Program R6 SHARE Ungkap Wujud Skin Serta Tier Tim Peserta

Setelah diperkenalkan tanggal 10 September 2020 lalu, kini Ubisoft akhirnya mengungkap daftar serta tier tim untuk program R6 SHARE. Program R6 SHARE merupakan inisiatif dari Ubisoft terhadap skena esports Rainbow Six: Siege. Program tersebut semacam usaha Ubisoft untuk memberikan timbal balik bagi organisasi esports yang turut berkompetisi di dalam skena esports Rainbow Six: Siege.

Lewat rilis, Ubisoft mengatakan bahwa pemilihan dan pembagian tier terhadap 42 tim yang tergabung dalam program tersbut melalui proses kualitatif yang mendalam, dengan bantuan pihak ketiga yang independen. Mengutip dari penjelasan blog Ubisoft, dikatakan bahwa setiap tim yang tergabung dalam program tersebut akan dievaluasi setiap 3 bulan sekali dengan menggunakan indikator berupa: performa penjualan in-game items masing-masing tim, jumlah viewership pertandingan mereka, besaran dukungan yang mereka berikan kepada para pemainnya, dan performa komunikasi mereka seputar Rainbow Six.

Berdasarkan indikator tersebut, tier masing-masing tim dalam program R6 SHARE akan ditentukan ulang setiap satu tahun sekali, dengan penentuan ulang pertama pada Agustus 2021. Jika performa kontribusi tim tier 1 terhadap ekosistem Rainbow Six berkurang, maka mereka bisa diturunkan ke tier bawahnya, ataupun sebaliknya.

Dengan ini, maka berikut daftar tim serta penentuan tier terhadap tim yang tergabung dalam program R6 SHARE:

Tier 1 – 10 Tim

Mendapatkan bundel skin in-game dengan branding masing-masing tim yang berisikan: Headgear, Uniform, Weapon Skin, dan Charm.

  • FaZe Clan
  • Fnatic
  • G2 Esports
  • Natus Vincere
  • Ninjas in Pyjamas
  • Spacestation Gaming
  • Team Liquid
  • TSM
  • Vitality
  • Rogue

Tier 2 – 15 Tim

Mendapatkan skin in-game dengan branding masing-masing tim berupa Weapon dan Charm.

  • Disrupt Gaming
  • Tempo Storm
  • Cloud9
  • Team Empire
  • DarkZero
  • Black Dragons
  • MIBR
  • eUnited
  • Pittsburgh Knights
  • Team Secret
  • Chaos EC
  • Virtus.Pro
  • INTZ
  • BDS Esport
  • Giants Gaming

Tier 3 – 17 Tim

Mendapat skin in-game dengan branding masing-masing tim berupa Weapon saja.

  • Soniqs
  • Team oNe
  • Elevate
  • GUTS Gaming
  • FAV Gaming
  • Talon Esports
  • SCARZ
  • FURIA
  • Cyclops Athlete Gaming
  • Nora-Rengo
  • Qconfirm
  • Xavier esports
  • Santos
  • W7M
  • Oxygen Esports
  • Tempra Esports
  • Electrify Esports

Program ini akan berjalan selama 4 tahun ke depan, atau tepatnya sampai 1 Maret 2024. Masih seperti yang dijelaskan sebelumnya, dalam program ini tim yang bersangkutan akan menerima 30% dari hasil penjualan skin yang telah dibuat oleh Ubisoft. Bagaimana? Skin siapa yang menurut Anda paling keren?

Mengintip Kabar Esports R6S di Asia dari Six August 2020 Major – North Division

Ubisoft mengumumkan perombakan yang cukup besar pada skena kompetitif Rainbow Six: Siege pada Mei 2020 lalu. Perombakan tersebut terjadi di regional yang aktif secara skena kompetitif R6S, seperti Eropa, Amerika Serikat, termasuk juga Asia. Skena kompetitif Asia diubah dari sistem kompetisi terbuka dalam rangkaian ESL Pro League, menjadi sistem kompetisi yang cenderung lebih tertutup bernama R6S APAC League.

Mengutip Liquipedia dan laman resmi esports Rainbow Six: Siege regional APAC, format tersebut diubah lagi menjadi pertandingan online dengan nama Six August 2020 Major, lantaran situasi pandemi yang melarang turnamen tatap muka. Lalu dengan berbagai perubahan format tersebut, bagaimana kabar skena esports Rainbow Six: Siege di kawasan Asia kini?

