Bang & Olufsen Ungkap TV OLED Pertamanya, Beovision Contour

Bang & Olufsen (B&O) bukanlah nama brand yang kita ingat saat membicarakan mengenai televisi. Namun hal itu tidak mencegah perusahaan asal Denmark itu masuk ke ranah TV dan menjalani debutnya dengan cara yang cukup mencuri perhatian.

Gambar di atas adalah Beovision Contour, TV OLED pertama B&O setelah hampir satu abad mereka berdiri. Desainnya minimalis sekaligus elegan khas B&O, dengan bezel tipis dan dua jenis dudukan yang terbuat dari aluminium (satu untuk di lantai, satu untuk di atas meja). Tentu saja TV ini juga dapat digantungkan ke tembok jika perlu.

Secara teknis, Beovision Contour mengemas panel OLED 48 inci bikinan LG, yang berarti kualitas gambarnya semestinya setara dengan jajaran TV OLED dari LG sendiri. Kehadiran fitur-fitur pelengkap macam integrasi Chromecast, AirPlay 2 maupun Bluetooth menunjukkan kesiapannya bersaing di ranah televisi modern.

Namun berhubung ini merupakan produk garapan B&O, tidak bisa dipungkiri yang akan menjadi topik pembicaraan adalah perihal kualitas suaranya. Seandainya belum kelihatan, sekitar seperempat porsi bawah TV ini sebenarnya adalah sebuah soundbar premium. Tentu saja ini bukanlah suatu kebetulan, sebab B&O memang baru saja meluncurkan soundbar pertamanya tahun lalu.

Di dalamnya bernaung 11 buah driver – empat woofer 4 inci, empat mid-range driver 1,5 inci, dan tiga tweeter 0,75 inci – plus 11 amplifier 50 W yang menenagai masing-masing driver-nya, lengkap beserta dukungan teknologi Dolby Atmos. Spesifikasinya ini sama persis seperti soundbar B&O bernama Beosound Stage itu tadi.

Jadi ketimbang membeli TV dan soundbar terpisah, B&O ingin Anda membeli satu unit dengan desain yang kohesif yang siap menjadi bahan obrolan tersendiri saat sedang ada tamu yang berkunjung ke rumah.

Maka dari itu, jangan kaget melihat harga Beovision Contour yang dipatok setinggi 5.699 euro, atau sekitar 96,3 juta rupiah, sebab Anda pada dasarnya membeli TV dan soundbar sekaligus, dan kebetulan soundbar-nya sendiri tidak murah jika Anda beli secara terpisah (1.500 euro). Untuk pilihan warnanya, B&O menawarkan lima kombinasi dengan bahan penutup speaker yang berbeda, sedangkan pemasaran globalnya dijadwalkan berlangsung mulai Februari 2021.

Sumber: What Hi-Fi.

Sonos Singkap Soundbar Pintar Baru, Sonos Arc

Sonos Beam yang dirilis pada pertengahan tahun 2018 terlalu kecil untuk menggantikan Sonos Playbar. Suksesor sejatinya baru datang sekarang, sekitar tujuh tahun sejak Sonos memperkenalkan soundbar pertamanya tersebut. Dinamai Sonos Arc, perangkat ini rupanya juga dirancang untuk menggantikan Playbase.

Secara fisik, Arc bahkan lebih panjang lagi ketimbang Playbar, 114 cm dibanding 90 cm. Bobotnya berkisar 6,25 kilogram, dan ia juga bisa digantungkan ke tembok jika perlu. Sayang paket penjualannya tidak mencakup wall-mount, dan konsumen harus menebusnya secara terpisah seharga $79.

Sonos Arc

Desainnya juga lebih kece daripada Playbar, dengan bentuk silindris ketimbang balok, dan grille yang menyelimuti 270° permukaan hitam atau putihnya. Di baliknya tertanam 11 unit driver, dua di antaranya sengaja dihadapkan ke atas demi membantu penyajian 3D audio. Arc juga merupakan soundbar pertama Sonos yang mendukung teknologi Dolby Atmos.

Arc menyambung ke TV via HDMI ARC atau eARC. Ia tetap bisa digunakan untuk streaming musik atau podcast – atau radio – saat TV dimatikan. Arc mampu menyesuaikan karakter suaranya secara otomatis berdasarkan jenis konten yang diputar. Meski begitu, konsumen juga dibebaskan memilih profil suara yang diinginkan melalui aplikasi pendamping di smartphone.

