Mengenal Solusi Digital Saku Laundry, Berencana Galang Dana Tahun Ini

Salah satu platform yang mencoba menghadirkan solusi SaaS manajemen, POS, dan pengelolaan bisnis untuk pemilik laundry adalah Saku Laundry. Sebagai aplikasi, Saku Laundry mencoba memberi jawaban untuk berbagai masalah usaha laundry. Mulai dari kerentanan manipulasi data, kesulitan mengaudit nota transaksi, hingga pengelolaan laporan keuangan. Untuk melengkapi data dan melakukan operasional, Saku Laundry juga menerapkan teknologi Internet of Things (IoT).

Kepada DailySocial.id, CEO Saku Laundry Yusmin Joe mengungkapkan rencana perusahaan yang sedang mencari investor strategis.

Pemanfaatan IoT

Menurut Yusmin, pemilik laundry seringkali kesulitan mengontrol usaha laundry mereka. Ada kerentanan oleh oknum untuk memanipulasi nota, tidak melaporkan transaksi, dan potensi fraud lainnya.

“Yang diutamakan dari aplikasi ini adalah mengamankan bisnis mereka karena kita support dari sisi IoT (Internet of Thing). Jadi bisa menjalankan laundry dari aplikasi kita. Ketika ada nota yang tidak tercatat maka mesin laundry tidak bisa beroperasi.” kata Yusmin.

Melalui aplikasi, pemilik bisnis laundry bisa mengontrol mesin secara otomatis. Saat ini Saku Laundry sudah digunakan sejumlah brand laundry terkemuka. Berfokus pada Software as a Service (SaaS), aplikasi ini telah digunakan lebih dari 300 merchant di seluruh Indonesia. Sekitar 80% masih terpusat di Jabodetabek.

Selain Saku Laundry, platform lainnya di segmen ini di antaranya adalah D-Laundry dan Smartlink. Perusahaan merupakan salah satu dari 9 peserta terbaik yang berhak mengikuti rangkaian Demo Day DSLaunchpadX.

Ingin menambah merchant aktif

Segmen lain yang digarap Saku Laundry adalah layanan laundry on-demand atau antar jemput laundry yang bisa memudahkan pelanggan agar tidak perlu datang ke outlet. Selain itu, Saku Laundry meluncurkan “Laundromat Saku Laundry”. Layanan ini merupakan penjualan mesin laundry dengan sistem pengelolaan digital.

Saku Laundry juga sudah mendukung pembayaran QRIS yang dapat menerima jenis pembayaran dari semua cashless provider.

Sebagai perusahaan SaaS, Saku Laundry menjual hardware IoT untuk pemilik usaha laundry mulai dari Rp6 juta. Mereka juga mengenakan biaya berlangganan mulai dari Rp100 ribu per bulan. Saku laundry juga mengenakan 10% dari nilai transaksi kepada setiap pemesanan dari pelanggan.

Untuk mengembangkan bisnis, perusahaan memiliki rencana penggalangan dana tahun ini. Saku Laundry menargetkan memiliki total 500 merchant aktif. Perusahaan juga berencana untuk menyediakan pembiayaan dan layanan manajemen pengelolaan  bagi mereka yang ingin membuka bisnis laundry.

“Seiring permintaan pasar yang meningkat, kita juga menghadirkan konsultasi, baik untuk merchant-merchant laundry yang sudah berjalan ataupun untuk bisnis yang ingin lebih berkembang,” kata Yusmin.

Application Information Will Show Up Here

D-Laundry Hadir sebagai Aplikasi Marketplace Jasa Cuci Pakaian

Bukan hanya menawarkan konsep seamless memanfaatkan aplikasi dan situs web, layanan laundry on-demand alias jasa cuci pakaian berbasis aplikasi umumnya juga memberikan pilihan pembayaran non-tunai melalui dompet elektronik. Salah satunya adalah D-Laundry, berdiri sejak tahun 2016 startup ini mengklaim telah memiliki ratusan mitra dan ribuan pengguna. Layanan mereka telah hadir di kawasan Jabodetabek.

Kepada DailySocial CEO D-Laundry Ridhwan Basalamah mengungkapkan, sejak awal di samping memberikan solusi kepada pengguna jasa laundry, tujuan bisnisnya adalah untuk mengembangkan ekonomi lokal, dalam hal ini UKM jasa laundry.

