Go-Jek is Soon to be Available in Vietnam

GO-JEK is said to be officially available in Vietnam in July 2018. The arrival wants to challenge Grab’s dominance in Vietnam market. Post-Uber acquisition, Grab isn’t be facing any competitor in SEA countries besides Indonesia.

In its early stage, GO-JEK will be focused on partner acquisitions. One of the strategies is to eliminate the 20% fees deduction for drivers. It is considered as a good tactic, since the competitor (Grab) is having 28% fees from the driver partner.

Vietnam becomes the first execution of the expansion. The next is Singapore and Philippine. Meanwhile, the region has become Grab’s operation-based area (with Uber SEA after being acquired by Grab).

Post Uber SEA acquisition, Grab is now dominating the industry in various countries. A survey conducted by Financial times has shown Grab’s solid position in SEA countries. Indonesia is an exception with GO-JEK still dominating.

According to some Vietnam local publications, GO-JEK’s arrival is welcomed, in terms of regulations as well. With Grab dominating most of the transportation market in the region, local authorities investigation indicates a violation of the law regarding the competition post-Uber acquisition.

GO-PAY role

There is no definite news about bringing the service provided by PT Dompet Anak Bangsa (GO-PAY). However, it is certain that the payment system will be GO-JEK’s product roadmap in each country. Since January 2017, the Vietnamese government has begun drafting regulations to tighten the rules of e-money and virtual currency. The framework is now under the auspices of the State Bank of Vietnam (SBV).


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

GO-JEK Segera Resmikan Operasional di Vietnam

GO-JEK dikabarkan segera meresmikan kehadirannya di Vietnam bulan Juli 2018 ini. Hadirnya GO-JEK ke pasar Vietnam akan menantang dominasi Grab. Pasca menyerahnya Uber, Grab praktis tanpa saingan di negara-negara Asia Tenggara selain Indonesia.

Di fase awal, GO-JEK akan fokus pada strategi akuisisi mitra. Salah satunya dengan menghilangkan komisi 20 persen yang biasanya dikenakan pada pengemudi. Dinilai ini akan menjadi strategi yang apik, pasalnya pesaingnya Grab mengenakan komisi 28 persen ke mitra.

Vietnam adalah eksekusi pertama dari rencana ekspansi, selanjutnya akan ada Singapura dan Filipina. Sementara di wilayah tersebut sudah menjadi basis operasi layanan Grab (dan Uber yang kini sudah diakuisisi bisnisnya di Asia Tenggara oleh Grab).

Pasca akuisisi Uber Asia Tenggara, Grab kini mendominasi industri di berbagai negara. Menurut hasil survei yang dilakukan Financial Times, porsi layanan Grab cukup kuat di tiap negara di Asia Tenggara. Hanya di Indonesia populasinya lebih didominasi oleh GO-JEK, itu pun masih dalam tahap persaingan yang dinamis.

Tren layanan ride-sharing di Asia Tenggara / FT
Tren layanan ride-sharing di Asia Tenggara / FT

Menurut beberapa pemberitaan lokal di Vietnam, kehadiran GO-JEK cukup disambut baik, pun demikian dari sisi regulasi. Pasalnya Grab telah begitu mendominasi pasar transportasi di wilayah tersebut. Penyelidikan otoritas setempat juga mengindikasi adanya pelanggaran undang-undang terkait persaingan usaha pasca akuisisi Uber.

Peran GO-PAY?

Belum ada kabar pasti soal memboyong layanan yang diusung PT Dompet Anak Bangsa (GO-PAY). Namun bisa dipastikan bahwa sistem pembayaran akan menjadi peta jalan produk GO-JEK di tiap negara. Sejak tahun Januari 2017, pemerintah Vietnam sudah mulai menyusun regulasi untuk mempertegas aturan soal e-money dan mata uang virtual. Kerangka kerjanya kini ada di bawah naungan State Bank of Vietnam (SBV) –sama seperti peran Bank Indonesia (BI) di sini.

Application Information Will Show Up Here

Gandeng Telkom Indonesia, OONA Hadirkan Layanan “Streaming” Konten Televisi Lokal dan Mancanegara

Menggandeng Telkom Indonesia, layanan OTT (Over The Top) OONA meluncurkan layanan streaming acara televisi lokal dan mancanegara. Aplikasi yang diluncurkan akhir tahun 2017 ini dimiliki oleh OONA Mobile App, perusahaan patungan Omni Channels Asia (TV4 Entertainment dan Multi Channels Asia).

