Bowers & Wilkins Formation Adalah Lini Perangkat Audio Multi-Room Berteknologi Mesh Networking

Mungkin tidak banyak yang tahu, akan tetapi di pertengahan tahun 2016, Bowers & Wilkins dibeli oleh sebuah startup kecil bernama Eva Automation, yang didirikan oleh Gideon Yu, mantan CFO Facebook. Kala itu, tidak ada yang tahu produk apa yang dikembangkan oleh Eva, dan apa yang mendasari keputusan B&W untuk menjual perusahaannya ke mereka.

Sinergi antara dua perusahaan itu baru terdengar masuk akal ketika B&W baru-baru ini meluncurkan lineup produk audio wireless anyar dengan nama Formation. Lineup-nya berisikan lima produk, dan kelimanya mendukung sistem multi-room layaknya produk-produk Sonos. Namun yang perlu dicatat, sistem multi-room yang dimaksud bukan sembarangan.

Formation Duo / B&W
Formation Duo / B&W

Sistem ini mengandalkan teknologi mesh networking rancangan Eva Automation sendiri, dengan klaim bahwa proses sinkronisasinya dapat berjalan secepat satu mikrodetik. Secara keseluruhan, sistem multi-room ini mereka kembangkan 100% sendiri tanpa meminjam rancangan pabrikan lain via lisensi.

Dampak positifnya, B&W jadi sanggup untuk tidak berkompromi dengan kualitas audio lini Formation meskipun konteksnya wireless. Formation mendukung streaming audio dengan resolusi 24-bit/96kHz, atau hampir dua kali lipat resolusi yang didukung produk-produk Sonos.

Formation Bar / B&W
Formation Bar / B&W

Apa saja perangkat yang tergabung dalam lini Formation? Yang pertama ada Formation Bar, sebuah soundbar yang mengemas tiga unit tweeter 25 mm dan enam woofer 65 mm. Bluetooth, Spotify Connect, dan Apple AirPlay 2 merupakan fitur standarnya, namun yang cukup disayangkan, ia tak dilengkapi port HDMI, yang berarti Anda tak bisa memanfaatkan port HDMI-ARC yang terdapat di TV Anda.

Produk yang kedua adalah Formation Duo, sepasang bookshelf speaker dengan desain yang amat seksi menurut saya. Bentuk dasarnya sengaja dibuat mirip seperti speaker klasik B&W, dan mereka pun mengklaim kualitas suaranya juga cukup identik.

Formation Wedge / B&W
Formation Wedge / B&W

Namun yang berpotensi lebih mencuri perhatian adalah Formation Wedge, yang bisa dibilang merupakan generasi penerus B&W Zeppelin. Bentuk dasarnya sama-sama oval, tapi tampak Wedge lebih modern. Performanya pun ditunjang oleh sepasang tweeter 25 mm, sepasang woofer 90 mm, dan satu subwoofer 150 mm.

Selanjutnya, ada Formation Bass yang berbentuk seperti gendang dan siap mendampingi perangkat lain di lineup ini demi menyuguhkan dentuman bass yang lebih mantap. Terakhir, ada Formation Audio yang berfungsi untuk menyajikan kapabilitas streaming pada hardware lawas, semisal turntable, sehingga output suaranya dapat disalurkan ke speakerspeaker Formation secara wireless, atau ke speaker lain via kabel audio-out.

Formation Bass / B&W
Formation Bass / B&W

Yang cukup mengejutkan, B&W tidak terhanyutkan oleh tren integrasi smart assistant. Formation benar-benar ditujukan bagi para enthusiast sekaligus audiophile, dan itulah mengapa harganya tergolong premium:

  • Formation Bar $1.199
  • Formation Duo $3.999
  • Formation Wedge $899
  • Formation Bass $999
  • Formation Audio $699

Sumber: Engadget.

