Xiaomi Luncurkan Redmi Note 10S: Helio G95 dengan Kamera 64 MP, NFC, serta MIUI 12.5

Seri Xiaomi Redmi Note 10 sudah diperkenalkan pada akhir bulan Maret 2021 yang lalu.  Akan tetapi, sepertinya Xiaomi ingin menutup gap antara  harga dari Redmi Note 10 dan Redmi Note 10 Pro. Oleh karena itu pada tanggal 18 Mei 2021, Xiaomi kembali meluncurkan sebuah perangkat yang ditempatkan pada rentang harga yang belum tertutup tersebut. Smartphone yang diluncurkan memiliki nama Redmi Note 10s.

“Dengan hadirnya Redmi Note 10S ini, kami ingin rangkaian Redmi Note 10 series semakin menjangkau berbagai Mi Fans Indonesia sesuai dengan pilihannya. Redmi Note 10 akan menjadi pilihan yang tepat bagi pengguna yang mencari produk value for money, lalu Redmi Note 10S kami hadirkan untuk pengguna yang ingin upgrade performa lebih baik, sedangkan Redmi Note 10 Pro kami dedikasikan bagi para Mi Fans yang ingin merasakan pengalaman dan performa terbaik di kelas mid-range.”, ujar Alvin Tse, Country Director Xiaomi Indonesia.

Redmi Note 10s memiliki bentuk yang sama persis dengan Redmi Note 10. Perbedaannya hanya ada pada spesifikasi yang dibawanya. Jika Xiaomi mempercayakan Redmi Note 10 pada chipset baru Snapdragon 678, Redmi Note 10s datang dengan cip buatan Mediatek, yaitu Helio G95. Smartphone ini juga merupakan yang pertama menggunakan MIUI 12.5 terbaru.

Xiaomi juga melengkapi smartphone ini dengan teknologi UFS 2.2, walaupun Helio G95 hanya mendukung hingga 2.1 saja. Selain itu, Xiaomi juga kembali menggunakan layar Super AMOLED dengan dimensi 6,43 inci yang hanya diproduksi oleh Samsung pada perangkat ini. Layar yang terpasang juga menggunakan DotDisplay yang diklaim oleh Alvin lebih mahal jika dibandingkan dengan model waterdrop.

Redmi Note 10s yang diluncurkan di Indonesia juga cukup berbeda dengan yang ada pada negara lain, yaitu memiliki Near Field Communication atau NFC. Fitur ini cukup penting mengingat kartu uang elektronik sangat digunakan untuk membayar parkir dan juga jalan tol. Berbeda dengan kedua saudaranya, kamera yang terpasang pada smartphone ini menggunakan sensor 64 MP buatan OmniVision. Baterai yang terpasang juga memiliki kapasitas 5000 mAh yang bisa diisi dengan charger 33 watt.

Redmi Note 10S hadir dalam tiga pilihan warna yakni Ocean BlueOnyx Gray, dan Pebble White. Xiaomi menjual perangkat ini dengan harga Rp. 2.899.000 untuk varian 6/64 GB dan Rp. 3.299.000 untuk varian 8/128 GB. Seperti biasa pada saat flash sale, harga perangkat ini dipotong Rp. 100.000. Xiaomi menunjuk Akulaku dan Lazada sebagai ecommerce untuk menjual perangkat ini pertama kalinya pada tanggal 24 Mei 2021.

Masih 60 Hz?

Sudah saya sebut sebelumnya bahwa perangkat ini memiliki desain yang sama dengan Redmi Note 10. Perbedaan yang dapat ditemukan hanya pada kamera, NFC, serta SoC yang digunakan. Oleh karena itu, Xiaomi juga menggunakan layar Super AMOLED 60 Hz yang sama dengan Redmi Note 10. Padahal, harga jualnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan saudaranya tersebut.

Saya pun menanyakan mengapa Redmi Note 10s masih menggunakan layar Super AMOLED dengan refresh rate 60 Hz dan bukan 90 Hz atau 120 Hz. Alvin mengatakan bahwa hal tersebut merupakan sebuah trade off di mana pada rentang harga yang diberikan pada Xiaomi Redmi Note 10s, ada dua pilihan. Pilihan pertama adalah menggunakan layar LCD dengan refresh rate 90 Hz dan yang kedua adalah layar Super AMOLED dengan 60 Hz.

Alvin mengatakan bahwa pada survey yang mereka lakukan, 70% orang lebih memilih layar Super AMOLED dengan 60 Hz. Untuk mendapatkan layar Super AMOLED 120 Hz, pengguna bisa membeli Redmi Note 10 Pro. Oleh karena itu, Xiaomi memilih menggunakan layar Super AMOLED yang memiliki reproduksi warna yang lebih cerah, rasio kontras yang tinggi, dan brightness yang lebih baik.

Apa bedanya MIUI 12.5 dibandingkan dengan sebelumnya?

Alvin juga mengatakan bahwa Redmi Note 10s merupakan perangkat pertama yang menggunakan MIUI 12.5. Lalu apa yang membedakan antar muka yang satu ini dengan MIUI sebelumnya? Dan mengapa bukan MIUI 13?

MIUI 12.5 dibuat khusus agar menjadi lebih ringan saat digunakan, lebih mulus, serta lebih efisien dalam menggunakan baterainya. Jadi dari pada menambahkan fitur-fitur baru, Xiaomi kembali membuka basis kode mereka dan menganalisa apa yang membuat permasalahan pada MIUI terbarunya. Hal-hal tersebut seperti baterai yang lebih boros, adanya lag pada animasi, serta penggunaan RAM yang lebih besar.

MIUI 12.5 sudah membenahi masalah-masalah yang telah disebutkan tadi. Oleh karena itu, Alvin percaya bahwa MIUI 12.5 akan memberikan pengalaman penggunaan yang lebih baik lagi. MIUI 12.5 juga nantinya akan dikeluarkan untuk beberapa perangkat Xiaomi lainnya dalam bentuk update OTA.

[Review] Xiaomi Redmi Note 10 Pro: Smartphone dengan Hardware Kamera 108 MP Termurah di Indonesia

Setiap kali, Xiaomi selalu mengeluarkan smartphone yang memiliki harga yang tergolong terjangkau pada kelasnya. Xiaomi mengklaim bahwa penetapan harga tersebut tidak lepas dari pengambilan keuntungan yang hanya 5% per perangkat. Hal tersebut juga berlaku pada smartphone yang baru saja mereka luncurkan yang memiliki kamera mobile dengan resolusi paling tinggi saat ini. Perangkat tersebut adalah Xiaomi Redmi Note 10 Pro.

Dengan menyandang nama Pro, Xiaomi membenamkan kamera dengan resolusi 108 MP. Selain itu, perangkat ini juga dipasangkan layar yang mampu memberikan refresh rate 120 Hz. Penyimpanan internal pada Redmi Note 10 Pro juga menggunakan UFS 2.2. Terakhir, baterai 5020 mAh yang digunakan dapat diisi dengan cepat karena menggunakan charger 33 watt.

Menggunakan layar Super AMOLED memang memiliki kontras yang lebih baik dibandingkan dengan IPS. Dan menyajikan untuk para gamer, perangkat ini juga hadir dengan touch sampling 240 Hz yang akan merespons dengan cepat saat disentuh. Spesifikasi lengkap dari Xiaomi Redmi Note 10 Pro yang saya dapatkan adalah sebagai berikut

Redmi Note 10 Pro
SoC Snapdragon 732G
CPU 2×2.3 GHz Kryo 470 Gold + 6×1.8 GHz Kryo 470 Silver
GPU Adreno 618
RAM 8 GB LPDDR4x
Internal 128 GB UFS 2.2
Layar 6,67 inci Super AMOLED 2400 x 1080 120 Hz
Dimensi 164 x 76.5 x 8.1 mm
Bobot 193 gram
Baterai 5020 mAh dengan pengisian 33 watt
Kamera 108 MP / 12 MP utama, 8 MP Ultrawide, 5 MP Macro, 2 MP Depth, 16 MP Selfie
OS Android 11 MIUI 12

Untuk hasil dari CPU-Z dan Sensorbox adalah sebagai berikut

Xiaomi menggunakan chipset yang sama dengan Poco X3 NFC, sehingga membuatnya memiliki kinerja yang kurang lebih sama. Hal ini tentu saja membuatnya terlihat lebih menarik karena Redmi Note 10 Pro menawarkan fitur yang lebih menarik pada sisi kameranya.

Unboxing

Inilah yang akan ditemukan pada paket penjualannya. Charger yang diberikan oleh Xiaomi pada paket penjualannya memiliki kemampuan untuk menghantarkan daya hingga 33 watt.

Desain

Beda perangkat, tentu saja beda desain bagian belakang dari Xiaomi Redmi Note 10 Pro. Hal tersebut sangat terlihat dari desain bagian kameranya yang sangat fresh dan berbeda dari saudaranya maupun pesaingnya. Logo Redmi terletak pada bagian kiri bawah dari perangkat ini dan menggunakan font yang cukup kecil. Warna yang saya dapatkan adalah Onyx Gray.