Melihat dari tingkat ketertarikan komunitas terhadap pertandingan esports Rainbow Six: Siege, Esports Charts baru-baru ini telah merangkum catatan jumlah penonton rangkaian Six August 2020 Major. Lewat sebuah catatan blog, Six August Major 2020 North Division (yang mempertandingkan berbagai tim dari Asia dan Oseania) berhasil menduduki peringkat ke-4 berdasarkan catatan Total Hours Watched konten dikonsumsi.

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Total konsumsi livestream turnamen Six August Major 2020 North Division adalah sebanyak 419.597 jam, dari 18 jam durasi livestream turnamen. Angka tersebut terpaut cukup jauh dari pengisi peringkat 3, yaitu Six August 2020 Major Europe, yang memiliki total konsumsi livestream sebanyak 818.663 jam dari 21 jam durasi livestream turnamen.

Lebih lanjut soal data tersebut, dijelaskan bahwa tim paling populer keseluruhan turnamen adalah CYCLOPS athlete gaming (CAG) dari Jepang, yang mencatatkan jumlah rata-rata penonton sebanyak 28 ribu orang. Dari segi pertandingan, pertemuan antara Cloud9 dengan roster berisi pemain asal Korea Selatan dengan tim CAG dari Jepang, menjadi pertandingan terpopuler dengan jumlah penonton terbanyak di saat bersamaan (Peak Viewers) sebanyak 33.508 orang.

Menariknya pertandingan tersebut justru merupakan pertandingan babak Semi-Final. Babak Grand-Final (yang mempertandingkan C9 dengan Giants Gaming) malah berada di peringkat ketiga dari daftar 5 pertandingan Six Major August 2020 – North Division paling populer, dengan sejumlah 30.884 orang penonton terbanyak menonton di saat bersamaan .

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Masih dari catatan blog Esports Charts, Jepang disebut sebagai salah satu negara dengan penggemar tayangan esports Rainbow Six Siege terbesar di Asia. Alhasil, livestream Six August 2020 Major – North Division dengan bahasa Jepang menjadi tayangan bahasa lokal paling populer, di antara tayangan bahasa lokal lain di Asia. Tayangan Six August 2020 Major – North Division dengan bahasa Jepang sendiri berhasil mencatatkan jumlah penonton terbanyak sejumlah 10 ribu orang di saat bersamaan.

Melihat hal ini, sepertinya tayangan turnamen esports Rainbow Six: Siege masih cukup diminati oleh para penggemarnya. Namun, satu hal yang mungkin cukup disayangkan adalah kurangnya jumlah representasi dari negara-negara Asia Tenggara dalam turnamen tersebut.

GeForce Gigabyte Rainbow Six Siege Attack Siap Digelar Pekan Depan

Memasuki era new normal, esports nyatanya dapat beradaptasi dengan lebih baik dibandingkan industri lainnya. Dengan terbatasnya ruang gerak dan mobilitas manusia dalam jumlah besar, menjadikan peningkatan yang sangat signifikan pada aktivitas di dunia maya.

Tidak dapat dipungkiri kini esports menjadi salah satu pilihan teratas unutk dijadikan aktivitas yang produktif ataupun sekadar mengisi waktu luang selama periode pembatasan fisik. Sejauh ini terpantau juga secara perlahan tumbuh tren positif dari konsumsi konten esports sejak pembatasan fisik diberlakukan.

Adapun gelaran turnamen GeForce Gigabyte Rainbow Six Siege Attack digelar sebagai dukungan terhadap ekosistem esports di Indonesia. Dengan saling berkolaborasi dan menyelenggarakan turnamane ini, diharapkan komunitas gamers Rainbow Six Siege bisa mendapatkan tempat untuk saling bertanding dan mengasah kemampuan mereka.

via: Indoesports
via: Indoesports

Rencananya gelaran turnamen GeForce Gigabyte Rainbow Six Siege Attack akan berlangsung pada tanggal 4-6 September 2020. Tidak terlupa total prizepool hingga puluhan juta sudah dipersiapkan bagi tim yang keluar sebagai juara.

