Tokopedia Introduces “Digital Printing” Service, Collaborating with Local Vendors

Tokopedia is now entering the digital printing industry by releasing the Tokopedia Print service. Currently, it is still in beta version and accessible via website and application.

In contact with DailySocial, the Tokopedia representative avoids to comment on this. They only said, “Tokopedia Print is indeed Tokopedia’s new line of business.”

“In this case, we will continue to act as a marketplace or a bridge between local businesses in the printing sector with the community. For further information, please wait for our official announcement in the near future,” he said.

The truth is still undisclosed on the printing vendor. In the Terms & Conditions page, it is only explained that partners are printing vendors who work with Tokopedia in providing Tokopedia Print Services.

“Tokopedia Print Services are printing services provided by Partners on the Tokopedia Site / Application, including but not limited for marketing purposes, office equipment, stationery, packaging, photo printing, and/or merchandise printing.”

On its website, Tokopedia Print provides printing services for label stickers, outdoor banners, business cards, banners, flyers, posters, and masks. Everything can be selected according to the consumers’ demand.

The process is quite similar to shopping at Tokopedia. Consumers only need to select the service, for example, printing business cards, then uploading the prepared designs. Next, choose the quantity, paper type, and courier delivery. Payment methods are also available using Ovo.

Tokopedia’s presence has become a game-changer for digital printing players because the process is getting easier, just like shopping online. Meanwhile, there are already several players in this sector, such as PrinterQoe, Printerous, Gogoprint, Tjetak, PrintYuk, and many more.

In terms of potential, a report showed that the market share of printing in Indonesia is estimated to reach $ 14.5 billion in 2019. This is quite a very large potential because the majority of Indonesian people still use conventional printing service.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Tokopedia Rilis Layanan “Digital Printing”, Gaet Vendor Percetakan Lokal

Tokopedia kini ikut meramaikan industri percetakan digital dengan merilis layanan Tokopedia Print. Saat ini masih berbentuk beta dan sudah bisa diakses melalui situs dan aplikasi.

Saat dihubungi DailySocial, perwakilan Tokopedia belum bersedia memberikan komentarnya terkait ini. Mereka hanya mengatakan, “Tokopedia Print memang merupakan lini bisnis baru Tokopedia.”

“Dalam hal ini kami akan tetap berperan sebagai marketplace atau jembatan penghubung antara pegiat usaha lokal di bidang percetakan dengan masyarakat. Untuk info selanjutnya, mohon ditunggu pengumuman resmi kami dalam waktu dekat,” sambungnya.

Tidak diketahui siapa vendor percetakan yang digaet perusahaan. Dalam laman Syarat & Ketentuan, hanya dijelaskan partner adalah vendor percetakan yang bekerja sama dengan Tokopedia dalam menyediakan Jasa Print Tokopedia.

“Jasa Print Tokopedia adalah layanan percetakan yang disediakan oleh Partner pada Situs/Aplikasi Tokopedia, termasuk namun tidak terbatas untuk keperluan pemasaran, peralatan kantor, alat tulis, packaging/kemasan, cetak photo, dan/atau cetak merchandise.”

Di dalam situsnya, Tokopedia Print menyediakan jasa percetakan untuk stiker label, spanduk outdoor, kartu nama, banner, flyer, poster, hingga masker. Semuanya bisa dipilih sesuai ukuran yang diinginkan konsumen.

Proses pemesanannya seperti saat berbelanja di Tokopedia. Konsumen cukup memilih kebutuhannya, misalnya cetak kartu nama, lalu mengunggah desain yang sudah disiapkan. Kemudian, memilih jumlah, jenis kertas, dan kurir pengantaran. Metode pembayaran pun bisa dengan Ovo.

Kehadiran Tokopedia menjadi game changer untuk pemain percetakan digital karena prosesnya semakin mudah, selayaknya seperti berbelanja online. Adapun, pemain di sektor ini sudah ada beberapa, seperti PrinterQoe, Printerous, Gogoprint, Tjetak, PrintYuk, dan masih banyak lagi.

Secara potensi, dalam suatu laporan disebutkan bahwa pangsa pasar percetakan di Indonesia diestimasi tembus $14,5 miliar pada 2019. Potensi ini masih sangat besar karena mayoritas masih menggunakan percetakan konvensional.

