Dengan Layar Curved Plus Ultrawide, BenQ MOBIUZ EX3415R Adalah Monitor yang Tepat untuk Immersive Gaming

Monitor dengan layar curved umumnya dipilih demi mendapatkan sensasi immersive yang lebih baik ketimbang menggunakan monitor dengan layar flat. Pada praktiknya, sensasi immersive ini akan terasa lebih maksimal lagi apabila bidang pandang kita benar-benar tertutupi semuanya oleh visual game. Untuk itu, kita butuh monitor dengan layar ultrawide.

Salah satu monitor gaming dengan layar curved plus ultrawide yang bisa dilirik adalah BenQ MOBIUZ EX3415R. Monitor ini mengemas panel IPS 34 inci dengan kurvatur 1900R dan aspect ratio 21:9, menjanjikan pemandangan panorama yang apik di setiap sesi gaming.

Dipadukan dengan resolusi QHD (3440 x 1440), refresh rate 144 Hz, dan tingkat kecerahan maksimum 400 nit, kualitas visual yang disajikan tentu bakal sangat prima. Waktu respon 1 milidetik (MPRT) dan dukungan AMD FreeSync Premium juga akan memastikan gameplay selalu berlangsung mulus.

BenQ tak lupa menaruh perhatian khusus perihal reproduksi warna. Secara teknis, EX3415R tercatat memiliki color gamut 98% DCI-P3, dan ia juga telah mengantongi sertifikasi DisplayHDR 400. Di saat yang sama, ia turut mengemas teknologi HDRi yang dapat mengemulasikan efek HDR pada konten non-HDR.

Namun yang namanya immersion tidak akan lengkap kalau hanya mengandalkan aspek visual saja. Audio pun turut memegang peranan penting, dan di sini BenQ telah membekali EX3415R dengan sistem audio mutakhir rancangan divisi audionya, treVolo.

Sistem tersebut terdiri dari dua speaker 2 watt dan satu woofer 5 watt. Chip DSP (digital signal processor) pun turut disematkan sehingga pengguna dapat memilih mode suara berdasarkan jenis kontennya; apakah pengguna sedang bermain game FPS, game balapan, atau malah menonton film.

Dari segi konektivitas, EX3415R hadir membawa dua port HDMI 2.0, satu port DisplayPort 1.4, dan dua port USB 3.0. Ergonomic stand-nya tidak cuma mendukung tilt, melainkan juga swivel dan pengaturan ketinggian.

Di Indonesia, BenQ saat ini sudah membuka pre-order MOBIUZ EX3415R dengan harga Rp21.900.000. Anda bisa mengunjungi tautan ini untuk mempelajarinya lebih lanjut.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh BenQ.

Samsung Resmi Luncurkan Monitor Gaming Terunggulnya, Odyssey G9 dan G7, di Indonesia

Pertama kali diumumkan di event CES pada bulan Januari lalu, monitor curved Samsung Odyssey G9 dan Odyssey G7 kini sudah resmi masuk ke pasar tanah air. Kedatangannya tergolong cepat, dan ini menunjukkan bahwa pasar hardware PC gaming di Indonesia tidak boleh dipandang sebelah mata meski mobile masih menjadi platform yang paling populer.

Dengan banderol Rp 24.999.000, Odyssey G9 jelas bukan sembarang monitor. Samsung bahkan enggan mengategorikannya sebagai monitor curved biasa, sebab memang kurvaturnya begitu agresif di angka 1000R, atau kurang lebih sama melengkungnya seperti kontur bola mata manusia.

Sebelum ini sebenarnya sudah ada monitor curved 49 inci dengan format ultra-wide dari Samsung, namun tingkat kelengkungannya tidak seberapa jika dibandingkan dengan Odyssey G9, demikian pula spesifikasi lengkapnya.

Panel QLED 49 inci milik Odyssey G9 ini merupakan tipe VA dengan resolusi Dual QHD, atau persisnya 5120 x 1440 pixel (aspect ratio 32:9). Refresh rate maksimum yang didukungnya mencapai 240 Hz, dan ia memiliki waktu respon (gray-to-gray) 1 milidetik. Dukungan Nvidia G-Sync maupun AMD FreeSync Premium Pro merupakan fitur standar buat monitor ini.

Terkait reproduksi warna, G9 menawarkan coverage sRGB hingga 125%, dan DCI-P3 hingga 95%. Istimewanya, ia juga telah mengantongi sertifikasi HDR 1000, yang berarti tingkat kecerahan maksimumnya adalah 1.000 nit, dan konten dalam format HDR dipastikan tampak begitu menawan di monitor ini.