Setiap pemenang secara berturut-turut akan berhak atas pembagian hadiah sebagai berikut. Juara 1 akan mendapatkan hadiah sebesar 10 juta Rupiah, Runner-Up mendapatkan hadiah 7 juta Rupiah, dan Juara 3 berhak atas hadiah 3 juta Rupiah.

Periode pendaftaran sudah dibuka dari tanggal 20 Agustus hingga 2 September 2020. Persiapkan diri dan skuad andalan untuk bisa berlaga dalam gelaran turnamen ini.  Pastikan Anda melakukan pendaftaran hanya di laman resmi INDOESPORTS, sila klik tautan ini. Pendaftaran dapat dibuka bagi skuad maupun individu. tidak perlu khawatir, pendaftar individu nantinya akan dibuatkan skuad secara acak.

Gelaran GeForce Gigabyte Rainbow Six Siege Attack akan semakin terasa panas dan meriah dengan kehadiran Yudi “justincase” Anggi dan Wibi “8Ken” Irbawanto sebagai shoutcaster yang tidak asing lagi bagi komunitas gamers Rainbow Six Siege. Keduanya sudah kerap kali muncul memandu dan memberikan komentar serta analisisnya bagi game bergenre FPS.

Kehadiran NVIDIA iCafe sebagai gaming hub diharapkan dapat turut mendukung kemajuan DNA perkembangan esports dalam negeri dan menjadi wadah untuk mengembangkan potensi rookie gamers dan mengasah talenta-talenta esports Rainbow Six Siege lainnya supaya mampu berprestasi di level yang lebih tinggi lagi di masa depan.

Ubisoft Adakan Turnamen Rainbow Six Tingkat Universitas, Ubisoft Collegiate Esports

Ubisoft memperkenalkan liga Rainbow Six Siege baru, Ubisoft Collegiate Esports. Seperti namanya, turnamen tersebut ditujukan untuk para mahasiswa. Untuk menyelenggarakan liga di tingkat universitas tersebut, Ubisoft bekerja sama dengan platform gaming online FACEIT, yang bertanggung jawab atas scene esports Rainbow Six Siege di Amerika Utara. Selain itu, Ubisoft juga berhasil menggandeng CORSAIR, merek aksesori gaming dan Origin PC, perusahaan anak CORSAIR, sebagai sponsor dari Ubisoft Collegiate Esports.

Sebagai bagian dari Ubisoft Collegiate Esports, perusahaan asal Prancis itu akan mengadakan turnamen Rainbow Six Collegiate. Setiap universitas yang menjadi bagian dari Ubisoft Collegiate Esports boleh mengirimkan satu tim Rainbow Six sebagai perwakilan untuk bertanding dalam kompetisi itu. Tim yang menang akan membawa pulang hadiah sebesar US$30 ribu (sekitar Rp443 juta). Mereka juga akan mendapatkan hadiah berubah hardware yang diberikan oleh Origin PC dan CORSAIR. Musim pertama dari Rainbow Six Collegiate diperkirakan akan dimulai pada Januari 2021.

Ubisoft Collegiate Esports
Rainbow Six Collegiate jadi bagian dari Ubisoft Collegiate Esports. | Sumber: Epic

Selain ikut serta dalam Rainbow Six Collegiate, semua klub esports di universitas yang mendaftarkan diri dalam Ubisoft Collegiate Esports akan mendapatkan izin untuk mengadakan pertandingan internal di universitas mereka, menyelenggarakan acara nonton bareng, dan juga kegiatan lainnya. Tak hanya pertandingan dalam universitas masing-masing, klub-klub esports tersebut juga dapat mengadakan kompetisi Rainbow Six antar universitas. Ubisoft bahkan mendukung program antar benua.

Industri esports berkembang pesat dalam beberapa tahun belakangan. Tak hanya itu, esports juga semakin diakui sebagai olahraga. Buktinya, esports mulai disertakan dalam berbagai ajang olahraga bergengsi seperti Asian Games dan SEA Games. Tak tertutup kemungkinan, esports juga akan disertakan dalam Olimpiade.

Jadi, tidak heran jika semakin banyak sekolah dan universitas yang tertarik untuk mendorong siswanya ikut serta dalam esports. Di Amerika Serikat,  muncul startup yang berusaha untuk menyediakan platform untuk kompetisi esports bagi siswa SMA dan mahasiswa. Menariknya, keberadaan program esports di sekolah justru bisa mendorong siswa untuk tidak membolos.