Seperti halnya Beam, Arc turut dibekali sejumlah mikrofon beam-forming. Ya, perangkat ini juga dapat dioperasikan via interaksi dengan Google Assistant maupun Amazon Alexa, dan tentu saja ia juga bisa diadaptasikan dengan setup multi-room.

Rencananya, Sonos Arc akan mulai dijual secara global pada tanggal 10 Juni mendatang seharga $799. Namun Arc bukan satu-satunya hardware baru yang Sonos singkap hari ini.

Sonos Sub (Gen 3) dan Sonos Five

Sonos Sub

Mereka turut memperkenalkan Sonos Sub generasi ketiga, serta Sonos Five, penerus langsung speaker Play:5 generasi kedua yang dirilis lima tahun silam. Seperti sebelumnya, Sonos Sub tak ubahnya sebuah subwoofer yang dirancang untuk semakin memantapkan dentuman bass dari speakerspeaker Sonos, termasuk halnya Arc.

Secara teknis, Sub mengusung sepasang driver yang ditenagai oleh sepasang amplifier Class-D. Sonos tak lupa merancang driver-nya agar mampu meredam guncangan, dan itu penting demi menghasilkan suara frekuensi rendah yang bebas distorsi. Tentu saja, semua ini Sub lakukan selagi terhubung secara wireless, yang berarti ia bebas ditempatkan di mana saja di dalam ruangan, bahkan di bawah sofa kalau memang perlu.

Sonos Five

Sonos Five di sisi lain masih mempertahankan desain akustik yang sama seperti pendahulunya; 3 midwoofer dan 3 tweeter, lengkap beserta 6 amplifier Class-D. Sonos tak lupa membekalinya dengan memory berkapasitas lebih besar, dan secara umum Sonos Five menawarkan kinerja yang lebih responsif ketimbang sebelumnya.

Saat diberdirikan secara vertikal, Five akan otomatis bertindak sebagai speaker mono sehingga pengguna bisa langsung menambahkan unit Five lainnya. Sebaliknya, Five akan beroperasi sebagai speaker stereo saat diposisikan secara horizontal.

Seperti Arc, dua perangkat ini juga akan dipasarkan mulai 10 Juni. Sonos Sub (Gen 3) dibanderol $699, sedangkan Sonos Five dibanderol $499.

Sumber: Sonos.

LG Singkap Lini Soundbar Baru yang Dibekali Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan merupakan salah satu istilah terpopuler di industri teknologi saat ini, meski banyak orang mungkin tak benar-benar memahami maksudnya. Di bayangan khalayak awam, AI memungkinkan perangkat/layanan berpikir layaknya manusia. Tapi secara teknis, ia hanyalah hasil dari pemrograman yang kompleks. AI kini jadi daya tarik utama di berbagai produk, termasuk sistem audio baru LG.

Di penghujung bulan Desember 2019 kemarin, LG sempat menyingkap lini soundbar anyar yang mengusung ‘AI Room Calibration’. Waktu itu, produsen belum menjelaskan secara rinci fitur tersebut, hanya bilang bahwa mereka berupaya menerapkan kemampuan machine learning dan sejumlah sistem terkait ke beragam produk audionya. Selain kecerdasan buatan, soundbar lagi-lagi turut menjagokan teknologi Dolby Atmos serta DTS:X.

Soundbar LG SN11RG.

Barulah di ajang CES 2020 LG mengungkap lebih detail apa itu AI Room Calibration. Sederhananya, AI Room Calibration ialah sistem yang mampu menyesuaikan karakteristik suara soundbar LG secara otomatis agar pas dengan tipe lingkungan ia berada. Berbekal kecerdasan buatan, soundbar bisa mengenal dan menganalisis nada, kemudian menilai dimensi ruangan dan melakukan penyesuaian secara akurat.

Melengkapi AI Room Calibration, LG tak lupa mencantumkan beragam kemampuan esensial, misalnya: Konektivitas dengan dukungan Dolby TrueHD dan audio beresolusi tinggi, Google Assistant yang memungkinkan kita melakukan perintah suara, dan kompatibilitas ke sistem rumah pintar serta produk-produk berkapabilitas LG ThinQ. LG juga menyediakan rangkaian speaker surround wireless opsional jika Anda menginginkan output suara lebih menyeluruh.

