Turnamen National Campus Open for MLBB di Filipina Tawarkan Hadiah Rp92 Juta

Esports AcadArena, program esports kampus di Filipina, bekerja sama dengn PVP Esports dari Singapura untuk mengadakan turnamen Mobile Legends, EAA National Campus Open for MLBB. Turnamen ini akan menawarkan total hadiah sebesar PHP 300 ribu (sekitar Rp92 juta) dalam bentuk uang, perangkat gaming, serta diamonds.

Secara keseluruhan, akan ada 16 tim yang berlaga di EAA National Campus Open. Untuk memilih 16 tim tersebut, akan diadakan 3 babak kualifikasi. Babak kualifikasi pertama bakal diselenggarakan pada 10 Oktober 2020. Namun, babak kualifikasi ini hanya bisa diikuti oleh badan pendidikan yang menjadi bagian dari Alliance. Kali ini, setiap badan pendidikan hanya bisa mengirimkan 2 tim sebagai perwakilan mereka. Dari turnamen tersebut, akan terpilih 8 tim untuk berlaga di National Campus Open.

National Campus Open
Jadwal babak kualifikasi untuk EAA National Campus Open for MLBB. | Sumber: AcadArena

Sementara itu, 8 tim lainnya akan dipilih dalam babak kualifikasi terbuka, yang bisa diikuti oleh murid SMA serta mahasiswa, baik mahasiswa S1, S2, atau bahkan S3. Namun, mahasiswa yang baru lulus tidak diperbolehkan untuk ikut. Selain itu, para pemain yang pernah bertanding di Mobile Legends Pro League, mulai dari Season 1 sampai Season 5, juga tidak diizinkan untuk bertanding di turnamen tersebut.

Turnamen babak kualifikasi terbuka ini akan diadakan 2 kali, seperti yang disebutkan oleh The Inquirer. Dalam setiap babak kualifikasi, akan dipilih 4 tim terbaik untuk bertanding di National Campus Open. Babak kualifikasi gelombang pertama akan diadakan pada 17 Oktober 2020 sementara gelombang kedua diselenggarakan pada 24 Oktober 2020. Berbeda dengan babak kualifikasi khusus untuk anggota Alliance, kali ini, semua badan edukasi yang memutuskan untuk ikut boleh mengirimkan tim perwakilan sebanyak-banyaknya.

Tim yang memenangkan National Campus Open akan menjadi perwakilan Filipina dalam turnamen PVP Esports Campus Championship, yang akan diadakan pada 5-6 Desember 2020. Kompetisi tersebut bakal mempertemukan tim-tim Mobile Legends terbaik di Asia Tenggara. Belakangan, pertandingan esports untuk para siswa dan mahasiswa memang semakin banyak. Pada Agustus 2020, Ligagame dan Cyberathlete bekerja sama untuk mengadakan turnamen VALORANT antar kampus di Asia Tenggara.

Sumber header: PVP Esport

Binus Adakan Turnamen BSSC Squarelympic, Total Hadiah Lebih dari Rp8 Juta

Binus Square Student Committee (BSSC) akan mengadakan turnamen esports dengan nama BSSC Squarelympic. Mengangkat tema The Champion of the Universe, turnamen ini akan mengadu 5 game esports sekaligus, yaitu Counter-Strike: Global Offensive, Dota 2, Mobile Legends: Bang Bang, PUBG Mobile, dan Valorant. BSSC Squarelympic menawarkan total hadiah hingga lebih dari Rp8 juta.

Tujuan BSSC mengadakan turnamen esports Squarelympic adalah untuk mendorong masyarakat agar tetap produktif di tengah pandemi. Tak hanya itu, BSSC juga percaya, ikut serta dalam turnamen esports bersama teman dapat mengalihkan perhatian seseorang dari berbagai masalah yang muncul kaibat pandemi dan justru dapat memperluas jaringan pertemanan mereka. BSSC Squarelympic akan dimulai pada 28 September 2020 sampai 4 Oktober 2020. Pertandingan dari turnamen esports ini akan disiarkan secara live di channel YouTube BSSC.

turnamen esports binus
BSSC akan mulai diselenggarakan pada minggu depan.

Berikut jumlah slot yang tersedia dari masing-masing game beserta biaya pendaftaran untuk masing-masing tim:

  • CS:GO memiliki 16 slot, dengan biaya pendaftaran Rp120 ribu/tim
  • Dota 2 memiliki 32 slot, dengan biaya pendaftaran Rp120 ribu/tim
  • Mobile Legends memiliki 64 slot, dengan biaya pendaftaran Rp120 ribu/tim
  • PUBG Mobile memiliki 64 slot, dengan biaya pendaftaran Rp100 ribu/tim
  • Valorant memiliki 32 slot, dengan biaya pendaftaran Rp120 ribu/tim

Jika tertarik untuk ikut dalam turnamen esports dari Binus ini, Anda bisa mengunjungi akun resmi Instagram BSSC Squarelympic 2020 di @bsscql2020.

Bahkan sebelum pandemi melanda, esports telah menjadi industri yang besar. Newzoo memperkirakan, nilai industri esports akan menembus US$1 miliar pada tahun ini. Selain itu, esports juga semakin diakui sebagai olahraga. Buktinya, esports diikutsertakan dalam berbagai ajang olahraga bergengsi. Misalnya, pada Asian Games 2018, esports jadi pertandingan eksibisi. Sementara pada SEA Games 2019, esports bahkan menjadi cabang olahraga bermedali.

Di Indonesia, esports juga semakin diakui oleh pemerintah. Buktinya, belum lama ini, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) menyatakan esports sebagai cabang olahraga berprestasi.

Tak hanya di level profesional, esports juga semakin populer di tingkat universitas. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya turnamen esports khusus untuk mahasiswa yang muncul, baik di Indonesia maupun di mancanegara. Sejumlah universitas bahkan menawarkan beasiswa khusus untuk para atlet esports.

