5 Tim Esports Indonesia Dengan Catatan Kemenangan Beruntun di Kancah Lokal

Belakagan, kemenangan beruntun seakan menjadi tema besar di berbagai cabang game dalam kancah esports Indonesia. Ada berbagai tim berhasil meraih kemenangan beruntun di beberapa kompetisi, mulai dari yang berskala besar sampai skala kecil.

Memang tim yang ada di daftar ini terkenal sangat kuat di kancah lokal. Kalau bicara indikator tim yang kuat, menurut saya setidaknya ada dua faktor penting, yaitu kemampuan individual dan kerjasama tim yang solid. Masalahnya, para tim ini kuat secara kerjasama tim dan kemampuan individual, yang membuat mereka jadi sulit sekali dikalahkan. Sejauh ini ada 5 tim esports Indonesia yang sedang tak terkalahkan, siapa saja mereka?

EVOS AOV

Sumber:
Sumber: Facebook @IndoESL

Tim esports Indonesia ini belakangan baru meraih prestasi yang begitu gemilang di kancah lokal. Saat ini, EVOS AOV beranggotakan Hartawan “Wyvorz” Muliadi, Satria Adi “Wiraww” Wiratama, Sutandyo “MythR” Raihan, Farhan “Hanss” Akbari Ardiansyah, Hartanto “Pokka” Luis, dan Wibisono “Carraway” Henrikus Teja sebagai pemain cadangan.

Selama musim kompetisi 2018-2019, lima jawara ini sudah memborong gelar juara dari hampir semua kompetisi AOV yang diselenggarakan secara lokal Indonesia. Sejak Februari hingga April 2019 ini, mereka sudah berhasil memenangkan 4 kompetisi secara berturut-turut. Kompetisi tersebut adalah, AOV Star League Season 2 yang diselenggarakan pada Februari 2019, Grand Final Kaskus Battleground Season 4 pada Maret 2019, ESL Indondesia Championship serta ESL Clash of Nation pada akhir Maret 2019.

Memasuki season 2018-2019, penampilan EVOS AOV terhitung cukup stabil. Padahal, mereka sempat berganti roster saat pergantian musim. Ketika itu, Randy “CL” Shimane, Muhammad “Naitomea”, dan Mustain “Mumuy” Al, keluar dari tim karena alasan tertentu. Menggantikan ketiga pemain tersebut, masuklah Wyvorz, MythR, dan Pokka, yang kini tampil menjadi pemain inti.

Kendati sempat kalah dua kali selama liga ASL, namun chemistry antar pemain terbentuk sepanjang musim tersebut, yang membuat permainan mereka jadi sangat solid. Puncak kemenangan mereka adalah saat tim AOV Indonesia akhirnya bisa membuktikan diri di hadapan tim-tim Asia Tenggara dalam kompetisi ESL Clash of Nations 2019.

Sebagai salah satu program esports yang paling saya amati, saya mengakui memang EVOS AOV bisa dibilang sebagai tim paling stabil di kancah AOV. Senjata utama tim ini adalah ketenangan yang luar biasa dari seluruh anggota tim. Dalam keadaan kalah sekalipun, mereka tidak pernah keteteran, tetap fokus memanfaatkan keadaan sebaik mungkin. Alhasil, kemenangan mereka kerap datang ketika tim lawan kelabakan karena kesalahan sepele nan fatal yang mereka lakukan, meski sedang dalam keadaan unggul.

BOOM.ID Dota 2

ESL Indonesia Championship - BOOM.ID
BOOM.ID juara Dota 2 ESL Indonesia Championship | Sumber: ESL Indonesia

Setelah membahas MOBA untuk Mobile, kini kita akan bicara soal MOBA di PC. Siapakah tim esports Indonesia dengan kemenangan beruntun di kancah MOBA PC? Siapa lagi kalau bukan divisi Dota 2 dari BOOM.ID. Roster tim BOOM.ID ini berisikan talenta-talenta berbakat, yaitu Rafli “Mikoto” Fathur Rahman, Randy “Dreamocel” Sapoetra, Saieful “FBZ” Ilham, Tri “Jhocam” Kuncoro, dan Alfi “Khezcute” Nelyphyana.

Nama BOOM.ID di kancah Dota 2 memang terbilang sangat bersinar, terutama di kancah lokal. Dalam kancah lokal, BOOM.ID bisa dibilang sudah tidak bisa dikalahkan lagi. Tim ini juga sudah tiga kali bertanding di kancah internasional, tepatnya pada kompetisi DPC Minor. 

Kalau hanya mencatat kompetisi lokal terbesar saja, kemenangan beruntun BOOM.ID belum berhenti dari tahun 2018 lalu. Kompetisi lokal yang berhasil dimenangkan BOOM.ID adalah, Indonesia Games Championship 2018 yang diselenggarakan oleh Telkomsel, Predator League 2019 Indonesia Qualifier, dan ESL Indonesia Championship 2019. Fakta menarik lainnya adalah, dari tiga kompetisi besar tersebut BOOM.ID menang mulus tanpa ada kekalahan sekalipun, baik dalam format best of 3 ataupun best of 5.

Dahulu roster Dota 2 BOOM.ID bisa dibilang jadi roster dream team. Sebab, ketika itu tim ini diisi oleh carry dan midlaner yang bisa dibilang terbaik pada masanya. Mereka berdua adalah Dreamocel dan Muhammad “InYourDream” Rizky. Namun, karena suatu hal, InYourDream akhirnya memutuskan untuk berpisah jalan dengan BOOM.ID, yang akhirnya digantikan oleh FBZ. Banyak penggemar Dota ragu dengan kemampuan FBZ awalnya. Namun ia berhasil membuktikan dirinya pertama kali saat IGC 2018 lalu. Akhirnya, BOOM.ID Dota berhasil melaju dengan baik-baik saja walau tanpa kehadiran InYourDream; bahkan perstasinya jadi lebih baik.

Kendati sudah tak terkalahkan di kancah lokal, hal lain yang masih ingin dibuktikan BOOM.ID adalah kemampuannya di kancah internasional. Sejauh ini, BOOM.ID masih belum bisa berbuat banyak dalam dua kompetisi minor terakhir yang mereka ikuti. Tercatat, dua kali mereka harus puas berada di peringkat 7-8, berada di posisi terbawah dan gagal lolos dari fase grup. Kini mereka sedang menjalani Minor ketiga mereka, yaitu OGA Dota PIT Minor 2019, yang diselenggarakan di Kroasia. Akankah BOOM.ID dapat memecahkan kutukan dan membuktikan dirinya di kancah internasional?

Bigetron PUBG Mobile

Sumber: Tencent Official Media
Sumber: Tencent Official Media

Berlanjut ke kancah esports yang belakangan sedang populer di kalangan gamers, yaitu PUBG Mobile. Kalau AOV punya EVOS yang sudah hampir tak terkalahkan, di PUBG Mobile ada tim Bigetron yang juga sedang berada dalam kemenangan beruntun. Tim ini beranggotakan Made Bagas “Zuxxy” Pramudita, Made Bagus “Luxxy” Prabaswara, Robby “Natic” Mahardika Saputra, dan Muhammad “Ryzen” Albi.

Seperti EVOS AOV, catatan kemenangan beruntun Bigetron PUBG Mobile banyak berasal dari kompetisi lokal. Sampai saat ini, sepertinya banyak tim sedang berpikir keras mencari cara untuk mengalahkan tim ini, entah secara strategi ataupun skill individu. Kalau berdasarkan kompetisi PUBG Mobile yang resmi digelar Tencent, mereka sudah menang berturut-turut sejak 2018 lewat kompetisi PUBG Indonesia National Championship 2018, dan PUBG Mobile Clash Open 2019.