Layar Xiaomi Redmi Note 10 memiliki resolusi 2400×1080 pada layar dengan dimensi 6,67 inci ini. Smartphone ini sudah menggunakan layar dengan jenis Super AMOLED dan dilindungi dengan Gorilla Glass 5 sehingga lebih tahan terhadap goresan serta benturan. Layarnya juga sudah memiliki rasio kontras 4.500.000:1 dan mendukung DCI-P3. Xiaomi juga sudah menempelkan lapisan anti gores tambahan sehingga lebih melindungi lagi dari goresan.

Pada bagian belakangnya terdapat empat buah kamera yang tergabung dalam sebuah blok tersendiri. Bagian paling atas dengan lingkaran perak merupakan kamera 108 MP disertai dengan kamera makro pada sisi kiri, sensor depth pada bagian kanan, dan ultrawide pada bagian bawahnya. Di sebelah blok tersebut terdapat sebuah LED flash.

Pada bagian atasnya ditemukan sensor inframerah, microphone, port audio 3,5mm, dan speaker tambahan untuk menyajikan suara stereo. Volume naik dan turun serta tombol power yang juga merupakan pemindai sidik jari diletakkan pada sisi sebelah kanan. Dan pada bagian bawahnya terdapat slot USB-C, speaker, serta microphone utama. Slot nano SIM serta microSD (tiga slot) terletak pada bagian kirinya.

Bagi Anda yang membeli Xiaomi Redmi Note 10 Pro, usahakan minimal menggunakan MIUI 12.0.5 karena telah menyelesaikan bug layar berkedip saat di set ke 120 Hz dan Dark Mode. Pada MIUI 12.0.5, Xiaomi sudah menggunakan Android 11 atau R  terbaru. Hal ini membuat pengguna akan mendapatkan fitur-fitur baru seperti chat head saat menerima pesan dan lain sebagainya. Anda pun juga bisa memilih antara menggunakan launcher dengan app drawer atau full homescreen.

Jaringan

Xiaomi Redmi Note 10 Pro menggunakan SoC yang ditujukan untuk perangkat pada kelas premiumSystem on Chip ini sendiri menggunakan modem X15 yang sudah masuk dalam Catergory 15. Modem ini telah mendukung Carrier Aggregation hingga 3 koneksi. Secara teoritis, kecepatan download dari modem ini bisa mencapai hinggai 800 Mbps.

Smartphone ini sudah mendukung bandwidth 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 20, 28, 32, 38, 40, dan 41 untuk jaringan 4G. Tentunya, kanal jaringan ini sudah mendukung semua yang digunakan oleh operator seluler di Indonesia dan beberapa negara lainnya. Modemnya sendiri sudah mendukung jaringan WiFi 5 GHz dengan 802.11ac dan tentunya akan cukup kencang saat melakukan transfer data secara nirkabel serta akan mendapatkan kecepatan tinggi saat menjelajah internet.

Kamera: 108 MP kelas mainstream

Xiaomi kembali menghadirkan kamera 108 MP pada Redmi Note 10 Pro. Akan tetapi, sensornya berbeda dengan yang digunakan pada Mi Note 10 Pro dan Mi 10T Pro. Redmi Note 10 Pro menggunakan ISOCELL HM2 yang menggunakan teknologi nonapixel, menggabungkan 9 piksel menjadi sebuah piksel berukuran 2.1μm. Berbeda dengan kedua pendahulunya yang menggunakan ISOCELL HMX yang menggunakan teknologi tetrapixel.

Teknologi nonapixel akan menghasilkan gambar 12 MP (mudahnya, 108/9 = 12). Sedangkan teknologi tetrapixel menghasilkan gambar yang lebih besar, yaitu 27 MP. Produsennya sendiri menjanjikan framerate yang lebih baik serta perekaman hingga 8K pada sensornya yang lebih baru ini. Jadi teknologi yang dibawa bukan merupakan hasil interpolasi, namun benar-benar memiliki 108 juta piksel pada sensornya.

Hasil kamera 108 MP (yang diambil pada resolusi 12 MP) memang sangat bagus untuk rentang harganya. Dynamic range yang bagus, tidak overbrightness, kontras juga baik, dan noise yang dihasilkan rendah. Tingkat ketajamannya juga bagus, namun sering terlihat pula beberapa bagian yang oversharpening.

Kamera ultrawide pada Redmi Note 10 Pro ternyata dapat mengambil gambar dengan cukup baik. Dengan menggunakan sensor Sony IMX 355, hasil yang tertangkap ternyata cukup tajam dan memiliki noise yang rendah. Warnanya juga cukup akurat saat dibandingkan dengan aslinya.

Kamera makro yang ada para perangkat ini memiliki resolusi 5 MP. Sensor yang digunakan adalah OmniVision OV5675. Walaupun tidak sebaik dua sensor lainnya, hasil tangkapannya memang lebih tajam dibandingkan dengan beberapa perangkat di pasaran yang masih menggunakan kamera 2 MP. Namun, warnanya masih kurang akurat dan kurang kontras.

Kamera swafoto yang ada pada Redmi Note 10 Pro akan menangkap gambar lebih baik dan tajam pada saat siang hari. Akan tetapi pada saat tingkat cahaya menurun seperti di malam hari, siap-siap untuk mendapatkan gambar seperti lukisan cat air. Hal tersebut mungkin algoritma perangkat ini dalam menekan noise yang muncul.

Lalu bagaimana perbandingan gambar antara saat diambil pada 12 MP dan 108 MP? Tentu saja 108 MP memiliki tingkat ketajaman yang lebih baik dibandingkan dengan 12 MP. Namun, jika kita berbicara mengenai keakuratan warna dan kontras, 12 MP mendominasi. Dan ingat, 108 MP hanya boleh digunakan pada saat kondisi cahaya cukup terang agar mendapatkan hasil yang lebih baik.

Keduanya di zoom hingga kurang lebih menampilkan area yang sama. Pada bagian kiri merupakan hasil dari 108 MP dan yang sebelah kanan adalah dengan nonapixel 12 MP. Dapat dilihat bahwa di sebelah kiri helai daun dapat terlihat jedanya serta tulisan juga terlihat lebih tajam. Tingkat ketajaman juga bisa dilihat pada bagian atasnya.

Pengujian

Xiaomi Redmi Note 10 Pro menggunakan Snapdragon 732G yang saat ini mungkin menjadi chipset 4G terakhir pada seri 700. Xiaomi pertama kali memperkenalkan chipset ini pada Poco X3 NFC, sehingga konsumen sudah bisa mengira seberapa kencang kinerjanya. Chipset ini sendiri masih kurang lebih seimbang dengan Snapdragon 720G, walaupun seringkali kinerjanya berada di bawah saudaranya tersebut.

Snapdragon 732G menggunakan dua inti prosesor Kryo 470 Gold dengan kecepatan 2,3 GHz pada cluster performa. Untuk cluster hemat daya, masih menggunakan enam inti Kryo 470 Silver yang berbasis Cortex A55 dengan kecepatan 1,8 GHz. Adreno 618 adalah graphics processing unit yang menjadi bawaan Snapdragon 732G.

Menguji untuk bermain

Menggunakan prosesor Snapdragon 732G mengartikan bahwa SoC ini memang ditujukan untuk bermain game (G pada akhiran 732 memang berarti game). Walaupun begitu, bukan berarti bahwa kita bisa bermain pada setting paling tinggi.

Dalam menguji perangkat ini untuk bermain, saya menggunakan dua buah game yang saat ini sedang ramai diperbincangkan. Kedua game tersebut adalah Genshin Impact dan PUBG Mobile. Oleh karena beratnya grafis dari kedua game ini untuk dijalankan oleh Snapdragon 732G, saya menggunakan setting low dengan frame rate yang paling tinggi (60 fps) yang bisa disajikan oleh game tersebut.

Di lain pihak, PUBG Mobile belum mendeteksi refresh rate tinggi dari Xiaomi Redmi Note 10 Pro. Hal tersebut membuat frame rate yang dapat dimainkan hanya tertahan di 30 fps. Semoga saja Xiaomi bekerja sama dengan developer PUBG Mobile untuk menghadirkan frame rate 90 Hz dan 120 Hz pada setiap perangkatnya.

Berikut adalah grafik perolehan frame rate dari kedua game tersebut. Data frame rate saya ambil dengan menggunakan aplikasi GameBench.

Terus terang, bermain kedua game yang saya uji bisa berjalan dengan lancar. Memang ditemukan sedikit lag pada Genshin Impact, namun tidak sampai membuat motion sickness saat bermain. Untuk membuat frame rate-nya menjadi lebih tinggi lagi, turunkan saja profile-nya menjadi lowest.

Untuk bekerja

Dengan menggunakan SoC yang khusus ditujukan untuk bermain game, membuat perangkat ini menjadi cukup andal jika digunakan untuk bekerja. Pasalnya, aplikasi-aplikasi untuk bekerja yang ada di perangkat Android tidak memerlukan resource yang sangat tinggi. Jadi, aplikasi seperti Trello, Slack, GMail, Whatsapp, Facebook, serta Chrome yang menggunakan banyak tab tidak akan terasa lambat.

