Razer Blade 15 Advanced Unggulkan Keyboard dengan Switch Optis yang Lebih Presisi dan Responsif

Obsesi untuk menciptakan suatu gadget yang amat tipis sering kali berujung pada konsekuensi yang cukup fatal. Lihat saja MacBook Pro, yang dalam beberapa tahun terakhir ini selalu dikeluhkan oleh konsumen terkait keyboard-nya yang kerap bermasalah semenjak Apple memutuskan untuk mengganti jenis switch-nya dengan yang baru dan yang lebih tipis.

Bukan hanya itu, feel mengetiknya pun sangat berbeda dibandingkan dengan MacBook Pro generasi sebelumnya (pra-TouchBar). Kenyamanan yang ditawarkan suatu keyboard memang merupakan topik yang subjektif, tapi sebagian besar konsumen lebih suka dengan keyboard yang menawarkan key travel yang cukup dalam.

Bagi Razer, laptop berbodi tipis bukanlah alasan untuk tidak menyuguhkan pengalaman mengetik yang memuaskan. Sikap itu mereka tunjukkan lewat laptop terbaru mereka, varian anyar Razer Blade 15 Advanced yang datang mengusung switch keyboard tipe optis.

Razer Blade 15 Advanced (Late 2019)

Cara kerja switch optis sebelumnya sudah pernah saya jelaskan ketika teknologi tersebut diperkenalkan pertama kali lewat keyboard Razer Huntsman. Sederhananya, switch optis punya karakter yang lebih responsif dan presisi ketimbang switch mekanis. Kendati demikian, Razer bilang keyboard milik Blade 15 Advanced terbaru ini masih bisa memberikan sensasi taktil yang tak kalah memuaskan dari keyboard mekanis.

Namun yang terpenting, key travel-nya cukup dalam, bahkan separuh lebih dalam daripada sebelumnya. Di saat yang sama, tingkat aktuasinya cukup pendek di angka 1 mm, yang berarti pengguna tidak perlu menekan tombol terlalu keras supaya input-nya bisa terbaca. Ini sangat berguna untuk sesi gaming dengan aksi-aksi cepat.

Razer Blade 15 Advanced (Late 2019)

Itu semua dikemas dalam bodi yang tebalnya tidak lebih dari 18 mm, dan spesifikasinya pun tergolong sangat mumpuni, dengan prosesor 6-core Intel Core i7-9750H, GPU Nvidia GeForce RTX 2070, RAM 16 GB DDR4, dan SSD berkapasitas 512 GB.

Layar 15,6 incinya yang diapit oleh bezel amat tipis juga istimewa. Resolusinya memang cuma 1080p, tapi refresh rate-nya 240 Hz, memantapkan posisinya sebagai laptop yang diprioritaskan untuk gaming. Perangkat ini juga tidak pelit konektivitas terlepas dari rangkanya yang tipis; selain port HDMI dan Mini DisplayPort, ada juga dua port USB-C (satunya Thunderbolt 3) dan dua port USB-A.

Razer Blade 15 Advanced dengan keyboard optis ini sekarang sudah dipasarkan seharga $2.649. Razer juga berniat menghadirkan keyboard yang sama pada varian-varian lain Blade, tapi itu baru akan dijalankan tahun depan.

Sumber: Razer.

Razer Jadi Partner Gamescom Asia 2020, Akan Hadirkan Zona Esports di Dalamnya

Anda mungkin sudah mengenal nama Gamescom sebagai salah satu pameran video game paling bergengsi di dunia. Digelar setahun sekali di kota Cologne, Jerman, Gamescom selalu jadi ajang perusahaan-perusahaan besar untuk mengumumkan hal penting. Termasuk juga perusahaan-perusahaan non-endemic bila brand mereka memiliki kaitan dengan industri game. Contohnya Ford yang baru-baru ini meluncurkan tim esports Fordzilla di Gamescom 2019, bulan Agustus lalu.

Di tahun 2020 nanti Gamescom akan memiliki sebuah event cabang yang disebut Gamescom Asia 2020. Acara tersebut direncanakan untuk digelar di Singapura pada tanggal 15 – 18 Oktober 2020, sementara pelaksanaannya ditangani langsung oleh Koelnmesse yang juga organizer Gamescom asli di Jerman. Pemerintah Singapura juga turut mendukung diwujudkannya acara ini, sebagaimana pernah diungkapkan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Chan Chung Sing.

