Cara Tepat Menerapkan MVP Saat Jalankan Startup secara Bootstrap

Menurut definisinya, Minimum Viable Product (MVP) adalah pengembangan teknis yang terjadi ketika startup memiliki produk baru atau situs dengan fitur yang dihadirkan untuk early adopter. Proses tersebut dilakukan demi mendapatkan feedback dari target pasar.

Menjadi penting bagi startup untuk menyelesaikan proses tersebut dengan mengumpulkan feedback dan respon (positif dan negatif) dari pengguna. Proses ini, jika dihiraukan, akan mengganggu jalannya bisnis ke depannya.

Hal tersebut ditegaskan Co-Founder Taptopick Puja Pramudya saat sesi #SelasaStartup yang mengambil tema Minimum Viable Product untuk startup bootstrap. Bersama Radya Labs, Puja telah menghasilkan beragam aplikasi untuk berbagai perusahaan multinasional. Berikut adalah kiat-kiat yang harus diperhatikan.

Jangan hanya fokus di teknologi

Kesalahan tebesar yang masih banyak dilakukan startup adalah masih fokus kepada teknologi. Untuk bisa menghasilkan produk yang baik dan diterima target pasar, prioritas utama adalah apa yang menjadi kesulitan pengguna dan bagaimana produk yang dibuat bisa membantu mereka.

“Yang menjadi fokus utama dari startup saat melakukan MVP adalah temukan value dari produk atau layanan yang akan dihadirkan,” kata Puja.

Puja memberikan contoh ketika ia mulai mengembangkan aplikasi TapTopick, layanan laundry on-demand, dengan fitur beragam.

“Pada akhirnya konsumen hanya ingin menggunakan aplikasi yang mudah dipahami dan berfungsi. Mereka tidak peduli teknologi apa yang digunakan atau berapa fitur yang dimiliki,” kata Puja.

Di sini peranan MVP memiliki andil cukup besar, yaitu menangkap minat konsumen melalui feedback yang diberikan. Dari feedback tersebut, startup bisa mulai menentukan fitur yang tidak berguna, kurang dipahami ,dan belum dibutuhkan konsumen. Perusahaan tinggal fokus kepada fitur yang bisa langsung membantu mereka.

“Di Taptopick sendiri kami banyak mengurangi fitur di awal pengembangan produk dan hanya fokus kepada kebutuhan konsumen yaitu jasa antar jemput laundry kiloan dan seberapa cepat dan mudah aplikasi tersebut digunakan,” kata Puja.

Pada akhirnya fokus kepada kebutuhan konsumen dan hadirkan fitur baru secara berkala. Dengan demikian konsumen bisa lebih menghargai update rutin yang dilakukan startup.

Kurang komunikasi dengan target pasar

Kesalahan lain yang masih banyak dilakukan startup adalah kurangnya komunikasi atau masih kerap menghiraukan feedback konsumen. Kebanyakan startup merasa cukup yakin dengan produk yang ada dan langsung meluncurkannya tanpa melakukan komunikasi dengan konsumen yang disasar.

“Dengan melakukan komunikasi kepada konsumen, Anda bisa menentukan langkah berikutnya, apakah membuat aplikasi versi Android terlebih dahulu atau iOS. Kemudian versi apa yang sesuai untuk konsumen dan mitra,” kata Puja.

Puja kembali mengambil contoh, di awal Taptopick fokus ke versi iOS karena ingin merangkul lebih banyak ekspatriat atau orang asing yang bekerja di Indonesia dan kebanyakan lebih familiar dengan iOS. Sementara untuk mitra, yaitu kurir, fokus ke versi Android.

Uji coba langsung

Agar produk yang dibuat berfungsi dengan baik, lakukan uji coba terkait dengan layanan atau produk yang akan dihadirkan. Jika startup Anda fokus ke layanan on-demand, coba cari tahu secara langsung berapa waktu yang dihabiskan untuk layanan yang akan ditawarkan. Proses tersebut membantu startup menentukan perkiraan waktu, tantangan di jalan, dan solusi yang ideal menghadapi kendala tersebut.

“Di Taptopick sendiri kita sempat melakukan uji coba antar jemput laundry kiloan dari rumah konsumen ke mitra laundry kiloan kami. Dari situ akhirnya kami bisa memberikan estimasi waktu yang tepat untuk konsumen,” kata Puja.