Do We Need to Hold an Esports Tournament for Women?

Esports is now becoming increasingly popular. Not only that, but people are also starting to recognize esports as a sport. In fact, esports has been included in various prestigious sporting events, such as the Asian Games 2018 and SEA Games 2019. Rumour says that esports will also be included in the Olympics.

In traditional sports, most competitions are segregated by gender. One of the reasons is because physically, women and men are known to have different abilities. Knowing that when playing esports, the athletes “only” have to stare at the screen and move the mouse or touch the smartphone screen, you might think that there is no significant difference between men’s and women’s performance. However, is that really so?

 

Is Male and Female Performance Different?

When asked if there is a difference between the performance of female and male esports athletes, Shena Septiani, Digital Marketing Manager, Bigetron Esports said, “in my opinion, the difference in mechanics is influenced by hormones. Balanced estrogen and progesterone in women are key to how the brain and emotions work.”

Estrogen is a sex hormone in women that is quite dominant. Indeed, men also have estrogen. It’s just that the level of estrogen in women is higher than men. The function of these hormones in women and men is also different. Same with the progesterone, women and men do have this hormone but in different levels and functions. In women, progesterone affects the menstrual cycle, pregnancy, and embryogenesis.

“These two hormones make it difficult for women to focus at certain times,” says Shena. “However, it could be solved with regular exercise and discipline. The proof is, at Bigetron, there is BTR Alice who is a member of Bigetron Red Aliens, PUBG Mobile division. ”

Bigetron Red Aliens. | Sumber: Facebook PUBG Mobile Indonesia
Bigetron Red Aliens. | via: Facebook PUBG Mobile Indonesia

Unfortunately, not all esports teams mix male and female players. This is due to several things, according to Kresna, Project Manager for Women Star League. One of them is because women might feel more comfortable playing with other women. Likewise, male players feel the same.

“Apart from that, there is also an assumption that the female players are not good at playing games,” said Kresna. “Yes, it’s a burden, it’s troublesome, and so on. That’s what makes men tend to create teams with male players too. “However, according to Kresna, this assumption is not correct. She believes that the existence of a women’s only esports tournament can help to erase this stigma.

Meanwhile, according to Herry Wijaya, Head of Operations Mineski Global Indonesia, nowadays, most female esports players are more interested in becoming influencers than being professional players. “If I can draw short conclusions without research, I see that female players don’t usually become pro players in the end. Even after winning esports tournaments for women, they usually become influencers,” he said. “I don’t see the ambition to shift the position of a well-known player in a big esports organization, like Rekt from EVOS for example.”

 

How Important Are Women Only Esports Tournaments?

According to Rezaly Surya Afhany, Esports Manager at Telkomsel and Head of Digital Games Product Management, women’s esports tournaments are essential to be held, both by publishers and by third parties. “My personal opinion is that the ecosystem in the game industry will grow organically and be much healthier if you pay attention to the needs of these lady gamers,” Rezaly said when contacted via text message. “One of them is through organizing a special women’s tournament.” He feels that currently, the number of esports tournaments for female gamers is lesser than for men, starting from grassroots to national level competitions.

The Prime Snaky jadi pemenang PINC Ladies 2020. | Sumber: Instagram
The Prime Snaky is the winner of PINC Ladies 2020. | Sumber: Instagram

“Several major publishers in Indonesia have been developing women tournaments for a long time, such as the Princess Cup, the Arena of Valor tournament from Garena or PINC Ladies, the PUBG Mobile tournament from Tencent. Although, the tournament is still presented as part of an entertaining match, “said Rezaly. “In my opinion, slowly but surely, the market is already visible, both from the participating teams or viewership. As long as the tournament exists, these female pro players will try to form a solid team to participate. So, the quality of the matches is no less fierce than men’s esports matches. ”

Regarding ability, Kresna has another view. “In terms of skills, I think female players are not the same as the Mobile Legends Pro League team. Maybe, if the Mobile Legends Developmental League is still 50-50. But, compared to other teams outside those leagues, the ladies in the esports organization, their skills should be at the same level or higher,” he said.

Martin Yanuar, Manager of Belletron, has the same opinion as Kresna. “In our opinion, the skills of male and female players will not be the same. Because female players tend to find it more difficult to train full-time,” he said. “Unless the ladies tournament gives a prize equivalent to a public tournament worth hundreds of millions.”

Indeed, in terms of total prizes, women’s esports tournaments usually offer much smaller rewards than general ones. For example, PINC winners get a prize of IDR 180 million, while PINC Ladies winners only get IDR 10 million.

As part of an esports organization, Shena expressed her hope that in the future, esports tournament organizers will give prizes that are as big as general tournaments. “Although actually, this problem does not only occur in esports, but also in the world of sports,” he said. “Hopefully, in the future, esports tournaments can be more equal to gain more female players.”

Pembagian hadiah turnamen PINC. | Sumber: situs resmi
PINC prizepool | via: official site
Pembagian hadiah turnamen PINC Ladies. | Sumber: situs resmi
PINC Ladies prizepool | via: official site

Regarding the imbalance of tournament prizes between male and female competitions, for Rezaly, as long as the organizers and participants do not mind the total prizes given, then this should not be a problem. “The size of the prize is usually used to attract teams to participate in a tournament,” he said. “If all parties, namely organizers and participants agree to participate, then the size of the women’s tournament prize is no longer relevant as the only thing that must be pursued.”

Meanwhile, Rezaly was asked whether the small total prize pool for women’s esports tournaments is due to the low audience interest. He replied, “it could be that the lack of interest from the participants or the number of views made the organizers. Also, sponsors could be thinking hard before holding women’s tournaments because of low ROI (Return of Investment).”

 

The attraction of Women’s Esports Tournaments

Games and esports are domains that are synonymous with men. So, no wonder that most esports viewers are male. According to a study conducted by Interpret in 2019, 70% of esports viewers are male, while the remaining 30% are female. The good news is that the number of female esports fans continues to increase from year to year.