Sumber: The Esports Observer, Esports Insider

G2 Esports Perpanjang Kontrak Tiga Divisi Terbaiknya Hingga 2022

Selain FaZe Clan dan Team Liquid, G2 Esports mungkin bisa dibilang sebagai salah satu organisasi esports terbaik di kancah global. Salah satu alasannya adalah karena berbagai talenta berbakat yang berhasil mereka dapatkan untuk berbagai divisi esports yang dimiliki. Maka dari itu, demi mempertahankan kesuksesan tersebut, G2 Esports umumkan bahwa mereka akan melakukan perpanjangan kontrak selama dua tahun sampai tahun 2022, terhadap tiga divisi terbaiknya, League of Legends, Rainbow Six, dan Rocket League.

“Kami merasakan kebanggaan yang sangat besar setiap kali rekan, pemain, dan penggemar memutuskan untuk tetap bersama kami sepanjang tahun. Pembaruan kontrak ini menggarisbawahi seberapa baik hubungan kami dengan mereka (para pemain) dan tentunya hal ini juga memberikan perasaan bangga yang sama kepada kami.” ucap Carlos Rodriguez (ocelote) CEO dari G2 Esports, mengutip dari Dot Esports.

Sumber:
Sumber:

Bisa dikatakan bahwa tiga divisi tersebut adalah ujung tombak dari organisasi G2 Esports. Divisi League of Legends mereka tim terbaik kedua di dunia. Perkz dan kawan-kawan berhasil mencapai babak Grand Final di League of Legends World Championship 2019 lalu. Walaupun pada akhirnya mereka terbantai oleh FunPlus Phoenix, namun pencapaian tersebut tetap menjadi kebanggaan tersendiri, terutama bagi penggemar League of Legends di kawasan Eropa.

Divisi Rainbow Six juga sama berprestasinya. Pada tahun yang sama, Niclas Mouritzen atau Pengu, bersama kawan-kawannya berhasil unjuk gigi sebagai tim Rainbow Six Siege terbaik di dunia. Mereka berhasil melibas Team Empire 3-0 di babak final Six Invitational 2019, gelaran kompetisi tingkat tertinggi di kancah Rainbow Six Siege.

Terakhir divisi Rocket League, juga merupakan salah satu yang terkuat di dalam skena esports Rocket League internasional. Terakhir kali mereka berhasil menjadi Runner-Up di dalam gelaran RLCS Season 7 World Championship. Memang penampilan mereka ketika itu mungkin bukan yang terbaik, sampai akhirnya dilibas oleh Renault Vitality 4-1 di babak Grand Final.

https://twitter.com/G2esports/status/1282691556764528642?ref_src=twsrc%5Etfw

Setelah 3 divisi tersebut, VALORANT menjadi ekosistem game berikutnya yang ingin dikuasai oleh G2 Esports. Hal ini diungkap oleh sang CEO beberapa waktu lalu. Ia sempat diwawancara oleh Sky Sports dan menjelaskan bagaimana keinginannya untuk ekspansi dan mendominasi skena VALORANT pada bulan April 2020 lalu. Beberapa bulan setelahnya sang CEO juga sempat menjelaskan alasan G2 investasi besar-besaran ke dalam ekosistem VALORANT, bahkan sampai membuat turnamen yang menjadi bagian dari Ignition Series.

Apakah pembaruan kontrak ini akan berbuah manis kepada G2 Esports untuk tahun tahun berikutnya? Akankah juga G2 Esports benar bisa mendominasi skena VALORANT setelah investasi yang dilakukan?

Rainbow Six Siege Operation Steel Wave Perkenalkan Ace dan Melusi

Setelah beberapa saat, Ubisoft akhirnya umumkan konten terbaru untuk Rainbow Six Siege dalam tajuk Operation Steel Wave. Seperti sebelum-sebelumnya, judul Operation mencirikan kemampuan dari dua Operator yang dikenalkan dalam update terbaru ini.