Soundbar LG 2

Dalam menggarap soundbar-soundbar premium ini, LG kembali berkolaborasi bersama Meridian Audio demi menghadirkan teknologi seperti Bass and Space – gunanya adalah mendongkrak suara-suara berfrekuensi rendah sembari memperlebar jangkauan audio (soundstage). Kemudian ada pula Image Elevation, yang diklaim dapat membuat output terdengar lebih nyata dengan cara ‘mengangkat’ suara vokal dan instrumen-instrumen utama.

LG soundbar juga menyimpan sistem onboard yang berfungsi untuk meningkatkan mutu audio terkompresi berkualitas rendah (via metode upscale) seperti MP3 atau dari layanan streaming dengan bit-rate rendah hingga ‘mendekati level studio’.

Soundbar LG 3

Perlu diketahui bahwa tak semua fitur di atas hadir di seluruh lini produk LG soundbar 2020. Meski demikian, dukungan Dolby Atmos and DTS:X bisa ditemukan di hampir seluruh model. Sejauh ini LG belum mengumumkan anggota keluarga soundbar 2020 secara lengkap, baru memperkenalkan SN11RG sebagai varian flagship serta SN9YG. Selain itu, belum ada pula konfirmasi soal waktu ketersediaan dan harga.

Via Digital Trends.

Bang & Olufsen Luncurkan Soundbar Pertamanya, Beosound Stage

Meski sudah dipandang sangat senior di industri perangkat audio, Bang & Olufsen rupanya belum pernah bermain di kategori soundbar. Setelah sekian lama dinanti, pabrikan asal Denmark itu akhirnya menyingkap soundbar perdananya, Beosound Stage.

Sesuai tradisi B&O, Beosound Stage hadir dengan rancangan yang minimalis sekaligus elegan. Proses desainnya dibantu oleh tangan-tangan mahir NORM Architects, melibatkan bentuk-bentuk geometris dan material-material alami. Ada tiga tipe Beosound Stage yang ditawarkan, tergantung dari bahan yang membentuk rangkanya: aluminium, tembaga, atau kayu oak.

Beosound Stage

Dengan wujud balok pipih seberat 8 kg, Beosound Stage dapat dipasangkan ke tembok di bawah TV, atau diletakkan di rak bawah TV. Terdapat sejumlah tombol pengoperasian di sisi ujungnya sebagai alternatif dari aplikasi smartphone maupun remote TV. Ya, Beosound Stage mengandalkan sambungan HDMI ARC, sehingga ia bisa dioperasikan memakai remote bawaan TV.

Konektivitas lainnya mencakup Bluetooth dan Wi-Fi, integrasi Chromecast, serta dukungan atas AirPlay 2. Setup multi-room juga menjadi salah satu keunggulan Beosound Stage, dan ia memang dirancang agar tetap bisa beroperasi sebagai perangkat audio biasa meski TV yang tersambung sedang tidak menyala.

Beosound Stage

Namun jangan sekali-kali tertipu oleh penampilan simpelnya, sebab performanya terkesan sangat mumpuni di atas kertas. Total ada 11 unit driver yang tertanam, masing-masing disokong oleh amplifier berdaya 50 watt.

Dari 11 driver tersebut, empat di antaranya merupakan woofer berdiameter 4 inci, empat lainnya mid-range driver 1,5 inci, dan tiga sisanya adalah tweeter 3/4 inci. Menurut B&O, konfigurasi seperti ini diyakini juga membantu memaksimalkan sensasi 3D audio, dan ini penting mengingat Beosound Stage kompatibel dengan Dolby Atmos.

Rencananya, Beosound Stage bakal dipasarkan mulai akhir musim semi tahun ini. B&O mematok harga $1.750 untuk varian dengan rangka aluminium atau tembaga, sedangkan yang berangka kayu dihargai lebih mahal di angka $2.600.

Sumber: Engadget.

SoundBar Samsung Q90R Resmi Beredar di Indonesia

Pasar Soundbar ternyata menjadi lebih ramai di Indonesia. Hal ini juga dikarenakan banyaknya layanan streaming yang mulai disukai oleh banyak konsumen. Hal ini membuat Samsung meluncurkan satu lagi Soundbar di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2019 bertempat di Hotel Dharmawangsa.