Jumlah penonton esports perempuan terus naik. | Sumber: Interpret
Source: Interpret

However, Herry said, the fact that most of the esports audience is male actually makes women’s esports tournaments popular. “Because most esports audience is male, viewership should be higher for female competition because there is an attraction from the opposite sex,” said Herry. Rezaly also said something similar. The male audience also likes to watch women’s tournaments, especially if there are players who are their idols.

Meanwhile, Kresna said, women-only tournaments were still able to attract audiences. “But, it is not as much as MPL or MDL, which has been running for a long time,” he said. “Probably because women’s tournaments tend to be newer, and not everyone knows.”

Herry said Mineski did have plans to create a special women’s tournament in the future. It’s just that the project may not be realized soon. The reason is, the current esports tournament schedule is already tight. If a new tournament appears, it is possible, this will actually destroy the balance that has been achieved in the current esports ecosystem in Indonesia.

“There are many things to think about if we want to create a new IP,” said Herry. “There are already many competitions. Messing up with the existing schedule is not good. Thus, we prefer to focus on existing tournaments by improving the quality of those tournaments.”

 

Why do the organizers hold a women’s esports tournament?

The Women Star League was held with two purposes Kresna explained. The first is to build an esports ecosystem for female players so that they can compete and have a career in the competitive gaming world like men. “So that the ladies won’t be underestimated and be able to show that they have the same skills as men,” he said.

“Second, by holding a women’s esports tournament, we want this to be a place where women can express their interests or talents in the world of esports and pursue their dreams,” said Kresna. “We want more female players in the tournament so that the women’s esports ecosystem in Indonesia becomes even more acknowledged.”

Just like Kresna, Rezaly said, the aim of organizers such as Dunia Games (which is under Telkomsel) to hold a women’s esports tournament is to develop the women’s esports ecosystem. This will ultimately make the esports industry even more valuable.

Tim ladies DG Esports. | Sumber: LINE
Ladies team of DG Esports. | Source: Dunia Games

“We believe that the women-only tournament will bring out many accomplished female gamers so that there will be more engagement, viewership, more contents, and more new job vacancies,” said Rezaly. “We want the women’s esports ecosystem to be developed, just like many other sports events, both at the national and global levels. There are actually special competitions for women in traditional sports events.”

However, Rome was not built overnight, just like the women’s esports ecosystem. To develop the women’s esports ecosystem to be equal to the esports scene for men is not easy these days. Herry estimates that the time needed to establish the women’s esports ecosystem will probably take around three years. With conditions, women’s esports tournaments are held regularly. Ideally, there should be two tournaments every year.

“In 2017, there were only two Mobile Legends teams that had a good performance, namely Saint Indo and Elite8 Esports,” he said. “However, now, MPL has eight teams with the same level of performance.” He believes that something similar can also happen to the women’s esports ecosystem.

 

Conclusion

Esports has developed drastically all around the world. Unfortunately, women are still a minority in the industry. Compared to the number of male players, female players are really minuscule. Not only that, women’s esports tournaments also usually offer smaller prizes. Fortunately, various parties are still interested in holding women’s esports tournaments.

The existence of a women’s esports tournament can be an arena for female gamers to show their abilities. Also, if the tournament is held regularly, it is possible that the women’s esports ecosystem development will be balanced like the men’s esports scene.

Feat Image via: Red Arrow Studio. The original article is in Indonesian, translated by @dwikaputra

Turnamen Mobile Legends Amatir, Black Shark Clan Bakal Segera Dimulai

Black Shark Clan Mini Tournament akan diadakan pada 29-30 Agustus 2020. Kompetisi Mobile Legends tingkat amatir itu menawarkan hadiah sebesar Rp8 juta. Tak hanya itu, pemain terbaik alias Most Valuable Player (MVP), juga akan mendapatkan smartphone terbaru Black Shark. Pemain yang dinobatkan sebagai Most Favorite Player juga akan dihadiahi smartphone Black Shark.

Black Shark merupakan merek smartphone gaming premium. Pada Mei 2020, mereka meluncurkan Black Shark Series 3, yang telah menggunakan chipset Qualcomm Snapdragon 865 dan layar AMOLED dengan refresh rate 90 Hz. Pada Agustus 2020, Black Shark kembali meluncurkan smartphone baru, yaitu Black Shark 3S, yang masih menggunakan Snapdragon 865, tapi layarnya telah memiliki refresh rate 120Hz.

Turnamen Black Shark Clan tersebut diadakan dengan tujuan untuk mengembangkan ekosistem esports amatir Mobile Legends. Di tingkat profesional, ekosistem Mobile Legends sudah tumbuh dengan pesat. Namun, untuk memastikan keberlangsungan dari industri esports secara keseluruhan, maka ekosistem di tingkat amatir juga harus diperhatikan. Pasalnya, regenerasi pemain masih jadi salah satu masalah di dunia esports.

black shark clan
Turnamen mini Black Shark Clan tawarkan total hadiah sebesar Rp8 juta. | Sumber: Hybrid

Dalam Black Shark Clan Mini Tournament, akan ada 32 tim Mobile Legends amatir yang saling bertanding. Para peserta yang ikut turnamen ini memiliki rank minimal Epic. Sementara itu, sistem yang digunakan adalah Best-of-One. Jadi, tim yang kalah akan langsung tereleminasi, sementara tim yang menang akan maju ke babak berikutnya.

Turnamen mini Black Shark Clan akan diselenggarakan selama dua hari, yaitu pada 29-30 Agustus 2020. Pertandingan dalam turnamen amatir tersebut akan disiarkan di YouTube secara langsung. Anda bisa menontonnya secara langsung di YouTube.

