Infinix Concept Phone 2021 Demonstrasikan Teknologi Fast Charging 160W

Teknologi fast charging merupakan solusi alternatif terhadap terus meningkatnya ketergantungan manusia terhadap smartphone. Ketimbang menggunakan smartphone tebal dengan baterai besar, alternatifnya kita bisa menggunakan smartphone berbodi normal, tapi yang dibekali teknologi fast charging sehingga waktu pengisian ulang baterai yang dibutuhkan dapat dipersingkat.

Fast charging dengan output 30W, 45W, dan 65W saat ini sudah umum kita dapati, namun pabrikan smartphone tentu tidak akan puas dan berhenti sampai di situ saja. Mereka tentu akan terus memutar otak dan mengeksplorasi teknik-teknik baru agar baterai smartphone bikinannya bisa diisi ulang dengan lebih cepat lagi. Contoh terbarunya adalah Infinix.

Di ajang MWC 2021, pabrikan asal Hong Kong tersebut memamerkan Infinix Concept Phone 2021. Keunggulannya? Fast charging 160W. Dengan output sebesar itu, Infinix mengklaim baterai 4.000 mAh yang tertanam dapat terisi penuh dalam waktu hanya 10 menit, dan mereka pun tidak lupa menyertakan video demonstrasinya.

Menurut Infinix, teknologi fast charging 160W ini dapat terwujud berkat penggunaan baterai 8C, yang diklaim mempunyai resistansi internal 18% lebih rendah daripada baterai 6C. Infinix menjelaskan bahwa angka-angka C tersebut mengindikasikan kecepatan charging sekaligus discharging suatu baterai lithium, sedangkan resistansi internal merujuk pada intensitas panas yang dihasilkan.

Juga penting adalah teknologi Super Charge Pump, yang bertugas mengonversi voltase dari port USB-C menjadi voltase yang diterima langsung oleh baterai. Infinix mengklaim tingkat efisiensi konversi sebesar 98,6%. Lebih tinggi angkanya lebih baik, sebab itu berarti sisa daya yang tidak terkonversi — yang berupa panas — bakal lebih sedikit.

Infinix pada dasarnya ingin memastikan bahwa perangkat tetap adem meski menerima output daya listrik yang sangat tinggi. Total ada 20 sensor suhu yang disematkan ke perangkat ini. Semuanya demi menjamin agar suhu perangkat tetap berada di bawah 40° C selama proses charging berlangsung.

Seandainya perangkat melewati suhu tersebut, atau ada interferensi elektromagnetik maupun lonjakan voltase yang berlebih, perangkat bakal mengaktifkan mekanisme perlindungannya secara otomatis guna mencegah terjadinya kerusakan. Secara total, Infinix mengklaim ada 60 mekanisme perlindungan yang mereka tanamkan di perangkat ini.

Tidak kalah menarik adalah kepala charger 160W yang disertakan, yang ukurannya tergolong sangat ringkas berkat penggunaan material semikonduktor Gallium Nitrite (GaN) dan Silicon Carbide (SiC). Alternatifnya, perangkat juga bisa di-charge secara nirkabel dengan output maksimum 50W menggunakan charging pad yang kompatibel.

Infinix tentu bukan satu-satunya yang sibuk mengembangkan teknologi fast charging dengan kecepatan ekstrem. Tahun lalu, OPPO sudah lebih dulu memamerkan teknologi fast charging 125W. Kemudian belum lama ini, Xiaomi juga sempat mendemonstrasikan fast charging 200W. Meski begitu, semuanya belum ada yang bisa dinikmati oleh konsumen secara luas. Infinix bahkan secara terang-terangan menamai perangkat ini Concept Phone.

Namanya perangkat konsep, tentu tersedia pula sejumlah fitur eksperimental lainnya. Yang paling mencuri perhatian mungkin adalah panel belakangnya yang bisa berganti-ganti warna antara silver dan biru dengan memanfaatkan teknik electrochromic dan electroluminescent. Lalu ketika perangkat sedang di-charge, huruf “O”-nya pun akan menyala dalam warna hijau.