Puja menganjurkan untuk memanfaatkan analytics tools yang bisa membantu startup melihat kebiasaan konsumen. Dengan demikian startup bisa menentukan fitur baru seperti apa yang dibutuhkan hingga kolaborasi atau promo ideal apa yang bisa ditawarkan kepada konsumen.

“Yang penting satu hingga dua tahun pertama jangan patah semangat. Hindari telalu fokus kepada hanya teknologi dan jangan melupakan kebutuhan dari konsumen,” tutup Puja.

Radya Labs Siapkan Twinnies Menu, Aplikasi Kumpulan Resep Makan Sehat

Sebagai pengembang aplikasi lokal, Radya Labs kerap menghadirkan aplikasi dengan teknologi terkini dan berfungsi untuk semua kalangan. Setelah sebelumnya mengembangkan aplikasi on-demand yang disebut dengan Project Flores, di bulan Februari ini Radya Labs kembali meluncurkan aplikasi baru yang menyasar kalangan ibu-ibu muda di Indonesia bernama Twinnies Menu.

Resep menu pilihan dalam satu aplikasi

Aplikasi mobile yang saat ini sudah bisa diunduh di platform Android (dan bulan Maret untuk versi iOS) menyajikan resep-resep yang sesuai untuk balita khususnya dan keluarga pada umumnya, resepnya sebagian besar mempromosikan penggunaan bahan-bahan organik.

Konsepnya menyajikan resep digital kepada kaum ibu, terutama ibu di perkotaan yang semakin melek teknologi dan menggunakan smartphone untuk membantu aktivitas sehari-hari, di antaranya memasak asupan gizi untuk anak tanpa harus ke toko buku untuk memperoleh buku resep, sekarang dengan mudah bisa diperoleh melalui aplikasi.

Kepada DailySocial Co-Founder Radya Labs Puja Pramudya menjelaskan ide awal Twinnies Menu merupakan pengalaman pribadi untuk membuat kumpulan resep khusus untuk ibu-ibu muda yang membutuhkan informasi lengkap dalam sebuah aplikasi.

“Saya dan partner bisnis saya Tito Daniswara masing-masing baru memiliki anak pertama kami. Dalam diskusi santai waktu itu, para istri sempat menceritakan sedang sibuk mempersiapkan rencana makanan MPASI yaitu makanan pendamping ASI untuk bayi di atas usia 6 bulan. Kami coba bertanya khususnya ke lingkaran para istri mengenai kebutuhan tersebut, ternyata banyak dukungan yang kami terima,” kata Puja.

Melihat adanya potensi untuk membuat aplikasi sederhana untuk segmentasi ibu-ibu muda, Puja dan rekan kemudian mencoba untuk menghubungi salah satu sahabat yang hobi memasak sendiri dengan bahan organik untuk anak kembarnya. Puja mengungkapkan dari sahabatnya tersebut kemudian ide nama Twinnies Menu diciptakan.

“Rekan kami ini aktif di komunitas ibu-ibu yang suka memasak sehingga memiliki cukup banyak  orang yang lumayan aktif. Untuk memvalidasi ide aplikasi, kami coba mengikuti lomba yang pernah DailySocial selenggarakan bersama Facebook,” kata Puja

Tim Twinnies Menu

Saat itu Puja mengembangkan aplikasi tanya jawab, bisa melalui aplikasi atau Facebook Bot untuk mendapatkan informasi resep melalui chatting. Selanjutnya resep bisa dicari berdasarkan bahan atau rasa yang diinginkan dengan format bahasa natural. Pengguna cukup mencari dengan kata kunci atau keyword seperti “makanan manis” maka akan tampil resep yang mengandung bahan manis seperti gula dan sebagainya.

“Meskipun tidak menang, kami mendapat apresiasi dari para Juri, lalu ide aplikasi kami sederhanakan lagi, karena ternyata ibu-ibu muda lebih senang browsing dengan melihat gambar dibandingkan fitur search. Aplikasi sekarang menampilkan resep ala Instagram dengan gambar yang besar supaya menggugah selera dan rasa ingin tahu. Aplikasi kami ikutkan lomba lain yaitu IWIC 2016 dan berhasil memenangkan peringkat pertama untuk kategori Woman,” kata Puja.

