Microsoft Ingin Game Xbox Bisa Dimainkan di Semua Platform, Termasuk PlayStation?

Hingga di fase akhir siklus hidupnya, PlayStation 4 terus menikmati gelar sebagai console current-gen terlaris. Penjualan Xbox One sendiri tidak setinggi sang rival dan Microsoft sudah lama tidak mengungkap angkanya. Menariknya, bisnis tampak terjalan lancar bagi mereka sejak raksasa teknologi asal Redmond itu menerapkan strategi penyajian ‘game sebagai layanan’ yang diujungtombaki Xbox Live.

Microsoft juga mengambil arahan berbeda dalam menyongsong kehadiran console next-gen. Sebelumnya Anda mungkin telah mendengar kabar soal pengembangan Project xCloud, yaitu platform gaming on demand yang ditopang teknologi cloud Azure. xCloud menawarkan kita kesempatan untuk menikmati game-game kelas blockbuster – yang tadinya hanya bisa ditangani oleh hardwarehardware berkinerja tinggi – cuma berbekal perangkat bergerak dan koneksi internet.

Dalam acara tur di markas utama Microsoft yang diikuti oleh Geekwire beberapa hari lalu, perusahaan mengungkap lebih banyak detail mengenai siasat tersebut. Di sana, beberapa kali para eksekutifnya menyebutkan bahwa mereka ingin menghadirkan kemudahan bermain ke dua miliar gamer di seluruh dunia. Microsoft mengekstimasi, ada banyak dari mereka yang tidak mendapatkan akses mudah ke console.

Microsoft menyadari bahwa mereka tidak akan sanggup menjual dua miliar unit console. Kareem Choudhry selaku corporate vice president of gaming cloud mengungkapkan, ada beberapa wilayah di mana console bukanlah bagian dari gaya hidup. Di bawah kepemimpinan CEO Satya Nadella, Microsoft berambisi untuk menyodorkan segala layanan dan aplikasi ke sebanyak-banyak orang apapun perangkat yang mereka gunakan.

Kondisi ini memberikan tantangan tersendiri buat Microsoft. Demi menjalankan misinya, tak jarang sang perusahaan harus bekerja sama dengan kompetitor. Sudah ada desas-desus yang menyebutkan bagaimana tim punya agenda untuk memperluas jangkauan Xbox Live ke iOS, Android sampai Nintendo Switch.

Selain itu, perusahaan punya niatan buat mengekspansi keanggotaan Game Pass ke plaform non-Microsoft. Dengan jadi pelanggannya, pengguna bisa menikmati segala koleksi game yang ada di sana serta memperoleh akses prioritas ke judul-judul eksklusif Xbox. Jika semuanya berjalan mulus, jangan kanget seandainya layanan Game Pass tiba-tiba muncul di sistem PlayStation.

Buat sekarang, Microsoft masih enggan menjelaskan bagaimana mereka akan mengeksekusi ambisi cross-platform tersebut. Yang jelas, segala detailnya akan disingkap di Game Developers Conference 2019 pada tanggal 18 Maret nanti. Semuanya akan jadi semakin menarik karena ke depannya persaingan yang dihadapi Microsoft tak hanya datang dari nama-nama familier semisal Sony dan Nintendo. Kita tahu Google juga tengah menggodok layanan cloud  Project Stream.

Alasan Mengapa Microsoft Begitu Percaya Diri Dengan Project xCloud, Yaitu Netflix-nya Video Game

Fase akhir siklus hidup console game current-gen sudah dimulai, dan dalam waktu dekat, kita dipastikan akan menyaksikan penyingkapan produk-produk generasi selanjutnya. Baik Sony dan Microsoft sudah mengonfirmasi bahwa mereka tengah menggodok hardware gaming baru, namun penyajian konten-kontennya nanti boleh jadi sedikit berbeda dari sistem lawas.

Fenomena ini bisa kita lihat dari awal penyediaan PlayStation Now dan Xbox Play Anywhere. Melalui fitur-fitur ini, para produsen mulai menawarkan game sebagai layanan – bukan sekadar produk. Dan ke depannya, kemungkinan akan ada lebih banyak platform cloud gaming bertebaran, apalagi setelah para raksasa teknologi seperti Google dan Microsoft diketahui begitu serius menggarapnya.

Di bulan Oktober 2018 silam, Microsft resmi mengumumkan pengembangan layanan gaming on demand bernama Project xCloud. Seperti platform cloud gaming sekelasnya, xCloud memperkenankan pelanggan bermain game tanpa dibatasi oleh spesifikasi perangkat yang mereka miliki. Dan dalam sebuah acara yang dilakukan di markas utama Microsoft hari Senin kemarin, CEO Satya Nadella mendeskrpsikan xCloud sebagai Netflix-nya video game.

