IBM Resmi Pilih Slack Sebagai Platform Komunikasi Bagi 350 Ribu Karyawannya

Slack awalnya dikembangkan sebagai perkakas internal Tiny Spark (nama developer saat itu) untuk membantu mereka menggarap game MMO berbasis web. Hampir tujuh tahun setelah meluncur, fitur Slack terus bertambah – satu contohnya adalah integrasi dengan Microsoft Office 365. Lalu di tahun 2018, pihak pengembang sempat mengungkap rencana mengakuisisi HipChat dan Stride buatan Atlassian Corp.

Tak lama sejak tersedia hingga hari ini, Slack merupakan platform instant messaging favorit tim DailySocial yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia. Dan berdasarkan laporan Business Insider, Slack ternyata juga menjadi layanan komunikasi resmi pilihan raksasa teknologi IBM dan 350 ribu lebih karyawannya. Angka ini menunjukkan kemenangan Slack atas Microsoft Teams yang diluncurkan perusahaan asal Redmond itu untuk menyainginya.

Kabarnya, IBM sudah cukup lama bereksperimen dengan Slack dan akhirnya layanan meluncur buat seluruh staf. Tim internal IBM sendiri mengungkapkan bahwa mereka telah mulai menggunakan Slack sejak tahun 2014. CEO Stewart Butterfield menyampaikan, diadopsinya Slack secara formal oleh IBM menunjukkan kesiapan platform mereka untuk mendukung organisasi-organisasi terbesar di dunia. IBM dianggap sebagai brand ‘berskala maksimal’ yang Slack sanggup layani.

Melalui peluncuran Slack secara masif pada karyawan, IBM resmi menjadi pelanggan Slack Technologies paling besar – terlepas dari kolaborasi antara kedua perusahaan yang sudah berjalan selama beberapa tahun. Saat artikel ini ditulis, belum diketahui apakah IBM memberikan versi berbayar untuk semua staf atau kombinasi antara keanggotaan premium dan gratis.

Dalam pernyataan terpisah kepada The Verge, Slack Technologies menyampaikan bahwa layanan mereka dimanfaatkan oleh lebih dari 300 ribu staf IBM. Angka ini menunjukkan peningkatan secara signifikan dari tahun 2019 (waktu itu dengan 165 ribu pengguna di bawah payung IBM) tak lama setelah developer menyediakan opsi Enterprise Grid. Keputusan IBM memilih buat menggandeng Slack dilakukan beberapa minggu sesudah Microsoft menayangkan iklan televisi perdana Teams.

Harus diakui, pertumbuhan Microsoft Teams memang mengesankan. Dalam dua tahun, platform kolaborasi ini berhasil menyusul jumlah user Slack. Teams kini dipakai oleh 20 juta pengguna aktif setiap hari, dibanding Slack dengan 12 juta user-nya. Tentu saja kompetisi antara kedua layanan tidak bisa dikatakan seimbang. Microsoft membundel Teams bersama keanggotaan Office 365, sementara itu Slack ialah platform berbayar terpisah.

Kondisi ini memang membuat Teams jadi pilihan tepat bagi beberapa tipe bisnis. Meski begitu, Slack tetap menjadi layanan idola sektor wiraswasta pemula hingga kelas menengah serta pemain startup yang lebih mengandalkan Google G Suite ketimbang Word, Excel dan Outlook.

Via The Verge.

Makin Mendominasi, Slack Akuisisi HipChat dan Stride dari Atlassian

Belum lama ini, Microsoft secara resmi meluncurkan versi gratis dari Microsoft Teams dengan harapan sejatinya untuk ‘menculik’ sejumlah pengguna Slack yang belum berlangganan, sekaligus konsumen yang belum terjerumus dalam satu layanan business chat tertentu. Slack yang memang memimpin di kategori ini rupanya tidak mau tinggal diam.

Berdasarkan laporan Bloomberg, Slack sudah memutuskan rencana untuk membeli HipChat dan Stride, dua layanan serupa garapan Atlassian Corp. HipChat, bagi yang tidak tahu, bisa dianggap sebagai nenek moyang Slack, sedangkan Stride yang dirilis tahun lalu merupakan reinkarnasi modern dari HipChat – yang terbukti kalah saing dengan Slack.

Tampilan aplikasi Stride / Atlassian
Tampilan aplikasi Stride / Atlassian

Nominal transaksinya tidak disebutkan, tapi yang pasti Slack bakal menyelesaikan pembayarannya dalam jangka waktu tiga tahun, dan semua pengguna HipChat dan Stride bakal dibantu untuk bermigrasi ke Slack. Di samping itu, Atlassian juga bakal memperoleh porsi saham kecil di Slack.