Catatan kemenangan beruntun mereka lalu terus berlanjut setelah PINC 2018. Kompetisi yang berhasil mereka menangkan setelah PINC 2018 adalah, Indonesia Pride Weekdays Championship yang digelar oleh Mineski pada November 2018, dilanjut dengan Indonesia Esports Games pada awal Januari 2019, dan tak lupa juga Metaco Circuit Cup Season 1 yang baru saja selesai pada April 2019 lalu.

Alasan kemenangan beruntun tersebut, mungkin karena tim PUBG Mobile Bigetron yang sangat solid, karena sudah bermain bersama sejak lama. Zuxxy, Luxxy, dan Natic sendiri sudah bermain bersama sejak Rules of Surivival masih menjadi salah satu game Battle Royale terpopuler di mobile. Ketika bermain RoS secara kompetitif, mereka juga berhasil menjadi juara nasional dalam kompetisi Rules of Survival Indonesia Championship. Mereka bertiga akhirnya memutuskan hijrah ke PUBG Mobile dan berhasil mempertahankan tradisi juara tersebut.

Kini, pembuktian Bigetron PUBG Mobile berikutnya adalah di kancah internasional. Terakhir kali mereka menempati peringkat 4 dalam kompetisi PUBG Mobile Star Challenge (PMSC) yang diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab. Walau bukan peringkat yang sebegitu buruk, namun tetap saja mereka masih belum pernah menjadi juara di kancah internasional. Ketika itu kompetisi PMSC dijuarai oleh tim PUBG Mobile asal Thailand, RRQ.Athena. Mereka keluar sebagai juara karena taktik permainan agresif, yang dilengkapi dengan kemampuan individual yang sangat baik.

Onic Mobile Legends

Sumber: Piala Presiden Official Media
Sumber: Piala Presiden Official Media

Organisasi Onic Esports bisa dibilang sebagai pendatang baru di ekosistem esports Indonesia. Baru berdiri sejak tahun 2018 lalu, Onic Esports langsung menggebrak dengan mencatatkan kemenangan beruntun pada divisi Mobile Legends. Onic Mobile Legends beranggotakan Teguh “Psychoo” Iman Firdaus, Muhammad Julian “Udil” Ardiansyah, Adriand “Drian” Larsen Wong, Maxhill “Antimage” Leonardo, dan satu pemain asal Malaysia, Lu “Sasa” Kai Bean.

Tercatat, tim Onic Mobile Legends hampir tidak terkalahkan sepanjang awal musim 2019 ini. Catatan kemenangan beruntun ini juga terjadi selama Mobile Legends Professional League, liga utama Mobile Legends yang diselenggarakan oleh Moonton. Tercatat, dari 11 pertandingan yang harus mereka jalani, Onic Esports tidak pernah sekalipun kalah dan berhasil mengumpulkan poin sempurna.

Kalau ditambah dengan kompetisi lain yang diikuti selain dari liga resmi, maka mereka catatan kemenangan beruntun mereka dimulai sejak akhir-akhir tahun 2018. Mereka sudah tak terkalahkan sejak Indonesia Pride Weekdays Championship season 4,5, dan 6, Indonesia Esports Games 2018, Dunia Games League 2019, sampai kompetisi Piala Presiden Esports 2019 dan Mobile Legends Star League Season 3.

Salah satu alasan kemenangan beruntun dari tim Onic Esports ini, adalah berkat kemampuan individu Udil dan Sasa. Saat ini, kemampuan mereka bisa dibilang sudah berada di atas rata-rata pemain Mobile Legends Indonesia. Ditambah lagi, permainan tim mereka juga sangat kompak, karena Anti-Mage, Psychoo, dan Drian yang juga sama jagonya dan bisa mengimbangi permainan Udil dan Sasa.

Secara lokal, mereka sudah tidak bisa dikalahkan. Tetapi bagaimana dengan di tingkat internasional? Sementara ini, kompetisi antar-negara berikutnya dalam kancah Mobile Legends adalah Mobile Legends Southeast Asia Cup 2019. Kompetisi setingkat Asia Tenggara ini terakhir kali didominasi oleh Aether Main, (Sekarang menjadi roster Bren Esports) tim Mobile Legends asal Filipina. Tapi semisal Onic Esports juga berhasil mengalahkan Filipina dan memenangkan MSC 2019, saya rasa Moonton harus mempertimbangkan menyelenggarakan kompetisi Mobile Legends tingkat internasional.

RRQ.Endeavour Point Blank

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi Akbar Priono

Terakhir ada tim RRQ.Endeavour. Sebagai salah satu tim terkuat di kancah Point Blank, tim ini mungkin bisa dibilang sudah mencapai status legenda. Kenapa? Salah satunya adalah karena gaung prestasinya yang sudah mencapai tingkat internasional. Tim ini diperkuat oleh Benny “Moza” Setiawan, Heriyanto “F1re”, Irvan “KingLeo” Ardiansyah, Yulius “NextJacks”, dan Armario “Talent” Falentino Bochem.

Jika melihat prestasi tim ini berdasarkan kompetisi PBNC saja, maka catatan kemenangan beruntun mereka sudah dimulai sejak tahun 2017. Mereka berhasil memenangkan Point Blank National Championship secara berturut-turut, yaitu pada tahun 2017 dan tahun 2018. Tidak berhenti di kancah lokal saja, mereka juga berhasil jadi tim Indonesia yang menorehkan prestasi di kancah Internasional, lewat gelaran Point Blank International Championship 2017.

Walau begitu, tak seperti 4 tim sebelumnya, Endeavour sebenarnya sempat gagal juara di PBGC 2018. Jadi bisa dibilang kemenangan beruntun milik RRQ.Endeavour kurang sempurna, namun tetap mendominasi kancah esports PB di Indonesia. Selain dari kompetisi tersebut, mereka juga mencatatkan diri sebagai juara PBGC 2017, Indonesia Games Championship 2017, dan menjadi pemuncak klasemen di Indonesia Esports Premiere League TBOF musim tahun 2018.

Pemain kunci dari RRQ.Endeavour adalah NextJacks, yang terkenal memegang Point Man di dalam tim. Sebagai Point Man, NextJacks kerap menggunakan senjata laras panjang yang dentumannya bisa membuat musuh bergidik ketakutan. Walau menggunakan senjata laras panjang, bidikan flickshot super cepat NextJack membuat dia menjadi mesin pembunuh efisien yang efisien di dalam game, entah itu jarak jauh ataupun jarak dekat. Berkali-kali ia berhasil melakukan clutch moment, bahkan berhasil memenangkan pertarungan satu lawan beberapa orang sekaligus.

Melihat kelima tim ini yang sudah sangat kuat di kancah lokal, harapan saya cuma satu, yaitu mereka bisa membuktikan diri lebih jauh lagi dengan memenangkan kompetisi internasional. Dari daftar tersebut, baru ada RRQ.Endeavour saja yang benar-benar menjadi pemenang di kancah internasional.

Sebagai pengamat dan penggemar, mari kita doakan agar prestasi tim-tim tersebut bisa semakin cemerlang, dan mencapai tingkat internasional.

