Zipchair Gaming Jadi Sponsor Overwatch League, Coca-Cola Dukung Tespa

Mulai tahun depan, Overwach League akan menetapkan sistem kandang-tandang. Itu berarti, semua tim esports yang ikut dalam liga tersebut akan memiliki markas sendiri untuk menjamu tim lawan yang datang.

Salah satu masalah yang muncul dengan menggunakan sistem ini adalah penyelenggara harus menggunakan kursi yang berbeda untuk setiap tim. Untungnya, Zipchair Gaming dari DreamSeat memutuskan untuk bekerja sama dengan Overwatch League dan menjadi penyedia kursi gaming dalam turnamen tersebut. Kursi yang digunakan adalah Zipchair Gaming Xpression. Seperti namanya, kursi gaming ini memiliki zipper atau ritsleting, sehingga bagian bagian logo pada kursi bisa dilepas dan diganti. Ini akan memudahkan pihak penyelenggara, sehingga mereka tidak perlu menyiapkan kursi yang berbeda untuk setiap tim. Sebagai gantinya, mereka cukup mengganti logo yang ada pada kursi.

“Bekerja sama dengan DreamSeat memungkinkan kami menyesuaikan kursi untuk setiap tim di panggung tanpa harus menggunakan kursi yang berbeda,” kata Activision Blizzard, Esports Director of Global Partnerships, Anthony Theoharis, sepreti dikutip dari The Esports Observer. “Kami senang bisa bekerja sama dengan perusahaan yang juga peduli dengan olahraga profesional dan Overwatch League. Kami juga senang karena para fans kami akan bisa membeli kursi yang sama persis yang digunakan oleh para atlet profesional Overwatch League.”

Tampilan Zipchair Gaming Xpressoin | Sumber: The Esports Observer
Tampilan Zipchair Gaming Xpressoin | Sumber: The Esports Observer

Memang, melalui kerja sama ini, selain mendapatkan kursi untuk para pemain, Overwatch League juga memiliki lisensi untuk menjual dan mendistribusikan kursi gaming dengan logo para tim peserta liga. Sebelum ini, Activision Blizzard, developer game Overwatch, mengumumkan kerja sama dengan Kellogg Company. Salah satu bentuk kerja sama itu adalah program marketing bersama antara Overwatch League dengan dua merek di bawah Kellogg Company, Cheez-It dan Pringles.

Coca-Cola menjadi rekan Tespa

Tespa, operator esports tingkat kampus asal Amerika Utara, mengumumkan bahwa Coca-Cola kini menjadi rekan resmi mereka. Menurut situs resmi Tespa, sekarang mereka memiliki lebih dari 270 Chapter yang tersebar di Amerika Serikat dan Kanada. Chapter adalah klub gaming siswa yang diakui oleh Tespa. Para pemimpin Chapter bertanggung jawab untuk mengadakan acara dan membantu para anggotanya untuk mengasah kemampuan.

Sumber: The Esports Observer
Sumber: The Esports Observer

Dengan kerja sama dengan Coca-Cola, Chapter akan mendapatkan produk dan merchandise dari Coca-Cola yang bisa dibagikan dengna para pemain. Selain itu, para anggota Tespa juga bisa ikut serta dalam Coca-Cola Loot Drop. Merek minuman itu juga akan menjadi mensponsori berbagai kegiatan Tespa, mulai dari workshop sampai acara perekrutan anggota.

Sejauh ini, Tespa pernah mengadakan turnamen seperti ESPN Collegiate Esports Championship, Overwatch Collegiate Championship, dan Heartstone Collegiate Championship. Secara total, Tespa telah memberikan hadiah dan beasiswa senilai US$3,3 juta. Beberapa rekan Tespa sebelum Coca-Cola antara lain Twitch, Blizzard Entertainment, dan ASUS Republic of Gamers.

