Gitzo dan Sony Merilis Tripod dan L-Bracket untuk Kamera Mirrorless Alpha Series

Bagi pengguna kamera mirrorless maupun DSLR, tripod merupakan salah satu aksesori yang wajib dimiliki. Fungsinya untuk membantu Anda mendapatkan komposisi foto yang diinginkan dengan hasil yang tajam.

Kabar baik untuk pengguna kamera mirrorless besutan Sony, perusahaan pembuat aksesori kamera yakni Gitzo bekerja sama dengan Sony dan mereka memperkenalkan sepasang produk baru. Adalah tripod Traveler α dan L-Bracket α yang dirancang khusus untuk kamera mirrorless full frame Alpha A7 dan A9 series.

gitzo-dan-sony-merilis-tripod-dan-l-bracket-untuk-kamera-mirrorless-alpha-series

Traveler α adalah tripod traveler premium, Gitzo mendesain tampilannya agar serasi dengan kamera Sony. Sebagai teman jalan-jalan, ukuran tripod Traveler α memang tidak besar, bobotnya juga cukup ringan hanya 1,43 kg, namun mampu menampung kapasitas maksimum hingga 10 kg, dengan tinggi maksimum 165 cm, dan saat dilipat 43 cm.

Tripod Traveler α terbuat dari bahan carbon fibre, kaki-kakinya dari tabung Carbon eXact, dan menggunakan sistem G-lock yang memungkinkan Anda mengunci kaki pada ketinggian yang Anda inginkan. Kepala tripodnya juga berbahan carbon fibre dan sistem penguncian yang aman dengan tuas pan dan tilt lock.

Selain tripod, L-bracket atau L-plate juga merupakan aksesori penting untuk membantu Anda mengambil foto atau video dalam orientasi vertikal atau portrait. Menemani tripod Traveler α, Gitzo juga merilis L-Bracket α.

L-plate ini terbuat dari bahan aluminium, Gitzo mengklaim L-Bracket α yang paling ringan di jenisnya dengan berat hanya 77 gram. Karena telah dirancang khusus, L-Bracket α tidak menghalangi saat membuka baterai atau port lainnya.

Dengan L-plate, tripod akan lebih stabil saat memakai lensa yang agak berat, mengubah arah atau posisi kamera lebih mudah, dan sekaligus melindungi bagian bawah kamera yang rentan dari gesekan saat menggunakan tripod.

Mengenai harganya, Gitzo tripod Traveler α dibanderol mahal US$ 999,99 atau sekitar Rp14 jutaan. Sedangkan, Gitzo L-Bracket α dijual US$ 199,99 atau Rp2,8 jutaan.

Sumber: Dpreview

Lini Kamera Mirrorless Nikon 1 Resmi Dipensiunkan

Rumor mengenai kamera mirrorless full-frame Nikon perlahan semakin menjurus ke arah kenyataan. Setelah bocoran spesifikasinya beredar, sekarang muncul laporan bahwa lini kamera mirrorless Nikon 1 telah di-discontinue, dan ini telah dikonfirmasi langsung oleh Nikon kepada DPReview.

Nikon 1, bagi yang tidak tahu, sudah eksis sejak tahun 2011, dan sampai detik ini terdiri dari 11 kamera dan 12 lensa yang berbeda. Model terakhirnya, Nikon 1 J5, dirilis lebih dari tiga tahun yang lalu, dan ini sejatinya bisa menjadi indikasi bahwa Nikon tak lagi tertarik untuk meneruskannya.

Salah satu alasan mengapa lini Nikon 1 kurang populer dibanding penawaran dari produsen lainnya adalah ukuran sensornya yang kecil; cuma 1 inci, setara dengan kamera saku kelas atas macam Sony RX100. Sensor ini bahkan lebih kecil ketimbang sensor Micro Four Thirds yang digunakan Panasonic dan Olympus, yang sudah termasuk mini jika dibandingkan sensor APS-C.

Ini juga sepertinya yang menjadi alasan mengapa Nikon memutuskan untuk beralih ke sensor full-frame buat kamera mirrorless berikutnya. Mereka tampaknya tidak mau mengulangi kesalahan sebelumnya, dan lagi kamera mirrorless full-frame Sony terbukti laris manis di pasaran terlepas dari harganya yang mahal.

Beberapa model dari lini Nikon 1 masih akan dipasarkan selama stoknya masih ada. Namun seumpama saya sedang berburu kamera mirrorless sekarang, lini Nikon 1 pasti tak akan masuk pertimbangan sama sekali, kecuali diskonnya benar-benar luar biasa miring.

Sumber: DPReview.

Moment Luncurkan Aplikasi Kamera dengan Kontrol Manual Penuh

Moment merupakan pembuat aksesori fotografi, dikenal dengan lensa-lensanya yang berkualitas untuk smartphone.

Mereka menawarkan beberapa jenis lensa yang berbeda, seperti lensa anamorphic, wide, tele portrait, superfish, hingga lensa macro yang mampu menghasilkan foto dan video yang unik.

Untuk meningkatkan pengalaman fotografi mobile, Moment telah mengumumkan aplikasi kamera baru untuk iOS dan Android yang disebut Moment – Pro Camera.