Belum lama ini, Koelnmesse mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) bersama Razer untuk menghadirkan pengalaman esports di acara Gamescom Asia 2020. Dalam kerja sama ini Razer memegang posisi sebagai Official Esports Partner serta anggota komite penasihat untuk Gamescom Asia 2020. Berbekal pengalaman di dunia gaming profesional sejak tahun 2005, Razer akan membantu Koelnmesse untuk mewujudkan zona gaming dan esports dengan aktivitas terbaik.

“Kerja sama ini adalah kesempatan sempurna untuk menghadirkan pengalaman konsumen yang unik ke dalam Gamescom Asia, dan kami gembira menyambut Razer sebagai Official Esports Partner pertama kami,” kata Mathias Kuepper, Managing Director di Koelnmesse Pte Ltd., dalam siaran pers, “Bersama, kami akan meningkatkan ruang lingkup industri game di wilayah ini.”

Gamescom Asia 2020 itu sendiri direncanakan berisi konferensi industri game selama dua hari, dan pameran selama tiga hari baik untuk pelaku bisnis maupun untuk umum. Selain itu ada juga berbagai kegiatan lain seperti ajang esports, sesi meet-and-greet, cosplay, gaming workshop, dan lain-lain. Koelnmesse memperkirakan acara ini akan dihadiri oleh lebih dari 30.000 pengunjung, dan ingin agar Gamescom Asia menjadi platform utama untuk para developer, penerbit, serta para stakeholder industri game di wilayah regional maupun global.

“Ini adalah momen luar biasa untuk lanskap gaming event di wilayah (Asia), dan kami mengundang para gamer, komunitas, dan partner untuk bergabung mendukung kami dalam Gamescom Asia 2020,” ujar David Tse, Global Esports Director di Razer, “Gamescom adalah gaming event terbesar dunia dan kami senang bisa berpartner dengan Koelnmesse untuk mengubah wajah esports di wilayah ini.”

Mikrofon Razer Seiren Emote Wujudkan Interaksi yang Lebih Asyik Antara Streamer dan Penontonnya

Di samping webcam, mikrofon merupakan perangkat esensial yang wajib dimiliki para live streamer. Lewat mikrofon inilah mereka bisa berinteraksi dengan para penontonnya, dan Razer menilai bentuk interaksinya bisa lebih dari sebatas komunikasi lisan.

Tidak percaya? Lihat saja mikrofon USB terbaru mereka, Seiren Emote. Sesuai namanya, mikrofon ini unik karena dapat menampilkan emoticon 8-bit ke hadapan para penonton. Emoticon-nya juga tidak harus dimunculkan secara manual, melainkan bisa tersinkronisasi dengan berbagai aktivitas di sepanjang sesi live streaming.

Razer Seiren Emote

Contoh yang paling gampang, perangkat dapat menampilkan emoticon berterima kasih saat ada subscriber baru, atau saat ada penonton yang memberikan donasi. Semuanya berjalan secara otomatis, tergantung pengaturan yang ditetapkan oleh live streamer via Razer Streamer Companion App.

Di software itu juga pengguna dapat memilih lebih dari 100 emoticon, baik yang statis atau yang animated. Mereka pun juga bisa menciptakan emoticon-nya sendiri dengan berkreasi di atas grid LED 8 x 8. Ya, pada akhirnya memang semua kembali ke kreativitas masing-masing live streamer.

Razer Seiren Emote

Terlepas dari keunikannya, Seiren Emote tidak melupakan peran utamanya sebagai mikrofon. Pickup pattern hyper-cardioid yang ditawarkannya diyakini bisa menangkap suara secara lebih terfokus selagi mengeliminasi suara sekitar yang mengganggu, terutama jika dibandingkan dengan pickup pattern cardioid biasa.

Peredam kejut juga menjadi salah satu penawaran unik Seiren Emote, dengan tujuan untuk mengeliminasi suara-suara yang tak diinginkan ketika streamer tidak sengaja menyenggol mikrofon. Untuk penempatan yang lebih fleksibel, Razer juga menyertakan komponen interchangeable yang dapat meninggikan posisi mikrofon.

Razer Seiren Emote rencananya akan dipasarkan mulai kuartal keempat tahun ini seharga $180. Aplikasi pendampingnya kompatibel dengan software maupun platform broadcasting populer macam XSplit, Streamlabs, Twitch dan Mixer.