Persiapkan Diri untuk IENC 2019, Kejurnas Esports Pertama di Indonesia

Dahulu kala menjadi gamers garis keras dianggap sebagai suatu hal yang negatif, bahkan kadang dianggap sebagai sebuah penyakit sosial. Tetapi sekarang, menjadi gamers bisa membuat Anda dianggap sebagai atlet sungguhan, dan memiliki kesempatan mengharumkan nama negara di hadapan khalayak internasional.

Setelah Asian Games 2018, yang mempertandingkan esports sebagai cabang eksibisi, setahun kemudian SEA Games 2019 menjadikan esports sebagai cabang olahraga bermedali. Menanggapi hal tersebut IESPA mempersiapkan rangkaian event dan KEJURNAS, untuk menyeleksi atlet esports terbaik di Indonesia.

Rangkaian tersebut bernama IENC 2019, yang merupakan singkatan dari Indonesia Esports National Championship. Kompetisi ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menyaring gamers kompetitif terbaik dari berbagai belahan nusantara, untuk menjadi kontingen esports Indonesia di gelaran SEA Games 2019.

ESL Indonesia Championship - BOOM.ID
Dota 2 akan menjadi salah satu cabang yang dipertandingkan di dalam SEA Games 2019, akankah BOOM.ID mewakil Indonesia di SEA Games 2019? | Sumber: ESL Indonesia

IENC 2019 akan menyaring kontingen esports untuk SEA Games pada 3 cabang permainan, yaitu: Dota 2, Mobile Legends, dan Tekken 7. Masing-masing cabang permainan akan diwakili oleh satu tim atau dua orang bagi cabang game bersifat perorangan.

Penyaringan ini tentu bukan main-main, karena hanya pemain terhebat yang berhak mengikuti pelatnas dan berangkat ke SEA Games 2019 untuk mewakili Indonesia di cabang esports. Terkait IENC 2019 ini Eddy Lim selaku ketua umum IESPA pun turut memberikan komentarnya.

“Saat ini kami membuka kesempatan sebesar-besarnya untuk tim-tim esports Indonesia yang ingin menjadi kontingen SEA Games 2019 melalui jalur resmi yang kami sediakan” ujar Eddy Lim. “Saat ini SEA Games 2019 memiliki dua jalur resmi, yaitu IEL dan IENC. Nantinya akan ada beberapa event lagi yang akan digelar dalam waktu dekat ini” beliau menambahkan.

Lebih lanjut, Ibu Hellen Sarita de Lima, Plt. Sekretaris Jendral KOI, juga turut menambahkan. “IESPA yang berhak melakukan seleksi atlet pelatnas, untuk diajukan kepada KOI, yang selanjutnya melakukan seleksi melalui monitoring, dan evaluasi bersama tim ahli untuk membentuk kontingen SEA Games atau multi-event internasional lainnya.” kata ibu Hellen.

“Saat ini IESPA telah mengajukan number of event yang akan diikuti di SEA Games 2019 nanti kepada KOI, dan telah didaftarakan sebelum tanggal 15 Maret 2019 lalu” pungkas beliau. Sebenarnya ada 5 game yang dipertandingkan untuk cabang esports di SEA Games 2019 mendatang. Kelima games tesrebut adalah Dota 2, Starcraft II, Tekken 7, Arena of Valor, dan Mobile Legends.

Ibu
Ibu Hellen Sarita De Lima bersama dengan Eddy Lim, ketua IESPA. Sumber: Press Release

Indonesia sejauh ini memang cukup kuat untuk cabang-cabang yang diseleksi dalam IENC 2019. Untuk cabang Dota,Indonesia punya BOOM.ID, yang belakangan lolos ke dalam 3 DPC Minor berturut-turut, dan hampir tidak terkalahkan di kancah lokal. Untuk cabang Mobile Legends, mengingat game ini adalah yang terpopuler di Indonesia, jumlah talentanya tentu sangat banyak dan ada yang berpotensi. Untuk cabang Tekken 7, terakhir kali Adrian “Meat” Jusuf berhasil mencapai babak perdelapan final dalam gelaran IeSF World Championship 2018.

Lebih lanjut soal alasan kenapa hanya 3 cabang game yang akan diseleksi, Eddy Lim mengatakan bahwa hal ini dikarenakan KOI hanya akan mengirimkan atlet-atlet yang punya kesempatan besar mendapatkan emas di SEA Games 2019 nanti.

“Kalau untuk AOV, kita masih menunggu konfirmasi, apakah akan kerjasama langsung dengan pihak Garena atau tidak.” Lanjut Eddy Lim, membahas soal AOV yang tidak masuk dalam salah satu daftar, walaupun prestasi Indonesia cukup cemerlang di cabang ini.

Siapapun yang mewakili Indonesia untuk cabang esports di SEA Games nantinya, semoga mereka bisa memberikan yang terbaik, mendapat hasil yang terbaik, dan membanggakan nama Indonesia di kancah Asia Tenggara!

 

NXL Mobile Esports Cup, Bentuk Komitmen NXL Kembangkan Esports Indonesia

Menyikapi perkembangan esports yang pesat belakangan, NXL baru-baru ini menggelar sebuah kompetisi untuk menyaring bakat-bakat baru di dunia esports. Kompetisi tersebut bernama NXL Mobile Esports Cup 2019, yang digelar pada akhir pekan lalu, Minggu, 17 Maret 2019.

NXL Mobile Esports Cup 2019 mempertandingkan dua cabang game, yaitu Mobile Legends dan PUBG Mobile. Mempertandingkan dua game yang memang sedang populer belakangan, turnamen tersebut berhasil menarik antusiasme para gamers. Tercatat, lebih dari 1000 orang lebih mendaftar untuk turut serta dalam kompetisi ini.

Sumber: Dokumentasi Resmi NXL
Sumber: Dokumentasi Resmi NXL

Setelah pertandingan sengit, ada tim VINS keluar sebagai jawara dari kategori Mobile Legends. Sementara dari kategori PUBG Mobile ada tim WAW yang keluar sebagai juara. Masing-masing juara mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp25 juta. Lalu untuk peringkat kedua dan ketiga, mereka masing-masing menerima hadiah sebesar Rp15 juta dan Rp10 juta.

Melihat antusiasme dari para pemain dengan kompetisi ini, Richard Permana selaku CEO NXL pun turut berkomentar. “Turnamen yang dibuka untuk umum itu, diharapkan bisa memunculkan tim ataupun nama-nama baru di esports. Harapannya mereka nantinya bisa menjadi calon-calon atlet esports di masa mendatang.”

Memang menjadi atlet esports di zaman sekarang terbilang lebih menjanjikan dibandingkan di zaman dahulu. Salah satu alasannya adalah, esports yang kini telah menjadi cabang olahraga resmi di SEA Games. Sebelumnya esports juga sudah menjadi cabang eksibisi di Asian Games 2018. Hal tersebut juga menjadi faktor lain, yang meningkatkan kepercayaan khalayak terhadap karir sebagai pemain esports.

Sumber: Dokumentasi Resmi NXL
Sumber: Dokumentasi Resmi NXL

Gelaran ini juga semakin lengkap dengan kehadiran Charles Honoris, anggota Komisi I DPR. Melihat semaraknya gelaran NXL Mobile Esports, Charles juga turut memberikan komentarnya. “Tentunya harapan saya, atlet Esports Indonesia bisa bersaing bukan hanya di tingkat nasional, tetapi juga di tingkat internasional. Kalau nanti sampai dipertandingkan di Asian Games berikutnya (Hangzhou 2022), dan kalau jadi di Olimpiade, saya rasa ada kesempatan yang baik bagi atlet-atlet Indonesia untuk bisa mengharumkan nama bangsa melalui Esports.”

