Google for Indonesia 2021: Beri Hibah Untuk Pelatihan IT dan Pinjaman Mikro untuk Perempuan

Dalam gelaran tahunan Google for Indonesia kali ini, Google mengumumkan mitra keuangan mikro Kiva dan hibah senilai $2 juta kepada INCO sebagai bentuk dukungan pemulihan ekonomi di Indonesia sama seperti tahun lalu. Hibah ini diberikan melalui arm filantropi Google bernama Google.org akan membantu INCO melatih 10 ribu orang Indonesia melalui program Google IT Support Certificate di platform Coursera.

Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf menuturkan, Google IT Support Certificate adalah sertifikat karier level profesional yang paling dicari di Coursera. Program ini memberikan kemampuan siap kerja dan landasan yang bagus untuk memulai karier baru sebagai system analyst, database administrator, network engineer, IT specialist, atau teknisi help desk.

“Dukungan Google pada INCO akan membantu memberdayakan generasi muda agar dapat memanfaatkan banyaknya peluang kerja di perekonomian digital yang sedang tumbuh pesat ini,” kata dia, Kamis (2/12).

Sebagai gambaran, program ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan secara cepat tanpa perlu gelar sarjana atau pengalaman sebelumnya di bidang IT, data analytics, project management, dan user experience design. Program ini diajarkan dan dikembangkan oleh karyawan Google yang bekerja di bidang tersebut dan dapat diselesaikan dalam waktu kurang lebih enam bulan di Coursera.

Setelah mengikuti sertifikasi ini, peserta akan memiliki kemampuan untuk: memahami konsep inti untuk semua pekerjaan IT Support, termasuk pemecahan masalah, layanan pelanggan, jaringan, administrasi sistem, sistem operasi dan keamanan; mengetahui cara merakit komputer, menulis support documentation yang efektif, jalur rute dan subnet, mengelola software; dan pengalaman bekerja mendalam dengan Linux, Cloud Computing, dan Command-Line Interfaces.

Sebagai penerima hibah dari Google.org, INCO bermitra dengan Yayasan Plan International Indonesia untuk menyediakan beasiswa IT Certificate melalui program bernama INCO Academy – Work in Tech untuk 10 ribu orang. Beasiswa akan diprioritaskan kepada pelamar yang memenuhi satu atau lebih kriteria berikut; berusia 18-29 tahun, terutama wanita; terdampak Covid-19; ekonomi kurang beruntung; penyandang disabilitas; dan ibu tunggal.

Selain itu, Google.org akan membantu memfasilitas upaya sukarela dari karyawan Google dan menyediakan donasi non-finansial untuk membantu para peserta program saat menjalani kursus online.

Inisiasi kedua adalah informasi terbaru tentang Small Business Resilience Fund yang diluncurkan pada 2020 lalu melalui kemitraan dengan Kiva, organisasi nirlaba internasional berbasis di A.S. Dari $10 juta modal pinjaman yang disediakan tahun lalu bagi UMKM di seluruh Indonesia, pada tahap pertama sebesar $3,5 juta akan diberikan kepada mitra keuangan mikro yang sudah ditunjuk, yakni Komida (Koperasi Mitra Dhuafa).

Nantinya, Komida akan menyalurkan dana tersebut kepada perempuan pelaku UMKM di berbagai pelosok daerah sebagai modal pinjaman usaha dengan bunga rendah. Jumlah pinjaman yang diberikan kepada anggota rata-rata sebesar Rp3 sampai Rp20 juta selama 50 minggu.

Managing Director dan Founder Komida Slamet Riyadi menuturkan, sejak pertama kali beroperasi di 2004, Komida memiliki visi menjadi koperasi keuangan mikro yang memberikan bantuan finansial dan non-finansial kepada perempuan berpendapatan rendah untuk membantu mereka dengan cepat membangun penghasilan rumah tangga yang lebih baik, sehingga akan meningkatkan kesehatan dan pendidikan anak-anaknya.

“Kami berharap bisa menjangkau 3 sampai 4 ribu UMKM, khususnya perempuan pengusaha mikro di 13 provinsi,” ucap Slamet.

Meski demikian, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi oleh calon peminjam, salah satunya adalah peminjam harus perempuan dan berpendapatan rendah, berdomisili di wilayah Komida, dan membentuk kelompok beranggotakan lima orang dengan rumah berdekatan.

Terhitung hingga saat ini, lebih dari 4 ribu staf Komida telah melayani lebih dari 810 ribu anggota berpenghasilan rendah di 324 cabang. Jumlah tabungan anggota telah mencapai lebih dari Rp721 miliar.

Pendaftaran Bangkit 2022

Pada saat yang bersamaan, Google kembali menghadirkan Bangkit 2022 untuk membantu mahasiswa membangun keterampilan yang relevan di dunia IT. Program ini dirancang khusus oleh Google dan berjalan dengan dukungan penuh dari GoTo, Traveloka, dan Deeptech Foundation.