Untuk versi iOS, aplikasi ini bisa diunduh gratis tapi Anda harus membayar US$2,99 atau sekitar Rp40 ribuan untuk membuka mode pro/manual dan menikmati semua fiturnya. Sementara, di Android merupakan versi berbayar dengan harga Rp29 ribu.

Aplikasi ini membawa kontrol manual penuh pada kamera digital ke smartphone, Anda bisa menyesuaikan exposure, ISO, shutter speed, focus, dan white balance secara real-time dengan menggeser slider. Hasil fotonya bisa disimpan dengan beragam format, ada RAW, HEIF, HEVC, TIFF, atau JPEG.

Sementara dalam mode video, nantinya Anda bisa dengan mudah mengubah framerate dan mode video tanpa perlu masuk ke pengaturan aplikasi kamera. Fitur lainnya, ada live histogram, auto video stabilization, dan lainnya.

Bila Anda memiliki smartphone dengan kamera ganda dan menggunakan lensa dari Moment, dengan aplikasi Moment – Pro Camera – Anda bisa memilih modul kamera yang ingin digunakan.

Misalnya pada iPhone dengan dua kamera seperti iPhone X, aplikasi ini memungkinkan Anda memilih kamera wide-angle atau telephoto.

Memang kebanyakan smartphone saat ini sudah dibekali aplikasi kamera bawaan dengan mode pro/manual. Namun aplikasi Moment – Pro Camera menawarkan kontrol penuh dalam pengoperasian yang mudah.

Application Information Will Show Up Here

Sumber: Dpreview

Mengenal Kamera Mirrorless Sony dengan Sensor Full Frame

Saat ini kebanyakan perusahaan pembuat kamera mirrorless menggunakan sistem kamera dengan sensor APS-C. Sejauh ini baru Sony yang menyediakan kamera tanpa cermin dalam dua format.

Format APS-C yang bisa ditemui pada A6000 series atau di bawahnya yang ideal untuk kebutuhan hobi dan semi pro. Serta, full frame yang ada pada A7 dan A9 series untuk profesional.

Kelebihan kamera full frame adalah ukuran sensor yang lebih besar dibanding APS-C. Dampaknya hasil foto umumnya lebih baik, dan punya jangkauan fokal lensa yang lebih lebar. Namun, harga perangkat kamera full frame dan lensa-lensa FE dari Sony terbilang mahal.

Setelah sebelumnya membahas kamera mirrorless Sony dengan sensor APS-C, sekarang mari kita lanjutkan mengulas kamera mirrorless Sony dengan sensor full frame.

Sony Alpha A7 Series

Sony-Alpha-A7
Foto: Sony.co.id

Sony meluncurkan kamera full frame pertama yakni Alpha A7 generasi ke-1 pada tahun 2013. Ada tiga varian dengan kemampuan yang berbeda.

Pertama Alpha A7 itu sendiri dengan sensor CMOS 24,3-megapixel yang ideal untuk foto dan video. Saat ini harganya semakin terjangkau, A7 dengan paket lensa FE 50mm f/1.8 bisa ditebus seharga Rp13 juta – harga yang sama dengan Alpha A6300.

Sony-Alpha-A7R
Foto: Sony.co.id

Kedua Alpha A7R dengan sensor CMOS beresolusi tinggi 36,4-megapixel, kamera ini dirancang untuk fotografer profesional. Ideal untuk memotret landscape, produk, fashion, dan kebutuhan lainnya. Saat ini, harga A7R body only berkisar di Rp20 jutaan.

Sony-Alpha-A7S
Foto: Sony.co.id

Ketiga Alpha A7S dengan sensor CMOS 12,2-megapixel dengan sensitivitas ultra tinggi hingga ISO 409.600. Kamera ini sangat piawai mengambil foto dan video di kondisi low-light, sangat ideal untuk fotografi panggung dan malam. Harga A7S untuk body only saat ini masih Rp24 juta.

Sony Alpha A7 II Series

Sony-Alpha-A7-II
Foto: Sony.co.id

Seperti generasi pertama, Sony juga merilis tiga varian. Kita mulai dari Alpha A7 II, kamera full frame pertama dengan fitur peredam getar 5-axis image stabilization dan autofocus lebih cepat dibanding pendahulunya. Sensor gambar yang digunakan masih sama, CMOS 24,3-megapixel. Harga A7 II sekarang Rp18 juta dengan pilihan lensa FE 50mm f/1.8 atau lensa Kit FE 28-70mm.

Sony-Alpha-A7R-II
Foto: Sony.co.id

Berikutnya Alpha A7R II, dibekali resolusi lebih tinggi yakni sensor BSI-CMOS 42,4-megapixel yang tentunya mampu menghasilkan foto sangat tajam karena tidak ada low pass filter. Fitur 5-axis image stabilization juga dibenamkan, harga A7R II body only saat ini pada Rp30 juta.

Sony-Alpha-A7S-II
Foto: Sony.co.id

Kemudian Alpha A7S II, kamera ini dirancang untuk videografer profesional. Mampu merekam video 4K dalam format full frame dalam kondisi temaram sekalipun. Fitur baru seperti 5-axis image stabilization juga dibenamkan, sementara sensor gambarnya masih sama CMOS 12-megapixel. Kalau untuk harga A7S II, saat ini masih sekitar Rp40 jutaan.