Sonos Beam Adalah Soundbar Pintar dengan Integrasi Alexa

Jauh sebelum voice assistant menjadi tren, Sonos sudah menggunakan istilah smart speaker untuk produk-produknya yang mampu terhubung langsung ke internet sekaligus berkomunikasi satu sama lain. Namun definisi smart speaker sekarang sudah bergeser, dan Sonos pun mau tidak mau harus beradaptasi, hingga akhirnya lahirlah Sonos One.

Akan tetapi Sonos One sejatinya tidak lebih dari sebatas speaker lama yang dimodifikasi dan ditambahi integrasi asisten virtual. Lain ceritanya dengan produk yang baru saja Sonos luncurkan. Namanya Beam, dan secara teknis ia merupakan sebuah soundbar. Sonos sebelumnya sudah pernah punya soundbar bernama Playbar, tapi Beam sangatlah berbeda.

Sonos Beam

Yang paling beda adalah dimensinya. Panjang Beam cuma 65 cm, dengan tinggi kurang dari 7 cm dan bobot 2,8 kg. Secara keseluruhan, ukuran Beam hanya 60% dari Playbar, sehingga ia begitu ideal untuk ruangan kecil atau sedang, seperti di apartemen misalnya.

Terkait desain, di mata saya Beam kelihatan seperti hasil perkawinan antara Playbar dan Playbase. Wujudnya tetap minimalis seperti jajaran produk Sonos lainnya, dan konsumen bisa memilih dua pilihan warna matte, yakni hitam atau putih. Selain diletakkan di atas meja, Beam juga dapat digantung di tembok.

Sonos Beam

Hal lain yang patut disoroti dari Beam tentu saja adalah kecerdasannya, terutama berkat integrasi Amazon Alexa, sehingga kontrol via perintah suara dapat dilakukan dengan mudah. Integrasi Google Assistant baru akan menyusul (dalam waktu dekat kata Sonos), sedangkan Siri juga dapat dipanggil berkat dukungan AirPlay 2, sehingga Beam juga ideal untuk para pelanggan Apple Music.

Interaksi dengan asisten-asisten virtual ini dipastikan berjalan mulus berkat lima buah mikrofon beamforming yang telah tertanam di bodi Beam, di mana suara pengguna masih bisa ditangkap dengan baik walaupun audio sedang berjalan dalam volume cukup keras. Streaming langsung ke berbagai layanan via Wi-Fi atau Ethernet turut didukung, seperti halnya produk Sonos lainnya, demikian pula kemudahan untuk membuat setup multi-room.

Sonos Beam

Perihal kualitas suara, Sonos tidak mau kita meremehkan Beam akibat tubuh kecilnya. Di balik sasisnya bernaung empat full-range woofer, tiga passive radiator, satu tweeter dan lima amplifier Class-D. Beam juga mendukung teknologi Trueplay, yang memungkinkan perangkat untuk menyesuaikan equalizer-nya dengan kondisi akustik ruangan secara otomatis.

Pre-order Sonos Beam saat ini sudah dibuka di harga $399, hampir separuh harga Playbar. Sonos bilang bahwa Beam bakal tersedia secara global mulai 17 Juli mendatang.

Sumber: Sonos.

Apple Rilis iOS 11.4, Membuat Setup Audio Multi-Room Jadi Lebih Mudah Berkat AirPlay 2

Apple baru saja merilis update iOS 11.4 untuk semua iPhone, iPad dan iPod Touch yang kompatibel. Fitur anyar yang dibawa terbilang sedikit, tapi ada satu yang patut disorot, yakni dukungan AirPlay 2. Berkat protokol wireless baru ini, perangkat yang menjalankan iOS 11.4 jadi bisa meneruskan musik ke beberapa speaker sekaligus, termasuk tentu saja HomePod.

Dari kacamata sederhana, AirPlay 2 memungkinkan konsumen untuk membuat setup audio multi-room: HomePod di ruang tamu, Sonos One di dapur, dan Bang & Olufsen Beoplay M3 di kamar misalnya. Pengguna bebas memilih memutar musik di ketiga speaker secara bersamaan, atau di speaker tertentu saja.

