Developer Game Kini Hanya Perlu iPhone untuk Menerapkan Teknik Facial Motion Capture

Epic Games punya mainan baru untuk para developer maupun sineas yang menggunakan Unreal Engine dalam berkarya. Mereka baru saja merilis Live Link Face, sebuah aplikasi iPhone yang dirancang untuk kebutuhan motion capture, spesifiknya pergerakan wajah seorang aktor atau aktris (facial motion capture).

Aplikasi ini memanfaatkan teknologi ARKit bawaan iOS serta sistem kamera TrueDepth milik iPhone. Cara kerjanya pada dasarnya tidak jauh berbeda dari fitur Animoji maupun Memoji, hanya saja pada Live Link Face data animasi wajahnya itu akan diteruskan secara real-time ke sebuah komputer yang sedang menjalankan software Unreal Engine.

Persis seperti teknologi facial motion capture pada umumnya, semua pergerakan wajah yang tertangkap kamera depan iPhone bakal diterjemahkan oleh aplikasi menjadi ekspresi wajah yang sama pada suatu karakter CGI. Hasilnya tentu tidak akan seakurat metode facial motion capture tradisional yang melibatkan banyak sensor yang ditempelkan pada wajah aktor, tapi setidaknya Live Link Face bisa sangat berguna untuk produksi yang berskala kecil.

Developer game indie misalnya, mereka dapat memanfaatkan aplikasi ini untuk menyempurnakan animasi wajah pada karakter-karakter dalam game buatannya. Kalau sebelumnya mereka membutuhkan perlengkapan facial motion capture yang cukup mahal sekaligus kompleks, berkat Live Link Face mereka cuma membutuhkan sebuah iPhone yang dilengkapi fitur Face ID (iPhone X, iPhone XS, iPhone 11, iPhone 11 Pro) saja.

Ini penting mengingat Unreal Engine sudah digratiskan sejak tahun 2015 lalu, dan belakangan Epic juga sudah mengubah sistem royaltinya supaya developer tak perlu membayar sepeser pun sebelum game buatannya menghasilkan pemasukan sebesar $1 juta, membuatnya lebih terjangkau lagi oleh developer dari berbagai kalangan.

Live Link Face juga dapat dilihat sebagai langkah awal Epic dalam misinya memudahkan sejumlah aspek game development melalui Unreal Engine 5. Berkat aplikasi ini, setidaknya satu area pengembangan yang sulit – facial motion capture – sudah berhasil mereka jegal menggunakan solusi yang simpel sekaligus terjangkau.

Ketertarikan Epic Games untuk berinovasi di bidang facial motion capture sejatinya tidak terlalu mengejutkan, sebab sebelum ini mereka memang sudah mengakuisisi dua perusahaan yang memang punya spesialisasi di bidang facial animation dan facial rigging.

Sumber: Epic Games.

Pencipta Unreal Engine Pamerkan Teknologi Live Motion Capture

Dewasa ini, motion capture sudah menjadi teknik yang umum diterapkan di industri perfilman. Memanfaatkan teknik ini, aktor dapat berakting seperti biasa, namun pada hasil akhirnya, penampilannya bisa diubah sepenuhnya dengan CGI (computer-generated imagery).

Tidak sedikit karakter film populer yang terlahir dari teknik motion capture. Salah satu yang paling tenar mungkin adalah Gollum di seri Lord of the Rings, yang diperankan oleh aktor ahli motion capture, Andy Serkis, yang juga merupakan pemeran Caesar di seri Planet of the Apes dan Supreme Leader Snoke di dua film terbaru Star Wars.

Motion capture melibatkan proses yang amat kompleks. Sederhananya, aktor akan berakting selagi mengenakan pakaian yang dipasangi sederet sensor. Yang direkam sejatinya adalah pergerakan sang aktor (lengkap sampai ke perubahan ekspresi wajahnya), sebelum akhirnya diganti dengan CGI dalam tahap pascaproduksi.

Bisa dibayangkan betapa banyak waktu dan tenaga yang dibutuhkan untuk memroses suatu adegan yang diambil menggunakan teknik motion capture. Namun dalam beberapa tahun ke depan, kondisinya bakal berubah drastis, terutama berkat inovasi terbaru hasil kolaborasi antara beberapa nama besar di industri gaming: Epic Games, Tencent, Vicon, Cubic Motion dan 3Lateral.