Keberhasilan yang diraih Puja dan tim saat menjadi pemenang kompetisi, menjadi pembuktian bahwa produk memang memiliki potensi untuk dikembangkan dan strategi monetisasi juga bisa dilancarkan. Meskipun saat ini aplikasi mobile sudah bisa diunduh dan digunakan oleh publik, namun secara resmi Twinnies Menu akan dirilis pada tanggal 14 Febuari 2017.

“Aplikasi ini baru akan kita launch bertepatan dengan hari kasih sayang, sebagai wujud kasih sayang kami kepada keluarga Indonesia. Jadi belum ada pengguna publik, baru ada beberapa pengguna internal dari kalangan Radya Labs dan kolega,” kata Puja.

Fitur unggulan dan pilihan premium untuk pelanggan

Saat ini Twinnies menu telah memiliki 100 resep, yang  fokus pada resep balita, MPASI dan hidangan keluarga. Fitur yang ditampilkan juga cukup sederhana dan mudah untuk digunakan. Dengan tampilan gambar makanan yang beragam, pengguna bisa dengan mudah memilih resep yang ingin dicoba hingga fitur Favorite.

“Untuk saat ini Twinnies Menu merupakan aplikasi resep yang sangat sederhana. Kami fokus kepada konten dari resep yang ingin dibagikan. Pengguna bisa browsing ala Instagram dengan model daftar bergambar atau gaya swipe ala Tinder. Kami tonjolkan gambar agar menggugah selera dan memancing rasa ingin tahu pengguna,” kata Puja.

Untuk pengguna yang ingin mendapatkan akses lebih dari Twinnies Menu terdapat juga pilihan Twinnies Menu Premium. Biaya yang dikenakan kepada pengguna adalah Rp 15 ribu dan bisa dilakukan dengan cara potong pulsa atau carrier billing (untuk platform Android). Untuk semua pelanggan Premium, Twinnies Menu menawarkan akses gratis 100 resep dan bisa di-sync dengan perangkat lainnya.

“Ke depannya aplikasi Twinnies Menu akan terus kita kembangkan, baik dari sisi fitur maupun konten supaya semakin memudahkan ibu untuk menyediakan masakan terbaik bagi anak,” tutup Puja.

Application Information Will Show Up Here

Taptopick Hadirkan Fitur Premium dan Express Laundry

Setelah menjalankan bisnisnya selama sembilan bulan, startup lokal layanan laundry on-demand Taptopick menghadirkan fitur baru. Startup yang didirikan Halilintar Ramadhan dan Puja Pramudya ini mencoba mengadopsi teknologi on-demand kepada layanan laundry, cuci kiloan, dan dry cleaning yang secara tradisional sudah banyak digunakan warga ibukota.

Dalam rilisnya kepada DailySocial, Taptopick mengklaim telah memiliki 500 pelanggan yang puas dengan layanan dari Taptopick. Selain layanan Basic Laundry, Taptopick juga menyediakan layanan untuk gaun, tas, sepatu, dan juga pakaian bayi membutuhkan perhatian khusus, seperti yang tertulis dalam rilisnya.

“Dengan semangat untuk selalu membuat hidup Anda lebih bersih dan lebih mudah, kami ingin mengumumkan bahwa kami telah meluncurkan fitur terbaru untuk melengkapi Basic Laundry yang telah ada.”

Fitur premium dan layanan 24 jam untuk pengguna

Melihat besarnya minat dari pengguna yang ingin mendapatkan layanan lebih, Taptopick meluncurkan layanan terkini yaitu Premium Service by Taptopick. Dari sisi pemesanan tidak ada perubahan yang signifikan dalam layanan Premium Taptopick, namun layanan ini memberikan kebebasan kepada pengguna untuk memilih sendiri jasa laundry atau cuci kiloan saat melakukan pemesanan di aplikasi mobile. Terdapat 11 mitra laundry pilihan di kawasan Jakarta Selatan yang bisa dipilih pengguna.