Sony Alpha A7 III Series

Sony-Alpha-A7-III
Foto: Sony.co.id

Pada Alpha A7 series generasi ke-3 atau yang teranyar, baru muncul Alpha A7 III dan A7R III. Sementara untuk A7S III masih belum diluncurkan, tapi rumornya bakal dirilis tahun ini.

Alpha A7 III tentu membawa banyak peningkatan, tapi yang baru adalah dual slot SD dan daya tahan baterai yang lebih lama hingga 700 jepretan. Sensor gambarnya masih sama, CMOS 24,2-megapixel dan fitur 5-axis image stabilization di body-nya. Harga A7 III untuk body only berkisar Rp28 jutaan.

Sony-Alpha-A7R-III
Foto: Sony.co.id

Beralih ke Alpha A7R III, kamera ini masih menggunakan sensor gambar seperti pendahulunya, CMOS 42,4-megapixel. Namun dengan pemrosesan gambar LSI dan BIONZ X yang lebih cepat. Harga A7R III tembus sampai Rp45 juta.

Sony Alpha A9 Series

Sony-Alpha-A9
Foto: Sony.co.id

Alpha A9 dirancang untuk fotografer profesional terutama photojournalistic, misalnya fotografer olahraga. Sony mengklaim, Alpha A9 sanggup menyuguhkan performa setara atau melampaui DSLR.

Rahasinya adalah sensor CMOS full-frame Exmor RS baru bertipe stacked 24,2-megapixel dan prosesor BIONZ X baru. Alpha A9 sanggup menjepret hingga 362 gambar JPEG atau 241 gambar RAW tanpa henti dalam kecepatan 20 fps. Saat ini harga Alpha A9 body only tembus Rp60 jutaan.

Itulah kamera mirrorless Sony dengan sensor full frame, paling terjangkau adalah A7 generasi pertama Rp13 juta dengan paket lensa prime serbaguna FE 50mm f/1.8. Namun, yang paling saya rekomendasikan adalah A7 generasi ke-2, harganya tidak jauh yakni Rp18 juta dan sudah memiliki fitur 5-axis image stabilization serta autofocus lebih cepat.

Referensi: Infofotografi

Nikon Dikabarkan Segera Luncurkan Dua Kamera Mirrorless Full-Frame Sekaligus

Kita semua yang mengikuti perkembangan industri kamera tahu betul bahwa Canon dan Nikon, terlepas dari statusnya sebagai dua produsen DSLR terbesar, tertinggal di segmen mirrorless. Terakhir diberitakan pada bulan September tahun lalu, Nikon sedang menyiapkan kamera mirrorless baru. Bukan sembarang mirrorless, tapi yang bersensor full-frame.

Jelas sekali Nikon membidik Sony sebagai incarannya, yang hingga kini memang masih mendominasi segmen kamera mirrorless full-frame. Beberapa bulan berselang, belum ada kabar lagi terkait rencana Nikon ini, hingga akhirnya situs Nikon Rumors buka suara mengenai rumor terbarunya.

Dilaporkan bahwa Nikon tengah bersiap meluncurkan dua kamera mirrorless sekaligus, dan keduanya semestinya mengusung sensor full-frame. Perbedaannya, yang satu mengemas resolusi antara 24 – 25 megapixel, sedangkan satunya 45 – 48 megapixel. Anggap saja ini seperti cara Sony membedakan antara model a7 dan a7R, meski bisa saja pendekatan yang diambil Nikon berbeda.

Secara fisik, dimensi kedua kamera ini dirumorkan mirip seperti lini Sony a7, yang berarti jauh lebih ringkas ketimbang deretan DSLR full-frame Nikon. Kendati demikian, Nikon dikabarkan juga memprioritaskan faktor ergonomi, di mana hand grip kedua kamera ini seharusnya lebih nyaman digenggam ketimbang milik Sony.

Ilustrasi perbandingan dimensi kamera mirrorless terbaru Nikon dengan DSLR Nikon D850 / PetaPixel
Ilustrasi perbandingan dimensi kamera mirrorless terbaru Nikon dengan DSLR Nikon D850 / PetaPixel

Kemampuan merekam video 4K, burst shooting secepat 9 fps dan sistem image stabilization 5-axis juga bakal menjadi fitur-fitur unggulan kedua kamera baru ini. Perihal kontrol, panel belakangnya bakal dihuni oleh viewfinder elektronik beresolusi 3,6 juta dot, sekali lagi sekelas dengan penawaran Sony.

Kedua kamera dikabarkan juga akan menggunakan dudukan lensa baru, yang sempat bocor pengajuan hak patennya. Rumor lengkapnya juga mengatakan bahwa Nikon sudah menyiapkan tiga lensa guna menemani kedua kamera mirrorless barunya, yakni lensa 24-70mm, 35mm dan 50mm.

Kalau benar, kabarnya dua kamera ini bakal diumumkan secara resmi menjelang akhir bulan Juli ini juga. Harganya diperkirakan berada di kisaran $4.000 untuk model 45 megapixel, sedangkan model 25 megapixel di bawah $3.000. Harga tersebut sudah termasuk lensa 24-70mm untuk masing-masing kamera.

