Mouse Vertikal Delux Siap Dukung Para Pekerja Kantor Hingga Gamer Pro

Tak banyak orang menyadari tapi ada kelemahan pada desain mayoritas mouse yang kita pakai sehari-hari, meskipun Anda mengeluarkan banyak uang untuk membelinya. Selama mouse didesain secara horisontal, maka periferal tersebut sebetulnya membebani pergelangan tangan Anda. Alasannya? Posisi tangan paling rileks sebetulnya ialah ketika Anda bersalaman.

Itu sebabnya mulai banyak produsen dan desainer memanfaatkan arahan desain berbeda. Bukannya menggunakan rancangan standar, beberapa mouse ergonomis kini mengusung tubuh vertikal. Dan kreasi baru startup asal Tiongkok yang dinamai Delux Mouse ini kabarnya tak hanya disiapkan buat mendukung kegiatan kerja, tapi juga menunjang kebutuhan para gamer profesional.

Delux Mouse 1

Delux adalah mouse berdesain unik, wujudnya cukup kontras dengan periferal sejenis. Penampilan mouse menyerupai adonan roti yang dilipat, lalu rangkaian tombol utama dan scroll wheel diposisikan berlawanan dari sisi thumb button. Rancangannya dibuat sedikit miring ke kiri (jika dilihat dari belakang) untuk menumpu telapak tangan kanan Anda. Tubuhnya berwarna hitam, dibingkai garis lampu LED di area pinggir Delux.

Delux Mouse 4

Menurut tim pencipta Delux, gerakan horisontal saat memakai mouse biasa menyebabkan otot jadi terpelintir dan membuat tangan jadi cepat lelah, apalagi ketika Anda menggunakannya untuk ber-gaming secara intens. Desain Delux diklaim memastikan tangan tetap lemas, walau Anda memakainya selama lima jam non-stop. Selanjutnya, faktor kenyamanan Delux disempurnakan dengan penggunaan bahan Fellowes gel di bagian wrist rest.

Delux Mouse 3

Delux mempunyai empat tombol: klik kiri, kanan dan tombol pada scroll wheel; beserta sepasang thumb button di atas dan bawah ceruk tempat Anda memposisikan jempol. Periferal ini berdimensi 148,85X94,82×98,93-milimeter dengan berat 210-gram. Ada dua varian Delux, yaitu wired dan wireless. Perbedaan antar keduanya di sisi penampilan hanya terletak pada kehadiran LED (hanya versi kabel yang dibekali LED RGB).

Di varian berkabel, Delux menyajikan lima level DPI, yaitu 800/1200/1600/2400/400; sedangkan model wireless hanya memiliki tiga level DPI, 800/1600/2400. Keduanya menyuguhkan polling rate 500Hz dan dijanjikan mampu bekerja sempurna di semua tipe komputer. Khusus di model wireless, Delux membutuhkan baterai AA, tapi pemakaian dayanya sangat irit, dapat bertahan hingga delapan bulan.

Produsen saat ini sedang melangsungkan kampanye pengumpulan dana di Indie Gogo. Di situs crowdfunding tersebut, varian wired dan wireless Delux Mouse dijajakan di harga yang terjangkau, masing-masing hanya dibanderol US$ 56 dan US$ 63.

Logitech Rilis Dua Mouse Wireless Baru, MX Master 2S dan MX Anywhere 2S

Logitech baru saja meluncurkan versi baru dari dua mouse wireless andalannya, yakni MX Master 2S dan MX Anywhere 2S. Selain mengemas spesifikasi yang lebih mumpuni, keduanya juga datang bersama software pendamping cerdas bernama Logitech Flow.

Secara fisik desain keduanya tidak berubah jika dibandingkan dengan pendahulunya: MX Master 2S dengan sisi kiri yang melebar demi kenyamanan ekstra, sedangkan MX Anywhere 2S tetap bergaya ambidextrous. Keduanya sama-sama tersedia dalam tiga pilihan warna, yakni hitam, biru dan putih.

Khusus untuk MX Master 2S, Anda masih akan mendapatkan scroll wheel adaptif yang dapat berganti dari mekanisme klik-per-klik menjadi gerakan menggulir yang mulus dengan sendirinya, menyesuaikan dengan seberapa cepat Anda mengusapkan jari Anda. Sisi kirinya pun tetap dilengkapi scroll wheel ekstra untuk scrolling secara horizontal.

Logitech MX Master 2S / Logitech
Logitech MX Master 2S / Logitech

Pembaruan yang paling utama adalah sensor yang lebih cekatan, dengan resolusi maksimum 4.000 DPI, naik dari 1.000 DPI. Pengguna pun bebas menyesuaikan sensitivitasnya dari 200 sampai 4.000 DPI dengan interval 50 DPI.

Baterainya juga ikut diperbarui, kini sanggup bertahan sampai 70 hari sebelum perlu di-charge kembali. Proses charging-nya pun amat cepat, Logitech mengklaim dalam waktu 3 menit saja Anda bisa mendapat daya baterai yang cukup untuk seharian.