Program ini terafiliasi dengan Kampus Merdeka – Studi Independen Bersertifikat (SIB), setara dengan 20 SKS yang berlangsung secara daring selama 20 minggu atau +900 jam belajar, tepatnya selama bulan Februari-Juli 2022. Sebanyak 3 ribu peserta terbaik akan dipilih untuk menjadi bagian dari Bangkit 2022.

Selama mengikuti Bangkit, peserta akan mendalami satu dari tiga pilihan keahlian berorientasi karier, yaitu Machine Learning with TensorFlow, Mobile Development with Android, atau Cloud Computing with Google Cloud, di bawah bimbingan para ahli engineer teknologi dan startup Indonesia kelas dunia. Fasilitas sertifikasi global dari Google pun akan diberikan secara gratis, mencakup salah satu dari ketiga learning path di atas.

Keterampilan lain yang akan dipelajari oleh peserta adalah soft skills dan kemampuan berbahasa Inggris. Peserta akan diajarkan tentang critical thinking, digital branding & interview communication, time management, professional communication, adaptability, idea generation and MVP planning, serta startup valuation. Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, peserta akan mempelajari spoken correspondence, expressing opinion, dan business presentation.

Pada akhir program, peserta akan mengerjakan proyek akhir atau capstone project secara berkelompok, di mana 15 tim terbaik akan mendapatkan pendanaan serta pengembangan lebih lanjut untuk menjadi sebuah startup. Tim-tim terbaik ini akan meraih dana inkubasi dari Google dan Dikti sampai dengan 140 juta rupiah, dibimbing oleh mentor dari industri terkait, dan pendampingan dari universitas mitra Bangkit selama Juli hingga Desember 2022.

Pada kelas sebelumnya, Google mengumumkan bahwa 490 lulusan program Bangkit yang prestisius telah mendapatkan pekerjaan di bidang terkait. Lebih dari 2.500 anak muda Indonesia telah menyelesaikan program Kampus Merdeka setelah menjalani 700 jam kursus di bidang machine learning, komputasi cloud, dan pengembangan seluler Android.

Startup Crowdlending GandengTangan Rilis Aplikasi, Bidik Penyaluran 130 Miliar Rupiah

GandengTangan, startup fintech crowdlending, merilis aplikasi untuk pengguna Android dalam rangka merayakan hari jadinya yang ke-4. Peluncuran ini diharapkan dapat menggenjot kinerja GandengTangan, ditargetkan penyaluran tembus ke angka Rp130 miliar dari tahun lalu Rp8 miliar.

Perlu diketahui, crowdlending ini agak sedikit berbeda dengan p2p lending dan crowdfunding. Crowdlending adalah pengumpulan dana pinjaman, sementara crowdfunding juga pengumpulan dana tapi untuk donasi.

Dibandingkan p2p lending, perbedaannya ada di jumlah pendananya. Kalau di p2p lending bisa patungan atau seorang saja, sementara crowdlending selalu berbentuk patungan.

“Setelah 4 tahun mengandalkan situs serta mendengar banyak masukan dari pengguna, kami membuat aplikasi untuk memfasilitasi keinginan para pengguna. Kami ingin menawarkan kemudahan dalam berinvestasi sekaligus menciptakan dampak sosial bagi para pelaku usaha mikro,” terang CEO GandengTangan Jezzie Setiawan kepada DailySocial.

Aplikasi ini akan terus diperkuat dengan fitur-fitur yang siap dikembangkan perusahaan. Salah satunya adalah auto-lending untuk memudahkan pendana berinvestasi secara otomatis, dan laporan pendapatan untuk memudahkan pendana melaporkan pajak. Tak hanya itu, perusahaan juga mempersiapkan aplikasi untuk mitra lapangan GT-Trust dan para peminjam yang berasal dari usaha mikro.

Jezzie menjelaskan aplikasi ini akan jadi salah satu faktor pendukung yang siap menggenjot target penyaluran sebesar Rp130 miliar. Strategi lainnya adalah berkolaborasi dengan mitra strategis, seperti distributor tradisional, koperasi, lembaga keuangan mikro konvensional, dan kerja sama dengan bank daerah.

Kinerja GandengTangan

Secara akumulatif, perusahaan telah menyalurkan lebih dari Rp8 miliar sejak pertama kali hadir di 2016. Bila dijabarkan lebih dalam, untuk tahun lalu saja, total penyalurannya sebesar Rp5 miliar. Angka itu naik 10 kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Pendana di perusahaan tembus diangka 13 ribu orang dengan lokasi mayoritas ada di Jakarta dan tersebar di 12 provinsi.