Samsung Soundbar - Launch

Soundbar Q90R menggunakan setting 7.1.4. Hal itu berarti ada tujuh speaker yang mengarah ke arah penontonnya, satu buah sub woofer, dan empat speaker yang ditembakkan ke arah langit-langit dan dipantulkan kembali ke arah penonton. Hal ini akan membuat suara akan ada dari depan, kiri dan kanan, serta atas.

Liem Kwok Cek, selaku AV Product Marketing Manager, mengatakan bahwa Q90R merupakan Soundbar pertama dari Samsung yang menggunakan Dolby Atmos yang sebenarnya. Sebelumnya, beliau mengatakan bahwa Samsung Soundbar menggunakan virtual Dolby Atmos. Hal tersebut tentu berkaitan dengan arah dari setiap speaker yang ada di Q90R.

Samsung Soundbar - Q90R

Dibandingkan dengan soundbar yang dikeluarkan tahun 2018 lalu, Q90R memiliki dua perbedaan. Yang pertama adalah Adaptive Sound yang akan mendeteksi konten yang sedang dimainkan, seperti video, musik, atau bermain game. Yang kedua adalah Game Pro Mode yang akan meningkatkan pengalaman dalam memainkan game dengan suara.

Samsung Soundbar - Woofer

Samsung Harman Kardon Soundbar Q90R turut didukung aplikasi SmartThings dan Bixby, membuatnya lebih mudah dioperasikan dan dikoneksikan dengan perangkat lain.

SoundBar Samsung Q90R masuk ke dalam kelas premium dan akan tersedia mulai Agustus 2019 dengan harga Rp. 24.999.000,-.

Samsung Soundbar - Side Firing

Uji coba: Suara 360 derajat

Tidak lengkap rasanya kalau datang ke sebuah acara peluncuran speaker tanpa mencobanya. Saya pun masuk dua kali dalam uji pengalaman kali ini karena ingin benar-benar mendengarkan sebagus apa Q90R dibandingkan dengan yang Samsung keluarkan tahun lalu.

Samsung Soundbar - Experience

Dengan ditemani oleh bapak Liem, saya pun duduk pada posisi tepat ditengah-tengah set yang ada. Di bagian depan ada TV, Soundbar, Woofer, dan dua side speaker. Di bagian belakang pada ujung kanan dan kiri, ada lagi dua side speaker. Beberapa contoh film dan audio pun diperdengarkan.

Bapak Liem mengatakan bahwa tanpa side and firing speaker, penonton akan disajikan suara seperti disemprot dari depan. Benar, suara memang hanya datang dari sisi depan walaupun terdengar cukup jernih dan bagus. Akan tetapi pada saat Dolby Atmos aktif dengan side and firing speaker dinyalakan, saya memang terasa ada ditengah setiap adegan.

Samsung Soundbar - Firing

Apalagi saat mendengarkan demo suara hujan. Saya merasa benar-benar berada ditengah hutan yang sedang hujan lebat. Tentunya, tanpa ada air yang membasahi badan saya :). Hal ini membuat saya merasa seperti berada di sebuah bioskop mini.

Hal yang masih cukup kurang adalah pada saat mencoba Game Mode Pro. Ada kemungkinan, demo game yang digunakan tidak menggunakan Dolby Atmos sehingga suaranya terdengar sama di semua speaker. Walaupun begitu, jika hal ini diimplementasikan langsung dengan game console, tentu saja bakal meningkatkan pengalaman bermain!

Bowers & Wilkins Formation Adalah Lini Perangkat Audio Multi-Room Berteknologi Mesh Networking

Mungkin tidak banyak yang tahu, akan tetapi di pertengahan tahun 2016, Bowers & Wilkins dibeli oleh sebuah startup kecil bernama Eva Automation, yang didirikan oleh Gideon Yu, mantan CFO Facebook. Kala itu, tidak ada yang tahu produk apa yang dikembangkan oleh Eva, dan apa yang mendasari keputusan B&W untuk menjual perusahaannya ke mereka.

Sinergi antara dua perusahaan itu baru terdengar masuk akal ketika B&W baru-baru ini meluncurkan lineup produk audio wireless anyar dengan nama Formation. Lineup-nya berisikan lima produk, dan kelimanya mendukung sistem multi-room layaknya produk-produk Sonos. Namun yang perlu dicatat, sistem multi-room yang dimaksud bukan sembarangan.