Logitech MX Anywhere 2S / Logitech
Logitech MX Anywhere 2S / Logitech

Akan tetapi inovasi unggulan Logitech justru ada pada software bernama Flow itu tadi. Flow sejatinya memungkinkan kedua mouse ini untuk digunakan pada tiga komputer sekaligus, dan perpindahannya berlangsung secara otomatis tanpa mengharuskan Anda menekan tombol apa-apa.

Lebih hebat lagi, proses seperti copy-paste bisa Anda lakukan antar perangkat. Entah yang Anda salin itu sekadar teks, foto, atau malah satu folder sekaligus, semuanya bisa di-paste ke komputer lain tanpa mengandalkan layanan cloud apapun.

Fitur ini bahkan tetap berlaku meski perangkat menjalankan OS yang berbeda (Windows dan macOS, misalnya). Syaratnya sendiri cuma satu: perangkat harus berada di satu jaringan Wi-Fi atau Ethernet yang sama agar Flow bisa bekerja.

Logitech MX Master 2S dan MX Anywhere 2S bakal tersedia di pasaran mulai bulan Juni ini, dengan harga masing-masing $100 dan $80. Logitech Flow sendiri bisa didapat secara cuma-cuma, dan software ini juga kompatibel dengan mouse lain seperti Logitech M585 Multi-Device dan M590 Multi-Device Silent, plus sejumlah keyboard.

Sumber: Logitech.

Roccat Resmi Umumkan Mouse Gaming Tercanggih Ciptaan Mereka

Jenis game favorit dan profile tangan merupakan dua dari banyak faktor yang biasanya digunakan para gamer dalam memilih mouse gaming. Hal  ini dapat dimaklumi karena mouse gaming berkualitas tidak murah. Tapi arahan unik yang Roccat usung di produk barunya bisa mengubah tren itu. Caranya simpel, pastikan mouse gaming sanggup melayani segala jenis.

Setelah disingkap ke publik di ajang CES 2017, tepat pada tanggal 15 Mei kemarin sang produsen aksesori komputer asal Jerman itu resmi mengumumkan mouse gaming Leadr. Lewat Leadr, Roccat menjanjikan kenyamanan pemakaian tanpa kompromi berbekal sambungan wireless, sensor canggih, dan desain ‘next-gen‘. Roccat mengklaim bahwa Leadr sempurna buat menangani game-game shooter maupun MMO.

Roccat Leadr 1

Roccat Leadr merupakan mouse ergonomis. Tubuhnya miring ke kiri mengikuti kontur telapak tangan kanan Anda, dengan tekstur matte hitam, memiliki dimensi 12,9×8,1×4,6-sentimeter dan bobot 134-gram. Selanjutnya, pencahayaan LED RGB diposisikan di bagian punggung dan scroll wheel, menawarkan Anda keleluasaan kustomisasi dengan pilihan 16,8 juta warna.

Roccat Leadr 2

Mouse menghidangkan tidak kurang dari 14 tombol, semuanya bisa diprogram ulang via software, termasuk bagian scroll 2D Titan Wheel-nya. Di area jempol, Anda juga akan menemukan sesuatu yang unik. Roccat membubuhkan thumb paddle satu poros ‘X-Celerator’, memungkinkan pengguna melakukan input tanpa memengaruhi pengendalian, serta juga mencantumkan Fin Switch ‘buat memberikan kontrol cepat dan intuitif’.

Roccat Leadr 3

Aspek unik lainnya terdapat pada unit docking. Saat tidak digunakan, Leadr bisa Anda taruh pada docking sekaligus charger vertikal. Via lampu indikator, Anda dapat mengetahui persentase daya baterainya. Dan tanpa terhubung ke sumber listrik, Leadr sanggup menemani Anda ber-gaming hingga 20 jam non-stop. Mouse mendukung konektivitas wireless berkecepatan tinggi, dengan polling rate 1.000Hz dan transmisi data 2,4GHz – memastikan ketiadaan keterlambatan input.

Roccat Leadr 4

Menariknya, kita tetap bisa menggunakan mouse ini secara tradisional. Caranya, tinggal sambungkan kabel USB dari port yang tersedia di Leadr ke PC, dan Anda tidak perlu khawatir baterainya akan habis.

Sebagai jantung dari Leadr, Roccat memanfaatkan sensor optic Owl-Eye dari PixArt, dimodifikasi hingga sesuai standar mereka, dan dipadu sistem Distance Control Unit. Mouse mendukung akseselerasi 50G, dapat membaca kecepatan maksimal 250ips, juga didukung chip ARM Cortex-MO 72MHz dan memori onboard 512KB. Anda dipersilakan mengatur DPI dari mulai level 100 sampai 12.000.

Roccat Leadr sudah bisa Anda pre-order. Mouse gaming ini dijajakan seharga US$ 140, rencananya akan mulai didistribusikan di tanggal 31 Mei 2017.

Sumber: Roccat.