Kepada DailySocial, CEO dan Founder OONA Christophe Hochart mengungkapkan, OONA merupakan layanan OTT yang sarat dengan kanal televisi, permainan, dan rewards (dalam bentuk tcoin) untuk pengguna. Layanan gratis ini masih memberikan invitation kepada 600 ribu orang terpilih dan segera menghadirkan TV Lokal dan Global kepada setiap pengguna smartphone di Indonesia.

“Pengalaman pengguna yang ada di OONA berbeda dengan layanan serupa lainnya. OONA merupakan layanan yang sepenuhnya dilengkapi dengan iklan yang tersemat langsung. Berisikan tayangan televisi lokal hingga mancanegara yang bisa langsung dipilih pengguna saat mendaftarkan di awal.”

Dilengkapi chatbot “Siskabot” dan Programmatic Advertising

Fitur chatbot OONA "Siskabot"
Fitur chatbot OONA “Siskabot”

Tidak sekedar layanan TV streaming, OONA dilengkapi dengan fitur chatbot yang bernama Siskabot. Fitur ini langsung ditemui pengguna usai melakukan registrasi. Fungsinya adalah untuk menentukan jenis acara televisi yang disukai pengguna dan iklan yang relevan untuk advertiser dan pemilik konten.

“Dengan teknologi AI, Siskabot juga menciptakan relasi personal antara pengguna dengan OONA, memanfaatkan chatbot. Semakin sering dialog atau percakapan yang dilakukan dengan Siskabot, semakin besar peluang pengguna mendapatkan tcoin,” kata Christophe.

Fitur chatbot Siskabot diklaim bisa membantu advertiser untuk melakukan kegiatan pemasaran yang tepat memanfaatkan penerapan teknologi AI.

Hal ini diklaim menguntungkan semua pihak, termasuk pengguna OONA, operator telekomunikasi, studio, dan pemilik konten untuk melakukan monetisasi. OONA juga menerapkan Programmatic Advertising dalam kegiatan pemasaran, sehingga iklan yang dihadirkan lebih relevan dan langsung ke pengguna yang tepat.

Untuk mengajak lebih banyak pengguna melihat iklan dan mengumpulkan poin, OONA dan Telkom Indonesia telah menyiapkan hadiah atau rewards yang beragam yang bisa ditukar voucher makan gratis di restoran terpilih, pembelian barang, hingga beragam produk dari Telkom Indonesia.

tcoin yang bisa dikumpulkan dalam OONA wallet memungkinkan pengguna untuk mendapatkan level atau jenjang bagi pengguna. Mulai dari Rookie hingga Master, tergantung dari jumlah tcoin yang terkumpul,” kata Christophe.

Target OONA tahun ini

Platform streaming OONA diharapkan bisa menjadi media yang tepat memberikan hiburan kepada pengguna tanpa adanya paksaan atau gangguan iklan saat menikmati konten secara gratis. Masih fokus kepada pengenalan dan brand awareness, tahun ini OONA masih memiliki rencana yang ingin diwujudkan.

“Target OONA di Indonesia pada akhir 2018 adalah membawa 50 channel internasional tambahan di platform OONA di Indonesia dan fokus mendukung Indonesia Free To Air Channels ke OTT dan meningkatkan FTA revenue melalui iklan yang terprogram (programmatic advertising). Terakhir, kami bertujuan untuk membawa lebih banyak studio lokal untuk membuat channels Digital Free to Air mereka sendiri dan menjadi Channels sendiri,” tutup Christophe.

Application Information Will Show Up Here

Go-Jek Arrives in Gorontalo, Partners with Three-Wheeler Drivers

Go-Jek comes with another innovation to tighten its position as the leading on-demand industry in Indonesia. While in the other cities Go-Jek partners with two-wheelers, in Gorontalo, three-wheelers will be in charge of the services. It’s the first time in the segment as Go-Jek’s attempt to raise awareness of local wisdom.

“As any other on-demand transportation in other cities, bentor has been a part of daily life in Gorontalo. They take an important role in public’s economy. We’ve seen the work of bentor can be accelerated using Go-Jek’s technology. Therefore, in Gorontalo, we’ll be focused on encouraging bentor,” Michael Say, Go-Jek’s VP Corporate, said.

Go-Jek partners with bentor to create opportunities using its services. Periodically, they also provide health insurance, partnering with BPJS and some financial institutions with affordable price (starts from Rp15,000), Mortgage (starts from Rp42,000), and Hajj and Umrah (starts from Rp30,000).