Dalam konferensi pers online yang saya ikuti, Samsung Indonesia mengajak pembalap sekaligus gamer Rifat Sungkar untuk mencoba langsung monitor ini. Pereli nasional itu menjajalnya dengan game Dirt 2, yang menurutnya selalu dia mainkan setiap hari selama pandemi.

Bentuk monitor yang begitu lebar dan tingkat kelengkungannya yang ekstrem memunculkan kesan seperti masuk ke dalam permainan. Lalu kalau dengan monitor biasa, efek blur akan cukup terasa, tapi di G9 detail-detail seperti daun yang bertebaran setelah dihempas laju mobil masih bisa terlihat dengan jelas, demikian pengakuannya.

Samsung memang tidak menyebut kartu grafis spesifik yang dibutuhkan supaya pengguna dapat memaksimalkan kapabilitas G9, tapi kalau melihat resolusi dan refresh rate setinggi itu, saya yakin Nvidia RTX 2080 Ti adalah pilihan yang paling tepat jika benar-benar ingin menikmati semua kelebihannya. Lagipula, kalau seorang gamer rela mengucurkan dana Rp 25 juta untuk sebuah monitor, saya yakin ia juga sebelumnya memang sudah mampu membeli kartu grafis di kisaran harga Rp 25 jutaan.

Seandainya Odyssey G9 terlalu overkill atau kelewat mahal, ada Odyssey G7 yang tidak kalah memikat. Perangkat ini hadir dalam ukuran 27 atau 32 inci, dengan resolusi 2560 x 1440 pixel. Selain beda ukuran dan resolusi, Odyssey G7 juga ‘cuma’ memiliki sertifikasi HDR 600. Selebihnya, G7 memakai panel QLED tipe VA yang sama persis, dengan kurvatur 1000R dan refresh rate maksimum 240 Hz.

Harganya jelas jauh lebih murah: Rp 13.499.000 untuk varian 32 inci, atau Rp 11.999.000 untuk varian 27 inci. Secara estetika, G7 sama-sama mengadopsi desain yang futuristis seperti G9, dan keduanya turut mengemas elemen-elemen desain yang cerdas, seperti salah satunya routing kabel yang dapat disembunyikan di dalam stand-nya.

Di Indonesia, Samsung Odyssey G9 dan G7 akan segera hadir mulai bulan Agustus. Khusus Odyssey G9, Samsung akan membuka pre-order dalam jumlah terbatas mulai tanggal 1 – 14 Agustus, dan konsumen yang memesan dalam periode tersebut bakal menerima bonus satu set gaming gear (mouse, keyboard, headset) senilai Rp 6 juta.

Samsung Odyssey G7 Diklaim Sebagai Monitor Gaming yang Paling Melengkung

Apa yang Anda cari dari suatu monitor gaming? Resolusinya? Refresh rate-nya? Kelengkungannya? Fitur pendukungnya (adaptive sync)? Atau malah semuanya? Kalau budget memang bukan masalah, semestinya gamer tak akan berkompromi dalam memilih salah satu periferal terpenting ini.

Salah satu opsi terbaru yang bisa didapatkan adalah Samsung Odyssey G7. Diperkenalkan pertama kali pada ajang CES Januari lalu, G7 memenuhi hampir semua kriteria monitor gaming idaman. Kita mulai dari bentuknya terlebih dulu.

Samsung Odyssey G7

G7 merupakan sebuah monitor curved, dan ia diklaim sebagai monitor gaming yang paling melengkung yang ada saat ini, dengan radius kelengkungan mencapai 1000R (semakin kecil angkanya, semakin melengkung layarnya). Samsung sejak lama percaya bahwa ini bisa membantu menumbuhkan kesan immersive secara signifikan, dan menurut mereka, radius 1000R ini sama melengkungnya seperti mata manusia.

Panel melengkung itu masuk kategori panel QLED, dengan resolusi 2560 x 1440 pixel, baik pada varian 27 inci maupun 32 incinya. Istimewanya, refresh rate maksimumnya tercatat di angka 240 Hz, dengan waktu respon (GTG) 1 milidetik serta dukungan atas Nvidia G-Sync dan AMD FreeSync Premium Pro sekaligus.

Samsung Odyssey G7

G7 datang membawa sertifikasi HDR 600, yang berarti tingkat kecerahan maksimumnya bisa mencapai angka 600 nit. Konektivitasnya cukup melimpah dan mencakup port HDMI 2.0, 2x DisplayPort 1.4, 3x USB 3.0, serta headphone jack. Buat yang peduli dengan tampilan sebuah monitor, kebetulan G7 cukup manis di mata berkat desain futuristisnya.