Mouse Gaming Terbaru Corsair Dilengkapi Thumb Grip Modular

Mengawali kiprahnya sebagai produsen memory komputer, Corsair kini merupakan salah satu produsen peripheral terbaik. Pabrikan yang bermarkas di kota Fremont, California tersebut baru saja memperkenalkan sebuah gaming mouse baru, Glaive RGB, yang memprioritaskan keseimbangan antara performa dan ergonomi.

Kinerjanya ditunjang oleh sensor optik yang bisa diatur sensitivitasnya dari 100 sampai 16.000 DPI. Istimewanya, pengguna bebas mengatur DPI-nya digit per digit untuk ekstra akurasi, dan pengguna bisa menyimpan hingga lima profil pengaturan DPI pada memory bawaan mouse.

Total ada enam tombol pada Glaive, dan semuanya bisa diprogram sesuai kebutuhan melalui software Corsair Utility Engine (CUE). Lewat software ini juga pengguna bisa mengatur pencahayaan RGB-nya dalam tiga zona yang berbeda. Switch tombolnya sendiri merupakan buatan Omron dengan ketahanan sampai 50 juta klik.

Total ada enam tombol yang bisa diprogram lewat software CUE, demikian pula untuk pencahayaan RGB-nya / Corsair
Total ada enam tombol yang bisa diprogram lewat software CUE, demikian pula untuk pencahayaan RGB-nya / Corsair

Beralih ke urusan kenyamanan, di sinilah letak keunggulan Corsair Glaive. Thumb grip-nya yang berada di sisi kiri bisa dilepas dan diganti dengan dua model lain – satu bertekstur, dan satu lagi bertekstur sekaligus melebar. Menggantinya pun begitu mudah berkat bantuan magnet.

Gaya modular seperti ini tentunya bisa mengakomodasi preferensi grip konsumen yang sangat beragam, terkecuali Anda merupakan gamer bertangan kidal. Glaive saat ini sudah dipasarkan seharga $70 dan tersedia dalam dua kombinasi warna.

Sumber: Corsair.

Razer Lancehead Diklaim Sebagai Mouse Gaming Wireless Tercanggih

Meski praktis karena tidak melibatkan kabel, mouse gaming wireless selama ini kurang begitu populer di kalangan gamer profesional yang kerap berpartisipasi dalam turnamen. Masalah utamanya berkaitan dengan koneksi, dimana dalam venue turnamen biasanya ada banyak gangguan sinyal wireless yang pada akhirnya menyebabkan koneksi mouse jadi tidak stabil.

Hal itu tidak akan menjadi masalah buat mouse gaming wireless terbaru Razer. Razer Lancehead memastikan transmisi sinyal bisa tetap stabil dan lancar berkat penerapan teknologi Adaptive Frequency Technology (AFT), dimana perangkat akan lompat dengan sendirinya dari frekuensi 2,4 GHz ke lainnya hanya ketika benar-benar ada gangguan sinyal.

Singkat cerita, Razer mengklaim Lancehead punya kinerja terbaik jika dibandingkan dengan mouse gaming wireless lain. Tapi ingat, Logitech juga mempunyai klaim serupa dengan G900 Chaos Spectrum yang berharga sangat mahal untuk kategori mouse gaming.

Razer Lancehead mengadopsi gaya ambidextrous / Razer
Razer Lancehead mengadopsi gaya ambidextrous / Razer

Secara desain, Lancehead mengadopsi gaya ambidextrous supaya pemain kidal tidak merasa terdiskriminasi. Seperti DeathAdder Elite, kedua tombol milik Lancehead juga mengandalkan switch mekanik yang Razer rancang sendiri bersama Omron. Selain menjanjikan feel mengklik yang optimal, switch ini diyakini juga sanggup bertahan hingga 50 juta klik.

Performanya ditopang oleh sensor laser 16.000 DPI, dengan kemampuan tracking 210 IPS (inci per detik) dan akselerasi 50 G. Unik juga untuk Lancehead adalah penerapan sistem hybrid memory, dimana pengguna dapat menyimpan profil konfigurasi langsung di perangkat sekaligus di cloud lewat bantuan software Razer Synapse Pro.

Baterainya diklaim bisa bertahan selama sekitar 24 jam, dan charging-nya mengandalkan kabel USB yang termasuk dalam paket penjualan.

Razer Lancehead rencananya siap dipasarkan mulai bulan Mei mendatang seharga $140. Razer juga akan menawarkan Lancehead Tournament Edition – pada dasarnya versi non-wireless dengan kemampuan tracking lebih tinggi di angka 450 IPS – seharga 80. Tanpa harus terkejut, tentu saja keduanya turut mengemas sistem pencahayaan RGB Chroma.

Sumber: Razer.

Mouse Gaming Pertama Kingston HyperX Ini Diramu Khusus Buat Penikmat FPS

Produsen spesialis memori komputer asal Amerika, Kingston Technology, meluncurkan brand HyperX di tahun 2002. Awalnya meliputi RAM, flash drive dan SSD berkecepatan tinggi, Kingston memperluas portfolio produk HyperX ke ranah gaming gear semisal headphone dan mouse pad mulai tahun 2014. Dan kini mereka resmi melangkah ke bidang penyediaan mouse.