“Kami mengedepankan peningkatan kapabilitas dan kualitas layanan dari mitra Kami dengan menerapkan program pengembangan bisnis dan standardisasi layanan laundry dari proses penjemputan hingga pengembalian cucian. Di samping itu, kami memberikan jaminan untuk pakaian sehingga pengguna D-Laundry dapat merasakan pengalaman mencuci yang terbaik dan bebas khawatir,” kata Ridhwan.

Sementara untuk strategi monetisasi, mereka menerapkan profit sharing untuk setiap pemesanan melalui aplikasi.

Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa platform yang tawarkan jasa serupa, misalnya KliknKlin, LaundryTaxi, Seekmi, Taptopick, dll.

Memiliki pilihan pembayaran “D-Pay”

Selain menawarkan pilihan pembayaran melalui virtual account dan LinkAja, D-Laundry juga memiliki pilihan pembayaran melalui D-Pay. Pilihan pembayaran ini dihadirkan untuk memberikan kemudahan pelanggan melakukan pembayaran.

“D-Pay sendiri itu bukan e-money tapi platform penunjang sistem pembayaran dari D-laundry. Terkait izin, kami terdaftar sebagai Penyelenggara Teknologi Finansial oleh Bank Indonesia sejak bulan April tahun 2020 lalu,” kata Ridhwan.

Tahun ini ada beberapa target yang ingin dicapai oleh perusahaan, di antaranya adalah pemenuhan wilayah layanan di area Jabodetabek dengan menambah mitra D-Laundry. Serta terus menambahkan fitur-fitur yang dapat dirasakan manfaatnya bagi mitra dan pengguna.

“Tahun ini kami juga berencana melakukan penggalangan dana. Sampai saat ini, kami masih melakukan model bootstrap untuk mendanai operasional D-Laundry. Kami yakin potensi D-Laundry begitu besar melihat industri laundry yang terus berjalan dan berkembang.”

Bisnis saat pandemi

Selama pandemi tidak ada perubahan yang signifikan dari sisi jumlah pelanggan yang memanfaatkan aplikasi D-laundry. Perusahaan juga memastikan semua mitra menerapkan prosedur untuk selalu membersihkan ruang dan fasilitas laundry dengan desinfektan, menggunakan bahan dan cairan kimia terstandardisasi, memastikan kesehatan pekerja, menyediakan fasilitas cuci tangan dan masker, dan menerapkan contactless delivery.

“Kekhawatiran akan infeksi Covid-19 membuat banyak orang kini lebih telaten memperhatikan kebersihan, salah satunya pakaian, hal ini harus dimanfaatkan oleh pebisnis laundry sebagai momentum untuk mempromosikan jasa yang aman dan nyaman kepada masyarakat. ” kata Ridhwan.

Untuk membantu para mitra menjalankan bisnis selama pandemi, D-Laudry telah melakukan berbagai kegiatan seperti training dan pengembangan komunitas. Salah satunya, dalam waktu dekat akan menyelenggarakan event seminar online membahas tentang pengelolaan keuangan dan pendanaan usaha laundry menghadapi masa pandemi.

Application Information Will Show Up Here

Platform “Laundry On-Demand” Spanyol Mr Jeff Hadir di Indonesia Desember Mendatang

Platform laundry on-demand yang menawarkan konsep waralaba dari Valencia, Spanyol, Mr Jeff mengumumkan kehadirannya secara resmi bulan Desember 2019 mendatang. Indonesia rencananya menjadi kantor pusat regional di Asia. Selain di Indonesia, perusahaan berencana membuka waralaba di Filipina dan Singapura hingga akhir tahun.

Kepada DailySocial, VP of Expansion Mr Jeff Christakis Theodorou Villalta mengungkapkan, Indonesia sengaja dipilih melihat dari populasi yang besar dan pesatnya tingkat penetrasi smartphone dan internet.

“Akhir tahun ini bisa kami pastikan Mr Jeff akan resmi hadir di Indonesia dan secara langsung aplikasi bisa langsung digunakan. Kami juga telah menggandeng 12 mitra yang nantinya akan memiliki [gerai] waralaba.”

Tahun ini perusahaan telah menerima pendanaan Seri A senilai $12 juta yang dipimpin All Iron Ventures untuk meningkatkan ekspansi internasionalnya.

Konsep waralaba

Berbeda dengan layanan laundry on-demand yang lebih dulu hadir, yang rata-rata menggandeng laundry independen, struktur yang diterapkan Mr Jeff adalah eksklusivitas jaringan waralaba. Mitra waralaba harus memiliki kendaraan untuk melakukan penerimaan dan pengiriman hasil laundry ke rumah pelanggan.

