Road to Wild Rift Icon Series: ONIC Esports dan MORPH Team

Pekan lalu kita sudah membahas profil BOOM Esports dan Aerowolf Pro Team dalam menghadapi pertandingan Wild Rift: Icon Series. Dua tim tersebut terlihat sudah banyak berbenah demi memastikan tim mereka siap untuk bertanding. Contohnya seperti merekrut pelatih League of Legends profesional yaitu OMO di BOOM Esports atau melakukan berbagai latih tanding untuk terus belajar seperti pada Aerowolf Pro Team

Bagaimana dengan tim yang lainnya? Pekan lalu yang kita bahas adalah “duo serigala”. Pekan ini kita akan membahas dua tim yang sama-sama punya warna cerah, ONIC Esports dan MORPH Team. Bagaimana kesiapan mereka? Berikut hasil wawancara dari Hybrid.co.id.

 

ONIC Esports – Menanti Aksi Pemain Liga Utama yang Hijrah ke Wild Rift


View this post on Instagram

A post shared by ONIC (@onic.esports)

Si landak kuning adalah salah satu tim pertama yang diumumkan sebagai tim undangan ke dalam pertandingan Wild Rift Icon Series oleh Riot Games. Namun diundangnya ONIC Esports sempat memicu pertanyaan di tengah komunitas karena mereka terlihat belum memiliki divisi Wild Rift. Karenanya saya pun mencoba menanyakan langsung soal persiapan ONIC Esports dalam menghadapi pertandingan tersebut kepada sang CEO yaitu Shawn Liem. Pertama-tama soal roster pemainnya. Sampai saat ini ONIC Esports belum menunjukkan sosok pemain-pemain divisi Wild Rift. Terakhir kali, media sosial resmi mereka baru menampilkan poster Coming Soon dari divisi Wild Rift. Terkait hal tersebut, Shawn pun menjawab. “Kalau soal roster, kami melakukan seleksi terbuka yang melibatkan seleksi administratif dan seleksi kemampuan. Untuk seleksi kemampuan, pemain ditandingkan dalam format turnamen, namun rekan satu tim mereka dicampur-campur. Tujuannya sendiri adalah supaya kami bisa melihat bagaimana konsistensi permainan serta kemampuan pemahaman aspek makro/mikro terhadap game-nya itu sendiri dari sang pemain.” “Terkait pemainnya, divisi Wild Rift kami punya latar belakang yang berbeda-beda, namun pada dasarnya memang pemain yang pernah punya pengalaman atau pencapaian di bidang kompetitif game MOBA. Bahkan salah satu pemain divisi Wild Rift kami adalah mantan pemain MPL di game MLBB.” Shawn Liem melanjutkan pembahasan soal siapa saja pemainnya.

Sumber Gambar - YouTube Channel BRODO
Sumber Gambar – Facebook Page Brodo Footwear

Melanjutkan pembahasan, pertanyaan selanjutnya adalah soal persiapan. “Pastinya latihan rutin, tapi selain itu manajemen juga berusaha sebisa mungkin menjaga kesehatan dan kekompakkan pemain. Dalam hal kesehatan, kami juga rutin mengadakan morning workout untuk para pemain. Salah satu alasannya adalah karena kami percaya bahwa kondisi fisik yang prima akan menunjang performa permainan sang pemain.” Tutur Shawn. Lalu bagaimana dengan hasil latih tanding yang telah berjalan? Shawn Liem pun mengatakan. “Hasil latihan yang didapat sejauh ini sudah cukup baik. Tapi kalau ditanya sesuai harapan atau tidak, saya belum bisa memberi jawaban pasti. Alasannya adalah karena saya merasa hasil latih tanding dengan pertandingan sungguhan itu bisa berbeda hasilnya.” Menghadapi organisasi-organisasi esports ternama Indonesia di pertandingan Wild Rift Icon Series, Shawn Liem mengaku bahwa dirinya dan manajemen lebih fokus kepada sisi internal ketimbang mewaspadai dari sisi eksternal. “Saya pikir lawan terberat tetaplah dari sisi internal. Bagaimanapun, berat/ringan lawan yang dihadapi itu berasal dari perspektif yang tergantung dari seberapa siap kami menghadapi sebuah pertandingan.”  

MORPH Team – Tak Gentar Dengan Segala Tantangan

 

 

 

View this post on Instagram

 

A post shared by 1st Beyond Esports team 🇮🇩 (@morph.team)

Selanjutnya adalah MORPH Team. Diundangnya tim ini ke dalam Wild Rift Icon Series mungkin memang mengejutkan, mengingat MORPH Team yang jarang terlihat di skena kompetitif MOBA. Lalu, apakah MORPH Team mampu untuk mengubah semua hal tersebut dan menjadi yang terbaik di Wild Rift Icon Series?

Untuk membahas berbagai persiapan MORPH Team dalam mengahadapi Wild Rift Icon Series, saya pun mewawancara Yohanes Putra atau “Yohapets” yang merupakan Mobile Divisions Manager dari MORPH Team. Pertama-tama soal perekrutan. Metode yang dilakukan MORPH Team tergolong mirip dengan tim-tim lainnya, yaitu melalui seleksi terbuka.

“Untuk mencari pemain, kami melakukan seleksi terbuka. Ada dua gelombang seleksi. Pertama-tama kami meminta pemain-pemain tersebut mengirimkan portfolio pengalamannya. Dari portfolio tersebut saya saring siapa saja yang lolos untuk lanjut ke tahap kedua. Pada tahap kedua saya pertandingkan semua pemain tersebut. Kebetulan divisi Wild Rift MORPH Team saat ini adalah mereka yang jadi juara di tahap kedua.” Tutur Yohanes.

Lalu siapa saja pemain-pemain tersebut? “Kalau ditanya siapa, saya belum bisa ungkap jelas, tunggu saja pengumumannya di media sosial kami. Tapi sebagai petunjuk, 4 pemain Wild Rift yang lolos itu dulunya pernah menjadi pemain top 100 di MOBA Vainglory. Mereka juga sudah ikut beberapa turnamen komunitas saat dalam masa open trials dan berhasil mendapatkan peringkat top 3 di turnamen-turnamen tersebut.” Jawab Yohanes.

Yohanes Putra atau Yohapets, sosok Mobile Divisions Manager dari MORPH Team.
Yohanes Putra atau Yohapets, sosok Mobile Divisions Manager dari MORPH Team.

Soal persiapan, Yohanes mengaku bahwa para pemain Wild Rift MORPH Team saat ini sudah dikumpulkan ke dalam satu gaming house. Sama seperti tim lainnya, scrim (latih tanding) menjadi salah satu menu utama dalam mempersiapkan tim.

Lalu apakah hasil scrim yang didapatkan sudah memuaskan? Yohanes pun menjawab. “Kalau dibilang memuaskan, menurut gue sudah cukup memuaskan. Seperti tadi gue bilang, mereka juga tergolong sebagai tim top 3 yang kuat di Indonesia. Di luar dari itu, gue sih tetap menekankan pola pikir tidak pernah puas kepada pemain. Gue berusaha menekankan kepada pemain supaya mentarget juara dunia dan terus belajar supaya bisa terus menang.”

Terkait lawan-lawannya, Yohanes memberikan sebuah pernyataan yang cukup berani. “Kalau lawan berat spesifik dari Indoesia, sejauh ini gue merasa enggak ada tim yang perlu ditakutin. Begitu juga dengan tim luar negeri, enggak ada yang jadi ancaman karena semuanya sama. Tetapi gue tetap berpikir respect lawan itu adalah hal yang perlu, karena semua tim pasti sama-sama ingin jadi juara di pertandingan ini.”

 

Pertandingan Wild Rift Icon Series Indonesia akan diselenggarakan pada tanggal 19 – 21 Maret 2021 mendatang. Pertandingan Wild Rift Icon Series sendiri sudah dimulai sejak akhir pekan lalu (27-28 Februari 2021) dimulai dengan pertandingan tim-tim Vietnam. Pertandingan masih berlanjut pada akhir pekan ini dengan giliran tim-tim asal Malaysia yang berlaga.

Sumber Gambar Utama – Instagram @morph.team

NXL Ligagame Juara VALORANT Champions Tour Week 02, Pekan Perdana MPL ID Season 7

Akhir pekan lalu menjadi akhir pekan yang padat dengan hadirnya berbagai pertandingan esports, mulai dari VALORANT hingga MPL Indonesia yang sudah dimulai. Selain itu, beberapa tim esports juga mengumumkan kolaborasi menarik mereka. Berikut rekap berita esports di awal Maret 2021.

NXL Ligagame Juara VALORANT Champions Tour Week 02 Final Qualifier

NXL Ligagame kembali menunjukkan tajinya di dalam gelaran VALORANT Champions Tour Final Qualifier Week 02. Kali ini flipzjder dan kawan-kawan harus berhadapan dengan BOOM Esports di babak final. Pertandingan berjalan dengan sangat sengit. Berawal dari kemenangan solid BOOM Esports di game pertama, NXL Ligagame langsung melibas dua game berikutnya. Tetapi dua map tersebut dimenangkan dengan skor yang tipis-tipis, 13-11 di game kedua dan 13-10 di game kedua. Bertanding dalam seri best-of 5, game ke-4 adalah game penentuan. Rivalitas dan jarak kemampuan antar keduanya terlihat sangatlah tipis sehingga pertandingan mencapai babak overtime. Tetapi pada akhirnya NXL Ligagame berhasil menjadi pemenang dengan skor 17-15.

MPL Indonesia Season 7 Memulai Pekan Perdananya

Kamis lalu (25/02) Moonton mengadakan konfrensi pers mengumumkan kehadiran kembali liga kasta utama MLBB yaitu MPL di musim yang ke-7. Liga MPL Indonesia tidak menampilkan terlalu banyak perubahan di musim ini. Namun Moonton mencoba memberi suasana baru dengan menghadirkan salah satu band indie ternama yaitu .Feast sebagai pembuat soundtrack MPL Indonesia. Selain itu, akhir pekan lalu juga menjadi pertandingan perdana dari MPL Indonesia. Beberapa kejutan langsung terjadi di pekan perdana. Salah satunya adalah penampilan impresif dari Bigetron Alpha yang berhasil libas kemenangan di dua pertandingannya pada pekan itu. Pekan ini juga menampilkan matchup yang menarik, RRQ melawan Alter Ego. Sayang pertandingan tidak seperti apa yang diharapkan penggemar. Berharap mendapatkan pertandingan sengit namun Alter Ego ternyata tampil solid dan mendapat kemenangan 2-0 atas RRQ.