Alasan di balik penjualan aset ini adalah, meski HipChat sudah bereinkarnasi menjadi Stride, layanan tersebut masih saja belum bisa menggaet konsumen yang cukup. Jika dibandingkan dengan dua produk lain Atlassian, yaitu Jira dan Trello, Stride jauh dari kata menguntungkan. Alhasil, ide untuk menjualnya pun muncul.

Atlassian + Slack

Ketertarikan Slack untuk ‘mencaplok’ kompetitornya bukanlah kebetulan, dan juga bukan atas dasar permusuhan. Baik Slack dan Atlassian sebenarnya sudah lama saling berbagi konsumen; ratusan ribu tim yang menggunakan Jira dan Trello juga merupakan konsumen Slack.

Dengan menjual dua aset yang kurang bisa berkembang itu ke Slack, Atlassian pun jadi bisa berfokus ke segmen yang dikuasainya, contohnya Jira dan Trello itu tadi di kategori software manajemen proyek. Slack di sisi lain juga bisa mengembangkan integrasi yang lebih erat dengan kedua layanan tersebut, sekaligus mengadopsi fitur-fitur milik Stride kalau dirasa perlu.

Sumber: Bloomberg dan Slack.

Update Microsoft Teams Maksimalkan Integrasi Aplikasi dan Layanan Pihak Ketiga

Integrasi aplikasi dan layanan pihak ketiga adalah salah satu kelebihan aplikasi kolaborasi macam Slack atau Microsoft Teams. Dalam kasus Microsoft, mereka baru saja meluncurkan update guna memaksimalkan penggunaan aplikasi dan layanan pihak ketiga di dalam Teams.

Dalam versi terbarunya, pengguna dapat menyertakan konten atau informasi dari suatu aplikasi ke dalam percakapan, semisal task tertentu dari Trello. Yang disertakan bukanlah sebatas screenshot atau tautan, melainkan semacam kartu interaktif, dan cara menyertakannya tidak jauh berbeda dari cara menyisipkan emoji atau GIF.

Kotak pencarian di bagian teratas tampilan Teams kini telah diperluas fungsinya agar pengguna dapat menginstruksikan aplikasi tertentu dengan mudah. Salah satu contohnya, dari search box ini pengguna dapat melakukan pencarian gambar yang tersimpan di Adobe Creative Cloud, lalu menyelipkannya ke percakapan.

Microsoft Teams

Ke depannya, Microsoft berencana menambahkan fungsionalitas yang lebih lengkap, seperti misalnya kemampuan untuk membuat task baru di Trello atau aplikasi serupa lainnya langsung dari search box tersebut. Lebih lanjut, kotak pencarian yang sama juga bisa dijadikan shortcut untuk menavigasikan Teams via keyboard dengan command seperti “/goto” dan lain sebagainya.

Microsoft tidak lupa memermak tampilan Store di dalam Teams, di mana pengguna sekarang dapat melakukan pencarian berdasarkan nama, kategori atau tipe integrasinya. Terakhir, Teams juga mengemas tampilan baru untuk memudahkan pengguna mengakses semua aplikasi pihak ketiga yang digunakannya, lengkap hingga dokumen-dokumen di dalamnya.

Sumber: Microsoft.

Microsoft Indonesia Resmikan Aplikasi Chat Korporat “Microsoft Teams”

Microsoft Indonesia mengumumkan peresmian aplikasi chat korporat (chat-based workspace) Microsoft Teams di Indonesia. Kehadiran aplikasi ini otomatis mengukuhkan persaingan antar pemain aplikasi chat korporat lainnya yang telah beredar, seperti Slack, Facebook Workplace, dan WeChat Enterprise.

Microsoft Teams merupakan aplikasi chat untuk kolaborasi instan dengan tim kerja dengan perangkat yang sudah terintegrasi dengan aplikasi Office 365 dan didukung jaringan cloud global Microsoft.

Sebetulnya, Microsoft Teams telah hadir di Indonesia pada November 2016 dengan meluncurkan versi preview. Perusahaan akhirnya memutuskan untuk meluncurkan secara resmi pada lima bulan kemudian, tepatnya pada Selasa (11/4). Microsoft Teams kini sudah tersedia di 181 negara dan tersedia dalam 19 bahasa.

“Microsoft Teams adalah member baru di Office 365. Ia merupakan hub untuk menghubungkan seluruh tools dalam aplikasi dan layanan Office. Tampilannya kami permudah karena kami ingin menyatukan unsur korporat dan milenial di dalam Microsoft Teams, sehingga dapat digunakan siapa saja,” ujar Business Group Head Microsoft Indonesia Lucky Gani.

