Layanan Konseling Digital Kian Dibutuhkan di Masa Pandemi

Pandemi yang berlangsung saat ini merupakan ancaman kesehatan terbesar di abad ke-21. Hingga tulisan ini dibuat, sudah lebih dari 2,7 juta kasus dengan total kematian 191.176 jiwa terjadi di seluruh dunia. Beraktivitas sepenuhnya di rumah merupakan cara utama memutus rantai corona virus disease 2019 (Covid-19) ini.

Namun virus ini nyatanya tak hanya mengancam kesehatan fisik, tapi juga kesehatan mental. Gempuran kabar buruk sepanjang pandemi dan minimnya pilihan kegiatan dapat meningkatankan ancaman terhadap kesehatan mental. Layanan konseling digital merupakan alternatif untuk mendapatkan konseling sembari menerapkan social distancing.

Psikologimu dan KALM merupakan dua dari sekian penyedia layanan konseling digital. Mereka berbagi cerita mengenai perubahan yang dibawa oleh pandemi terhadap layanan mereka masing-masing.

Meningkatnya jumlah pengguna

Situasi kesehatan dan ekonomi yang memburuk saat ini adalah kombinasi maut penyebab stres. Hal ini sudah diperkirakan oleh pakar kesehatan sebagai dampak tak langsung dari Covid-19. Tak heran apabila jumlah pengguna layanan konseling digital melonjak.

CEO Psikologimu Nova Ariyanto Jono menyebut platform mereka mengalami pertambahan pengguna hingga 8-10% selama pandemi ini berlangsung. Menurut Jono layanan konsultasi mereka yang kian populer adalah konsultasi perihal keluarga dan asmara. Sedangkan untuk pertambahan pengguna untuk konsultasi mengenai rasa cemas disebut masih sedang-sedang saja.

“Memang terjadi peningkatan users yang merasa cemas dan khawatir, namun peningkatannya tidak terlalu signifikan,” ujar Jono.

Perlu dicatat meski terjadi kenaikan pelanggan, Psikologimu belum menarik keuntungan atas layanan mereka. Jono menekankan Psikologimu yang masih berstatus bootstrap bertekad meningkatkan produk dan layanan mereka terlebih dahulu.

Hal serupa terjadi pada KALM. CMO & Co-Founder KALM Lukas Limanjaya menceritakan ada pergeseran yang tak terelakkan oleh pengguna layanan konseling tatap muka ke layanan digital. Hal ini terlihat dari pembelian paket konseling mereka yang terus bertambah.

Menurut Lukas layanan konseling mereka baik yang berupa chat, video, serta teks jadi favorit para pengguna untuk melewati keseharian mereka. “Kami juga melihat banyak perusahaan-perusahaan yang mencari layanan konseling untuk karyawan mereka,” ucap Lukas.

Model bisnis KALM menerapkan sistem berlangganan yang dibagi per paket berdasarkan durasi. Didukung oleh 160 konselor, KALM menjual paket termurahnya senilai Rp99.000 untuk konsultasi selama tiga hari. Sementara paket termahal berkisar Rp2 juta dengan masa konsultasi selama 12 pekan. KALM juga menawarkan layanannya kepada korporasi yang memerlukan dukungan kesehatan mental atau emosional bagi pegawainya.

Sudah diantisipasi

Beruntung mereka cepat mengantisipasi lonjakan di atas. KALM menggunakan momen ini untuk mengembangkan aplikasinya. Lukas bercerita mereka menambah konten-konten edukasi dan menggelar lokakarya yang tentu saja secara online. Di samping itu, mereka juga mempersiapkan sistem konseling video.

Pendekatan berbeda dilakukan oleh Psikologimu. Jono mengatakan pihaknya lebih giat menambah tenaga psikolog untuk bergabung dengan mereka. Ia mengklaim telah berhasil mengajak sedikitnya enam psikolog ikut melayani di Psikologimu, menambah 100 lebih psikolog yang sudah ada di platform. Tak hanya itu, Jono berniat menggandeng organisasi sosial untuk menyediakan dukungan kesehatan mental masyarakat yang terdampak pandemi.

“Dengan maraknya dukungan sehat mental dari Himpunan Psikologi Indonesia – HIMPSI (HIMPSI pusat maupun Daerah), kami masih akan terus meng-onboard serta menjalin kerjasama, sehingga users serta masyarakat Indonesia lebih mudah mendapatkan bantuan sehat mental oleh Psikolog tersertifikasi,” imbuh Jono.