Fnatic Juara Dota 2 Regional League SEA

https://twitter.com/pglesports/status/1364588872361984001

Akhir pekan lalu juga menjadi pekan pertandingan terakhir dari Dota 2 Pro Circuit Regional League – SEA. Setelah melalui 6 pekan pertandinga, Fnatic pun akhirnya keluar sebagai juara liga Upper Division. Kemenangan tersebut memberikan mereka hadiah uang sebesar US$30.000 dan slot langsung menuju ke babak Playoff dari Singapore Major. Pada sisi lain BOOM Esports berhasil finish di peringkat ke-5. Walau mungkin bukan hasil yang diharapkan, namun BOOM Esports tergolong sudah tampil cukup baik dan masih mendapatkan 50 DPC Points dari pertandingan tersebut.

Wild Rift Icon Series Pekan Pertama, Tim RSG Juara Vietnam

Wild Rift Icon Series sudah dimulai! Pekan perdana dimulai dengan pertandingan khusus untuk tim-tim asal Vietnam. Pertandingan sudah menunjukkan rivalitas yang luar biasa sengit. Babak final mempertemukan Resurgence dengan Divine Esports yang berakhir dengan skor 3-2. Divine Esports mendapat keunggulan lebih dahulu lalu dibalas oleh Resurgence di game kedua. Divine Esports membalas lagi di game ketiga, namun Resurgence berhasil tampil lebih solid di game ke-4 dan 5 sehingga berhasil keluar menjadi juara. Dalam pertandingan tersebut, Champion Olaf tampak menjadi salah satu pilihan yang kuat bagi Resurgence untuk memenangkan pertandingan demi pertandingan. Pekan depan pertandingan Icon Series akan berlanjut dengan menampilkan tim-tim dari Malaysia.

Bursa Transfer PUBG Mobile: NoMercy Pindah Ke AURA Esports

Bursa transfer skena PUBG Mobile terlihat cukup sepi di akhir pekan lalu. Mengutip dari Instagram resmi esports PUBG Mobile, hanya ada satu pengumuman yaitu NoMercy yang terlihat pindah dari MORPH ke AURA Esports. Selain bursa transfer, @pubgmobile.esports.id juga menampilkan daftar pemain-pemain free agent yang belum terlihat perpindahannya. Beberapa dari daftar tersebut adalah sosok sosok pemain yang menjanjikan seperti Jerssy yang dahulu bermain untuk ION Esports, ataupun Kingzzz yang adalah mantan pemain Bigetron Esports di awal-awal dan terakhir kali bermain untuk Red Rockets.

ONIC Esports Tunjuk JUARA Apparel Sebagai Merchandise Partner

Sumber Gambar - Rilis ONIC Esports
Sumber Gambar – Rilis ONIC Esports

Bisnis merchandise sepertinya menjadi salah satu peluang yang menjanjikan bagi tim esports. Karenanya baru-baru ini ONIC Esports pun menunjuk JUARA Apparel sebagai merchandise partner untuk lebih serius di bidang bisnis tersebut. JUARA Apparel sendiri merupakan salah satu penyedia apparel yang cukup sukses di industri sepak bola dan menjadi penyedia apparel bagi tim PERSIJA. Lebih lanjut, ONIC Esports menyampaikan bahwa mereka akan merilis jersey terbarunya di bulan Maret. Mengutip rilis, dikabarkan jersey akan hadir dalam 3 jenis yaitu Home, Away, dan Alternate yang akan tampil dengan mengusung konsep “rebel”.

RRQ Perkenalkan Virtual Streamers Bernama Ryo

 

 

 

 

View this post on Instagram

 

A post shared by RRQ Streamers (@rrq_streamers)

RRQ sudah cukup sukses lewat esports. Kini, sang “raja dari segala raja” melebarkan sayapnya dan mengumumkan divisi terbaru yang diberi nama RRQ Streamers. Seperti namanya, divisi ini akan menaungi, mengembangkan, dan mengarahkan sosok-sosok live-streamers lokal agar menjadi lebih baik. Bukan cuma sosok-sosok streamers yang memang sudah punya nama di dunia gaming seperti Lipay, Kenboo, atau Liam, RRQ Streamers juga menampilkan sosok Virtual Streamers yang bernama Ryo. Selain menjadi bagian dari RRQ Streamers, Ryo juga merupakan Official Mascot Team RRQ yang akan hadir menghibur di channel Team RRQ nantinya.

Krafton Umumkan PUBG: New State

Pengembang PUBG yang orisinil baru saja meluncurkan iterasi Battle Royale terbarunya yang diberi nama PUBG: New State. Beda dengan PUBG Mobile yang dikembangkan oleh Tencent/Lightspeed & Quantum, PUBG: New State akan dikembangkan oleh pengembang asli game PUBG di PC yaitu Krafton/PUBG Studio. PUBG: New State mencoba memberikan sedikit kesegaran dan tampil beda dibanding PUBG. Game tersebut memiliki latar waktu di tahun 2051 sehingga menjelaskan mengapa persenjataan, perlengkapan, dan kendaraan yang tampil di trailer terlihat futuristik. Selain tema futuristik, New State juga dikabarkan akan memberikan fitur yang memungkinkan pemain melakukan kustomisasi senjata di tengah permainan. PUBG: New State kini dalam masa pre-register di Google Play Store dan Apple App Store. New State rilis tahun 2021, namun belum mendapat tanggal pasti.

VALORANT Hadirkan Agent Baru Berkemampuan Kosmik Bernama Astra

Riot Games sepertinya terus berusaha mendobrak genre tactical 5v5 FPS melalui game terbarunya yaitu VALORANT. Baru-baru ini VALORANT menghadirkan Agent baru bernama Astra. Sosok Astra merupakan Agent dengan kekuatan kosmik yang mampu mengubah bintang-bintang yang ia tempatkan di dalam map menjadi apapun yang ia mau, entah itu smoke, pusaran yang mengganggu pergerakan lawannya, ataupun ledakan yang mengganggu pandangan. Sebagai penutup, Astra mampu membuat sebuah tabir galaksi di bagian yang ditentukan pemain. Tinggi dari tabir galaksi Astra cukup istimewa. Tidak seperti Toxic Screen milik Viper yang hanya setinggi kebanyakan Agent VALORANT, tinggi Cosmic Divide milik Astra sampai menyentuh langit. Skill tersebut kemungkinan akan menjadi counter keras terhadap Jett yang bisa terbang dan menyerang lawannya dari balik tembok.

Sumber Gambar Utama – TeamNXL Official Website

14 Kolaborasi antara Brand Apparel dan Esports di Indonesia ataupun Dunia

Popularitas esports membuat banyak merek non-endemik tertarik untuk menjajaki dunia competitive gaming, mulai dari merek snack, perbankan, sampai otomotif. Merek pakaian, baik lokal maupun internasional, juga mulai aktif di dunia esports. Berikut beberapa merek pakaian dan sepatu lokal yang pernah bekerja sama dengan organisasi esports di Indonesia.

Thanksinsomnia

EVOS Esports menggandeng Thanksinsomnia pada Juli 2019. Ketika itu, EVOS mengungkap, alasan mereka bekerja sama dengan merek streetwear tersebut adalah karena mereka ingin dikenal tidak hanya sebagai tim esports, tapi juga brand lifestyle. Kaos menjadi salah satu produk hasil kolaborasi keduanya. Mereka juga membuat jaket hoodie. Mohan Hazian, pendiri Thanksinsomnia mengaku, mereka bersedia bekerja sama dengan EVOS karena mereka memang ingin merilis produk bertema esports.

Jaket hoodie hasil kolaborasi EVOS dengan Thanksinsomnia.
Jaket hoodie hasil kolaborasi EVOS dengan Thanksinsomnia.

W. Essentiels

Thanksinsomnia bukan satu-satunya merek streetwear yang digandeng oleh EVOS. W. Essentiels jadi merek streetwear lain yang juga digandeng oleh EVOS untuk membuat merchandise bersama. Bersama, EVOS dan W.Essentiels membuat dua kaos dan juga dua jaket hoodie. W. Essentiels sendiri merupakan merek asal Bandung yang didirikan pada 2010.

Urbain Inc

Tentu saja, EVOS bukan satu-satunya organisasi esports Tanah Air yang digandeng oleh merek apparel lokal. RRQ mengumumkan kerja samanya dengan Urbain Inc pada Oktober 2019. Kolaborasi yang bertema Vs Everybody ini ditujukan untuk “merangkul komunitas” di Indonesia. Salah satu hasil kerja sama antara Urbain Inc. dan RRQ adalah kaos. Selain itu, mereka juga membuat jaket hoodie.

Never Too Lavish (NTL)

Merek Never Too Lavish sempat ramai dibicarakan karena jaket denim buatan mereka digunakan oleh Presiden Joko Widodo. Pada 2020, mereka bekerja sama dengan Team Elvo. Kolaborasi tersebut diprakarsai oleh Andrew Tobias, pendiri Team Elvo. Dia mengungkap, alasannya menggandeng NTL adalah karena dia ingin para pemain Team Elvo tampil keren. Sementara Never Too Lavish tertarik untuk bekerja sama dengan Team Elvo karena misi dari organisasi esports tersebut.

“Mereka membawa konsep pemain harus tampil keren, harus benar baik dari sisi penampilan maupun disiplin,” kata pendiri Never Too Lavish, Bernhard “Hardthirteen” Suryaningrat, lapor Kompas. “Kami siap untuk menjadi pionir dari reformasi itu untuk scene gaming Indonesia.”

Selain itu, Never Too Lavish juga pernah bekerja sama dengan RVL Goods untuk melakukan lelang sepatu. Hasil dari pelelangan itu kemudian disumbangkan melalui Yayasan Sahabat Veteran Indonesia untuk membantu para veteran perang. Kolaborasi tersebut diadakan dalam rangka menyambut Hari Pahlawan pada 2019.

NAH Project

NAH Project menjadi salah satu merek sneakers lokal yang ikut aktif di scene esports. Bersama EVOS Esports, mereka membuat dua sneakers yang dinamai Legendary dan Coraggio. Dan meskipun NAH Project dikenal sebagai merek sneakers, mereka juga membuat produk-produk lain sebagai bagian dari kerja sama dengan EVOS, seperti kaos dan jaket.

KITC

KITC mengumumkan kerja samanya dengan ONIC Esports pada Agustus 2020. Hasil kolaborasi antara kedua merek ini beragam, mulai dari patch, masker, dan gantungan kunci sampai kaos, slingbag, dan jaket. Menariknya, KITC tidak  secara gamblang menampilkan nama atau ikon ONIC dalam produk-produk mereka. Sebagai gantinya, produk-produk tersebut menampilkan slogan khas PUBG Mobile, seperti “Winner Winner Chicken Dinner”.

Brodo

Selain NAH Project, Brodo menjadi merek sepatu lokal lain yang pernah menggandeng organisasi esports. Pada Desember 2020, mereka memamerkan sepatu edisi terbatas hasil kerja sama dengan ONIC Esports. Mereka mengklaim, sepatu ONIC x BRODO itu telah dirancang secara khusus untuk para penggemar esports dan fashion.