“Kami memastikan tim Mr Jeff akan memberikan pelatihan, konsultasi bisnis dan pemilihan lokasi yang relevan memanfaatkan data dan sumber daya yang kami miliki. Dengan demikian bisa meningkatkan bisnis mereka dengan bergabung menjadi mitra di Mr Jeff,” kata Christakis.

Menurut penelitian perusahaan, layanan laundry populer di kalangan generasi muda dan dianggap sebagai pekerjaan rumah tangga yang paling tidak disukai. Mr Jeff mencatat kawasan seperti apartemen dan perkantoran menjadi sasaran ideal layanannya.

Skema bisnis berlangganan

Belum mencakup semua wilayah, Mr Jeff akan hadir di kawasan tertentu di Jakarta, Tangerang, Bandung, dan Banjarmasin.

“Kami melihat yang memutuskan untuk bergabung dengan waralaba Mr. Jeff tidak hanya pemilik bisnis laundry, namun juga masyarakat umum yang tertarik untuk memiliki bisnis laundry. Dengan pendekatan digital, kami ingin memberikan layanan yang terpadu untuk mereka yang tertarik bergabung dengan Mr Jeff,” kata Christakis.

Aplikasi Mr Jeff memungkinkan pengguna memesan layanan laundry sesuai permintaan melalui model berlangganan. Menggunakan aplikasi, web, atau jaringan waralaba, pelanggan dapat memilih lokasi, waktu dan hari yang diharapkan untuk mengumpulkan dan mengirimkan cucian mereka.

Pengemudi nantinya akan mengunjungi rumah atau kantor pengguna, mengumpulkan pakaian dan mengembalikannya setelah pakaian dibersihkan dan disetrika.

Saat ini pilihan pembayaran yang disediakan Mr. Jeff adalah melalui transfer bank, kartu kredit, dan uang tunai. Rencananya Mr Jeff akan menggandeng layanan dompet digital sebagai pelengkap.

“Tentunya semua masih dalam tahap penjajakan. Jika nantinya sudah final kami harapkan bisa mempermudah pelanggan di Indonesia untuk melakukan pembayaran,” kata Christakis.

Application Information Will Show Up Here

Menilik Rencana Bisnis KliknKlin, Pengembang Bisnis “Laundry On-demand”

Penyedia bisnis laundry on demand KliknKlin tengah berusaha memperluas bisnisnya. Salah satu fokusnya dengan membuat skema kemitraan dan bergabung dalam brand LaundryKlin. Perusahaan juga tengah menyiapkan aplikasi untuk memudahkan pemilik usaha laundry dalam mengelola bisnisnya.

CEO KliknKlin Raka Destama menceritakan, “Kami saat ini sedang fokus mengembangkan chain store laundry dengan skema kemitraan. Sudah ada sekitar seratus mitra yang bergabung dalam brand LaundryKlin. Untuk Aplikasi KliknKlin, kami juga akan merilis fitur baru untuk memudahkan pemilik usaha mengelola bisnis dan pesanan dari pelanggan.”

Sudah berjalan selama tiga tahun, KliknKlin merasa saat ini pasar telah mengalami perubahan. Infrastruktur lebih baik dan pasar yang semakin matang. Oleh karenanya, mereka pun sempat merilis fitur marketplace laundry yang memungkinkan konsumen dengan leluasa memilih gerai laundry langganan mereka.

“Tantangan laundry on demand di fase awal dulu cukup sulit karena infrastruktur, khususnya di bidang logistik dan pembayaran. Untuk saat ini sudah banyak startup yang mendukung operasional kami,” imbuh Raka.

Tahun ini KliknKlin akan terus gencar memperluas jaringan dengan membuka lebih banyak gerai, termasuk melakukan akuisisi mitra laundry yang sudah ada untuk dijadikan outlet yang memiliki standar LaundryKlin. Target yang ingin dicapai adalah memiliki minimal seribu outlet dalam dua tahun ke depan.

“Dalam satu sampai dua tahun ke depan mungkin saat yang pas untuk ekspansi bisnis secara masif. Pertama, karena market awal sudah terbentuk dan kami sudah menemukan model bisnis yang tepat serta jumlah pengguna yang repeat di atas 60% setiap bulannya. Harapannya dalam satu sampai dua tahun ke depan layanan kami sudah bisa dinikmati secara luas,” ujar Raka.