Sumber: Razer.

Razer Jadi Sponsor Baru Tim CS:GO Asal Denmark, Copenhagen Flames

Denmark adalah negara yang punya reputasi tersendiri di dunia esports, terutama esports genre first person dan third person shooter. Sebabnya, negara Skandinavia ini merupakan rumah dari beberapa tim kuat yang punya prestasi sebagai juara dunia. Contohnya Astralis yang beberapa waktu lalu menjadi juara StarLadder Berlin Major 2019. Begitu pula dengan OpTic Gaming yang merupakan juara DreamHack Open Summer 2019 di pertengahan tahun kemarin.

Denmark bisa menumbuhkan tim-tim esports yang kuat itu tak lepas dukungan dari pemerintah yang sangat positif terhadap industri tersebut. Perdana Menteri Denmark yaitu Lars Loekke Rasmussen bahkan secara langsung pernah hadir ke markas Astralis untuk mendiskusikan strategi pengembangan esports serta mendengar pendapat para stakeholder dari berbagai level.

Oleh karena itu wajar bila tim-tim Denmark banyak dilirik oleh brand besar dunia. Contohnya seperti perusahaan gaming peripheral Razer yang baru-baru ini menjadi sponsor untuk tim Copenhagen Flames. Hal ini diumumkan oleh Razer dan Copenhagen Flames melalui jalur-jalur media sosial resmi mereka, pada tanggal 19 September 2019.

Menurut laporan Esports Insider, kerja sama antara Razer dan Copenhagen Flames akan berjalan selama tiga tahun. Sepanjang periode itu, para anggota tim Copenhagen Flames akan berlatih dan berkompetisi menggunakan perangkat-perangkat milik Razer. Sebelumnya tim ini juga sudah memiliki kerja sama dengan brand Elgiganten (ritel elektronik), IO Interactive (developer seri Hitman), Plougmann Vingtof (konsultan desain), dan Red Bull (minuman energi).

https://twitter.com/CPHFlames/status/1174684568990842880

“Team Razer gembira bisa memasuki kerja sama dengan Copenhagen Flames. Gairah mereka akan esports dan kerja mereka bersama talenta-talenta baru adalah sesuatu yang akan kami dukung dengan perlengkapan esports performa tinggi milik kami,” demikian kata Yann Salsedo, Head of Esports (EMEA) di Razer.

CEO Copenhagen Flames, Steffen Thomsen, juga menyambut gembira kerja sama tersebut. “Saya tak bisa menjelaskan betapa bangganya saya bisa menjalin kerja sama dengan Razer, brand gaming hardware terdepan. Dari percakapan pertama kami, saya bisa merasakan gairah besar mereka dan bagaimana mereka mengejar keunggulan mutu, yang mana persis seperti karakteristik kami sendiri. Bergabung dengan Team Razer adalah pencapaian besar bagi kami dan saya tak bisa lebih gembira dari ini,” ujarnya.

Copenhagen Flames berdiri sejak tahun 2016, dan saat ini memiliki tim kompetitif di cabang Counter-Strike: Global Offensive, League of Legends, Fortnite, dan Super Smash Bros. Mereka juga memiliki divisi CS:GO perempuan yang disebut Copenhagen Flames Female. Secara prestasi, pencapaian mereka memang masih jauh dibanding Astralis. Tapi usaha mereka menumbuhkan talenta muda serta dukungan dari Razer tak menutup kemungkinan tim ini bisa berkembang lebih jauh di masa depan.

Sumber: Razer, Esports Insider

Lúcio dari Overwatch Jadi Sumber Inspirasi Razer Dalam Merancang Headset Edisi Spesial Ini

Demi memikat konsumen, kerja sama antara produsen hardware dan developer game tidak terelakkan. Dari sejak bertahun-tahun silam, Razer sudah sering menggandeng sejumlah raksasa gaming untuk memproduksi periferal edisi spesial. Beberapa franchise permainan yang sempat berkolaborasi bersama Razer meliputi Mass Effect, Destiny, Street Fighter, Call of Duty, dan tentu saja Overwatch.

Bahkan beberapa b ulan sebelum Overwatch resmi meluncur, Razer sudah gencar mempromosikan mouse, keyboard dan mousepad berlisensi resmi permainan shooter multiplayer populer Blizzard Entertainment itu. Dan lima tahun berselang, Razer telah menyediakan delapan (jika saya tidak salah hitung) pilihan gaming gear bertema Overwatch, dan dua produk anyarnya sengaja didedikasikan pada karakter DJ sekaligus hero support Lúcio.

