[Review] Garmin Vivoactive 3, Wearable Andal Buat Mereka yang Serius Berolahraga

Ketika produsen berlomba-lomba untuk membenamkan kemampuan tracking canggih di smartwatch mereka, Garmin mencoba memenuhi permintaan terhadap wearable dari arah berbeda. Perusahaan spesialis teknologi GPS asal Amerika itu meluncurkan Vivoactive 3 di bulan November silam, yaitu inkarnasi terkini lineup Vivoactive dengan desain yang jauh lebih mainstream.

Garmin merupakan salah satu pemimpin di ranah activity tracker, namun beberapa produk seperti Forerunner atau Fenix memang tidak bisa dibilang murah. Inilah alasannya kehadiran Vivoactive 3 sangat esensial. Ia merupakan titik temu antara performa dan harga, lalu penampilannya juga terlihat netral, sehingga Vivoactive 3 sempurna untuk jadi perangkat buat pemula dibanding model-model yang lebih high-end.

Bahkan walaupun bukan seorang penggemar olahraga, saya merasakan manfaat dari mengenakan Vivoactive 3 selama beberapa minggu ke belakang. Perangkat ini secara halus memotivasi penggunanya untuk hidup lebih aktif, dengan cara mengigatkan serta menjabarkan informasi terkait tubuh secara lengkap dan akurat. Dan sebagai perangkat wearable, Vivoactive 3 juga dapat bertugas jadi ekstensi smartphone Anda. Simak ulasan lengkapnya di bawah.

 

Desain

Penampilan Garmin Vivoactive 3 terlihat kontras dibanding model sebelumnya. Vivoactive 3 mengusung desain bundar, secara eksplisit merespons tren populer di ranah wearable. Unit review ini ialah Vivoactive 3 dengan strap dan tubuh hitam, dipadu bezel stainless steel cerah. Untuk menonjolkan kesan ala penunjuk waktu tradisional, tim desainernya membubuhkan ukiran garis di masing-masing posisi jam, lalu menempatkan satu buah tombol di tempat crown. Di sisi yang berlawanan, Anda bisa menemukan sensor sentuh, disediakan sebagai metode navigasi menu alternatif.

Vivoactive 3 22

Vivoactive 3 12

Tubuh Vivoactive 3 terbuat dari polimer yang diperkuat oleh serat. Area bermaterial baja bisa Anda temukan lagi di bagian bawah, mengelilingi sensor photoplethysmogram-nya. Vivoactive 3 mempunyai diameter 43,4-milimeter dan ketebalan 11,7-milimeter – kurang lebih sebesar chronograph. Tubuhnya itu tersambung ke strap silikon berpola sisik selebar 20mm.

Vivoactive 3 21

Vivoactive 3 26

Dalam menilai penampilannya, semua akan kembali pada preferensi masing-masing orang. Buat saya, sekilas Vivoactive 3 terlihat seperti jam tangan digital biasa, dan hal ini merupakan sebuah keunggulan. Karena tidak mencolok, Vivoactive 3 tidak terlihat timpang ketika Anda sedang mengenakan kemeja atau jas pesta sekalipun. Agar pas di suasana berbeda, yang perlu Anda lakukan adalah mengubah watch face-nya via app (dibahas lebih jauh di bawah).

Vivoactive 3 23

Vivoactive 3 25

Dan memang inilah yang menjadi fungsi utama Vivoactive 3: untuk dipakai di segala aktivitas. Perangkat ini kedap air 5-ATM (kurang lebih 80-PSI), sehingga siap menemani Anda berenang hingga kedalaman 50-meter. Jangan ragu buat membawanya mandi dan berolahraga tiap hari sampai tubuh berkeringat. Dan karena tidak ada lekukan-lekukan sempit, proses membersihkannya juga mudah.

Vivoactive 3 1

Vivoactive 3 2

 

Kenyamanan

Sebagai seorang pengguna jam analog, sensasi awal mengenakan Garmin Vivoactive 3 terasa aneh dan canggih. Activity tracker ini terlihat begitu besar di tangan saya (bezel ditambah lug lebih lebar dari pergelangan tangan), namun perangkat terasa sangat enteng jika dikomparasi dengan arloji stainless steel 36mm. Bobot Vivoactive 3 hanya 43-gram.

Vivoactive 3 18

Vivoactive 3 17

Bagian strap juga sangat lentur, dan permukannya terasa lembut. Ketika dikenakan, kombinasi strap silikon dan body memastikan Vivoactive 3 terpasang mantap di satu posisi tanpa gampang bergeser. Efeknya, perangkat segera menjadi bagian dari tubuh Anda setelah dikenalan selama cuma beberapa hari. Selama pengujian, saya tidak pernah melepas Vivoactive 3 selain untuk membersihkannya.