Application Information Will Show Up Here

Gandeng Ibu Rumah Tangga, LaundryTaxi Hadirkan Layanan “Laundry On-Demand”

Mengusung konsep “sharing economy“, layanan laundry on demand LaundryTaxi hadir menjawab kebutuhan masyarakat di Jakarta dan sekitarnya. Berbeda dengan layanan laundry on-demand lainnya yang kebanyakan bermitra dengan gerai cuci kiloan hingga gerai laundry, LaundryTaxi justru menggandeng ibu-ibu rumah tangga yang berminat untuk menjadi merchant memanfaatkan mesin pencuci pakaian di rumah masing-masing.

Kepada DailySocial Co-Founder LaundryTaxi, Muhamad Yulianto menyebutkan, saat ini permintaan dari masyarakat terkait dengan jasa laundry on demand makin bertambah, namun layanan yang disediakan oleh perusahaan startup kurang mencakup permintaan pelanggan. Beberapa hal yang bisa dioptimalkan misalnya terkait biaya antar jemput, jarak antara jasa laundry, dan harga jasa per kilo.

“Maka dari itu LaundryTaxi mempunyai solusinya, dengan sistem sharing economy, maka jangkauan pelanggan ke jasa laundry terdekat akan semakin banyak. Ditambah lagi gratis antar jemput oleh kurir dan harga jasa yang relatif murah. Karena jasa LaundryTaxi tidak membutuhkan biaya sewa gedung, modal mesin cuci dan bayar pegawai. Semua peralatan telah disiapkan oleh merchant kami sendiri,” jelas Yulianto.

Memiliki rencana untuk melayani seluruh kawasan Jabodetabek, saat ini LaundryTaxi baru memiliki tiga merchant di wilayah Cipondoh, Poris, Green Lake Tangerang dan sekitarnya. Sementara jumlah pengguna aktif LaundryTaxi berjumlah 80 orang.

“Standar harga untuk jasa cuci gosok adalah Rp6.000/kg. Kami akan memberikan Rp3.500/kg untuk merchant, Rp1.500/kg untuk jasa kurir, dan Rp1.000 untuk komisi LaundryTaxi,” ujar Yulianto.

Pelanggan yang ingin menggunakan jasa LaundryTaxi bisa mengakses langsung di situs. Dengan proses yang mudah tanpa harus mendaftar terlebih dulu, cukup mengisi nama, nomor telepon, dan lokasi pick-up, pelanggan sudah bisa mulai memesan jasa LaundryTaxi.

“Nantinya kurir kami akan segera menjemput pakaian dan menimbang langsung di tempat pelanggan. Lalu kurir akan mengirim pakaian ke merchant terdekat untuk segera dikerjakan. Dalam waktu dua hari pakaian bersih sudah siap diantarkan kembali oleh kurir ke tempat pelanggan,” kata Yulianto.

Saat ini sudah ada layanan laundry on demand yang beroperasi di kawasan Jakarta. Pada umumnya menawarkan proses antar-jemput dengan pilihan harga menengah hingga premium. Kualitas cucian pun bisa disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Di antaranya Taptopic dan KliknKlin.

Menjalankan bisnis secara bootstrap

LaundryTaxi belum melakukan penggalangan dana, bisnis dijalankan sepenuhnya menggunakan pendapatan yang diperoleh dari komisi dari setiap transaksi yang dilakukan. Namun demikian untuk mempercepat pertumbuhan, LaundryTaxi berencana untuk segera melakukan fundraising.

Hingga akhir tahun 2018, LaundryTaxi memiliki target yang ingin dicapai, di antaranya mendapatkan 200 merchant di wilayah Jabodetabek, melancarkan kegiatan pemasaran yang lebih masif seperti memberikan promo untuk mengakuisisi lebih banyak pelanggan baru.

“LaundryTaxi mempunyai keunggulan, di antaranya lebih scalable untuk mencari membuka cabang dan menambah merchant, karena banyak sekali ibu-ibu rumah tangga yang ingin mendapatkan penghasilan sendiri di rumah. Dan dari sisi bisnis, LaundryTaxi bisa lebih efisien untuk segi operasional, karena seluruh pekerjaan jasa laundry dikerjakan oleh merchant,” kata Muhamad.

KliknKlin Tawarkan Peluang Usaha Baru Melalui LaundryKlin

Satu tahun menjalankan bisnis sebagai layanan laundry on-demand di Jakarta, KliknKlin startup lokal yang didirikan oleh Raka Destama (Co-Founder & CEO), Jeremia Michael (Co-Founder & Managing Director), Irfan Fadhila (Co-Founder & CTO) dan Simon Siahaan (COO), tahun 2017 ini menghadirkan inovasi yang diklaim mampu memberikan peluang kerja baru kepada masyarakat yang ingin memiliki usaha sendiri.