Sumber: The Esports Observer, Esports Insider

Sumber header: Esports Insider

Activision Blizzard Gandeng Nielsen untuk Pastikan Validitas Data Penonton Overwatch League

Perlahan tapi pasti, industri esports terus tumbuh, menjadikannya sebagai pembicaraan hangat. Nilai industri esports diperkirakan telah mencapai nilai US$1,1 miliar pada tahun ini. Dalam waktu tiga tahun, angka tersebut diduga akan naik hingga hampir US$3 miliar. Jumlah penonton esports juga tak kalah besar. Menurut survei Goldman Sachs dan Newzoo, penonton esports tahun ini mencapai 194 juta dan akan naik menjadi 276 juta pada 2022. Karena itu, jangan heran jika semakin banyak merek non-endemik yang tertarik untuk menjadi sponsor di industri esports.

Namun, masuknya merek-merek besar seperti Coca-Cola dan Audi berarti, para pelaku esports harus bisa menjamin validitas data mereka. Karena, perusahaan yang telah menjadi sponsor esports pasti ingin memastikan bahwa investasi yang telah mereka tanamkan tidak sia-sia. Data soal potensi pendapatan dan penonton esports memang terlihat mengagumkan. Sayangnya, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data biasanya berbeda-beda sehingga data dari satu sumber belum tentu bisa dibandingkan dengan data dari sumber lain. Terkadang, para pelaku industri esports sengaja menggunakan data yang membuat turnamen yang mereka selenggarakan atau game yang mereka buat terlihat sangat baik.

Proyeksi total pendapatan industri esports | Sumber: Goldman Sachs
Proyeksi total pendapatan industri esports | Sumber: Goldman Sachs

“Di esports, ada banyak metrik yang sulit untuk dimengerti dan sulit untuk dibandingkan, seperti jumlah view, peak concurrents, dan total lama video ditonton. Karena semua orang berusaha untuk tampil sebagai yang terbaik dan menggunakan data dengan angka tertinggi, ini menciptakan masalah. Sulit bagi orang-orang untuk membandingkan data sehingga mereka justru membuat perbandingan yang salah. Meskipun ini bisa menjadi berita yang menarik, hal itu justru akan berdampak buruk pada industri dalam jangka panjang,” kata Kasra Jafroodi, Strategy and Analytics Lead, Activision Blizzard Esports, seperti disebutkan oleh The Esports Observer.

Menyadari hal ini, Activision Blizzard lalu bekerja sama dengan Nielsen. Kerja sama ini dimulai sejak April lalu. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data Average Minute Audience (AMA) dari Overwatch League, liga dari salah satu game buatan Activision Blizzard. Data ini kemudian akan ditunjukkan pada sponsor atau calon sponsor turnamen tersebut. Laporan Nielsen kali ini akan membandingkan data streaming dari Overwatch League pada tahun ini dengan tahun lalu. Cara menghitung AMA sederhana, total durasi konten ditonton dalam menit dibagi dengan total lama siaran dalam menit.

Menurut Nielsen, AMA dari minggu pertama musim kedua Overwatch League adalah 440 ribu, naik 14 persen dari tahun lalu. Namun, setelah liga mulai berjalan, AMA Overwatwch League turun menjadi 313 ribu. Meskipun begitu, angka itu masih menunjukkan kenaikan sebesar 18 persen jika dibandingkan dengan rata-rata AMA pada musim pertama. Jafroodi mengatakan, data dari Nielsen terkait Overwatch League memang tak terdengar sefantastis data terkait esports lainnya. Meskipun begitu, dia percaya, data itu akan menguntungkan Activision Blizzard dalam jangka panjang karena para sponsor bisa mengerti dan percaya akan validitas data tersebut.

Overwatch League | Sumber: Wikimedia Commons
Overwatch League | Sumber: Wikimedia Commons

“Ketika Anda bicara soal merek atau perusahaan atau investor, penting bagi mereka untuk bisa membandingkan Overwatch League dengan olahraga tradisional, karena itu membantu mereka untuk mengerti bagaimana performa turnamen kami,” kata Jafroodi, menurut laporan AdWeek. ” Dan jika investasi mereka di Anda menunjukkan hasil positif, ini menjadi semakin berharga.” Menurutnya, salah satu pentingnya transparansi data di esports adalah untuk memupuk kepercayaan masyarakat dan investor.