Setelah pengguna memasukkan pemesanan Pickr atau staf yang melakukan pengambilan pakaian milik pengguna, akan mengambil laundry dan mengirimnya ke penyedia jasa laundry premium yang telah dipilih pengguna. Untuk memastikan pakaian yang telah diambil sampai kepada layanan laundry yang diinginkan, pengguna selalu dapat melacak status proses laundry secara real-time pada aplikasi. Apabila pemesanan telah selesai, Pickr selanjutnya akan mengantarkan barang pengguna sesuai dengan lokasi yang diinginkan.

Fitur lainnya yang juga dihadirkan oleh Taptopick adalah layanan laundry Express 24 jam. Fitur ini diharapkan bisa membantu keinginan dari pengguna yang membutuhkan layanan Taptopick secara langsung dalam keadaan mendesak.

Application Information Will Show Up Here

Project Flores, Produk Baru Radya Labs untuk Bantu Bisnis Kembangkan Layanan On-Demand Sendiri

Layanan on-demand masih menjadi salah satu jenis layanan yang dinilai paling dibutuhkan masyarakat sekarang. Hal ini bisa dilihat dari perkembangan layanan on-demand yang berkembang mulai dari transportasi hingga jasa laundry. Diperkirakan inovasi on-demand tidak lantas berhenti sampai di sini. Mengambil peluang ini Radya Labs mengembangkan sebuah platform yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi on-demand yang disebut dengan Project Flores.

Dengan mengusung tagline “Build your own on-demand services” Project Flores didesain sedemikian rupa dengan harapan bisa memudahkan setiap orang atau korporasi yang ingin membuka layanan jasa dan produk dengan konsep on-demand. Project Flores ini melengkapi portofolio produk dari Radya Labs yang sebelumnya juga mengeluarkan platform Appsterize, sebuah platform untuk UKM agar bisa membuat aplikasi mobile sendiri.

Co-Founder Radya Labs Puja Pramudya menjelaskan bahwa salah satu alasan pihaknya mengembangkan Project Flores ini berdasar dari kebutuhan pelanggan. Dalam dua tahun terakhir Radya Labs banyak menerima permintaan untuk membuat aplikasi on-demand.

“Dalam 2 tahun terakhir kami banyak sekali menerima permintaan untuk membuat aplikasi on-demand. Rata-rata permintaannya ingin membuat aplikasi Uber for X, Atau Go-Jek for Y. Untuk memenuhi permintaan seperti itu, kita perlu mengembangkan suatu sistem on-demand yang terdiri dari beberapa komponen, sehingga memakan waktu yang cukup panjang 5-6 bulan, dan harga yang cukup tinggi. Kami ingin memudahkan pebisnis untuk memiliki on-demand system untuk perusahaan mereka,” terang Puja.

Ada tiga hal yang menurut Puja bisa diselesaikan dengan Project Flores ini, yaitu waktu pengembangan, biaya atau harga dan juga teknologi. Project Flores meringkas dan memudahkan itu semua dalam sebuah platform.

Dalam sebuah sistem on-demand biasanya membutuhkan minimal tiga komponen untuk berjalan, yakni aplikasi mobile untuk pelanggan (iOS dan Android), aplikasi mobile untuk agen dan juga aplikasi web untuk internal perusahaan. Ketiga komponen tersebut sudah disediakan dalam Project Flores dan bisa disesuaikan dengan proses bisnis yang lebih spesifik.

Puja menambahkan bahwa calon pelanggan mereka juga dapat memilih komponen mana yang ingin didapatkan, misalkan hanya aplikasi Android saja, iOS saja, dan lain sebagainya.

“Setiap implementasi on-demand, kami membutuhkan waktu kurang lebih 2 bulan untuk melakukan penyesuaian terhadap beberapa bisnis proses spesifik yang biasanya unik setiap produk/perusahaan,” terang Puja.

Dilihat dari segi konsep dan teknologi yang ditawarkan, Project Flores cocok bagi banyak usaha yang tidak memiliki ahli atau pengalaman dari segi teknologi. Project Flores ini sekaligus menjawab kebutuhan-kebutuhan pengusaha yang ingin mewujudkan layanan on-demand sendiri tanpa merepotkan masalah teknologi dan pengembangan sistem.