Kemarin, HyperX mengumumkan mouse khusus gaming pertama mereka, Pulsefire. Dari penjelasan produsen di lembar rilis pers, Pulsefire dirancang buat memenuhi kebutuhan gamer pro dan para penikmat permainan-permainan first-person shooter secara umum. Mouse ini diracik sedemikian rupa agar menyajikan keakuratan dan tingkat konsistensi tinggi. Dan untuk memilikinya, Anda tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam.

HyperX Pulsefire 2

Sekilas, gamer veteran mungkin akan menyangkanya sebagai produk garapan Razer. Hal tersebut bisa dipahami karena wujud Pulsefire mirip seperti DeathAdder Elite. Mouse ini mengusung arahan desain ergonomis, dengan tubuh bagian kiri lebih tinggi, dimaksudkan buat mengisi telapak tangan Anda. Meski demikian, keseimbangan proporsi kiri dan kanannya mendekati versi ambidextrous, di mana scroll wheel dan tombol switch DPI diposisikan tepat di tengah.

HyperX Pulsefire 1

Pulsefire mempunyai tubuh hitam berpermukaan matte halus dan side grip bertekstur sehingga mantap dalam genggaman. Ia ditunjang pencahayaan LED merah pada scroll wheel dan logo HyperX di punggung buat menekankan tema gaming. Tubuhnya berukuran 127,54×41,91x71mm, lalu beratnya didistribusi secara optimal. Tanpa menghitung kabel braided sepanjang 1,8-meternya, Pulsefire hanya berbobot 95-gram. Selain dua tombol utama, switch DPI dan scrollmouse dilengkapi dua thumb button.

HyperX Pulsefire 3

Tim HyperX mengandalkan sensor PixArt PMW3310 di dalam, dikombinasikan bersama switch Omron yang responsif dan tahan hingga 20 juta kali klik. Pulsefire mampu membaca gerakan hingga 120-inci per detik dengan akselerasi 30g dan polling rate 1.000Hz. Lewat sebuah tombol, Anda dapat mengakses empat preset level DPI, tersedia dari 400- sampai 3.200-DPI.

HyperX Pulsefire sempat dipamerkan di acara CES 2017 dan turut memenangkan RedDot Design Award 2017. Sebelum diungkap, produsenn melangsungkan proses uji coba ekstensif dalam lab demi mencari titik temu terbaik antara fitur-fitur yang diperlukan gamer profesional dengan harga.

Pulsefire kabarnya sudah mulai dipasarkan mulai tanggal 24 April kemarin di Amerika Serikat. Harganya tidak semahal produk-produk flagship dari Razer dan SteelSeries, dapat Anda miliki dengan mengeluarkan uang sebesar US$ 50. Mouse tidak lupa dibekali garansi selama dua tahun.

Nyaman di Tangan, Logitech MK850 Performance Juga Pastikan Anda Bekerja Lebih Produktif

Ada banyak masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh duduk seharian di depan komputer. Itu sebabnya banyak ahli kesehatan merekomendasikan kita untuk tak lupa buat selalu merenggangkan tubuh. Masalah tersebut juga sudah lama menjadi perhatian para penyedia periferal seperti Logitech, karena lewat perangkat-perangkat inilah kita berinteraksi dengan komputer.

Mencoba menawarkan solusi nyaman buat mengetik, Logitech mengenalkan kombo keyboard dan mouse MK850 Performance. Dua device ini disiapkan untuk membantu Anda menyelesaikan pekerjaan lebih efektif dan mengurangi beban pada pergelangan tangan. Keunikan dari MK850 adalah mereka bekerja sebagai pasangan, di mana input keyboard bisa mengubah fungsi dari tombol dan gerakan mouse.

MK850 Performance dirancang untuk para pengguna non-kidal, diramu agar ergonomis dan mengikuti kontur tangan. Komponen keyboard-nya menyuguhkan layout full-size dengan 101 tombol dan sedikit melengkung di bagian tengah, lalu bagian wrist rest-nya empuk demi memastikan tangan Anda tidak pegal saat mengetik di waktu yang lama. Kita juga bisa menyesuaikan posisi papan ketik, dari kondisi berbaring lurus, 4-derajat, serta 8-derajat.

MK850 Performance 2

Untuk mouse-nya, Logitech memanfaatkan produk yang mereka miliki: M720 Triathlon. Mouse ini juga mengusung desain ergonomis buat digunakan di tangan kanan dengan tubuh rubberized. Selain dua tombol utama dan scroll wheel, ia mempunyai tiga tombol samping dan satu lagi tombol di punggungnya. Switch di sana dibuat secara saksama demi memastikan mouse mampu membaca input hingga 10 juta kali klik.