Samsung berniat memasarkan Odyssey G7 secara global mulai bulan Juni ini juga. Banderol harganya belum disebutkan, akan tetapi Amazon mencantumkan banderol $700 untuk varian 27 inci, dan $800 untuk varian 32 inci.

Sumber: Samsung.

Samsung CRG5 Adalah Monitor 240 Hz Pertama dengan Layar Curved

Entah disengaja atau tidak, Gamescom 2019 jadi panggung peluncuran atas sederet monitor gaming yang revolusioner. Pertama ada Alienware 55 yang mengemas panel OLED berukuran masif. Kedua ada HP Omen X 27 yang mengawinkan resolusi QHD dengan refresh rate 240 Hz.

Sekarang giliran Samsung yang unjuk gigi lewat Samsung CRG5, yang diyakini merupakan monitor 240 Hz pertama dengan layar curved alias melengkung. Premis yang diusung pada dasarnya adalah bagaimana konsumen dapat menikmati sesi gaming yang immersive tanpa harus mengorbankan performa.

Secara teknis, CRG5 mengemas panel tipe VA (vertical alignment) berukuran 27 inci. Resolusinya memang cuma 1920 x 1080 pixel, akan tetapi kurvaturnya mencapai 1500R, dan rasio kontrasnya juga tergolong tinggi di angka 3000:1. Di samping mempunyai refresh rate yang tinggi, monitor ini juga kompatibel dengan fitur anti-tearing Nvidia G-Sync.

Seperti halnya monitor-monitor modern, rancangan dengan bezel yang amat tipis membuatnya tetap ideal dalam konfigurasi dual monitor. Bagian belakangnya juga dibuat seminimalis mungkin agar setup gaming konsumen tidak terganggu secara estetika.

Samsung Space Gaming Monitor / Samsung
Samsung Space Gaming Monitor / Samsung

Di samping CRG5, Samsung turut menyingkap versi gaming dari Samsung Space Monitor. Seperti saudara non-gaming-nya, keistimewaannya terletak pada dudukan unik yang dapat dijepitkan ke belakang meja, sehingga layarnya bisa dipepetkan ke tembok guna menghemat ruang di atas meja.

Penambahan label “Gaming” pada namanya mengacu pada panel 32 inci beresolusi 2560 x 1440 pixel yang memiliki refresh rate 144 Hz, sesuai dengan standar minimal mayoritas gamer saat ini. Tidak ketinggalan juga adalah kompatibilitas FreeSync bagi para pengguna GPU AMD Radeon.

Saat ini yang sudah dipasarkan barulah Samsung CRG5 saja, dengan banderol $400. Space Gaming Monitor di sisi lain belum memiliki jadwal rilis maupun banderol harga, namun seandainya versi standarnya bisa dijadikan rujukan, monitor tersebut dijual dengan harga $330 – $400 (tergantung varian).

Sumber: Samsung.

Samsung Space Monitor Dapat Dipepetkan ke Tembok untuk Menghemat Tempat

Ajang CES 2019 akan segera dimulai, dan Samsung mengawalinya dengan memperkenalkan trio monitor yang masing-masing punya daya tarik tersendiri. Ketiganya adalah Space Monitor, CRG9, dan UR59C.

Samsung Space Monitor menurut saya adalah yang paling menarik. Namanya mengindikasikan ada sangkut-paut dengan ruang (space), dan ternyata itulah kelebihan utamanya: monitor ini dirancang agar bisa memakan ruang seminimal mungkin di atas meja.

Samsung Space Monitor

Rahasianya terletak pada dudukan unik yang bisa dijepitkan ke belakang meja. Dari situ layarnya pun dapat Anda pepetkan ke tembok, persis seperti yang bisa Anda lihat pada gambar. Saat diperlukan, layarnya bisa kita tarik maju tanpa mengubah posisi dudukannya.

Agar terlihat semakin elegan, kabel-kabelnya disembunyikan dengan pintar pada lengan yang menyambungkan layar dan dudukan. Space Monitor akan ditawarkan dalam dua varian: 27 inci dengan resolusi QHD, dan 32 inci dengan resolusi 4K.

Samsung CRG9 Gaming Monitor

Monitor yang kedua, CRG9, diciptakan buat para gamer antusias. Layarnya yang super lebar dengan bentang diagonal 49 inci tak hanya memiliki resolusi yang tinggi (5120 x 1440, aspect ratio 32:9) saja, tapi juga menawarkan refresh rate 120 Hz sekaligus mendukung AMD FreeSync.

HDR juga merupakan salah satu fitur unggulan CRG9, dengan tingkat kecerahan maksimum 1.000 nit. Menggunakan satu monitor ini sejatinya sama persis seperti menjejerkan dua monitor 27 inci dengan resolusi QHD dan aspect ratio 16:9.