Kepada DailySocial, Co-Founder dan Managing Director KliknKlin Jeremia Michael mengungkapkan, saat ini KliknKlin telah memperluas wilayah layanan bukan hanya di Jakarta, namun dalam waktu 1-2 bulan mendatang mulai membuka layanan di kota Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Surabaya, dan Semarang. Saat ini KliknKlin telah memiliki kantor cabang di Bandung.

Jumlah pengguna KliknKlin sampai saat ini ada sekitar 20 ribu. Untuk mitra yaitu pemilik laundry yang telah bergabung dengan KliknKlin saat ini sudah mencapai angka ratusan. Sedangkan terkait dengan kategori layanan laundry yang saat ini tersedia di KliknKlin di antaranya adalah laundry kiloan, laundry satuan dan laundry express.

“Untuk ke depannya kami juga berencana untuk menambah fitur laundry sepatu, laundry karpet, laundry tas, laundry premium. Sementara untuk wilayah layanan diharapkan tahun 2017 ini bisa menjangkau 12 kota besar di Indonesia,” kata Jeremia.

Setelah sebelumnya hanya tersedia di aplikasi mobile platform Android, awal tahun 2017 ini KliknKlin telah merilis aplikasi mobile versi iOS.

Layanan POS dan LaundryKlin

Tim KliknKlin

Selain menambah jumlah pengguna dan mitra, tahun 2017 ini KliknKlin juga memperluas bisnis dengan menghadirkan sister company bernama LaundryKlin. Layanan terkini dari KliknKlin ini menawarkan kesempatan kepada masyarakat yang ingin memiliki usaha sendiri dengan membuka outlet laundry.

“Melalui LaundryKlin kami menawarkan peluang usaha untuk berbisnis dan mempunyai outlet laundry dengan cakupan seluruh kota di Indonesia,” kata Jeremia.

Untuk mendukung usaha tersebut KliknKlin juga memiliki sistem POS khusus untuk pemilik usaha, yang berfungsi memonitor jumlah transaksi, laporan keuangan dan pembukuan setiap harinya.

“POS menjadi media penunjang untuk menjadi laporan pembukuan dan keuangan bagi para investor (yang mengambil peluang usaha LaundryKlin). Jadi investor bisa tracking transaksi harian dari outlet mereka masing-masing,” kata Jeremia.

Saat ini hampir semua pemilik usaha di LaundryKlin telah memanfaatkan sistem POS buatan KliknKlin, dengan desain yang dibuat khusus layaknya outlet laundry premium. Saat ini LaundryKlin sudah tersedia di seluruh kota di Indonesia, terutama di kota-kota besar.

“Dengan adanya LaundryKlin, kita ingin mengajak semua calon pengusaha  untuk bisa membuka dan mempunyai bisnis Laundry sendiri, yang kami tawarkan dari USP-nya adalah online order tersebut,” tutup Jeremia.

Application Information Will Show Up Here

PopBox Hadirkan Layanan Loker Pintar untuk Layanan Laundry On Demand

Setelah menjalin kemitraan dengan layanan e-commerce, kanal pembayaran Pay by QR dari Dimo hingga SPBU milik Pertamina, layanan loker pintar PopBox kembali menghadirkan layanan terbaru untuk masyarakat Indonesia, yaitu PopBox on demand, khusus untuk layanan laundry pakaian dan sepatu. Layanan yang resmi dihadirkan awal tahun 2017 ini merupakan layanan yang menargetkan pasangan muda bekerja yang tinggal yang tidak memiliki waktu cukup untuk mencuci pakaian hingga sepatu di hari biasa.

“Konsepnya itu untuk memberikan convenience untuk pengguna kita khususnya yang tinggal di apartemen untuk melakukan laundry. Jadi mereka tidak usah susah-sisah lagi cari tempat laundry atau menunggu kurir laundry sampai untuk ambil barang, mereka bisa drop sendiri any time dan pick up lagi setelah laundry-nya selesai any time juga,” kata Co-founder PopBox Greta Bunawan kepada DailySocial.

Fasilitas drop off dan pick up PopBox

Cara kerja laundry on demand dengan memanfaatkan loker PopBox cukup mudah. Pengguna tinggal memilih jasa laundry dan pencucian sepatu yang saat ini telah bergabung dengan PopBox, yaitu Taptopick dan Tayaka khusus untuk laundry pakaian dan Omaisu khusus untuk layanan pencucian sepatu. Layanan laundry pakaian dan pencucian sepatu dari PopBox saat ini hanya melayani area Jakarta dan Bandung.