Tim yang berhasil menjadi juara pertama akan mendapatkan hadiah sebesar Rp5 juta dan juga smartphone Black Shark. Sementara tim runner-up akan mendapatkan hadiah sebesar Rp2 juta dan juara tiga mendapatkan Rp1 juta. Jika Anda ingin tahu daftar dari 32 tim yang bertanding dalam turnamen mini ini, Anda bisa mengunjungi blackshark.hybrid.co.id.

Disclosure: Hybrid.co.id adalah penyelenggara dari gelaran Black Shark Clan Mini Tournament MLBB.

Tren Penonton MPL, PMPL, dan FFML Sepanjang 2020

Banyak kompetisi olahraga tradisional yang terganggu oleh pandemi virus corona. Namun, tidak begitu dengan esports. Memang, turnamen esports sempat terhenti. Meskipun begitu, kompetisi esports kini sudah dapat diselenggarakan kembali, walau biasanya diadakan secara online. Faktanya, jumlah penonton esports justru bertambah akibat larangan keluar rumah di banyak negara.

Karena itu, saya akan membahas tentang tren penonton untuk tiga liga esports yang diadakan sepanjang 2020. Ketiga liga tersebut adalah Mobile Legends Professional League, PUBG Mobile Professional League, dan Free Fire Master League. Kenapa liga esports? Karena liga esports berlangsung selama beberapa minggu, berbeda dengan turnamen yang biasanya hanya diadakan pada akhir pekan. Ketiga turnamen ini juga dipilih karena sama-sama resmi dari masing-masing publisher-nya. Selain itu, data yang kami ambil di sini adalah yang hanya dari YouTube dan Facebook saja yang datanya terbuka.

Untuk melihat tren penonton dari ketiga liga tersebut, saya lalu memantau jumlah view dari MPL Season 5 dan Season 6, PMPL Season 1 dan 2, serta FFML Season 1 dan 2. Data yang disajikan dalam artikel ini berdasarkan data yang dikumpulkan per 24 Agustus 2020.

Mobile Legends Professional League

Pada awal tahun 2020, MPL memasuki musim ke-5. Ketika itu, MPL disiarkan melalui dua channel resmi, yaitu channel YouTube Mobile Legends: Bang Bang dan juga akun Facebook MPL Indonesia. Sepanjang musim tersebut, jumlah total view yang didapatkan oleh MPL mencapai 73,6 juta. Video dengan jumlah view paling banyak adalah video dari hari terakhir playoff, yang menampilkan babak final, dengan 5,4 juta view. Mengingat babak final MPL Season 5 mempertemukan RRQ dengan EVOS, tidak heran jika jumlah penontonnya membludak.

Sepanjang musim, jumlah view untuk MPL dari minggu ke minggu cenderung stabil. Selama delapan minggu saat musim reguler MPL berlangsung (tanpa menghitung babak playoff), total view mencapai 59,6 juta. Sementara jumlah view rata-rata per minggu mencapai 7,4 juta view.

Dengan pengecualian pada Minggu ke-7, Hari ke-3, jumlah view MPL Season 5 di YouTube tak pernah kurang dari 1 juta. Sementara pada hari pertama dan kedua dari babak playoff, jumlah view mencapai 2,4 juta dan 2,8 juta. Angka itu hanya mencakup jumlah view di channel YouTube saja. Jika ditambah dengan jumlah view dari akun resmi Facebook, jumlah view pada babak playoff MPL Season 5 di hari pertama dan kedua mencapai 3,9 juta view dan 4,5 juta view.

Jumlah total view MPL Season 5. | Sumber: Hybrid/Ellavie
Tren jumlah total view MPL Season 5. | Sumber: Hybrid/Ellavie

Saat ini, MPL Season 6 baru saja melalui minggu ke-2. Dari segi distribusi konten, satu hal yang membedakan MPL Season 6 dan musim sebelumnya adalah Season 6 disiarkan di dua channel YouTube resmi, yaitu channel Mobile Legends; Bang Bang dan MLBB Esports. Tentunya, Season 6 juga disiarkan di Facebook. Jumlah penonton MPL Season 6 di channel YouTube Mobile Legends: Bang Bang memang masih lebih banyak dari channel MLBB Esports. Meskipun begitu, jumlah view di channel MLBB Esports masih mengalahkan jumlah view di Facebook.

Selama dua minggu sejak MPL Season 6 dimulai, jumlah view MPL Season 6 di channel MLBB telah mencapai 9,4 juta view, di channel MLBB Esports mencapai 4,1 juta view, sementara di akun Facebook MPL Indonesia, jumlah view hanya mencapai 2,9 juta view.

Jumlah view MPL Season 6 di tiga kanal distribusi yang berbeda. | Sumber: Hybrid/Ellavie i.A.
Jumlah view MPL Season 6 di tiga kanal distribusi yang berbeda. | Sumber: Hybrid/Ellavie

Menariknya, meskipun disiarkan di lebih banyak channel, hal ini tidak menjamin bahwa jumlah view dari MPL Season 6 akan lebih banyak dari musim sebelumnya. Faktanya, jika jumlah view MPL Season 6 dibandingkan dengan musim sebelumnya, terlihat bahwa jumlah view Season 6 lebih sedikit. Selama dua minggu pertama, jumlah view MPL Season 5 mencapai 17,4 juta view, sementara MPL Season 6 hanya mencapai 16,5 juta view.

Jumlah view MPL Season 5 vs MPL Season 6 pada dua minggu pertama. | Sumber: Hybrid/Ellavie
Jumlah view MPL Season 5 vs MPL Season 6 pada dua minggu pertama. | Sumber: Hybrid/Ellavie

Seperti yang bisa Anda lihat pada grafik di atas, kecuali pada Minggu ke-2, Hari ke-3, jumlah view setiap minggu dari MPL Season 5 selalu lebih banyak dari Season 6.