Bagi Anda yang memiliki seorang anak, pada masa WFH ini tentu saja akan banyak tugas yang harus dikumpulkan melalui aplikasi tukar pesan. Untuk melakukan editing gambar dan video, diperlukan smartphone yang memiliki processing power yang cukup tinggi. Dalam pengujian yang saya lakukan, Snapdragon 732G sudah lebih dari cukup untuk menangani pekerjaan tersebut.

Benchmarking

Pada pengujian kali ini, saya kembali menghadirkan SoC Snapdragon 730G, 720G, serta 678 yang baru digunakan pada sang “adik” dari Redmi Note 10 Pro. Hal ini tentu saja hanya sekedar untuk membandingkan kinerja dari tiap-tiap chipset. Walaupun konfigurasi tiap perangkat berbeda, namun pada akhirnya pengguna akan mendapatkan gambaran bagaimana kinerja dari sebuah smartphone secara utuh.

Berikut adalah hasil benchmark-nya

Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, Snapdragon 732G akan bersaing ketat dengan 720G, meninggalkan 730G dan 678 di belakang. Namun, rentang kinerja ini tentu saja tidak akan terlalu terasa karena tergolong cukup kecil. Hasil seperti ini tentu saja sudah lebih dari cukup dalam menjalankan setiap aplikasi dan game pada sistem operasi Android.

Uji baterai 5000 mAh

Sudah tidak dipungkiri lagi bahwa pengujian baterai memakan waktu yang cukup panjang. Apalagi dengan Redmi Note 10 Pro yang memiliki kapasitas sebesar 5020 mAh. Perangkat ini sendiri sudah menggunakan layar FHD+ yang sedikit lebih boros dibandingkan dengan layar HD+ yang biasa digunakan pada smartphone di kelas entry level.

Dengan menggunakan video MP4 dengan resolusi 1080p yang diputar secara terus menerus, Redmi Note 10 bisa bertahan hingga 17 jam 40 menit. Namun saat digunakan untuk bermain, tentu saja tidak akan bertahan sampai waktu tersebut.  Pengisian baterainya sendiri akan memakan waktu kurang lebih 75 menit dari benar-benar habis hingga penuh.

Verdict

Kamera sampai saat ini masih merupakan salah satu fitur yang paling dicari pada sebuah smartphone. Oleh karena itu, produsen smartphone selalu saja membuat perangkat yang memiliki hasil kamera yang menakjubkan. Teknologi terbaru pun dipasangkan pada perangkat-perangkat mereka diluar kelas premium dan flagship. Salah satunya adalah smartphone mainstream Xiaomi Redmi Note 10 Pro.

Dengan menggunakan Snapdragon 732G, Redmi Note 10 Pro memiliki kinerja yang kencang. Semua pekerjaan yang dilakukan masih akan terasa cepat jika dikerjakan pada perangkat yang satu ini. Ditambah dengan menggunakan baterai yang bisa bertahan lebih dari satu hari kerja dan cepat saat diisi ulang, membuat perangkat ini nyaman digunakan.

Kamera yang menjadi poin penting dalam penjualan perangkat ini juga dapat diandalkan. Dengan ISOCELL HM2, membuat Redmi Note 10 Pro dapat mengambil momen dengan nyaman di mana saja, termasuk saat lebaran nanti. Namun, hal tersebut tentunya berlaku saat kondisi cahayanya sedang bagus. Saat rendah cahaya, gunakan saja mode malamnya.

Perangkat yang saya dapatkan memiliki spesifikasi 8/128 GB. Untuk varian ini, Xiaomi menjualnya dengan harga Rp. 3.999.000 dan akan didiskon Rp. 100.000 pada saat flash sale. Varian di bawahnya, 6/64 dijual dengan harga Rp. 3.599.00 dan bisa mendapatkan diskon Rp. 100.000 pada saat flash sale. Hal ini tentu saja membuat Xiaomi Redmi Note 10 Pro menjadi smartphone dengan hardware kamera 108 MP termurah di Indonesia.

Sparks

  • Kinerja baik dengan Snapdragon 732G
  • Layar 120 Hz yang sangat responsif
  • Speaker stereo
  • Daya tahan baterai mencapai 17 jam
  • Hasil kamera yang sangat bagus untuk rentang harganya
  • NFC sudah menjadi standar
  • Pengisian baterai yang cepat, hanya 75 menit

Slacks

  • Hasil kamera saat cahaya rendah kurang bagus jika tidak menggunakan night mode
  • Bagian kamera terlalu menonjol
  • Sayangnya, masih belum 5G

[Review] Xiaomi Redmi 9T: Smartphone Android Spesifikasi Cukup Tinggi yang Murah

Jika kita berbicara mengenai merek Xiaomi pada kelas Redmi yang berada di bawah Redmi Note, tentu saja akan langsung tertuju pada harganya yang terjangkau. Apalagi saat ini, Xiaomi sudah mengeluarkan Redmi 9T yang memiliki harga terjangkau. Xiaomi juga sudah melengkapi perangkat yang satu ini dengan spesifikasi yang cukup tinggi di kelasnya. Seperti apa perangkat yang satu ini?

Smartphone Xiaomi Redmi 9T yang datang ke meja pengujian DailySocial memiliki warna abu-abu atau carbon grey. Melihat dari tata letak kamera secara keseluruhan, bentuknya sangat mirip dengan saudaranya yang bakal melepaskan diri dari Xiaomi, yaitu Poco M3. Redmi 9T seperti Poco M3 yang diubah backcase dengan ditambah sebuah kamera ultrawide.

Xiaomi Redmi 9T

Redmi 9T juga merupakan salah satu perangkat entry level pertama yang dibawa oleh Xiaomi untuk memiliki kamera dengan resolusi 48 MP. Sepertinya, modul kamera 48 MP sudah memiliki harga yang terjangkau karena resolusi tinggi seperti 64 MP dan 108 MP sudah mulai banyak digunakan pada perangkat mainstream. Setelah Redmi 9T dan Poco M3, sepertinya bakal banyak perangkat entry level yang akan menggunakan kamera dengan resolusi tinggi tersebut.

Spesifikasi yang dimiliki oleh Redmi 9T juga super mirip dengan Poco M3. Redmi 9T menggunakan Snapdragon 662 yang masih dipakai oleh perangkat-perangkat yang harganya lebih dari 2,8 juta rupiah. Xiaomi sendiri berani menjualnya pada harga Rp. 2.399.000. Spesifikasi lengkap dari perangkat yang saya dapatkan bisa dilihat pada tabel berikut ini

Xiaomi Redmi 9T
SoC Snapdragon 662
CPU 4 x 2.0 GHz Kryo 260 Gold + 4 x 1.8 GHz Kryo 260 Silver
GPU Adreno 610
RAM 6 GB
Internal 128 GB UFS 2.2
Layar 6,53 inci Waterdrop IPS 2340 x 1080 Gorilla Glass 3
Dimensi 162.3 x 77.3 x 9.6 mm
Bobot 198 gram
Baterai 6000 mAh
Kamera 48 MP / 12 MP utama, 8 MP Ultrawide, 2 MP Macro, 2 depth, 8 MP Selfie
OS Android 10 MIUI 12

Untuk hasil dari pantauan aplikasi, kali ini selain CPU-Z saya menggunakan DevCheck karena berhasil mendeteksi SoC dengan tepat

Redmi 9T juga mengisi kelas entry level dengan baterai yang sangat besar. Hal ini tentu saja membuat perangkat dengan layar full HD+ ini bakal bisa bertahan hingga dua hari. Ini juga merupakan salah satu nilai jual dari perangkat yang disebut dengan “Jawara baterai gede”.

Unboxing

Inilah yang bisa didapatkan didalam paket penjualan dari Xiaomi Redmi 9T. Xiaomi sendiri memasukkan charger dengan 22,5 watt untuk perangkat yang hanya mendukung 18 watt ini. Hal tersebut dikarenakan harga charger 22,5 watt sudah bisa diperoleh dengan lebih terjangkau dan bisa digunakan untuk mengisi baterai perangkat lain.

Xiaomi Redmi 9T - Unboxing

Desain

Desain bagian belakang dari Xiaomi Redmi 9T memang cukup berbeda dengan saudara-saudaranya. Pada case yang terbuat dari plastik tersebut terdapat logo tulisan Redmi dengan cukup besar. Hal ini mirip dengan Poco X2 Pro yang memiliki logo besar dibagian tengah. Namun pada Redmi, tulisan tersebut ada pada sisi kiri bawah.

Xiaomi Redmi 9T - Belakang

Layar Xiaomi Redmi 9T memiliki resolusi 2340×1080 yang sama dengan kakaknya, Redmi 9. Layar dengan jenis IPS ini sudah terlindungi dengan Gorilla Glass 3. Dengan resolusi dan kaca yang keras tersebut tentu saja membuat smartphone entry level ini terasa seperti kelas mainstream. Layarnya ini juga masih mendapatkan tambahan perlindungan berupa lapisan anti gores.