Ini juga pertama kalinya Infinix menyematkan kamera periskop pada ponsel bikinannya, dengan opsi optical zoom hingga 10x, atau digital zoom hingga 60x. Perangkat turut dibekali layar AMOLED dengan bagian tepi yang melengkung sampai hampir menutupi seluruh sisi kiri dan kanan ponsel, menyisakan hanya secuil ruang untuk tombol power dan volumenya.

Sumber: GSM Arena.

TCL NXTWEAR G Ibarat Bioskop Pribadi yang Bisa Dikantongi

Setelah melalui berbagai iterasi selama sekitar dua tahun, wearable display besutan TCL akhirnya resmi diperkenalkan ke publik. Dinamai TCL NXTWEAR G, perangkat berwujud seperti kacamata ini dirancang untuk menjadi layar eksternal buat perangkat-perangkat seperti smartphone, tablet, ataupun laptop.

Berbekal dua panel Micro OLED yang masing-masing beresolusi 1080p, NXTWEAR G mampu menyuguhkan sensasi seperti menonton di depan layar seluas 140 inci. Jadi ketimbang sebatas menonton menggunakan smartphone, sambungkan saja ke NXTWEAR G untuk menikmati pengalaman serasa sebuah bioskop pribadi.

Yang mungkin terkesan agak aneh adalah cara menyambungkannya, sebab perangkat ini bukanlah perangkat wireless. Sebagai gantinya, NXTWEAR G mengandalkan kabel USB-C, dan perangkat yang hendak disambungkan harus mendukung output DisplayPort via colokan USB-C. TCL mengklaim ada lebih dari seratus perangkat yang kompatibel dengan NXTWEAR G, mulai dari smartphone Samsung Galaxy S21 sampai iPad Pro dan MacBook.

Ini berarti semua pemrosesan berlangsung di perangkat yang terhubung, dan NXTWEAR G benar-benar cuma bertugas untuk menampilkan konten tanpa perlu dijembatani oleh aplikasi khusus. NXTWEAR G tidak memiliki tracking camera maupun kontrol sentuh. Fungsinya murni sebagai display eksternal ketimbang kacamata AR maupun VR. Ia juga tidak dibekali modul baterai. Alhasil, fisiknya bisa dibuat seringkas mungkin oleh TCL. Bobotnya berada di kisaran 100 gram, atau 130 gram bersama kabelnya.

Kegunaan utamanya tentu adalah untuk kebutuhan hiburan. Anda bahkan bisa memutar konten 4K 3D jika perlu, dan perangkat juga telah dibekali speaker stereonya sendiri seandainya pengguna kelupaan membawa headphone atau TWS. Guna meningkatkan kenyamanan, TCL turut menyertakan tiga penumpu hidung dalam ukuran yang berbeda pada paket penjualannya. Juga tersedia adalah semacam adaptor agar perangkat dapat dikenakan oleh pengguna berkacamata.

Selain untuk keperluan hiburan, NXTWEAR G tentu juga cocok menjadi alat penunjang produktivitas. Buat para pengguna smartphone TCL, mereka bahkan bisa menyambungkan NXTWEAR G dan menikmati tampilan ala perangkat desktop. Dalam mode tersebut, ponselnya dapat dialihfungsikan menjadi trackpad.

Rencananya, TCL NXTWEAR G akan segera dipasarkan di Australia mulai bulan Juli mendatang, sebelum akhirnya menyusul ke kawasan-kawasan lain. Sayang sejauh ini belum ada informasi soal harga jual resminya.

Sumber: Engadget dan New Atlas.

Deretan Produk Baru yang Lenovo Umumkan di MWC 2021

Menyambut gelaran MWC 2021, Lenovo memperkenalkan seabrek produk baru dari beragam kategori. Mulai dari sejumlah laptop dan Chromebook anyar, sampai monitor portabel dan beragam aksesori nirkabel, semuanya dirancang untuk menunjang tren bekerja secara hybrid.

Kita mulai dari bintang utamanya terlebih dulu, yakni ThinkPad X1 Extreme Gen 4. Mobile workstation kelas kakap ini menawarkan spesifikasi kelas atas dalam kemasan yang ringkas sekaligus kokoh.

Bodi berlapis serat karbonnya memiliki ketebalan hanya 17,7 mm dan bobot kurang dari 1,81 kg, tapi di saat yang sama pilihan prosesornya mencakup Intel Core i7 atau Core i9 H-series generasi ke-11, dan konfigurasi termahalnya mengandalkan GPU Nvidia GeForce RTX 3080 16 GB GDDR6.