 

PUBG Mobile Professional League

Oke, mari beralih ke PMPL. Sama seperti MPL, pertandingan PMPL juga disiarkan di channel resmi PUBG Mobile Indonesia, yaitu YouTube dan Facebook. Satu hal yang menarik, para fans PUBG Mobile lebih suka menonton pertandingan PMPL di Facebook daripada di YouTube. Buktinya, jumlah view dari pertandingan PMPL jauh lebih tinggi di Facebook daripada di YouTube. Di YouTube, jumlah view PMPL Season 1 dalam satu hari hanya mencapai sekitar 9 ribu sampai 300 ribu view. Sementara di Facebook, jumlah view liga esports tersebut bisa mencapai ratusan ribu atau bahkan jutaan view.

Sepanjang musim pertama, PMPL berhasil mendapatkan 32,5 juta view. Satu hal yang harus diingat, saat mengumpulkan data viewership untuk PMPL Season 1, saya tidak dapat menemukan video untuk Minggu ke-3, Hari ke-5 di Facebook, walau pertandingan dari hari tersebut tersedia di YouTube.

Seperti yang sudah bisa ditebak, hari terakhir liga menarik view paling banyak. Video dari pertandingan di hari tersebut berhasil mendapatkan view sebanyak 12 juta view. Mengingat PMPL berlangsung selama 5 minggu, maka jumlah view rata-rata per minggu adalah 6,5 juta view.

Jumlah view PMPL Season 1. | Sumber: Hybrid/Ellavie
Jumlah view PMPL Season 1. | Sumber: Hybrid/Ellavie

PMPL Season 2 kini tengah berlangsung. Pada akhir pekan lalu, liga tersebut telah melewati minggu ke-2. Sejauh ini, liga tersebut telah mendapatkan total view sebanyak 9,2 juta. Sama seperti Season 1, sebagian besar view tersebut — sekitar 8,3 juta view — berasal dari Facebook. Namun, jumlah view di channel YouTube PUBG Mobile juga menunjukkan kenaikan.

Sayangnya, jika dibandingkan dengan dua minggu pertama dari PMPL Season 1, jumlah view dari PMPL Season 2 sejauh ini masih lebih sedikit. Dalam dua minggu, PMPL Season 1 berhasil mendapatkan 10 juta view. Sementara PMPL Season 2 hanya mendapatkan 9,2 juta view. Kemungkinan, salah satu alasan mengapa jumlah view dari pertandingan Season 2 lebih sedikit adalah karena di PMPL Season 1, Minggu ke-2 memiliki 5 hari, sementara dalam Season 2, hanya ada 3 hari dalam setiap pekan pertandingan.

Jumlah view PMPL Season 1 dan Season 2 pada dua minggu pertama. | Sumber: Hybrid/Ellavie
Jumlah view PMPL Season 1 dan Season 2 pada dua minggu pertama. | Sumber: Hybrid/Ellavie

Free Fire Masters League

Liga terakhir yang akan saya bahas di sini adalah Free Fire Master League. FFML Season 1 diadakan pada awal tahun, untuk lebih tepatnya, pada akhir Januari hingga Februari 2020. Sementara Season ke-2 tengah berlangung sekarang, Agustus 2020. Untuk data viewership dari FFML Season 1, saya hanya dapat mengumpulkan data di channel YouTube FF Esports ID karena konten tersebut tidak ditemukan di akun Facebook resmi Free Fire Esports ID.

Jika dibandingkan dengan liga Mobile Legends atau PUBG Mobile, FFML Season 1 memiliki jumlah view paling sedikit. Total view sepanjang FFML musim pertama hanya mencapai 792 ribu view, jauh tertinggal dari jumlah view MPL dan PMPL yang mencapai puluhan juta. Meskipun begitu, FFML justru merupakan liga esports dengan pertumbuhan viewership terbesar.

Untuk mendistribusikan siaran pertandingan FFML Season 2, Garena tidak hanya menggunakan YouTube, tapi juga Facebook. Meskipun begitu, YouTube tetap memberikan kontribusi jumlah view terbesar. Sebagai perbandingan, jumlah view dari video FFML Season 2 di Facebook hanya mencapai ratusan ribu view. Sementara jumlah view di YouTube selalu mencapai lebih dari satu juta.

Saat ini, FFML Season 2 baru saja melewati pekan ke-3. Namun, hingga sekarang, jumlah total view dari liga tersebut telah mencapai 9 juta, jauh lebih banyak dari toatl view FFML Season 1 sepanjang musim. Hanya saja, sejauh ini, tren viewership untuk FFML Season 2 menunjukkan penurunan. Satu hal yang harus diingat, baik MPL dan PMPL juga menunjukkan tren yang sama. Belajar dari MPL Season 5 dan PMPL Season 1, jumlah penonton akan kembali naik saat pertandingan terakhir dilangsungkan. Pola ini juga bisa Anda temukan pada jumlah orang yang mengikuti shalat Tarawih berjamaah saat bulan Ramadan: ramai di awal dan di akhir.

Jumlah view FFML Season 2 pada minggu ke-3. | Sumber: Hybrid: Hybrid/Ellavie
Jumlah view FFML Season 2 pada minggu ke-3. | Sumber: Hybrid: Hybrid/Ellavie

Akhir Kata

Jika dibandingkan dengan musim sebelumnya, musim MPL dan PMPL yang tengah berlangsung menunjukkan penurunan dari segi jumlah view. Ada beberapa kemungkinan mengapa hal ini terjadi.

Pertama, karena ada tiga liga esports yang diadakan secara bersamaan. Jadi, mau tidak mau, fans harus memilih salah satu liga yang mau mereka tonton. Namun, berbeda dengan tayangan di televisi, konten yang sudah diunggah ke internet bisa ditonton kapan saja. Bahkan, tak jarang, ada orang yang bahkan mengunggah ulang video pertandingan dari liga esports. Selain itu, jika mau, Anda juga bisa membuka beberapa tab secara bersamaan.