Setelah pilihan sudah ditentukan aplikasi PopBox dan pembayaran telah dilakukan, pengguna bisa langsung mengantarkan pakaian dan sepatu yang ingin dibersihkan di berbagai loker pintar PopBox yang tersebar di Jakarta dan sekitarnya. Sesuai dengan waktu yang dijadwalkan, pakaian dan sepatu yang telah dibersihkan bisa langsung diambil oleh pengguna di loker PopBox.

“Sebelum meluncurkan fitur ini, kami telah melakukan persiapan dengan masing-masing mitra selama beberapa bulan melalui proses integrasi, UAT dan QA/QC untuk memastikan  prosesnya sudah berjalan baik dan per Januari 2017 ini kita launch bersama,” kata Greta.

Semua proses penjadwalan hingga pembayaran diserahkan kepada masing-masing mitra. Dalam hal ini PopBox hanya berfungsi sebagai tempat untuk drop off dan pick up semua layanan yang dipilih pengguna. Selain pemesanan melalui aplikasi, layanan laundry on demand ini juga bisa dipesan melalui desktop.

“Target kita adalah untuk memberikan kenyamanan baru untuk pengguna PopBox, memperluas demografi pengguna, meningkatkan jumlah pengguna PopBox yang selama ini baru menggunakan PopBox untuk fitur logistik. Harapan kita ke depannya loker pintar PopBox akan menjadi  one stop solution yang memiliki multi fungsi seperti logistik, pembayaran, dan fitur-fitur online-to-offline (O2O) lainnya,” tutup Greta.

Application Information Will Show Up Here

Masih Soal Laundry On-Demand, Kini Ada KliknKlin

Satu lagi layanan on-demand laundry buatan anak muda Indonesia hadir di tanah air. Sebagai salah satu startup Indonesia yang lahir dari tren serta demand yang ada dari konsumen, KliknKlin menawarkan ragam fitur dan layanan untuk warga ibukota.

KliknKlin didirikan oleh Raka Destama yang kini menjabat sebagai CEO dan juga dibantu oleh Erza Radifan dan Irfan Fadhila sebagai CTO dan CIO. Adanya permintaan yang tinggi dari pelanggan laundry untuk jasa antar jemput merupakan hal yang melatarbelakangi Raka untuk mendirikan KliknKlin. Dasar ini makin diperkuat lagi dengan hasil riset yang dilakukan Raka pada hampir secara keseluruhan usaha laundy dengan menunjukkan fakta bahwa sebagian besar jasa laundry yang ada mengalami kendala yang sama untuk memenuhi permintaan pelanggan dalam layanan jasa antar jemput laundry.

“Para pemilik laundry ini memang diketahui tidak memiliki tenaga lebih dari SDM yang ada untuk melayani permintaan layanan tersebut. Dari sinilah kami semakin yakin untuk kemudian mendirikan KliknKlin,” kata CEO KliknKlin Raka Destama kepada DailySocial.

Dengan mengakses KlinnKlin, pengguna dapat memanfaatkan layanan laundry kiloan dalam waktu pengerjaan 48 Jam kerja. Nantinya pelanggan sudah bisa mendapatkan pakaian bersih kembali. Untuk meningkatkan pelayanan dan pilihan kepada pelanggan dalam waktu dekat KliknKlin akan menambahkan fitur-fitur laundry satuan khusus seperti karpet, boneka, tas, helm maupun sofa, sesuai dengan misi KliknKlin menyediakan semua jasa laundry dalam 1 aplikasi.

Sistem Kerja KliknKlin

Cara kerja KliknKlin sendiri sebenarnya tak jauh berbeda dengan sistem pemesanan layanan jasa laundry online lainnya. Untuk mendapatkan jasa layanan laundry dari KliknKlin konsumen diharuskan melakukan pemesanan dari aplikasi KliknKlin di smartphone. Pada aplikasi tersebut pengguna diharuskan mengisi beberapa data seperti alamat, waktu dan data lainnya. Saat ini KliknKlin baru bisa diunduh di platform Android dan bakal tersedia untuk iOS dalam waktu dekat.

“Setelah melakukan pemesanan melalui aplikasi, petugas KliknKlin akan mendatangi alamat pengguna untuk mengambil order laundry. Order yang dipesan pengguna nanti akan dibawa petugas KliknKlin ke lokasi mitra terdekat,” kata Raka.

Setelah pemesanan dikerjakan maka petugas atau kurir KliknKlin akan kembali datang ke pengguna untuk menyerahkan pakaian yang telah dicuci. Saat ini kliknklin baru melayani wilayah Jakarta, namun demikian KliknKlin menjanjikan dalam  beberapa bulan kedepan, layanan ini akan bisa dinikmati di berbagai kota disekitar Jakarta.