Sektor layanan kesehatan memang menjadi satu dari sedikit sektor yang bisnisnya yang tak hanya bertahan tapi juga tumbuh di tengah terjangan wabah Covid-19. Hal ini menjadikan mereka sebagai salah satu jenis bisnis yang diprediksi akan kian cemerlang selepas pandemi berakhir.

World Health Organization (WHO) sendiri sudah memberi peringatan bahwa wabah Covid-19 ini akan berdampak besar terhadap kesehatan mental banyak orang. Potensi serupa juga dihadapi oleh para tenaga kesehatan yang menangani langsung wabah Covid-19. Beberapa kasus bunuh diri akibat menanggung dampak wabah sudah tercatat di beberapa negara termasuk di Indonesia.

Psikologimu Hadirkan Layanan Konsultasi Kejiwaan via Aplikasi

Persoalan kesehatan mental menjadi sangat krusial untuk diperbincangkan secara terbuka. Tekanan pekerjaan hingga tuntutan prestasi sekolah, terkadang menjadikan stres berkepanjangan tanpa adanya wadah untuk menuangkan. Melihat persoalan tersebut, Psikologimu mencoba untuk menawarkan platform online untuk masyarakat umum melakukan konsultasi secara online.

Didirikan oleh alumni mahasiswa Psikologi, startup ini ingin memudahkan akses layanan mental di Indonesia. CEO Psikologimu Nova Ariyanto Jono mengungkapkan, saat ini masih sulit ditemukan layanan konsultasi psikologi. Sementara potensi dan permintaan yang ada dari masyarakat cukup besar jumlahnya.

“Sebagai alumni mahasiswa psikologi dan hidup di kota besar, untuk konsultasi dengan psikologi sulit sekali. Pada umumnya harus menunggu 2 minggu, dan ‘terpaksa’ harus konsultasi dengan psikolog yang preferensinya kurang sesuai dengan pilihan jenis kelamin hingga usia yang bukan pilihan. Terbayang sulitnya untuk mendapatkan layanan profesional jika tidak hidup di kota, bukan dari kalangan alumni psikologi dan lainnya.”

Melalui aplikasi Psikologimu yang saat ini sudah bisa diunduh di Play Store, pengguna bisa memilih psikolog yang sesuai dengan preferensi topik. Secara langsung platform akan menghubungkan pengguna dengan psikolog yang relevan dan bisa melakukan percakapan 15 menit secara gratis dan jika cocok bisa lanjut selama 60 menit.

Saat ini psikolog yang tersedia di aplikasi sekitar 57 orang jumlahnya, namun ke depannya Psikologimu memiliki rencana untuk mempercepat pertumbuhan bisnis hingga 10 kali lipat dalam waktu 12 bulan ke depan. Selain itu Psikologimu juga akan meluncurkan fitur terbaru yang bisa bermanfaat bagi pengguna.

Telah mengumpulkan pendapatan

Psikologimu

Meskipun masih terbilang baru menjalankan bisnis, Psikologimu mengklaim saat ini sudah memiliki revenue sekitar $70 per bulan. Untuk profit (20% dari platform fee) belum dikantongi semuanya untuk perusahaan, karena saat ini revenue langsung didistribusikan langsung ke psikolog terlebih dulu.

“Hingga beberapa bulan ke depan, Psikologimu belum akan menerapkan pembagian komisi, sehingga setiap pembayaran yang dilakukan pengguna akan diterima sepenuhnya untuk para psikolog yang memberikan layanan konsultasi,” kata Nova.

Untuk semua konsultasi yang dimanfaatkan oleh pengguna, Psikologimu memungut biaya bervariasi. Proses tersebut sudah disematkan dalam aplikasi, sehingga memudahkan pengguna untuk melakukan pembayaran. Saat ini Psikologimu menyediakan beberapa metode pembayaran, bekerja sama dengan Midtrans. Pembayaran melalui GoPay juga sudah diterima. Rencananya Agustus ini menambahkan pilihan kartu kredit.

Guna mempercepat bisnis dan melancarkan strategi monetisasi, Psikologimu akan melakukan penggalangan dana tahun ini, sesuai dengan komitmen dan misi mereka berkontribusi positif terhadap peningkatan kesehatan mental di Indonesia sekaligus memudahkan setiap individu untuk berkonsultasi dengan psikolog.

“Kami ingin melihat kinerja sementara beberapa metrik yang dianggap penting oleh venture capital, sehingga saat mendapatkan pendanaan, pengelolaan funding tersebut menjadi lebih optimal,” kata Nova.

Application Information Will Show Up Here