Esports tidak akan mendadak menjadi olahraga terbesar di Amerika Serikat,” Jafroodi menjelaskan. “Namun, jika Anda bisa melihat pertumbuhan industri ini dan Anda memiliki data yang bisa dipercaya, mudah untuk melihat apa yang akan terjadi dalam 10 tahun mendatang. Anda justru akan mencurigai keadaan industri ketika Anda menggunakan data yang tak valid.” Activision Blizzard bukan satu-satunya publisher yang menggandeng Nielsen untuk mendapatkan data yang valid soal esports. Pada Juli lalu, Riot mengumumkan kerja samanya dengan Nielsen untuk mendapatkan data valuasi sponsorship di industri esports.

Sumber header: overwatchleague.com

Pringles dan Xfinity Jadi Sponsor Overwatch League

Kellogg Company mengumumkan kerja sama dengan Activision Blizzard. Kerja sama ini berlangsung selama lebih dari sahu tahun dan meliputi berbagai aktivitas marketing melibatkan Pringles dan Cheez-It dengan Overwatch League. Salah satu aktivitas tersebut adalah acara nonton bareng Grand Final dari Overwatch League yang akan diadakan pada 29 September mendatang. Acara tersebut akan diadakan di lebih dari 1.000 toko Walmart. Pada hari yang sama, konsumen juga boleh mencoba produk Cheez-It Grooves dan Pringles Wavy, dua merek makanan di bawah Kellogg Company. Kegiatan lain yang masuk dalam kerja sama ini adalah program berhadiah tiket babak final Overwatch League yang bisa didapatkan oleh konsumen.

Pringles dan Cheez-It juga akan ditampilkan sebagai sponsor selama setengah babak final OWL serta masuk ke dalam sesi highlight. Mulai tahun depan, Cheez-It Grooves dan Pringles Wavy akan membuat kemasan baru khusus Overwatch League. Program marketing antara Pringles dan Overwatch League berlaku secara global sementara kerja sama dengan Cheez-It hanya berlaku di Amerika Serikat.

Sumber: via Esports Insider
Sumber: Overwatch League via Esports Insider

“Kami tahu bahwa pecinta Cheez-It dan Pringles juga aktif di esports, khususnya Overwatch League,” kata Senior Director of Kellogg Integrated Promotions, Zion Doran, dikutip dari Esports Insider. “Jadi, ini adalah kesempatan emas untuk menghubungkan dua hal tersebut.” Kellogg bukan satu-satunya perusahaan makanan yang menjadi sponsor dari Overwatch League. Turnamen itu juga disponsori oleh Coca-Cola. Dua merek non-endemik lain yang juga mensponsori kompetisi itu antara lain Toyota dan State Farm. Overwatch League dimulai pada Februari lalu. Pada minggu pembukaan, turnamen itu ditonton oleh 13 juta orang secara global. Dari tahun lalu, jumlah penonton turnamen tersebut naik 13 persen. Jadi, tidak aneh jika turnamen ini menarik merek endemik dan non-endemik untuk menjadi sponsor.

Beberapa hari lalu, Xfinity mengumumkan bahwa mereka akan menjadi sponsor dari Overwatch League 2019 untuk babak playoff dan babak final. Dengan begitu, merek Xfinity akan muncul dalam tayangan Overwatch League di Twitch dan ESPN serta di tayangan babak final yang disiarkan di ABC. Babak playoff Overwatch League akan dimulai pada 30 Agustus di Los Angeles, sementara babak final akan diadakan di Wells Fargo Center di Philadelphia.

“Xfinity adalah merek kelas dunia dan kami senang karena mereka menjadi bagian dari Grand Finals 2019 kami. Kami bekerja sama dengan Twitch untuk menyediakan kesempatan khusus bagi Xfinity, memungkinkan mereka untuk terhubung dengan para fans baik di tempat acara berlangsung atau secara digital,” ujar Josh Cella, Head of Global Partnerships, Activision Blizzard Esports, seperti dikutip dari Esports Insider.