Masih menjalankan bisnisnya secara bootstrapping, KliknKlin telah bermitra dengan puluhan jasa laundry di Jakarta yang telah melalui proses verifikasi ketat guna menjaga kualitas.

“Saat ini KliknKlin memiliki sumber pendanaan dari para founder karena masih mencukupi dana yang dibutuhkan namun kedepan mungkin kami akan mencari pendaanaan untuk memperluas wilayah pasar dan jaringan kliknklin,” kata Raka.

Untuk menghadirkan layanan yang terbaik, saat ini KliknKlin berfokus kepada bagaimana membuat konsumen bukan hanya mudah melakukan booking order tetapi juga cepat dalam memberikan layanan yang tersedia. Untuk demikian strategi pemasaran yang dijalankan belum sepenuhnya dilancarkan hingga produk dan aplikasi dapat bekerja dengan sempurna.

“KliknKlin berfokus pada hanya layanan laundry, bisa melakukan pickup dan delivery ditempat yang berbeda tanpa dikenakan biaya tambahan, dalam 30 menit setelah order layanan kurir akan sampai dilokasi konsumen, itulah fokus serta visi dan misi kami saat ini,” kata Raka.

Kehadiran KliknKlin tentunya bisa menjadi alternatif bagi warga Jakarta saat ini yang sedang menggemari layanan on-demand laundry seperti Taptopick, Waz8, Ahlijasa dan Crazyclean. Tentunya akan menjadi menarik melihat persaingan yang ada diantara pemain layanan laundry on-demand, menawarkan ragam keuntungan yang ada di aplikasi, desktop dan mobile site.

Application Information Will Show Up Here

Ahlijasa Umumkan Perolehan Pendanaan dan Kehadiran Aplikasi untuk Android

Layanan online berbasis servis Ahlijasa mengumumkan perolehan pendanaan pre-seed sebesar 6 digit dalam dollar Amerika Serikat (antara 1 hingga 13 miliar Rupiah) dari angel investor yang berbasis di Singapura. Meski tidak disebutkan namanya, diinformasikan bahwa putaran pendanaan ini dipimpin oleh seorang pengusaha tambang ternama Singapura. Dana akan digunakan untuk mengembangkan produk dan memperkuat pasar di Jabodetabek.

Ahlijasa didirikan oleh Jay Jayawijaningtias dan Made Dimas Astra Wijaya, keduanya bertemu saat sama-sama bekerja di Singapura. Ahlijasa hadir karena pengalaman Jay yang kesulitan mencari layanan laundry yang mau mengambil (dan mengantar) pakaian ke rumah dan bahkan mengalami kehilangan pakaian saat mencuci di laundry kiloan.

Berangkat dari pengalaman tidak nyaman tersebut, Ahlijasa berkembang menjadi layanan laundry on-demand, pembersihan dan servis AC, dan pembersihan rumah. Selain akses melalui desktop, Ahlijasa juga hadir sebagai aplikasi di platform Android.

Berdasarkan timbal balik yang mereka peroleh, mereka mengklaim mendapatkan respon positif dengan 70% pelanggan melakukan repeat order. Setelah ini mereka berencana mencari pendanaan awal (seed round) untuk membantu mereka secara agresif mengembangkan jaringan kemitraan dan menambah jenis layanan. Mereka juga berharap semakin memperkuat pasar di Jabodetabek dengan segera meluncurkan kampanye pemasaran beberapa bulan mendatang.

Ini adalah layanan laundry on-demand ketiga yang kami bahas bulan ini, meskipun Ahlijasa tak hanya sekedar mengurusi laundry, setelah WAZ8 di Medan dan Taptopick yang segera hadir di Jakarta. Dengan kondisi lalu lintas dan kesibukan masyarakat ibukota yang begitu padat, sangat wajar jika service marketplace menjadi salah satu the next big thing tahun ini. Go-Jek sudah memulainya dan kini mulai bermunculan layanan-layanan on-demand di beberapa hal spesifik.

Segera Hadir di Jakarta, Layanan Laundry On-Demand Taptopick (UPDATED)

Meskipun belum diluncurkan secara resmi, satu lagi startup buatan anak muda asal Jakarta meramaikan layanan on-demand di Indonesia. Taptopick adalah startup yang dijalankan secara bootstrapping oleh dua orang pendirinya, yaitu Halilintar Ramadhan sebagai Director dan Puja Pramudya sebagai Technology Director. Mereka mencoba mengadopsi teknologi on-demand kepada layanan laundry, cuci kiloan, dan dry cleaning yang secara tradisional sudah banyak digunakan warga ibukota. Taptopick diharapkan bisa diluncurkan dalam waktu dekat.