Untuk jumlah usaha yang telah dibiayai ada 1.859 usaha, jenis usahanya beragam dari warung sembako, transporter kaki lima, pedagang makanan, petani, dan pedagang pakaian. Jezzie menyebut pihaknya akan perlebar jangkauan sampai ke luar Jawa supaya penyebaran dampak bagi usaha mikro dapat lebih merata ke seluruh Indonesia.

Dalam mencari dan menyaring peminjam, GandengTangan merekrut mitra lapangan yang disebut GT-Trust. Mereka juga bertugas untuk memberikan pendampingan setiap bulan kepada peminjam dalam urusan pembukuan, juga menjadi “teman curhat” bagi pengusaha mikro.

Persyaratannya, usaha harus tergolong kategori mikro, pinjaman untuk usaha (produktif), usaha telah berjalan selama enam bulan, memiliki rekening bank, dan bersedia mengikuti proses pendampingan dengan GT-Trust. Nominal pembiayaan yang bisa diajukan maksimal Rp10 juta, tenor maksimal 24 minggu (6 bulan), dan bunga mulai dari 2%-2,5% per bulan.

Sementara untuk jadi pendana, minimal dana yang dapat disalurkan mulai dari Rp50 ribu dan tidak ada batasan maksimalnya. Imbal hasil yang bisa diterima pendana sekitar 12% per tahun.

Perusahaan telah resmi terdaftar dan diawasi OJK per awal Februari 2019. Jezzie mengatakan saat ini perusahaan sedang dalam proses diskusi untuk penggalangan pendanaan eksternal. Terakhir GandengTangan memperoleh dana hibah dari program akselerator Remake City Jakarta Batch 2 sebesar US$25 ribu.

Application Information Will Show Up Here

Strategi Pengembangan Bisnis Amartha di Tahun 2019

Amartha pemain p2p micro-lending menyampaikan strateginya untuk menggenjot performa bisnis tahun depanAda serangkaian kegiatan yang akan dilakukan, di antaranya penambahan mitra peminjam dan mitra pendana.

Brand Manager Amartha Lydia M Kusnadi tidak merinci inovasi (produk) seperti apa yang tengah disiapkan perusahaan. Ia memastikan bahwa perusahaan tak hanya fokus ke angka saja, tapi juga meningkatkan pelayanan dari segala sisi.

Disampaikan juga bahwa respons yang diterima sejauh ini cukup positif, karena akses pendanaan khususnya untuk masyarakat pedesaan menjadi terbuka lebih luas. Pada akhirnya berdampak pada semakin banyak desa yang terberdayakan.

“Dari sisi pendana, mereka memiliki opsi penanaman modal baru, sangat baik untuk portfolio investasi mereka,” terangnya kepada DailySocial.

Di satu sisi, perusahaan juga terus menambah porsi pendana dari segmen ritel dan institusi. Kendati dari sisi jumlahnya ritel tetap diutamakan memegang porsi mayoritas. Lydia menyebut, pendana dari institusi yang berpartisipasi di perusahaan berasal dari perbankan dan BPR.

“Untuk proporsi lenders ritel masih akan ditingkatkan, tentunya tanpa menutup kolaborasi dengan korporasi dan perbankan. Sebagai wujud komitmen kami dalam membuka akses keuangan dan mewujudkan inklusi keuangan.”

Dalam setahun ini, Amartha telah menyalurkan sekitar Rp719 miliar kepada lebih dari 170 ribu mitra peminjam yang berasal dari kalangan perempuan. Jumlah mitra menanjak cukup tajam dibandingkan tahun lalu, yakni sekitar 70 ribu mitra. Adapun dilihat dari jumlah dana yang disalurkan meningkat lebih dari 200% atau sebesar Rp200 miliar dibandingkan tahun lalu.

Perusahaan bekerja sama dengan perbankan untuk memberikan rekomendasi mitra peminjam yang sesuai dengan profil UKM masing-masing. Dua bank yang sudah melakukan kerja sama diantaranya adalah Bank Mandiri dan Bank Permata. Melalui proses scoring dari Amartha, diharapkan dapat membantu bank dalam meminimalisir peluang NPL (Non-Performing Loan) di kemudian hari.

Amartha juga mengklaim telah berhasil menekan risiko gagal bayar hingga 0%. Salah satu manajemen risiko yang dilakukan dengan menerapkan pinjaman kelompok yang memiliki mekanisme “tanggung renteng”. Setiap peminjam akan dikelompokkan ke dalam satu kumpulan yang disebut “Majelis” berisi 15-25 orang yang tinggal berdekatan.

Sistem ini akan mendorong setiap anggota untuk bertanggung jawab untuk melakukan tanggung renteng atau menanggung risiko secara kelompok, apabila salah satu anggota mengalami kredit macet.

Pinjaman mikro di Amartha dimulai dari Rp3 juta sampai Rp15 juta dengan tenor 3 sampai 12 bulan. Imbal hasil yang ditawarkan mulai dari 10% sampai 15% per tahun.

Application Information Will Show Up Here