June Adalah Oven Pintar Bertenaga AI dan Jeroan ala Smartphone

Sekitar dua tahun yang lalu, sebuah oven pintar bernama June hadir dengan ide yang tak lazim: memanfaatkan artificial intelligence (AI) untuk memasak berbagai bahan makanan dengan tingkat kematangan yang sempurna, tanpa campur tangan terlalu banyak dari manusia. Nyaris semua klaim pengembangnya dapat June lakukan dengan baik, tapi masalah utamanya cuma satu: harganya nyaris $1.500.

Harga itu jelas kelewat mahal, dan dalam kurun waktu dua tahun ini, pengembangnya sudah banyak belajar. Mereka pun memperkenalkan June Oven generasi kedua. Kelebihannya, hampir semua yang bisa dilakukan pendahulunya tersedia di sini, namun konsumen hanya perlu menebus sebesar $600 ‘saja’.

2nd generation June Oven

Ya, $600 memang masih termasuk mahal untuk sebuah oven, namun pada kenyataannya memang belum ada oven lain yang secanggih June. Sistem kecerdasan buatan masih menjadi salah satu fitur unggulan di generasi keduanya ini, demikian pula jeroan ala smartphone, spesifiknya chip Nvidia Tegra K1 dengan prosesor quad-core 2,3 GHz.

Tidak, oven ini tidak bisa Anda pakai bermain Clash of Clans selagi menunggu masakan di dalamnya matang meskipun ia mengemas layar sentuh 5 inci. Layar sentuh itu berguna untuk mengoperasikan oven, dan pada generasi keduanya ini sudah tidak ada lagi kenop stainless steel di bawah layar demi menekan ongkos produksi sekaligus harga jualnya.

Juga absen adalah kemampuan menimbang June generasi pertama. Menurut penjelasan CEO-nya, Matt Van Horn, fitur ini rupanya tidak banyak dipakai oleh konsumen June. Menghapuskannya sekali lagi membantu June untuk semakin menekan harga jual oven pintar generasi keduanya ini.

2nd generation June Oven

Selebihnya, June generasi kedua masih mirip seperti sebelumnya. Di samping chip Nvidia itu tadi, kamera HD yang terdapat di biliknya juga masih ada, yang tetap berfungsi sebagai ‘mata’ buat June. Biliknya sendiri yang berkapasitas 28 liter dan dibuat dari bahan stainless steel kini diklaim lebih mudah dibersihkan.

Kemampuan memasaknya pun tidak berubah, masih mengandalkan elemen pemanas serat karbon yang bisa naik suhunya lebih cepat, sehingga tahap pre-heating sama sekali tidak diperlukan. Selama memasak, pengguna bisa menanyakan sisa waktu yang June perlukan kepada Alexa via smart speaker Amazon Echo. Jumlah preset memasaknya pun telah bertambah dari yang sebelumnya cuma 25 menjadi 100 jenis masakan. June rupanya banyak belajar dari masukan konsumen selama dua tahun ini.

2nd generation June Oven

Via software update, oven pintar ini bisa ditingkatkan fungsionalitasnya, sama seperti mobil Tesla. Contohnya, pada generasi pertamanya, June kerap menjumpai kesulitan memasak bacon, sebab preset yang tersedia untuk bahan ini cuma ada satu saja. Berdasarkan masukan konsumen, June kini memiliki 64 preset yang berbeda hanya untuk bacon saja.

Jumlah preset yang begitu banyak ini diperlukan sebab faktor yang berpengaruh dalam memasak bacon pun juga banyak; semisal jumlah potongannya, menggunakan lapisan aluminium foil atau tidak, dan lain sebagainya. Selanjutnya, demi memudahkan, AI milik June secara proaktif akan memilih preset yang diperlukan berdasarkan preferensi konsumen yang dicantumkan.

Ketika semua kecanggihan itu ditimbang, maka $600 tidak akan terasa terlalu mahal, apalagi mengingat fiturnya bisa terus bertambah seiring berjalannya waktu. CEO June bahkan sempat mengutarakan rencana mereka untuk menambahkan fitur yang mampu mengubah fungsi June menjadi rice cooker.

2nd generation June Oven

Sumber: Engadget.

June Oven Andalkan AI untuk Menjadi Perabot Terpandai di Dapur Anda

Memasak itu penuh dengan ketidakpastian. Saat memanggang satu ayam utuh misalnya, Anda hanya bisa mengandalkan feeling dan pengalaman untuk mengetahui apakah bagian dalamnya sudah benar-benar matang dengan pas atau belum.

Mereka yang belum pernah memanggang ayam sebelumnya jelas akan kesulitan. Namun ini tak perlu terjadi seandainya ada perabot yang sanggup mengenali apa yang hendak dimasak dan memastikan semuanya berjalan sesuai rencana, bahkan tanpa campur tangan terlalu banyak dari sang koki amatir.

Dimensi June Oven tergolong ringkas, tapi bisa memuat satu ayam utuh di dalamnya / June
Dimensi June Oven tergolong ringkas, tapi bisa memuat satu ayam utuh di dalamnya / June

Demikian kira-kira premis di balik June Oven. Wujudnya sepintas mirip seperti oven pada umumnya, akan tetapi pengembangnya telah menyematkan sederet teknologi canggih guna menjadikannya sebagai perabot terpandai di dapur.