Kompetisi ini juga digelar sebagai bentuk komitmen NXL dalam mengembangkan esports di Indonesia. Maka dari itu, turnamen ini juga jadi ajang untuk memperkenalkan NXL Esports Center. Fasilitas latihan esports milik NXL tersebut nantinya akan di The Breeze, BSD City. Fasilitas ini dibangun, agar para gamers bisa belajar dan menguji kemampuan untuk menjadi atlet esports yang sesungguhnya.

Sumber: Dokumentasi Resmi NXL
Sumber: Dokumentasi Resmi NXL

“Kami melihat BSD City sebagai wadah komunitas digital dan creative. NXL tidak ingin ketinggalan dan akan memulai Esports Training Centre di The Breeze, BSD City. Nantinya di sana kami akan memberikan pelatihan bagi gamers yang ingin menjadi lebih baik. Tidak hanya hard skill, namun juga soft skill, ada edukasi yang akan kami berikan dalam pelatihan.” Ucap Richard Permana terkait persiapan program latihan di NXL Esports Center.

Kehadiran NXL Esports Center tentu menjadi angin segar bagi gamers di Indonesia. Memang setelah esports kini melesat dengan cukup jauh, hal yang harus dipikirkan selanjutnya adalah soal regenerasi, soal keberlanjutan ekosistem esports. Harapannya adalah, kehadiran training center seperti ini nantinya bisa menjadi wadah pengembangan bakat bermain game, dan bisa memunculkan bibit baru di dunia esports.

Ini dia 20 Streamer Bintang Debutan Game.ly MLBB Rising Stars!

Game.ly MLBB Rising Stars telah menyelesaikan rangkaian kompetisi yang mereka selenggarakan. Setelah 41 hari saling menunjukkan kebolehan bermain MLBB di platform streaming Game.ly, akhirnya muncul 20 bintang dari kompetisi yang selesai 24 Februari 2019 kemarin.

Gelaran Game.ly MLBB Rising Stars merupakan usaha Game.ly dan Moonton, untuk menciptakan bintang baru di dunia hiburan Mobile Legends. Alasan penyelenggaraan MLBB Rising Stars waktu itu sempat diungkap Ryan Lymn, Vice President Game.ly, kepada senior editor Hybrid, Yabes Elia.

Dalam sebuah artikel wawancara, Ryan mengatakan keresahan yang ia miliki seputar hubungan antara game streamer dengan dukungan platform. Menurutnya banyak streamer amatir yang punya potensi, namun sayangnya tidak bisa atau belum mendapat dukungan dari platform streaming. Untuk itu Game.ly MLBB Rising Stars muncul sebagai solusi atas keresahan yang dirasakan Ryan tadi.

Sumber:
Sumber: gamely.com

Ternyata apa yang dirasakan Ryan benar adanya, acara ini berhasil menarik perhatian banyak streamer kecil yang punya mimpi besar. Salah satu kisah yang menarik untuk disimak adalah kisah perjuangan dari salah satu pemenang, Novi “NovKrissst” Kristina. Sosok yang satu ini bercerita, bahwa alasan ia mengikuti Game.ly MLBB Rising Stars ini sebenarnya sesederhana karena ia hobi bermain Mobile Legends.

Berpikir bisa mendapatkan sesuatu dari hobinya, Novi lalu mencoba peruntungan dalam kompetisi antar streamer yang dibesut Game.ly ini. Ketika mengikuti kompetisi, harapan Novi pun sebenarnya juga tidak muluk. Ia hanya ingin mencoba peruntungan lewat hal-hal baru dan berharap bisa menuai prestasi dari percobaan tersebut, agar dapat membanggakan orang tuanya.

Sumber:
Sumber: Instagram @gamelyofficial

“Menjadi sebuah kebanggan bagi kami bisa melihat begitu antusiasnya para gamers, sampai akhirnya MLBB Rising Stars dapat melahirkan bintang baru. Perjalanan karir mereka baru saja dimulai, yang tentu dengan berbagai rintangan di depan. Oleh karena itu Game.ly berkomitmen, bahu-membahu, membantu para pemenang menggeluti profesi ini.” ucap Noppy Angreani, Community Manager Moonton Indonesia.

“Berakhirnya kompetisi MLBB Rising Stars bukan berarti akhir dari perjuangan, melainkan sebuah awal karir dari para pemenang. Event ini telah menjadi bukti nyata bahwa talent bisa diciptakan, menjadi penanda lahirnya influencer baru di Game.ly. Kehadiran mereka diharapkan dapat memotivasi gamers lainnya untuk berani berkarya dan berprestasi dalam industri game streaming.” ungkap Ryan Lymn, Vice President Game.ly.

Sumber: MLBB
Sumber: MLBB

Game.ly dan Moonton akan bersama-sama mendukung serta membimbing perjalanan karir para pemenang MLBB Rising Stars. Para pemenang tersebut mendapatkan hadiah berupa kontrak eksklusif dengan Game.ly selama 1 tahun dan Moonton Indonesia selama 2 tahun.

Selamat bagi para pemenang! Semoga mimpi besar kalian untuk menjadi esports-preneur bisa tercapai dan mendapat karir yang cemerlang di ekosistem esports Indonesia.

Piala Presiden Siap Gelar Grand Final dan Pembinaan untuk Para Pesertanya

Gelaran Piala Presiden Esports 2019 sudah hampir berakhir. Setelah menjalankan Kualifikasi Regional dan Kualifikasi Terbuka, kompetisi Mobile Legends: Bang Bang yang idenya diklaim dari Presiden Jokowi ini masih menyisakan satu babak kualifikasi lagi (Closed Qualifier) yang akan diselesaikan tanggal 15 (untuk Grup A) dan 22 Maret 2019 (untuk Grup B) di Studio Metro TV.

Di dalam Closed Qualifier tersebut ada 16 tim yang akan bertanding untuk memperebutkan 8 tiket ke babak utama, Grand Final, yang akan digelar tanggal 30-31 Maret 2019 di Istora Senayan, Jakarta.

16 tim yang bertanding untuk Closed Qualifier ini adalah 12 tim dari peserta IESPL yaitu:

  • Alter Ego
  • PSG.RRQ
  • Louvre Juggernaut
  • XCN
  • EVOS Esports
  • Team Capcorn
  • BOOM ID
  • The Prime
  • Bigetron Esports
  • PG.Barracx
  • TEAMnxl>
  • Recca Esports

Bersama dengan 4 tim yang lolos dari Open Qualifier sebagai berikut:

  • Aerowolf
  • ONIC Esports
  • Flash Wolves
  • SFI

16 tim di atas tadi dibagi menjadi 2 Grup (A dan B) dengan pembagian seperti berikut:

Grup A

Sumber: IESPL
Sumber: IESPL

GRUP B

Sumber: IESPL
Sumber: IESPL

8 tim yang lolos dari kualifikasi ini nantinya akan berhadapan dengan 8 tim dari Kualifikasi Regional yang sudah lebih dulu mengamankan kursi mereka di Grand Final. 8 tim yang lolos dari Kualifikasi Regional tersebut adalah sebagai berikut (beserta kota kualifikasinya):

  • ROC Esports (dari kualifikasi Denpasar)
  • REVO Esports (dari kualifikasi Surabaya)
  • Starlest (dari kualifikasi Makassar)
  • Star 8 (dari kualifikasi Manado)
  • Nazone Gaming (dari kualifikasi Solo)
  • Cupu (dari kualifikasi Pontianak)
  • Humble (dari kualifikasi Bekasi)
  • Professional Esports (dari kualifikasi Palembang)

Pada saat Grand Final nanti, uniknya, ada tiket masuk berbayar buat para penonton yang ingin menyaksikan langsung. Tiket hari pertama dibanderol dengan harga Rp20 ribu. Sedangkan hari kedua Rp30 ribu. Untuk mereka yang ingin membeli tiket 2 hari sekaligus, harganya jadi Rp40 ribu. Tiket ini bisa didapatkan di Tiket.com dan BliBli (sayangnya saya belum dapat menemukan tautan langsung ke tiketnya saat berita ini ditulis 13 Maret 2019 pukul 09:07).