Pada layar ini pula, Xiaomi masih menggunakan desain waterdrop yang merupakan sebuah notch berukuran kecil. Hal ini berarti akan ditemukan sebuah lubang pada bagian kiri atas layar yang merupakan sebuah kamera untuk selfie. Desain seperti ini juga tidak memboroskan layar, karena di sekitar lubang kamera tersebut layarnya masih memberikan tampilan dan dapat disentuh.

Xiaomi Redmi 9T - Bawah

Desain penempatan kamera pada Xiaomi Redmi 9T juga dibuat dengan cukup cantik. Ada empat buah kamera pada bagian belakangnya dengan sebuah flash yang didesain pada sebuah kotak dengan dua warna yang berbeda. Kamera dengan resolusi 48 MP sendiri berada pada bagian tengahnya. Sedangkan kamera makro ditempatkan sendirian dan terlihat cukup mungil.

Pada bagian atasnya ditemukan sensor inframerah, port audio 3,5mm, microphone, dan speaker tambahan untuk menyajikan suara stereo. Volume naik dan turun serta tombol power diletakkan pada sisi sebelah kanan. Dan pada bagian bawahnya terdapat slot USB-C, speaker, serta microphone utama. Slot nano SIM serta microSD (tiga slot) terletak pada bagian kirinya.

Xiaomi Redmi 9T - Kiri

Smartphone ini saya dapatkan dengan menggunakan MIUI 12.0.5 (bukan 12.5). Sistem operasinya sendiri masih menggunakan Android 10. Dengan menggunakan MIUI 12, bagi yang belum pernah merasakannya, feel-nya cukup berbeda dengan MIUI 11 karena terasa lebih responsif. Banyak pula feature yang ditawarkan seperti menghadirkan kembali app drawer serta pusat notifikasi yang dibedakan dengan quick menu-nya.

Xiaomi Redmi 9T - Kanan

Jaringan

Xiaomi Redmi 9T menggunakan SoC yang ditujukan untuk perangkat pada kelas mainstreamSystem on Chip ini sendiri menggunakan modem X11 yang sudah masuk dalam Catergory 13. Modem ini telah mendukung Carrier Aggregation hingga 2 koneksi. Secara teoritis, kecepatan download dari modem ini bisa mencapai hinggai 390 Mbps.

Xiaomi Redmi 9T - Atas

Smartphone ini sudah mendukung bandwidth 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 20, 28, 38, 40, dan 41 untuk jaringan 4G. Tentunya, kanal jaringan ini sudah mendukung semua yang digunakan oleh operator seluler di Indonesia. Modemnya sendiri sudah mendukung jaringan WiFi 5 GHz dengan 802.11ac dan tentunya akan cukup kencang saat melakukan transfer data secara nirkabel.

Kamera: 48 Megapiksel di kelas entry level

Xiaomi kembali memukau dengan menghadirkan sensor 48 MP di kelas entry level. Xiaomi kembali menggunakan ISOCELL GM1 yang akan mengambil gambar dengan lebih baik saat teknologi TetraCell-nya digunakan. 48 MP sendiri bisa mengambil gambar dengan baik saat cahaya yang ada cukup baik. Akan tetapi, saya sendiri menyarankan untuk pengambilan gambar di 12 MP karena akan memperbesar dimensi sensornya.

Xiaomi Redmi 9T - Kamera

Gambar yang dihasilkan oleh kamera dari Xiaomi Redmi 9T memang terlihat cukup baik. Akan tetapi, seringkali dynamic range dari kameranya terlihat sedikit berantakan saat cahayanya cukup kuat. Namun untuk urusan noise dan ketajaman gambar, sepertinya bisa dibilang Xiaomi Redmi 9T masih yang terbaik di kelas entry level.

Akan tetapi saat pencahayaannya buruk seperti pada malam hari, jangan sekali-sekali mengambil gambar tanpa bantuan LED flash-nya. Sayangnya, mode malam pada perangkat yang satu ini menghasilkan gambar yang kurang baik. Padahal jika diambil dengan mode manual, smartphone ini bisa menghasilkan gambar yang cukup baik saat malam hari. Semoga saja Xiaomi membenahi algoritma mode malamnya agar perangkat ini bisa mengambil gambar dengan lebih baik.

Kamera selfie pada smartphone ini juga bisa menghasilkan gambar yang lumayan. Walaupun begitu, gambarnya masih menghasilkan noise yang cukup terlihat pada bagian yang gelap. Tingkat ketajamannya juga cukup baik walaupun detail yang ada tidak semua tertangkap dengan jelas. Walaupun begitu, hasilnya masih bisa digunakan saat mengambil momen tertentu.

Kamera makro yang ada hanya memiliki resolusi 2 MP saja. Seperti kebanyakan smartphone yang ada di pasaran, hasilnya sedikit kurang memuaskan.  Walaupun begitu, hasilnya masih bisa digunakan untuk beberapa kebutuhan pengambilan gambar.

Lalu bagaimana dengan resolusi 48 MP-nya? Apakah cuman gimmick saja? well, bisa bilang iya dan tidak. Iya karena memang resolusi ini tidak bisa digunakan sewaktu-waktu dan hasilnya juga tidak sebaik pada saat menggunakan 12 MP. Tidak karena ada saatnya di mana kita bisa mengambil detail gambar lebih baik dari saat menggunakan 12 MP. Berikut adalah gambar asli dan hasil crop-nya.

Pengujian

Menggunakan cip Qualcomm Snapdragon 662 membuat perangkat ini memiliki prosesor Qualcomm Kryo 260 Gold dan Silver. Kryo 260 Gold dibuat dengan basis Cortex A-73 dan Kryo 260 Silver dibuat dengan basis Cortex A53. Dengan masing-masing cluster menggunakan 4 inti prosesor, membuatnya bisa diandalkan dalam berbagai skenario pemakaian, termasuk bermain dan bekerja sehari-hari.

Menguji untuk bermain

Menggunakan Xiaomi Redmi 9T untuk bermain memang cukup menyenangkan. Apalagi, harga dari perangkat ini dibuat cukup terjangkau oleh Xiaomi. Namun, kinerja gaming dari kakaknya, yaitu Redmi 9 masih lebih baik karena menggunakan prosesor yang lebih baru, yaitu Cortex A75 dan A55.

Dalam menguji perangkat ini untuk bermain, saya menggunakan dua buah game yang saat ini sedang ramai diperbincangkan. Kedua game tersebut adalah Genshin Impact dan PUBG Mobile. Oleh karena beratnya grafis dari kedua game ini untuk dijalankan oleh Snapdragon 662, saya menggunakan setting paling rendah dengan frame rate yang paling tinggi yang bisa disajikan oleh game tersebut.

Berikut adalah grafik perolehan frame rate dari kedua game tersebut. Data frame rate saya ambil dengan menggunakan aplikasi GameBench.

Pada PUBG Mobile, saya mendapatkan rata-rata frame rate-nya adalah 30 fps. Pada angka ini, sebagian para pemain bisa bermain tanpa harus merasa pusing. Akan tetapi berbeda dengan Genshin Impact yang mendapatkan rata-rata 27 fps pada setting lowest. Sebagian para pemain mungkin bisa menerima frame rate seperti itu, namun memang cukup terlihat lag yang tercipta karena keterbatasan spesifikasi.

Untuk bekerja

Saat digunakan untuk bekerja, smartphone ini tidak terasa memiliki masalah sama sekali. Trello, Slack, GMail, Whatsapp, Facebook, serta Chrome dapat saya jalankan dengan mulus tanpa hambatan. Saat mengetik dengan menggunakan keyboard bawaan juga tidak ada masalah sama sekali.

Saya juga menggunakan perangkat ini untuk keperluan pengiriman video tugas sekolah anak. Melakukan transcoding pada perangkat yang satu ini memang memakan waktu sedikit lebih lama, namun hasil yang didapat tidak akan memiliki masalah. Mengedit pada smartphone ini juga cukup nyaman, walaupun waktu rendering video akan memakan waktu yang sedikit lama.

Benchmarking

Untuk benchmarking, saya menghadirkan kembali Redmi 9 yang pernah memiliki harga yang kurang lebih sama. Saya juga menghadirkan Redmi 9C yang menggunakan Mediatek Helio G35 untuk memperlihatkan seberapa jauh kinerja dari kedua chipset ini yang harganya terpaut tidak terlalu jauh.

Uji baterai 6000 mAh

Sudah tidak dipungkiri lagi bahwa pengujian baterai memakan waktu yang cukup panjang. Apalagi dengan Redmi 9T yang memiliki kapasitas sebesar 6000 mAh. Perangkat ini sendiri sudah menggunakan layar FHD+ yang sedikit lebih boros dibandingkan dengan layar HD+ yang biasa digunakan pada smartphone di kelas entry level.