Contohnya Operation Void Edge yang rilis Februari 2019 lalu. Kata Void menjadi simbol bagi Operator Iana, yang bisa menghilang (Void) layaknya pindah ke dimensi lain. Lalu kata Edge menjadi simbol bagi Wamai, yang melatih kemampuan tubuh hingga melebihi rata-rata Operator (Edge), sehingga ia seakan kebal rasa sakit dan bisa menembus berbagai tembok dengan tubuhnya saja.

https://twitter.com/Rainbow6Game/status/1272576985097699328

Kali ini, Operation Steel Wave kembali memperkenalkan dua Operator baru lagi, yaitu Havard Haughland yang dijuluki Ace, dan Thandiwe Ndlovu yang dijuluki Melusi. Ace adalah Operator Attacker yang mewakili kata Steel. Punya Gadget bernama S.E.L.M.A, Ace tergolong sebagai hard breacher, karena alat miliknya bisa digunakan untuk menjebol reinforced wall.

Cara kerja S.E.L.M.A mirip gadget milik Thermite, yang harus dilemparkan/dipasang dari jarak dekat. Dengan status two-speed/two-armor, Ace menjadi operator yang fleksibel, dapat dengan gesit melakukan rotasi sembari melakukan entry ke area-area yang penting di dalam map.

Melusi adalah Operator Defender yang mewakili kata Wave. Ia memiliki Gadget bernama Banshee Sonic Defense. Gadget ini ditempelkan di tembok untuk menjadi jebakan. Jika ada musuh yang melewati Banshee, maka alat tersebut akan mengeluarkan suara sangat keras, dan membuat sang musuh jadi bergerak dengan lambat. Melusi punya status three-speed/one-armor. Jadi hati-hati jika Anda terjebak Banshee, Melusi bisa segera mendengarnya, dan rotasi ke tempat Anda berada.

Selain dua Operator baru, Operation Steel Wave juga membawa update pada beberapa hal. Ada rework untuk map House, perubahan untuk Operator Amaru, sistem rank yang disatukan, skin Elite Echo, penurunan harga empat Operator, skin khas Operation Steel Wave, dan tentunya Operator Balancing.

Update ini sendiri dirilis 16 Juni pukul 12 siang EDT (Eastern Daylight Time) atau 16 Juni pukul 11 malam WIB (Waktu Indonesia Barat). Akankah dua Operator ini akan kembali mengubah meta permainan di dalam Rainbow Six Siege nantinya?

R6 APAC League Jadi Format Liga Rainbow Six Siege Baru di Asia

Belkangan, Ubisoft memang sedang melakukan perombakan yang cukup besar kepada skena kompetitif Rainbow Six internasional. Terakhir, mereka mengumumkan kerja samanya dengan FACEIT, yang menandakan babak baru dari skena kompetitif Rainbow Six Siege di Amerika Serikat, lewat gelaran kompetisi baru yang diberi nama North America League.

Selain dari apa yang terjadi di Amerika Serikat, Ubisoft baru-baru ini juga mengumumkan struktur kompetisi mereka di Asia Pasifik. Seperti di Amerika Serikat, kompetisi ini diberi nama yang mirip, yaitu Rainbow Six APAC League. Satu perubahan terbesar dalam struktur kompetisi baru ini adalah penambahan divisi baru.

Hal ini sempat saya perbincangkan dengan Ajie Zata (Lotus), sosok shoutcaster komunitas R6 IDN, yang juga menjabat sebagai manajer salah satu tim R6 Indonesia papan atas, Team Scrypt. Dalam perbincangan kami, Ajie menceritakan bahwa R6 APAC League datang dengan divisi baru, yaitu APAC North dan APAC South.

Lebih rinci, Ubisoft memberikan daftar negara dari pembagian tersebut. R6 APAC League – North Division berisikan Jepang, Korea Selatan, dan SEA yang termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, Taiwan, Filipina, dan Thailand. Satu yang menarik dari North Division ini adalah kehadiran dari tim Fnatic yang berisikan pemain Australia. Hal ini sendiri terjadi karena mereka memindahkan roster pemainnya ke Jepang untuk berkompetisi di R6 APAC League – North Division.

Lalu R6 APAC League – South Division berisikan dua sub-region yaitu Oseania dan Asia Selatan. Australia, New Zealand, Melanesia, Micronesia, dan Polynesia mewakili Oseania, sementara Asia Selatan berisikan India, Sri Lanka, Bangladesh, Nepal, dan Pakistan.