Lebih jauh lagi, Piala Presiden Esports 2019 ini juga akan menjual berbagai merchandise seperti jerseyhoodie, ataupun yang lainnya. Merchandise ini nantinya akan dijual di Blibli.

Dokumentasi: Hybrid
Dokumentasi: Hybrid

Sebelum babak utama nanti, akan ada Bootcamp (alias pembinaan, bahasa kerennya) untuk para peserta yang lolos dari Kualifikasi Regional. Dalam rilis yang kami terima dari IESPL, Abraham Wirotomo, Tenaga Ahli Madya Kedeputian II Kantor Staf Presiden, mengatakan, “kami mendukung adanya Bootcamp untuk para atlet Piala Presiden 2019 karena kami memandang talenta saja tidak cukup untuk seseorang menjadi atlet yang berprestasi.”

Nantinya, akan ada beberapa topik pembinaan dalam Bootcamp ini seperti Pembinaan Ideologi Pancasila, Sportivitas dan Dedikasi Kepada Bangsa (oleh Tontowi Ahmad & Liliyana Natsir), Team Building dan Bisnis Esports, Personal Development, Public Speaking, dan Healthy Lifestyle.

Mobile Legends Intercity Championship, Usaha Moonton Beri Panggung Pemain Semi-Pro

Hingar bingar esports Indonesia kini, tentu jauh berbeda jika dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Dahulu, jangankan masuk televisi, diliput media nasional saja sudah jadi kebanggaan tersendiri bagi komunitas gamers.

Kendati demikian, kebanyakan kegiatan esports selama beberapa tahun belakangan terbilang masih terpusat di Jakarta Raya. Maka dari itu Moonton berinisiatif membuat sebuah jenis kompetisi baru yang bernama Mobile Legends Intercity Championship (MIC 2019).

Kompetisi ini diselenggarakan Moonton dengan tujuan untuk memberi panggung para player amatir dan semi-pro di berbagai daerah. Turnamen resmi dari Moonton ini diadakan di 8 kota: Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar.

Agar dapat mencapai visi tersebut, maka ada dua peraturan penting yang jadi nafas dari kompetisi ini. Pertama, peraturan bahwa para pemain MPL Season 3 dilarang mengikuti turnamen yang bisa dibilang sebagai kompetisi serie B ini. Kedua, peraturan bahwa harus ada setidaknya 3 pemain yang berdomisili dari kota tempat MIC 2019 diselenggarakan atau kota sekitarnya.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Kehadiran MIC 2019 ini menurut saya adalah iktikad yang sangat baik dari Moonton dan Revival TV untuk memajukan dan menyamaratakan kesempatan untuk terjun ke dunia esports di Indonesia. MIC 2019 ibarat jadi oase bagi kota besar luar Jakarta, yang selama ini mungkin hanya bisa mengikuti euforia esports lewat layar kaca saja.

Tetapi jika MIC hanya berfungsi untuk menyebarkan euforia esports ke berbagai kota, hal ini seperti mengurangi potensi yang sebenarnya, dari konsep kompetisi semi-pro itu sendiri.

Akan lebih baik jika para peserta, baik secara tim ataupun individu, punya jenjang yang jelas untuk masuk ke dalam liga Mobile Legends kasta utama setelah dari MIC 2019 ini bukan?

Dokumentasi resmi Revival TV
Irliansyah Wijanarko, Chief Growth Officer dari Revival TV. Dokumentasi resmi Revival TV

Sayangnya hal semacam integrasi kompetisi antara MIC dengan MPL tersebut masih belum direncanakan. Lius Andre, selaku Esports Manager dari Moonton Indonesia mengatakan, bahwa MIC ini kurang lebih seperti baru menjadi prototipe akan tujuan besar tersebut.

“Intinya kami ingin pemain Mobile Legends amatir dan semi-pro dari berbagai regional itu dapat sorotan. Maka dari itu kami, bekerja sama dengan Revival TV, menyediakan panggung untuk mereka lewat gelaran MIC 2019. Terkait integrasi, saya belum bisa bicara banyak, sebab mungkin saja nanti kebijakan dari Moonton berubah.” Lius menjawab dalam sesi tanya jawab konferensi pers MIC 2019.

Dokumentasi Resmi Revival TV
Lius Andre selaku perwakilan dari Moonton. Dokumentasi resmi Revival TV

Walaupun perkembangan esports di Indonesia cukup pesat, namun hal yang patut disayangkan adalah perkembangan ini tidak disertai dengan regenerasi. Yohannes. P. Siagian, Kepala Sekolah SMA PSKD 1 sempat mengatakan hal ini dalam sebuah bincang-bincang bersama Hybrid.

Ia mengatakan bahwa perkembangan esports di Indonesia itu seperti buah yang dikarbit, yang perkembangannya tanpa atau hanya sedikit memperhatikan dan merawat batang serta akarnya.

MIC 2019 yang membawa konsep kompetisi amatir atau semi-pro, sebenarnya punya potensi besar untuk meregenerasi para atlet esports Mobile Legends. Apalagi kalau kompetisi ini punya integrasi atau jalur jenjang karir yang jelas ke jenjang yang lebih tinggi.

Padahal kalau jagat esports MLBB punya jenjang karir yang jelas, dominasi esports MLBB di Indonesia bisa jadi akan bertahan lebih lama. Semakin banyak orang main Mobile Legends karena ingin meniti karir jadi pro player. Makin banyak player, makin menguntungkan bagi Moonton.

Para player juga diuntungkan, karena jadi pro-player kini lebih mudah dengan jalur dan jenjang yang jelas. Jagat esports MLBB selalu punya bibit pemain baru, keseruan pertandingan MLBB tak ada habisnya, keuntungan bagi Moonton dan organisasi yang tergabung di dalam ekosistemnya.

Sumber: Youtube EVOS TV
Jess no Limit tak dipungkiri masih jadi yang terpopuler di tahun ini, tapi apa jadinya kalau dia harus pensiun di tahun berikutnya? Tanpa regenerasi pemain, ini tentu akan menjadi kerugian bagi Moonton sendiri. Sumber: Youtube @EVOS TV

Turnamen MIC 2019 ini memperebutkan total hadiah sebesar US$5000 (sekitar Rp70 juta) dan 162000 Diamonds. Juara di kota pertama nantinya diberangkatkan ke kota MIC 2019 berikutnya untuk bertarung dalam pertandingan yang dinamakan City Fight. Juara City Fight nantinya berhak mendapatkan hadiah sebesar US$1000 (Sekitar Rp14 juta) dan juga kesempatan untuk terbang serta kembali mengikuti City Fight di kota berikutnya.

Walau belum ada integrasi dengan MPL, namun MIC 2019 tetap jadi inisiatif yang baik untuk menyebarkan kesempatan mencicipi panasnya kompetisi Mobile Legends di berbagai daerah. Semoga saja MIC nantinya bisa memberi jenjang karir yang jelas, untuk menjadi professional player Mobile Legends yang sesungguhnya.