Dengan menggunakan video MP4 dengan resolusi 1080p yang diputar secara terus menerus, Redmi 9T bisa bertahan hingga 17 jam 13 menit. Namun saat digunakan untuk bermain, tentu saja tidak akan bertahan sampai waktu tersebut.  Pengisian baterainya sendiri akan memakan waktu kurang lebih dua setengah jam dari benar-benar habis hingga penuh.

Verdict

Mencari smartphone dengan harga yang murah tentu saja sejalan dengan spesifikasi yang rendah pula yang didapatkan. Namun hal tersebut mungkin berbeda dengan smartphone yang ditawarkan oleh Xiaomi pada tahun 2021 ini. Hal tersebut dibuktikan dengan Redmi 9T yang masuk pada kelas entry level.

Dengan menggunakan Qualcomm Snapdragon 662, Xiaomi Redmi 9T memiliki kinerja yang mumpuni untuk menjalankan game serta aplikasi-aplikasi untuk pekerjaan. Memiliki baterai 6000 mAh berarti menjamin bahwa smartphone ini bisa digunakan untuk apa saja tanpa harus mencari stop kontak selama satu hari penuh. Selain itu, layarnya yang sudah menggunakan Gorilla Glass 3 juga menjamin perangkat ini akan jauh dari masalah retak akibat terbentur.

Dengan menggunakan resolusi 48 MP, kamera pada perangkat ini memiliki teknologi yang bisa mengambil gambar dengan cukup baik. Namun, hal tersebut tentunya berlaku saat kondisi cahayanya sedang bagus. Hasilnya masih bisa diandalkan untuk mengambil momen apa pun.

Harga yang ditawarkan oleh Xiaomi untuk membeli Redmi 9T dengan spesifikasi yang saya dapatkan (6/128 GB) adalah Rp. 2.399.000. Xiaomi juga memiliki versi 4/64 GB yang memiliki harga lebih murah, yaitu Rp. 1.999.000. Hal ini tentu saja membuat mereka yang ingin memiliki smartphone entry level tidak harus menggunakan spesifikasi yang rendah.

Sparks

  • Kinerja mumpuni dengan Snapdragon 662
  • MIUI cukup responsif
  • Hasil kamera utama cukup bisa diandalkan
  • Harga yang sangat terjangkau dengan kinerja yang baik
  • Daya tahan baterai yang bagus berkat 6000 mAh
  • Quick Charge 3 yang bisa mengisi baterai 6000 mAh hanya 2,5 jam

Slacks

  • Hasil kamera malam kadang kurang baik
  • Kinerja gaming pas-pasan
  • Kinerja sedikit di bawah Redmi 9

Xiaomi Umumkan Flagship Redmi K40 Series, dengan Panel AMOLED 120Hz & Snapdragon 888

Sebelumnya perangkat Redmi series dari Xiaomi dikenal sebagai smartphone terjangkau dengan spesifikasi cukup mumpuni di kelas menengah ke bawah. Namun kali ini, Xiaomi telah meluncurkan smartphone flagship menggunakan label Redmi yaitu trio Redmi K40 series.

Tiga smartphone high-end tersebut meliputi Redmi K40, Redmi K40 Pro, dan Redmi K40 Pro+. Aspek spesifikasi tinggi dan harga yang agresif masih menjadi daya tariknya. Banyak bagian yang mirip, terutama desain dan layar, yang menjadi pembeda ialah chipset dan kamera utama yang dipakai.

Redmi K40 4

Redmi K40 series tampil identik dan mengusung bahasa desain seperti Xiaomi Mi 11, terutama lekukan bodi dan layout kamera belakangnya. Ketiganya menggunakan panel AMOLED buatan Samsung dengan refresh rate 120Hz dan touch sampling rate di angka 360Hz.

Layarnya diproteksi Gorilla Glass 5 dan membentang 6,67 inci dengan resolusi FHD+ (1080×2400 piksel) dalam aspek rasio 20:9. Juga mendukung color space DCI-P3, HDR10+, dan mendapatkan nilai A+ dari DisplayMate. Kecerahan layarnya dapat disesuaikan dengan mulus, punya total 8.192 level dan kecerahan puncak 1.300 nit.

Persamaan lainnya, smartphone Android 11 dengan MIUI 12 ini tersedia dalam warna Black, White, dan Aurora, memiliki sensor sidik jari di tombol power, dan kamera depan 20MP. Selain itu, kapasitas baterainya sama-sama 4.520 mAh dengan dukungan fast charging 33W menggunakan protokol standar USB Power Delivery 3.0 dan QuickCharge 3.0+ yang dapat mengisi dari 0% hingga 100% dalam waktu 52 menit.

Sekarang ke bagian yang beda, Redmi K40 Pro ini ditenagai chipset Snapdragon 870 5G. SoC ini dibangun pada teknologi proses 7nm dengan AI Engine generasi ke-5, dan menggunakan modem 5G Snapdragon X55 5G. Memiliki CPU octa-core yang terdiri dari satu inti Kryo 585 3.2 GHz , tiga inti Kryo 585 2.42 GHz, dan empat inti Kryo 585 1.80 GHz, beserta GPU Adreno 650.

Redmi K40 6

Lalu di sektor fotografi, Redmi K40 memiliki tiga unit kamera belakang dengan kamera utama 48MP f/1.8 menggunakan sensor gambar Sony IMX582 1/2 inci. Ditemani kamera 8MP ultrawide 119 derajat dan kamera 5MP macro, kedua kamera sekunder ini juga terdapat pada saudaranya. Serta, yang perlu dicatat perakam videonya hanya mendukung sampai 4K 30fps.

Sementara, Redmi K40 Pro dan K40 Pro+ mengandalkan chipset termutakhir dari Qualcomm yakni Snapdragon 888. SoC ini sudah dibuat dengan teknologi proses 5nm, dengan AI Engine generasi ke-6, dan modem 5G Snapdragon X60.

Snapdragon 888 merupakan CPU subsystem komersil pertama yang berbasis Arm Cortex-X1 dengan core Kryo 680, octa-core yang terdiri satu inti 2.84 GHz, tiga inti 2.42 GHz, empat inti 1.80 GHz, dan GPU Adreno 660. Berkat chipset ini, Redmi K40 Pro dan K40 Pro+ mendukung perekaman video hingga resolusi 8K 30fps dan 4K 60fps.

Lanjut ke kamera, Redmi K40 Pro mengandalkan kamera utama 64MP f/1.9 menggunakan sensor berukuran 1/1.7 inci. Sedangkan, Redmi K40 Pro+ mengusung kamera utama 108MP f/1.8 menggunakan sensor Samsung ISOCELL HM2 yang berukuran 1/1.52 inci. Harganya sebagai berikut:

Redmi K40
6/128 GB CNY 2,000
8/128 GB CNY 2,200
8/256 GB CNY 2,500
12/256 GB special edition CNY 2,500
Redmi K40 Pro
6/128 GB CNY 2,800
8/128 GB CNY 3,000
8/256 GB CNY 3,300
Redmi K40 Pro+
12/256 GB CNY 3,700

Sumber: GSMArena

Xiaomi Luncurkan Redmi 9T, Spesifikasi Mirip Poco M3 Ditambah Kamera Wide Angle

Xiaomi sekali lagi meluncurkan sebuah smartphone yang cukup merusak harga pasar. Setelah mengeluarkan Poco M3 yang ditujukan untuk pasar entry level, ternyata kali ini mereka kembali meluncurkannya untuk pasar yang sama. Perangkat yang diluncurkan tersebut adalah Xiaomi Redmi 9T.

Spesifikasi yang dimiliki oleh Redmi 9T ternyata mirip dengan saudaranya yang bakal melepaskan diri dari Xiaomi tersebut di Indonesia. Redmi 9 merupakan smartphone pertama membawa empat kamera pada harga di bawah dua juta rupiah. Redmi 9T ternyata yang pertama membawa kamera 48 MP pada segmen tersebut.

Xiaomi Redmi 9T - Combine-2-color-2

Perangkat yang satu ini juga menggunakan SoC Qualcomm Snapdragon 662. Selain itu, penggunaan UFS 2.1 dan 2.2 juga mirip dengan Poco M3. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel spesifikasi berikut ini

 

Xiaomi Redmi 9T
SoC Qualcomm Snapdragon 662
CPU 4×2.0 GHz Kryo 260 Gold +& 4×1.8 GHz Kryo 260 Silver
GPU Adreno 610
RAM 4 GB dan 8 GB LPDDR4X 1866 MHz
Internal 64 GB (UFS 2.1)  dan 128 GB (UFS 2.2)
Layar IPS 6.53″ 2340 x 1080 Gorilla Glass 3
Kamera 48MP/12MP Utama, 8 MP Ultrawide, 2 MP Makro, 2 MP bokeh, 8 MP Selfie
Kapasitas Baterai 6000 mAh
OS Android 10 dengan MIUI 12

Pada perangkat entry level ini, Xiaomi juga menyediakan charger dengan daya 22,5 watt. Menurut Alvin Tse, Country Director Xiaomi Indonesia, charger dengan daya tersebut sudah cukup terjangkau untuk dimasukkan ke dalam kotak penjualan dari Xiaomi Redmi 9T. Walaupun begitu, Redmi 9T masih bisa diisi hingga 18 watt.