Formation Duo / B&W
Formation Duo / B&W

Sistem ini mengandalkan teknologi mesh networking rancangan Eva Automation sendiri, dengan klaim bahwa proses sinkronisasinya dapat berjalan secepat satu mikrodetik. Secara keseluruhan, sistem multi-room ini mereka kembangkan 100% sendiri tanpa meminjam rancangan pabrikan lain via lisensi.

Dampak positifnya, B&W jadi sanggup untuk tidak berkompromi dengan kualitas audio lini Formation meskipun konteksnya wireless. Formation mendukung streaming audio dengan resolusi 24-bit/96kHz, atau hampir dua kali lipat resolusi yang didukung produk-produk Sonos.

Formation Bar / B&W
Formation Bar / B&W

Apa saja perangkat yang tergabung dalam lini Formation? Yang pertama ada Formation Bar, sebuah soundbar yang mengemas tiga unit tweeter 25 mm dan enam woofer 65 mm. Bluetooth, Spotify Connect, dan Apple AirPlay 2 merupakan fitur standarnya, namun yang cukup disayangkan, ia tak dilengkapi port HDMI, yang berarti Anda tak bisa memanfaatkan port HDMI-ARC yang terdapat di TV Anda.

Produk yang kedua adalah Formation Duo, sepasang bookshelf speaker dengan desain yang amat seksi menurut saya. Bentuk dasarnya sengaja dibuat mirip seperti speaker klasik B&W, dan mereka pun mengklaim kualitas suaranya juga cukup identik.

Formation Wedge / B&W
Formation Wedge / B&W

Namun yang berpotensi lebih mencuri perhatian adalah Formation Wedge, yang bisa dibilang merupakan generasi penerus B&W Zeppelin. Bentuk dasarnya sama-sama oval, tapi tampak Wedge lebih modern. Performanya pun ditunjang oleh sepasang tweeter 25 mm, sepasang woofer 90 mm, dan satu subwoofer 150 mm.

Selanjutnya, ada Formation Bass yang berbentuk seperti gendang dan siap mendampingi perangkat lain di lineup ini demi menyuguhkan dentuman bass yang lebih mantap. Terakhir, ada Formation Audio yang berfungsi untuk menyajikan kapabilitas streaming pada hardware lawas, semisal turntable, sehingga output suaranya dapat disalurkan ke speakerspeaker Formation secara wireless, atau ke speaker lain via kabel audio-out.

Formation Bass / B&W
Formation Bass / B&W

Yang cukup mengejutkan, B&W tidak terhanyutkan oleh tren integrasi smart assistant. Formation benar-benar ditujukan bagi para enthusiast sekaligus audiophile, dan itulah mengapa harganya tergolong premium:

  • Formation Bar $1.199
  • Formation Duo $3.999
  • Formation Wedge $899
  • Formation Bass $999
  • Formation Audio $699

Sumber: Engadget.

HP Omen X Emperium 65 Adalah TV 4K Raksasa untuk Gamer Sultan

Di ajang CES 2018, Nvidia mengumumkan Big Format Gaming Display (BFGD), konsep TV 4K berukuran masif yang dioptimalkan untuk gaming berkat dukungan refresh rate yang tinggi beserta HDR. Setahun berselang, HP akhirnya merealisasikan proyek ambisius tersebut dalam wujud HP Omen X Emperium 65.

Omen X Emperium mengusung spesifikasi persis seperti standar yang ditetapkan Nvidia: bentang diagonal 65 inci, resolusi 4K, refresh rate 144 Hz, dukungan HDR dengan tingkat kecerahan maksimum 1.000 nit dan rasio kontras 4000:1, serta viewing angle seluas 178 derajat.

Dukungan teknologi G-Sync tak lupa HP sematkan demi menjamin sesi gaming yang mulus. Guna semakin memaksimalkan kualitas visualnya, HP turut melengkapinya dengan 384 zona backlight tipe full direct-array, serta quantum dot untuk memastikan reproduksi warnanya memenuhi 95% spektrum DCI-P3.

HP Omen X Emperium 65

Keistimewaan lain dari Omen X Emperium ada di bagian kakinya. Di situ bisa kita lihat bahwa HP juga telah mengintegrasikan sebuah soundbar. Spesifikasinya pun cukup mumpuni, dengan total output 120 W, tiga amplifier stereo, beserta teknologi Low Frequency Array (LOFAR) yang pada dasarnya bisa menggantikan peran sebuah subwoofer terpisah.