Kemungkinan kedua adalah saat ini, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tak lagi berlaku. Jadi, orang-orang yang tadinya harus berdiam di rumah punya banyak opsi kegiatan lain. Misalnya, hangout bersama teman atau kegiatan lain yang melibatkan kerumunan dan meningkatkan kemungkinan seseorang terpapar COVID-19.

Rekap MPL ID Season 6 Minggu 2: Kejatuhan RRQ Hoshi dan Performa Gemilang Renbo

Sejumlah kejutan terjadi di gelaran turnamen MPL ID Season 6 di akhir minggu kedua. Untuk pertama kalinya, tim RRQ Hoshi sebagai pemuncak klasemen sebelumnya dan sekaligus tim yang dijagokan untuk kembali menjadi juara, terjungkal dari posisinya.

Sedangkan ada angin segar yang seolah berhembus dari tim-tim lain yang sering luput dari perhatian komunitas penggemar Mobile Legends di Indonesia. Salah satunya datang dari tim Geek Fam yang berhasil meraih poin kemenangan pertama di gelaran turnamen MPL ID Season 6 setelah menggulung tim Genflix Aerowolf di match terakhir di hari ketiga.

Dimulai dari hari pertama di minggu kedua, laga dibuka dengan pertemuan tim Alter Ego Esports yang tampil menghadapi tim Genflix Aerowolf. Pada kesempatan ini Udil diturunkan menjadi starting line up dari tim Alter Ego Esports. Di awal match tim Genflix Aerowolf sukses memberikan tekanan kepada tim Alter Ego Esports. Bahkan sampai mendekati late game kedudukan antar kedua tim masih terpantau berimbang.

Roster Change Aura Esports | via: Instagram mpl.id.official
Roster Change Aura Esports | via: Instagram mpl.id.official

Seiring match berlangsung, kesalahan minor yang dilakukan tim Genflix Aerowolf tentu saja tidak disia-siakan oleh tim Alter Ego Esports. Perlahan namun pasti tim Alter Ego Esports menunjukkan permainan yang jauh lebih baik dari tim Genflix Aerowolf dan merebut kemenangan di match pertama.

Berlanjut di match kedua, tim Genflix Aerowolf malahan terbawa dalam tempo permainan yang ditentukan oleh tim Alter Ego Esports. Celiboy tampil lebih bersinar berduet dengan Udil dengan mengumpulkan kill point yang terus menggerogoti pertahanan tim Genflix Aerowolf. Tim Alter Ego Esports akhirnya menang telak atas Genflix Aerowolf dengan skor 2-0.

Adapun di hari kedua adalah awal dari kejutan di gelaran MPL ID Season 6. Tanpa disangka-sangka tim Bigetron Alpha menurunkan tim RRQ Hoshi dari kedudukannya di puncak klasemen dengan kemenangan 2-0 tanpa balas.

Renbo tampil sebagai pemain penentu kemenangan tim Bigetron Alpha atas tim RRQ Hoshi. Di detik-detik terakhir permainan dari LJ berhasil membendung sementara laju serangan dari tim Bigetron Alpha. Sekalipun tertinggal secara net worth semenjak awal match, tim Bigetron Alpha justru bermain kian siaga menghadapi manuver yang kerap dilakukan oleh Lemon dari tim RRQ Hoshi. Gank setup dari Renbo akhirnya menjadi titik balik perlawanan tim Bigetron Alpha yang akhirnya menang atas tim RRQ Hoshi.

Renbo | via: Instagram mpl.id.official
Renbo | via: Instagram mpl.id.official

Sebagai penutup hari ketiga, tim Geek Fam akhirnya merasakan kemenangan atas lawan bertandingnya. Setelah sempat tertinggal di minggu pertama, tim Geek Fam berhasil mengungguli perlawanan dari tim Genflix Aerowolf di gelaran minggu kedua.

Kombinasi serangan yang dibangun oleh Doyoksyl dan Ayamjago terbukti menyulitkan rotasi yang dilakukan oleh tim Genflix Aerowolf. Adapun sedari awal, permainan berjalan cukup alot di antara keduanya. Permainan Doyoksyl secara cepat membangun keunggulan ekonomi untuk tim Geek Fam. Di akhir match ketiga sangat terlihat jelas konsentrasi tim Genflix Aerowolf sudah menurun dan kerap kali kalah dalam team fight. Tim Geek Fam akhirnya mengakhiri pertandingan dengan skor kemenangan 2-1.

aaa
MPL ID Season 6 Week 2 Standings | via: Instagram mpl.id.official

Di atas adalah posisi sementara dari klasemen sampai minggu kedua. Apakah diutusnya Tezet ke MDL adalah langkah yang justru merugikan bagi tim Aura Esports? Sedangkan di sisi lain naiknya Alberttt ke MPL masih belum memberikan tambahan performa yang dibutuhkan bagi tim RRQ Hoshi. Mari kita nantikan pertandingan berikutnya di minggu mendatang.

Rekap MDL Season 2 Minggu 1: Pembuktian Coach Baru dan Pertandingan yang Alot

Seiring dengan begulirnya MPL Indonesia Season 6, di tahun 2020 juga digelar kembali Mobile Legends Development League Season 2. MDL adalah wadah kompetisi bagi tim yang tidak memiliki franchise slot di MPL dan juga diisi oleh tim akademi bagi tim yang berlaga di MPL. Meskipun demikian MDL tetap bisa menyajikan pertandingan yang tidak kalah seru dengan MPL.

Pertandingan pembuka antara tim XCN BKB dan tim Alter Ego X tidak bisa dilangsungkan karena tim XCN BKB dinyatakan gagal hadir sesuai dengan jadwal pertandingan. Secara otomatis tim Alter Ego X mendapatkan poin pertama di gelaran kompetisi MDL Season 2.