“Go-Jek’s mission is to give partners opportunity to improve welfare for them and their families, not only income, but also protection, prosperity, and future plans,” he added.

The service will begin in May 2018. People can straightly use few services, such as Go-Ride, Go-Food, Go-Send, and Go-Shop

Anandita Danaatmaja, Strategic Regional Head of Go-Jek Kalimantan and Sulawesi, said at an early stage in Gorontalo, all services will be facilitated by bentor. Go-Jek arrival is expected to be helpful not only for Gorontalo’s public but also the Bentors.

“The services intend to facilitate not only customers. Furthermore, Bentors won’t depend only on transportation service, but also from the other services in Go-Jek. Consumers, too, will be much helped,” Danaatmaja, said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

GrabShopID is Now Selling Grab Vouchers

Grab is adding a new business line by making a microsite for Grab vouchers, GrabShopID. It was launched on March 25, 2018, and now available for all Indonesia’s customers.

GrabShopID is managed by Grab Indonesia’s Business Development team. It provides variant nominals, start from Rp10,000 to Rp1,000,000. Vouchers are valid for three months after the date of issue.

It’s formed to be a solution for customers from any classes, including retails and corporates. They can purchase vouchers as gifts for the third party. GrabGift can be used for certain events, loyalty programs, and many more.

“Our focus is to create the best user experience. The launching of GrabGift [GrabShopID] is our commitment to being innovative to provide users with the best services possible. The microsite intends to facilitate public in getting Grab’s discount voucher, whether for their own use or as a gift for others,” Mediko Azwar, Grab Indonesia’s Marketing Director, said.

He explained that Grab is trying to learn the local problems in their operational countries. It is said to have a local team that aware of the problems thoroughly and prepare the solution. With six R&Ds in all over the world, including Indonesia, Grab has brought its best talents to support local products.

“Our current focus is to provide the best services and user experience in this country, from the Western side to the East of Indonesia.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

GrabShopID Layani Penjualan Voucher Grab

Grab kembali menambah lini bisnisnya dengan membuat microsite untuk membeli voucher Grab, GrabShopID. Diluncurkan pada 25 Maret 2018 silam, GrabShopID sudah bisa digunakan oleh seluruh pengguna Grab Indonesia.

GrabShopID dikelola oleh tim Business Development Grab Indonesia. GrabShopID menyediakan nominal voucher yang bervariasi, mulai dari Rp10.000 hingga Rp1.000.000. Sedangkan masa berlaku kode voucher berlaku tiga bulan sejak diterbitkan.

GrabShopID disiapkan untuk menjadi solusi yang bisa digunakan pengguna berbagai kalangan, termasuk ritel dan korporat. Mereka dapat membeli voucher dan menghadiahkannya ke pihak ketiga. GrabGift bisa digunakan untuk keperluan acara khusus, program loyalitas, dan lain-lain.

“Fokus kami adalah terus menciptakan pengalaman terbaik kepada para pengguna kami. Peluncuran GrabGift [GrabShopID] merupakan wujud dari komitmen kami untuk terus berinovasi dalam memberikan pelayanan kepada para pengguna. Microsite ini dapat memudahkan masyarakat dalam memperoleh voucher potongan perjalanan Grab, baik untuk digunakan sendiri maupun diberikan kepada pihak lain,” terang Marketing Director Grab Indonesia Mediko Azwar.

Mediko menjelaskan, Grab mencoba mengetahui permasalahan lokal di setiap negara tempat mereka beroperasi. Grab disebut memiliki tim lokal yang mengetahui masalah secara menyeluruh dan bersiap memberikan solusinya. Dengan enam pusat R&D yang tersebar di seluruh dunia, termasuk Indonesia, Grab membawa talenta terbaik untuk mendukung produk lokal.

“Fokus kami saat ini adalah menyediakan pelayanan serta pengalaman yang terbaik bagi seluruh pengguna di tanah air, mulai dari provinsi paling Barat hingga Timur Indonesia,” lanjut Mediko.

Application Information Will Show Up Here

Layanan Rental Power Bank dari ReCharge Hadir di Jakarta

Mobilitas masyarakat Indonesia saat ini didukung penuh perangkat smartphone mereka. Selain komunikasi, smartphone juga sering dimanfaatkan untuk bertransaksi, menikmati hiburan dan media sosial, hingga mengakses berkas pekerjaan. Menjaga smartphone untuk tetap menyala menjadi sebuah kebutuhan. Dengan ide yang cukup unik, ReCharge hadir sebagai layanan penyewaan power bank.