Esports tak hanya game atau olahraga, tapi sudah menjadi budaya dan gaya hidup untuk Gen-Z,” kata CEO ONIC Esports, Shawn Liem, dikutip dari HAI. “Karya kolaborasi kami dengan Brodo kami persembahkan sebagai bentuk apresiasi dan inspirasi agar para SONIC selalu berani melangkah dan terus maju ke depan bersama kami.”

Sepatu BRODO x ONIC.
Sepatu BRODO x ONIC.

Tren kerja sama antara merek pakaian atau sepatu dengan organisasi espots tak hanya terjadi di Indonesia. Di tingkat global pun, ada banyak merek sportswear dan luxury fashion yang menjadi sponsor atau rekan dari para pelaku dunia esports. Berikut beberapa merek pakaian dan sepatu ternama yang telah masuk ke dunia esports.

Adidas

Perusahaan asal Jerman ini telah aktif di dunia esports sejak 2018. Ketika itu, mereka menggandeng North, organisasi esports asal Nordik. Melalui kerja sama ini, Adidas menyediakan pakaian untuk para pemain North, yang akan dikenakan saat para pemain bertanding dan melakukan streaming, menurut laporan Esports Insider.

Selain itu, Adidas juga pernah bekerja sama dengan organisasi esports Prancis, Team Vitality untuk membuat sneakers edisi terbatas. Pada 2019, Adidas dan Team Vitality merilis sneakers yang dinamai VIT.01. Pada Desember 2020, mereka memperkenalkan sneakers edisi terbatas baru, yaitu VIT.02. Selain itu, mereka juga meluncurkan sepatu bertema Dragon Ball Z, X9000L3.

Nike

Sama seperti Adidas, Nike mulai aktif di dunia esports pada 2018. Mereka memasuki dunia esports ketika mereka membuat kontrak endorsement dengan Jian “Uzi” Zihao, salah satu pemain League of Legends di tim Tiongkok, Royal Never Give Up. Selain itu, Nike Tiongkok juga menjadi rekan resmi dari Laegue of Legends Pro League di Negeri Tirai Bambu tersebut. Di luar Tiongkok, mereka menjalin kerja sama dengan FURIA, organisasi esports asal Brasil, dan Vodafone Giants, yang berasal dari Spanyol. Tak hanya itu, mereka juga menjadi sponsor pakaian untuk SK Gaming asal Jerman serta T1 dari Korea Selatan.

Jian "Uzi" Zihao. | Sumber: Esports Observer
Jian “Uzi” Zihao. | Sumber: Esports Observer

Puma

Puma mulai tertarik untuk masuk ke dunia esports pada 2019. Sejauh ini, mereka sudah menggaet beberapa organisasi esports ternama, seperti Cloud9 dan Gen.G Esports. Pada awalnya, kerja sama Puma dengan Cloud9 hanya mencakup tim League of Legends mereka. Kemudian, Puma bersedia untuk membuat pakaian dari semua pemain Cloud9. Bersama Cloud9, Puma juga membuat koleksi pakaian khusus yang bisa dibeli oleh masyarakat luas. Sementara itu, salah satu bentuk kerja sama Puma dan Gen.G adalah membuat merchandise bersama.

Louis Vuitton

Kerja sama Louis Vuitton dengan Riot Games pada 2019 menjadi kali pertama merek luxury fashion itu masuk ke dunia esports. Melalui kerja sama itu, Louis Vuitton setuju untuk membuat trophy case dari Summoner’s Cup, trofi yang didapatkan oleh pemenang League of Legends World Championship. Selain itu, Louis Vuitton juga membuat koleksi pakaian bertema League of Legends.

Gucci

Mengikuti jejak Louis Vuitton, Gucci mulai masuk dunia esports pada 2020. Merek luxury fashion asal Italia itu menggandeng Fnatic, organisasi esports asal Inggris. Hasil kolaborasi mereka berupa jam tangan yang “terinspirasi dari Fnatic”. Walau dihargai £1,150 (sekitar Rp22 juta), jam tangan itu terjual habis.

Jam tangan Gucci yang terinspirasi oleh Fnatic.
Jam tangan Gucci yang terinspirasi oleh Fnatic.

Under Armour

Under Armour menandatangani kerja sama dengan organisasi esports asal Singapura, Team SMG, pada September 2020. Melalui kerja sama ini, para pemain Team SMG akan mengenakan pakaian bermerek Under Armour. Saat ini, Team SMG punya roster yang berlaga di Mobile Legends: Bang Bang, PUBG Mobile, dan Valorant.

Kappa

Kappa pertama kali masuk ke dunia esports pada 2019 dengan menggandeng organisasi esports asal Inggris, Vexed Gaming. Melalui kerja sama itu, Kappa menyediakan pakaian untuk para pemain Vexed Gaming, yang digunakan baik ketika mereka bertanding atau dalam keseharian mereka. Selain itu, keduanya juga membuat koleksi pakaian yang bisa dibeli oleh para fans.

Pada 2020, Kappa lalu bekerja sama dengan tim Dota 2 Tiongkok, Royal Never Give Up. Sejak saat itu, mereka juga aktif mendukung berbagai pelaku esports lain, mulai dari MAD Lions, London Esports, Audacity Esports, sampai ESL Premiership.

Sumber header: Daily Esports

5 Pemain Paling Bersinar di VALORANT First Strike Indonesia Menurut Para Shoutcaster

Pertandingan VALORANT First Strike Indonesia telah rampung dilaksanakan pekan lalu, 6 Desember 2020. NXL Ligagame bisa dibilang sebagai tim VALORANT terbaik Indonesia saat ini mengingat turnamen tersebut adalah kejuaraan nasional Indonesia perdana yang resmi dari sang pengembang, Riot Games. Terlepas dari gelar NXL Ligagame, VALORANT First Strike telah menunjukkan berbagai kejutan serta dinamika kompetisi yang sangat tidak terduga sepanjang pertandingan berjalan.

RRQ Endeavour dan ONIC Esports ternyata terbukti masih belum bisa melampaui MORPH Team dan Alter Ego. Pada sisi lain, MORPH Team dan BOOM Esports yang tidak berhasil melaju ke babak final jadi beberapa hal yang mungkin tidak terduga oleh para penikmat skena kompetitif VALORANT Indonesia. Lewat turnamen ini kita bisa melihat ada pergeseran kekuatan di kancah VALORANT Indonesia. Selain dari sisi tim, bagaimana dengan para pemainnya?

Para shoutcaster VALORANT First Strike Indonesia berkesempatan memberikan pendapat mereka soal siapa-siapa saja yang bermain paling bersinar sepanjang gelaran turnamen. Berikut pendapat para shoutcaster terhadap 5 pemain paling bersinar di VALORANT First Strike Indonesia.

 

Bella “Heartfire”

Bella Heartfire - Sumber: Dokumentasi Pribadi Bella
Bella Heartfire, sosok shoutcaster yang menghiasi layar kaca di sepanjang rangkaian babak playoff VALORANT First Strike Indonesia – Sumber: Dokumentasi Pribadi Bella.

Apabila Anda mengikuti keseluruhan rangkaian babak playoff, Anda tentu ingat dengan sosok satu ini yang menemani Anda sebagai shoutcaster VALORANT First Strike sejak dari hari pertama hingga hari terakhir. Menurutnya, 5 pemain paling bersinar tersebut adalah Frostmind (Alter Ego), NcSlasher (BOOM Esports), Fl1pzjder (NXL Ligagame), Famouz (MORPH Team), dan Severine (ONIC Esports). Berikut penjelasan Bella.

Frostmind: Menurut gue Frostmind adalah jangkar yang sangat kuat bagi tim Alter Ego. Berbekal aim yang tajam, sosok ini selalu menunjukkan permainan tenang dengan tingkat awareness yang tinggi. Berkat hal tersebut, Frostmind bahkan sempat mendapat Ace serta Clutch di babak Grand Final. Pokoknya musuh akan kesulitan apabila ingin menembus site yang sudah dijaga oleh dirinya. Frostmind juga terbilang salah satu pemain Alter Ego yang paling stabil performanya dibanding pemain lain.

NcSlasher: Tak bisa dipungkiri bahwa perfroma BOOM Esports memang sedang tidak seperti biasanya. Namun begitu, sosok yang biasa dipanggil “Takel” ini punya gaya main yang enggak bisa tertebak dan dibarengi dengan kemampuan aim yang tajam. Berkat hal tersebut, Takel kerap kali membuat space yang membuat rekan satu timnya jadi bisa mengatur strategi serta mengeksekusi planting spike dengan lebih matang.

Sumber: YouTube Channel OFFICIAL VALORANT Indonesia by OneUp
Sumber: YouTube Channel OFFICIAL VALORANT Indonesia by OneUp

Fl1pzjder: Entry fragger dan in-game leader, kombinasi yang enggak biasa. Dia sering sekali mengambil initial peek yang berujung kepada kill. Manuver Fl1pz juga enggak main-main. Beberapa kali gue melihat dia masih bisa tenang walaupun digrebek 1 vs 3. Menurut gue juga, individual skill dari seorang Fl1pz memang semenakutkan itu.

Famouz: Aim-star dari MORPH Team, pokoknya jago lah… Hahaha. Menurut gue sosok Famouz juga terlihat memiliki kemampuan raw aim yang sangat kuat. Dengan modal tersebut dia kerap kali membongkar sebuah site dan bahkan bisa dapet double sampai triple kill di setiap ronde.

Severine: Dia adalah in-game leader dari ONIC Esports. Menurut gue sosok ini punya 1001 cara untuk eksekusi strategi timnya. Sosok leader yang baik juga karena kerap kali membangkitkan mental kawan satu timnya. Sebagai in-game leader, Severine juga punya performa yang hebat bahkan mendapat top frag ketika melawan Alter Ego. Severine juga terbilang sosok in-game leader yang cermat. Dia punya strategi  “Anti Alter Ego” dengan cara menjaga satu lane dengan 3 sampai 4 orang. Menurut gue strategi tersebut menjadi salah satu yang membuat ONIC Esports hampir menang lawan Alter Ego di map Bind walau sayang nasib berkata lain.

 

Daffa Muhammad Rizky “Dave”

Dave, sosok shoutcaster yang mengisi meja VALORANT First Strike Indonesia di hari pertama hingga hari ke-3. Sumber: YouTube Channel OFFICIAL VALORANT Indonesia by OneUp
Dave, sosok shoutcaster yang mengisi meja VALORANT First Strike Indonesia di hari pertama hingga hari ke-3. Sumber: YouTube Channel OFFICIAL VALORANT Indonesia by OneUp

Sosok yang cukup punya nama di komunitas game FPS Indonesia ini mengisi bangku shoutcaster pada hari pertama hingga ke-3 dari babak playoff VALORANT First Strike Indonesia. Ketika ditanya soal 5 pemain paling bersinar selama gelaran turnamen, Dave mengisi daftarnya dengan Eeyore (BOOM Esports), Budimeister (NXL Ligagame), 3nable (Alter Ego), dan Tehbotol (Alter Ego), dan Fl1pzjder (NXL Ligagame). Berikut penjelasan dari Dave.