Xiaomi Redmi 9T - 2

Xiaomi Redmi 9T bakal dijual dengan harga Rp. 1.999.000 untuk varian 4/64 GB dan Rp. 2.399.000 untuk varian 6/128 GB. Pada saat flash sale, Xiaomi memotong harganya Rp. 100.000. Penjualan perdananya akan dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2021 mulai pukul 10 pagi.

Lalu bedanya dengan Poco M3?

Dengan spesifikasi yang sangat mirip, dengan pembedanya adalah desain dan kamera ultrawide, Xiaomi Redmi 9T memang seperti Poco M3 yang berganti baju saja. Saya pun cukup penasaran untuk menanyakan apakah yang membedakan antara keduanya, dari segi pemasaran dan juga perangkatnya. Tentu saja hal ini akan membuat bingung bagi mereka yang akan membeli Poco M3 dan yang menunggu hadirnya Redmi 9T.

Alvin pun menjawab rasa penasaran saya. Pertama, Poco nantinya bakal menjadi sebuah merek yang independent dan terpisah dari Xiaomi. Hal ini juga bisa dilihat dari bahasa desainnya di mana Redmi akan ditujukan untuk masyarakat umum dan Poco akan dipasarkan untuk para tech enthusiast. Selain itu, Redmi juga memiliki desain yang lebih ditujukan untuk umum dan Poco akan menggunakan warna-warna tertentu seperti kuning pada Poco M3.

Alvin

Poco juga nantinya akan lebih difokuskan untuk memiliki performa yang lebih baik pada rentang harga yang dimilikinya. Redmi akan memberikan semua fitur yang seimbang pada rentang harga tersebut. Untuk kali ini, perbedaannya memang pada tiga kamera pada Poco M3 dan empat kamera pada Redmi 9T. Selain itu, MIUI untuk Poco juga cukup berbeda dengan pure MIUI pada Redmi.

Jika dibandingkan dengan Redmi 9, keduanya memiliki prosesor yang berbeda. Kameranya juga memiliki resolusi 13 MP saja. Jika memang menginginkan harga yang sedikit lebih murah, konsumen masih bisa memilih Xiaomi Redmi 9 untuk dijadikan pilihannya. Namun jika ingin menggunakan kamera dengan resolusi yang tinggi, Redmi 9T menjadi solusinya.

Redmi Watch Diluncurkan, Tawarkan Fitur yang Lengkap di Harga 600 Ribuan

Setahun yang lalu, Xiaomi memperkenalkan smartwatch perdananya yang bernama Mi Watch. Dengan harga cuma 1.299 yuan (± Rp2,7 jutaan), ia jelas lebih terjangkau daripada kebanyakan smartwatch lain. Kendati demikian, sebagian orang mungkin bakal berargumen bahwa Xiaomi sebenarnya bisa menyuguhkan harga yang lebih menarik lagi.

Memang benar, tapi melalui sub-brand-nya, Redmi. Perangkat bernama Redmi Watch ini baru saja diperkenalkan secara resmi di Tiongkok, dan tampangnya boleh dibilang cukup mirip dengan Mi Watch. Satu perbedaan yang paling mencolok adalah, terlepas dari wujudnya yang sama-sama mengotak, Redmi Watch hanya dilengkapi sebuah tombol, berbeda dari Mi Watch yang turut dibekali sebuah crown.

Fisik Redmi Watch juga lebih ringkas, dengan layar seluas 1,4 inci yang memiliki resolusi 320 x 320 pixel. Bobotnya tercatat di angka 35 gram, dan ia siap diajak menyelam sampai kedalaman 50 meter.

Redmi Watch

Sesuai ekspektasi kita terhadap suatu smartwatch, Redmi Watch datang membawa fitur-fitur esensial macam heart-rate monitoring secara konstan, sleep tracking, maupun tujuh mode terpisah untuk memantau kegiatan berolahraga seperti berlari, bersepeda, berenang, dan lain sebagainya.

Perangkat ini bahkan turut dilengkapi NFC dan Bluetooth 5.0. Sayangnya, mungkin demi menekan harga jual, Redmi Watch tidak dibekali modul GPS-nya sendiri. Itu berarti ia harus menebeng GPS milik smartphone jika hendak dipakai untuk memonitor aktivitas-aktivitas seperti berlari atau bersepeda.

Hal lain yang turut dibanggakan adalah daya tahan baterainya. Dalam sekali pengisian, Redmi Watch diyakini sanggup beroperasi selama 7 hari pemakaian normal, atau 12 hari jika mode power saving-nya dinyalakan. Proses pengisian ulangnya sendiri tidak perlu waktu lebih dari dua jam.

Redmi Watch

Namun seperti yang saya bilang di awal, daya tarik utama Redmi Watch adalah harganya. Di Tiongkok, smartwatch ini dihargai cuma 299 yuan saja ketika mulai dipasarkan pada tanggal 1 Desember mendatang, atau sekitar 640 ribu rupiah jika kita konversikan.

Belum diketahui apakah Xiaomi berniat membawa Redmi Watch ke Indonesia, akan tetapi bisa saja mereka memakai nama Mi Watch Lite untuk pasar internasional. Pilihan warna yang ditawarkan sendiri ada tiga, yakni hitam, putih, atau biru, sedangkan strap-nya ketambahan dua warna ekstra.

Sumber: GSM Arena.

[Review] Membandingkan 3 Smartphone Murah Xiaomi: Redmi 9, 9A, dan 9C

Dalam bertanding di kelas satu jutaan, Xiaomi kali ini sudah memiliki tiga perangkat Android. Ketiganya adalah Xiaomi Redmi 9, Redmi 9A, dan Redmi 9C. Keluarga Redmi 9 ini memiliki harga yang cukup memukau jika melihat spesifikasi yang diberikan. Namun, masih banyak orang yang bingung untuk memilih Redmi 9 mana yang cocok untuk kebutuhan mereka.

Xiaomi Redmi 9 9a 9c - The Phones

Ketiga anggota keluarga Redmi seri 9 ini sama-sama menggunakan chipset buatan MediaTek. Redmi 9 ditenagai dengan MediaTek Helio G80, Redmi 9c dengan Helio G35, dan Redmi 9A dengan Helio G25. Tidak ada versi Snapdragon untuk kelas yang satu ini.

Redmi 9 yang menggunakan Helio G80 adalah satu-satunya yang memiliki dua inti prosesor Cortex A75. Seperti yang kita ketahui, prosesor yang satu ini memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan Cortex A55. Redmi 9C dan Redmi 9A menggunakan prosesor Cortex A53 yang lebih rendah kinerjanya dibandingkan dengan prosesor rendah daya dari G80.

Spesifikasi lengkap dari ketiga smartphone yang datang ke meja pengujian DailySocial dapat dilihat dari tabel berikut ini

Redmi 9A Redmi 9c Redmi 9
SoC Mediatek Helio G25 Mediatek Helio G35 Mediatek Helio G80
CPU 4×2 GHz Cortex-A53 + 4×1.8 GHz Cortex-A53 4×2.3 GHz Cortex-A53 + 4×1.8 GHz Cortex-A53 2×2.0 GHz Cortex-A75 + 6×1.8 GHz Cortex-A55
GPU PowerVR GE8320 Mali-G52 MC2
RAM 2 GB 4 GB
Internal 32 GB 64 GB
Layar 6.53 inci 1600×720  IPS 20:9 6.53 inci 2340×1080 IPS 19.5:9
Dimensi 164.9 x 77 x 9 mm 163.3 x 77 x 9.1 mm
Bobot 196 gram 198 gram
Baterai 5000 mAh 5020 mAh
OS Android 10 MIUI 12 Android 10 MIUI 11

Masing-masing perangkat mulai dari Redmi 9a, Redmi 9c, dan Redmi 9 terdeteksi oleh CPU-Z, AIDA-64, dan SensorBox sebagai berikut

Jika kita lihat, Redmi 9A dan 9C tidak memiliki sensor Gyroscope. Sensor ini sendiri digunakan untuk mengukur orientasi sebuah perangkat secara 360 derajat. Gyro sendiri banyak digunakan oleh para gamer untuk melakukan aiming dengan lebih baik. Sedangkan, sensor ini tersedia untuk Redmi 9.

Pada artikel kali ini, saya akan menguji perbedaan kinerja serta kamera yang ada pada ketiga perangkat. Dua hal tersebut tentu saja penting karena memang yang paling penting dalam membeli sebuah smartphone.  Namun sebelum itu, mari kita lihat desain dari ketiga perangkat tersebut.

Desain

Menyandang perangkat dengan harga di bawah dua juta, tentu membuat perangkat yang satu ini memiliki bahan plastik polikarbonat di bagian belakangnya. Namun, desain ketiganya dibuat semewah mungkin agar tidak terlihat kuno. Redmi 9A memiliki garis yang membuatnya mewah, 9C memakai desain kamera kotak yang kekinian, dan Redmi 9 memiliki bundaran di sekitar kameranya.