Soundbar ini dapat beroperasi dalam dua mode yang berbeda, satu untuk gaming, satu lagi untuk konsumsi multimedia. Seperti yang kita tahu, Nvidia mengonsepkan BFGD agar mengemas hardware Nvidia Shield terintegrasi, dan itu pun rupanya juga dipenuhi oleh HP.

HP Omen X Emperium 65

Perihal konektivitas, Omen X Emperium juga tidak mengecewakan. Di samping input DisplayPort 1.4, ada tiga input HDMI 2.0b yang mendukung HDMI ARC. Ini berarti satu Omen X Emperium bisa disambungkan ke sebuah PC, dua game console, dan sebuah Blu-ray player. Lebih lanjut, Omen X Emperium turut dilengkapi dengan sepasang port USB 3.0.

Kalau menimbang semua keunggulannya, jangan heran kalau kemudian HP mematok harganya selangit. Omen X Emperium rencananya bakal dipasarkan mulai bulan Februari mendatang, dengan banderol harga mencapai $5.000. Ya, kecuali Anda benar-benar masuk kategori gamer sultan, sebaiknya urungkan saja niat untuk membeli perangkat ini.

Sumber: AnandTech.

Klipsch Umumkan True Wireless Earphone Perdananya

Di tahun yang baru ini, kita melihat satu lagi pemain baru di segmen true wireless earphone. Namun pemain baru ini sama sekali bukanlah brand amatir, melainkan Klipsch, dedengkot audio asal Amerika Serikat yang sudah beroperasi sejak 1946 dan dikenal lewat speakerspeaker besutannya yang berharga mahal.

Menjelang ajang CES 2019, mereka mengumumkan Klipsch T5 True Wireless. Yang paling mencolok darinya malah bukan unit earphone-nya, melainkan charging case-nya. Saya yakin bentuknya bakal mengingatkan kita terhadap korek api Zippo, lengkap dengan mekanisme buka-tutup yang mirip.

Sayang pengumuman ini baru sebatas teaser, yang artinya belum ada informasi sama sekali mengenai spesifikasi maupun daya tahan baterainya. Klipsch T5 sendiri sejatinya juga merupakan lini baru yang terdiri dari empat earphone: T5 Wired, T5 Wireless, T5 Neckband, dan T5 True Wireless itu tadi. Di AS, keempatnya akan dipasarkan mulai musim semi mendatang, dengan rentang harga $59 – $199.

Klipsch Bar 54A

Di samping earphone, Klipsch juga mengumumkan lima soundbar baru dalam beragam ukuran. Tiga yang menarik untuk disoroti adalah Klipsch Bar 40G yang mengemas integrasi Google Assistant, Klipsch Bar 48W yang kompatibel dengan Assistant, Alexa maupun AirPlay 2, serta Klipsch Bar 54A yang berada di level tersendiri dengan dukungan Dolby Atmos. Kelimanya juga akan dipasarkan mulai musim semi, dengan rentang harga $299 – $1.599.

Sumber: Klipsch.

LG Umumkan Soundbar Dolby Atmos Berbekal Integrasi Google Assistant

Seperti biasa setiap tahunnya, awal Januari selalu dimanfaatkan pabrikan-pabrikan teknologi untuk mencuri perhatian publik melalui ajang CES di Las Vegas. Buat LG, mereka telah menyiapkan tiga produk yang cukup menarik: laptop LG Gram edisi 2019, proyektor LG CineBeam Laser 4K, dan yang tak kalah menarik, trio soundbar kelas premium.

LG dengan bangga memaparkan bahwa ketiga soundbar ini (model SL10YG, SL9YG dan SL8YG) merupakan hasil kolaborasinya dengan Meridian Audio. Reputasi Meridian sejatinya sudah tidak perlu diragukan lagi, mengingat ia merupakan brand pilihan Jaguar dan Land Rover di segmen audio mobil.

Campur tangan Meridian menghadirkan teknologi macam Bass & Space, yang diklaim mampu menyuguhkan bass yang mantap sekaligus menyempurnakan soundstage. Juga berkontribusi adalah teknologi Image Elevation, semuanya demi menyajikan sensasi immersive selagi konsumen menonton.

LG SL9YG Soundbar

Lebih lanjut, trio soundbar ini juga mendukung penuh Dolby Atmos maupun DTS:X, fitur yang wajib eksis bagi mereka yang sudah berpengalaman dengan setup home theater. Sebagai pemanis, LG tak lupa membekali ketiga soundbar barunya dengan integrasi Google Assistant.