ReCharge memanfaatkan teknologi untuk membantu masyarakat menyewa dan mengembalikan power bank dengan mudah. Sebutan on demand power bank rental mungkin tidak berlebihan, karena untuk memanfaatkan layanan ini masyarakat perlu memasang aplikasi untuk mengetahui lokasi terdekat “stasiun” ReCharge dan bertransaksi.

Saat ini ReCharge sudah hadir di 50 lokasi di Jakarta, seperti Pacific Place Mall, FX Mall, Pondok Indah Mall, Emporium Mall, dan beberapa cafe dan restoran di sekitar mall-mall yang sudah disebutkan.

Diterangkan CEO ReCharge Dick Listijono, pihaknya saat ini hanya mengembangkan layanan untuk penyewaan power bank. Mereka membuka jaringan ReCharge Stations di tempat-tempat ramai. Hadirnya ReCharge Station di kafe, restoran, dan rumah sakit diharapkan bisa meningkatkan pelayanan terhadap pengguna.

Sistem yang diterapkan ReCharge mungkin tergolong baru di Indonesia, namun sistem ini sudah bisa ditemui di negara seperti Tiongkok.

Dick sendiri cukup optimis bisa diterima masyarakat Indonesia karena populasi pengguna perangkat smartphone yang tumbuh berbarengan dengan adopsi yang cepat untuk penggunaan media sosial, layanan e-commerce, dan layanan lainnya. Hal ini berimbas pada kebutuhan daya (batere) smartphone untuk selalu menyala.

Saat ini pekerjaan rumah terbesar ReCharge ialah perluasan jaringan ReCharge Stations yang ada. ReCharge menargetkan kehadirannya di 500 lokasi tahun 2018  ini, termasuk sejumlah lokasi di luar Jakarta.

Application Information Will Show Up Here

Go-Jek Enters Content Business, Soon to Launch Go-Play

Go-Jek is entering video-based online content business on-demand, like Netflix or HOOQ. The expansion is triggered to secure Go-Jek position as all-in-one service for Indonesians, with Go-Pay as the primary e-wallet. The service will be named Go-Play with a subscription business model.

According to Go-Jek’s SVP of Acquisition and Development, Michy Gustavia, during Asia-Pacific Video Operators’ Summit, Go-Play will allow users to subscribe to digital content by daily, weekly, or monthly payment.

Go-Jek has made a special unit called “Go-Studio” to handle the content production, but also open for collaboration with other local creators and production house. Go-Jek will use the existing data to analyze users’ habit and produce content accordingly.

The 95% of contents are Indonesian films. Some of those are related to the activity inside Go-Jek’s ecosystem. For example, the first documentary film is about the high rate of canceled order for women’s drivers. The problem is to be analyzed through data and the study will be delivered through the film.

With a strong users’ penetration, company’s internal data shows there are 9.5 million active users per December, and the expanding payment system, Go-Jek aims to be a digital service accommodating various needs of the communities.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Grab dan Rexona Hadirkan Layanan GrabGerak untuk Penyandang Disabilitas

Grab memperkenalkan GrabGerak bekerja sama dengan Rexona, salah satu produsen deodoran kenamaan. GrabGerak adalah sebuah solusi untuk mendukung mobilitas para penyandang disabilitas. Grab juga disebutkan menjalin kerja sama dengan KitaBisa untuk mendukung DifaBike, layanan transportasi khusus penyandang disabilitas.

Rexona sendiri lebih dulu mengembangkan aplikasi Gerak, sebuah asisten mobilitas suara bagi penyandang disabilitas di Indonesia. Melalui aplikasi mobile ini pengguna hanya cukup berbicara atau chatting, selanjutnya penyandang disabilitas dapat menemukan tempat-tempat ramah disabilitas. Kemudian disempurnakan bersama Grab dalam GrabGerak, menjadi layanan transportasi online dari yang bisa mengantarkan mereka ke tempat-tempat tersebut.

“Mobilitas dan aksesibilitas bukanlah sebuah keistimewaan, namun hak dasar setiap manusia. Kepercayaan inilah yang mendasari konsep dari inisiatif kami. Sebagai platform transportasi terkemuka di Asia Tenggara, inisiatif ini merupakah langkah alamiah bagi kami untuk menjangkau lebih jauh dari apa yang pasar lakukan,” terang Marketing Director of Grab Indonesia Mediko Azwar.