MK850 Performance 3

Baik keyboard dan mouse tersambung ke PC secara wireless via USB receiver atau Bluetooth LE. Sebagai sumber tenaganya, mereka memanfaatkan baterai – keyboard bisa bertahan hingga 36 bulan (dua buah baterai AAA) dan mouse dapat aktif sampai 24 bulan (satu baterai AA). Keyboard memiliki dimensi 430x210x25mm dan bobot 733g, sedangkan mouse berukuran 45x74x115mm dengan berat 135g.

MK850 Performance 1

Fitur unik dari MK850 Performance terletak pada teknologi Logitech DuoLink. Tersaji di software Logitech Options, keyboard dan mouse bisa saling mempengaruhi input. Contohnya begini: dengan menekan Fn di keyboard, fungsi tombol dan gerakan mouse bisa berubah – misalnya untuk memainkan atau menghentikan musik cukup dengan mengklik tombol tengah mouse; lalu menavigasi lagu dengan menggerakan mouse ke kanan atau kiri.

Kabarnya, MK850 Performance sudah mulai dipasarkan secara global mulai tanggal 22 Maret kemarin. Anda hanya perlu mengeluarkan uang sebesar US$ 100 buat mendapatkan sepasang mouse dan keyboard MK850. Sangat terjangkau.

Sumber: Blog Logitech.

[Review] Mouse Gaming Corsair Scimitar Pro RGB, Jagonya MOBA dan MMO

Melihat tingginya animo khalayak terhadap game-game kompetitif, tak heran jika perusahaan spesialis aksesori berlomba-lomba menyediakan produk pendukungnya, dan Corsair Scimitar Pro RGB merupakan andalan sang produsen asal Fremont itu di kelas high-end. Dalam menggarapnya, Corsair fokus pada satu hal: mendesain mouse gaming terbaik untuk MMO dan MOBA.

Setidaknya ada tiga hal yang jadi fokus Corsair di Scimitar Pro: memastikannya nyaman saat digunakan dalam sesi gaming intensif, menyajikan kemudahan akses, dan tentu saja, menyuguhkan performa jempolan. Dan dari pengalaman memakainya selama beberapa minggu, saya punya kabar gembira untuk Anda: Scimitar Pro berhasil menunaikan fungsinya dengan sangat baik, meskipun MOBA bukanlah genre favorit saya.

Seperti mayoritas gaming mouse spesialis MOBA, Scimitar Pro mengusung rancangan ergonomis dan dilengkapi belasan tombol shortcut. Namun bagi saya pribadi, keunikan Scimitar Pro terletak pada kemampuannya ‘melayani’ kategori gamer secara lebih luas, bukan hanya para pecinta Dota dan LOL saja. Dan lewat artikel review ini, saya akan menjelaskan alasannya lebih detail.

Design

Sebelum mengulik faktor desain Scimitar Pro RGB lebih jauh, saya ingin sedikit membahas asal namanya. Scimitar adalah pedang melengkung yang digunakan para prajurit Turki Ottoman, Persia, India hingga bangsa-bangsa Arab lain di abad ke-12 sampai ke-16. Pedang ini memiliki satu mata tajam, bobotnya ringan, dan efektif buat melakukan gerakan memotong sehingga scimitar jadi favorit pasukan berkuda. Dan saya melihat elemen-elemen ini ditanamkan Corsair dalam mouse gaming mereka.

Corsair Scimitar Pro 26

Corsair Scimitar Pro 25

Layaknya pedang melengkung itu, Scimitar Pro dirancang secara asimetris, berkiblat pada prinsip ergonomis. Desainnya tampak ‘berisi’, mamanfaatkan beberapa jenis material berbeda sebagai penyusun body-nya. Plastik dengan permukaan rubberized hitam menyelimuti sekitar 80 persen tubuh Scimitar Pro, dipadu layer karet sungguhan berpola segitiga di area depan-kanan. Di sisi kirinya, frame logam berwarna kuning mengitari 12 tombol jempol.

Corsair Scimitar Pro 23

Corsair Scimitar Pro 19

Layout tombol utamanya tak jauh berbeda dari mouse gaming lain. Scroll wheel ditempatkan di antara tombol utama, tepat di dalam celah pemisah, lalu switch DPI berada sejajar dengannya. Tombol DPI tersebut terdiri dari dua bagian, sehingga menyetel sensitivitas yang tepat jauh lebih simpel dibanding mouse yang cuma punya satu switch DPI. Buat mouse feet-nya, Corsair menggunakan bahan teflon, diposisikan secara asimetris di bagian terujung. Di saja Anda juga bisa melihat plat logam melindungi modul sensor optiknya.

Corsair Scimitar Pro 18

Corsair Scimitar Pro 8

Sentuhan pencahayaan LED RGB diimplementasikan di hampir seluruh bagian tubuh Scimitar Pro: pada logo Corsair di punggung, scroll wheel, tiga lampu di depan, serta pada 12 tombol di samping. Keempat bagian ini memiliki pewarnaan yang serasi, masing-masing bisa Anda atur lewat software Corsair Utility Engine. Di sana, Anda dapat mengonfigurasi pola dan memilih lebih dari 16 juta warna. Warna LED bisa diatur kecuali pada bagian depan jempol karena berfungsi sebagai indikator DPI – warnanya berubah dari merah, putih, hijau, kuning, dan biru.