Eeyore: Pemain support yang menurut gue paling bersinar di dalam gelaran VALORANT First Strike Indonesia. Alasannya adalah dia selalu bisa jaga sudut mati dari kawan-kawannya ketika akan commit ke dalam suatu site. Lalu juga walaupun dia berperan sebagai support, tapi dia juga bisa entry site sendirian ketika kawan satu timnya menentukan waktu untuk melakukan rotasi.

Budimeister: Kalau ini sudah sulit ditampik. Menurut gue dia adalah Clutch King dan penyelamat dari NXL Ligagame. Selain itu juga gue merasa bahwa dia adalah salah satu best controller untuk saat ini.

Sumber: YouTube Channel OFFICIAL VALORANT Indonesia by OneUp
Sumber: YouTube Channel OFFICIAL VALORANT Indonesia by OneUp

3nable: Duelist dari tim Alter Ego yang pedes banget ketika main Reyna. Dia beberapa kali menjadi game changer di tengah permainan dengan menggunakan duelist miliknya. Bukan hanya Reyna, 3nable juga bisa bermain sebagai Breach serta Brimstone dan tetap memberi dampak yang besar kepada perjalanan Alter Ego selama VALORANT First Strike Indonesia.

TehBotol: In-Game leader dengan insting yang sangat tajam. Hampir selalu bisa memprediksi pergerakan serta site yang tujuan strategi setup musuh yang dihadapi. Sebagai in-game leader, menurut gue TehBotol betul-betul sangat mahir menemukan startegi yang tepat untuk mengalahkan musuh-musuhnya.

Fl1pzjder: Menurut gue performa pemain ini meningkat dengan sangat pesat kalau dibandingkan dengan beberapa turnamen sebelumnya. Sepanjang pengamatan gue, dia selalu bisa menjalankan tugasnya dengan sangat maksimal. Menjadi entry dengan menggunakan Jett, dia hampir selalu bisa mendapatkan first blood di setiap ronde.

 

Antonius Wilson “Son”

Sumber: Dokumentasi Pribadi Antonius Wilson
Sumber: Dokumentasi Pribadi Antonius Wilson

Bertugas sebagai shoutcaster pada saat Grand Final, Antonius Wilson banyak memilih pemain-pemain terbaiknya dari tim yang lolos ke babak empat besar. Ketika ditanya soal 5 pemain paling tajam selama VALORANT First Strike Indonesia, Wilson menjawab: Adrnking (BOOM Esports), Fl1pzjder (NXL Ligagame), TehBotol (Alter Ego), Vascalizz (NXL Ligagame), dan Frostmind (Alter Ego). Berikut penjelasan dari Wilson

Adrnking: Walaupun BOOM Esports harus puas di posisi ke-4 namun Adrnking sudah membuktikan bahwa dia adalah pemain dengan kemampuan aim paling keras. Tak hanya itu, Adrnking juga menunjukkan positioning yang baik ditambah ketenangan dalam keadaan clutch yang tak perlu diragukan lagi. Menurut gue, salah satu alasan kenapa BOOM Esports sampai di empat besar adalah karena Adrnking.

Fl1pzjder: Alasannya sederhana, Flip adalah pemain yang bisa membuat keadaan mustahil jadi mudah untuk dimenangkan. Gue bahkan berpikir, tanpa kemampuan entry dan leadership seorang Flip, NXL Ligagame mungkin tidak akan bisa sampai ke empat besar.

TehBotol: Sosok In-game leader serba bisa dari tim Alter Ego. Punya Agent pool yang luas, lebih luas dari kebanyakan pemain pada umumnya. Dia bisa bermain sebagai Controller dengan Omen, Initiator dengan Breach, ataupun Duelists dengan Reyna. Berkat hal tersebut, musuh jadi sulit menebak TehBotol akan bermain di posisi apa. Agent pool tersebut tentunya dilengkapi dengan aim yang di atas pemain rata-rata. Alhasil, Tehbotol menjadi sosok pemain yang sangat lengkap dan mengerikan untuk dihadapi.

Sumber: YouTube Channel OFFICIAL VALORANT Indonesia by OneUp
Sumber: YouTube Channel OFFICIAL VALORANT Indonesia by OneUp

Vascalizz: Kebanyakan pemain FPS kompetitif mungkin mengandalkan kemampuan aim saja untuk mendapatkan kill. Vascalizz beda. Ia adalah pemain cerdas yang mampu memanfaatkan utility skill yang dimiliki untuk situasi yang tepat. Ditambah ia juga punya positioning dan kemampuan untuk menahan site yang luar biasa. Karena hal tersebut, kebanyakan musuh kelimpungan menghadapi dirinya berkat reposition yang beberapa kali di luar dugaan. Agent pool pemain ini juga luas. Ia kadang bisa main Duelist dengan Raze dan Jett ataupun Initiator dengan Sova. Menurut gue Vascalizz adalah pemain kunci lain di NXL Ligagame yang kadang dilupakan oleh penonton.

Frostmind: Menurut gue dia adalah pemain paling disipilin menjadi jangkar dalam menjaga sebuah site. Pemain ini mungkin tidak banyak perhatian. Namun jika ditilik lebih seksama, Frostmind adalah pemain yang bisa mendapat 1-2 kill, bahkan ketika ia harus menghadapi 5-man rush dari musuh. Dia masuk daftar gue karena menurut gue, apa yang dia lakukan adalah sebuah tugas yang sangat mulia di dalam sebuah tim. Berkat tindakannya, Frostmind berhasil menciptakan ruang dan waktu bagi kawan-kawannya untuk rotasi lalu retake site yang diserang.


Dari keseluruhan sosok yang disebut oleh para Shoutcaster, Fl1pzjder sepertinya memang tidak bisa luput untuk disebutkan. Berdasarkan statistik, Fl1pzjder memang merupakan sosok yang performanya paling bersinar sepanjang VALORANT First Strike Indonesia kemarin. Fl1pzjder telah membukukan 173 kill 26 assist dengan total death sebanyak 149. Berkat torehan tersebut, Flipzjder pun mendapat gelar sebagai sang pemusnah dari turnamen VALORANT First Strike Indonesia.

Sumber: ONE Up Official
Sumber: ONE Up Official

Selain itu, sejauh dari pengamatan saya, beberapa sosok pemain yang disebut oleh para caster juga memang menunjukkan performa yang ciamik walaupun tim mereka belum berhasil mendapatkan hasil yang terbaik. Severine dari ONIC Esports yang disebut oleh Bella misalnya. Pengalamannya bertanding di kancah game FPS kompetitif lain memang membuat sosok in-game leader dari ONIC Esports jadi mudah adaptasi di VALORANT. Seperti yang disebut Bella, sosok Severine memang adalah sosok pemain dengan aim yang tajam dengan penguasaan mekanik permainan yang solid. Walaupun begitu, inkonsistensi terbilang masih jadi hantu bagi Severine ataupun ONIC Esports secara keseluruhan.

Lalu selain itu sosok seperti Adrnking dan NcSlasher misalnya. Dua pemain tersebut terbilang jadi dua ujung tombak bagi tim BOOM Esports. Mereka berdua kerap kali menunjukkan permainan yang luar biasa meski dalam tekanan sekalipun. Dalam pertandingan melawan MORPH Team kemarin, BOOM Esports terbilang sudah menantang keras mereka walau sayang nasib harus berkata lain di akhir pertandingan.

Sumber: ONE Up Official
Sumber: ONE Up Official

Terakhir sosok dari TehBotol dan Budimeister juga terbilang jadi dua sosok yang tak boleh dilupakan. Mengawali perjalanan di skena VALORANT Indonesia lewat tim SOMNIUM, TehBotol memang terbilang sudah menunjukkan permainan yang luar biasa ketika itu. Ketika bersama Alter Ego, performanya juga tidak menurun. Sayang TehBotol dan kawan-kawan harus puas mendapat runner-up dalam turnamen VALORANT First Strike. Terlepas dari itu, kekalahan TehBotol dan kawan-kawan Alter Ego sendiri terbilang bukan karena permainan mereka yang kurang baik.

Terakhir Budimeister. Sosok yang bisa dibilang sebagai Clutch King atau Clutch Minister ini sudah pasti tidak bisa diremehkan. Selain di VALORANT First Strike Indonesia, saya juga sempat beberapa kali menjadi saksi atas pola permainannya yang bisa mengamankan beberapa situasi clutch sekaligus di dalam satu pertandingan. Mungkin dirinya tidak sebegitu bersinar saat babak Grand Final. Namun alasan hal tersebut terjadi mungkin juga karena NXL Ligagame bermain dengan kerja sama yang jauh lebih solid. Alhasil, Budimeister jadi tak perlu lagi mempersiapkan mentalnya untuk situasi clutch karena NXL Ligagame bermain sebagai tim dan berhasil menjadi juara dari VALORANT First Strike Indonesia.

*Disclosure: Hybrid.co.id adalah media partner dari turnamen VALORANT First Strike Indonesia.

Esports Indo: Coach Angsa, Persija E-Sport, Hearthstone Scholomance Academy Showmatch SEA

Berikut adalah rekap berita skena esports Indonesia yang dihimpun selama sepekan:

 

Hasil Online Qualifier Indonesia Games Championship 2020

via: Instagram duniagames.esports.id
via: Instagram duniagames.esports.id

Sekalipun fase online qualfier masih berlangsung, namun sudah ada beberapa tim yang berhasil lolos ke babak grand final  IGC 2020. Adapun pertandingan yang menegangkan datang dari divisi League of Legends yang mempertemukan tim Magnus dan tim LSTKH. Di babak final online qualifier, tim Magnus berhasil menang dengan keunggulan 2-1 atas tim LSTKH.

Match pertama berakhir dengan dominasi tim magnus yang sedari awal menekan LSTKH habis-habisan. Namun laju pertandingan berubah dan berjalan dengan sengit ketika memasuki match kedua. Tim LSTKH berhasil membangun momentum dan menahan laju tim Magnus dan mengubah skor menjadi 1-1. Pada match terakhir, kedua tim masih tampil ngotot sampai penghujung mid game. Tidak lama kemudian keadaan berbalik bagi keunggulan tim Magnus saat berhasil melibas tim LSTKH di top lane yang berujung pada kemenangan mereka kemarin.