Komponen-komponen kelas atas ini tidak akan bisa bekerja secara optimal tanpa sistem pendingin yang efektif, dan Lenovo sudah memikirkan hal itu baik-baik. Satu hal yang sangat unik dari sistem pendinginnya adalah bagaimana aliran udara bisa masuk melalui keyboard-nya, memberikan tambahan asupan udara segar untuk membantu mendinginkan prosesor dan GPU, tapi di saat yang sama keyboard-nya masih diklaim tahan tumpahan air.

Melengkapi spesifikasinya adalah RAM 64 GB dan dua SSD NVMe, masing-masing dengan kapasitas 2 TB (kalau memang Anda punya budget-nya). Meski berbodi tipis, ThinkPad X1 Extreme Gen 4 masih mampu mengusung baterai berkapasitas 90 Wh. Lenovo juga tidak lupa menyertakan konektivitas 5G bagi konsumen yang membutuhkan.

Untuk layarnya, ThinkPad X1 Extreme Gen 4 mengemas panel 16 inci dengan pilihan resolusi QHD atau 4K. Untuk varian 4K-nya, tingkat kecerahan maksimumnya diklaim mencapai angka 600 nit. Seperti yang bisa dilihat dari gambarnya, layarnya ini kelihatan lebih tinggi dari biasanya, sebab aspect ratio-nya memang 16:10, bukan 16:9.

Lenovo percaya ke depannya 16:10 bakal menjadi standar baru untuk laptop komersial. Terkait ukurannya, Lenovo bilang bahwa sejauh ini ada lebih banyak supplier yang menawarkan panel display 16:10 dalam ukuran 16 inci ketimbang 15 inci. Mungkin inilah yang menjadi alasan mengapa laptop 16 inci belakangan semakin menjamur. Rencananya, ThinkPad X1 Extreme Gen 4 akan dijual mulai bulan Agustus dengan harga mulai €2.099.

Lenovo ThinkPad L13 Yoga Gen 2 / Lenovo

Produk yang selanjutnya adalah ThinkPad L13 dan L13 Yoga Gen 2. Keduanya merupakan perangkat yang identik, dengan perbedaan hanya pada engsel layar, sehingga konsumen bebas memilih laptop yang berjenis convertible atau standar. Keduanya bisa menjadi pilihan bagi yang tengah mengincar laptop kelas menengah dengan prosesor AMD Ryzen 5000-series. Produk ini akan dipasarkan masing-masing dengan harga mulai €649 dan €749.

Lenovo IdeaPad 5i Chromebook / Lenovo

Beralih ke Chromebook, Lenovo turut memberikan pilihan antara model standar dan model convertible lewat IdeaPad 5i Chromebook dan IdeaPad Flex 5i Chromebook. Sekali lagi spesifikasi keduanya identik terkecuali layarnya, dengan pilihan prosesor Core i5-1135G7, RAM 8 GB, dan SSD 512 GB pada varian termahalnya. Keduanya akan segera dipasarkan dengan banderol mulai €399.

Lenovo L15 Mobile Monitor / Lenovo

Sejumlah pilihan monitor turut diperkenalkan, termasuk halnya ThinkVision M15 Mobile Monitor dan Lenovo L15 Mobile Monitor. Terlepas dari perbedaan namanya, keduanya sebenarnya identik, hanya saja satu ditujukan untuk pasar komersial, dan satu lagi untuk pasar konsumen umum.

Masing-masing perangkat dibekali panel 15,6 inci beresolusi FHD, serta dilengkapi kaki yang adjustable sehingga tingginya bisa disamakan dengan laptop demi menghadirkan posisi yang lebih nyaman. Lenovo bakal menjual monitor portabel ini dengan harga mulai €229.

Lenovo LC50 Modular Webcam / Lenovo

Masa-masa WFH seperti sekarang tidak akan lengkap tanpa webcam, dan Lenovo pun menyadari hal tersebut. Buat pekerja kantoran, Lenovo punya ThinkVision MC50 Monitor Webcam, sedangkan konsumen di rumah bisa melirik Lenovo LC50 Modular Webcam. Keduanya merupakan webcam 1080p dengan sepasang mikrofon noise cancelling, dan harganya pun sama-sama €99.