Salah satu teknologi yang dimaksud adalah AI alias artificial intelligence atau kecerdasan buatan. Tujuannya adalah supaya oven bisa mengenali apa yang hendak dimasak, lalu merekomendasikan teknik yang tepat guna mendapatkan hasil terbaik dari bahan makanan tersebut.

Untuk bisa mengenali bahan makanan, dibutuhkan indera penglihatan. June Oven dibekali sebuah kamera HD yang menggantung di bagian atas interiornya. Dipadukan dengan AI, kamera ini bahkan bisa tahu ketika Anda menempatkan roti bagel menghadap ke atas atau bawah, sehingga Anda tidak mungkin salah menggosongkan sisinya.

June Oven bisa dikendalikan via ponsel atau kenop dan layar sentuhnya sendiri / June
June Oven bisa dikendalikan via ponsel atau kenop dan layar sentuhnya sendiri / June

Kamera ini juga bisa dimanfaatkan untuk memantau masakan via ponsel dengan bantuan aplikasi pendamping June. App ini berperan sebagai pusat kendali June, tapi pengguna juga bisa memanfaatkan kenop dan layar sentuh HD di sisi depan June.

Saat masakan sudah matang, June akan berhenti dengan sendirinya dan mengirim notifikasi ke ponsel, tablet atau smartwatch sekaligus. Semuanya bisa dipercayakan kepada June selagi Anda menghidangkan jamuan pembuka kepada para tamu.

Tidak seperti oven tradisional, pre-heating tidak termasuk dalam kamus June. Ia dibekali elemen pemanas berbahan serat karbon yang diklaim dapat mencapai suhu optimal tiga kali lebih cepat dari biasanya. Menemani komponen tersebut adalah sepasang kipas konveksi adaptif yang tak hanya bertugas mempercepat proses memasak, tapi juga memastikan panas tersebar secara merata.

Interior June Oven terinsulasi supaya panasnya tidak terasa sampai di luar / June
Interior June Oven terinsulasi supaya panasnya tidak terasa sampai di luar / June

Fitur pendukung June yang lain mencakup termometer dan timbangan digital terintegrasi. Semua ini dikemas dalam sasis stainless steel yang ringkas namun sanggup mengakomodasi volume cukup besar, misalnya satu ayam utuh tadi.

Satu-satunya kelemahan June Oven adalah harganya. $1.495 merupakan banderol yang sangat tinggi untuk sebuah perabot dapur yang bukan kulkas atau kompor meski pengembangnya menawarkan garansi uang kembali selama 100 hari. June saat ini sudah menerima pre-order, tapi sayang baru untuk konsumen di AS saja.

Panasonic Luncurkan Oven Induksi Mungil Seukuran Microwave

Oven induksi yang kita tahu selama ini biasanya punya ukuran besar, tidak seperti kompor induksi yang banyak ditawarkan dalam wujud portable. Namun Panasonic berencana mengubah anggapan tersebut lewat prototipe perangkat terbarunya, Panasonic Countertop Induction Oven.

Istilah “Countertop” menandakan bahwa perangkat ini bisa diletakkan di atas meja dapur layaknya sebuah microwave, dan ukurannya pun tidak jauh berbeda dari microwave atau toaster oven pada umumnya. Terlepas dari itu, ia tetap merupakan sebuah oven induksi yang punya banyak kelebihan dibanding oven biasa.

Sekadar mengingatkan, teknologi induksi sama sekali tidak melibatkan api. Kompor maupun oven induksi mengandalkan manipulasi medan magnet untuk menciptakan energi panas, berbeda dari teknologi pemanas elektrik biasa yang menciptakan panas melalui koil berhambatan.

Alhasil, kompor maupun oven induksi seringkali tidak perlu dipanaskan terlebih dulu sebelum dipakai memasak. Hal ini berujung pada konsumsi energi listrik yang lebih efisien, dan tentu saja proses memasak yang lebih cepat. Inilah yang diunggulkan oleh Countertop Induction Oven besutan Panasonic, dengan bonus ukuran yang jauh lebih mungil ketimbang oven induksi yang sudah ada di pasaran saat ini.

Pengguna bisa memakainya untuk mengolah berbagai jenis masakan, utamanya untuk panggangan. Pelat dasarnya mempunyai zona panas yang berbeda, dimana yang terpanas adalah bagian tengahnya. Lebih lanjut, Panasonic turut membekalinya dengan mode pengaturan yang spesifik untuk jenis makanan tertentu.

Panasonic rencananya akan mulai memasarkan perangkat ini pada bulan Oktober mendatang. Harganya diperkirakan mencapai $600. Sepintas memang terdengar mahal, akan tetapi perlu diingat bahwa ia merupakan oven induksi terkecil yang bisa kita jumpai dalam waktu dekat, yang pastinya akan sangat ideal untuk penghuni apartemen yang selalu mempertimbangkan masalah ukuran.

Sumber: Engadget dan CNET.

Viking Professional TurboChef Adalah Oven Rumahan Tercepat di Dunia

Dalam perbincangan sehari-hari, topik kecepatan selalu diidentikkan dengan mobil, motor, pesawat atau prosesor. Hal ini wajar mengingat keempat objek di atas memerlukan kecepatan untuk melakukan tugasnya. Lalu apa yang tersirat di benak Anda saat mendengarkan kabar tentang oven tercepat di dunia? Continue reading Viking Professional TurboChef Adalah Oven Rumahan Tercepat di Dunia