Samsung UR59C Monitor

Terakhir, ada UR59C yang didedikasikan buat para kreator konten. Monitor 32 inci ini memiliki layar melengkung dengan resolusi 4K dan rasio kontras 2.500:1. Samsung bilang bahwa kurvatur 1500R pada layarnya mampu menampilkan konten secara lebih immersive.

Secara estetika, UR59C juga bisa dibilang cantik, apalagi layar yang nyaris tanpa bezel dan tebal bodi hanya 6,7 mm. Sayang sejauh ini belum ada informasi mengenai jadwal rilis maupun banderol dari ketiganya.

Sumber: Samsung.

Dell UltraSharp 49 Curved Monitor Ibarat Monster Berkepala Dua

Monitor ultra-wide pada umumnya lebih banyak ditujukan kepada para gamer. Kombinasi layar yang begitu lebar dan wujud melengkung dipercaya mampu menyuguhkan pengalaman bermain yang lebih immersive. Namun Dell berkata lain.

Menurut mereka, monitor ultra-wide juga harus bisa menggantikan setup dual-monitor yang biasa terdapat pada meja kerja para pialang saham maupun kalangan profesional lainnya. Kira-kira demikian premis yang ditawarkan Dell UltraSharp 49 Curved Monitor (U4919DW).

Ya, monitor ini memiliki bentang diagonal layar 49 inci, akan tetapi aspect ratio 32:9 membuatnya tampak seperti monster berkepala dua, maksud saya seperti sepasang monitor 27 inci yang didempetkan, dengan panel IPS melengkung beresolusi total 5120 x 1440 pixel.

Dell UltraSharp 49 Curved Monitor (U4919DW)

Ini berarti dua aplikasi bisa disajikan dalam tampilan penuh secara bersamaan, sehingga produktivitas pun bisa semakin dimaksimalkan. Kalau perlu, monitor ini juga bisa disambungkan ke dua PC yang berbeda, sehingga dua orang bisa bekerja bersama-sama di depan satu layar.

Absennya dukungan Nvidia G-Sync maupun AMD FreeSync pasti bakal membuatnya kurang menarik di mata gamer. Memang bukan itu target pasar yang diincar. Oleh karena itu, dukungan 99% spektrum warna sRGB dan fitur Comfort View untuk meminimalkan pancaran sinar biru jadi lebih diutamakan.

Dell UltraSharp 49 Curved Monitor (U4919DW)

Terkait konektivitas, U4919DW hanya perlu menyambung ke laptop atau komputer via satu sambungan USB-C. Power supply berkapasitas 90 watt berarti laptop yang tersambung juga akan terisi baterainya. Di samping itu, masih ada lagi sepasang port HDMI, satu DisplayPort, dan total tujuh port USB 3.0 standar.

Rencananya, Dell bakal memasarkannya mulai tanggal 26 Oktober mendatang, dengan harga mulai $1.700.

Sumber: Ars Technica dan Dell.

Samsung Luncurkan Dua Monitor Gaming Baru Berlayar Melengkung

Samsung meramaikan ajang Gamescom 2018 dengan dua monitor gaming baru: C32JG5 dan C27JG5. Seperti yang bisa kita tebak dari Samsung, monitor dengan ukuran 32 dan 27 inci ini sama-sama mengemas panel curved alias melengkung, namun ternyata spesifikasinya pun juga cukup menggiurkan.

Keduanya sama-sama mengusung resolusi 2560 x 1440 pixel, dan tipe panel yang digunakan adalah VA (Vertical Allignment), yang banyak dikenal sebagai perpaduan keunggulan panel TN dan IPS. Refresh rate-nya pun cukup tinggi di angka 144 Hz, krusial untuk menarik perhatian para gamer kompetitif, sedangkan rasio kontrasnya berada di angka 3000:1.

Samsung mencatatkan kurvatur 1800R sebagai indikator tingkat kelengkungan kedua monitor ini. Monitor maupun TV curved selama ini diyakini dapat menumbuhkan kesan yang lebih immersive, meski pendapat ini masih banyak diperdebatkan. Untuk monitor ini, Samsung bilang bahwa kurvaturnya dapat membantu mengurangi kelelahan pada mata, sehingga pengguna bisa bermain lebih lama.

Samsung C32JG5

Konektivitasnya mencakup sepasang colokan HDMI (2.0 dan 1.4), serta sebuah input DisplayPort dan jack headphone. Memang tidak banyak, sebab Samsung memasarkannya sebagai monitor yang berharga terjangkau, meski tentu saja apapun yang menyangkut harga selalu bersifat relatif.