Xiaomi Redmi 9 9a 9c - Sisi Kiri

Ketiga perangkat ini memiliki dimensi layar yang sama, yaitu 6,53 inci. Untuk resolusinya, Redmi 9A dan 9C menggunakan 1600×720 sedangkan Redmi 9 memakai 2340×1080. Si kembar Redmi 9A dan 9C juga tidak menggunakan pelindung pada layarnya, sehingga keduanya rentan retak saat terbentur. Di lain pihak, Redmi 9 sudah terlindungi Gorilla Glass 3 dan sudah memiliki lapisan anti gores.

Redmi 9, 9C, dan 9A memiliki desain layar depan yang sama. Desain poni bernama Dot Drop masih digunakan pada ketiga perangkat ini. Dengan dimensi yang sama, sepertinya bakal sulit membedakan antara ketiganya

Xiaomi Redmi 9 9a 9c - Sisi Kanan

Uniknya, desain tombol untuk ketiga perangkatnya cukup mirip. Pada bagian kiri hanya terdapat slot SIM nano. Pada bagian kanannya terdapat tombol power dan volume. Redmi 9A dan 9C menaruh port audio pada bagian atasnya sedangkan pada Redmi 9 hanya ada sensor infra merah dan microphone kedua.

Port audio Redmi 9 terletak pada bagian bawah bersama dengan speaker dan microphone utama. Kecuali Redmi 9A, 9 dan 9C sudah memiliki sensor sidik jari. Untuk Redmi 9A dan 9C, port USB yang tersedia adalah microUSB sedangkan Redmi 9 sudah menggunakan USB-C. Karena sudah menggunakan USB-C, Redmi 9 mendukung pengisian 18 watt.

Xiaomi Redmi 9 9a 9c - USB Port

Ketiga perangkat sudah menggunakan sistem operasi Android 10. Untuk Redmi 9A dan 9C sudah memakai MIUI 12. Sayang memang, Redmi 9 masih bertahan di MIUI 11 dan sampai tulisan ini diturunkan, update MIUI 12 masih belum tersedia.

Jaringan dan WiFi

Saat ini, semua smartphone baru pasti sudah mendukung semua jaringan LTE yang ada di Indonesia. Ketiga perangkat ini juga sudah mendukung VoLTE yang hanya menggunakan jalur LTE seperti untuk operator Smartfren, Telkomsel, dan Indosat.

Xiaomi Redmi 9 9a 9c - Layar

Redmi 9A dan 9C mendukung kanal WiFi 2.4 GHz. Redmi 9 sendiri mendukung kanal 2.4 GHz dan 5 GHz. Jadi bagi kalian yang butuh menggunakan WiFi 802.11ac, pilihannya hanya ada pada Redmi 9.

Kamera

Ketiga smartphone memiliki kamera utama dengan resolusi 13 MP yang memiliki spesifikasi mirip. Untuk Redmi 9A, hanya tersedia satu kamera saja. Redmi 9C datang dengan tambahan kamera makro dan depth. Sedangkan Redmi 9 mendapatkan tambahan ultrawide, makro, dan depth.

Satu hal yang sangat disayangkan adalah ketiganya tidak memiliki mode malam. Padahal, mode yang satu ini selalu digaungkan oleh pesaing Redmi pada rentang harga di bawah dua jutaan. Kita lihat saja, apakah Xiaomi akan menyediakan mode malam pada update berikutnya.

Untuk kamera utama, saya mencoba mengambil tiga gambar yang sama dengan fokus yang sama. Hal yang cukup mengejutkan adalah Redmi 9C memiliki warna yang sama dengan aslinya. Sementara Redmi 9 dan 9A memiliki kontras yang kurang. Tingkat ketajaman ketiganya terlihat sama, jadi bisa saja ketiganya menggunakan sensor Omnivision yang sama.

Berikut adalah hasil kamera utama dari Redmi 9

Hasil kamera Redmi 9C adalah sebagai berikut

Sedangkan untuk Redmi 9A hasilnya adalah sebagai berikut:

Untuk kamera depannya, profile ketiganya cukup mirip. Hanya saja, Redmi 9A dan 9C menggunakan kamera dengan resolusi 5 MP, sedangkan Redmi 9 menggunakan resolusi 8 MP. Gambar yang terambil kurang tajam dalam kondisi tertentu serta terlihat noise di seluruh gambar.

Hasil kamera depan dari Redmi 9 adalah sebagai berikut

Untuk Redmi 9C, hasil kameranya adalah sebagai berikut

Untuk Redmi 9A, kamera depannya adalah sebagai berikut

Hanya Redmi 9 dan 9C yang memiliki kamera makro. Keduanya memiliki resolusi 2 MP dan menghasilkan gambar yang mirip. Hasilnya memang kurang tajam dan tidak stabil. Kadang saya bisa mengambil gambar dengan jarak 4 cm dengan baik dan kadang buram.

Berikut adalah hasil kamera makro Redmi 9:

Hasil kamera makro untuk Redmi 9C adalah sebagai berikut

Terakhir, hanya Redmi 9 yang memiliki kamera ultrawide angle. Hasilnya justru memiliki warna yang sedikit lebih akurat dibandingkan dengan kamera utamanya. Untuk sebuah kamera dengan resolusi 8 MP, hasilnya memang cukup patut diacungi jempol.

Pengujian Kinerja

Dengan menggunakan cip buatan MediaTek, yaitu Helio G25, G35, dan G80, kinerja yang diharapkan tentu saja tinggi. Helio G25 dan G35 masih menggunakan prosesor Cortex A53 yang dibuat khusus untuk hemat daya. Jadi, kinerjanya tidak akan terlalu tinggi.

Untuk Helio G80, SoC ini memiliki prosesor Cortex A75 dan A55 yang memang akan memiliki gap kinerja yang cukup jauh dengan G25 dan G35. Namun, yang menarik adalah jarak harganya tidak terlalu jauh.

Pada pengujian kinerja kali ini, saya menghadirkan Redmi 8 yang menggunakan Snapdragon 439. Redmi 8 saat ini masih tersedia di pasaran dan memiliki spesifikasi SoC yang lebih baik dibandingkan Redmi 9A dan 9C. Oleh karena itu, mari kita lihat kinerja dari Redmi 9, 9A, 9C, dan 8 pada grafik berikut ini

Dengan kinerja seperti ini, cukup sejalan dengan bagaimana Redmi 9A dan 9C digunakan. Dibandingkan dengan Redmi 9, pengalaman menggunakan 9A dan 9C menjadi jauh di bawah. Saya membutuhkan hampir 2 detik untuk menjalankan sebuah aplikasi.

Saat menjalankan aplikasi, hanya Redmi 9 yang terasa seperti “standar” beberapa smartphone Android pada umumnya. Aplikasi yang saya jalankan meliputi WPS, Trello, Slack, Whatsapp, Facebook, dan Instagram. Namun pada 9A dan 9C, saya merasa adanya lag saat mengoperasikan semua aplikasi tersebut.

Jadi, walaupun menggunakan chipset yang digadang sebagai gaming oleh Mediatek, Redmi 9A dengan Helio G25 dan Redmi 9C dengan Helio G35 lebih baik digunakan sebagai perangkat sosial media saja. Dan agar game yang dimainkan lancar, saya merekomendasikan Redmi 9 yang harganya terpaut tidak terlalu jauh.

Pengujian Baterai

Baterai ketiganya memiliki kapasitas yang kurang lebih sama, yaitu 5000 mAh. Namun, berbagai konfigurasi bakal membuat daya tahannya menjadi berbeda. Sebagai contoh, Redmi 9 menggunakan layar FHD+ dan Redmi 9A menggunakan layar HD+. Pemakaian dayanya tentu saja sudah berbeda di mana FHD+ sudah pasti akan lebih boros daya.

Redmi 9 lolos pada pengujian MP4 looping dengan waktu sekitar 15 jam 15 menit. Redmi 9A bisa mendapatkan waktu sekitar 21 jam 20 menit dari 100% hingga mati secara otomatis. Untuk Redmi 9C, waktu yang saya dapatkan sedikit lebih pendek, yaitu 20 jam 59 menit.

Verdict

Dalam membeli sebuah perangkat Android dengan harga di bawah dua juta rupiah memang banyak pilihannya. Tiga di antara pilihan tersebut adalah smartphone dari Xiaomi yaitu Redmi 9, Redmi 9A, dan Redmi 9C. Ketiganya ditujukan untuk pasar entry level dengan tingkatan yang cukup berbeda.

Redmi 9 memiliki kinerja paling tinggi di antara ketiganya. Kameranya pun paling lengkap di antara ketiganya. Dengan yang fitur yang ditawarkan, Redmi 9 memang menjadi yang paling menarik untuk dimiliki pada harga Rp. 1.749.000 untuk 3/32 GB dan Rp. 1.949.000 untuk 4/64 GB. Sayangnya, smartphone ini masih menggunakan MIUI 11.