Corsair Scimitar Pro 17

Bulky mungkin merupakan kata yang muncul di benak Anda saat pertama kali berjumpa dengan Corsair Scimitar Pro RGB. Mouse ini berdimensi 119,4x77x42,4-milimeter. Meski demikian, bobot mouse ini kembali mereprsentasikan pedang Scimitar, Scimitar Pro terasa ringan di tangan dan sangat mudah diangkat. Beratnya hanya 147-gram. Mouse tersambung ke PC via kabel USB braided sepanjang 1,8m – ketiadaan baterai tampaknya meminimalisir bobot Scimitar Pro.

Corsair Scimitar Pro 27

Corsair Scimitar Pro 14

Build quality

Saya bisa pastikan, Corsair Scimitar Pro RGB memanfaatkan jenis plastik berkualitas tinggi. Saya tidak menemukan zona-zona empuk, tubuhnya kokoh, dan tiap bagiannya terpasang sempurna tanpa menyisakan gap yang mencurigakan. Penampilannya secara keseluruhan memperlihatkan bahwa mouse ini merupakan produk premium untuk para gamer hardcore serta atlet eSport.

Corsair Scimitar Pro 12

Comfort

Seperti yang pernah saya jelaskan di review Asus ROG GX1000, saya lebih memilih mouse model ambidextrous ketimbang desain ergonomis. Dengan postur tangan seperti mencakar, jari dapat menekan tombol secara lebih tanggap. Kendalanya, claw grip menyebabkan jangkauan jari jadi lebih pendek – apalagi telapak tangan saya lebih sering disitirahatkan di mouse pad, dan hanya sedikit area telapak yang menyentuh punggung mouse.

Corsair Scimitar Pro 5

Corsair Scimitar Pro 6

Mengejutkannya, Scimitar Pro ternyata sangat menunjang claw grip. Tubuhnya yang gendut menopang serta mengisi genggaman secara sempurna, lalu 12 tombol mekanik samping turut ditempatkan di area yang mudah diraih jempol. Saya memang tidak memakai semuanya, hanya membubuhkan fungsi shortcut pada beberapa tombol dekat pangkal jari, seperti angka 8, 9, 11 dan 12.

Corsair Scimitar Pro 28

12 tombol tersebut ditaruh dalam empat baris vertikal, jadi masing-masing baris terdiri dari tiga tombol. Tiap tiga tombol di baris itu mempunyai tekstur berbeda, dipadu benjolan jecil di tombol 5, sehingga Anda dapat mudah mengira-ngira posisi jempol tanpa perlu melihat. Jempol saya sendiri tidak kesulitan menjangkau angka 4 sampai 12, tetapi harus menggerakan seluruh tangan supaya bisa menekan 1, 2 dan 3.

Corsair Scimitar Pro 12

Jika bagi Anda lokasi 12 tombol mekanik itu terlalu dekat atau terlalu jauh, Corsair Scimitar Pro menyimpan satu fitur rahasia: tekan tombol di bawah dengan obeng, dan selanjutnya modul bisa digeser (sangat praktis tapi bukan solusi buat saya karena jempol ini lebih pendek dari rata-rata orang).

Corsair Scimitar Pro 9

Elemen favorit saya di Corsair Scimitar Pro RGB ialah lapisan karet bertekstur kasar di bagian kanan mouse. Corsair memposisikannya dengan begitu jitu sehingga secara instingtif saya tahu itu adalah tempat untuk menaruh jari manis. Tak hanya jadi lokasi istirahat, keberadaan jari manis dan kelingking di sana menjaga mouse tetap stabil ketika jempol Anda sibuk menekan tombol-tombol di sisi yang berlawanan. Gerakan menangangkat mouse juga jadi lebih gampang berkat permukaan berteksturnya.

Corsair Scimitar Pro 13

Corsair Scimitar Pro 16

Performance & gaming

Perbedaan utama antara Scimitar Pro dengan Scimitar standar terletak pada penggunaan penggunaan sensor optik 16.000DPI buatan Pixart. Sensitivitasnya dapat dikalibrasi, kemudian semua tombol di sana bisa diprogram ulang. Selain itu, semuanya serupa. Mouse memiliki polling rate yang bisa dipilih, dari 125Hz sampai 1.000Hz, serta mampu menyampaikan informasi dalam waktu hanya 1ms, memastikan pengalaman bermain bebas lag.

Corsair Scimitar Pro 7

Sensor Pixart PMW3367 di sana sangat presisi, memungkinkan Scimitar Pro menangani hampir segala jenis game, termasuk permainan shooter bertempo cepat yang turut menuntut akurasi seperti Titanfall 2. Mouse tersebut juga menemani saya saat menamatkan Resident Evil 7, lalu kehadiran 12 tombol mekanik sangat membantu dalam Conan Exiles. Beberapa momen menegangkan (dan mengagetkan) membuat saya secara refleks mencengkeram mouse lebih erat, tapi gerakan tersebut tidak menyakiti jari.