Berikut adalah tim yang berhasil melaju ke babak grand final IGC 2020:

Arena of Valor:
Archangel
Arena of Valor – Ladies:
Hertz Victory Hunters
Liyab Haliya

Free Fire Ladies:
NESC Girlku
Unite Reborn

League of Legends:
Magnus
LSTKH

 

Persija Lebarkan Sayap ke Ranah Esports

via: Instagram ifel.id
via: Instagram ifel.id

Tim sepak bola ibu kota yang identik dengan warna oranye, dikabarkan akan berekspansi ke ranah esports. Dengan membentuk Persija E-Sport, tim yang terbentuk akan berlaga dalam gelaran Indonesia e-Football League yang digagas oleh Zeus Gaming. Tercatat Persija Jakarta adalah tim sepak bola profesional kedua (sebelumnya, ada Bali United yang punya Islands of Gods Esports) yang membetuk divisi esports. Tidak menutup kemungkinan dalam waktu dekat beberapa tim sepak bola lainnya di tanah air akan memutuskan terjun ke ranah esports. Dalam waktu dekat Persija Jakarta akan memperkenalkan siapa saja yang akan menjadi rosternya.

 

BOOM Esports Dapatkan Direct Invitation ke ESL One Thailand 2020: Asia 

via: Instagram Boomesportsid
via: Instagram Boomesportsid

Tidak lama setelah berlaga di turnamen Moon Studio Asian League, tim Dota 2 BOOM Esports akan berlaga dalam gelaran turnamen ESL One Thailand 2020: Asia. Dengan mendapatkan direct invitation BOOM Esports akan berhadapan dengan deretan tim Dota Terkuat di region Asia Tenggara dan juga Tiongkok. Sampai saat ini proses online qualifier masih berlangsung untuk mengisi 2 slot terakhir yang terbuka untuk masing-masing tim dari Asia Tenggara dan Tiongkok. Pertandingan pertama fase grup akan dimulai pada 20 Agustus mendatang. Mari kita dukung tim BOOM Esports sebagai perwakilan tunggal Indonesia di gelaran turnamen ESL One Thailand 2020: Asia.

 

Angsa Jadi Pelatih Baru Onic Prodigy

via: Instagram onic.esports
via: Instagram onic.esports

Setelah terpantau tidak diturunkan beberapa kali pada gelaran MPL ID Season 5, baru-baru saja Angsa diumumkan berganti peran menjadi coach untuk tim Mobile Legends Onic Prodigy. Tim Onic Prodigy adalah tim yang berlaga di MDL Season 2 tahun ini. Dengan kemampuan strategi dan mekanik yang mumpuni diharapkan Angsa bisa membawa perubahan dan kemenangan bagi Onic Esports. Beberapa waktu belakangan Dywa “Angsa” Hanif aktif menjadi streamer dan malahan berlaga di MDL ID Season 1 yang lalu.

 

Roster PUBG Mobile Bigetron ION Dipinjamkan Kepada ION Esports 

via: Instagram bigetronesports
via: Instagram bigetronesports

Setelah memberikan performa yang gemilang di gelaran PINC 2020, tim Bigetron ION dinyatakan berpindah organisasi. Seperti yang dilansir pada laman media sosialnya, roster tim PUBG Mobile Bigetron ION akan dipinjamkan kepada organisasi ION Esports. Kemungkinan besar hal ini dilakukan untuk mencegah conflict of interest ataupun adanya kecederungan teaming yang mengancam integritas pertandingan. Sejauh ini tim ION Esports berhasil menduduk posisi pemuncak klasemen sementara di matchday pertama PMPL Season 2.

 

Indonesia akan Berlaga di Hearthstone Scholomance Academy Showmatch SEA

via: Instagram teamnxl
via: Instagram teamnxl

Hendry “joth703” Handisurya akan melaju ke gelaran turnamen Hearthstone Scholomance Academy Showmatch region Asia Tenggara. Bersama dua rekan setim lainnya yaitu Eiduart dan Rezdan, mereka akan mewakili Indonesia dan bertarung melawan perwakilan dari tim Filipina, Singapura, Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Joth703 sebenarnya sudah mengantongi skill yang mumpuni saat berhasil memenangkan medali perak pada gelaran Asian Games di tahun 2018. Rencananya Hearthstone Scholomance Academy Showmatch SEA akan dipertandingkan  pada tanggal 22 dan 23 Agustus 2020 mendatang.

Esports Indo: Louvre Orange Esports, PUBG Indonesia Series 2020 Season 2, RRQ Endeavour

Berikut adalah rekap berita skena esports Indonesia yang dihimpun selama sepekan:

 

Alter Ego Esports Jalin Kerja Sama Streaming Ekslusif dengan Nimo TV

via: Instagram alteregoesports
via: Instagram alteregoesports

Tim Alter Ego Esports baru saja mengumumkan kerja sama dengan platform layanan streaming, Nimo TV. Nantinya, secara rutin berbagai divisi game Alter Ego Esports akan melakukan streaming dan konten esklusif di platform Nimo TV. Dengan meningkatnya konsumsi konten gaming dan esports di tengah masa pandemi, hal ini akan memberikan momentum bagi tim Alter Ego Esports untuk memperkuat branding dan awareness mereka di dalam komunitas esports di Indonesia.

Di kesempatan yang lain, terbukti juga bahwa tim Mobile Legends Alter Ego Esports adalah tim yang sangat potensial dari segi pemainya karena sukses memenangkan turnamen Nimo TV Mobile Legends Arena beberapa waktu yang lalu.

Louvre Jalin Kerja Sama dengan Orange Esports dan akan Berlaga di MPL MY/SG Season 6 

Menjelang bergulirnya MPL di beberapa negara Asia Tenggara beberapa pekan mendatang, tanpa disangka-sangka organisasi Louvre Esports memperkenalkan tim divisi Mobile Legends mereka yang akan berlaga di MPL MY/SG Season 6. Sebelumnya, tercatat bahwa tim Mobile Legends Louvre Esports terpaksa membubarkan diri dikarenakan tidak lagi ikut dalam MPL ID yang beralih ke sistem franchise. Louvre Esports menjalin kerja sama dengan organisasi esports asal Kamboja, Orange Esports dan akan membawa nama Louvre Orange Esports di kancah kompetisi MPL MY/SG Season 6.

 

ONIC Esports Jalin Kerja Sama dengan Clothing Line KITC

merch concept | via: Instagram onicsupplyid
merch concept | via: Instagram onicsupplyid

Seperti yang dilansir dari laman media sosial ONIC Esports, dalam waktu dekat akan diluncurkan merchandise hasil kolaborasi antara ONIC Esports dan clothing line dari Bandung, KITC. Dari video yang diunggah pada laman Instagram ONIC Esports terlihat beberapa produk dengan nuansa yang mewakili warna dan aktivitas esports tim ONIC Esports.

Sejauh ini di Indonesia beberapa organisasi esports masih memproduksi merchandise berupa apparel secara eksklusif. Dengan munculnya kerja sama bisnis yang dilakukan ONIC Esports, bisa saja menandakan awal gelombang organisasi esports yang akan bekerja sama dengan clothing line dan merambah produk fashion lainnya.

 

Victim Rise Memimpin Klasemen Sementara Turnamen PUBG Indonesia Series 2020 Season 2

Victim Rise | via Instagram victimesports
Victim Rise | via Instagram victimesports

Di hari pertama bergulirnya turnamen PUBG Indonesia Series 2020 Season 2, tim Victim Rise berhasil menduduki posisi puncak di klasemen sementara. Lebih jauh lagi, tim Victim Rise adalah tim yang sudah berhasil mengumpulkan jam terbang yang cukup banyak karena konsisten berpartisipasi di ranah kompetitif PUBG di Indonesia. Sekalipun belum mendapat banyak sorotan, tim Indonesia masih menjadi langganan mengirimkan utusannya di perhelatan PUBG di tingkat internasional dan regional Asia Tenggara.

 

Hasil Kualifikasi Regional Indonesia Games Championship 2020

via: Instagram duniagames.esports.id
via: Instagram duniagames.esports.id

Sembari menunggu fase kualifikasi online yang berlangsung, gelaran turnamen Indonesia Games Championship 2020 mengumumkan beberapa tim yang lolos dari fase kualifikasi regional. Bagi kualifikasi regional, sudah dipertandingkan game AOV, Free Fire, dan COD Mobile. Hanya game League of Legends yang tidak membuka kualifikasi regional dan mengandalkan kualifikasi online mengingat skena kompetitifnya yang meredup beberapa waktu terakhir.

Berikut adalah nama-nama tim yang menjadi jawara regional dari masing-masing:

Free Fire:
-Tim Darkness V (Region Sumbagteng),
-Tim Soloco Bew (Region Central Jabotabek),
-Tim Unite Esports (Region Bali Nusa Tenggara),
-Tim Tme Perseus (Region Sulawesi).

COD Mobile:
-Tim Kayze (Region Sumbagut)
-Tim Rimo Team (Region Central Jabotabek)
-Tim Luxor 10z (Region Jawa Timur)
-Tim Infinity (Region Kalimantan)

Arena of Valor:
-Tim Arch Galaxy (Region Sumbagut)
-Tim Alliswell (Region Central Jabodetabek)
-Tim Hertz KBB (Region Jawa Tengah DIY)
-Tim Tiktod Epsrot (Region Sulawesi)

RRQ Endeavour Hijrah ke Valorant

Kabar mengejutkan datang dari RRQ Endeavour. Divisi Rex Regum Qeon yang sebelumnya bertanding di ranah esports Point Blank ini pindah ke Valorant. Dari roster yang diumumkan terakhir, ada 3 nama pemain besar dari skena esports FPS Indonesia — 2 dari Point Blank dan 1 dari CS: GO.

2 pemain yang sebelumnya berasal dari skena Point Blank adalah NextJacks dan Talent. Sedangkan Frostmisty adalah salah satu pemain jagoan FPS yang berangkat dari CS: GO. Aktifnya Frostmisty ke Valorant semakin menambah daftar panjang para pemain CS: GO yang hijrah ke Valorant. Sebelumnya, ada Atreyu yang bergabung dengan divisi Valorant teamNXL.

Esports Indo: Raja Esports Peringkat 3 Asia, Qualifier IGC, ONIC Juara Mytel

Berikut adalah rekap berita skena esports Indonesia yang dihimpun selama sepekan:

 

Tim Indonesia finis di urutan ketiga FIFA 20 Summer Cup Series Region Asia

via: Raja Esports
via: Instagram Raja Esports

Berita pertama kali ini datang dari lapangan sepak bola virtual FIFA 20. Perwakilan Indonesia yang berlaga di gelaran turnamen FIFA 20 Summer Cup Series, sayang tidak bisa melaju ke babak final. Adapun Indonesia diwakilkan oleh KnyP dan Pugu yang bernaung di bawah organisasi esports yang sama yaitu, Raja Esports. Langkah Raja KnyP terhenti saat harus tunduk dari lawannya Fardhino asal Singapura yang bermain untuk Team Flash.