Application Information Will Show Up Here

Printerous Secured Series A Funding, Currently Focusing on Expansion

The online platform for printing and packaging, Printerous announced series A funding from BAce Capital, AddVentures, GDP Ventures and Gobi Agung. Sovereign’s Capital, the previous investor also participated.

The investment is to be used for developing technology infrastructure and expanding coverage to 30 new cities in Indonesia, including to develop a sustainable business model. Pinterous is said to be profitable, therefore, the recent cash will be focused on expansion, in terms of business and products.

“The printing market in Indonesia has reached US$14.5 billion in 2019, this is quite big for the public’s majorty are still using conventional printing. This is encouraged us to improve technology innovation to help SMEs with solution for design, printing to distribution. The online printing innovation is to create a seamless, efficient, and transparent process,” Pinterous’ Founder & CEO, Kevin Osmond told DailySocial.

Since its debut in 2012, Printerous has collaborated with more than 250 printing merchants and supported more than 35 thousand business players. In the journey, they still have some issues, including market education. It’s because the service is quite new in Indonesia.

“We partner with printing and logistics partners, so we can create an easy, transparent and cost-effective printing solution. This business model has been implemented in the emerging markets such as Japan, China, the United States, and Europe, where the so-called-conventional printing industry transformed into digital,” Kevin said.

GDP Venture’s CEO, Martin Hartono said to continue to support the local startups in order to develop the domestic industry. “We always support local startups in Indonesia to develop new solutions, one of which is Printerous in the printing and packaging industry.”

“Printerous can empower the traditional industry using its technology and additional services, therefore, it can be very advantageous for the printing business and users. Printerous is one of Indonesia’s startups we believe to have big potential,” Mulyono said as BAce Capital’s Managing Director.

Previously, the company has received pre-series A funding worth of 18 billion Rupiah, led by Golden Gate Ventures, followed by Sovereign’s Capital and Gunung Sewu Kencana.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Printerous Terima Pendanaan Seri A, Fokus Lancarkan Ekspansi (UPDATED)

Platform online penyedia layanan cetak dan packaging Printerous mengumumkan perolehan pendanaan seri A dari BAce Capital, AddVentures, GDP Ventures dan Gobi Agung. Investor sebelumnya Sovereign’s Capital juga turut serta dalam putaran ini.

Investasi yang didapat akan dimanfaatkan untuk mengembangkan infrastruktur teknologi dan memperluas jaringan ke 30 kota baru di Indonesia, termasuk membangun model bisnis berkelanjutan. Printerous mengklaim saat ini perusahaan dalam kondisi profitable, sehingga pendanaan kali ini fokusnya memang untuk ekspansi, baik secara cakupan bisnis maupun produk.

Market printing di Indonesia mencapai US$14,5 miliar di tahun 2019, potensi ini masih sangat besar karena mayoritas masih menggunakan percetakan konvensional. Hal ini yang membuat kami terus meningkatkan inovasi teknologi untuk membantu UKM dengan solusi desain, cetak sampai distribusi. Inovasi cetak online ini akan membuat proses lebih praktis, efisien dan transparan,” ujar Founder & CEO Printerous Kevin Osmond kepada DailySocial.

Sejak meluncur pada tahun 2012, Printerous sudah bekerja sama dengan lebih dari 250 percetakan dan telah membantu lebih dari 35 ribu pelaku bisnis. Dalam perjalanannya, mereka masih menghadapi beberapa masalah, salah satunya edukasi pasar. Karena di Indonesia layanan yang diusung masih tergolong baru.

“Kami menggandeng mitra percetakan dan logistik, sehingga terciptalah solusi mencetak yang mudah, transparan dan hemat biaya. Model bisnis ini telah diimplementasikan di pasar berkembang seperti Jepang, China, Amerika Serikat dan Eropa, di mana industri percetakan yang kerap kali dianggap konvensional telah beralih menjadi digital,” terang Kevin.

CEO GDP Venture Martin Hartono menyatakan bahwa dukungan terhadap startup lokal harus terus dilakukan untuk perkembangan industri dalam negeri. “Kami selalu mendukung perusahaan lokal Indonesia yang bisa mengembangkan solusi-solusi baru, seperti salah satunya Printerous di industri percetakan dan packaging.”