Dalam konteks ini, mungkin yang dimaksud oleh Samsung adalah terjangkau untuk konsumen yang sanggup membeli kartu grafis high-end macam Nvidia GeForce GTX 1080. Kalau benar itu maksud mereka, maka banderol $400 (32 inci) dan $330 (27 inci) bisa saja dikategorikan terjangkau. Sebagai bonus, desainnya pun cukup cantik dengan bezel yang lumayan tipis.

Sumber: Samsung dan The Verge.

Setelah Notebook, Kali Ini Giliran Hardware Gaming Baru MSI Serbu Indonesia

Walaupun saling melengkapi, beberapa divisi di sejumlah perusahaan PC asal Taiwan biasanya beroperasi secara terpisah dan tampaknya punya strategi bisnis berbeda. Hal ini mungkin merupakan alasan mengapa MSI mengadakan dua acara peluncuran berbeda di minggu lalu; satu fokus pada notebook, dan satu lagi dititikberatkan pada komponen serta periferal.

Tepat sehari setelah merilis deretan laptop gaming baru, Mico-Star International melepas jajaran motherboard, monitor, serta sebuah PC small form factor anyar di Indonesia. Melalui langkah ini, MSI secara tidak langsung menunjukkan kesiapan mereka memenuhi kebutuhan tipe gamer berbeda: dari mulai tipe pemain nomaden, mereka yang menginginkan solusi simpel, hingga kalangan DIY.

Micro 11

Seperti biasa, MSI kembali mencoba mengedepankan aspek-aspek andalan di produk-produk tersebut, di antaranya performa dan daya tahan tinggi, desain stylish dengan bumbu RGB, serta kemudahan kustomisasi dan upgrade. Di konferensi pers hari Jumat silam, sang produsen membagi presentasinya ke dalam beberapa sesi. Simak detailnya di bawah:

 

Motherboard MSI 300 Series

Di segmen ini, MSI menjelaskan bahwa kehadiran lebih banyak core di PC memungkinkan pengguna melakukan lebih banyak hal. Untuk mendukungnya, produsen meluncurkan motherboard H370, B360, dan H310. Mereka semua dirancang buat memaksimalkan performa prosesor Intel Core generasi kedelapan, dan lagi-lagi memanfaatkan komponen ‘kelas militer’ demi memastikan pengalaman gaming tetap stabil serta memberikan gamer frame rate setinggi-tingginya.

Micro 18

Karena core lebih banyak, sejumlah hal perlu MSI perhatikan. Bagi sang produsen, desain thermal dan power sangat penting demi menjaga temperatur motherboard tetap rendah. Caranya ialah melalui upgrade power phase (ke 4+2+1) serta memperlebar heatsink. Pembuangan panas jadi 26 persen lebih lebar, sehingga suhu dapat turun 6 derajat Celcius. Alhasil, CPU Core i7 Coffee Lake-S dapat berlari di kecepatan penuh.

Micro 13

Motherboard gaming baru MSI terdiri dari delapan model:

  • H370 Gaming Pro
  • H30 Gaming Plus
  • B360 Gaming Pro Carbon
  • B360 Gaming Arctic
  • B360 Gaming Plus
  • B360M Gaming Plus
  • H310M Gaming Arctic
  • H310M Gaming Plus

 

Micro 12

MSI juga menyediakan motherboard kelas profesional, sempurna jika Anda berniat membangun PC-PC penunjang bisnis. Untuk menopang kebutuhan di segmen itu, MSI memanfaatkan komponen-komponen berkualitas tinggi serta membekalinya bersama sejumlah perlindungan, di antaranya ialah proteksi ESD (electrostatic discharge) ganda untuk mencegah motherboard rusak akibat listrik statis. Selanjutnya motherboard mengusung connector dengan ‘armor baja’ yang lebih kuat empat kali lipat dari varian standar.

Micro 14

Di bawah ini adalah motherboard pro anyar MSI:

  • B360-A Pro
  • B360-F Pro
  • B360M Pro-VDH
  • B360M Pro-VH
  • B360M Pro-VD
  • H310-A Pro
  • H310-F Pro
  • H310M Pro-M2
  • M310M Pro-VDH

Micro 6

Tentu saja MSI tidak melupakan dukungan sistem pencahayaan Mystic Light di sana. Selain eksistensi dari sistem RGB ‘standar’ di motherboard, Anda bisa menambahkan lagi pencahayaannya – misalnya dengan RGB Corsair. Selanjutnya, kustomisasi dapat dilakukan melalui aplikasi companion Mystic Light.