Terkait estetika, LG sengaja mendesain soundbar barunya dengan wujud yang simpel tapi elegan, sehingga mudah dicocokkan dengan berbagai dekorasi ruangan. Berhubung tebalnya cuma 57 mm, perangkat juga dapat dipasangkan ke tembok tanpa merusak pemandangan, dan suaranya dipastikan tetap optimal karena perangkat dilengkapi gyroscope guna menyesuaikan arah suara yang dihasilkannya.

Terkait jadwal pemasaran dan banderol harganya, kita masih harus menunggu peluncuran resminya dalam beberapa hari ke depan.

Sumber: LG.

Samsung Kolaborasi dengan Harman Kardon Luncurkan Soundbar HW-N950

Selama ini, Samsung mengeluarkan Soundbar yang mendukung bentuk dari TV yang mereka jual sendiri. Soundbar sendiri benar-benar meningkatkan pengalaman suara saat menonton video maupun mendengarkan musik. Kali ini, Samsung melakukan kolaborasi dengan Harman Kardon meluncurkan Soundbar HW-N950 di Residence on 5 Grand Hyatt Jakarta pada awal bulan September 2018 lalu.

Samsung Soundbar HW-N950 - Launch

Harman Kardon sendiri merupakan perusahaan yang telah diakuisisi oleh Samsung. Akan tetapi, sampai saat ini Samsung dan Harman Kardon sepertinya belum menggabungkan teknologi mereka pada perangkat Soundbar. Dan ini adalah kali pertama keduanya bergabung dalam mengeluarkan Soundbar.

HW-N950 sendiri memiliki konfigurasi kanal 7.1.4 yang menggunakan Dolby Atmos dan DTS:X. Dengan konfigurasi tersebut, Soundbar ini memiliki fasilitas 4K Pass-Through sehingga suara yang dihasilkan tidak diolah secara virtual. Hal ini membuat suara yang dihasilkan lebih jernih.

Samsung Soundbar HW-N950

HW-N950 juga mampu meningkatkan kualitas suara saat terhubung dengan WiFi atau Bluetooth. Samsung menjanjikan bahwa suara dari file MP3 pun mampu di upscale ke 32 bit. Hal ini seharusnya akan meningkatkan suara lebih baik lagi.

Samsung pun optimis bahwa Soundbar yang satu ini bakal laku dipasaran. Hal tersebut dikarenakan penjualannya sudah meningkat sekitar tiga kali lipat semenjak tahun 2015 lalu. HW-N950 sendiri dijual dengan harga Rp. 17.999.000 dan tersedia mulai pertengahan bulan September 2018.

Samsung Soundbar HW-N950 - Woofer

Flat

Kami pun mencoba Soundbar HW-N950 langsung ditempat peluncurannya. Beberapa file termasuk audio dan video pun dipasang untuk membuktikan kemampuan dari HW-N950.

Samsung Soundbar HW-N950 - Rear

Konfigurasi menggunakan dua speaker pada sisi kanan dan kiri belakang, serta Soundbar dan Woofer ada pada bagian depan. Konfigurasi ini ditempatkan agar dapat mendengarkan suara yang mengelilingi penonton yang ada di bagian tengah.

Soundbar sendiri juga memancarkan suara ke bagian atap. Hal tersebut memanfaatkan plafon langit-langit agar suara yang dihempaskan ke atas memantul ke posisi penonton.

Samsung Soundbar HW-N950 - Upper speaker

Saat mendengarkan demo, suara yang dihasilkan memang mampu mengelilingi penonton yang ada. Bahkan secara virtual, suara pesawat yang sedang lepas landas terdengar seperti berjalan dari belakang posisi penonton hingga menjauh ke depan.

Akan tetapi, saat mendengarkan audio, suara yang dihasilkan cukup flat. Suara dentuman bass tidak terdengar cukup menendang. Padahal, Woofer yang ada di depan memiliki dimensi yang cukup besar. Besar kemungkinan setting bass yang ada harus dinaikkan.

Samsung Soundbar HW-N950 - Button

Walaupun waktu untuk mendengarkan hanya sebentar, Soundbar HW-N950 ini memang memiliki suara yang menggelegar dan yang terutama, jernih. Setiap detail kepakan sayap maupun reruntuhan batu dapat terdengar dengan baik.