Razer Nari Ultimate Overwatch Lúcio Edition 2

Tema Lúcio diterapkan pada mouse mat Goliathus dan headphone Nari Ultimate. llustrasi Lúcio pada Goliathus memang membuat mousepad ini tampil atraktif, namun yang istimewa ialah ketika desain khas Lúcio diimplementasikan pada headset. Dominasi warna hitam pada Razer Nari Ultimate kini digantikan oleh kombinasi warna yang jadi identitas sang hero support, membuatnya meriah tanpa terlihat berlebihan.

Razer Nari Ultimate Overwatch Lúcio Edition 4

Razer Nari Ultimate Overwatch Lúcio Edition memiliki tubuh berwarna kuning, dipadu biru di bagian housing, serta beberapa zona hijau – di headband serta pelat bundar di sisi terluar. Kemudian, logo Razer digantikan oleh logo katak Lúcio. Namun selain itu, produk edisi spesial ini memiliki fitur dan kelengkapan layanya Nari Ultimate, termasuk penggunaan struktur tubuh kombinasi logam dan plastik, headband auto-adjustable sekunder, serta earcup berukuran besar yang bisa bebas bergerak mengikuti bentuk kepala.

Razer Nari Ultimate Overwatch Lúcio Edition 3

Selain itu, headphone mengusung segala teknologi yang dimiliki varian Nari Ultimate, di antaranya bantalan empuk dengan gel pendingin, THX Spatial Audio sehingga kita bisa mendengar suara di ruang lingkup 360 derajat, sistem pencahayaan Chroma, dukungan konektivitas wireless 2,4GHz bebas lag dan tentu saja terdapat Hypersense Intelligent Haptics. Sistem unik ini dirancang agar mampu mendeteksi frekuensi dan ‘bentuk’ suara untuk kemudian diubah jadi efek haptic berupa getaran – secara akurat dengan intensitas berbeda.

Razer Nari Ultimate Overwatch Lúcio Edition 1

“Sebagai hero support, Lúcio sangat mahir dalam menjaga kawan-kawannya tetap prima di sesi pertempuran yang panjang,” tutur Razer. “Dan seperti Lúcio, headset ini diramu agar Anda selalu berada di kondisi terbaik saat bermaraton Overwatch.

Razer Nari Ultimate Overwatch Lúcio Edition sudah mulai dipasarkan dan pemesanan bisa dilakukan di situr Razer. Perlu Anda ketahui bahwa produk edisi spesial ini dibanderol US$ 30 lebih mahal dari Nari Ultimate standar, yaitu US$ 330.

Via DualShockers.

Casing Smartphone Bikinan Razer Dirancang untuk Menjaga Perangkat Tetap Adem Selama Sesi Gaming Berlangsung

Tidak setiap hari kita mendengar perusahaan seperti Razer merilis sebuah casing smartphone. Namun saat mereka benar-benar melakukannya, sudah pasti casing tersebut ada hubungannya dengan gaming, dan itulah yang hendak ditawarkan oleh Razer Arctech.

Kompatibel dengan beragam model iPhone (iPhone XR, XS, XS Max, iPhone 11, 11 Pro, 11 Pro Max) sekaligus Razer Phone 2, Arctech dirancang untuk menjaga ponsel yang dibalutnya tetap adem selagi digunakan untuk bermain game secara intensif. Tentunya ini bukan pekerjaan mudah, sebab ponsel dalam posisi telanjang tanpa casing pun sudah bisa memanas ketika menjalankan game berat.

Razer Arctech

Rahasia di balik kapabilitas Arctech adalah lapisan material khusus bernama Thermaphene yang dirancang sendiri oleh Razer. Razer bilang Thermaphene ini merupakan material yang konduktif; mampu menyerap panas yang berasal dari dalam smartphone, sebelum akhirnya menyalurkannya ke luar, dibantu oleh lapisan eksterior yang dilengkapi lubang-lubang kecil.

Berdasarkan pengujian internal Razer, Arctech disebut mampu mempertahankan suhu perangkat hingga 6° Celsius lebih rendah dibanding casing lain. Saat dites selama 2 jam, Arctech berhasil menjaga suhu ponsel tetap di bawah batas maksimal yang disarankan pabrikan, sedangkan casing lawannya gagal melakukan itu dalam waktu 20 menit saja.