 

Trident 3

Kurang lebih satu setengah tahun setelah diperkenalkan, MSI akhirnya resmi membawa Trident ke Indonesia. Trident adalah gaming PC super-mungil yang dapat dijadikan pusat hiburan di ruang keluarga atau dibawa-bawa saat ber-LAN party. Ia memiliki tubuh boks asimetris bertema futuristis dengan volume 4,72-liter dan bobot cuma 3,17-kilogram, sehingga Anda bisa mudah memasukkannya dalam tas. Sesuai keadaan di sekitarnya, Trident dapat ditaruh berbaring atau berdiri via stand.

Micro 1

Berbeda dari PC small form biasa, bagian terbaik dari Trident 3 bukan hanya pada dimensi, tapi juga kemudahan menggonta-ganti hardware. Dengan memiliki Trident 3, Anda tetap bisa meng-upgrade memori RAM (DDR4), prosesor (berbasis chipset Intel), serta kartu grafis (Nvidia). Model tertinggi yang dapat ditopang oleh Trident 3 adalah GeForce GTX 1070.

Micro 3

MSI juga sangat memerhatikan solusi pendinginnya. Buat menjinakkan panas, sang produsen menggunakan teknologi Silent Storm Cooling 2. Sistem ini beserta struktur internal PC didesain untuk memisahkan panas yang dihasilkan GPU dan CPU. Silent Storm Cooling 2 mengusung bilah kipas jenis baru sehingga aliran udara 20 persen lebih kencang, asupannya 14 persen lebih banyak, dan tekanan udara 10 persen lebih tinggi dibanding versi sebelumnya

Micro 2

Kombinasi semua itu memperkenankan MSI Trident (bersenjata GTX 1070 dan Intel Core generasi kedelepan) menghidangkan game-game blockbuster di resolusi FHD dengan setting ultra semulus sutra: Ghost Recon Wildlands di 55FPS, For Honor di 98FPS, dan Battlefield 1 di 129FPS. Trident juga siap menyuguhkan konten 4K.

Micro 15

 

Monitor curved Optix

Tak lama setelah mulai bermain di ranah monitor gaming curved, MSI segera membawa sejumlah model monitor ke Indonesia. Produk tersebut meliputi Optix MPG27C, MAG27C, dan MAG24C. Mereka menyajikan layar seluas 27- dan 24-inci dengan level kelengkungan 1800R. Menurut produsen, kelengkungan di 1800R paling ideal buat mendongkrak level immersive konten, terutama permainan video.

Micro 7

Micro 9

Dari segi performa, baik ketiga versi mempunyai spesifikasi hampir serupa. Mereka mengusung resolusi 1920x1080p, refresh rate 144Hz, waktu respons hanya 1ms, viewing angle 178 derajat, lapisan anti-glare, rasio kontras 3.000 banding 1, dan tingkat kecerahan di 250-candela per meter persegi.

Micro 5

Micro 16

Terlepas dari sejumlah kesamaan tersebut, Optix MPG27C merupakan model yang paling ‘istimewa’ karena ditunjang oleh sistem pencahayaan RGB LED SteelSeries GameSense. Fitur ini bukan sekadar pemanis penampilan, namun berfungsi sebagai notifikasi atau indikator status dalam permainan. Ia bisa dimanfaatkan buat menampilkan kondisi health, perisai ataupun jumlah amunisi. LED GameSense bisa dikonfigurasi lebih lanjut via app.

Micro 17

 

Ketersediaan dan harga

Dari yang saya dengar, beberapa produk di atas telah tersedia di Indonesia dan sisanya akan segera menyusul. MSI juga sudah mengungkap harga dari Trident dan monitor gaming mereka (kecuali MPG27C). Ini dia:

  • Trident 3: Rp 24,2 juta, baru ada opsi berwarna hitam, dengan bonus gamepad MSI Force GC30
  • Optix MAG27C: Rp 8,1 juta, bonus keyboard gaming Vigor GK40
  • Optix MAG24C: Rp 5,5 juta, merupakan versi 24-inci dari Optix MAC, dengan bonus mouse gaming Clutch GM10

Micro 8

Tiba di Indonesia, Monitor Gaming Curved ‘Monster’ Samsung Tak Cuma Bermanfaat Buat Gamer Saja

Dengan pengalaman selama puluhan tahun di ranah penyediaan TV dan home entertainment, Samsung punya bekal yang cukup banyak ketika mereka memutuskan buat melangkah ke segmen monitor gaming. Target konsumen di kelas ini memang berbeda dari khalayak umum, namun sejumlah teknologi visual bisa mereka kembangkan lebih jauh untuk memuaskan gamer.