Khusus untuk LC50, label Modular pada namanya merujuk pada mekanisme pemasangannya yang mengandalkan magnet, sehingga pengguna di rumah bisa dengan mudah menggunakannya secara bergantian di beberapa perangkat yang berbeda. Untuk MC50, ada fitur unik berupa lampu indikator yang akan menyala merah ketika pengguna tengah menjalani sesi video call, menginformasikan kepada kolega bahwa sang pengguna sedang sibuk dan sebaiknya tidak diganggu.

Lineup aksesori Lenovo Go / Lenovo

Dalam kesempatan yang sama, Lenovo juga memperkenalkan sederet aksesori nirkabel yang tergabung dalam sub-brand Lenovo Go. Lenovo memfokuskan pada tiga kategori, yakni input, power, dan audio, jadi jangan heran kalau produk-produknya meliputi beragam model mouse, keyboard, power bank, dan headset.

Satu aksesori yang cukup unik adalah Lenovo Go Wireless Charging Kit, yang pada dasarnya mampu mengisi ulang laptop 13 inci atau 14 inci secara nirkabel. Rahasianya terletak pada modul khusus yang diselipkan ke bagian bawah laptop, lalu tersambung via USB-C. Modul itulah yang menyalurkan daya dari charging base menuju ke laptop.

Lenovo Yoga Tab 11 dan Yoga Tab 13 / Lenovo

Di kategori tablet, Lenovo pun mempunyai sejumlah penawaran baru, mulai dari yang berharga terjangkau dan ditujukan kepada anak-anak seperti Lenovo Tab M7 3rd Gen dan Tab M8 3rd Gen, sampai yang berukuran besar seperti Lenovo Yoga Tab 11, Tab P11 Plus, dan Yoga Tab 13.

Model yang terakhir ini menarik karena selain mengemas layar 13 inci yang mendukung Dolby Vision, ia turut ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 870 yang mumpuni. Desainnya sesuai ciri khas Lenovo selama ini, dengan salah satu sisi yang lebih tebal yang menjadi rumah baterai sekaligus bagian untuk digenggam. Kesan mewah pun tersirat berkat panel belakangnya yang berlapis bahan Alcantara versi vegan. Tablet ini akan segera dijual dengan harga mulai €799.

Sony Xperia L4 Hadir Membawa Layar Memanjang dan Tiga Kamera Belakang

Event Mobile World Congress tahun ini boleh dibatalkan, namun itu tak mencegah pabrikan merilis smartphonesmartphone terbarunya. Tidak terkecuali Sony, meski mereka sudah tidak lagi sepopuler dulu.

Mereka baru saja mengumumkan Xperia L4, suksesor dari Xperia L3 yang diluncurkan pada ajang MWC tahun lalu. Seperti yang bisa kita lihat dari gambarnya, perubahan terbesarnya terletak pada layarnya, yang kini memanjang menjadi 6,2 inci dengan aspect ratio 21:9, sedangkan resolusinya tetap di 720p.

Percaya atau tidak, L4 merupakan Xperia pertama yang mengadopsi notch di jidatnya. Poni tersebut menjadi rumah atas kamera 8 megapixel, sedangkan di belakangnya terdapat tiga buah kamera: 13 megapixel, 5 megapixel ultra-wide, dan 2 megapixel depth sensor. Saya pribadi suka dengan keputusan Sony menyematkan kamera ultra-wide ketimbang kamera macro.

Sony Xperia L4

Yang mengecewakan dari L4 adalah performanya. Berbekal chipset MediaTek Helio P22 dan RAM 3 GB, L4 tidak menawarkan peningkatan performa, sebab dua komponen tersebut sama persis seperti yang terdapat pada pendahulunya. Untungnya storage internalnya kini sedikit ditingkatkan menjadi 64 GB.

Baterainya juga agak menggemuk menjadi 3.580 mAh dibanding milik L3. Headphone jack rupanya masih eksis di ponsel ini, demikian pula sensor sidik jari yang diposisikan di samping kanan perangkat.