Perubahan lain terjadi pada format pertandingan. Format pertandingan North Division menggunakan Swiss System. Nantinya 12 tim yang berisikan 6 dari undangan dan 6 dari kualifikasi, akan bertanding dalam format best-of-one. Setelah pertandingan gelombang pertama dan terungkap 6 tim teratas, pertandingan lalu dilanjut dengan Swiss System gelombang berikutnya.

Sumber: Ubisoft
Sumber: Ubisoft

Pertandingan akan terbagi ke dalam 10 playday selama 5 pekan, dengan 6 pertandingan dilakukan setiap pekannya. Nantinya tim teratas akan melaju ke APAC regional qualifier, untuk mendapatkan kesempatan bertanding di Six Major.

Sementara itu South Divison memiliki formatnya sendiri. Regional Oseania dan South Asia punya liganya masing-masing dengan format round-robin. Nantinya 3 tim dari Oseania dan 1 tim dari South Asia akan bertemu dalam South Division Playoff. Dua tim terbaik dari divisi tersebut melaju ke APAC Playoff untuk saling bertanding dengan 6 tim lainnya dari North Division.

Walau secara struktur terlihat lebih rapih, dan memberi kesempatan terhadap lebih banyak tim, satu yang belum terlihat dari struktur ini mungkin adalah dukungan atas kompetisi untuk komunitas. Tak hanya itu, Ubisoft juga belum menyebutkan siapa saja tim yang akan mengisi R6 APAC North Division.

Tim Insen 2.0 Menjadi Juara Hybrid Monthly Cup Rainbow Six Siege

Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya gelaran Hybrid Monthly Cup Rainbow Six Siege berakhir 17 Mei 2020 lalu. Tim Insen 2.0 berhasil menjadi juara setelah empat pekan pertandingan ini berjalan. Sebelumnya kita sudah melihat proses Hybrid Monthly Cup mulai dari kualifikasi wave pertama, kualifikasi wave kedua, sampai Last Chance Qualifier yang penuh persaingan.

Pada babak Playoff pertandingan Hybrid Monthly Cup berjalan semakin kompetitif lagi. Babak akhir Hybrid Monthly Cup ini menyisakan 8 tim terbaik dari tiga pekan kualifikasi, yaitu Insen 2.0, Markicep, Neuvrion, Shaolin Monkey, Cynical.GG, NITERUSHER, FAR EAST Society, dan Shoot shoot EZ.

Sumber: Hybrid
Sumber: Hybrid

Ketika menuju ke babak top 8, Ajie Zata (Wildlotus) shoutcaster dari komunitas R6 IDN sudah sempat membahas beberapa pertandingan yang memang jadi patut dinanti. “Kalau untuk top 8, match pertama antara Neuvrion vs NITERUSHER sudah pasti bakal seru. Kedua tim ini sering saling kejar kemampuan, kadang bertemu di final kompetisi, dan biasanya jadi pertandingan yang sengit.” Ajie memberikan satu contoh.

Ternyata benar saja, pertandingan awal antara Neuvrion melawan NITERUSHER menjadi teramat seru. Pertandingan berlangsung begitu sengit walau pada akhirnya Neuvrion melenggang dengan skor 2-0.

Pertandingan selanjutnya menjadi pertemuan antara Neuvrion melawan Markicep. Ajie Zata mengatakan bahwa ini adalah match paling seru sepanjang babak Playoff Hybrid Monthly Cup. “Match Playoff ini bener-bener seru-seru banget, salah satu yang paling greget memang adalah antara Neuvrion melawan Markicep, sampai memaksa pertandingan 3 map dan saling balas skor setiap mapnya. Ini adalah bukti bahwa taraf kemampuan pemain Indonesia sudah mulai seimbang.” ucapnya.

Sumber: Hybrid
Sumber: Hybrid

Markicep akhirnya berhasil mencapai babak final melawan Insen 2.0. Sayang ketika babak final, Markicep malah jadi kalah saing. “Salah satu yang menarik dari pertandingan tersebut adalah permainan Montagne dari NcSlasher yang berhasil membuat pusing tim Markicep. NcSlasher berhasil mendapatkan clutch dengan kondisi 1v1 melawan Array. Sayang permainan Montagne dari NcSlasher terlalu lincah yang berhasil menutup skor menjadi 6-1 untuk Insen 2.0.” Fauzan Yuzarli (K1RBY) sosok observer dari komunitas R6 IDN juga menceritakan keseruan pertandingan. Pada akhirnya Insen 2.0 keluar sebagai juara, libas Markicep 2-0.