Satu contohnya ialah quantum dot, yaitu teknologi layar yang memanfaatkan semikonduktor nanocrystal untuk menghasilkan cahaya monokromatis merah, hijau dan biru yang murni. Gunanya adalah buat meningkatkan kecerahan serta daya jangkau warna. Quantum dot dapat Anda temukan di CHG70 dan CFG73, dan belum lama, Samsung mengimplementasikannya ke monitor gaming high-end ‘monster’ baru mereka.

CHG90 15

Disingkap perdana di Gamescom Cologne 2017, CHG90 QLED ialah pemandangan yang tidak biasa. Ia adalah monitor gaming berlayar melengkung 49-inci yang terinspirasi dari teater IMAX dengan tujuan ‘memaksimalkan efek sinematik video game‘. Buat mempermudah Anda membayangkan sebesar apa monitor 49-inci, ukuran ini setara dua monitor 27-inci 16:9.

CHG90 12

Dan tepat di awal bulan Februari 2018 kemarin, Samsung resmi meluncurkan CHG90 QLED di Indonesia.

 

Teknologi dan spesifikasi

Monitor ultra-wide tersebut memanjakan Anda dengan resolusi full-HD ganda di 3840x1080p, refresh rate 144Hz dan rasio 32:9. Ia mengusung panel jenis Vertical Alignment yang menjanjikan kepekatan warna hitam lebih tinggi serta warna putih lebih alami. CHG90 QLED mempunyai level kelengkungan 1800R, dimaksudkan untuk mendongkrak tingkat realisme dan memberikan keunggulan dalam permainan karena memastikan sudut pandang kita lebih luas, tanpa membuat mata cepat lelah, serta tanpa diganggu garis frame seperti ketika menggunakan setup multi-monitor.

CHG90 13

Quantum dot sendiri berdampak pada output warna monitor, kabarnya mampu mencakup 125 persen spektrum warna RGB dibanding standar color space RGB film digital di industri perfilman Amerika (DCI-P3). CHG90 juga ditopang oleh teknologi high dynamic range (HDR), yang biasa ditemukan di produk display berformat besar atau TV premium. HDR berfungsi untuk memperluas jangkauan warna dan kontras, sehingga efek ‘cerah’ terlihat lebih cerah, lalu segala objek di sana punya efek kedalaman.

CHG90 8

CHG90 2

Selain itu, produsen turut membekali monitor ini bersama Radeon FreeSync 2. Seperti versi sebelumnya, Freesync adalah teknologi untuk menyinkronkan frame rate yang dihasilkan kartu grafis dengan kemampuan monitor melakukan refresh. Berkatnya, output jadi lebih mulus, mengurangi keterlambatan input dan mencegah adanya efek screen tearing. Di versi kedua ini, FreeSync siap mendukung HDR dan tingkat refresh rate lebih tinggi.

CHG90 6

CHG90 7

Samsung susah-susah memampatkan itu semua ke CHG90 QLED karena mereka ingin konten permainan tersaji ke gamer seperti yang diinginkan oleh para developer-nya.

CHG90 3

CHG90 9

 

Kolaborasi bersama EA dan dukungan game

Seorang perwakilan Samsung memberi tahu saya bahwa proses riset dan pengembangan monitor gaming CHG90 turut dibantu oleh publisher game Electronic Arts. Ia tidak mengungkapkan proses kolaborasinya secara spesifik, namun hal ini menjelaskan kemunculan permainan-permainan EA di sejumlah gambar dan video promosi produk, contohnya Mass Effect: Andromeda, Star Wars Battlefront II, Battlefield 1 dan Titanfall 2.

Namun CHG90 tak cuma mendukung game-game EA saja. Ada daftar cukup panjang permainan yang siap menyuguhkan konten di rasio 32:9, termasuk judul-judul eSport populer seperti Counter-Strike: Global Offensive dan Rainbow Six Siege. Saya sendiri berkesempatan menjajal langsung Project CARS 2. Di mode ‘kokpit’, rasio 32:9 memberikan ruang penglihatan sangat luas, mengurangi rasa jengkel akibat sempitnya perspektif, membuat saya bisa lebih berkonsentrasi pada balapan.

CHG90 5

CHG90 4

Fitur Freesync 2 memang cuma dapat diakses oleh pemilik PC dengan kartu grafis AMD seperti Radeon R9 Series (kecuali 370/370X), R7 260 dan 260X, serta seri RX 400; namun pengguna GPU Nvidia GeForce GTX 1050 sampai GTX 1080Ti dan Titan X tetap bisa menikmati fitur high dynamic range. Menariknya, ada lebih banyak kartu grafis dari Nvidia yang menunjang HDR ketimbang AMD Radeon.