Rencananya, Sony Xperia L4 bakal dilepas ke pasaran pada musim semi, namun Sony belum mengungkap harga jualnya, yang semestinya masih masuk kategori ramah kantong.

Sumber: Android Central.

Bukan Foldable, Konsep Smartphone Buatan TCL Ini Punya Layar yang Bisa Digeser

Dari sejumlah ponsel foldable yang sudah dirilis, kita sudah bisa menyimpulkan dua manfaat yang ditawarkan kategori tersebut: 1) menyulap smartphone jadi sebesar tablet, atau 2) menciutkan ukuran smartphone saat sedang tidak digunakan, seperti yang ditunjukkan Samsung Galaxy Z Flip baru-baru ini.

Pertanyaannya, apakah semua itu hanya bisa dicapai dengan desain foldable? Apakah tidak ada alternatif lain? Well, bocoran gambar konsep smartphone bikinan TCL menunjukkan kalau foldable tidak selamanya harus menjadi pilihan. Sebagai gantinya, konsep ini mengandalkan layar yang bisa digeser ke samping menjadi lebih lebar layaknya sebuah meja extendable.

TCL slide-out phone

Persisnya bagaimana cara kerjanya masih belum diketahui. Menurut CNET selaku yang pertama menerima bocoran gambar, prototipe perangkat ini sebenarnya akan didemonstrasikan pada ajang Mobile World Congress. Namun seperti yang kita tahu, event tersebut terpaksa dibatalkan tahun ini di tengah maraknya kasus coronavirus.

Jujur agak sulit membayangkan mekanisme rancangan semacam ini. Kemungkinan besar display-nya masih melibatkan panel yang fleksibel, hanya saja bagian tengahnya tidak ditekuk seperti ponsel foldable yang sudah ada sekarang.

TCL slide-out phone

Sebelum ini, TCL sebenarnya sempat memamerkan prototipe ponsel foldable di event CES. Yang kita lihat di sini benar-benar berbeda dari perangkat tersebut. TCL, bagi yang tidak tahu, punya anak perusahaan bernama China Star Optoelectronics Technology (CSOT) yang berpengalaman memproduksi panel layar, dan ini pada dasarnya menjelaskan obsesi mereka bereksperimen di segmen foldable.

2020 juga bakal menjadi tahun yang besar bagi TCL mengingat mereka bakal memasarkan smartphone di bawah namanya sendiri setelah selama ini memakai branding Alcatel dan BlackBerry. Tidak tanggung-tanggung, tiga ponsel sekaligus sudah mereka siapkan, yaitu TCL 10 Pro, TCL 10L, dan TCL 10 5G.

Sumber: CNET.

Deretan Inovasi OPPO Find X2 Tunjukkan Potensi Snapdragon 865 yang Sebenarnya

Sejak Desember lalu, OPPO telah mengumumkan bahwa mereka bakal meluncurkan smartphone flagship dengan chipset Qualcomm Snapdragon 865 di kuartal pertama 2020, dan sekarang kita tahu bahwa perangkat yang dimaksud adalah OPPO Find X2, yang bakal diresmikan pada tanggal 22 Februari mendatang.

Penggunaan Snapdragon 865 sangat krusial mengingat ada banyak fitur yang terealisasikan olehnya. Yang pertama tentu adalah konektivitas 5G. Bukan sembarang 5G, melainkan yang mendukung kecepatan puncak hingga 7,5 Gbps. Selanjutnya, Snapdragon 865 juga mendukung format HDR10 dan HDR10+, serta mampu mengatasi sesi gaming yang berjalan di refresh rate 144 Hz.

Seperti yang kita tahu, salah satu keunggulan utama Find X2 nantinya adalah layar dengan refresh rate 120 Hz. Refresh rate setinggi ini bakal semakin terasa ketika dipakai bermain game, dan lagi-lagi Snapdragon 865 memegang peran penting berkat teknologi Desktop Forward Rendering yang diusungnya, yang mampu menyajikan kualitas grafis kelas desktop berkat efek lighting dan post-processing yang menawan.

Snapdragon 865 juga mengunggulkan ISP Spectra 480 yang sanggup mengolah data hingga sebesar 2 gigapixel per detik. Ini penting mengingat Find X2 diprediksi juga akan mengemas setup kamera yang sangat kapabel. Bocoran render Find X2 di atas setidaknya bisa menjadi indikasi.