Selain ketiga speaker yang saya sebutkan, sebenarnya masih ada banyak speaker lain yang kompatibel dengan AirPlay 2, termasuk sejumlah model buatan Denon, Marantz, Naim dan Libratone. Ke depannya jumlahnya dipastikan bakal bertambah seiring kehadiran AirPlay 2 secara resmi.

iOS 11.4 with AirPlay 2

Mengontrol setup multi-room ini terkesan sangat mudah, sebab semuanya bisa diakses lewat Control Center di iOS 11.4. Pengguna bahkan bisa meminta bantuan Siri untuk mengaturnya. Namun yang tidak kalah menarik, kehadiran iOS 11.4 dan AirPlay 2 ini pada akhirnya juga memungkinkan sepasang HomePod untuk dioperasikan dalam konfigurasi stereo.

Cukup tempatkan kedua HomePod di ruangan yang sama, maka pengguna bakal menerima notifikasi yang menanyakan apakah mereka ingin keduanya dijadikan setup stereo. Uniknya, meski dalam mode stereo, hanya akan ada satu HomePod yang bakal merespon perintah suara pengguna berkat kemampuannya berkomunikasi langsung satu sama lain.

Sayang sekali sejauh ini belum ada informasi kapan HomePod bakal tersedia di tanah air. Apple sendiri baru akan menjualnya di Kanada, Perancis dan Jerman pada pertengahan Juni nanti. Jadi sepertinya kita masih harus menunggu lebih lama lagi.

Sumber: Apple.

Sonos Playbase Adalah Speaker Sekaligus Dudukan TV yang Amat Premium

Meskipun mahal, Sonos Playbar merupakan salah satu soundbar terbaik yang bisa Anda beli saat ini. Yang menjadi masalah, tidak semua orang memiliki TV yang di-mount ke tembok. Pada kenyataannya, sekitar 70 persen konsumen yang memiliki TV hanya menempatkannya di atas kabinet begitu saja. Bagi mereka, soundbar tentunya bukan solusi audio yang ideal.

Untuk itu, Sonos telah menyiapkan alternatifnya. Didapuk Sonos Playbase, ini bukanlah suksesor dari Playbar yang dirilis pada tahun 2013 silam. Playbase pada prinsipnya merupakan speaker sekaligus dudukan untuk TV. Jadi seandainya Anda memiliki TV yang di-mount ke tembok, Playbar masih merupakan pilihan yang lebih ideal.

Speaker grille Sonos Playbase terdiri dari 43.000 lubang individual / Sonos
Speaker grille Sonos Playbase terdiri dari 43.000 lubang individual / Sonos

Sebagai dudukan TV, Playbase harus memiliki bodi yang tangguh. Sonos mengklaim bodi polycarbonate-nya sanggup mengusung TV hingga yang berbobot 34 kg selama bertahun-tahun. Jadi kalau dudukan TV Anda berada di tengah, jangan ragu untuk menempatkannya tepat di atas Playbase, kira-kira demikian pesan yang ingin disampaikan Sonos.

Bodi yang pipih dengan tinggi hanya 5,8 cm memungkinkan Playbase untuk diselipkan ke bawah TV seandainya TV itu memiliki sepasang kaki di kiri-kanannya. Playbase mengandalkan kontrol sentuh seperti Play:5, sedangkan konektivitasnya hanya mencakup Ethernet dan optical audio, yang keduanya diposisikan di belakang bersama colokan power.

Sonos mengaku merancang Playbase berdasarkan input dari engineer studio musik sekaligus komposer musik untuk film / Sonos
Sonos mengaku merancang Playbase berdasarkan input dari engineer studio musik sekaligus komposer musik untuk film / Sonos

Walaupun dimaksudkan untuk disandingkan bersama TV, Playbase diyakini tetap ideal untuk mendengarkan musik. Total ada 10 unit driver yang dibenamkan ke tubuhnya: 6 di antaranya adalah driver mid-range, 3 tweeter dan 1 subwoofer. Anda pun juga bisa mengikutkan Playbase dalam setup multi-room yang Anda miliki, atau sekadar membentuk konfigurasi surround dengan bantuan sejumlah speaker Play:1 dan Sonos Sub.