“Ide Taptopick muncul saat saya sedang membuat business plan untuk mengembangkan lagi cabang bisnis laundry saya. Menurut perhitungan saya biaya untuk membuat usaha laundry sangatlah besar dan kompetisinya juga banyak, jadi untuk balik modal membutuhkan waktu yg lumayan lama. Di situlah akirnya saya mendapatkan ide untuk membuat aplikasi,” kata Halilintar yang sudah memiliki sejumlah layanan laundry tradisional.

Halilintar kemudian dibantu oleh rekannya, Puja Pramudya, yang lebih mengerti soal teknologi dan pemrograman untuk mengembangkan aplikasi yang bisa digunakan untuk layanan pick-up delivery. Dengan kemitraan yang dilakukan oleh konter laundry dan layanan cuci kiloan yang tersebar di Jakarta, Halilintar melihat potensi laundry online ini cukup besar dan belum ada pemain yang mencoba bidang usaha ini.

“Seperti yg kita tahu trend teknologi sedang tinggi sekali saat ini di Indonesia. Hampir semua orang menggunakan smartphone. Di situ saya berpikir bagaimana jika saya fokus pada layanan tambahan dari usaha laundry, yaitu jasa antar dan jemput tapi berbasiskan teknologi yaitu menggunakan aplikasi. Saya bisa lebih fokus pada pelayanan konsumen, dan bisa berpartner dengan laundry lain yang sudah berpengalaman,” kata Halilintar.

Secara bisnis, kehadiran layanan laundry berbasis on-demand memudahkan melakukan ekspansi usaha karena tidak lagi diperlukan mesin cuci tambahan atau menyewa kios sebagai drop-point di seluruh daerah Jakarta yg biayanya bisa sangat mahal. Cukup melakukan kemitraan dengan pengusaha laundry di seluruh Jakarta, bahkan di seluruh Indonesia, Taptopick  bisa fokus pada jasa pengambil dan pengantaran laundry melalui aplikasi smartphone.

Fitur-fitur andalan dan kemitraan dengan Veritrans

Taptopick nantinya akan dilengkapi dengan fitur-fitur yang memudahkan pelanggan menggunakan aplikasi. Di antaranya adalah fast and easy pick-up order, real time status update (mulai dari pick-up, cleaning, hingga delivery), dan flexible pick-up and delivery location (misalnya cucian diambil di kantor dan diantar ke rumah). Untuk pembayaran, Taptopick menggunakan Taptopick credit yang bisa dibeli langsung di dalam aplikasi dengan sistem pembayaran kartu kredit dan bank transfer. Untuk urusan ini Taptopick bekerja sama dengan Veritrans.

“Cara kerja Taptopick sangatlah mudah, Nantinya pelanggan bisa mengunduh aplikasi di App Store dan Google Play Store, kemudian  pilih waktu pick-up [tanggal dan jam], pilih lokasi delivery [lokasi delivery bisa diubah nantinya], pilih jasa laundry yang ingin digunakan. Selanjutnya Pickr [kurir] akan datang menjemput pakaian kotor pelanggan dan membawanya ke laundry partner kami,” kata Halilintar.

Pelanggan bisa melihat status pesanan secara real time melalui aplikasi. Akan ada notifikasi ketika pakaiannya telah selesai dicuci hingga Pickr mengantarkan kembali pakaian yang telah dicuci.

Membuka lowongan Pickr paruh waktu

Nantinya layanan antar jemput laundry Taptopick baru melayani kota Jakarta saja, karena Taptopick telah memiliki sejumlah armada kurir full time di wilayah Jakarta.

“Nantinya kami juga akan membuka lowongan untuk Pickr part time. Harapannya kami bisa memberikan opsi penghasilan tambahan bagi orang-orang yang membutuhkan untuk bergabung. Bisa cek terus website kami untuk mengetahui update-nya,” kata Halilintar.

Dengan mengandalkan strategi pemasaran word of mouth dan media sosial, Taptopick berharap bisa melakukan promosi secara menyeluruh kepada warga Jakarta. Siapa tahu booming layanan on-demand, yang sudah dimulai Go-Jek, bakal mendorong percepatan adopsi layanan laundry on-demand seperti ini.

Update (29/1): Aplikasi iOS Taptopick sudah tersedia