Dukung Atlet di Penjuru Indonesia, Piala Presiden Esports 2019 Resmi Diselenggarakan!

Sudah sejak lama pengakuan dari pemerintah menjadi salah satu hal yang diimpikan oleh komunitas esports di Indonesia. Dahulu, kehadiran IeSPA mungkin bisa dibilang sebagai salah satu pengejawantahan dari hal tersebut namun kini pengakuannya bisa dibilang lebih besar dan konkret dengan Piala Presiden 2019.

Memang sejak dari tahun 2018 lalu, esports di Indonesia berkali-kali mendapat lirikan pengakuan dari pemerintah; mulai dari Asian Games, sampai Presiden Jokowi yang turut melihat potensi anak muda Indonesia di industri esports. Hari Senin 28 Januari 2019 jadi hari bersejarah dalam perkembangan esports Indonesia dengan peresmian Piala Presiden 2019 sebagai kompetisi esports yang diselenggarakan oleh Pemerintah RI bersama dengan IESPL.

Sumber: Kincir
Sumber: Kincir

Kompetisi ini terselenggara tepatnya berkat kerjasama dari berbagai elemen kenegaraan, mulai dari Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Kementrian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA), Kantor Staf Presiden (KSP), Kementrian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan elemen industri esports Indonesia yaitu Indonesia Esports Premiere League (IESPL) dan RevivalTV. Selain itu, Piala Presiden 2019 ini juga disponsori oleh Sakuku (BCA) dan Blibli.

Piala Presiden Esports 2019 ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mewadahi bakat para gamers dari berbagai penjuru Indonesia. Maka dari itu untuk kualifikasi regional, sudah ada delapan wilayah yang jadi tuan rumah Piala Presiden Esports 2019. Delapan regional itu sendiri adalah Palembang, Bali, Makassar, Surabaya, Manado, Bekasi, Pontianak, dan Yogyakarta.

“Ada 50 juta orang Indonesia bermain game. Mereka sebenarnya punya bakat dan prestasi untuk memajukan esports di Indonesia. Sayang prestasi dan bakat mereka tidak terdengar di masyarakat luas”. Kata Giring Ganesha selaku Presiden IESPL dalam rilis yang dikeluarkan langsung oleh Kemenkominfo. Imam Nahrawi selaku MENPORA mengatakan “Piala Presiden Esports 2019 ini membuat para pecinta game Indonesia bisa berprestasi dan tak lagi dipandang sebelah mata”

Sumber: Instagram @pialapresidenesports
Sumber: Instagram @pialapresidenesports

Pertandingan Piala Presiden 2019 ini sendiri akan langsung dimulai pada 28 Januari 2019. Kualifikasi Regional sendiri akan dibagi menjadi offline dan online yang mempertandingkan 512 tim dari segala penjuru.

Kehadiran Piala Presiden Esports 2019 ini tentu bisa dibilang bentuk terbaik dari dukungan pemerintah terhadap esports di Indonesia. Kita selaku pegiat esports di Indonesia tentu berharap ke depannya industri ini bisa semakin mendapat dukungan dari pemerintah, baik dari segi wadah, ataupun dukungan ekosistem, agar bisa mencetak atlit-atlit terbaik, ataupun memajukan industri hiburan esports di Indonesia itu sendiri.

Duet Fabiens-Eiduart Gagal Lolos ke MPL ID S3

Tanggal 24-27 Januari 2019 kemarin, Final Qualifier MPL ID S3 akhirnya selesai dijalankan. Menariknya, ada satu tim yang dijagokan dan paling ditakuti di kualifikasi ini justru malah gagal melaju ke Regular Season MPL ID S3, turnamen paling bergengsi untuk Mobile Legends: Bang Bang (MLBB).

Tim tersebut adalah Revo. Tim ini sebelumnya dijagokan lolos karena berisikan para pemain bintang Mobile Legends yaitu Eiduart, Fabiens, Donkey, Emperor, dan Wann. Dari 5 pemain tadi, 4 pemain (kecuali Wann) sudah merasakan panasnya kompetisi MPL ID di Season 1 dan 2. Fabiens adalah salah satu pemain MLBB paling senior dari jaman MSC 2017 yang masih eksis sampai hari ini. Sedangkan Eiduart dan Donkey juga bahkan bisa dibilang termasuk icon dari esports scene MLBB Indonesia. Emperor juga tak kalah ngetop karena sebelumnya membela tim EVOS Esports.

Sumber: MLBB
Sumber: MLBB

Lucunya lagi, Fabiens, Eiduart, dan Emperor bahkan satu tim saat mereka membela Bigetron Player Kill di MPL ID S3. Namun demikian sepertinya komunikasi masih jadi tantangan tersendiri untuk tim Revo.

Dari hasil Final Qualifier kemarin, ada 6 tim yang akan melaju ke Regular Season MPL ID S3 yang bisa Anda lihat di gambar di bawah:

Sumber: MET Indonesia
Sumber: MET Indonesia

Dari semua tim yang bertanding, Aura Esports adalah tim yang paling bagus performanya saat kualifikasi tersebut. Mereka bahkan tampil tak terkalahkan dengan 8 kemenangan. Selain itu, Star8 Esports yang bahkan belum terdengar namanya sejak MPL ID S1 mampu menjuarai Grup B dengan 8 kemanangan dan 2 kekalahan.

2 tim undangan yang langsung masuk ke Final Qualifier ini karena posisi mereka di MPL ID S2, Bigetron dan SFI juga melenggang maju ke babak selanjutnya. Padahal, Bigetron Esports sendiri telah merombak total formasinya. Sedangkan SFI masih setia dengan beberapa pemain bintangnya seperti Doyok dan Ipin.

Pertarungan di Grup A pun masih seru sampai pertandingan terakhir karena SFI, XcN, The Prime mengantongi poin yang sama. Namun XcN pun akhirnya harus gugur karena ditaklukkan oleh The Prime di pertandingan terakhir dengan skor 2-1.

Hasil yang di luar dugaan ini semoga dapat terjadi lagi di Regular Season ataupun Grand Final MPL ID S3 layaknya S1 saat TEAMnxl mengalahkan EVOS Esports karena mungkin akan lebih berkesan buat para penggemar esports MLBB.

Apakah Aura Esports, Star8, The Prime, dan tim-tim yang baru kali ini masuk MPL ID bisa menghadapi gempuran tim-tim besar yang sudah lebih terbiasa merasakan panasnya persaingan di MPL seperti RRQ.O2, Aerowolf Roxy, ataupun EVOS Esports yang juga baru saja berganti formasi?

3 Hal yang Harus Dimiliki untuk Mengembangkan Bisnis Esports

Most of the successful people I’ve known are the ones who do more listening than talking.” Bernard M. Baruch.

Bagaimanakah caranya mengembangkan bisnis esports? Apalagi jika harus menjual ke brand non-endemic? Bisa jadi itulah pertanyaan terbesar dari banyak orang di belakang layar yang berkecimpung di industri ini sekarang. Tahun 2018 kemarin esports memang melesat cepat ke pasar mainstream. Namun demikian, menurut saya pribadi, ada 2 tantangan yang masih harus diselesaikan agar esports menjadi sebuah industri yang sustainable.

Pertama, sirkulasi uang yang lebih luas dan cepat antara industri lain yang tak terkait langsung (non-endemik) dengan industri esports. Industri yang terisolasi di dalam ruang lingkupnya sendiri kemungkinan besar memang tak akan bertahan lama. Muasalnya, semakin banyak stakeholders yang berkepentingan di satu industri, semakin banyak pula yang bisa dikerjakan dan semakin banyak pula yang akan berjuang untuk membela kepentingannya masing-masing.