Sumber: Esports Insider, The Esports Observer, Gaming Street

Sumber header: overwatchleague.com

Overwatch League Cari Pendapatan Ekstra dari Sponsorship

Sponsorship adalah sumber pendapatan terbesar dalam industri esports. Menurut Newzoo, sponsorship menyumbangkan 41,5 persen dari total pendapatan US$1,1 miliar industri esports pada tahun ini.

Tidak heran jika sponsorship masih menjadi sumber utama pendapatan industri esports. Studi dari Nielsen menunjukkan bahwa esports tidak hanya diminati oleh merek-merek endemik seperti perusahaan pembuat prosesor, komputer, dan aksesori, tapi juga oleh merek non-endemik.

Di Overwatch League, sponsorship juga merupakan sumber pendapatan penting, baik dalam penyelenggaraan turnamen atau untuk tim esports yang bermain dalam kompetisi tersebut. Belakangan, tim peserta dalam Overwatch League juga mulai memikirkan cara mendapatkan keuntungan dan tidak sekadar menjadi pemenang.

Inilah alasan mengapa Overwatch League akan mulai membantu tim-tim yang bertanding dalam turnamen itu untuk meningkatkan pendapatan dari sponsorship. Hal ini dikonfirmasi oleh CEO Activision Blizzard, Pete Vlastelica pada Sports Business Journal.

“Ini penting — kami terus mencari cara untuk memperbanyak properti yang bisa dijual ke pasar oleh para tim profesional,” kata Vlastelica, seperti yang dikutip dari Esports Observer. “Kami juga terus mencari cara untuk mendekatkan rekan dalam liga untuk dengan para tim profesional.”

Saat ini, Overwatch League hanyalah salah satu dari banyak turnamen esports yang ada. Salah satu hal yang membuat kompetisi tersebut menjadi unik adalah karena tim-tim yang bertanding menjadi perwakilan dari sebuah kota atau kawasan. Sistem ini serupa dengan sistem yang digunakan oleh pertandingan olahraga tradisional.

Biasanya, turnamen esports mengadu tim-tim profesional tak peduli darimana mereka berasal. Di Indonesia, kebanyakan tim esports profesional masih berasal dari Jakarta, meski mereka merekrut pemain dari berbagai daerah.

Kemiripan Overwatch League dengan turnamen olahraga konvensional tak berhenti sampai di situ. Mulai tahun depan, Overwatch League juga akan menggunakan sistem kandang-tandang, mengharuskan semua tim yang ikut serta memiliki stadion markas sendiri.

Dari segi monetisasi, Overwatch League juga mirip dengan turnamen olahraga tradisional. Selain sponsorship, Overwatch League mendapatkan uang dari menjual hak siar pada media, penjualan tiket, serta merchandise.

Sekarang, Overwatch League ingin membantu para tim untuk mendapatkan sumber pendapatan ekstra dari sponsor. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan eksposur sponsor saat pertandingan disiarkan.

Menurut Esports Observer, beberapa narasumber yang tahu tentang hal ini menyebutkan bahwa salah satu cara yang tengah dipertimbangkan adalah membuat agar logo para sponsor tampil lebih lama dalam siaran. Dengan begitu, tim di Overwatch League akan dapat mencari sponsor lokal.

Cara lain yang dipertimbangkan oleh Overwatch League adalah berhenti menawarkan eksklusivitas di salah satu kategori sponsorship. Menurut BizFluent, ada empat jenis sponsorship: sponsor finansial, sponsor media, rekan promosi, dan sponsor yang menyediakan layanan saat sebuah acara berlangsung.

Overwatch League tidak menjelaskan kategori apa yang akan mereka buka. Sejauh ini, beberapa rekan mereka adalah Bud Light, Coca-Cola, Intel, Omen by HP, T-Mobile, Toyota, dan State Farm.

Meski sering disebut sebagai industri besar yang tengah berkembang pesat, masih belum ada cara pasti bagi pelaku esports untuk mendapatkan keuntungan yang sustainable. Menarik untuk melihat bagaimana turnamen esports menggunakan cara yang berbeda-beda untuk mendapatkan pendapatan.