Seperti yang bisa kita lihat, kamera yang paling atas berbentuk persegi panjang, dan ini langsung mengingatkan kita pada kamera milik Reno 10x Zoom. Melihat bagian depannya, tampak layar 120 Hz yang dilengkapi kamera depan model hole-punch yang nyaris tidak terlihat karena diameternya begitu kecil.

Perangkat flagship jelas membutuhkan prosesor kelas flagship. Namun di sisi lain, prosesor flagship baru akan terasa potensi sebenarnya ketika disematkan pada perangkat yang berani berinovasi, menetapkan standar baru di industri dengan sejumlah fitur unggulannya.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

OPPO Find Series dari Masa ke Masa, Seri Flagship yang Selalu Mencoba Menjadi Pelopor

OPPO Find Series merupakan seri smartphone paling penting dalam sepanjang sejarah OPPO. Seri ini dibuat sebagai perwujudan dari tagline OPPO: “The Art of Technology”. Alhasil, setiap perilisannya tidak pernah dieksekusi secara sembarangan, dan OPPO bangga menyebut setiap model dari Find Series sebagai suatu mahakarya.

Secara spesifik, setiap generasi Find Series diciptakan untuk menjawab pertanyaan dari konsumen premium OPPO. Tiap-tiap modelnya haruslah menjadi pelopor dan merepresentasikan inovasi terkini dari OPPO. Find Series bukan sebatas seri flagship, melainkan juga seri spesial yang selalu kebagian jatah pertama atas teknologi terbaru di industri smartphone.

Supaya lebih jelas, mari kita bahas OPPO Find Series satu per satu dari generasi pertamanya.

OPPO Find

OPPO Find

Awal dari sejarah Find Series dimulai pada Juni 2011. OPPO Find pada dasarnya menandai era perubahan perusahaan dari produsen telepon ke produsen telepon pintar. Perangkat ini hadir memadukan layar sentuh 4 inci dan keyboard QWERTY fisik yang disembunyikan oleh mekanisme geser. Find ditenagai oleh prosesor 1 GHz dan menjalankan sistem operasi Android 2.2 Froyo, sedangkan kamera belakangnya punya resolusi 8 megapixel.

OPPO Find 3

OPPO Find 3

Lanjut ke tahun 2012, OPPO merasa tertantang untuk menciptakan smartphone flagship yang sangat tipis di tengah-tengah mayoritas smartphone yang tebal dan berat yang ada di pasaran kala itu. Motivasi mereka melahirkan OPPO Find 3, smartphone paling tipis sejagat pada saat itu, dengan tebal bodi hanya 6,65 mm.

Tipis bukan berarti ringkih, dan OPPO membuktikannya lewat teknologi dual frame stainless steel yang diterapkan pada Find 3. Spesifikasinya sendiri mencakup prosesor 1,5 GHz, RAM 1 GB, storage internal 16 GB, OS Android 2.3 Gingerbread, dan kamera depan 8 megapixel beserta kamera depan 2 megapixel.

OPPO Find 5

OPPO Find 5

Tahun 2013, kondisi industri saat itu menunjukkan beberapa perangkat flagship yang hadir hanya dengan layar beresolusi 720p. Lagi-lagi merasa tertantang untuk membawa perubahan, OPPO meluncurkan Find 5 yang dibekali layar 5 inci beresolusi 1080p, dengan kepadatan pixel menembus angka 441 ppi.

Kualitas visual kelas atas ini semakin disempurnakan oleh desain estetika Find 5 yang menawan, yang pada akhirnya membuahkan penghargaan bergengsi IF Product Design Award 2014. Juga tak kalah inovatif adalah kamera belakang 13 megapixel yang dilengkapi fitur Ultra HD 50 megapixel.

OPPO Find 7

OPPO Find 7

Tahun berikutnya, OPPO merilis Find 7, ponsel pertamanya dengan teknologi pengisian daya VOOC Flash Charge, sebagai jawaban atas keluhan konsumen kala itu terkait daya tahan baterai perangkat flagship yang lemah dan lambatnya proses pengisian ulang baterainya.