Razer Arctech

Struktur Arctech sendiri terdiri dari tiga lapisan: lapisan polycarbonate/thermoplastic elastomer berlubang di bagian terluar, lapisan Thermaphene di tengah (juga berfungsi untuk mencegah debu masuk ke dalam), dan lapisan soft microfiber yang menempel langsung ke perangkat dan melindunginya dari goresan.

Razer Arctech bakal ditawarkan dalam dua varian, Slim dan Pro, yang keduanya sama-sama kompatibel dengan Qi wireless charger. Varian Pro ini mengemas dinding dalam peredam kejut, dan diklaim tahan benturan meski terjatuh dari ketinggian 3 meter. Harganya dipatok $30 untuk Arctech Slim, dan $40 untuk Arctech Pro.

Sumber: Razer.

CEO Razer Siapkan Rp102 Miliar untuk Kembangkan Ekosistem Esports Singapura

Razer menyiapkan 10 juta Dollar Singapura (sekitar Rp102 miliar) untuk mengembangkan industri game dan esports di Singapura, ungkap CEO dan Co-founder Min-Liang Tan. Dana ini akan digunakan untuk mendukung tim esports dan startup terkait esports di Singapura. Selain itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk mendukung tim esports nasional Singapura yang akan bertanding di SEA Games. Sebagai merek gaming, Razer juga telah melakukan beberapa hal untuk mengembangkan industri esports dan game, seperti menjadi rekan resmi di SEA Games dan mengundang Evil Geniuses untuk melatih tim nasional Dota 2 dari negara-negara ASEAN dalam bootcamp.

“Walau saya mendirikan Razer di Amerika Serikat, saya tetaplah warga negara Singapura dan kami punya kantor di Singapura dengan sekitar 500 karyawan (dan kami tengah membuat kantor untuk Asia Tenggara di Singapura, yang akan membuat jumlah pekerja kami bertambah menjadi lebih dari 1.000 orang dalam beberapa tahun ke depan),” kata Min-Liang dalam pernyataan resmi. Dengan menyiapkan dana ini, Min-Liang ingin dapat berkontribusi dalam pengembangan industri esports dan game di Singapura. Dia terinspirasi untuk melakukan ini setelah dia mendengar omongan Menteri Dagang dan Industri Singapura, Chan Chung Sing, terkait rencana pemerintah untuk mengembangkan industri game.

Tim esports nasional Singapura saat bootcamp| Sumber: Razer
Tim esports nasional Singapura saat bootcamp| Sumber: Razer

Minggu lalu, Chan menjelaskan pemerintah Singapura berencana untuk memberikan dukungan finansial dan non-finansial untuk mengembangkan industri game dan esports. Menurut Newzoo, nilai industri game secara global mencapai US$152,1 miliar, dengan 47 persen kontribusi berasal dari Asia Pasifik. Sementara menurut Channel News Asia, pada 2017, kontribusi industri game di Singapura mencapai 1,95 miliar Dollar Singapura. Ini bisa tercapai berkat adanya perusahaan asing yang beroperasi di Singapura, seperti Ubisoft dan Bandai Namco, dan juga perusahaan lokal seperti Sea, yang sebelum ini dikenal dengan nama Garena.

“Industri game juga mendorong pertumbuhan perusahaan lain di ekosistem, seperti Razer dan Secretlab, yang sangat dikenal di kalangan gamer,” kata Chan, dikutip dari Channel News Asia. “Badan pemerintah telah mendukung startup dan perusahaan lokal di industri ini.” Salah satu fokus pemerintah adalah pada edukasi. Mereka ingin bisa menyiapkan talenta yang mumpuni untuk bekerja di bidang game. Chan menyebutkan, sekarang, telah ada mata pelajaran khusus game di Nanyang Polytechnic dan juga sekolah game DigiPen Institute.

Sementara itu, Infocomm Media Development Authority (IMDA) juga bekerja sama dengan Economic Development Board untuk menarik perusahaan intrenasional agar datang ke Singapura. Tujuannya, agar warga Singapura dapat bekerja di studio asing untuk mendapatkan pengalaman sebelum mereka membuat studio sendiri. Terakhir, Singapura juga ingin mengadakan acara yang bisa menjadi wadah bagi para pelaku industri untuk saling bertukar pikiran. Tahun depan, Singapura berencana untuk menyelenggarakan Gamescom versi Asia. Chan mengatakan, acara itu diharapkan akan memudahkan perusahaan game Singapura untuk menunjukkan kemampuan mereka dan menjalin relasi dengan investor, potensial rekan, dan konsumen.