Belum diketahui kapan Sonos akan mulai memasarkan Playbase secara luas, akan tetapi pengguna produk Sonos sudah bisa melakukan pre-order mulai sekarang. Harganya dipatok $699, sama persis seperti Playbar.

Sumber: The Verge dan Sonos.

Tivoli Audio Luncurkan Lini Speaker Baru dengan Teknologi Multi-Room ala Sonos

Tahun demi tahun, lawan Sonos di ranah sistem audio multi-room terus bermunculan. Yang terbaru datang dari Boston di bawah nama Tivoli Audio. Yup, pabrikan yang dikenal akan produk-produknya yang berdesain klasik ini memperkenalkan lini perangkat baru bernama ART untuk bersaing dengan Sonos dan lainnya.

ART sendiri merupakan singkatan dari “Audio Reimagined Together”. Meski demikian, nama ini masih bisa menggambarkan kepedulian Tivoli Audio akan nilai estetika, seperti yang bisa kita lihat dari dua speaker di lini ini, yakni Cube dan Orb.

Keduanya sama-sama berdimensi ringkas dan dibuat menggunakan perpaduan material kayu plus kain. Cube tampak sangat simpel dengan bodi kubusnya, sedangkan Orb berwujud bulat pipih, ideal untuk dipasangkan pada tembok. Pun begitu, baik Cube maupun Orb bisa menjadi dekorasi ruangan yang pas saat diletakkan di atas meja.

Sama seperti Cube, Orb bisa dikonfigurasikan menjadi setup stereo atau multi-room / Tivoli Audio
Sama seperti Cube, Orb bisa dikonfigurasikan menjadi setup stereo atau multi-room / Tivoli Audio

Aspek simpel terus diperkuat dengan minimnya jumlah tombol pada bodi Cube dan Orb. Pelat atasnya telah ditanami panel sentuh untuk memutar dan menghentikan musik, namun keduanya sama-sama lebih ditujukan untuk penggunaan berbasis aplikasi smartphone.

Menyambung ke Wi-Fi, Cube dan Orb bisa dikonfigurasikan menjadi sistem multi-room seperti Sonos. Pengguna tetap bisa memakainya seperti speaker Bluetooth biasa dalam konfigurasi mono, atau stereo menggunakan dua speaker sekaligus.

ConX dapat menjadikan turntable lawas sebagai sumber audio nirkabel, atau menyulap speaker kawak menjadi wireless / Tivoli Audio
ConX dapat menjadikan turntable lawas sebagai sumber audio nirkabel, atau menyulap speaker kawak menjadi wireless / Tivoli Audio

Streaming dari layanan seperti Spotify maupun Deezer sangat dimungkinkan dengan Cube dan Orb. Namun Tivoli Audio masih punya penawaran unik lain dalam wujud sebuah Wi-Fi transmitter bernama ConX. Dengan ConX, pengguna bisa meneruskan audio dari sumber apapun, bahkan turntable atau pemutar kaset lawas sekalipun.

Selebihnya, ConX juga dapat berfungsi seperti Chromecast Audio, dimana pengguna dapat mengubah speaker lawasnya menjadi wireless dengan menyambungkan ConX. Ketiga produk dari lini ART ini sekarang sudah dipasarkan dengan harga $199 untuk Cube, $249 untuk Orb dan $59 untuk ConX.

Sumber: TheNextWeb dan Tivoli Audio.

Dengan Hub by Ekko, Output Suara dari Satu Sumber Bisa Diteruskan ke Beberapa Perangkat Sekaligus

Sistem audio multi-room yang dipopulerkan oleh Sonos terbukti sanggup mengubah arah industri perangkat audio secara menyeluruh. Kini tidak sedikit pabrikan audio lain yang mengikuti jejak Sonos dengan meluncurkan lini sistem multi-room-nya sendiri. Namun bagi para konsumen, masalahnya hanya satu: kalau mereka ingin menikmati sistem ini, mereka harus berinvestasi pada perangkat baru, dan move on dari perangkat lamanya.