“Printerous mampu memberdayakan industri tradisional dengan teknologi dan layanan tambahan lainnya, sehingga menguntungkan bagi percetakan maupun pengguna. Printerous adalah salah satu startup dari Indonesia yang kami percaya mempunyai peluang besar.” ujar Mulyono selaku Managing Director BAce Capital.

Sebelumnya perusahaan mendapatkan pendanaan pra-seri A senilai senilai 18 miliar Rupiah, dipimpin Golden Gate Ventures dan diikuti oleh Sovereign’s Capital dan Gunung Sewu Kencana.

Update : perubahan angka market printing di tahun 2019

Application Information Will Show Up Here

Printerous Aims for Southeast Asia Expansion This Year

Entering 2019, an online printing platform, Printerous, is said to have income growth over 300%. Established since 2012, this platform will be focused on B2B market. Currently, Printerous has acquired more than 15,000 users and handled orders in 20 cities around Indonesia.

B2B transaction in Printerous is said to contribute 98% of total income. Some of Printerous’ main products are packaging, marketing material, and office equipment.

Since the mid of 2017, the company presents e-procurement solution through Pro Accounts for medium business and corporate having routine printing needs. This feature facilitate product distribution to various area within national reach.

Printerous is on its way to acquire more users in SME segment.

“The high demand for printing in B2B segment ensuring us to keep making innovations for two main solutions, e-commerce and e-procurement,” Kevin Osmond, Printerous’ CEO said.

Southeast Asia Expansion

After acquiring series A funding worth of Rp18 billion in 2017 led by Golden Gate Ventures, followed by Sovereign’s Capital and Gunung Sewu Kencana, Printerous hasn’t raised new funding.

This year, Printerous plans to make expansion in Southeast Asia. They didn’t mention any specific country. Aside from expansion, there are two main points to achieve by this year, to develop business scale in two ways, acquisition and customer retention.

“We want to help more business players, not only in Indonesia but also overseas,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Printerous Targetkan Ekspansi Asia Tenggara Tahun Ini

Memasuki tahun 2019, Printerous, sebuah online printing platform, mengklaim pertumbuhan pendapatan hingga lebih dari 300%. Platform yang sudah hadir sejak tahun 2012 ini secara khusus akan fokus kepada pasar B2B. Saat ini, Printerous telah memiliki lebih dari 15.000 pengguna dan melayani pesanan di 20 kota di Indonesia.

Transaksi B2B di Printerous disebut menyumbang 98% dari total transaksi. Produk-produk utama yang ditawarkan Printerous untuk segmen B2B adalah packaging, marketing material, dan kebutuhan kantor.

Sejak pertengahan tahun 2017, solusi e-procurement dihadirkan perusahaan melalui fitur Pro Accounts untuk usaha menengah dan korporat yang memiliki kebutuhan mencetak rutin. Fitur ini memudahkan pendistribusian barang hasil cetakan ke berbagai daerah dalam skala nasional.

Ke depannya Printerous juga berusaha menambah jumlah pengguna untuk kalangan UKM.

“Tingginya kebutuhan mencetak di segmen B2B memantapkan kami untuk terus berinovasi di kedua solusi utama, yakni e-commerce dan e-procurement,” kata CEO Printerous Kevin Osmond.

Ekspansi ke Asia Tenggara

Setelah mendapatkan pendanaan Seri A sebesar Rp 18 miliar tahun 2017 lalu yang dipimpin Golden Gate Ventures dan diikuti Sovereign’s Capital dan Gunung Sewu Kencana, hingga kini Printerous mengklaim belum menggalang pendanaan baru.

Tahun ini Printerous berencana melakukan ekspansi ke negara-negara Asia Tenggara. Tidak disebutkan negara mana yang nantinya bakal disambangi Printerous.

Selain ekspansi ke negara-negara Asia Tenggara, dua poin utama yang ingin diwujudkan Printerous tahun ini adalah mengembangkan skala bisnis melalui dua jalur, akuisisi dan retensi pelanggan.

“Kami ingin membantu lebih banyak lagi pelaku usaha, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri,” pungkas Kevin.

Application Information Will Show Up Here

Online Printing Startup Gogoprint is Ready for Expansion Following Series A Funding

Gogoprint, a Singapore-based online printing startup is ready to expand business in all over Indonesia following series A funding worth of US$ 7.7 million (around Rp116 billion). It was led by Online Printing Group (OPG) from Brazil.

