas, khususnya komunitas teknologi. Banyak memang yang meledak, beriringan dengan itu, tak sedikit pula yang gugur dimakan seleksi alam. Persoalan kegagalan startup dalam mengembangkan bisnisnya seringkali berujung pada diskusi di kedai kopi soal pendanaan yang kurang atau dompet perusahaan yang kering.

Pembicaraan soal uang tersebut tidak sepenuhnya salah. Fase startup scaling sejatinya memang akan bertemu rintangan, meski tidak melulu soal uang. Seperti sifat alamiahnya, startup hadir di masyarakat dengan daya gedor ide-idenya yang inovatif dan solutif. Hal ini bergulir satu nafas dengan bisnis mereka yang berorientasi pada kebutuhan user/customer.

Gebrakan ide harus terus bergulir bersamaan dengan sifat lainnya dari startup yakni dinamis. Ingatlah, naik-turun dari laju bisnis startup adalah lumrah, dan perlu disiasati dengan pembaruan ide serta sarana teknologi.

Menyoal sarana teknologi, cloud computing ternyata menjadi bagian dari kunci scaling yang dilakukan startup. Bayangkan, sayang sekali bila fitur atau sistem yang ditawarkan startup kepada user, ternyata tidak berujung pada conversion rate yang memuaskan, hanya karena sistem cloud computing yang kendor. Bisa jadi, inilah titik mimpi buruk startup.

Agar para pendiri startup yang sekarang mulai merangkak tidak mengalami hal tersebut, Alibaba Cloud bekerja sama dengan DailySocial menyelenggarakan sebuah talkshow bernama AliLounge, dengan tajuk “How to Scale Your Startup”.

AliLounge, talkshow hasil kolaborasi Alibaba Cloud dan DailySocial. / DailySocial
AliLounge, talkshow hasil kolaborasi Alibaba Cloud dan DailySocial. / DailySocial

AliLounge rencananya akan diselenggarakan di dua kota, yakni Yogyakarta (8 November 2016) dan Bandung (10 November 2016). AliLounge Yogyakarta akan mengambil tempat di Smart Lounge Lippo Jogja. Sedangkan untuk Bandung, AliLounge bertempat di Eduplex Dago.

Dua orang Cloud Architect Alibaba Cloud, Sabith Venkitachalapathy dan Ken Ly, akan menjadi pembicara tetap di AliLounge Yogyakarta dan Bandung. Selain itu, kursi pembicara dari praktisi industri teknologi dan startup akan diisi Randi Eka Yonida (Senior Editor DailySocial) untuk AliLounge Yogyakarta dan Tommy Dian Pratama (Chief Technology Officer DailySocial) untuk AliLounge Bandung.

Nah, apakah startup Anda sudah siap untuk melakukan scaling dari sisi teknis? Cari tahu dan temukan insight menarik di AliLounge Yogyakarta dan Bandung!

Oh iya, Anda juga bisa melakukan networking dengan rekan-rekan startup dan para pakar teknologi serta makan malam bersama lho.

Tak ketinggalan, tim Alibaba Cloud punya hadiah untuk 20 pendaftar pertama AliLounge di masing-masing kota, yang sebelumnya telah membuat akun Alibaba Cloud dan mendaftarkan kartu kredit atau akun PayPal-nya. Hadiah tersebut adalah kupon senilai $200.

Ayo, daftar sekarang juga, gratis! Info lengkap dan pendaftaran dapat Anda akses di tautan berikut untuk AliLounge Yogyakarta dan Bandung.


Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama Alibaba Cloud dan DailySocial untuk rangkaian kegiatan AliLounge.

BlackInnovation Developer Meetup Bandung: Berbagi Ide di Kota Kreatif

Malam itu, Bandung menampakan wujud aslinya; dingin dan sejuk, dua hal yang dipicu oleh hujan deras yang membasahi tanah parahyangan. Meski begitu, ada kehangatan yang hadir di satu sudut kota berjuluk Paris Van Java ini, tepatnya di Eduplex, Dago. Bukan, kehangatan ini bukan disebabkan oleh surabi hangat atau bajigur panas khas Bandung. Kehangatan ini muncul dari sebuah acara bernama BlackInnovation Developer Meetup pada hari Kamis (22/9).