Corsair Scimitar Pro 22

Saya belum bisa menemukan jenis switch apa yang digunakan di dua tombol utama Scimitar Pro RGB, yang jelas, mereka sangat empuk dan responsif, lalu key travel serta resistensinya juga pas. Thumb button mekaniknya sedikit lebih empuk dari dua tombol tersebut, sehingga jempol Anda tidak mengeluarkan terlalu banyak tenaga. Tapi hati-hati, mereka lebih peka dari penampilannya, jangan sampai Anda salah tekan. Selain itu, saya tak menemukan masalah di scroll wheel-nya – gerakan memutar terasa mantap berkat kehadiran lapisan karet.

Corsair Scimitar Pro 20

Umumnya, saya memakai setting DPI di 3.000 sampai 4.000, dan jarang sekali di atas batasan itu. Biasanya level DPI malah saya turunkan sewaktu menggunakan senapan penembak jitu karena saya tidak mau bidikan malah luput akibat sensitivitas yang berlebihan. Untuk sekarang, 16.000DPI masih tergolong overkill kecuali Anda memanfaatkan monitor 4K lebar untuk bermain game. Di sisi positifnya, 16.000 membuat Scimitar Pro lebih future-proof.

Corsair Scimitar Pro 21

Corsair Scimitar Pro bisa meluncur lebih mulus dari mouse gaming yang saya pakai sehari-hari – yakni MSI Clutch GM40 – di atas mouse mat Roccat Sense Desert Strike 12mm. Performanya tentu saja akan jadi lebih baik lagi jika ia didukung mouse pad premium.

Corsair Scimitar Pro 11

Corsair Scimitar Pro 10

Untuk proses kustomisasi, Anda bisa mengutak-atik semua aspek di mouse lewat aplikasi Corsair Utility Engine. Di sana, Anda dapat memprogram tombol, mengatur efek pencahayaan LED, menentukan DPI di masing-masing level (tersedia lima tingkatan), serta mengkalibrasi keakuratan pointer dan memilih tipe permukaan mouse pad.

Corsair Scimitar Pro 1

Corsair Scimitar Pro 2

Corsair Scimitar Pro 3

Conclusion

Fleksibel, nyaman, dan andal adalah tiga kata yang saya pakai untuk mendeskripsikan kinerja Corsair Scimitar Pro RGB. Saya menyukai hampir semua aspek di sana, dari mulai bobotnya yang ringan sampai desain, meski secara pribadi saya ialah seorang penggmar mouse ambidextrous. Scimitar Pro sudah pasti akan menjadi senjata pamungkas para pecinta permainan MMORPG dan multiplayer online battle arena, serta siap mendukung seandainya mereka ingin menikmati game lain.

Walau demikian, Scimitar Pro tidak saya rekomendasikan seandainya MOBA bukanlah genre favorit Anda. Untuk menunjang game action dan shooter, masih ada pilihan yang lebih pas. Alasannya sederhana: Corsair Scimitar Pro bukanlah produk murah, device ini dibanderol seharga Rp 1,3 juta. Di rentang harga itu, pastikan Anda melakukan investasi secara cermat.

Mouse gamging Corsair Scimitar Pro RGB rencananya baru masuk ke Indonesia bulan depan.

Mouse Biasa Membuat Tangan Anda Pegal? Silakan Coba ‘Mouse Vertikal’ Anker

Ada banyak faktor harus dipertimbangkan ketika memilih mouse. Selain rancangan ergonomis, Anda juga perlu meninjau apakah periferal tersebut meminimalisir gerakan pergelangan secara efektif, bagaimana akurasinya, dan pastikan juga device nyaman saat digunakan dari posisi duduk. Tapi jika mouse biasa masih belum terasa nyaman, Anda bisa mencoba produk buatan Anker ini.

Perusahaan penyedia berbagai aksesori dan appliance yang didirikan mantan staf Google itu juga punya solusi unik, sebuah mouse 2.4G Wireless Vertical Ergonomic Optical. Perangkat ini sengaja dirancang untuk meminimalisir rasa lelah di tangan ketika Anda harus berinteraksi dengan komputer seharian. Sesuai namanya, mouse memiliki penampilan tidak biasa karena tubuhnya didesain ‘vertikal’.

Mouse Vertikal Anker 1

Tidak seperti mouse standar dengan rancangan horisontal, mouse ergonomis Anker memastikan pergelangan dan telapak tangan pengguna berada di posisi paling natural. Posturnya hampir mirip saat sedang salaman. Lewat cara ini, lengan bawah jadi lebih rileks tanpa memaksa Anda memutarnya lebih jauh (ke arah berlawanan jarum jam). Tubuh mouse Anker juga cukup besar untuk ‘mengisi’ genggaman tangan.