Dengan usainya gelaran Hybrid Monthly Cup, Wiku Baskoro Co-Founder Hybrid.co.id memberikan komentarnya. “Terima kasih untuk yang sudah ikut dengan acara kemarin. Selamat buat pemenang, semoga komunitas R6 terus berkembang. Hybrid akan selalu support komunitas esports untuk maju ke arah yg lebih baik.” ucapnya.

“Karena gelaran ini masuk dalam acara Montlhy Cup, maka Hybrid sedang bersiap untuk mengadakan turnamen komunitas lainnya. Tunggu saja informasi lebih lanjut.” tambah Wiku, membicarakan kelanjutan Hybrid Monthly Cup.

Selamat bagi tim Insen 2.0! Jangan lupa untuk subscribe channel Youtube Hybrid IDN untuk melihat tayangan VOD laga final Hybrid Monthly Cup Rainbow Six Siege. Jangan lupa juga untuk ikuti semua kanal media sosial Hybrid.co.id untuk kelanjutan berbagai sajian kompetisi dari Hybrid.co.id.

Ubisoft Tuntut Google dan Apple Untuk Hapus Game Area F2

Beberapa waktu lalu sempat muncul ke permukaan sebuah game berjudul Area F2, yang dipromosikan sebagai game FPS CQB (Close-Quarter Battle) pertama di seluler. Bagi gamers mobile, Area F2 mungkin terlihat inovatif dengan konsep yang segar. Tapi gamers PC tentu sudah paham bahwa ini adalah tiruan versi mobile dari FPS CQB besutan Ubisoft, Rainbow Six Siege.

Menanggapi hal ini, Ubisoft gerak cepat, dan dikabarkan menuntut Google dan Apple untuk menghapus game ini dari Application Store mereka masing-masing. Mengutip dari Bloomberg, Ubisoft mengatakan bahwa Area F2 yang dibuat oleh bagian dari Alibaba Group Holdings Ltd, Ejoy.com, meniru Rainbow Six Siege secara habis-habisan dalam berkas tuntutannya yang diberikan kepada pengadilan federal di Los Angeles.

Sumber: Tangkapan Layar
Tidak hanya gameplay, Anda pemain R6S tentu familiar dengan tampilan menu seperti ini bukan? Sumber: Tangkapan Layar

Masih dari Bloomberg, Ubisoft dikabarkan sudah membicarakan hal ini kepada Apple dan Google sebelum melakukan tuntutan. Ubisoft mengatakan bahwa game tersebut melanggar hak cipta Rainbow Six Siege kepada Apple dan Google , namun mereka menolak untuk menghapus game tersebut dari Apple App Store dan Google Play Store.

“R6S adalah merupakan salah satu game multiplayer kompetitif terpopuler di dunia, dan merupakan salah satu properti intelektual paling berharga milik Ubisoft. Secara virtual, Area F2 meniru hampir semua aspek dari R6S, mulai dari menu utama, menu pemilihan operator, menu akhir saat pengumuman skor, dan hampir semua yang ada di antaranya.” ucap Ubisoft kepada Bloomberg.

Memang secara visual, Area F2 bisa dikatakan sepenuhnya meniru R6S. Seperti yang disebut Ubisoft, tiruan dilakukan mulai dari menu utama, mekanisme permainan, bahkan sampai bagian akhir saat pengumuman skor. Peniruan yang dilakukan bisa dibilang hampir mencapai 90%, dengan sedikit atau hampir tidak ada perbedaan sedikitpun dari game berbasis novel Tom Clancy tersebut.

Hingga saat ini, Rainbow Six Siege memang masih menjadi salah satu game besutan Ubisoft yang paling sukses. R6S sudah menghasilkan satu miliar dolar AS (sekitar Rp14 triliun) sejak rilis 2015 lalu, yang didapatkan melalui pembelian game, serta microtransaction untuk pembelian operator, skin, dan lain sebagainya.

Sementara itu Area F2 baru rilis 16 April 2020 lalu, yang bisa diunduh dan mainkan secara gratis lewat Google Play Store dan Apple App Store. Jelang perilisan, game ini sudah mendapat perhatian yang cukup besar, karena secara aktif melakukan promosi di kanal media sosial lewat iklan digital.