Di babak berikutnya Pugu dapat membalaskan kekalahan KnyP dari Fardhino sebelumnya, 3 match tanpa balas. Di babak lower bracket final Raja Pugu akhirnya harus mengakui keunggulan Agu dari Blue United eFc sebagai perwakilan dari Jepang. Hasil raihan KnyP dan Pugu di FIFA 20 Summer Cup Series menempatkan Indonesia sebagai negara terkuat di urutan ketiga di region Asia.

 

Tahapan Online Qualfier Indonesia Games Championship 2020 akan Dimulai di Bulan Agustus

via: Instagram duniagames.esports.id
via: Instagram duniagames.esports.id

Babak baru gelaran turnamen Indonesia Games Championship 2020 akan segera dimulai. Setelah melewati tahapan national qualifier dan regional qualifier, berikutnya adalah saatnya tahapan online qualifier. Tanggal 3 Agustus direncanakan akan menjadi hari pertama gelaran online qualifier untuk IGC 2020.

Saat ini tim-tim yang sudah lolos ke babak grand final hanya cukup menunggu dan berlatih untuk menghadapi talenta esports baru yang akan lolos dari babak online qualifier. Antusiasme yang besar masih sangat terasa karena begitu cepatnya slot pendaftaran menjadi penuh. Mari kita nantikan update selanjutnya dari gelaran turnamen IGC 2020.

 

ONIC Esports Menjadi Juara Mytel International Championship Series 2 2020

via: Instagram onic esports
via: Instagram onic esports

Baru-baru ini tim ONIC Esports dinobatkan sebagai juara di gelaran turnamen Mytel International Championship Series 2 2020. Di babak final ONIC Esports berhasil mengalahakan tim EVOS Legends. ONIC Esports berhasil unggul atas lawannya 3 match sekaligus tanpa balas.

Match pertama sampai terakhir bisa terbilang berjalan cukup lambat. Kedua tim sangat terlihat berhati-hati dan tidak ingin gegabah dalam melakukan push. Hal yang perlahan menggerogoti EVOS Esports adalah kewaspadaan yang menurun saat ONIC Esports melakukan strategi split push.

 

VZ97 dan Seventh Resmi Bergabung ke EVOS Esports

via: Instagram evos esports
via: Instagram evos esports

Divisi AOV EVOS Esports resmi mengumumkan VZ97 dan Seventh sebagai bagian terbaru dari rosternya. Dengan adanya tambahan pemain di atas tampakanya EVOS Esports masih berusaha mencari racikan roster terbaik untuk mengumpukan lebih banyak lagi kemenangan.

Sejauh ini EVOS Esports tercatat masih bisa mendominasi skena kompetitif AOV di level lokal. Namun di saat yang sama EVOS Esports tentu saja akan dihadapkan pada keraguan akan performanya saat harus menghadapai tim-tim yang berasal dari negara lain. Semoga dengan adanya tambahan roster terbaru dapat membawa hasil yang lebih baik lagi bagi EVOS Esports.

 

Tim Dota 2 BOOM Esports Berlaga di Moon Studio Asian League

via: Instagram boomesportsid
via: Instagram boomesportsid

BOOM Esports baru-baru ini mendapatkan direct invite slot untuk berlaga di gelaran turnamen Moon Studio Asian League. Turnamen yang dihelat oleh Moon Studio mempertandingkan jajaran tim terbaik dari region Asia tenggara dan Tiongkok. Jumlah hadiah sebesar 50.000 Dolar Amerika akan diperebutkan oleh total 12 tim selama kurang lebih 2 minggu ke depan.

Fase grup Moon Studio Asian League dimulai pada tanggal 29 Juli 2020 yang lalu. Di match day pertama tim BOOM Esports baru dapat meraih hasil imbang saat bertemu dengan tim BLAZE asal Tiongkok

MPL Indonesia Season 6 Akan Bergulir Bulan Agustus

Setelah gelaran MPL Invitational 20202 selesai diselenggarakan, kini jadwal kompetisi Mobile Legends: Bang-Bang siap bergulir lagi. Sore, 23 Juli 2020, Moonton mengabarkan MPL Indonesia akan kembali bergulir mulai tanggal 14 Agustus 2020 dalam sebuah rilis. Ini merupakan musim ke-6 dari gelaran MPL Indonesia, yang juga bisa dibilang sebagai kompetisi paruh kedua di tahun 2020 ini.

Sebelumnya MPL ID Season 5 sendiri pertama kali diumumkan pada akhir Januari 2020 lalu, dengan gelaran Final diselenggarakan pada April 2020, yang dimenangkan oleh RRQ Hoshi. MPL Indonesia Season 6 masih mempertandingkan 8 organisasi esports Indonesia yang memiliki hak Franchise League MPL Indonesia, yaitu Alter Ego, AURA Esports, Bigetron Esports, EVOS Esports, Geek Fam, Genflix Aerowolf, RRQ, dan ONIC Esports.

via: Instagram teamrrq
RRQ Hoshi, juara MPL ID Season 5. Sumber: Instagram teamrrq

Terkait format pertandingan, komisaris MPL Indonesia Lucas Mao mengatakan. “Pertandingan Regular Season akan diadakan secara online. Sementara itu ada kemungkinan babak Playoff akan diselenggarakan secara offline, dengan melihat situasi, kondisi, serta regulasi pemerintah terkait izin keramaian.”

MPL Indonesia sudah mulai diadakan secara online sejak pertengahan musim ke-5, ketika situasi pandemi jadi semakin mengkhawatirkan di Indonesia. Sejak saat itu, pertandingan diselenggarakan dengan beberapa perubahan dari segi peraturan serta teknis turnamen, yang sempat saya bahas bersama Reza Ramadhan Head of Marketing Activation for Esports dari Moonton Indonesia.

Memperebutkan total hadiah sebesar 300 ribu Dollar AS atau sekitar 4,5 miliar Rupiah, Moonton mengumumkan bahwa babak Regular Season akan diselenggarakan tanggal 14 Agustus hingga 4 Oktober 2020 mendatang. Sementara untuk babak Playoff akan diselenggarakan pada 16 – 18 Oktober 2020 mendatang.

Setelah pada musim ke-4, dominasi EVOS dan RRQ di MPL hampir goyah oleh Alter Ego, musim ke-5 kita melihat Bigetron Esports muncul sebagai penantang keras. Ketika itu Bigetron Esports bahkan berhasil mendapat peringkat 2 dalam gelaran Regular Season, walau akhirnya tidak mendapatkan hasil yang memuaskan ketika masuk babak Playoff. MPL ID Season 5 pada akhirnya kembali mempertemukan rivalitas EVOS vs RRQ, yang dimenangkan secara telak oleh RRQ.

Sumber: Moonton
Sumber: Moonton

Pasca MPL ID Season 5, MPL Invitational jadi kompetisi berikutnya, yang merupakan pertandingan online untuk kawasan Asia Tenggara sebagai pengganti MSC. Ketika itu peta kekuatan terbilang masih tidak jauh beda. Performa Bigetron Alpha terlihat berangsur menurun, sementara RRQ terus meroket dan hampir tidak terhentikan. RRQ kembali menjadi juara, melibas tim Resurgence dari Singapura dengan skor 3-0.

Pertanyaan besar untuk musim ke-6 mungkin adalah, siapa tim yang bisa bangkit dan mengalahkan RRQ? Dapatkah Bigetron dan Alter Ego yang bisa dibilang sebagai penantang keras terbaru, muncul lagi di musim ini? Bagaimana dengan ONIC? Akankah Genflix Aerowolf, AURA Esports, dan Geek Fam ID bangkit dan unjuk gigi di musim ini? Semuanya baru akan terjawab mulai 14 Agustus mendatang, saat MPL ID Season 6 sudah dimulai!

ONIC Esports, Alter Ego, dan Genflix Aerowolf Lolos Babak Playoff MPL Invitational

Pekan lalu jadi pertandingan terakhir untuk babak grup MPL Invitational. Merupakan kompetisi pengganti dari Mobile Legends Southeast Asia Cup, MPL Invitational memperebutkan total hadiah sebesar 1 miliar rupiah dan mempertandingkan empat negara yang memiliki Mobile Legends Professional League, yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, juga Myanmar.

Pekan lalu adalah pertandingan babak grup pekan pertama. Dari pertandingan tersebut, kita melihat bagaimana Indonesia mendominasi segala lini, terutama ONIC Esports yang sudah sapu bersih kemenangan di grup A. Kini pekan kedua babak grup menjadi penentuan siapa yang akan lolos ke babak Playoff.

Sumber: Moonton
Sumber: Moonton

Pada akhirnya, lagi-lagi Indonesia mendominasi keseluruhan babak grup. Tiga tim asal Indonesia berhasil lolos dari tiga grup yang dipertandingkan, yaitu ONIC Esports dari grup A, Alter Ego Esports dari grup B, dan Genflix Aerowolf dari grup C. Lolosnya Genflix Aerowolf mungkin jadi yang paling mengejutkan. Pekan lalu, Genflix Aerowolf memang menempel posisi Bigetron Alpha di peringkat 2.

Namun Bigetron Alpha baru bertanding sebanyak satu kali, sementara Genflix Aerowolf sudah tanding dua kali. Pekan ini Bigetron Alpha berhadapan dengan Geek Fam ID lebih dulu, dan mereka berhasil memenangkan pertandingan tersebut secara sengit. Pertandingan terakhir jadi penentuan, Genflix Aerowolf bertemu dengan Bigetron Alpha.

Menghadapi Genflix Aerowolf, Bigetron Alpha kembali harus menjalani pertarungan yang cukup sengit. Game pertama, Genflix Aerowolf berhasil mencuri kemenangan setelah Natalia dari MidGod menghancurkan Altar tanpa disaari oleh Bigetron Alpha yang sedang Lord. Sementara game kedua berhasil dimenangkan Bigetron Alpha setelah mereka berhasil mengunci Karrie milik Watt. Game ketiga, Genflix Aerowolf bermain cemerlang sejak awal permainan. Dominasi di early ditambah permainan Ling yang ciamik dari Watt membuat Bigetron Alpha jadi kewalahan dan terpaksa telan kekalahan.

Pada akhirnya, kemenangan melawan Bigetron Alpha membawa Genflix Aerowolf lolos ke babak Playoff, walaupun mereka berdua memiliki kesamaan poin. Selain ONIC Esports, Alter Ego Esports, dan Genflix Aerowolf, ada juga 5 tim lain yang mendapat direct invite dan turut bertanding di babak playoff. Lima tim tersebut adalah, RRQ dan EVOS Legends dari MPL ID, Resurgence dan Geek Fam MY dari MPL MY/SG, dan Burmese Ghouls dari MPL Myanmar.

Pekan depan, MPL Invitational berlanjut ke babak Playoff yang akan diselenggarakan mulai tanggal 3 hingga 6 Juli mendatang.

Antara Prestasi dan Konten Tim Esports, Mana yang Lebih Penting?