Regionally, it’s to be used for more expansions, including to New Zealand, Australia, and South Korea.

For Indonesia in particular, the funding will help realize the company’s dream to expand to all over Indonesia and acquire new users. Currently, the new Gogoprint service is only available in Java, Bali, and Sumatra.

“Indonesia is a valuable country for Gogoprint Group. It has represented the largest printing market in Indonesia with the strongest regional projection in internet usage and e-commerce development. The use of technology has much more advanced although not fully prepared. The key is to educate customers regarding the benefit of online printing.” Euginia Budiman, Gogoprint‘s Project Manager, told DailySocial.

In order to make this plan works, Gogoprint will develop products to become a one-stop-printing solution for customers. Therefore, it can attract new users to bring Gogoprint as Indonesia’s leading player.

In its business model, Gogoprint connects customers with printing partners to receive orders online. They can have easier access to a variety of high-quality printed products by paying less.

The printing partners gain access to a larger set of customers to maximize the machine utilization and their internal ROI.

“This challenge will be solved by putting time, effort, and sweat into the printing supplier bonding, collaboration to support the printing bumps and service speed.”

Business Achievement

In the official release, Gogoprint has partnered with more than 45 thousands SME entrepreneurs and startups throughout Asia Pacific. They produce stationary for business and promotion, such as business cards, flyers, brochures, pens, and flash drive.

The compatible technology algorithm allows business to produce high-quality items that can be easily and economically personalized with fast turnaround. This process used proprietary algorithmic software that organizes and accumulates client’s orders and distributes printing costs to hundreds of partners through one network.

“We’re glad to have support from all investors who share the vision with us, to build a leading online printing business in Asia Pacific. In addition, it allows us to accelerate global expansion and develop our products,” David Berghaeuser, Gogoprint’s Co-Founder and Managing Director, said.

Since the launching in 2015, Gogoprint has claimed to have exponential growth in all markets include Thailand, Malaysia, Singapore, and Indonesia. The number of employees has reached 125 people and soon to hire 30 more people in the team.

It has a 200 percent year-on-year growth in customer acquisition and attracted more than 45 thousand customers. Gogoprint customers include Honda, Lazada, Lion Air, Yamaha, Nanyang Technological University Singapore, and Booking.com.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Raih Pendanaan Seri A, Startup Online Printing Gogoprint Siap Ekspansi ke Seluruh Indonesia

Gogoprint, startup online printing yang berbasis di Thailand, siap mengembangkan bisnisnya ke seluruh Indonesia pasca memperoleh pendanaan Seri A senilai US$7,7 juta (sekitar Rp116 miliar). Pendanaan tersebut dipimpin oleh Online Printing Group (OPG) dari Brazil.

Secara regional, funding ini akan diarahkan untuk melancarkan rencana ekspansi negara baru, seperti Selandia Baru, Australia, dan Korea Selatan. Mengembangkan platform dan menambah variasi produk.

Khusus untuk Indonesia, funding akan membantu mewujudkan ambisi perusahaan untuk ekspansi ke seluruh daerah di Indonesia dan mengakuisisi pengguna baru. Adapun saat ini, layanan Gogoprint baru terbatas untuk Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera.

“Indonesia merupakan negara yang sangat penting untuk Grup Gogoprint. Indonesia sudah mewakili pasar percetakan terbesar di Indonesia dan memiliki proyeksi regional terkuat dalam hal penggunaan internet dan perkembangan e-commerce. Meski dalam penggunaan teknologi sudah sangat berkembang walau belum terlalu siap. Kuncinya adalah mengedukasi pelanggan soal keuntungan mencetak secara online,” ucap Project Manager Gogoprint Indonesia Euginia Budiman kepada DailySocial.

Untuk mewujudkan rencana tersebut, Gogoprint akan mengembangkan produk agar dapat menjadi one-stop-printing solution untuk pelanggan bisnis. Sehingga dapat menarik semakin banyak pengguna baru yang dapat menggiring Gogoprint sebagai pemain terdepan di Indonesia.

Dalam model bisnisnya, Gogoprint menghubungkan dengan mitra percetakan agar dapat menerima pesanan secara online. Pengguna dapat memiliki akses lebih mudah untuk berbagai produk cetakan berkualitas tinggi, dengan membayar harga lebih rendah.

Mitra percetakan memperoleh akses ke kumpulan pelanggan yang lebih besar, sehingga dapat memaksimalkan pemanfaatan mesin dan ROI internal mereka.