Generasi Terbaru Razer Blade Stealth Akhirnya Pantas Disebut Sebagai Gaming Ultrabook

Sejak generasi pertamanya diungkap tiga tahun lalu, Razer Blade Stealth selalu dikategorikan sebagai ultrabook ketimbang gaming laptop. Itu dikarenakan Blade Stealth selalu bergantung pada GPU eksternal, dan varian yang dibekali kartu grafis dedicated baru muncul menjelang akhir tahun kemarin.

Tahun ini situasinya berbeda. Untuk pertama kalinya, Razer dengan bangga menyebut generasi terbaru Blade Stealth sebagai gaming ultrabook, dan itu semua berkat GPU Nvidia GeForce GTX 1650 yang tersematkan pada sasis tipisnya. Ya, meski makin berotot, tebal Blade Stealth edisi teranyar ini masih di kisaran 210 mm, dan bobotnya pun tak lebih dari 1,5 kg.

Razer Blade Stealth 13 (Late 2019)

Menemani kartu grafis tersebut adalah prosesor Intel generasi kesepuluh (Ice Lake), spesifiknya Core i7-1065G7 yang berinti empat, tidak ketinggalan juga RAM LPDDR4 16 GB beserta storage tipe PCIe M.2 512 GB. Layarnya sendiri merupakan panel 13,3 inci yang diapit oleh bezel amat tipis, dengan pilihan resolusi 1080p atau 4K (touchscreen).

Perihal konektivitas, Blade Stealth tergolong cukup murah hati. Selain sepasang port USB 3.1 (Type-A), terdapat pula sepasang port USB-C yang salah satunya merupakan port Thunderbolt 3. Wi-Fi 6 dan Bluetooth 5.0 turut menjadi penawaran standar pada semua varian Blade Stealth generasi terbaru ini.

Razer Blade Stealth 13 (Late 2019)

Fitur-fitur pelengkapnya meliputi webcam 720p yang kompatibel dengan Windows Hello, serta empat buah speaker yang mendukung Dolby Atmos. Razer juga bakal menawarkan Blade Stealth varian Mercury White yang tidak dilengkapi kartu grafis dedicated dan hanya mengandalkan GPU bawaan prosesor (Intel Iris), sekaligus yang kapasitas penyimpanannya dipangkas separuh menjadi 256 GB.

Varian Mercury White itu adalah yang paling terjangkau di $1.500, sedangkan dua varian lainnya dibanderol $1.800 (1080p) dan $2.000 (4K). Tiga konfigurasi Razer Blade Stealth 13 ini rencananya bakal dipasarkan mulai akhir bulan September mendatang.

Sumber: Razer.

Mengenal Min-Liang Tan, Berhenti Jadi Pengacara Demi Bangun Razer

Sebagai co-founder dan CEO Razer, Min-Liang Tan masuk ke dalam daftar 50 orang terkaya versi Forbes. Perusahaan yang dia pimpin sukses untuk menjual berbagai perangkat gaming, mulai dari mouse, keyboard, sampai aksesori.

Sejak dia masih muda, Tan memang senang bermain game. Sama seperti kebanyakan gamer, Tan sering kena marah oleh orangtuanya karena menghabiskan waktu terlalu lama di depan komputer. Dua saudaranya menjadi dokter sementara satu lainnya menjadi pengacara. Ini membuat Tan didorong untuk mengikuti jejak saudaranya. Faktanya, dia memang sempat menjadi seorang pengacara properti intelektual, walau pada akhirnya dia memutuskan untuk berhenti dan membangun Razer bersama Robert Krakoff.

Satu hal yang menginspirasi Tan untuk menjadikan Razer sebagai merek gaming adalah ketika dia pergi menonton turnamen esports di Korea Selatan pada 1998. Ketika itu, dia rela menginap di internet cafe alias warnet demi menghemat ongkos hotel. Di sana, dia memerhatikan peralatan yang digunakan oleh para pemain, yang membuatnya sadar bahwa bagi para pemain profesional, perangkat yang mereka gunakan memengaruhi performa mereka. Menariknya, meski Razer menyasar komunitas gamer, yang identik dengan anak muda, Tan mengatakan bahwa itu bukan berarti Razer akan menurunkan kualitas produk demi membuat produk berharga terjangkau.