Tidak seperti smartphone atau tablet, speaker keluaran beberapa tahun yang lalu belum tentu lebih jelek kualitas suaranya daripada yang baru dirilis bulan kemarin. Hal inilah yang kerap menjadi dasar mengapa konsumen terkadang enggan meninggalkan perangkat lamanya demi berpindah ke ekosistem baru besutan Sonos atau pabrikan lainnya.

Namun sekarang ada solusi unik jika Anda hendak menikmati sistem multi-room menggunakan perangkat lawas. Bernama Hub by Ekko, perangkat ini pada dasarnya memungkinkan pengguna untuk mengirim output suara dari satu sumber menuju ke beberapa perangkat yang berbeda.

Hub terdiri dari dua komponen. Unit utamanya bertindak sebagai pemancar sinyal nirkabel. Unit ini Anda colokkan ke perangkat sumber audio, misalnya TV atau smartphone. Lalu komponen yang kedua, yang disebut dengan istilah Sound Puck dan berbentuk bulat pipih, bertindak sebagai penerima sinyal dan meneruskannya ke speaker, headphone atau earphone.

Hub by Ekko

Sederhananya, dari satu TV saja, output suara bisa dibagi ke empat headphone yang berbeda, yang masing-masing tersambung ke komponen Sound Puck tadi. Hal ini berarti setiap pengguna headphone akan mendengarkan konten audio yang sama yang berasal dari TV, akan tetapi dengan volume atau equalizer yang bisa diatur sesuai seleranya masing-masing.

Sistem unik ini bisa dimanfaatkan untuk menciptakan sistem multi-room dari speakerspeaker lama. Semisal Anda sudah punya beberapa speaker yang tersebar di berbagai ruangan di dalam rumah, Anda tinggal menyambungkan masing-masing ke Sound Puck, lalu semuanya akan menghasilkan output suara yang sama yang berasal dari satu sumber.

Semua pengaturan bisa diakses dari aplikasi pendamping Hub di perangkat mobile. Aplikasi ini juga menawarkan akses ke sejumlah layanan streaming musik maupun fitur unik seperti membatasi volume pada suatu Sound Puck yang dipakai oleh anak-anak.

Hub by Ekko

Masing-masing Sound Puck punya daya tahan baterai sekitar 4,5 jam nonstop. Untuk mengisi dayanya kembali, tinggal tancapkan saja Sound Puck di unit utama Hub yang tersambung dengan adapter, dan charging secara nirkabel akan segera berlangsung. Soal kualitas audio, unit utama Hub telah dilengkapi dengan chip DAC yang sanggup mengolah audio dengan resolusi Hi-Res, alias 24-bit 96 kHz.

Untuk sekarang, Hub by Ekko baru bisa dipesan melalui situs crowdfunding Kickstarter. Ada dua varian yang ditawarkan: Hub ($229) yang mencakup empat Sound Puck dan Hub Mini ($159) dengan dua Sound Puck. Sound Puck-nya sendiri nanti bakal dijual secara terpisah; satu unit Hub bisa meneruskan output audio hingga ke 10 Puck sekaligus.

Layanan Streaming Musik Guvera Kini Bisa Dinikmati Pengguna Speaker Sonos

Tak hanya ramai pengguna, streaming musik juga ramai penyedia. Persaingan yang semakin panas di industri ini membuat salah satu penyedia layanan streaming musik, Guvera, memikirkan cara baru dalam memanjakan para pelanggannya.

Dalam menjalani misi tersebut, Guvera pun memutuskan untuk menggandeng salah satu nama besar di bidang perangkat audio, Sonos. Terhitung mulai tanggal 12 Januari 2016 kemarin, seluruh pelanggan Guvera Platinum di Singapura, Malaysia, Filipina, Hong Kong, Thailand dan tentu saja Indonesia, bisa mengakses semua playlist favoritnya dari lini speaker Sonos yang dimiliki.