Sumber: Esports Observer, Fortune

Overwatch League Amankan Sponsorship Dengan Coca-Cola

Overwatch League sudah memasuki musim kedua. Tayangan liga esports ini mungkin tidak seseru itu untuk ditonton buat yang bukan penggemar FPS action tempo cepat dengan ragam gerakan yang bisa bikin pusing ketika ditonton. Namun kompetisi ini punya sisi yang menarik yang diikuti, yaitu sisi bisnis dan konsep pelaksanaan kompetisinya.

Muncul dengan konsep layaknya liga olahraga tradisional, awalnya hal ini membuat banyak pihak merasa skeptis. Namun sampai musim kedua, model ini terbukti berhasil meningkatkan tingkat kepercayaan sponsor, salah satunya ada Coca-Cola yang baru-baru ini menyeponsori Overwatch League.

Kerjasama ini akan membuat Coca-Cola menjadi sponsor minuman dari Overwatch League untuk tiga tahun ke depan. Ini artinya Coca-Cola akan mendapat akses terhadap berbagai lini branding Overwatch League, termasuk 20 tim peserta Overwatch League, juga kompetisi lain seperti Overwatch World Cup dan juga event tahunan Blizzard, BlizzCon.

Kalau di Amerika Serikat sana, sponsorship seperti ini jadi terlihat tidak sebegitu mengherankan. Beberapa penyebabnya seperti perkembangan pesat industri esports dan juga kepercayaan brand terhadap esports di sana yang kini semakin meningkat. Hal ini terbukti, salah satunya dalam bahasan Hybrid soal 49 persen brand non-endemic yang sponsori ekosistem esports pada 2018 lalu.

Faktor penguat lain menurut saya pribadi adalah kualitas produksi event esports Overwatch League yang sangat megah. Namun yang pasti Coca-Cola memang sebelumnya sudah sempat kerja sama dengan beberapa ekosistem esports lain. Sebelum Overwatch League, mereka sempat kerjasama dengan kompetisi League of Legends pada 2016 dan sponsorship terhadap konten FIFA 18 dari EA Sports pada tahun 2017 lalu.

NEW YORK, NY - JULY 27: A view of the crowd at Overwatch League Grand Finals - Day 1 at Barclays Center on July 27, 2018 in New York City. (Photo by Matthew Eisman/Getty Images for Blizzard Entertainment ). Sumber:
NEW YORK, NY – 27 JULI: Keramaian di gelaran hari pertama Overwatch League Grand Finals – Barclays Center, New York, Amerika Serikat. (Foto oleh Matthew Eisman/Getty Images untuk Blizzard Entertainment ). Sumber: Official Blizzard Documentation

Seperti tadi sudah disebutkan kompetisi Overwatch League berhasil mendobrak dengan konsep liga layaknya olahraga tradisional. Bagaimana cara mereka melakukannya? Kompetisi ini mencoba mendorong fanatisme kota di dalam esports. Jadi dalam kompetisi ini kamu bisa melihat nama tim dengan nama kota di depannya, contohnya seperti tim Philadelpia Fusion, New York Excelsior, Shanghai Dragons, dan lain sebagainya.

Konsep menarik lagi yang ditawarkan adalah setiap tim mendapat skin karakter khusus, dengan warna dan rancangan sesuai dengan tema warna dari masing-masing tim. Jadi setiap kali bertanding, para tim akan memakai semacam jersey digital untuk setiap karakter yang mereka mainkan.

Kalau melihat bagaimana konsep Overwatch League yang unik berhasil meningkatkan kepercayaan brand terhadap esports, mungkin bisa disimpulkan bahwa inovasi terhadap konsep event esports harus tetap dilakukan agar dapat menarik perhatian para sponsor untuk bisa membiayai event esports.