“Kami fokus ke kota-kota besar tempat para pemain high-end berada,” kata Tan pada situs teknologi asal Tiongkok, 36kr. “Ketika saya membangun Razer, tujuan saya bukan untuk uang… Saya adalah seorang gamer, saya senang bermain game. Jika Anda mendesain produk untuk diri Anda sendiri, Anda akan membuat produk terbaik. Anda tidak akan mau mengorbankan kualitas, dan akan menggunakan material serta teknologi terbaik.”

Sumber: Razer.com
Razer tawarkan berbagai perangkat khusus gamer. Sumber: Razer.com

Keputusan Tan untuk menjadikan Razer sebagai merek gaming sukses memenangkan hati komunitas gamer. Ini menguntungkan Razer, terutama karena kini, industri game telah berkembang menjadi industri bernilai miliaran dollar. Sebagai produsen perangkat gaming, masuk akal jika Razer melebarkan sayap ke ranah esports dengan menjadi sponsor tim esports. Saat ini, Razer mensponsori 18 tim, termasuk Evil Geniuses, Alliance, dan Top Esports dari Tiongkok.

Kebanyakan gamer dan fans esports adalah generasi muda — generasi milenial dan generasi Z. Dan mereka adalah konsumen yang sulit untuk dijangkau oleh sebuah merek karena mereka jarang mengonsumsi media trandisional seperti televisi. “Anak-anak muda adalah segmen yang sulit dijangkau dan penting bagi Anda untuk tampil otentik agar bisa memenangkan hati milenial,” kata Tan, dikutip dari South China Morning Post.

Meskipun dia telah berumur 41 tahun, jauh lebih tua dari umur rata-rata target konsumen Razer, Tan mengaku bahwa dia masih senang bermain game. Dia juga ikut mencoba game seperti Apex Legends. Salah satu koleganya mengatakan bahwa bermain game adalah satu-satunya hobi Tan, walau, seperti yang disebutkan oleh Abascus News, tidak diketahui apakah itu hanya cara Tan untuk memenangkan target konsumen Razer atau dia memang hanya senang bermain game.

Sumber: CNN
Razer juga menjadi sponsor dari tim esports. Sumber: CNN

Walau cukup sukses di bisnis gaming, Razer tak ingin berhenti di situ. Mereka kini juga mulai masuk ke bisnis finansial dengan menyediakan Razer Gold, platform item dalam berbagai game. Menurut laporan keuangan terbaru dari Razer, platform tersebut telah digunakan oleh lebih dari 19 juta orang. Menariknya, Anda bisa mengisi dompet digital tersebut di toko di dunia nyata. Mengingat banyak anak muda di Asia Tenggara dan Amerika Latin yang tidak memiliki kartu kredit, ini akan sangat memudahkan mereka.

Saat ini, penjualan hardware gaming masih menjadi kontributor utama dalam pendapatan Razer dengan kontribusi sebesar 85 persen. Sementara layanan dan software hanya memberikan kontribusi 15 persen. Namun, pertumbuhan pendapatan dari layanan dan software terbilang cepat karena tiga tahun lalu, 99,5 persen pendapatan Razer berasal dari penjualan perangkat gaming.

Sumber header: Abascus News / Thomas Leung

Razer Bawa Evil Geniuses untuk Latih 5 Timnas Dota 2 Hadapi SEA Games

SEA Games akan dimulai pada November mendatang. Seperti tahun-tahun sebelumnya, atlet-atlet terbaik dari negara-negara Asia Tenggara akan bertanding dengan satu sama lain dalam berbagai cabang olahraga. Satu hal yang menarik adalah karena kali ini, esports akan menjadi salah satu cabang olahraga resmi. Dalam acara yang akan diadakan di Filipina tersebut, ada lima cabang esports yang dilombakan. Salah satunya adalah Dota 2. Dari Indonesia, PG.BarracX akan membawa nama Indonesia setelah mengalahkan EVOS Esports dalam Road to SEA Games 2019 The Final Showdown.

Sebagai rekan resmi SEA Games, Razer mengadakan bootcamp selama dua hari di Singapura. Ada lima tim nasional Dota 2 yang akan Razer ajak, salah satunya adalah PG.BarracX. Empat timnya adalah Team X dari Singapura, Tim Sibol dari Filipina, tim Thailand, dan tim Malaysia. Bootcamp ini akan diadakan selama dua hari, yaitu pada tanggal 2 dan 3 September 2019.