Terkait penuntutan, Apple dan Google masih belum memberikan komentarnya hingga saat ini. Jika Ubisoft memenangkan tuntutan ini, masih belum diketahui apakah nantinya Area F2 akan sepenuhnya hilang dari peredaran, atau sekadar berganti nama serta desain tampilan saja.

Di Tengah Pandemik Corona, Popularitas Game Shooter Meroket

Pandemik virus corona membuat banyak orang tak boleh keluar rumah. Bermain game menjadi salah satu kegiatan pengisi waktu luang. Newzoo lalu mengumpulkan data tentang genre game yang menjadi populer di tengah pandemik. Menurut studi yang dilakukan sejak Desember 2019 sampai Maret 2020 itu, terlihat bahwa semua genre game — kecuali MOBA dan fighting — mengalami kenaikan jumlah pemain yang signifikan. Namun, genre yang mengalami pertumbuhan jumlah pemain tertinggi adalah shooters. Jumlah pemain game shooter naik hingga 40 persen.

Genre game lain yang jumlah pemainnya bertumbuh pesat (34 persen) adalah deck-building games. Legends of Runeterra, game terbaru Riot Games, merupakan salah satu alasan mengapa deck-building game menjadi populer. Sementara itu, kenaikan jumlah pemain arcade game mencapai 28 persen, genre platformers 25 persen, dan battle royale 17 persen.

Pada Maret 2020, 46 persen pemain PC memainkan game shooter. Dengan ini, shooter menjadi genre terpopuler kedua setelah MOBA. Di antara game-game shooter, Rainbow Six: Siege menjadi game dengan jumlah pemain paling banyak. Meskipun begitu, game-game shooter lain, seperti Counter-Strike: Global Offensivve dan Call of Duty: Modern Warfare, juga memiliki jumlah pemain yang tak kalah banyak.

Perbandingan kenaikan jumlah pemain game shooter dan battle royale. | Sumber: Newzoo
Perbandingan kenaikan jumlah pemain game shooter dan battle royale. | Sumber: Newzoo

 

Pandemik bukan satu-satunya alasan mengapa semakin banyak orang memainkan game shooter. Pada Januari 2020, game tactical shooter Escape from Tarkov mendapatkan update. Ini membuat para gamer kembali tertarik dengan game ber-genre shooter. Sementara itu, jumlah pemain Rainbow Six memang terus naik sejak 2019. Game buatan Ubisoft ini banyak mendapatkan pemain baru dari Tiongkok. Peluncuran battle royale mode, Warzone, dari Call of Duty: Modern Warfare juga menjadi alasan lain mengapa genre shooter kembali digemari.

Game ber-genre shooter tidak hanya mengalami pertumbuhan jumlah pemain, tapi juga durasi bermain. Pada Desember 2019, rata-rata lama waktu bermain per hari adalah 38 menit. Angka ini naik menjadi 60 menit pada Maret 2020. Memang, karena karantina, para gamer menjadi memiliki waktu luang yang lebih banyak. Alasan lainnya adalah karena game-game shooter yang populer — seperti Rainbow Six dan Escape from Tarkov — memang memiliki sesi permainan yang lama. Setiap pertandingan dari game tersebut bisa berlangsung selama sampai 1 jam.

Setelah MOBA dan shooter, genre yang memiliki jumlah pemain paling banyak adalah adventure. Alasannya adalah karena game adventure memungkinkan pemain untuk menjelajah di dunia yang sama sekali baru dan melupakan dunia nyata. Minecraft dari Microsoft adalah adventure game dengan jumlah pemain PC paling banyak.

Grafik kenaikan penonton iRacing live . | Sumber; Newzoo
Grafik kenaikan penonton iRacing live . | Sumber; Newzoo

Genre lain yang menjadi populer adalah game dan simulasi balapan. Memang, sejumlah balapan harus dibatalkan karena virus corona. Sebaga gantinya, diadakan balapan virtual berupa menggunakan simulasi balapan. Beberapa balapan yang menggelar kompetisi esports sebagai pengganti balapan di dunia nyata adalah Formula 1, Formula E, dan NASCAR.

Jumlah penonton konten game balapan di platform streaming game juga naik. Di Twitch dan YouTube, total durasi konten ditonton dari siaran langsung balapan virtual naik 117 persen pada April 2020 jika dibandingkan dengan Februari di tahun yang sama.