Dibandingkan teknologi fast charging lain ketika itu, VOOC Flash Charge berhasil menetapkan standar tertinggi di industri, sanggup mengisi daya yang cukup untuk 2 jam waktu bicara dalam kurun waktu 5 menit saja, atau mengisi 75% total daya baterai dalam waktu 30 menit.

OPPO Find X

OPPO Find X

Pasca Find 7, Find Series sempat vakum agak lama. Namun penantian panjang konsumen loyalnya terbayarkan pada 19 Juni 2018, tepatnya ketika OPPO meluncurkan Find X di Museum Louvre, Paris. Inovasi terbaru yang dibawa Find X adalah Pivot Rising Camera, yang menyembunyikan struktur kamera di bagian atas frame perangkat.

Yang disembunyikan pun bukan cuma satu kamera; melainkan dua kamera belakang (16 megapixel dan 20 megapixel), kamera depan 25 megapixel, dan deretan komponen canggih yang mewujudkan fitur 3D Face Recognition pada Find X. Modul kamera motorik ini juga berjasa besar terhadap realisasi wajah Find X yang menawan, yang nyaris dipenuhi layar dengan rasio sebesar 93,8%.

OPPO Find X2

OPPO Find X2

Dalam waktu dekat, kiprah seri ini bakal diteruskan oleh Find X2, yang disebut-sebut akan menjadi game changer oleh petinggi OPPO. Seperti halnya Find 5 yang mengunggulkan kualitas layar, Find X2 juga demikian, meski faktor yang diunggulkan berbeda; yang dibanggakan sekarang bukan hanya resolusi saja, tapi juga refresh rate setinggi 120 Hz.

Lebih lanjut, status flagship Find X2 juga bakal semakin diperkuat berkat kehadiran chipset Snapdragon 865. VOOC Flash Charge yang diperkenalkan Find 7 kini juga telah berevolusi menjadi SuperVOOC 65 W, yang disebut siap mengisi penuh baterai Find X2 dalam waktu 30 menit saja.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

ZTE Axon 10S Pro Awali Persaingan Flagship Tahun Ini dengan Chipset Snapdragon 865

ZTE mengumumkan ponsel flagship terbarunya untuk tahun ini, Axon 10S Pro. Melihat wujudnya, ia tampak nyaris identik dengan flagship ZTE tahun lalu. ZTE memang hanya menambahkan huruf “S” pada nama penerusnya ini, dan itu mengindikasikan pembaruan yang iteratif.

Kendati demikian, ZTE Axon 10S Pro sangatlah menggoda dari segi spesifikasi. Dapur pacunya berisikan chipset Snapdragon 865, pilihan RAM 6 atau 12 GB, serta storage 128 atau 256 GB tipe UFS 3.0. Fakta menarik lainnya, ponsel ini bakal menjadi salah satu yang pertama mengemas RAM jenis terbaru LPDDR5.

Spesifikasi beringas itu turut didukung oleh sejumlah fitur optimasi berbasis AI macam RAM-Booster dan FS-Booster yang dirancang untuk membantu meningkatkan kinerja RAM dan storage-nya. OS yang dijalankan sendiri adalah MiFavor 10 yang berbasiskan Android 10.

Sama seperti pendahulunya, Axon 10S Pro mengusung layar AMOLED 6,47 inci beresolusi 1080p, lengkap dengan sensor sidik jari di baliknya. Tidak ada keterangan apakah layar ini memiliki refresh rate di atas 60 Hz. Sangat disayangkan mengingat layar dengan refresh rate tinggi bakal menjadi salah satu tren utama tahun ini.

ZTE Axon 10S Pro

Perihal kamera, ponsel 5G ini mengemas trio kamera belakang: 48 megapixel f/1.7, telephoto 8 megapixel f/2.4, dan ultra-wide 20 megapixel f/2.2. Kamera depannya sendiri beresolusi 20 megapixel dengan lensa f/2.0, duduk di notch kecil pada ujung atas layarnya.

Axon 10S Pro mengusung baterai berkapasitas 4.000 mAh pada bodi setebal 7,9 mm-nya. Baterainya ini kompatibel dengan fitur Qualcomm Quick Charge 4+, namun tidak ada indikasi akan dukungan wireless charging.