Mouse Vertikal Anker 2

Mouse mempunyai dimensi 115x58x87-milimeter. Namun meskipun ukurannya terlihat bulky, bobotnya sendiri sangat ringan – bahkan lebih enteng dari rata-rata mouse gaming premium: hanya 95-gram. Layout tombolnya sendiri masih tergolong familier, dengan sedikit modifikasi. Dua tombol utama dan scroll wheel ditempatkan di area punggung yang diagonal, lalu tombol next dan last page berada di sisi kiri, dekat jangkauan jempol. Di bagian paling atasnya, Anda bisa menemukan tombol DPI.

Mouse Vertikal Anker 3

Betul sekali, mouse 2.4G Wireless Vertical Ergonomic Optical memiliki fitur penggantian DPI on-the-fly. Anda bisa memilih tiga level sensitivitas, yaitu 800-, 1200-, dan 1600-dots per inch. Mouse ini juga diklaim lebih baik dibanding produk bersensor optik lain, dan bisa bekerja efektif di berbagai jenis permukaan. Menurut Anker, produk tersebut sangat fleksibel, siap mendukung beragam kebutuhan, dari mulai browsing, bekerja, sampai gaming.

Mouse 2.4G Wireless Vertical Ergonomic Optical tersambung ke PC Anda secara wireless via USB receiver 2.5G. Agar bisa aktif, periferal ini perlu ditenagai oleh dua baterai AAA. Konsumsi dayanya hemat, serta ditunjang sistem pintar. Jika tidak digunakan selama delapan menit, mouse akan masuk ke mode standby.

Kabar gembiranya lagi, mouse vertikal Anker ini ditawarkan di harga yang sangat murah. Anda bisa memilikinya cukup dengan mengeluarkan US$ 16 saja. Selain 2.4G Wireless Vertical Ergonomic Optical, ada tiga model mouse vertikal Anker yang bisa Anda pilih.

Sumber: Anker.

Lewat Racing GM5, Biostar Buktikan Mouse Gaming High-End Tak Harus Dijual Mahal

Bulan September 2016 kemarin menandai langkah perdana Biostar memasuki segmen mouse gaming. Mereka melakukannya dengan sederhana. Bukannya berambisi untuk menembus kelas yang dikuasai nama-nama terkenal seperti Razer dan SteelSeries, perusahaan hardware Taiwan itu mencoba memberikan alternatif lebih terjangkau tanpa mengorbankan mutu dan performa.

Dan di awal bulan Februari ini, Biostar mengumumkan anggota baru keluarga mouse gaming-nya: Racing GM5. Mungkin Anda sudah tahu, branding ‘Racing’ memang telah digunakan di produk motherboard dan mini PC Biostar, namun kabarnya GM5 betul-betul terinspirasi dari konsep balap, bisa dilihat langsung dari desainnya. Sang produsen juga bilang bahwa Racing GM5 adalah mouse tercanggih yang pernah mereka racik.

Biostar Racing GM5 mengusung tubuh ambidextrous, artinya dapat digunakan di tangan kanan ataupun kiri. Mouse dirancang untuk penggunaan tipe claw grip (postur tangan seperti mencakar) dengan area tengah yang ramping. Pendekatan desain ini memberikan kendali penuh dan kestabilan tinggi pada gamer. Lalu layout tombolnya sendiri cukup familer: selain dua tombol utama, ada switch DPI di depan scroll wheel, lalu ada dua tombol lagi di sisi kanan dan kiri.

Biostar Racing GM5 2

Mouse memanfaatkan tubuh ‘ala serat karbon’ dengan rimensi 125×67,2×37,5mm dan bobot 130g. Bagian sampingnya dilapisi karet bertekstur untuk memastikan GM5 tak gampang terlepas dari genggaman tangan saat Anda sedang seru ber-gaming. Dan melengkapi sisi penampilannya, Biostar membubuhkan pencahayaan LED di sisi bawah kiri dan kanan (plus lampu indikator), scroll, dan juga logo Racing di punggung.

Jantung dari performa Biostar Racing GM5 adalah sensor optik PMW, menyajikan pilihan DPI berbeda: dari mulai 50 (jika Anda membutuhkan tracking presisi) 800, 1600, 2400 hingga 7200 – dapat diubah langsung dengan tombol atau lewat software. Mouse gaming tersebut mampu melacak gerakan hingga kecepatan 150-inci per detik, dan sensornya sanggup membaca 8.000 gambar per detik. Sebagai ‘kakinya’, produsen menggunakan bahan teflon.

Biostar Racing GM5 1

Untuk memastikan GM5 bisa dipakai dalam waktu lama, Biostar mengusung switch Omron Micro – tombolnya tahan hingga 50 juta kali klik. Mouse tersambung ke komputer via kabel USB braided sepanjang 1,8-meter, kompatibel dengan PC ber-OS Windows 10, 8, 7, ataupun platform lawas semisal XP dan Win 2000.

Biostar Racing GM5 sudah mulai dipasarkan, dapat Anda miliki dengan mengeluarkan uang US$ 40 saja. Di masa promo ini, bundel pembelian produk juga disertai kode gift World of Tanks.