CHG90 1

 

Tak sekadar untuk gamer…

Di Indonesia, sasaran konsumen monitor gaming CHG90 QLED tak cuma gamer high-end, tapi juga para profesional dan kreator. Di presentasinya, Samsung menyingkap sejumlah alasan mengapa CHG90 sangat membantu ranah produktif. Pertama, layar melengkung merupakan jenis yang paling ideal secara ergonomis di mata karena ‘sejajar’ dengan field of vision alami mata manusia. Ketika bergerak ke kiri dan kanan, perubahan fokus lensa tidak setinggi sewaktu Anda melihat layar datar, membuat mata tidak cepat lelah.

CHG90 11

CHG90 10

Lalu tentu saja berkat panel super-lebar tersebut, Anda bisa menampilkan window aplikasi dan dokumen lebih banyak. Itu artinya proses bekerja jadi lebih nyaman dan produktif. Kita tak lagi perlu terlalu banyak melakukan scrolling, zooming, ataupun minimize/maximize window.

 

Harga dan waktu ketersediaan

Monitor gaming CHG90 QLED sebetulnya sudah mulai dipasarkan di Indonesia. Belum lama, kabarnya Samsung juga sempat membuka gerbang pre-order. Yang jelas, Anda membutuhkan jumlah uang sangat besar buat meminangnya. Produk ini dibanderol seharga Rp 20 juta ‘saja’.

Monitor Gaming Curved Anyar MSI Bisa Berikan Notifikasi Game via LED

Dari sejak beberapa bulan lalu, monitor dengan brand MSI sudah mulai menemani produk-produk gaming garapan perusahaan hardware PC asal Taiwan itu dan juga muncul di flagship store  pertama mereka. Namun baru di bulan Desember kemarin sang produsen secara resmi meluncurkan tiga monitor curved Optix yang dibekali beragam fitur penunjang gaming.

Versi baru monitor gaming Optix juga jadi primadona MSI di CES 2018. Di seri bernama Optix MPG itu, produsen kembali menanamkan sejumlah kapabilitas yang memastikan Anda lebih unggul saat bertanding dalam game. Optix MPG saat ini terdiri dari dua model, yaitu MPG27C dan MPG27CQ. Perbedaan keduanya terletak pada ukuran resolusi, masing-masing full-HD dan WQHD.

MSI Optix MPG27CQ

Aspek utama yang membuat Optix MPG27C dan MPG27CQ begitu unik adalah eksistensi dari lima garis lampu LED RGB Mystic Light di bawah panel. Kehadirannya bukan sekedar dekorasi. Pencahayaan RGB ini berguna untuk menyampaikan informasi terkait status dalam game secara langsung – misalnya jumlah amunisi, health, atau waktu cooldown. Dengan begini, Anda tidak akan melewatkan momen-momen krusial.

MSI Optix MPG27CQ 2

LED RGB tersebut terintegrasi penuh ke software SteelSeries GameSense, memungkinkan kita untuk mengkustomisasi dan menyinkronkan pencahayaan dengan permainan. Dan uniknya lagi, Anda bisa memanfaatkan app Gaming OSD (on screen display) buat mengonfigurasi profile layar di permainan berbeda, serta untuk memunculkan overlay crosshair – meski bidikan digital itu sebetulnya tidak tersedia di game.

MSI Optix MPG27CQ 4

Optix MPG27C dan MPG27CQ ialah monitor gaming IPS berukuran 27-inci dengan tingkat kelengkukan 1800R, menyajikan refresh rate 144Hz dan waktu respons 1-milidetik, ditunjang teknologi MSI True Colors (NTSC 100% dan sRGB 115%), Adaptive Sync untuk mencegah adanya efek screen tearing, dan Anti-Flicker. Kelengkungan 1800R kabarnya membuat pengalaman gaming lebih berkualitas, memudahkan kita melacak objek (atau musuh), dan lebih optimal buat setup multi-display tiga monitor.

MSI Optix MPG27CQ 3

Kedua monitor ini berdiri di atas stand dengan engsel yang fleksibel. Anda bisa memutarnya di poros horisontal seluas 80 derajat, menyesuaikan tingginya (dapat bergerak ke atas-bawah) sejauh 120-milimeter, serta men-tilt (mendengakkan atau menundukkan posisinya) sejauh 25 derajat. Optix MPG27C dan MPG27CQ memiliki bobot 7,6-kilogram, dilengkapi dua port HDMI 1.4, sebuah DisplayPort 1.2, tiga USB 3.0, dan juga kompatibel ke mounting VESA.

Untuk sekarang, MSI belum memberitahukan berapa harga serta kapan Optix MPG27C dan MPG27CQ akan mulai dipasarkan.

Via PC Gamer.