Sumber:
Sumber: Twitter @SFShock

Menurut opini saya pribadi, mendapatkan sponsorship untuk sebuah event esports kadang bukan cuma bicara soal angka jumlah penonton saja tapi juga soal konsep hiburan model baru untuk demografi yang unik dan soal cara baru menyampaikan pesan sponsor kepada para penonton. Overwatch League di sini berhasil membuktikan keduanya. Mereka membawa konsep baru nan unik, dan juga berhasil buktikan bahwa konsep tersebut bisa menarik perhatian banyak gamers

Nielsen: 49 Persen Sponsor Esports di Tahun 2018 adalah Brand Non-Endemic

Tahun 2018 lalu adalah tahun yang sangat menarik bagi esports. Menurut laporan dari Newzoo, revenue di seluruh dunia dari esports diperkirakan mencapai lebih dari US$900 juta (sekitar Rp12,59 triliun). Organisasi-organisasi esports raksasa seperti Cloud9 dan Team Liquid telah memiliki nilai valuasi di atas US$200 juta, dan ekosistem ini memiliki lebih dari 300 juta audiens sebagai penikmat konten. Serunya lagi, pertumbuhan ini diprediksi masih akan terus melesat, setidaknya hingga tahun 2021.

Revenue sebesar itu berasal dari banyak sekali jalur, seperti periklanan, penjualan tiket atau merchandise, hak siar, dan lain-lain. Namun sponsorship masih menjadi kontributor terbesar. Sponsorship di dunia esports telah lama didominasi oleh perusahaan-perusahaan teknologi dan perangkat gaming, seperti Intel atau SteelSeries. Tapi data dari Nielsen yang baru-baru ini dipublikasikan menunjukkan bahwa tren tersebut bisa saja bergeser.

Dilansir dari Esports Observer, Nielsen mencatat bahwa rasio sponsor dari brand non-endemic (bukan gaming atau teknologi) di dunia esports global telah mencapai 49% dari keseluruhan. Angka tersebut naik sebesar 8% dibanding tahun 2017. Data ini mencakup seluruh sponsorship yang ada, baik itu sponsorship untuk event, liga, ataupun sponsorship tim. Sementara bila berbicara tentang event/liga saja, rasio sponsor non-endemic tahun 2018 adalah 39%.

Overwatch League - New York Excelsior
Mano (Dong-gyu Kim) dari New York Excelsior | Sumber: Blizzard/OWL

Ada pencapaian tersendiri dalam liga-liga esports yang dirancang memiliki struktur regional. Regional di sini maksudnya adalah liga yang timnya merupakan perwakilan kota dalam suatu negara. Contohnya Overwatch League (OWL), yang diikuti oleh tim-tim seperti Los Angeles Valiant, Shanghai Dragons, dan Seoul Dynasty.

“Liga berbasis lokasi seperti NBA 2K League dan Overwatch League menunjukkan keberhasilan dalam menarik dukungan brand dari organisasi-organisasi lokal atau regional, dan sponsor non-endemic yang sebelumnya tidak berminat pada esports karena melihat audens globalnya,” kata Nicole Pike dari Nielsen dalam laporannya di Esports Observer. Overwatch League sendiri pada tahun 2018 telah disponsori oleh 43% brand non-endemic. Mereka terutama berasal dari kategori brand makanan/camilan, audio, dan entertainment.

NBA 2K League lebih dahsyat lagi. Meski merupakan liga baru dengan season pertama yang dimulai pada bulan Mei 2018, NBA League berhasil menarik sponsor sebesar 72% brand non-endemic. Partisipasi sebesar ini salah satunya didorong oleh hubungan yang sudah ada antara tim-tim NBA dengan brand sebelum NBA 2K League diluncurkan. Selain itu, tim-tim dalam NBA 2K League juga mendekati beragam sponsor non-endemic yang memiliki kaitan dengan lokasi geografis masing-masing tim.

NBA 2K League - Knicks Gaming
Knicks Gaming, tim esports milik New York Knicks | Sumber: NBA 2K League

Nielsen percaya bahwa esports adalah ranah yang masih terus berubah (evolving space), di mana tren dapat datang dan pergi dengan cepat. Akan tetapi data telah menunjukkan secara konsisten bahwa kini para pemilik brand tak lagi memandang investasi esports sebelah mata. Apalagi dengan audiens serta proyeksi revenue yang masih terus meningkat.