Semoga saja rumor ini banyak benarnya, dan yang paling penting menurut saya adalah jadwal perilisannya jangan sampai meleset jauh, sebab sudah waktunya Nikon melawan secara serius di persaingan kamera mirrorless yang semakin hari semakin memanas.

Sumber: Nikon Rumors via PetaPixel.

5 Kamera Mirrorless Sony dengan Sensor APS-C

Bicara soal kamera mirrorless, banyak pemain di dalamnya – Sony satu diantaranya. Pabrikan asal Jepang itu mengusung dua sistem yakni APS-C dengan lensa berlabel E dan full frame dengan lensa FE.

Kelebihan dari kamera mirrorless Sony dengan sistem APS-C adalah harganya relatif lebih murah, pun demikian dengan lensa-lensa E-nya. Namun, dengan hasil foto yang baik bahkan untuk memenuhi kebutuhan profesional.

Berikut adalah pembahasan singkat, lima kamera mirrorless Sony dengan sensor APS-C. Mana yang paling cocok untuk Anda?

1. Sony Alpha A5000 – Rp5 Juta

kamera-mirrorless-sony-dengan-sensor-aps-c-1
Foto: Sony.co.id

Untuk Anda yang belum pernah punya kamera digital, Sony Alpha A5000 sangat ideal dijadikan sebagai kamera mirrorless pertama. Bentuknya ringkas dan cara pakainya simple tanpa banyak tombol di body-nya.

Layar LCD 3 inci dapat diputar 180 derajat, untuk mempermudah vlogging dan selfie. Hasil fotonya juga bisa langsung ditransfer ke smartphone.

Alpha A5000 menggunakan sensor CMOS 20,1-megapixel dan prosesor Bionz X. Kamera ini sudah cukup ideal untuk Anda yang ingin belajar fotografi tanpa perlu merogoh kocek dalam-dalam.

Kelemahan yang kerap dirasakan oleh para pengguna Alpha A5000 adalah kinerja autofocus-nya yang relatif lambat di dalam ruangan.

2. Sony Alpha A5100 – Rp6 Juta

kamera-mirrorless-sony-dengan-sensor-aps-c-2
Foto: Sony.co.id

Bila Alpha A5000 ideal untuk belajar memotret foto, kemampuan A5100 lebih dititik beratkan pada perekaman videonya.

Ia punya sistem fast hybrid AF dengan 179 titik yang mampu mengikuti subjek yang bergerak.  Layar LCD 3 inci-nya sudah menggunakan panel sentuh, mendukung fokus sentuh, dan dapat ditekuk 180 derajat.

Desain fisiknya memang identik dengan Alpha A5000, tapi A5100 menggunakan sensor CMOS 24-megapixel dan prosesor BionZ-X.

Kelemahan pada Alpha A5000 sudah diatasi pada A5100 yakni kinerja autofocus yang meningkat. Namun Alpha A5100 masih tidak memiliki hotshoe, jadi Anda tidak memasang akesori tambahan seperti mic dan flash.

3. Sony Alpha A6000 – Rp8 Juta

kamera-mirrorless-sony-dengan-sensor-aps-c-3
Foto: Sony.co.id

Untuk keperluan yang lebih serius, Sony Alpha A6000 adalah jawabannya. Dari lima kamera mirrorless Sony dengan sistem APS-C yang di bahas pada artikel ini, Alpha A6000 adalah yang paling populer dan kemampuannya melampaui harganya.

Desain fisiknya sudah berbeda dengan Alpha A5000 dan A5100, punya viewfinder, hotshoe, dan tombol kontrol lebih lengkap. Selain itu, sistem autofocus-nya juga sudah sangat cepat dengan 179 titik phase detection sampai ke ujung gambar.

Kamera ini menggunakan sensor CMOS 24-megapixel dan prosesor BionZ-X. Kelemahan Alpha A6000 adalah absennya external mic jack.

Sebagai informasi, harga body only untuk Alpha A6000 dibanderol Rp6,5 juta. Menurut saya, lensa yang paling ideal untuk mendampinginya adalah Sony 35mm f/1.8 OSS – karena menyuguhkan sudut pandang yang lebih luas dan hasil yang tajam.

4. Sony Alpha A6300 – Rp13 Juta

kamera-mirrorless-sony-dengan-sensor-aps-c-4
Foto: Sony.co.id

Sebagai penerus, kelemahan Alpha A6000 sudah dibenahi pada A6300. Namun bukan dari segi desain, karena keduanya punya fisik yang identik.

Pertama sistem autofocus-nya, bila A6000 memiliki 179 titik – A6300 punya 425 titik fokus. Kedua, perekaman videonya – A6300 mampu merekam video format 4K dengan bitrate sampai 100 Mbps.

Selain itu, kamera ini juga dilengkapi dengan external mic jack. Fitur ini sangat penting bagi vlogger/videografer untuk meningkatkan kualitas audio. Untuk resolusi fotonya masih 24-megapixel (CMOS APS-C) dan prosesor BionZ-X.

Kelemahannya mungkin terletak dibanderol harganya, sebagai informasi di rentang harga yang sama kita sudah bisa mendapatkan kamera full frame Sony Alpha A7.