Memiliki tim esports papan atas mungkin menjadi salah satu mimpi besar dari para penggemar esports. Aktualisasi diri sebagai gamers terbaik, banyak uang, dan dikagumi banyak orang, jadi beberapa alasan kenapa punya tim esports menjadi hal yang diimpikan. Tetapi membangun organisasi esports bukanlah perkara yang mudah.

Nyatanya butuh modal yang besar untuk mencapai kejayaan tersebut. Misal jika Anda bercita-cita punya tim yang menjadi juara Dota 2 The International, Anda butuh modal pada kisaran ratusan juta rupiah untuk PC High-End, internet, gaji pemain, gaming house, dan berbagai tetek-bengek biaya operasional lainnya.

Namun, selain mengejar prestasi, konten mungkin bisa dibilang menjadi alternatif yang relatif murah-meriah untuk mengumpulkan modal. Kisah sukses ini sempat saya bahas saat menulis profil FaZe Clan, sebuah organisasi esports yang mengawali hidupnya sebagai clan hura-hura dengan channel YouTube berisikan sajian konten trickshot keren.

Pada sisi lain ada juga kisah sukses tim esports lain yang mengawali perkembangannya dari prestasi. Kisah sukses tersebut datang dari Team Liquid, yang sedari awal memang diciptakan sebagai clan gaming kompetitif, dan menuai sukses dari dominasinya di ragam skena esports di dunia.

Prestasi vs Konten, jadi juara atau menjaring exposure, apa sebenarnya resep membangun organisasi esports yang sukses? Berikut pembahasan saya.

Biaya Untuk Mengelola Sebuah Tim Juara

Mengumpulkan prestasi, mungkin jadi satu resep paling umum yang dilakukan organisasi esports untuk menjadi sukses. Contoh saja T1, yang selama tahun 2020 dapat banyak sekali sponsor karena prestasi, mulai dari Nike, Logitech G, sampai monitor Samsung. Memang sih, sepertinya agak muluk-muluk jika kita ingin seperti T1 yang juara dunia 3 kali berturut-turut di salah satu skena esports paling populer di dunia, League of Legends.

Supaya tidak kejauhan, mari kita coba intip dari kacamata lokal saja. Sebagai contoh kasus di skena lokal, saya menggunakan divisi AOV milik EVOS Esports, yang pencapaiannya mirip T1, cuma saja di tingkat nasional… Hehe.

EVOS AOV mencatatkan rekor juara 3 kali berturut-turut di turnamen tingkat nasional lewat gelaran AOV Star League Musim pertama, kedua, dan ketiga.

Kemenangan ini menjadi pundi-pundi pendapatan yang cukup besar bagi manajemen EVOS Esports. Tercatat EVOS AOV menerima Rp500 juta dari ASL Season 1 juga 2, dan Rp355 dari ASL Season 3. Jika hanya menghitung hadiah ASL saja, maka EVOS AOV sudah mengumpulkan pundi-pundi sebesar Rp1,3 miliar. Kami juga pernah menuliskan total pendapatan EVOS dari hadiah kemenangan selama tahun 2019.

Jumlah yang besar?

Sepertinya sih lumayan, tapi coba kita lihat berapa biaya operasional untuk mengelola tim tersebut. Untuk mengetahui hal ini, saya mewawancarai sahabat saya, Hilmy Khairy yang juga dikenal sebagai Hiruma, Deputy of Esports di EVOS Esports. Sebelum menempati jabatannya sekarang, ia merupakan manajer tim EVOS AOV.

Lalu saya bertanya, kira-kira berapa biaya operasional yang dibutuhkan oleh tim EVOS AOV? “Wah ini rahasia sih, tapi setiap bulan kurang lebih ada total puluhan juta rupiah dikeluarkan untuk operasional tim.” Jawabnya.

Lebih lanjut, Hilmy lalu menjelaskan apa saja biaya yang dikeluarkan oleh manajemen EVOS untuk mengelola divisi AOV. “Yang pasti gaji pemain dan staf, biaya gaming house, internet, pemeliharaan rumah, air dan listrik, serta biaya sehari-hari, dan biaya katering.”

Itupun belum semua, masih ada biaya-biaya tak terduga, yang biasanya muncul ketika tim tersebut menjalani pertandingan tatap muka. “Kalau tanding offline biasanya ada biaya tambahan, seperti uang transpor untuk datang ke menuju ke dan pulang dari event, ada juga cemilan untuk mood booster ketika tanding. Kalau hotel dan akomodasi untuk pertandingan di luar kota atau luar negeri biasanya ditanggung oleh penyelenggara acara.” Tambah Hilmy.

Dari apa yang dijelaskan, mari kita kira-kira berapa biaya operasional untuk tim seperti EVOS AOV. Pertama-tama, gaji pemain. Hilmy memang tidak memberikan angkanya, namun ia mengatakan bahwa gaji tim EVOS AOV bervariasi mulai dari lebih dari UMR sampai 2 kali UMR.

UMR Jakarta saat ini adalah Rp4.276.349.906, kita bulatkan jadi Rp4,3 juta. Supaya lebih mudah, anggap saja semua gaji pemain EVOS AOV adalah 2 kali UMR yang berarti Rp8,6 juta dikalikan 5 orang. Baru menghitung gaji saja, kita sudah menyentuh angka pengeluaran sebesar Rp43 juta setiap bulannya.

Ini kita belum menghitung biaya sewa gaming house, internet, listrik dan air, laundry, katering, serta operasional bulanan lainnya. Anggap saja, jika ditotal semua, angka kasarnya bisa mencapai kisaran Rp80 juta setiap bulan. Dengan angka tersebut setiap bulannya, maka biaya operasional dari tim juara seperti EVOS AOV adalah Rp960 juta per tahun.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
EVOS AOV saat memenangkan gelarn juara nasionalnya yang ketiga dalam gelaran ASL Indonesia Season 3. Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Angka yang cukup mengejutkan, apalagi pendapatan turnamen EVOS AOV dari turnamen AOV Star League cuma Rp1,3 miliar. Itupun didapatkan selama 3 musim yang berjalan selama satu setengah tahun. ASL Season 1 dan 2 diadakan pada tahun 2018, yang berarti EVOS AOV mendapatkan Rp1 miliar selama seathun dari turnamen.

Manajemen tim tidak mengambil semua hadiah turnamen, mereka hanya mengambil sebagian saja dari hadiah yang didapatkan. Hilmy menceritakan, organisasi esports punya sistem potongan hadiah yang bervariasi mulai dari 20% hingga 40%. Dengan asumsi EVOS menggunakan potongan yang terbesar, ini berarti manajemen hanya mendapat Rp400 juta saja. Jika hanya mengandalkan hadiah turnamen, sudah pasti manajemen tidak dapat menutup biaya operasional tahunan tim tersebut.

Tetapi memang pada kenyataannya pendapatan bagi organisasi esports sebesar seperti EVOS Esports tidak terbatas pada satu tim saja dan juga tidak berasal hanya dari satu muara saja. Pembahasan singkat tadi mungkin bisa menjadi gambaran yang sangat kasar, bahwa biaya operasional tim itu besar dan hadiah turnamen tidak dapat menutupnya.

Namun itu harusnya tidak masalah. Menurut asumsi saya, semua biaya yang dikeluarkan tersebut lebih bersifat investasi, yang timbal baliknya bisa sangat beragam bagi sang organisasi di masa depan nanti.

Mengintip Sumber Pemasukan Tim Esports

Sebelum kita melaju ke pembahasan berikutnya, mari kita bahas dulu, sebenarnya apa saja ladang bisnis dari tim esports. Memang sebenarnya asumsi bahwa organisasi esports hanya mengandalkan hadiah turnamen sebagai satu-satunya sumber pendapatan adalah penyederhanaan yang kelewatan. Mungkin hanya tim amatir atau semi-pro yang melakukan praktik seperti itu.

Organisasi esports sebesar seperti EVOS Esports, Rex Regum Qeon, BOOM Esports, atau Bigetron Esports, biasanya punya lebih dari satu sumber pendapatan. Bahkan, hadiah turnamen mungkin bukan dianggap sebagai sumber pendapatan, melainkan hanya bonus atas kerja keras yang dilakukan manajemen dan pemain saja.

Dalam sebuah artikel blog milik penasihat investasi asal Amerika Serikat, Roundhill Investment, disebutkan bahwa setidaknya ada 6 sumber pemasukan lain dari sebuah organisasi esports. Dalam artikel berjudul “How Esports Teams Make Money”, dikatakan bahwa sumber pemasukan organisasi esports termasuk sponsorship, advertising, merchandise, league revenue sharing, dan ticket sales.

Sponsorship mungkin jadi satu pemasukan terbesar. Anda pembaca setia Hybrid.co.id mungkin sadar akan hal ini. Berita soal sponsorship menjadi salah satu berita yang paling sering berseliweran di portal kami. Dari ekosistem lokal terakhir kali kita melihat EVOS disponsori oleh Lazada pada 15 April 2020 lalu. Dari ekosistem internasional biasanya lebih banyak lagi berita-berita sponsorship terhadap tim esports.

Mengutip data dari Newzoo, sponsorship ternyata memang sumber pemasukan terbesar esports, baik bagi organisasi esports atau penyelenggara turnamen esports. Menurut catatan sponsorship menyumbangkan pemasukan sebesar US$636,9 juta (sekitar Rp9,3 triliun) sampai Februari 2020 kemarin. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang terbanyak, dibanding sumber pemasukan lainnya.

Lalu penjualan merchandise. Ini juga menjadi satu sumber pemasukan yang menggiurkan, terutama jika tim esports tersebut punya derajat yang tinggi di dalam skena, dan dilengkapi dengan ragam rancangan busana yang mencerminkan personalita para penggemarnya.

Di luar negeri, FaZe Clan jadi organisasi esports yang giat menjalankan bisnis merchandise. Mereka bahkan dengan berani menyatakan ambisinya untuk menjadi Supreme-nya esports. Di Indonesia, EVOS jadi salah satu organisasi esports yang meraup cukup banyak dari bisnis merchandise. Menurut laporan terakhir, EVOS dikabarkan menerima Rp150 juta hanya dari penjualan merchandise selama M1 dan MPL ID Season 4.

Selanjutnya, bagi hasil kompetisi liga dan penjualan tiket mungkin jadi sumber pemasukan yang masih gelap di kancah lokal. Sejauh ini, belum ada pertandingan esports dalam negeri yang berhasil untung besar dari penjualan tiket. Sehingga kita masih belum bisa membahas penjualan tiket sebagai sumber pemasukan tim esports.

Lalu kalau soal bagi hasil, MPL Indonesia menerapkan sistem liga franchise pada musim keempat yang juga menerapkan sistem bagi hasil antara tim-tim yang berlaga.