Kedua, butuh para profesional di belakang layar industri esports yang benar-benar tahu apa yang harus dilakukan; bukan yang hanya sekadar latah dan meniru orang-orang lainnya. Salah satu peran penting profesional yang dibutuhkan di esports saat ini adalah orang-orang yang bisa berjualan dan mengembangkan bisnis esports.

Karena itulah, untuk menjawab dua pertanyaan besar tadi, saya mengajak salah satu kawan saya untuk berbagi insight dan ceritanya di sini. Ia adalah Irliansyah Wijanarko, Chief Growth Officer dan Co-Founder dari RevivalTV.

Irliansyah saat presentasi di Press Conference MPL ID Season 2. Dokumentasi: Muhammad Thirafi Sidha/RevivalTV
Irliansyah saat presentasi di Press Conference MPL ID Season 2. Dokumentasi: Muhammad Thirafi Sidha/RevivalTV

Buat yang belum tahu, RevivalTV adalah event organizer dari Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) Professional League (MPL) Indonesia di Season 1 dan 2. Sedangkan MPL adalah salah satu faktor paling krusial yang berhasil membuat exposure esports terdengar di industri mainstream ataupun pemerintahan. Saat Grand Final MPL Indonesia Season 1 yang membuat Mall Taman Anggrek penuh sesak, ketua MPR Zulkifli Hasan bahkan turut menghadiri acara tersebut.

Irli dan CEO RevivalTV, Ahmad Syahndy yang biasa dipanggil Senz, adalah dua orang yang membuat dan mengajukan konsep MPL yang disetujui oleh Moonton sebagai developer dan publisher dari MLBB. Konsep MPL ini juga bahkan digunakan oleh Moonton di negara-negara lainnya di Asia Tenggara, seperti Singapura, Filipina, dan yang lainnya.

RevivalTV sendiri juga saat ini bisa dibilang sebagai salah satu perusahaan esports yang paling besar di Indonesia, yang salah satunya berkat sepak terjang sang CGO nya. Saya kira hal-hal itu tadi bisa jadi justifikasi kenapa saya mengajak Irli untuk berbagi di sini.

Dokumentasi: MPL Indonesia / Muhammad Thirafi Sidha
Dokumentasi: MPL Indonesia / Muhammad Thirafi Sidha

1. Pengetahuan Mendalam tentang Produk

Pengetahuan mendalam tentang produk adalah hal pertama yang harus dikuasai oleh orang-orang yang ingin mengembangkan bisnis, menurut Irli. Produk di sini tak hanya berbicara soal produk yang Anda jual tapi juga produk dari klien yang ingin Anda dekati. “Research! Jangan manja dan jangan kelamaan mikir.” Ujar Irli.

Ia juga mengatakan bahwa untuk melakukan hal tersebut, ia butuh tim yang baik karena kita semua tak bisa bekerja sendirian. Tim yang baik menurutnya adalah tim yang bisa dipercaya untuk eksekusi dan memberinya informasi lebih seperti soal insightbudget, ataupun yang lainnya. Dengan pengetahuan produk yang baik, Business Development (BD) jadi bisa tahu apa yang bisa dilakukan dan bisa menawarkan paket yang lengkap.

Saya pun bertanya lebih jauh tentang contoh konkret bagaimana pengetahuan produk bisa berguna untuk meyakinkan pelaku industri non-endemik, industri perbankan atau yang punya produk finansial misalnya. Irli kemudian mencontohkan sebuah kerangka narasi yang bisa digunakan oleh produk finansial untuk terjun ke esports.

Sumber: MLBB
Sumber: MLBB

Misalnya seperti ini, esports saat ini mampu memberikan penghasilan kepada para pro player-nya yang masih berusia muda. Justru karena mereka masih muda, tentunya dibutuhkan juga kemampuan untuk mengatur keuangan. Produk perbankan itu bisa digunakan bagi mereka untuk lebih bijak dalam mengatur pengeluaran.

Produk finansial lainnya adalah asuransi pendidikan yang sangat relevan dengan para pro player. Mengingat usia produktif pro player lumayan singkat, mereka juga harus mengantongi ijazah agar tetap bisa survive setelah ‘pensiun’.

Meski begitu, Irli juga mengatakan bahwa produk-produk finansial tidak bisa begitu saja masuk ke komunitas esports. Mereka harus pelan-pelan membangun brand dan trust ke komunitas gaming. Institusi perbankan juga bisa berkolaborasi dengan para pemain di industri esports seperti RevivalTV, Mineski Event Team, ataupun yang lainnya untuk mengedukasi pasar gaming.

Itu tadi salah satu contoh yang dijelaskan Irli tentang bagaimana menyejajarkan produk esports dengan produk perbankan. Contoh lainnya tentu saja bisa Anda pikirkan lebih jauh jika Anda benar-benar punya keinginan untuk cari tahu soal produk esports dan produk klien yang ingin Anda tuju.

2. Networking, Trust, dan Person-to-person Business 

Daftar talents dari MET Indonesia. Dokumentasi: Hybrid
Daftar talents dari MET Indonesia. Dokumentasi: Hybrid

Itulah hal kedua yang harus dimiliki oleh orang-orang yang ingin bertugas mengembangkan bisnis esports, menurut sang CGO dari RevivalTV ini. Soal networking, Irli juga mengatakan, “perusahaannya boleh saingan tapi bukan berarti musuhan juga sama orang-orangnya. Karena kita tidak akan pernah tahu bakal dapat job ataupun inspirasi dari mana.”

Selain itu, yang Irli akui ‘doktrin’nya dari Senz (CEO RevivalTV), bisnis itu adalah soal person-to-person. “Yang namanya deal bisnis itu person-to-person, bukan company-to-company.” Ujar Irli. Namun demikian, Irli juga menambahkan bahwa hubungan antar individunya tetaplah harus gabungan antara personal dan bisnis.

Sedangkan untuk soal networking yang dimaksud Irli di sini tak hanya soal kenal dengan banyak orang namun juga sampai dengan membangun trust. Reputasi inilah yang mungkin tak mudah didapat karena harus membangun relasinya. Dalam membangun trust tadi, ada dua hal yang penting yang harus dijaga yaitu maintaining comunication dan delivering promises.

Berbicara soal reputasi, Irli juga menambahkan bahwa hal ini tak hanya dibangun ke klien namun juga ke atasan tempat kita bekerja dan tim kita sendiri.

Sumber:
Dokumentasi: Riot Games

Jika boleh saya menambahkan sedikit pendapat saya di sini yang mungkin bisa membantu Anda melancarkan penjualan dan ada korelasinya dengan pendapat Irli tadi soal trust.

Berhubung saya memang berangkat dari jurusan sastra dan punya pengalaman 10 tahun lebih di soal tulis menulis, konten, dan media, saya percaya bahwa berjualan itu juga soal merangkai narasi atau bahasa kerennya adalah storytelling. Ada beberapa tulisan menarik yang Anda bisa baca jika tertarik dengan premis saya tadi:

Namun demikian, kekuatan narasi yang Anda jual juga sepenuhnya bergantung pada reputasi Anda sebagai sang narator. Inilah kenapa saya juga sepenuhnya setuju dengan Irli tentang pentingnya membangun reputasi alias trust.