Kerja sama ini sejatinya juga menjadi bukti komitmen Guvera dalam memberikan pengalaman streaming musik seapik mungkin di dalam rumah. Berdasarkan data yang diberikan Guvera mendekati penghujung tahun kemarin, mayoritas pelanggan mengakses layanannya lewat perangkat mobile ketika sedang dalam perjalanan di hari-hari kerja.

Dengan tersedianya layanan Guvera di lini speaker besutan Sonos, kemungkinan besar mereka berharap agar para pelanggan juga mengakses layanannya saat sedang bersantai di rumah, ditemani oleh secangkir kopi dan buku misalnya.

Buat Sonos sendiri, ini bukan pertama kalinya mereka berkolaborasi dengan penyedia layanan streaming musik. Sebelumnya, Sonos telah menghadirkan integrasi Apple Music ke semua lini produknya. Dan bagi para pengguna speaker Sonos, semakin banyak pilihan layanan streaming yang tersedia berarti semakin lengkap konten yang bisa mereka nikmati.

Sonos Segera Hadirkan Integrasi Apple Music ke Produknya

Selain fitur multi-room, speaker besutan Sonos selama ini dikenal akan kemampuannya memutar musik dari berbagai sumber. Bisa dari smartphone, tablet ataupun laptop, baik secara nirkabel maupun dengan bantuan kabel audio 3,5 mm. Tidak cuma itu, speaker Sonos juga punya akses ke berbagai layanan streaming musik seperti Spotify, Google Play Music dan Tidal.

Hmm, sepertinya ada yang kurang dari daftar layanan streaming musik tersebut. Yup, ke mana dukungan atas Apple Music? Well, mulai 15 Desember mendatang, Apple Music bakal tersedia untuk speaker Sonos dalam wujud beta. Para penggemar memang sudah menunggu cukup lama, tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

Apa artinya integrasi Apple Music pada speaker besutan Sonos ini? Artinya pengguna bisa menikmati berbagai fitur Apple Music tanpa terkecuali – dan tanpa harus menyambungkan kabel apa-apa. Fitur-fitur seperti For You dan radio Beats 1 nantinya dapat di-stream oleh speaker Sonos.

Apple Music untuk Sonos

Integrasi ini bahkan juga mendukung fitur family account, dimana pengguna bisa menyambungkan hingga sebanyak enam akun sekaligus. Untuk mengontrol semuanya, pengguna bisa memanfaatkan aplikasi pendamping Sonos yang tersedia di berbagai platform, mulai dari iOS dan Android sampai PC dan Mac.

Menyambut perilisannya, Sonos mengajak semua pengguna untuk ikut berpartisipasi dalam tahap beta testing ini. Untuk mendaftar, Anda tinggal membuka aplikasi Sonos, lalu pilih opsi Beta Program di dalam menu pengaturan. Ketersediaannya untuk publik sendiri dijadwalkan hadir pada awal tahun 2016.

Sumber: Sonos Blog dan Digital Trends.

Yamaha Juga Punya Sistem Audio Multi-Room untuk Menghadang Sonos

Sonos patut berbangga, pasalnya inovasi multi-room yang mereka pelopori kini berhasil membuat pabrikan-pabrikan perangkat audio lainnya latah dan mengikuti jejak Sonos. Bahkan nama besar di industri audio seperti Yamaha pun tidak sungkan mengungkap kehadiran sistem multi-room besutannya sendiri pada bulan Agustus kemarin. Continue reading Yamaha Juga Punya Sistem Audio Multi-Room untuk Menghadang Sonos

Libratone Luncurkan Generasi Kedua dari Speaker Nirkabel Andalannya

Ini mungkin pertama kalinya Anda mendengar nama Libratone. Padahal, perusahaan asal Denmark ini sudah beberapa tahun menjajakan speaker nirkabel yang berkualitas. Di Indonesia sendiri, sejumlah produknya sempat dipasarkan melalui reseller produk-produk Apple. Continue reading Libratone Luncurkan Generasi Kedua dari Speaker Nirkabel Andalannya