Lucky mengklaim sejak lima bulan meluncurkan versi preview, Microsoft Teams telah digunakan oleh berbagai perusahaan dari multi sektor di Indonesia. Sebut saja dari jasa keuangan, manufaktur, minyak dan gas, pariwisata, hingga pemerintahan. Salah satunya adalah Agate Studio.

Sedangkan untuk perusahaan skala Asia, terdapat Amicus, Blackmores, Graincorp, Objective, Readify, RSL Queensland, dan lainnya.

“Manfaat yang kami dapat setelah tim terhubung dengan Microsoft Teams adalah membantu kami dalam membuat keputusan kerja lebih cepat, mendorong keterlibatan dan koneksi dalam bisnis,” ucap Co-Founder Agate Studio Wiradeva Arief.

Tak hanya digunakan untuk korporat, Microsoft Teams juga dapat dipakai untuk kalangan mahasiswa. Saat ini perusahaan juga tengah melakukan diskusi dengan pihak kampus terkait pemanfaatan Microsoft Teams dalam dunia mengajar.

Dibangun dengan mengusung empat pilar

Tampilan Microsoft Teams / Microsoft
Tampilan Microsoft Teams / Microsoft

Microsoft Teams dibuat dengan mengusung empat pilar. Pertama, memberi pengalaman percakapan yang modern dengan thread yang memungkinkan semua orang terlibat untuk dapat membaca pesan. Percakapan dapat dibuat terlihat seluruh tim atau orang tertentu saja.

Kedua, sebagai hub jaringan. Microsoft Teams terintegrasi dengan Word, Excel, PowerPoint, SharePoint, OneNote, dan PowerBI, memungkinkan semua orang memiliki informasi dan pernagkat yang mereka butuhkan.

Ketiga, Microsoft Teams menawarkan kemampuan untuk menyesuaikan ruang kerja dengan tab, konektor, dan bot dari mitra pihak ketiga beserta layanan Microsoft lainnya seperti Microsoft Planner dan Visual Studio Team Services. Microsoft mengklaim saat ini pihaknya telah terintegrasi dengan 150 layanan, mulai dari SAP, Trello, Hipmunk, Growbot, dan ModuleQ.

Keempat, aplikasi ini menggunakan standar keamanan tinggi, enterprise grade cloud Office 365. Dengan demikian, keamanan yang ditawarkan sesuai dengan harapan pengguna.

“Microsoft Teams bisa langung digunakan untuk perusahaan yang sudah berlangganan Office 365 Business dan Enterprise, tanpa ada tambahan biaya,” pungkas Lucky.

Microsoft Teams Adalah Rival Slack yang Terintegrasi dengan Layanan Office 365

Sebagai aplikasi yang sangat populer dalam lingkup dunia kerja, Slack terus mendapat gempuran dari penantang baru yang datang dari nama-nama besar industri teknologi. Sebut saja Facebook dengan Workplace, WeChat dengan WeChat Enterprise, dan kini Microsoft dengan Microsoft Teams.

Microsoft mendeskripsikan Teams sebagai “chat-based workspace“. Teams bisa dinikmati oleh pelanggan Office 365 Business dan Enterprise, menjadi sentra kolaborasi terpadu yang menghubungkan informasi dari satu aplikasi ke yang lain.

Word, PowerPoint, Excel, OneNote, semuanya terintegrasi ke dalam Teams. Pengguna bisa saling berbagi dokumen, atau langsung mengerjakannya bersama-sama secara real-time. Integrasi dengan layanan pihak ketiga juga merupakan kunci utama kalau mau bersaing dengan Slack dan Workplace, dan di sini Microsoft sudah mengajak setidaknya 150 developer, termasuk nama-nama populer seperti Twitter, GitHub, Hootsuite, Zendesk atau Asana.

Microsoft Teams juga mendukung tampilan threaded conversation seperti di email / Microsoft
Microsoft Teams juga mendukung tampilan threaded conversation seperti di email / Microsoft

Microsoft tidak lupa menyertakan sejumlah bot guna memaksimalkan produktivitas pengguna. Aspek fun juga tak boleh dilupakan begitu saja, karena itu komunikasi dalam Microsoft Teams bisa disisipi emoji, GIF atau bahkan custom meme. Ketika sudah waktunya untuk berdiskusi secara serius, tinggal manfaatkan layanan Skype yang sudah terintegrasi.

Fitur keamanan juga diperhatikan, seperti misalnya enkripsi data secara menyeluruh. Selain lewat web, Teams juga tersedia dalam aplikasi Windows, Mac, Android dan iOS.

Saat ini Microsoft Teams sudah tersedia meski masih berstatus preview. Kira-kira awal 2017 versi finalnya akan tersedia untuk perusahaan yang berlangganan Office 365 Business dan Enterprise.

Sumber: Office Blog.