Kembali lagi ke kebutuhan Anda, bila condong ke video – memilih A6300 lebih tepat tapi bila condong ke foto – A7 jawabannya.

5. Sony Alpha A6500 – Rp22 Juta

kamera-mirrorless-sony-dengan-sensor-aps-c-5
Foto: Sony.co.id

Sony Alpha A6500 merupakan kamera Sony dengan sensor APS-C paling canggih dengan autofocus paling kencang. Harganya bahkan lebih mahal dibanding kamera full frame Sony Alpha A7 generasi ke-2, apa yang membuatnya istimewa?

Adalah fitur peredam getaran 5 axis stabilization yang bekerja pada lensa apapun yang dipasangkan ke kamera. Fitur lainnya seperti touch focus, kemampuan memotret kontinu hingga 307 foto, dan banyak lagi.

Alpha A6500 nyaris sempurna untuk foto dan video, kamera ini mampu merekam video kualitas 4K dalam format Super 35mm dan video 1080p dengan bitrate 100Mbps, lengkap dengan format video S-Log3.

Alpha A6300 menggunakan sensor Exmor CMOS APS-C 24,2-megapixel dengan processor LSI yang membantu prosesor gambar utama Bionz X.

Kelemahannya mungkin pada harganya, dengan rentang harga tersebut saya pribadi lebih memilih kamera full frame Sony Alpha A7 generasi ke-2 – tapi kembali lagi ke kebutuhan Anda itu apa.

Referensi: Infofotografi

Fujifilm X-T100 Bidik Pengguna Kamera DSLR untuk Beralih ke Mirrorless

Di tengah perkembangan teknologi kamera smartphone yang begitu pesat. Mungkin Anda bertanya-tanya, apakah kita masih membutuhkan kamera digital?

Saya juga pernah berpikir demikian dan pengalaman yang memberikan jawaban kepada saya. Saya merasa kurang puas dengan hasil foto saat traveling dan saya juga kesulitan memotret dalam cahaya temaram saat menghadiri acara peliputan bila hanya bermodalkan ponsel pintar.

Tapi saya tak mau juga dibuat repot, dari situ saya paham betul bahwa yang dibutuhkan ialah sebuah kamera mirrorless. Bentuknya ringkas dan punya kemampuan fleksibilitas lensa yang bisa diganti-ganti seperti kamera DSLR.

Bicara mengenai mirrorless, perusahaan kamera asal Jepang yakni Fujifilm telah meluncurkan kamera mirrorless terbaru ke Indonesia – Fujifilm X-T100 dalam acara yang bertajuk ‘show me your world‘ di Suasana Restaurant, Aston Jakarta (28/05/2018).

Menurut Johannes J. Rampi, General Manager Electronic Imaging & Consumer Printing Division Fujifilm, produk ini masuk ke kategori low to mid. Konsepnya adalah kamera mirrorless yang terbentuk dari desain ala kamera DSLR dengan jendela bidik.

“Dengan fitur utama seperti adanya electronic view finder, perangkat ini ditunjukkan untuk mereka yang masih menggunakan kamera DSLR agar beralih ke kamera mirrorless,” ujarnya.

Fitur dan Spesifikasi Fujifilm X-T100

Di jantung Fujifilm X-T100 tertanam sensor APS-C ukuran 24,2-megapixel yang dikombinasikan dengan teknologi reproduksi warna milik Fujifilm. Terdapat 11 variasi mode film simulation dan 17 variasi advanced filters.

Fujifilm X-T100 juga telah dilengkapi RAM 8GB, serta sistem deteksi gerakan autofokus dan algoritma autofokus terbaru yang membuatnya jadi lebih cepat dan lebih akurat dalam mencari titik fokus.

Di seri ini, SR+ Auto Mode telah mengombinasikan teknologi pengenal subjek dan gambar. Fungsi otomatis ini membuat X-T100 lebih simpel dan mudah dipakai oleh siapapun.

Kamera ini menawarkan pengaturan ISO dari ISO 200 hingga ISO 12800 yang bisa diekspansi dari ISO 100 hingga ISO 51200 dan mampu melakukan shooting 6fps pada 26 frame.

Hands-on Fujifilm X-T100

Dalam acara peluncuran, saya berkesempatan mencicip kecanggihan Fujifilm X-T100. ‘Berkelas’ itulah kesan pertama yang saya dapat sesaat setelah menyentuhnya.

Kamera mirrorless ini memiliki dimensi yang ringkas (121x83x47,4 mm) dengan desain stylish bergaya retro yang identik dengan seri X-T, di mana punya tiga tombol kontrol di bagian atas. Bobotnya sendiri mencapai 448 gram dan dibuat dengan rangka alumunium anti-karat.

Bagi saya lumayan berat tapi dengan build quality yang sangat baik, hal tersebut sepertinya bukan kekurangan. Bobot tersebut justru memberikan kesan padat, solid, serta feel yang mantap dalam genggaman tangan dan nyaman saat digunakan untuk memotret.

Kamera ini dilengkapi layar LCD sentuh 3 inci yang dapat digerakkan secara horizontal hingga 177 derajat, memiliki port 2.5mm dan hotshoe. Sehingga memudahkan untuk membuat vlog, Anda menggunakan external microphone untuk mendapat kualitas audio yang lebih baik.