“Dengan (Project) Flores, kami mengharapkan dapat mempermudah para pengelola bisnis, untuk menyediakan akses yang lebih mudah bagi pelanggan untuk memperoleh barang / jasa yang mereka sediakan. Kami ingin memberdayakan bisnis untuk mampu lebih berkembang lagi di era digital, di mana semakin banyak orang melakukan aktivitas sehari-hari melalui media smartphone. Kami berharap semakin banyak bisnis yang go digital sehingga dapat memaksimalkan berbagai peluang yang tersedia di era internet ini,” tutup Puja.

Segera Hadir di Jakarta, Layanan Laundry On-Demand Taptopick (UPDATED)

Meskipun belum diluncurkan secara resmi, satu lagi startup buatan anak muda asal Jakarta meramaikan layanan on-demand di Indonesia. Taptopick adalah startup yang dijalankan secara bootstrapping oleh dua orang pendirinya, yaitu Halilintar Ramadhan sebagai Director dan Puja Pramudya sebagai Technology Director. Mereka mencoba mengadopsi teknologi on-demand kepada layanan laundry, cuci kiloan, dan dry cleaning yang secara tradisional sudah banyak digunakan warga ibukota. Taptopick diharapkan bisa diluncurkan dalam waktu dekat.

“Ide Taptopick muncul saat saya sedang membuat business plan untuk mengembangkan lagi cabang bisnis laundry saya. Menurut perhitungan saya biaya untuk membuat usaha laundry sangatlah besar dan kompetisinya juga banyak, jadi untuk balik modal membutuhkan waktu yg lumayan lama. Di situlah akirnya saya mendapatkan ide untuk membuat aplikasi,” kata Halilintar yang sudah memiliki sejumlah layanan laundry tradisional.

Halilintar kemudian dibantu oleh rekannya, Puja Pramudya, yang lebih mengerti soal teknologi dan pemrograman untuk mengembangkan aplikasi yang bisa digunakan untuk layanan pick-up delivery. Dengan kemitraan yang dilakukan oleh konter laundry dan layanan cuci kiloan yang tersebar di Jakarta, Halilintar melihat potensi laundry online ini cukup besar dan belum ada pemain yang mencoba bidang usaha ini.

“Seperti yg kita tahu trend teknologi sedang tinggi sekali saat ini di Indonesia. Hampir semua orang menggunakan smartphone. Di situ saya berpikir bagaimana jika saya fokus pada layanan tambahan dari usaha laundry, yaitu jasa antar dan jemput tapi berbasiskan teknologi yaitu menggunakan aplikasi. Saya bisa lebih fokus pada pelayanan konsumen, dan bisa berpartner dengan laundry lain yang sudah berpengalaman,” kata Halilintar.

Secara bisnis, kehadiran layanan laundry berbasis on-demand memudahkan melakukan ekspansi usaha karena tidak lagi diperlukan mesin cuci tambahan atau menyewa kios sebagai drop-point di seluruh daerah Jakarta yg biayanya bisa sangat mahal. Cukup melakukan kemitraan dengan pengusaha laundry di seluruh Jakarta, bahkan di seluruh Indonesia, Taptopick  bisa fokus pada jasa pengambil dan pengantaran laundry melalui aplikasi smartphone.

Fitur-fitur andalan dan kemitraan dengan Veritrans

Taptopick nantinya akan dilengkapi dengan fitur-fitur yang memudahkan pelanggan menggunakan aplikasi. Di antaranya adalah fast and easy pick-up order, real time status update (mulai dari pick-up, cleaning, hingga delivery), dan flexible pick-up and delivery location (misalnya cucian diambil di kantor dan diantar ke rumah). Untuk pembayaran, Taptopick menggunakan Taptopick credit yang bisa dibeli langsung di dalam aplikasi dengan sistem pembayaran kartu kredit dan bank transfer. Untuk urusan ini Taptopick bekerja sama dengan Veritrans.

“Cara kerja Taptopick sangatlah mudah, Nantinya pelanggan bisa mengunduh aplikasi di App Store dan Google Play Store, kemudian  pilih waktu pick-up [tanggal dan jam], pilih lokasi delivery [lokasi delivery bisa diubah nantinya], pilih jasa laundry yang ingin digunakan. Selanjutnya Pickr [kurir] akan datang menjemput pakaian kotor pelanggan dan membawanya ke laundry partner kami,” kata Halilintar.