Proyek yang mereka kerjakan diberi nama Siren. Dipamerkan di GDC 2018, Siren pada dasarnya merupakan suatu karakter virtual yang diciptakan dengan teknik motion capture, hanya saja prosesnya berlangsung secara instan, alias real-time. Setiap kali sang aktor menggerakkan tangan atau sebatas mengedipkan matanya, karakternya juga akan tampak melakukan hal yang sama persis.

Karakternya sendiri di-render menggunakan Unreal Engine 4 (buatan Epic Games) secara real-time dalam kecepatan 60 fps, sehingga semuanya tampak mulus, dengan jeda nyaris tak terlihat. Unreal Engine 4 juga memungkinkan tingkat detail yang menakjubkan pada karakter virtual-nya (coba lihat bulu matanya), yang dimodel berdasarkan aktris berdarah Tiongkok, Bingjie Jiang.

Teknologi di balik Siren sejatinya sudah dikembangkan sejak lama, dan sempat digunakan pada lakon utama game indie fenomenal Hellblade. Selain Unreal Engine 4, komponen yang membentuk Siren mencakup teknologi computer vision rancangan Cubic Motion, yang sanggup membaca lebih dari 200 bagian wajah dalam kecepatan 90 fps, lalu memetakan datanya ke sang karakter virtual secara otomatis dan real-time.

Melengkapi kontribusi Cubic Motion adalah teknologi facial rigging besutan 3Lateral, sedangkan pergerakan tubuh sang karakternya sendiri berasal dari sistem motion capture rancangan Vicon. Semua komponen ini bekerja bersama-sama menciptakan animasi yang begitu realistis, dan yang terpenting, tanpa melalui proses pascaproduksi yang kompleks.

Teknologi live motion capture ini nantinya bakal ditawarkan ke industri perfilman sekaligus gaming. Meski belum ada jadwal resmi yang diungkap, petinggi Cubic Motion, Andy Wood, sempat bilang bahwa teknologi ini bakal tersedia secara universal di tahun 2020 mendatang.

Potensi penerapan teknologi ini jelas amat luas, tapi di saat yang sama juga bisa disalahgunakan. Yang paling meresahkan, seperti yang dibayangkan Engadget, mungkin adalah ketika teknologi ini dipakai untuk menciptakan berita bohong (hoax), di mana beredar video sosok terkenal yang mengatakan hal yang tidak semestinya, meski padahal sosok tersebut merupakan rekreasi digital memanfaatkan teknologi ini.

Setidaknya dalam waktu dekat ini, membedakan orang asli dan karakter virtual-nya masih gampang, tapi coba bayangkan kalau nanti Unreal Engine 5 dirilis, dan hasil render-nya bahkan lebih mendekati lagi dengan aslinya. Bukan berarti kita harus bersikap pesimis terhadap inovasi seperti ini, tapi setidaknya kita harus siap mengantisipasi potensi penyalahgunaan yang ada di masa yang akan datang.

Sumber: VentureBeat dan Engadget.

Chiron Global Ciptakan Baju Zirah Gladiator Masa Depan

Sebagai olahraga paling keras di Bumi, mixed martial arts nampaknya juga merupakan jenis dengan pertumbuhan tercepat. Diorganisir oleh UFC, satu sesi pertandingan MMA bisa jadi sangat menegangkan. Tapi sebuah konsep baru yang lebih ekstrem sedang dikembangkan di Australia, terinspirasi dari para gladiator di zaman Romawi Kuno, berbekal teknologi modern. Continue reading Chiron Global Ciptakan Baju Zirah Gladiator Masa Depan

Control VR, Sistem Kontrol Intuitif Pertama Untuk Perangkat Virtual Reality

Perangkat headset VR merupakan pilar terpenting utama dalam perkembangan virtual reality. Berita baiknya dengan budget yang mencukupi, Anda bisa menjajalnya sekarang juga. Sayangnya hingga kini masih sedikit periferal yang memungkinkan kita berinteraksi langsung dengan dunia digital. Dengan alasan tersebut, diperkenalkanlah Control VR. Continue reading Control VR, Sistem Kontrol Intuitif Pertama Untuk Perangkat Virtual Reality