ZTE belum mengungkap banderol harga dari Axon 10S Pro. Kemungkinan besar detail tersebut baru akan diumumkan bersamaan dengan jadwal pemasarannya pada ajang MWC 2020 tidak lama lagi.

Sumber: GSM Arena dan ZTE.

Usung Snapdragon 865 dan Layar Istimewa, OPPO Find X2 Siap Sajikan Pengalaman Sinematik

OPPO Find Series punya reputasi sebagai seri yang paling inovatif dari seluruh portofolio smartphone OPPO. Mulai dari OPPO Find pertama yang dirilis di tahun 2011 sampai OPPO Find X yang diluncurkan di tahun 2018, Find Series selalu kebagian jatah pertama atas pencapaian teknologi terbaru yang OPPO kembangkan.

Tradisi tersebut masih terus dipertahankan dan bakal segera diulangi oleh OPPO Find X2, ponsel flagship OPPO yang dijadwalkan meluncur pada kuartal pertama tahun ini. Belum lama ini, Vice President OPPO, Brian Shen, sudah menyinggung potensi Find X2 untuk menjadi game changer berkat layar istimewanya yang beresolusi 2K dan memiliki refresh rate setinggi 120 Hz.

Berdasarkan informasi terbaru yang OPPO berikan, panel layar Find X2 ini ternyata juga merupakan panel 10-bit, yang berarti ia sanggup menampilkan hingga 1,073 miliar warna yang berbeda. Lebih lanjut, Find X2 pun disebut juga telah mendukung pemutaran konten dengan standar format HDR10 dan HDR10+.

Dengan bekal seperti ini, OPPO cukup percaya diri Find X2 mampu menyuguhkan pengalaman yang sinematik ke dalam genggaman konsumen. Kesan sinematik itu pun tidak melulu visual, tapi juga lewat teknologi audio Dolby Atmos, yang sebelumnya sudah hadir lebih dulu pada OPPO A Series maupun Reno Series.

Display spesial ini tidak akan bisa terwujud tanpa dukungan performa kelas atas. Find X2 bakal mengusung chipset Qualcomm Snapdragon 865 yang mendukung 5G, sesuai dengan janji yang OPPO lontarkan pada ajang Snapdragon Tech Summit menjelang akhir tahun kemarin, dan sesuai dengan tradisi Find Series yang selalu menggunakan prosesor tercanggih Qualcomm.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Jelang Peluncuran, Penampakan Smartwatch Perdana OPPO Resmi Diungkap

Dalam event OPPO INNO DAY yang dihelat menjelang akhir 2019 kemarin, OPPO sempat menyinggung rencananya untuk meluncurkan smartwatch di kuartal pertama 2020. Meski sudah menelurkan banyak smartphone, OPPO rupanya belum pernah menjajal peruntungan di segmen smartwatch.

Kalau melihat jadwal rilis yang ditetapkan di kuartal pertama, sepertinya ajang MWC yang segera digelar pada akhir Februari nanti bakal menjadi momen perkenalan yang pas, bersamaan dengan peluncuran resmi salah satu ponsel flagship-nya untuk tahun ini, yakni OPPO Find X2.

Peresmian smartwatch perdana OPPO ini hanya tinggal menunggu waktu, sebab kita sudah bisa melihat wujudnya. Gambar di atas bukanlah Apple Watch, melainkan smartwatch bikinan OPPO yang masih tak bernama. Gambar itu diunggah oleh salah satu petinggi OPPO ke Sina Weibo, jadi anggap saja ini bocoran resmi.

Tidak bisa dipungkiri, ada cukup banyak kemiripan antara smartwatch bikinan OPPO ini dengan Apple Watch generasi teranyar, mulai dari layar persegi panjang yang melengkung di bagian sisinya, hingga strap silikon dengan gaya desain yang serupa. Satu yang sangat berbeda adalah, sisi kanannya dihuni oleh sepasang tombol ketimbang sebuah crown.

Terkait software, gambar di atas masih belum bisa menjelaskan sistem operasi yang dijalankan oleh perangkat tersebut. Bisa jadi WearOS, akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga OPPO menggunakan sistem rancangannya sendiri, menyusul jejak rival sekampungnya, macam Xiaomi dan Huawei.

Sumber: Digital Trends.