Pelanggan bisa melihat status pesanan secara real time melalui aplikasi. Akan ada notifikasi ketika pakaiannya telah selesai dicuci hingga Pickr mengantarkan kembali pakaian yang telah dicuci.

Membuka lowongan Pickr paruh waktu

Nantinya layanan antar jemput laundry Taptopick baru melayani kota Jakarta saja, karena Taptopick telah memiliki sejumlah armada kurir full time di wilayah Jakarta.

“Nantinya kami juga akan membuka lowongan untuk Pickr part time. Harapannya kami bisa memberikan opsi penghasilan tambahan bagi orang-orang yang membutuhkan untuk bergabung. Bisa cek terus website kami untuk mengetahui update-nya,” kata Halilintar.

Dengan mengandalkan strategi pemasaran word of mouth dan media sosial, Taptopick berharap bisa melakukan promosi secara menyeluruh kepada warga Jakarta. Siapa tahu booming layanan on-demand, yang sudah dimulai Go-Jek, bakal mendorong percepatan adopsi layanan laundry on-demand seperti ini.

Update (29/1): Aplikasi iOS Taptopick sudah tersedia

Laundry Online Ramaikan Layanan On-Demand di Indonesia

Kemudahan baru kembali ditawarkan oleh startup Indonesia awal tahun 2016. Dengan memanfaatkan potensi serta minat yang cukup besar terhadap jasa layanan cuci pakaian atau laundry, yang selama ini makin menjamur jumlah konter, toko dan tempat lainnya di kota-kota besar.

Cara sederhana yang mengharuskan pelanggan untuk datang ke tempat cuci kiloan, laundry, dry cleaning dan lainnya, kemudian dicoba untuk dimodifikasi dengan menawarkan layanan melalui aplikasi dan situs oleh dua startup yang baru saja diluncurkan awal tahun 2016 ini.

WAZ8

WAZ8 beroperasi di Medan dan didirikan oleh Zaki Nasution, warga asli Medan Sumatera Utara. Pria lulusan Universitas Sumatera Utara (USU) ini, tertarik untuk mengadopsi teknologi kepada layanan laundry yang sudah menjadi kebutuhan sehari-hari warga.

“Situs WAZ8 saya ciptakan untuk lebih menghemat waktu sehingga pengguna jasa tidak perlu repot datang ke konter laundry, cukup melakukan pemesanan dan transaksi secara online semua laundry siap untuk diproses,” kata Zaki Nasution kepada Pojok Sumut.

Untuk pengguna yang ingin mencoba layanan dari WAZ8 cukup melakukan registrasi, kemudian setelah login akan muncul pilihan pakaian serta harga yang telah disesuaikan, nanti secara keseluruhan total biaya yang akan dikenakan serta informasi berapa banyak pakaian yang akan di-laundry akan dikirimkan melalui email. Menyesuaikan waktu penjemputan yang telah ditentukan nantinya pihak WAZ8 akan melakukan penjemputan pakaian ke rumah, kantor, atau tempat lain sesuai perjanjian.

Jika pengguna ingin merubah waktu waktu penjemputan semua bisa dilakukan dalam pilihan Atur Waktu usai order atau pemesanan dilakukan. Nantinya pihak WAZ8 akan memberikan konfirmasi kepada pelanggan.

Saat ini WAZ8 baru bisa diakses di desktop dan belum meluncurkan aplikasi. Sistem pembayaran juga masih memanfaatkan transfer bank atau membayar langsung saat pengambilan pakaian.

“Laundry online memiliki nilai lebih karena sistem yang sangat fleksibel yaitu barang yang akan dilaundry bisa dijemput dan diantar di rumah atau di kantor, dan waktu pengerjaannya pun relatif sangat cepat yaitu 2 hari saja sudah selesai,” kata Zaki.

Taptopick

Jika WAZ8 saat ini baru melayani jasa laundry di desktop saja, lain halnya dengan Taptopick. Aplikasi yang segera hadir di kota Jakarta ini mengklaim sebagai aplikasi layanan on-demand laundry pertama di Indonesia. Sesuai dengan namanya Taptopick mengajak warga Jakarta dengan mudah menggunakan aplikasi hanya dengan satu ‘tap’ saja. Startup ini didirikan oleh Halilintar Ramadhan sebagai Director dan Puja Pramudya sebagai Technology Director.