Aura Esports MDL Season 2 Roster | via: Instagram
Aura Esports MDL Season 2 Roster | via: Instagram

Selanjutnya adalah giliran tim Genflix Aerowolf Jr menghadapi tim Aura Esports. Pertandingan berlangsung sangat alot di antara keduanya dan hampir menyentuh durasi 30 menit. Sebenarnya tim Genflix Aerowolf Jr secara umum bisa tampil lebih baik daripada lawannya, hanya saja tim Aura Esports lebih bermain lebih efisien dalam mengeksekusi objective selama match berlangsung. Match ketiga menjadi penentuan perebutan poin setelah tim Genflix Aerowolf Jr memenangkan match kedua. Skor 2-1 menutup pertandingan kedua untuk kemenangan tim Aura Esports.

Adapun pada gelaran hari kedua, tim RRQ Sena berhasil mencuri perhatian setelah berhasil menumbangkan tim Victim Esports yang adalah pemenang di MDL Season 1. Performa tajam berhasil ditunjukkan oleh Alberttt dalam skuad RRQ Sena memberikan tambahan kepercayaan diri tetapi juga performa yang lebih baik bagi RRQ Sena.

Di hari yang sama tim EVOS Esports menunjukkan performa yang tampaknya menurun. Tercatat di matchday kedua, tim Siren Esports berhasil menahan perlawanan tim EVOS Esports dan bermain penuh 3 match. Dengan hasil akhir 2-1 EVOS Esports setidaknya masih bisa menyelamatkan mukanya dari kekalahan berturut-turut.

Sebagai penutup minggu pertama, hasil pertandingan yang diraih tim Bigetron Bravo dan Onic Prodigy adalah ajang pembuktian bagi sosok coach yang baru bergabung. Sayangnya kali ini tim Bigetron Bravo belum bisa mengungguli tim Genflix Aerowolf Jr. Sedangkan Onic Prodigy memulai debutnya dengan cukup baik dan memperoleh kemenangan pertamanya atas tim XCN BKB.

MDL ID Season 2 Week 1 Standings | via: Instagram
MDL ID Season 2 Week 2 Day 1 Standings | via: Instagram

Sampai berita ini diturunkan, tim RRQ masih menjaga tren positif dan memimpin raihan poin di gelaran kompetisi MDL Season 2. Tim Aura Esports mencatatkan kemenangan atas tim XCN BKB dan menempatkan dirinya di peringkat kedua sejauh ini. Di peringkat ketiga masih ada tim Victim Esports yang seolah baru terbangun dan mencoba membangun momentum kembali di gelaran kompetisi MDL Season 2.

Meninjau Kesuksesan Mobile Gaming di Singapura dan Malaysia

Perkembangan mobile gaming dan esports di region Asia Tenggara tergolong cepat dan signifikan. Hal itu dapat terlihat dari menggeliatnya industri gaming dan esports dan perputaran uang yang cukup cepat di beberapa tahun terakhir. Tidak hanya dari sisi bisnis, secara umum region Asia tenggara memiliki populasi yang padat sebuah potensi yang tidak bisa dipandang remeh.

Sejenak kita dapat menilik bagaimana keadaan lanskap gaming dan esports dari Malaysia dan Singapura. Sejauh ini menurut data yang dilansir oleh Niko Partners, Mobile Legends masih menjadi judul game yang memimpin di antara beberapa judul game lainnya dari sisi user. Di peringkat berikutnya barulah judul game PUBG Mobile dan Free Fire mengikuti menjadi game terlaris.

via: Nikopartners
via: Nikopartners

Tidak dapat dipungkiri bahwa sejauh ini Malaysia dan Singapura adalah prototipe dari negara Asia Tenggara, yang memiliki keadaan ekonomi dan infrastruktur yang stabil dan memadai. Secara umum di region Asia Tenggara daya beli kelas menengah tengah merangkak meningkat dan memiliki daya beli yang tinggi, yang kemudian digunakan untuk belanja beragam produk gaming dan esports.

Industri gaming dan esports sekarang masih menjadi kue dengan potongan yang menarik bagi bisnis lainnya, dan tentu saja bisnis telekomunikasi. Kegiatan gaming dan esports sama saja mobil tanpa bahan bakar ketika tidak terhubung ke internet sama sekali. Di Malaysia tercatat 93% pengguna internetnya beraktivitas dari smartphone mereka. Hal ini menunjukkan tingkat penggunaan, dan penetrasi internet yang tinggi di Malaysia.

Di sisi lain perusahaan besar seperti Yoodo dan Singtel menjalankan inisiatif langsung dalam membentuk fondasi ekosistem esports mereka. Yoodo sebagai salah satu operator telekomunikasi di Malaysia memberikan layanan paket data khusus untuk game PUBG Mobile, bahkan turut memiliki tim esports Yoodo Gank di divisi PUBG Mobile. Di Singapura Singtel menjalankan insisatif menjalankan platform kompetisi esports baik untuk tim profesional dan juga tim amatir yang mencoba bertanding dengan lebih serius.

Top Gaming Site di Indonesia per Mei 2020 | via: comscore
Top Gaming Site di Indonesia per Mei 2020 | via: comscore

Berkaca dari beberapa fakta di atas Indonesia tentu saja masih berpeluang besar untuk tidak sekadar menjadi pasar bagi kegiatan gaming dan esports, tetapi juga menjadi hub bagi kegiatan esports di Asia Tenggara. Tercatat dalam survei yang dilakukan oleh Comscore, aktivitas gaming dan esports di Indonesia justru mengalami tren yang meningkat.

Terlepas dari keadaan saat ini, Indonesia hanya memerlukan sedikit kesabaran agar industri gaming dan esports lokal mendapatkan pertumbuhan yang signifikan dan mendapat perhatian lebih serius dari sisi infrastruktur dan penyelenggaraan bisnis.