Jumlahnya tidak diketahui, namun Senior Editor Hybrid Esports, Yabes Elia sempat berbincang dengan Chandra Wijaya, Managing Director ONIC Esports membahas buah investasi slot MPL ID Season 4. Jika Anda penasaran bagaimana dampak franchise league MPL ID S4 kepada aspek bisnis sebuah tim esports, Anda bisa menyaksikan video interview tersebut di bawah ini.

Dari semua beragam sumber pemasukan tim esports, bagaimana konten berperan dalam perkembangan tim esports? Mari kita bahas pada bagian berikutnya.

Konten Sebagai Sumber Pemasukan Tim Esports

Sebelum membahas lebih jauh, mari kita samakan persepsi terlebih terhadap apa yang dimaksud dengan konten. Dalam pembahasan ini, kita akan membatasi pembahasan konten kepada konten kanal media sosial Instagram, konten video kreatif pada platform YouTube, dan juga konten video live-streaming.

Dari sumber pemasukan tim esports yang kita bahas sebelumnya, pemasukan yang bisa didapatkan oleh konten mungkin bisa dibilang di dalam irisan pemasukan advertising dan juga sponsorship. Mengapa demikian? Karena sponsorship bisa menyertakan kerja sama konten di dalamnya dan konten juga bisa mendapat pemasukan khusus berupa advertising atau iklan brand dalam satu konten milik tim esports.

Jika kita berkaca kepada esports di luar negeri, FaZe Clan mungkin bisa dibilang menjadi contoh paling ideal dari bagaimana sebuah organisasi esports memanfaatkan konten sebagai sumber pemasukan mereka. Jika kita merujuk kepada situs analitik media sosial, Socialblade, kita bisa melihat bahwa channel YouTube milik FaZe Clan merupakan salah satu yang terbesar dalam kategori gaming. Tercatat channel YouTube FaZe Clan sudah di-subscribe oleh 7 juta orang dan bisa menghasilkan sampai dengan US$1,5 juta (sekitar Rp22 juta).

Namun estimasi penghasilan tersebut sebenarnya baru berasal dari Google AdSense saja. Terlebih, walau terlihat sangat besar, jumlah tersebut sebenarnya belum seberapa bagi organisasi esports yang, menurut Forbes, memiliki nilai valuasi sebesar US$240 juta (sekitar Rp3,5 triliun).

Walau secara estimasi pemasukan Google AdSense tidak sebegitu besar, namun sajian konten menghibur yang dinikmati oleh banyak orang dari FaZe Clan membuka peluang bisnis lain. Seperti yang saya sebut di awal, yaitu sponsorship dan advertising. Contoh nyata dari hal ini adalah kolaborasi antara FaZe Clan dengan Manchester City.

Dalam kerja sama Co-Branding tersebut dikatakan bahwa penggunaan jersey Manchester City dengan elemen brand Faze Clan menjadi salah satu hal yang dilakukan dalam kerja sama ini. Namun selain itu, ada juga kerja sama konten yang dilakukan oleh keduanya. Dengan jutaan view dari setiap konten yang diungga oleh FaZe Clan, tak heran jika sponsor berebut ingin dapat kesempatan berkolaborasi dengan organisasi esports yang mengawali perjalanannya dari Call of Duty tersebut.

Melihat industri gaming dan esports yang sedang “panas” belakangan. Tak heran jika berbagai brand, baik endemik dan non-endemik, ingin merebut perhatian sebagian dari seluruh penonton esports yang menurut Newzoo mencapai 495 juta orang di dunia.

Selain konten di YouTube, bidang lain yang tak kalah menjanjikan dari aspek konten bagi organisasi esports adalah live-streaming. Twitch sebagai platform yang paling menonjol dengan total waktu tonton mencapai 3 miliar jam pada Q1 2020 lalu, menjadi wadah terbaik bagi organisasi esports untuk menjangkau para penggemarnya.

Pada ekosistem esports luar negeri, tak heran jika kita melihat organisasi esports memiliki seorang streamer yang melakukan streaming dengan menggunakan nama organisasi tersebut. Team SoloMid misalnya, punya Ali Kabbani (Myth) sebagai kreator konten serta streamer untuk mewakili brand organisasi esports asal Amerika Serikat tersebut. FaZe Clan juga, yang dahulu memiliki Turner Tenney (tfue) sebagai streamer serta konten kreator andalan mereka, walaupun akhirnya ditinggal karena skandal kontrak yang eksploitatif.

Dari contoh kasus di atas, kita melihat bagaimana konten juga menjadi sumber pemasukan yang menjanjikan bagi organisasi esports. Lalu bagaimana dengan organisasi esports di Indonesia? Jika bicara live-streaming, satu perbedaan yang paling terasa adalah posisi Twitch yang tidak relevan bagi pasar gaming Indonesia.

Mengutip laporan Esports Markets Trend yang dirangkum oleh DSResearch pada September 2019 lalu, 84,6 persen dari 1.445 total responden masih memilih YouTube sebagai platform favorit untuk menonton konten gaming.

Untuk melihat peran konten bagi organisasi esports Indonesia, saya mengmbil contoh Rex Regum Qeon, yang punya kanal YouTube dengan 1,49 juta subscriber, salah satu yang terbanyak di Indonesia. Jika mengutip data Socialblade, channel milik salah satu tim esports papan atas Indonesia ini ternyata bisa menghasilkan paling banyak sebesar US$17,4 ribu (sekitar Rp258 juta) per bulan dengan total US$208,5 ribu (sekitar Rp3 miliar) per tahun dari Google AdSense.

Lucunya angka tersebut ternyata bersaing dengan total hadiah kemenangan yang didapat RRQ sepanjang tahun 2019 yang setidaknya mencapai Rp5,7 miliar. Apalagi, seperti yang sudah kita bahas di awal artikel tadi, tim esports biasanya tidak mengambil semua hadiah turnamen, melainkan paling banyak hanya 40% bagian saja.

Jadi, jika dengan asumsi RRQ memotong 40% bagian dari hadiah turnamen yang didapat pemain, manajemen RRQ berarti hanya menerima Rp2,2 miliar, Rp800 juta lebih kecil dibanding dari pendapatan Google AdSense YouTube Channel yang mereka miliki.

Lalu bagaimana soal pengeluaran untuk membuat konten? Gaji untuk seorang streamer bisa jadi lebih mahal atau lebih murah ketimbang gaji yang dibutuhkan untuk satu tim esports. Anggaplah tadi gaji untuk tim AOV untuk EVOS ada di kisaran Rp43 juta sebulan atau gaji minimal untuk tim MPL ID adalah Rp45 juta sebulan (Rp7,5 juta x6), nominal ini juga bisa jadi sama besarnya untuk membayar gaji bulanan streamer beserta tim produksinya (video editor, videografer, dkk.). Belum lagi jika kita berbicara soal alat-alat yang dibutuhkan, seperti kamera, webcam, PC untuk editing video. Modal awal untuk kebutuhan peralatan tadi mungkin saja mencapai Rp50-100 jutaan untuk sebuah kanal konten video. Untungnya, modal untuk peralatan ini mungkin memang tidak rutin — kecuali setiap bulan banting kamera.

Meski pengeluaran untuk tim esports dan tim kreator konten bisa jadi sama besar atau bahkan lebih mahal tim konten-nya (tergantung dari prestasi para pemain tim esports-nya), satu hal yang tak bisa dipungkiri adalah membangun tim juara itu mungkin lebih sulit dilakukan ketimbang membangun tim konten yang populer.

Sumber: PUBG Mobile Esports
Sumber: PUBG Mobile Esports

Kenapa? alasannya ada 2. Pertama, industri konten sudah jauh lebih matang dan tua ketimbang industri esports. Para profesional yang piawai merekam video atau mengedit bisa ditemukan dari industri-industri hiburan di luar esports. Demikian juga peralatannya. Misalnya, Anda bisa saja menemukan setiap komponen untuk merakit desktop PC kelas proletar sampai kelas sultan di Indonesia. Sedangkan di esports, para pemain yang masuk di kategori papan atas masih sangat terbatas. Demikian juga dengan pelatihnya, misalnya. Anda tidak bisa merekrut pelatih sepak bola untuk melatih tim Dota 2 dan berharap ia bisa dengan mudah beradaptasi — tidak seperti videografer atau video editor dari industri hiburan di luar esports.

Alasan kedua kenapa membangun tim juara lebih sulit karena memang caranya cuma satu; yaitu memiliki kemampuan yang hebat agar bisa jadi juara. Kemampuan ini kemungkinan besar tidak akan bisa didapat dengan cara instan. Kekompakan tim saat bertanding juga demikian.

Sedangkan popularitas konten? Ada banyak cara untuk bisa mencari popularitas. Para streamer perempuan bisa saja memanfaatkan eksplorasi tubuh dan wajah. Faktanya, wajah cantik ataupun bodi ciamik bisa didapatkan dengan mudah — jika Anda beruntung dalam undian genetik. Ada juga streamer yang lebih suka memanfaatkan perilaku menyimpang dan kata-kata kasar untuk memancing popularitas. Kenyataannya, popularitas itu memang seringnya tidak berbanding lurus dengan kapabilitas. Anak kecil makan bakso saja bisa jadi populer tanpa perlu ribuan jam berlatih layaknya tim esports. Sebaliknya, Anda tidak bisa jadi juara kompetisi hanya dengan menunjukkan belahan dada — kecuali mungkin memang kompetisinya soal itu…

Batasan etika dari definisi juara itu memang jauh lebih sempit, ketimbang populer. Faktanya, organisasi esports juga memanfaatkan gadis-gadis cantik untuk mendulang popularitas — yang sebelumnya juga pernah kami bahas.

Kesimpulan

Melalui pembahasan yang telah kita lakukan, kita setidaknya bisa mendapat gambaran kasar, apa yang bisa didapatkan organisasi esports atas prestasi yang mereka kejar dan konten-konten kreatif yang mereka produksi.

Jadi, prestasi atau konten? Sepertinya keduanya seperti dua sejoli yang tak terpisahkan dan saling melengkapi dalam proses perkembangan sebuah organisasi esports.

Toh tim yang berat ke konten seperti FaZe Clan, pada akhirnya juga berambisi menjadi juara, sampai-sampai rela keluar US$700.000 pada tahun 2016 hanya untuk membeli roster CS:GO. Team Liquid yang gencar mengejar prestasi juga tetap membuat konten agar mereka tetap eksis di dunia maya.

Bahkan RRQ yang punya orientasi menjadi juara, tetap memanfaatkan popularitas atas kemenangan mereka sebagai konten agar tetap menghasilkan pundi-pundi untuk membantu membawa RRQ kepada kesuksesan.

Apalagi, faktanya, membangun tim juara itu tetap butuh waktu yang panjang — setidaknya tidak sesingkat menemukan gadis-gadis berparas menarik ataupun streamer yang lucu dan kontroversial.