Untuk tim atau organizer yang masih kesulitan dalam meyakinkan para pemegang brand itu, strategi regional seperti Overwatch League dan NBA 2K League adalah alternatif yang patut dicoba. Di Indonesia sendiri sudah mulai banyak “pemain besar” dari ranah non-endemic yang terjun mendukung ekosistem esports, seperti Indofood, BCA, atau Kratingdaeng. Sangat mungkin dalam waktu dekat kita akan melihat lebih banyak lagi perusahaan mengikuti jejak mereka.

Sumber: Nielsen/Esports Observer, Dexerto

Liga Overwatch Akan Ditayangkan di Jaringan Disney, ESPN dan ABC

Pengenalan mode kompetitif di Overwatch menunjukkan pada khalayak arah pengembangan pasca-rilis dari permainan shooter multiplayer populer ini, namun baru lewat pengumuman Overwatch League ia resmi jadi game eSport. Penyajian OWL cukup berbeda dari kejuaraan eSport lain karena dilakukan per musim, dan tiap tim ialah perwakilan dari kota asalnya.

Di musim pertama, pertandingan-pertandingan Overwatch League hanya disiarkan lewat website Blizzard dan Major League Gaming. Seiring dilangsungkannya OWL, sang publisher turut menggandeng Twitch untuk menjadi broadcaster pihak ketiga eksklusif selama dua tahun. Dan kali ini, Activision Blizzard bermitra dengan Walt Disney buat menayangkan turnamen di jaringan televisi miliknya.

Melalui kesepakatan tersebut, pertandingan-pertandingan Overwatch bisa ditonton di jaringan ESPN, Disney dan American Broadcasting Company. Kerja sama ini akan dijalankan selama dua tahun, dimulai dari momen grand final Season 1 yang dilangsungkan di Barclays Center,New York, hingga Overwatch League Season 2. Pemirsa dapat menikmati tiap-tiap match di channel ESPN2, Disney XD, serta ABC.

Kolaborasi antara Blizzard dan Disney tidak membatalkan perjanjian yang sebelumnya sudah dilakukan oleh publisher bersama Twitch. Dengan penyajian secara tradisional serta digital, penyelenggara bermaksud agar liga Overwatch dapat dinikmati oleh lebih banyak orang. Dua metode distribusi ini memang sengaja digunakan untuk menjangkau pemirsa dari segmen demografi berbeda.

“Kami baru melewati titik penting dalam menyajikan konten kategori eSport,” kata John Lasker selaku vice president ESPN di website-nya. “Kami memang sangat tertarik pada ranah ini serta terus memerhatikan perjalanan Overwatch League di tahun pertamanya dilangsungkan, dan kami sangat gembira akhirnya bisa menjadi bagian darinya. Melalui cara ESPN meliputi segala bagian OWL – dari mulai playoff hingga final tahun ini – Anda dapat melihat sendiri betapa tingginya antusiasme kami.”

Activision Blizzard tentu saja melihat peluang emas menanti mereka dalam kerja sama tersebut. Pemirsa ESPN mayoritas adalah penggemar olahraga yang menyukai kompetisi di cabang berbeda. Tentu saja, ada kemungkinan mereka juga merupakan penikmat game, atau bahkan familier dengan Overwatch. Jika iya, maka penonton akan lebih banyak menghabiskan waktu mengakses ESPN; namun seandainya tidak, OWL bisa jadi medium memperkenalkan Overwatch.

Tentu saja eSport bukanlah hal yang asing bagi ESPN dan Disney. ESPN punya portal eSport-nya sendiri dan telah menyiarkan berbagai turnamen semisal Heroes of the Dorm, Capcom Cup Street Fighter V, dan Evolution Fighting Game Championships; lalu Overwatch League Contenders Series juga sempat tayang di Disney XD.

Sumber: ESPN.