Inisiatif GrabGerak ini meliputi armada Grab dengan stiker khusus untuk membantu para penyandang disabilitas. Saat ini, dalam masa uji coba total ada 118 armada di wilayah Jabodetabek yang siap melayani. Mitra pengemudi juga sudah mendapatkan sertifikasi sehingga memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk membuat pengguna disablititas tetap merasa aman dan nyaman.

“Ini adalah awal bagi perusahaan kami untuk melayani seluruh demografi pelanggan di Asia Tenggara dengan sepenuhnya. Kami akan terus mencari peluang dan meningkatkan layanan kami sehingga semua orang, terlepas latar belakang dan kondisi fisiknya dapat menikmati layanan transportasi terbaik dan meraih aspirasi hidupnya,” tutup Mediko.

Application Information Will Show Up Here

 

Go-Jek Makin Agresif Demi Muluskan Rencana Ekspansi Asia Tenggara

Go-Jek makin santer diberitakan berbagai media asing terkait rencana ekspansi pasca hengkangnya Uber dari pasar Asia Tenggara. Go-Jek bisa dibilang sebagai pihak yang penting untuk mencegah monopoli Grab di pasar ini.

Kabar terbaru menyebut saat ini Go-Jek sedang berdiskusi tahap awal dengan operator taksi Singapura ComfortDelGro dan hari ini (24/4) bertemu dengan regulator transportasi Filipina (LTFRB).

Dikutip dari TechCrunch, awalnya Singapura belum masuk ke dalam daftar negara yang bakal dibidik Go-Jek, Vietnam, Thailand, dan Filipina. Namun menurut sumbernya, Go-Jek tengah berdiskusi dengan operator taksi ComfortDelGro untuk layanan Go-Car.

Memilih ComfortDelGro dinilai sebagai strategi yang tepat ketimbang Go-Jek harus bangun bisnis dari awal. Disebutkan ComfortDelGro memiliki 15 ribu unit taksi yang beredar. ComfortDelGro sebelumnya adalah mitra Uber.

Go-Jek telah memiliki kantor di Singapura namun masih fokus sebagai business hub.

Disebut ada kebutuhan dari sisi pengemudi taksi yang merasa kurang nyaman lantaran hanya ada Grab sebagai opsi ride hailing yang tersedia. Hal ini bisa menjadi peluang bagi Go-Jek.

Pihak Go-Jek juga pada hari ini (24/4) bertemu dengan regulator bidang transportasi Filipina untuk membahas bagaimana perusahaan transportasi online dapat beroperasi di sana.

“Mereka ingin memperkenalkan diri secara pribadi dan mungkin mereka akan meminta persyaratan [untuk akreditasi perusahaan jaringan transportasi (TNC)]. Kami akan mendengarkan apa yang mereka tawarkan,” kata Anggota dewan bidang transportasi Aileen Lizada dikutip dari Rappler.

Dalam prosesnya, perusahaan yang sudah memiliki akreditasi TNC diharuskan menyediakan layanan transportasi dengan aplikasi berbasis internet atau platform digital dan menghubungkan penumpang dengan pengemudi menggunakan kendaraan pribadi mereka.

Ramainya pemain ride hailing di Filipina

Selain Go-Jek, menurut Lizada, ada dua pemain lokal lainnya yang sudah menunjukkan niatannya untuk beroperasi sebagai TNC, yakni platform taxi hailing dari Cebu MiCab dan pemain ride hailing baru Owto. Pemain lainnya, Hiro Transport System Inc dikabarkan segera memperoleh akreditasi TNC.

“Owto dan MiCab mengajukan sebagai TNC, sementara U-Hop dan Grab untuk pembaruan akreditasi.”

Sebelumnya, regulator telah memberikan akreditasi TNC untuk GoLag Incorporated, Hirna Mobility Solutions Incorporated, dan Hype Transport Systems Incorporated.

Regulator di negara tersebut membatasi jumlah kendaraan ride sharing hanya 65 ribu berlaku untuk semua pemain aplikasi dan bakal meninjau setiap tiga bulan sekali.

“Akreditasi TNC baru merupakan perkembangan kami sambut baik demi memungkinkan penumpang memiliki lebih banyak pilihan. Kami mencatat, bagaimanapun TNC yang masuk dibiarkan hanya memiliki 7% pangsa di pasar,” kata perwakilan dari Komisi Persaingan Filipina (PCC).