Tim yang Razer pilih untuk menjadi pelatih lima timnas esports dalam bootcamp ini adalah Evil Genius, yang pernah memenangkan The International pada 2015 dan menjadi juara 3 pada 2018 lalu. Tim yang dibentuk pada 1999 itu bermarkas di Amerika Serikat, tapi anggota tim mereka berasal dari berbagai negara. Tal “Fly” Aizik, sang kapten merupakan warga Israel, Artour “Arteezy” Babaev adalah warga Kanada, Andreas Franck “Cr1t-” Nielsen berasal dari Denmark, sementara Gustav “s4” Magnusson adalah kewarganegaraan Swedia. Terakhir, Syed Sumail “SumaiL” Hassan merupakan warga negara Pakistan dan berhasil mendapatkan US$1 juta ketika dia berumur 16 tahun.

Tim Evil Geniuses | Sumber: Razer
Tim Evil Geniuses | Sumber: Razer

Sementara untuk tim dari Indonesia diwakili oleh PG.BarracX. Merupakan tim yang dibentuk pada 2014. Pada awalnya, tim ini bernama Supernova Esports, yang didasarkan pada nama warung internet. Pada 2017, nama tim itu diganti menjadi PondokGaming BarracX. Tim ini terdiri dari Fahmi Choirul ‘Huppey’ Akbar, Muhammad “Azur4” Lutfi, Felix “Ifr1t” Rodeardo, Hidayat “Lawlesshy” Narwawan and Kevin “Visery” Manuel Johan. Salah satu prestasi tim ini belakangan adalah menjadi juara tiga di BTS Spring Cup: Southeast Asia. Mereka juga masuk sebagai semifinalis dalam ESL Indonesia Championship Season 1.

“Disertakannya esports dalam SEA Games 2019 menandai pengakuan akan kompetisi gaming,” kata Global Esports Director, Razer, David Tse dalam pernyataan resmi dari Razer. “Razer SEA Games Esports Bootcamp adalah salah satu dari banyak langkah yang diambil oleh Razer untuk meningkatkan level esports di kawasan Asia Tenggara.”

Dalam laporan Trends to Watch in 2019 dari Newzoo, disebutkan bahwa kawasan Asia Tenggara adalah kawasan dengan pertumbuhan penonton esports paling banyak. Mereka menyebutkan, tahun ini, jumlah penonton di Asia Tenggara akan mencapai 31,9 juta orang. Mereka juga menyebut, pertandingan lima cabang esports di SEA Games akan mendorong pertumbuhan esports di kawasan Asia Tenggara.

“SEA Games 2019 adalah acara penting dalam sejarah esports,” kata Pelatih Evil Geniuses Dota 2, Sam “Bulba” Sosale. “Evil Geniuses tidak sabar untuk membantu tim-tim terbaik di Asia Tenggara untuk menyiapkan diri menghadapi acara tersebut.”

Selain tim dari Indonesia, tim negara lain yang ikut acara ini antara lain:

Tim Singapura (Team X) comprises Wong ‘Nutz’ Jeng Yih, Joel Chan “chibix33” Jian Yong,Lukman ‘Luk’ Yusoff Bin Nooraznan, Teo ‘Tudi’ Yao Wen dan Wilson Koh ‘Poloson’ Chin Wei.

Tim Filipina (Sibol). meski masih menjalani proses babak qualifikasi namun ada beberapa nama yang sudah mendapatkan undangan langsung, yaitu Carlo ‘Kuku’ Palad, Djardel Jicko B. ‘DJ’ Mampusti dan Timothy John ‘Tims’ Randrup.

Team Thailand dengan anggota Anucha ‘Jabz’ Jirawong, Anurat ‘boombell’ Praianun, Nopparit ‘Seri’ Prugsaritanon, Nuengnara ‘23savage’ Teeramahanon, dan Thanathorn ‘tnt’ Sriiamkoon.

Sedangkan tim Malaysia masih dalam proses menentukan roster mereka.

Selain mengundang tim yang akan berlaga di SEA Games, Razer juga akan menggelar acara jumpa fans pertama kali di Asia Tenggara untuk tim EG yang akan diadakan tanggal 1 September 2019. Info lengkap acara bisa dilihat di sini.