Untuk kualitas perekaman videonya, kamera ini mampu merekam video format 4K pada 15fps hingga sekitar 30 menit, video Full HD hingga 59,94fps, dan video slow motion hingga 4x di resolusi HD 720p.

Daya tahan baterai sendiri diklaim tahan lama, di mana sekali charge bisa digunakan untuk memotret hingga sekitar 430 foto. Berkat konektivitas WiFi dan Bluetooth yang dimilikinya, hasil foto dan video dapat dipindahkan dengan mudah ke smartphone.

Harga Fujifilm X-T100

fujifilm-x-t100-9

Bila tertarik dengan Fujifilm X-T100, keran pre-order telah dibuka mulai pada tanggal 30 Mei 2018 hingga 8 Juni 2018 di website resmi Fujifilm Indonesia dengan bonus menarik. Serta, tersedia dalam berbagai pilihan warna yakni dark silverblack, dan champagne gold.

Untuk body only, Fujifilm X-T100 dibanderol Rp9 juta dan Rp10,5 juta dengan lensa Kit XC 15-45mm f/3.5-5.6 power zoom. Lensa tersebut dapat digunakan untuk berbagai subjek fotografi dengan jangkauan fokus dari 15mm hingga 1200mm (ekuivalen 35mm).

[Rekomendasi] 5 Kamera Mirrorless Kelas Menengah untuk Keperluan Profesional

Bentukan yang ringkas dan bobot ringan, jadi mudah dibawa ke mana-mana. Cara pakainya user friendly atau mudah digunakan. Serta hasil jepretan yang lebih baik dari smartphone, bahkan bisa diadu dengan DSLR karena lensanya juga bisa dilepas-pasang atau diganti. Apa yang Anda suka dari kamera mirrorless?

Setelah mengulas kamera mirrorless level pemula yang cocok untuk Anda yang baru pertama kali ingin punya kamera digital. Sekarang mari ke level berikutnya, kali ini saya akan membahas kamera mirrorless level menengah. Daftar kamera berikut yang cocok untuk Anda membutuhkan kamera spesifikasi lebih tinggi untuk keperluan profesional.

1. Canon EOS M100 – Rp7,5 Juta

kamera-mirrorless-canggih-untuk-keperluan-profesional-1

Canon EOS M100 boleh dibilang penerus EOS M10 dengan ukuran yang ramping dan ringan yang sangat cocok untuk traveling. Pengorbanan dari bentuknya yang ringkas ialah tidak adanya hotshoe untuk memasang flash atau mic external.

Dilengkapi dengan 24,2-megapixel APS-C sensor dengan procesor DIGIC 7 dan sistem autofokus Dual Pixel, kinerja autofokus EOS M100 lebih cepat dan bisa mengikuti subjek yang bergerak ketika membidik foto ataupun video.

Fitur-fitur EOS M100 antara lain built-in WiFi, layar LCD yang bisa diputar ke atas, Bluetooth untuk menghubungkan kamera dengan smartphone, mode Creative Assist untuk membantu pemula untuk mendapatkan hasil foto sesuai keinginan.

2. Sony Alpha A6000 – Rp8 Juta

kamera-mirrorless-canggih-untuk-keperluan-profesional-2

Ada beberapa alasan kenapa Sony Alpha A6000 begitu populer di dunia fotografi. Berbekal body yang ringkas dan desain klasik, selain tombol mode pemotretan, pada bagian atas kamera juga terdapat flash internal, hot shoe atau dudukan untuk memasang lampu kilat, dan viewfinder elektronik.

Alpha A6000 punya sensor APS-C CMOS 24,3-megapixel dan prosesor Bionz X dengan rentang ISO yang tinggi sampai 25.600. Kamera mirrorless ini memiliki autofocus tercepat di kelasnya yakni sekitar 0,06 detik dengan 179 titik fokus.

Dengan harga berkisar 8 juta, kamera ini tentu tak luput dari kekurangan. Sony Alpha hanya mampu merekam video dengan format full HD 1080p, belum mendukung 4K. Selain itu, absennya jack audio membuatnya tak bisa dipasangkan dengan mic eksternal.

3. Fujifilm X-A5 – Rp9 Juta

kamera-mirrorless-canggih-untuk-keperluan-profesional-3

Fujifilm X-A5 mengusung penampilan ala kamera antik. Tubuhnya terbuat dari logam, yang dipadu lapisan kulit sintetis, dengan desain tubuh balok khas perangkat fotografi klasik. Warna kulitnya – ada hitam, coklat dan pink.

Kamera mirrorless ini punya sensor CMOS APS-C 23,5×15,7mm 24,2-megapixel, dengan sensitivitas ISO yang tinggi hingga 51.200. Didukung kapabilitas continuous shooting 6-frame/detik maksimal kira-kira 10-frame atau 3fps maksimal 50-frame. Fujifilm juga menyediakan mode burst 4K buat menjepret foto sebanyak 15-frame/detik.

X-A5 merupakan kamera pertama di lini X-A yang dibekali phase-detection autofocus (PDAF). Sistem hybrid AF ini memungkinkan kamera untuk mengunci fokus dua kali lebih cepat ketimbang model sebelumnya, sekaligus lebih cekatan dalam membekukan subjek yang sedang bergerak.