“Tantangan ini diatasi hanya dengan menempatkan waktu, usaha, dan keringat ke dalam hubungan pemasok percetakan, bekerja sama dalam mendorong hambatan kualitas ceetak dan kecepatan pelayanan.”

Pencapaian bisnis

Dalam keterangan resmi, Gogoprint telah bekerja sama dengan lebih dari 45 ribu pengusaha UKM dan rintisan di seluruh Asia Pasifik. Gogoprint memproduksi perlengkapan tulis untuk aktivitas bisnis dan materi promosi, seperti kartu nama, flyer, brosur, pulpen, dan flash drive.

Algoritma teknologi pencocokannya memungkinkan binsis untuk memproduksi barang berkualitas tinggi yang dapat dipersonalisasi dengan mudah dan hemat dengan turnaround yang cepat. Proses ini menggunakan perangkat lunak algoritmik eksklusif yang mengelola dan mengakumulasi pesanan klien dan mendistribusikan biaya percetakan ke ratusan mitra percetakan melalui satu jaringan.

“Kami senang mendapat dukungan berkesinambungan dari semua investor yang berbagi visi yang sama dengan kami, yaitu membangun bisnis percetakan online terkemuka di Asia Pasifik. Selain itu dukungan mereka memungkinkan kami untuk percepat ekspansi global dan mengembangkan produk kami,” tambah Co-Founder dan Managing Director Gogoprint David Berghaeuser.

Sejak diluncurkan pada 2015, Gogoprint diklaim telah mengalami pertumbuhan yang eksponensial di seluruh pasar termasuk Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Jumlah staf mencapai 125 orang dan berencana tambah 30 orang lagi dalam tim.

Pertumbuhan secara year-on-year sebesar 200 persen dalam hal akuisisi pelanggan dan telah menarik lebih dari 45 ribu pelanggan. Pengguna Gogoprint di antaranya Honda, Lazada, Lion Air, Yamaha, Nanyang Technological University Singapore, dan Booking.com.

Hadirkan Layanan Cetak Foto, Sweet Escape Jalin Kemitraan dengan Printerous

Bertujuan memudahkan orang mengabadikan momen-momen istimewa, SweetEscape sebagai jasa fotografi yang memiliki lebih dari 2000 fotografer, baik lokal dan juga internasional, menggandeng Printerous menghadirkan layanan cetak foto kepada pengguna.

Kerja sama ini diharapkan bisa memudahkan pengguna yang menggunakan jasa fotografi. Konsumen bisa secara langsung bisa mencetak foto dan diantar langsung ke lokasi yang ditentukan.

“Kenapa kami memutuskan melakukan kolaborasi dengan Printerous karena adanya kesamaan visi. Sebagai startup yang berbasis teknologi, saya harap kerja sama ini bisa memudahkan pengguna,” kata Founder dan CEO SweetEscape David Soong.

Setiap bulannya ada sekitar 30 ribu foto yang diunduh dari aplikasi SweetEscape. Untuk pencetakan foto, usai memanfaatkan jasa fotografi di SweetEscape, pengguna bisa memilih dua tipe produk cetak, Canvas Art dan Photo Prints. Selanjutnya pengguna bisa memilih momen favorit dari sesi foto mereka dan langsung memilih fitur “Cetak” dalam aplikasi.

Produk Canvas Art dibanderol dengan harga sekitar Rp 280 ribu dan Photo Prints seharga Rp 14 ribu. Pembayaran dapat dilakukan melalui PayPal dan Kartu Kredit.

“Menurut saya, Printerous dan SweetEscape memiliki visi yang sejalan. Sesuai dengan tagline SweetEscape ‘Make Every Moment Memorable’, Printerous ingin membantu para pengguna untuk dapat mencetak momen berharga mereka,” kata Founder Printerous Kevin Osmond.

Berencana untuk melakukan fundraising

Sweet Escape yang telah diluncurkan sejak tahun 2016 hingga kini mengklaim telah memiliki ribuan pengguna dan telah hadir di lebih dari 400 kota. Di Indonesia, SweetEscape telah memiliki jaringan fotografer di 40 kota. Dengan harga layanan yang tergolong premium, SweetEscape memang sengaja menargetkan pengguna dari kalangan menengah ke atas. Untuk jasa foto selama dua jam dengan hampir 200 foto yang sudah diedit, pengguna akan dikenakan biaya sekitar Rp4-7 juta.