 

Tim Kings Esports Kuasai Gelaran Nimo TV Mobile Legends Arena Star Battle

Sejak pertama kali bergulir di awal bulan Juni yang lalu Nimo TV Mobile Legends Arena sudah memberikan banyak keseruan dan pertandingan yang menegangkan di antara tim profesional maupun tim yang datang dari komunitas. Setelah fase kualifikasi online dan fase playoff, muncul beberapa tim yang ternyata bisa memberikan kejutan dengan mengalahkan tim-tim yang berisikan pro player berpengalaman.

Setelah jeda sejenak dari fase playoff, NMA Star Battle diadakan untuk mengundang antusiasme yang lebih lagi dari komunitas gamers Mobile Legends di Indonesia. Bersama deretan pro player lain dan influencer, masing-masing peserta NMA secara acak saling bertanding. Selama 4 minggu lamanya NMA Star Battle bisa menyuguhkan permainan yang cukup fun dan menarik.

via: Nimo TV
via: Nimo TV

“Terima kasih untuk seluruh pecinta MLBB yang telah menyaksikan NMA dari awal hingga akhir. NMA sebagai turnamen MLBB pertama yang diselenggarakan oleh Nimo TV meraih jumlah penonton tertinggi lebih dari 60.000 penonton. Hal ini merupakan sebuah sejarah baru untuk Nimo TV. Serta membuktikan bahwa antusiasme penggiat MLBB yang tidak pernah padam,” ungkap Toby, selaku PIC Nimo TV Indonesia dalam sebuah rilis.

Muncul sebagai tim kuda hitam di gelaran turnamen NMA, tim Kings Esports ternyata tampil mendominasi gelaran event Star Battle dan menempatkan 3 dari 5 pemainnya di puncak klasemen NMA Star Battle. Permainan individual dari pemain tim Kings Esports berhasil memukai komunitas Mobile Legends Indonesia dengan menjadi favorit di antara deretan pro player dan influencer.

via: Nimo TV
via: Nimo TV

Secara erurutan, Ravicy, Gedang, dan Violence finis di urutan pertama hingga ketiga. Tercatat Ravicy berhasil mengumpukan poin sebesar 1100 dan menempatkannya jauh memimpin klasemen NMA Star Battle. Meskipun demikian dari antara pro player dan influencer yang diundang berlaga di event NMA Star Battle, nama Marsha masih tampil sebagai pemegang titel Most Popular Player.

Hadiah yang diberikan bagi masing-masing pemenang adalah sejumlah uang dan tentu saja MLBB diamonds. Tambahan hadiah sebesar 2.500 Dolar Amerika dan 5000 MLBB Diamonds sukses dibawa pulang oleh Ravicy sebagai juara pertama di event NMA Star Battle.

Disclosure: Hybrid adalah media partner acara Nimo TV Mobile Legends Arena (NMA).

Mobile Legends Professional League Philippines Season 6 Segera Digelar

Gelaran turnamen Mobile Legends Professional League Philippines Season 6 akan segera digelar. Sebagai tahapan awal telah berlalu fase open qualifier yang diikuti oleh ratusan tim lebih yang akan memperebutkan slot untuk berlaga di regular season MPL PH Season 6.

Setelah usai dengan gelaran turnamen MPL Invitational 4 Nations Invitational yang lalu, kini gelaran turnamen Mobile Legends kasta tertinggi akan memulai babak yang baru di masing-masing negara Asia Tenggara. Gelaran turnamen kemarin adalah kesempatan yang baik untuk menguji batas kemampuan setiap tim jawara masing MPL di skala internasional.

Adapun secara sekilas berikut adalah penjelasan format MPL PH Season 6. Jumlah tim yang berpartisipasi adalah 10 tim dan akan dibagi menjadi 2 grup berbeda. Seluruh tim yang berlaga di MPL PH Season 5 akan langsung mendapatkan slot di MPL PH Season 6. Sebagai pembanding, MPL ID menjadi satu-satunya turnamen yang menggunakan model franchise, sehingga tidak ada perubahan tim yang bertanding, paling tidakn sejauh ini. Sedangkan 2 slot untuk regular season MPL PH Season 6 akan diperebutkan melalui tahapan open qualifier yang sudah selesai baru-baru ini.

Pertandingan pertama akan bergulir di tanggal 21 Agustus 2020 mendatang. Setelah berjalan 8 pekan, babak playoff akan dimulai dengan 8 tim teratas dari fase regular season. Nantinya babak playoff akan terasa lebih menantang dan menguras tenaga karena akan dipertandingkan dengan ketentuan best of 5. Sedangkan di babak grand final kita akan disuguhkan dengan penentuan juara melalui best of 7.

Berikut adalah daftar tim yang akan berlaga di MPL PH Season 6:

  1. Aura PH (Direct Invite)
  2. ONIC (Direct Invite)
  3. Bren Esports (Direct Invite)
  4. Execration (Direct Invite)
  5. Omega (Direct Invite)
  6. BSB (Direct Invite)
  7. Blu Fire (Direct Invite)
  8. Blacklist International (Direct Invite)
  9. Cignal Ultra (Open Qualifier)
  10. NXP Solid (Open Qualifier)

Ada juga beberapa hal menarik yang bisa dicermati dari MPL PH Season 6 mendatang. Yang pertama adalah kembalinya tim Cignal Ultra yang sebelumnya sudah pernah menjadi juara di gelaran trunamen MPL PH Season 2. Dari fase open qualfier juga muncul tim NXP Solid yang melaju sebagai tim yang dijagokan untuk bersaing menantang tim-tim dari MPL PH Season 5.

Di sisi lain ada tim AURA PH dan ONIC PH yang akan menghadirkan rivalitas dari gelaran MPL PH sebelumnya. Keduanya bertemu di Filipina sebagai tim Mobile Legends dengan organisasi induk dari Indonesia.

Akankah tim AURA PH bisa mengukuhkan dirinya dengan menjadi juara MPL PH 3 season berturut-turut ataukah akan ada sejarah baru dituliskan oleh tim yang dapat merebut takhta juara MPL PH Season 6? Mari kita tunggu kelanjutannya.