Soal video, X-A5 dapat merekam dalam resolusi 4K dan memanfaatkan kemampuan multi-focus. Lalu ada pula fitur high speed recording di 1280x720p untuk menciptakan video slow motion. Serta yang tak kalah penting, ada port 2,5mm untuk microphone.

4. Canon EOS M50 – Rp11 Juta

kamera-mirrorless-canggih-untuk-keperluan-profesional-4

Bagi Anda yang punya kebutuhan menciptakan video berkualitas tinggi, Canon EOS M50 bisa merekam video 4K. Kamera mirrorless ini menggunakan sensor CMOS APS-C 24,1-megapiksel dengan prosesor gambar DIGIC 8. Dilengkapi rentang ISO 25600 hingga 51200 yang membantu mengambil gambar di kondisi minim cahaya
.
EOS M50 punya sistem AF yang cepat dan akurat, berkat teknologi Dual Pixel CMOS AF serta fitur touch & drag AF yang bisa memindahkan area fokus dengan sentuhan jari di LCD yang bisa diputar 360 derajat.

Kita juga bisa menambahkan aksesori seperti mic external atau lampu tambahan. Uniknya, ada mode silent saat pengambilan gambar, sehingga suara di sekitar pun tidak akan ikut terekam dalam video.

5. Sony Alpha A6300 – Rp13 Juta

kamera-mirrorless-canggih-untuk-keperluan-profesional-5

Untuk keperluan profesional, penerus Sony Alpha A6000 ini punya kemampuan yang lebih mumpuni, selaras dengan harganya.

Sony membenamkan sensor APS-C, Exmor CMOS resolusi 24,2-megapixel dipadukan dengan prosesor Bionz X yang diklaim mampu menghasilkan gambar dengan kualitas tinggi pada rentang ISO 100 hingga 51200.

Alpha A6300 punya kemampuan perekaman video 4K dan sistem 4D Focus yang diklaim mampu menghadirkan kecepatan auto focus (AF) yang tinggi yakni 425 titik phase-detect yang diposisikan di seluruh area gambar.

Sony juga turut dibekali input mikrofon, electronic view finder tipe XGA OLED dengan resolusi 2,4 megapiksel, konektivitas WiFi hingga NFC, dan layar 3 inci yang sayangnya belum touchscreen.

[Rekomendasi] 4 Kamera Mirrorless Terbaik Harga 5 Jutaan yang Cocok Buat Pemula

Bagi Anda yang tak puas dengan hasil jepretan kamera smartphone, tapi juga tak mau dibuat susah sama kompleksitas kamera DSLR – kamera jenis mirrorless boleh jadi pilihan yang paling tepat buat Anda.

Mekanisme pakainya lebih user friendly tapi punya kemampuan fleksibilitas lensa yang bisa diganti-ganti seperti halnya kamera DSLR. Bidikannya yang pasti juga lebih bagus dari kamera smartphone dan bisa diadu dengan DSLR. Hasilnya pun bisa langsung dikirim ke smartphone berkat fitur WiFi, sangat praktis bukan?

Kini kamera mirrorless sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Desain stylish dan bentukannya yang ringkas membuatnya mudah dibawa kemana-mana. Harganya? Tak perlu khawatir karena berbekal tabungan mulai dari Rp5 jutaan, Anda sudah bisa memiliki kamera mirrorless dengan kualitas mumpuni. Daftar berikut dimulai dari harga yang paling murah ya.

1. Canon EOS M10 – Rp5 Juta

kamera-mirrorless-terbaik-harga-5-jutaan-yang-cocok-buat-pemula-1

Bentuknya kamera saku, tapi Canon EOS M10 merupakan kamera mirrorless loh. Dengan sensor CMOS APS-C 18-megapixel, prosesor DIGIC 6, dan sistem Hybrid CMOS AF II untuk mendapatkan fokus yang cepat pada subjek bidikian.

Kelebihan Canon EOS M10 ialah dilengkapi layar sentuh 3 inci yang bisa diputar ke atas hingga 180 derajat menghadap ke wajah. Hal ini tentu sangat memudahkan Anda untuk mengakomodasi aktivitas selfie maupun nge-vlog.

Berkat layar sentuh, menyesuaikan titik fokus menjadi lebih mudah, tinggal tap bagian mana yang ingin dipertajam. Tapi ada satu kekurangan, Canon EOS M10 tidak memiliki hand grip di body sehingga cenderung kurang nyaman saat memotret.

2. Fujifilm X-A10 – Rp5,2 Jutaan

kamera-mirrorless-terbaik-harga-5-jutaan-yang-cocok-buat-pemula-2

Fujifilm X-A10 mengusung sensor CMOS APS-C 16,3 megapixel dengan kompatibilitas lensa-lensa Fujifilm X mount. Seperti Canon ESO M10, kamera ini memiliki layar yang bisa ditekuk hingga 180 derajat, lengkap fitur eye-detection AF dan portrait enhancer untuk memaksimalkan selfie Anda.

Kelebihan Fujifil X-A10 adalah kamera mirrorless ini hadir desain retro dengan lapisan bahan kulit bertekstur yang mampu memberikan tampilan sangat elegan. Kamera ini memiliki sedikit hand grip di body, lumayan untuk mempererat pegangan.