Dibuka pada pukul 19.00 oleh MC, BlackInnovation Developer Meetup malam itu sudah dihadiri puluhan IT developer asal Kota Kembang, yang bergelut di bidang teknologi dengan berbagai peran, seperti pelaku startup dan mahasiswa Teknik Informatika. Para peserta mengikuti acara ini dengan santai, sembari menyeruput kopi atau teh dan menikmati camilan yang telah disediakan.

Sesuai dengan tema “Inspiring People to Innovate and See the Future of IoT”, BlackInnovation Developer Meetup Bandung kali ini menghadirkan pembicara-pembicara yang sudah malang-melintang di antara tiga hal; bidang IoT, dunia inovasi, atau keduanya. CEO DyCode Andri Yadi, pakar IT sekaligus technopreneur Budi Rahardjo, dan CEO Redbuzz Mediatama, Organizing Committee Blackinnovation 2016, Arifin Bong adalah tiga pembicara malam itu dan diskusi panel dibawakan oleh Chief Editor DailySocial Lifestyle Wiku Baskoro selaku moderator.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, meski hujan tak hentinya membasahi Bandung, acara malam itu, khususnya di sesi diskusi panel, berlangsung hangat. Materi-materi yang dikupas habis malam itu berkenaan dengan IoT dan segala manfaatnya, baik untuk hari ini maupun masa depan.

Pembahasan dari BlackInnovation Developer Meetup Bandung memang tidak begitu teknis. Dengan demikian, pembahasan IoT dapat dibawakan dengan lebih ‘ringan’. Bahkan terkadang tidak melulu soal IoT. “Inovasi itu berawal dari mimpi,” ujar Budi Rahardjo membicarakan soal awal proses kreatif dalam IoT, dengan gaya bicara dan pembawaannya yang khas. “Dan, mimpi itu gratis lho!” lanjutnya.

Menyambung apa yang disampaikan Budi, Andri Yadi punya pandangan juga mengenai tips berinovasi dalam aspek IoT.

“Seharusnya, inovasi itu berawal dari keresahan diri sendiri,” kata Andri. “Karena itu, saya percaya kalau orang yang banyak masalah, harusnya punya banyak ide untuk berinovasi.”

Dari keresahan itu, pihak Blackxperience.com sangat berharap bahwa BlackInnovation Developer Meetup dapat memicu rekan-rekan IT developer bisa berinovasi dan punya manfaat bagi masyarakat lewat inovasinya, dengan mendaftar ke blackinnovation.blackxperience.com.

“Kenapa BlackInnovation kali ini dibuka untuk dua bidang? Karena saya percaya bahwa di masa depan, desain produk dan Internet of Things itu perlu terkoneksi di masa depan,” ucap Arifin Bong.


Disclosure: DailySocial adalah media partner BlackInnovation 2016

Startup Grind Jakarta Hadirkan Meetup dengan CEO aCommerce Indonesia Hadi Wenas

Startup Grind Jakarta akan menghadirkan meetup dengan bintang tamu CEO aCommerce Indonesia Hadi Wenas. Meetup yang diadakan oleh Startup Grind berisi sharing pengalaman Hadi dalam memajukan bisnis berbasis e-commerce di tanah air. Ini merupakan acara perdana yang digagas oleh Startup Grind Jakarta yang dikelola oleh Frans Yuwono.

Continue reading Startup Grind Jakarta Hadirkan Meetup dengan CEO aCommerce Indonesia Hadi Wenas

Selamat Ulang Tahun ke-10 WordPress! Yuk, Ikuti Meetup Untuk Rayakan Ultah WordPress

Hari ini, waktu Indonesia, WordPress berulang tahun yang ke-10. Layanan blogging dan Content Management System (CMS) ini telah hadir sejak 2003 dan menjadi pilihan untuk mempublikasikan berbagai konten.

Continue reading Selamat Ulang Tahun ke-10 WordPress! Yuk, Ikuti Meetup Untuk Rayakan Ultah WordPress

Catat Tanggalnya, Meetup Untuk Rayakan Ulang Tahun WordPress yang ke-10

WordPress akan berulang tahun yang ke-10. Layanan blogging dan Content Management System (CMS) ini menjadi pilihan berbagai orang baik untuk sarana blogging atau membangun situs lain seperti e-commerce atau halaman web untuk memajang portofolio karya.

Continue reading Catat Tanggalnya, Meetup Untuk Rayakan Ulang Tahun WordPress yang ke-10