Redmi 9C memiliki hasil kamera utama yang paling baik di antara ketiganya. Kinerja yang ditawarkan tidak sekencang Redmi 9 dan masih ditemukan lag pada saat pemakaian sehari-hari. Namun, perangkat ini paling baik untuk dijadikan smartphone sosial media dan chatting serta untuk mereka yang butuh perangkat untuk sekolah di rumah. Harga dari perangkat ini adalah Rp. 1.449.000 untuk 3/32 GB (bukan yang saya review).

Redmi 9A memiliki kinerja yang paling rendah di antara ketiganya. Namun, dengan harga varian tertingginya Rp. 1.299.000, sepertinya menjadi sebuah daya tarik tersendiri. Smartphone ini sendiri paling cocok untuk mereka yang memiliki dana terbatas serta yang baru ingin pindah dari ponsel biasa ke perangkat Android.

Jika harus memilih antara tiga perangkat ini, saya sendiri bakal memilih Redmi 9. Mengapa? Kinerja yang ditawarkan cukup terpaut tinggi dibandingkan dengan Redmi 9A dan 9C. Saya tidak menemukan lag pada saat mengoperasikannya. Penggunaan MIUI 11 pun juga tidak terlalu mengganggu saya.

Kamera 9C memang menghasilkan gambar yang lebih baik, namun hasilnya terpaut sedikit dari Redmi 9. Harga yang ditawarkan juga tidak terpaut jauh, sehingga nilai perbandingannya dengan kinerja masih jauh lebih baik. Saya bisa mengoperasikan semua aplikasi untuk bermain dan bekerja dengan lancar.

Sparks

Redmi 9

  • Kinerja terbaik untuk perangkat harga di bawah dua jutaan
  • Bisa menggunakan WiFi 5 GHz
  • Layar sudah menggunakan Gorilla Glass 3

Redmi 9C

  • Hasil kamera cukup baik di harga satu jutaan
  • Perangkat paling murah yang memiliki sensor sidik jari
  • Garansi 2 tahun

Redmi 9A

  • Harga perangkat paling murah di antara ketiganya
  • Daya tahan baterai paling panjang

Slacks

Redmi 9

  • Hasil kamera bukan yang terbaik di antara ketiganya
  • Masih MIUI 11

Redmi 9C

  • Kinerja masih kurang kencang walau menggunakan Helio G35
  • Tanpa dukungan WiFi 5 GHz

Redmi 9A

  • Kinerja paling rendah di antara ketiganya
  • Tanpa sensor sidik jari

Rayakan 1 Dekade, Xiaomi Luncurkan 5 dari 10 Produk Kejutan

Xiaomi saat ini sedang merayakan sepuluh tahun berinovasi di industri teknologi dunia. Di Indonesia, perayaan ini diisi dengan peluncuran sejumlah produk baru. Xiaomi sendiri mengatakan bahwa mereka memiliki 10 kejutan untuk konsumen di Indonesia. Namun saat ini, mereka baru mengumumkan 5 kejutan yang merupakan peluncuran produk-produk mereka.

Pertama, Alvin Tse selaku Country Director Xiaomi Indonesia memperkenalkan Mi Wi-Fi Range Extender Pro. Perangkat yang satu ini bakal memperkuat cakupan WiFi di rumah atau kantor sehingga dapat menjangkau ruangan yang lebih lebar lagi. Nantinya perangkat ini akan tersambung dengan router utama sekaligus memancarkan kembali sinyal tersebut.

Mi Wi-Fi Range Extender Pro

Mi Wi-Fi Range Extender Pro hanya menggunakan jaringan 2.4 GHz dan teknologi yang dipakai adalah 802.11n. WiFi extender ini mampu terhubung dengan total 16 perangkat lain sehingga pengguna tidak perlu rebutan untuk dapat terkoneksi ke WiFi.

Mi True Wireless Earphones 2 Basic

Perangkat kedua yang diperkenalkan adalah Mi True Wireless Earphones 2 Basic. TWS yang satu ini menawarkan audio dengan driver yang besar berukuran 14,2 mm. Codec SBC dan AAC sudah didukung oleh perangkat ini sehingga bisa meneruskan audio dengan suara yang lebih baik.

TWS ini memiliki daya tahan sampai 5 jam dari kondisi baterai penuh, dengan total masa pakai 20 jam melalui tiga kali pengisian dari wadahnya. Selain itu, TWS ini juga memiliki teknologi “dual-mic environmental noise cancellation” yang mampu menyaring suara di latar belakang. Dan perangkat ini juga memiliki touch area yang bisa diperintah untuk untuk menjalankan musik, menerima panggilan atau mengakses perintah suara.

Mi Smart Band 5

Perangkat ketiga adalah Mi Smart Band 5 yang merupakan penerus dari lini olah raga mereka. Mi Band 5 memiliki layar AMOLED berukuran 1,1 inci yang lebih lebar sekitar 20% dari Mi Band 4. Perangkat ini memiliki fungsi untuk mengukur 11 aktivitas olahraga mulai yoga hingga lompat tali, serta memantau denyut jantung, kualitas tidur, termasuk pemantau jadwal menstrual untuk wanita.

Mi Band 5 saat ini sudah mengantungi sertifikasi 5 ATM yang bisa digunakan untuk kedalaman hingga 50 meter. Baterainya sendiri dapat bertahan hingga 14 hari dan pengisiannya saat ini juga sudah berganti desain menggunakan konektor magnet. Terakhir, perangkat ini juga sudah memiliki kemampuan untuk mengambil foto dari jarak jauh.

Perangkat terakhir yang diumumkan adalah smartphone Redmi 9A. Smartphone  dengan layar 6.53 inci ini digadang sebagai Jagoan kelas entry-level. Baterai yang terpasang memiliki kapasitas 5000 mAh sehingga bisa bertahan lebih dari sehari. Redmi 9A merupakan smartphone pertama yang menggunakan MediaTek Helio G25 di Indonesia.

Redmi 9A (2)

Redmi 9A memiliki kamera belakang dengan resolusi 13 MP ditambah dengan mesin AI dari Xiaomi. Xiaomi juga menyematkan MIUI 12 terbaru langsung pada perangkat ini. Untuk yang satu ini, saya juga sudah mendapatkan unit pengujiannya. Jadi tunggu ya artikel reviewnya.

Kejutan terakhir yang ditawarkan oleh Xiaomi adalah dari produk SmartTV mereka. Produk ini sudah diluncurkan beberapa bulan yang lalu, yaitu Mi TV 4. Saat ini, Mi TV 4 memiliki harga yang lebih murah dari saat peluncurannya. Hal ini membuat TV pintar ini memiliki harga sekitar Rp. 1.899.000 untuk yang 32 inci dan Rp. 2.999.000 untuk 43 inci.

Untuk harga dari keempat perangkat yang diluncurkan adalah sebagai berikut:

Tipe Penjualan Pertama Harga Perkenalan Harga Normal/Reguler
Redmi 9A 17 Agustus 2020

 

Online:

Mi.com, Lazada

 

Offline:

Authorized Mi Store

Authorized Mi Shops (segera hadir)

Erafone (segera hadir)

Rp1.199.000

(2GB + 32GB)

 

Rp1.299.000

(3GB + 32GB)

Rp1.249.000

(2GB + 32GB)

 

Rp1.349.000

(3GB + 32GB)

Mi Wi-Fi Range Extender Pro 17 Agustus 2020

 

Online:

Mi.com, Lazada

 

Offline:

Authorized Mi Store

Authorized Mi Shops (segera hadir)

Rp149.000

 

Rp149.000

 

Mi True Wireless Earphones 2 Basic Rp349.000 Rp399.000
Mi Smart Band 5 20 Agustus 2020

 

Online:

Mi.com, Lazada, JD.id, Blibli, Shopee, Akulaku, Tokopedia

 

Offline:

Authorized Mi Store

Authorized Mi Shops (segera hadir)

Erafone (segera hadir)

Rp449.000 Rp449.000

Mi Band 5 Tanpa NFC?

Mi Band 5 yang beredar di negara Tiongkok tentu saja memiliki NFC didalamnya. NFC sendiri saat ini sudah sering digunakan untuk melakukan transaksi, terutama dalam mengisi e-money. Saya pun sempat menanyakan mengapa versi yang masuk ke Indonesia merupakan varian tanpa NFC.

Redmi 9A

Alvin Tse mengatakan bahwa keputusan dalam membawa Mi Band 5 ke Indonesia adalah harga versus fitur. Harga Mi Band 5 di luar Indonesia yang membawa NFC memiliki harga yang lebih mahal. Menurut Xiaomi, penggunaan NFC di Indonesia juga masih sangat kecil sehingga hanya membawanya pada perangkat seri Redmi Note Pro.

Di Indonesia sendiri, Xiaomi menginginkan Mi Band 5 untuk dipakai oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam berolah raga. Oleh karena itu, Xiaomi membanderol Mi Band 5 dengan harga yang lebih terjangkau.