Seperti yang saya tuliskan di awal artikel ini, yang dibutuhkan esports Indonesia adalah sirkulasi uang yang lebih lebar dan lebih cepat dari industri terkait ataupun non-endemic. Karena itulah, jaringan dan reputasi yang dibutuhkan oleh seorang BD esports yang hebat tak hanya seputar industri esports semata namun juga di luar industri yang terkait langsung seperti e-commerce, F&B, telekomunikasi, finansial, pendidikan, hiburan, ataupun yang lainnya.

3. Jadilah Pendengar yang Baik

“Mulut bukanlah senjata utama seorang BD, tetapi telinga.” Ujar Irli penuh keyakinan. Banyak orang mungkin akan mengatakan lidah atau mulut yang ‘berbisa’ adalah senjata utama mereka-mereka yang pintar berjualan. Namun, Irli tak setuju dengan hal tersebut. Baginya, telinga adalah senjata yang lebih penting bagi seorang BD.

Muasalnya, Irli berargumen ketika kita mendengarkan atau lebih tepatnya memperhatikan (listening bukan hanya sekadar hearing), kita bisa mendengarkan masalah klien dan memberikan solusi yang dibutuhkan. Kenapa? Karena ketika kita berbicara, kemungkinan besar, kita tidak akan dapat mendengarkan dengan baik. Memberikan solusi yang dibutuhkan klien mungkin adalah adalah inti dari semua bentuk kesepakatan bisnis.

Saya pribadi juga sangat setuju dengan pendapat Irli di atas. Banyak orang memang lebih sering fokus untuk berkomentar (lisan ataupun tulisan) namun orang-orang tersebut mungkin lupa bahwa semua proses pembelajaran berbahasa (kembali lagi karena saya memang orang sastra) berawal dari yang pasif.

Kita lebih dulu bisa mendengar ketimbang berbicara. Kita juga harus bisa membaca sebelum menulis. Satu hal yang selalu saya katakan ke kawan-kawan yang ingin belajar menulis, “jangan berharap bisa jadi penulis yang baik, jika Anda tidak bisa jadi pembaca yang sabar.” Saya kira hukum yang sama juga berlaku soal berbicara: jangan berharap bisa berbicara dengan baik, jika Anda tak pernah mau belajar mendengar.

Keahlian atau kesabaran untuk menjadi seorang pendengar yang baik buat seorang BD di esports bahkan mungkin lebih penting lagi untuk dimiliki karena masih banyak sekali potensi bisnis di esports Indonesia yang masih bisa digarap. Karena, Irli juga menambahkan business development harusnya lebih dari sekedar sales atau menjual produk yang sudah ada namun juga menciptakan peluang-peluang baru yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.

Dengan lebih banyak mendengar (ataupun membaca), peluang ide-ide baru bisnis di esports jadi lebih besar untuk dimunculkan. Toh, membiasakan diri untuk lebih banyak mendengarkan juga membuat kita lebih punya banyak pengetahuan karena, seperti yang pernah dikatakan Bill Nye, “Everyone you will ever meet knows something you don’t.”

Akhirnya, saya sendiri juga tak percaya bahwa membaca tulisan ini akan membuat Anda serta merta jadi seorang BD yang hebat karena ada satu hal lagi yang paling saya percayai, bahwa belajar itu adalah mengalami. Namun, semoga saja artikel ini mampu memberikan sedikit pencerahan buat Anda yang ingin belajar untuk mengembangkan bisnis esports.

Game.ly dan Moonton Hadirkan MLBB Rising Stars!

Semakin berkembangnya industri esports di Indonesia tentu akan menuntut semakin meningkatnya kebutuhan akan talenta-talenta berbakat. Talenta berbakat ini termasuk dalam berbagai hal, entah itu pemain profesional, shoutcaster, analis/coach, atau bahkan streamer. Bagaimanapun, streamer mungkin bisa dibilang jadi salah satu bagian dari fenomena esports ini: ketika para gamers tak cuma hobi bermain tapi juga menonton orang lain main game.

Menjawab kebutuhan tersebut, tak heran jika platform streaming butuh bakat-bakat segar untuk mengisi daftar talenta streamer mereka. Maka dari itu Game.ly bekerja sama dengan Moonton Indonesia akan menggelar MLBB RISING STARS. Tujuan dari gelaran yang satu ini sendiri adalah untuk menggali potensi pemain Mobile Legends serta menciptakan bintang-bintang baru.

Terkait event ini Noppy Angreani selaku Community Manager Moonton Indonesia mengatakan Kegiatan MLBB Rising Stars diharapkan dapat menjadi wadah bagi siapapun untuk menjadi seorang influencer atau seorang public figure game Mobile Legends: Bang Bang, dan menciptakan generasi baru untuk influencer Mobile Legends.

Sementara itu, dalam rilis yang kami terima, Ryan Lymn selaku dari Vice President Game.ly mengatakan, “kompetisi ini adalah salah satu bentuk komitmen Game.ly untuk mendorong para gamer terutama streamer pada aplikasi Game.ly untuk berani menunjukkan kemampuannya sehingga membuahkan sebuah prestasi.”

Game streamer, salah satu karir bidang digital yang kini sedang bersemi seiring perkembangan budaya esport di Indonesia.Sumber: cybersmile.org
Game streamer, salah satu karir dunia digital yang kini sedang bersemi seiring perkembangan budaya esports di Indonesia. Sumber: Cybersmile

Penyelenggaraan MLBB Rising Stars akan dibagi ke dalam dua tahap. Tahap pertama berlangsung 15 Januari sampai 12 Februari 2019 mendatang. Dalam tahap ini, akan dipilih 20 peserta sebagai TOP 20 MLBB Rising Stars. Pemilihan berdasarkan akumulasi fans dan gift yang diterima selama periode tersebut dan tertera pada leaderboard dalam aplikasi Game.ly. Peserta yang terpilih akan melanjutkan ke tahap kedua.

Lalu pada tahap kedua atau Final Stage 20, MLBB Rising Stars terbaik yang berhasil lolos dari tahap pertama akan dinilai oleh juri berdasarkan skill serta cara berinteraksi dengan penonton. Tahap yang berlangsung pada tanggal 22 sampai 24 Februari 2019 mendatang ini akan mengakumulasi penilaian juri dan leaderboard yang lalu setelahnya akan menentukan ranking para TOP 20 MLBB Rising Stars.

Sumber: Gamely.com
Sumber: Gamely.com

Jajaran Top 20 MLBB Rising Stars ini nantinya akan berkesempatan menjalin kontrak eksklusif dengan Game.ly selama 1 tahun dan Moonton Indonesia selama 2-3 tahun. Selain mendapat kontrak eksklusif, mereka juga mendapatkan kesempatan berkolaborasi dengan para talenta streamer terpopuler Game.ly dan mendapatkan berbagai hadiah menarik lain yang didukung penuh oleh HONOR, brand smartphone terkemuka. HONOR 8X memberikan pengalaman game terbaik yang pernah Anda miliki.

Game.ly merupakan platform live streaming, yang mendapatkan investasi dari Google, untuk para mobile gamer generasi muda. Pertama kali didirikan pada tahun 2018 oleh Gamefield Hongkong Limited, Game.ly membawa slogan ‘Life as a Game”. Platform ini juga ditujukan untuk menjadi tempat bertemunya komunitas pecinta game untuk menyalurkan antusiasmenya. Didukung oleh high-quality real-time video technology, gamer dapat menyiarkan game apa pun, berinteraksi dengan streamer favorit kapanpun dan dimanapun.

Disclosure: Hybrid adalah media partner dari MLBB Rising Stars