Saat ini situs Taptopick sudah bisa diakses, yang secara lengkap memberikan informasi proses laundry online, penggunaan aplikasi dan lainnya. Namun hingga kini masih belum diinfromasikan kapan waktu peluncuran aplikasi tersebut. Untuk pengguna yang ingin mengetahui tanggal peluncuran aplikasi Taptopick, bisa mendaftarkan alamat email di kolom subscribe dan nantinya secara serentak akan dikirimkan informasinya dari pihak Taptopick.

Aplikasi yang nantinya dihadirkan oleh Taptopick, nampaknya bisa lebih memudahkan masyarakat Indonesia terutama warga Jakarta yang saat ini sudah semakin terbiasa menggunakan smartphone untuk melakukan pemesanan transportasi, memesan makanan, dan lainnya.

Meski belum benar-benar beroperasi, kira-kira begini cara menggunakan Taptopick. Dengan 3 cara mudah, pengguna bisa memesan atau order layanan Taptopick di aplikasi, kemudian petugas Taptopick atau Pickr akan menjemput pakaian langsung ke rumah. Setelah 3 hari proses laundry pakaian akan diantar kembali ke rumah pelanggan. Mudah, cepat, dan bisa dijamin kebersihannya, merupakan 3 aspek yang dijanjikan Taptopick.

Karena WAZ8 dan Taptopick nantinya tetap bermitra dengan layanan laundry yang sudah ada, sebenarnya mereka tidak secara langsung berkompetisi dengan layanan laundry tradisional, meskipun pasti ada kue yang diambil dari layanan laundry yang biasanya mengandalkan order dari lingkungan sekitar.

Hal yang menjadi tantangan adalah menjaga kualitas, terutama memastikan tidak ada kehilangan satu pakaian pun dan semua hasil pencucian sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Faktor kepercayaan, kebersihan, dan kecepatan menjadi fokus konsumen yang tertarik untuk mencoba.

Windows Phone Prospect in 2015 from Developers’ Perspective

It was a tough challenge for Windows Phone platform to move on after a number of its evangelists, such as Tom Warren of The Verge and Ed Bolt of ZDNet, decided to leave the platform last year due to the lack of user experience they had. Unfortunately, the same experience was most likely faced by consumers as well. The latest data by IDC suggested that Windows Phone’s marketshare was no more than 3% worldwide.

Continue reading Windows Phone Prospect in 2015 from Developers’ Perspective

Prospek Platform Windows Phone di Mata Pengembang Tahun Ini

Mengetik di Windows Phone 8 / Shutterstock

Platform Windows Phone mendapatkan pukulan berat ketika sejumlah evangelist-nya, seperti Tom Warren dari The Verge dan Ed Bott dari ZDNet, memutuskan untuk meninggalkan platform ini tahun 2014 lalu karena merasa tidak mendapatkan pengalaman terbaik untuk sebuah smartphone. Adopsi Windows Phone di kalangan konsumen juga tidak menunjukkan tanda-tanda perubahan. Data terakhir IDC menunjukkan marketshare Windows Phone secara global tidak mencapai 3%.

Continue reading Prospek Platform Windows Phone di Mata Pengembang Tahun Ini

Telkomsel and Nokia Announce TemanDev to Boost Local Apps and Content

Short message service and telephone are slowly being pushed off from the home screens of smartphone consumers who increasingly rely on mobile communications applications which use data services. Telkomsel, which has begun to feel the effects of this market trend on its revenue has initiated a number of ways to overcome this issue, one of which is by announcing Teman Dev which will be launched in June.

Continue reading Telkomsel and Nokia Announce TemanDev to Boost Local Apps and Content

Mau Dibawa Kemana Taxify, Aplikasi Juara Hackaton Sparxup 2012?

Tim Paris van Java, melalui aplikasi Taxify yang dihasilkan dalam Hackaton Sparxup 2012 berhasil meraih semua gelar yang diperebutkan dalam acara tersebut. Selain mendapatkan gelar Hackaton King, Taxify juga mendapatkan gelar Best Evernote App sebagai aplikasi terbaik yang menggunakan API Evernote dalam Hackaton ini. Continue reading Mau Dibawa Kemana Taxify, Aplikasi Juara Hackaton Sparxup 2012?