“Namun demikian dengan kualitas foto yang dihasilkan, sebenarnya bisa dibilang harga yang kami tawarkan tergolong ekonomis,” kata David.

Berencana untuk melakukan fundraising, target yang ingin diwujudkan SweetEscape lainnya adalah melakukan ekspansi di negara lainnya. Di tahun 2018 ini SweetEscape mencatat hampir 50% pelanggan berasal dari Indonesia, sementara dari negara lainnya sekitar 40% saja.

“Harapannya SweetEscape bisa Going Global, dengan aplikasi multibahasa dan peluncuran resmi di negara baru yang akan kami resmikan dalam waktu dekat,” tutup David.

Application Information Will Show Up Here

Gogoprint Jembatani Kebutuhan UKM dan Mitra Percetakan di Indonesia

Bertujuan memberikan akses mudah untuk mendapatkan layanan percetakan, Gogoprint meresmikan kehadirannya di Indonesia. Sebelumnya Gogoprint juga sudah hadir di Thailand dan Malaysia.

Mengklaim telah memiliki 100 mitra percetakan dan lebih dari 30 ribu pelanggan, Gogoprint hadir memenuhi permintaan industri percetakan sekaligus menawarkan solusi pengalaman mencetak yang lebih baik.

Kepada DailySocial, Managing Director dan Founder Gogoprint David Berghaeuser menyebutkan, ekspansi Gogoprint ke Indonesia sengaja dilakukan untuk merangkul lebih banyak pelaku bisnis kelas UKM mengelola kebutuhan percetakan memanfaatkan proprietary algoritmic software, yang mengelola dan mengumpulkan beberapa pesanan, dan mendistribusikan biaya pencetakan.

“Dengan mengembangkan platform yang bisa menjembatani kebutuhan pemilik UKM kepada pemilik percetakan, Gogoprint bisa memberikan layanan cepat dengan jumlah yang besar.”

Saat ini layanan Gogoprint hanya tersedia Jabodetabek, namun ke depannya Gogoprint berencana memperluas area jangkauan ke kota lainnya di Indonesia.

Cara kerja Gogoprint

Dengan mengakses Gogoprint dari situsnya, pelanggan dapat memilih berbagai pilihan cetak dan menentukan jenis kertas, format dan warna yang ingin mereka cetak. Mereka juga dapat mengunggah data karya seni mereka secara online. Gogoprint selanjutnya akan mencetak dan mengirimkan hasil cetak ke kantor atau rumah konsumen secara gratis.

Dibanding perusahaan percetakan tradisional yang memakan waktu 7 sampai 10 hari untuk memproses pesanan, Gogoprint dapat melakukannya dalam waktu 1 hari.

“Untuk pengiriman Gogoprint menjalin kemitraan dengan pihak ketiga. Kami menjamin layanan pengantaran tersebut adalah yang terbaik pilihan dari Gogoprint,” kata David.

Segera setelah peluncurannya, Gogoprint mulai menawarkan layanan desain dan template gratis yang bisa disunting secara langsung oleh pengguna. Kedua layanan ini diharapkan bisa menghapus kebutuhan pengusaha kecil dan menengah akan seorang designer, sehingga menghemat biaya desain dan waktu.

“Saat ini Gogoprint hanya bisa diakses di situs dan mobile browser. Belum ada rencana Gogoprint meluncurkan aplikasi mobile,” kata David.

Rencana dan target di tahun 2018

Di tahun 2018 ini, Gogoprint masih memiliki banyak rencana, di antaranya ekspansi ke Asia Pasifik dan memberikan layanan percetakan kepada beragam pemilik usaha. Untuk mencapai tujuan tersebut, Gogoprint fokus memperkuat posisi mereka di Indonesia dan menciptakan hubungan baik dengan pelanggan.

“Pasar percetakan Asia Tenggara saat ini bernilai $25 miliar dan diperkirakan akan terus tumbuh sekitar 2% setiap tahunnya. Indonesia merupakan pasar ekonomi terbesar di kawasan ini dan bagi kami untuk benar-benar menjadi pemimpin di industri printing, peluncuran di Jakarta adalah tonggak penting bagi pertumbuhan Gogoprint,” kata David.