3. Panasonic Lumix DMC-GF8 –  Rp5,4 Juta

kamera-mirrorless-terbaik-harga-5-jutaan-yang-cocok-buat-pemula-3

Panasonic Lumix DMC-GF8 menggunakan sensor Digital Live MOS resolusi 16-megapixel dengan prosesor Venus Engine yang diklaim dapat menangkap gambar secara detail meski dalam low-light.

Kamera mirrorles berdesain retro yang stylish ini juga memiliki layar berukuran 3 inci pada kamera ini juga dapat diputar hingga 180 derajat yang secara otomatis dapat langsung mengaktifkan modus self shot lengkap dengan fitur face dan eye detection AF yang sangat berguna untuk mendukung selfie.

4. Sony Alpha A5000 – Rp5,5 Juta

kamera-mirrorless-terbaik-harga-5-jutaan-yang-cocok-buat-pemula-4

Nambah sedikit lagi, kita bisa mendapatkan kamera mirrorless besutan Sony loh. Ya, Alpha A5000 adalah kamera mirrorless Sony paling terjangkau, tapi kemampuannya tak perlu diragukan lagi.

Sony Alpha A5000 mengusung sensor CMOS APS-C 20,1 megapixel dengan kompatibilitas lensa-lensa Sony E-mount. Kamera ini juga dibekali layar 3 inci yang bisa diputar hingga 180 derajat untuk mempermudah selfie dan vlogging.

Berbeda dengan Canon EOS M10, Sony Alpha A5000 memiliki hand grip di body sehingga lebih nyaman ketika memotret. Namun, kekurangan Sony Alpha A5000 ialah layarnya belum touchscreen.

Verdict

Bagi Anda yang baru ingin membeli kamera mirrorless, sangat wajar bila pemilihan dilatarbelakangi oleh faktor harga. Tak masalah, seiring perkembangan kemampuan fotografi Anda, maka dengan sendirinya Anda akan menemukan kamera mirrorless idaman yang sesuai kebutuhan Anda.

Empat kamera mirrorless di atas memiliki layar 3 inci yang dapat diputar 180 derajat, bukan cuma buat selfie tapi juga bisa buat vlogging. Kekurangan di rentang harga ini menurut saya ialah tidak bisa memasang mic eksternal dan belum memiliki viewfinder elektronik.

 

Canon Tak Lagi Kesampingkan Kamera Mirrorless

Entah sudah berapa lama para penggemar kamera mirrorless mencemooh Canon. Alasannya sederhana: sejak merilis kamera mirrorless pertamanya di tahun 2012, Canon terkesan tidak serius menghadapi segmen tersebut dengan hanya merilis produk yang biasa-biasa saja.

Bandingkan dengan Sony dan Fujifilm yang begitu all-out dan pada akhirnya bisa cukup dominan di segmen mirrorless. Kendati demikian, Canon EOS M50 yang dirilis baru-baru ini bisa menjadi indikasi akan adanya pergeseran fokus buat Canon; kamera tersebut bisa merekam video 4K di saat DSLR high-end Canon EOS 6D yang seharga $2.000 cuma mentok di 1080p.

Asumsi ini semakin diperkuat dengan adanya laporan baru dari Nikkei. Salah satu petinggi Canon, Masahiro Sakata, mengatakan kepada Nikkei bahwa Canon bakal secara aktif merilis produk untuk pasar yang pertumbuhannya bagus meskipun kanibalisasi harus terjadi.

Berbekal teknologi Dual Pixel AF dan opsi perekaman video 4K, Canon EOS M50 pada dasarnya merupakan 'kanibal' terhadap sejumlah DSLR Canon / Canon
Berbekal teknologi Dual Pixel AF dan opsi perekaman video 4K, Canon EOS M50 pada dasarnya merupakan ‘kanibal’ terhadap sejumlah DSLR Canon / Canon

Pernyataan ini pada dasarnya bisa diterjemahkan menjadi: Canon akan lebih memprioritaskan segmen mirrorless ketimbang sebelumnya. Terkait kanibalisasi, ini merujuk pada DSLR kelas entry yang posisinya memang sering terancam oleh mirrorless, dan nampaknya Canon sudah mulai siap mengambil kompromi soal ini, seperti bisa dilihat dari EOS M50 itu tadi.

Canon juga menyampaikan kepada Nikkei bahwa mereka bakal merilis kamera mirrorless kelas entry baru bulan ini juga, dengan target pasar kalangan keluarga, macam para mama yang gemar memotret keseharian buah hatinya. Bisa jadi suksesor EOS M100, atau model baru yang harganya lebih terjangkau lagi (idealnya di bawah $600 sudah termasuk lensa).

Saya sendiri melihat belakangan mirrorless memang mulai populer di kalangan mama-mama muda, yang kerap membuatkan akun Instagram khusus buat anaknya. Mayoritas foto yang terdapat pada akun-akun tersebut bagus, bahkan terlalu bagus untuk kamera smartphone, dan ternyata dari beberapa yang saya temui langsung (di tempat bermain anak) memang menggunakan kamera mirrorless.

Sumber: Nikkei via Ubergizmo.