Visi di belakang pembuatan xCloud sebetulnya cukup simpel, yaitu menyuguhkan gamer permainan-permainan blockbuster berkualitas tinggi. Namun proses penyajian tidak sesederhana teorinya. Berbeda dari streaming film atau musik, video game menuntut sistem input dengan responsitivitas tinggi/seketika secara konsisten. Hal ini jadi sulit ketika data dan informasi disalurkan lewat internet.

Namun Nadella tidak khawatir. Berbeda dari Google dan Amazon (sang eCommerce juga sedang menggodok layanan gaming on demand-nya sendiri), Microsoft punya pengalaman lebih lama di ranah gaming, bahkan jauh sebelum mereka memasarkan console. Dengan Xbox, Microsoft punya keunggulan strategis, termasuk di sisi teknologi maupun konten. Sang CEO sendiri sangat membanggakan katalog permainan Xbox, terutama pada franchise-franchise besar eksklusif seperti Halo dan Forza.

Kita perlu ingat bahwa Microsoft sudah menghimpun banyak sekali pelanggan Xbox Live. Kemudian, cengkeraman Microsoft di gaming bukan hanya melalui Xbox, tapi juga PC. Seperti yang terungkap oleh survei hardware Steam, mayoritas penikmat permainan di komputer personal memanfaatkan OS Windows.

Nadella sempat bilang bahwa komunitas gamer saat ini mencapai dua miliar jiwa, namun banyak di antara mereka yang tidak memiliki televisi, console serta PC sendiri. Yang mereka punyai hanyalah smartphone. xCloud adalah cara Microsoft menggapai mereka semua.

Buat sekarang, status Project xCloud masih berada di tahap pengembangan. Microsoft berencana buat melangsungkan sesi tes publik di tahun ini.

Sumber: Business Insider.

Microsoft Umumkan Pengembangan Teknologi Game Streaming Project xCloud

Sejak tersedianya internet, para console maker berupaya mengintegrasikan akses ke platform mereka demi menyajikan multiplayer online. Sega melakukannya di tahun 1990 lewat Meganet untuk Mega Drive, lalu Sony memperkenalkan mode online di PlayStation 2 pada tahun 2000. Dan belakangan, internet kembali merombak cara konsumen menikmati video game.

Setelah dicetus OnLive beberapa tahun silam, layanan cloud gaming mulai bermunculan. Beberapa nama populer yang sering kita dengar antara lain adalah PlayStation Now dan GeForce Now, lalu di Indonesia, kita bisa menemukan Skyegrid serta Emago. Selanjutnya, raksasa internet Google diketahui tengah menguji Project Stream, dan kali ini, Microsoft mengabarkan penggarapan platform gaming on demand yang mereka namai Project xCloud.

Premis Project xCloud hampir sama seperti layanan game stream lain, yakni mempersilakan kita bermain tanpa dibatasi perangkat yang dimiliki, memungkinkan pengguna menikmati konten dari mana saja. Menariknya, Microsoft tidak bermaksud menciptakan xCloud untuk menggantikan perangkat gaming konvensional seperti PC atau console, melainkan menyiapkannya sebagai alternatif mengakses permainan.

Karena Microsoft sendiri merupakan penyedia platform gaming terbesar di Bumi (mereka punya Xbox dan mayoritas gamer PC bermain di Windows), sang produsen memiliki basis yang kuat dalam membangun layanan on demand. Ketika Project xCloud tersedia nanti, ia rencananya akan dibekali lebih dari 3.000 permainan Xbox One. Microsoft juga berjanji untuk memudahkan developer menyajikan kreasi mereka di sana.

Modal krusial lain yang Microsoft miliki adalah data center Azure. Data center ini tersebar di 54 lokasi di dunia dengan layanan mencakup 140 negara. Berbekal hal tersebut, perusahaan merasa percaya diri mampu mengatasi tantangan kompleks yang menghadang dalam penyediaan layanan game streaming.

Melalui Project xCloud, Microsoft berkeinginan untuk menghidangkan pengalaman gaming berkualitas secara konsisten, terlepas dari perangkat yang konsumen gunakan. Buat melakukannya, Microsoft membangun hardware khusus di data center mereka agar sistemnya kompatibel baik ke permainan Xbox yang ada sekarang serta judul-judul yang akan dirilis di masa depan.

Proses pengujian Project xCloud tengah Microsoft lakukan. Tes dilakukan lewat perangkat berbeda seperti smartphone dan tablet yang dipasangkan ke controller Xbox via Bluetooth. Sebagai alternatifnya, game tetap dapat dikendalikan lewat layar sentuh. Microsoft sadar bahwa agar permainan tersaji intuitif, beberapa input harus diposisikan secara pas, baik pada tombol tertentu atau stik. Untuk itu, produsen mengembangkan overlay input yang mampu membaca sentuhan secara responsif – jika gamer bermain tanpa controller.

Rencananya, Microsoft akan memperkenankan publik berpartisipasi dalam sesi uji coba Project xCloud di tahun depan.