Vivoactive 3 15

Vivoactive 3 6

Mungkin satu hal yang membuat pemakaiannya jadi sedikit kurang nyaman adalah suhu panas, yang menyebabkan kulit berkeringat. Anda juga tetap harus berhati-hati agar Vivoactive 3 tidak sering terbentur karena bezel dan layar bisa baret.

Vivoactive 3 24

Strap-nya sendiri memanfaatkan rancangan two-piece standar dan buckle logam sederhana, kemudian loop/free ring-nya mempunyai ujung di sisi dalam buat mengunci posisi strap supaya tidak gampang terlepas. Strap juga mudah dilepas dari lug, cukup dengan menarik tonjolan kecil di spring bar – tanpa memerlukan spring bar remover.

 

Layar

Dibanding panel OLED milik Fitbit Ionic atau Gear S3, layar sentuh transflective memory-in-pixel 1,2-inci beresolusi 240x240p di Vivoactive 3 memang kurang atraktif, tapi menampilkan keindahan bukanlah tugasnya. Fungsi utama display tersebut ialah menyampaikan data terkait tubuh, dan ia menunaikan tugasnya dengan efektif. Info tetap bisa terlihat jelas baik saat Anda berada di bawah teriknya sinar matahari ataupun di malam hari berkat bantuan backlight.

Vivoactive 3 3

Display ini selalu aktif, meski terlihat redup, mengingatkan saya pada layar LCD di jam tangan digital sewaktu memilih watch face berwarna hitam dan putih. Secara personal, saya menyukai hal ini. Backlight baru menyala otomatis saat Anda mengangkat tangan dan mengarahkan fitness tracker ke wajah. Anda bisa menyesuaikan tingkat keterangan backlight, atau menonaktifkannya buat lebih menghemat baterai.

Vivoactive 3 8

Menggeser layar ke atas dan ke bawah akan menampilkan menu informasi berbeda, seperti target harian dan mingguan, temperatur dan kelembapan, hingga mengintip isi email. Untuk mengustomisasi widget dan mengakses fiturnya lebih jauh, tap layar lebih lama buat memunculkan menu.

 

Fungsi fitness

Tentu saja mereka yang membeli produk Garmin tak sekadar mencari fungsi ‘smartwatch standar’. Dan kabar gembiranya, kapabilitas fitness tracking Vivoactive 3 sangat memuaskan. Untuk fungsi pelacakan, perangkat ini mampu memonitor detak jantung Anda siang dan malam secara real-time, mengukur pembakaran kalori, mengetahui jumlah lantai yang Anda lewati, membaca level stres, hingga menghitung VO2max – yakni ukuran kapasitas paru-paru dalam menampung oksigen.

Vivoactive 3 14

Selain itu, Vivoactive 3 juga sanggup melacak beragam olahraga berbeda, dari mulai kegiatan sederhana seperti berjalan atau berlari, sampai aktivitas kompeks semisal berenang, bermain golf, berski atau snowboarding, paddle boarding, serta menggunakan mesin fitness indoor. Semuanya dapat Anda konfigurasi lebih jauh langsung di unit wearable. Misalnya, pilih Pool Swim dan preset jarak, atau tentukan jaraknya sendiri.

Vivoactive 3 16

Memulai ‘aktivitas’ sangat simpel. Setelah Anda memilih kegiatan olah fisik favorit, tinggal tekan tombol yang berada di samping, tap jenis olahraga secara lebih spesifik, dan tunggu hingga GPS menyala. Waktu aktivasinya sendiri bergantung pada lokasi dimulainya olahraga, bisa jadi 30 detik atau beberapa menit dari sesudah start.

Vivoactive 3 13

Via Setting, Anda bisa mengustomisasi konten dari menu data, menentukan alert serta mengubah warna dari teks dan gambar. Satu contoh pemakaian dari fitur alert adalah memasang peringatan jika detak jantung melewati batasan tertentu, atau mematok waktu putaran ketika berlari. Untuk mengakhiri prosedur latihan, tinggal tekan kembali tombol samping dan tap tombol stop berwarna merah.

Vivoactive 3 10

Sebagai perangkat tracker berbasis optik, sensor-sensor Garmin Vivoactive 3 terbilang akurat. Dari tes langsung, ia mampu membaca langkah dengan tepat. Lalu pengukuran tahapan tidur lebih presisi karena kalkulasi tak cuma ditentukan oleh gerakan, tapi juga detak jantung. Saat berenang, sensor jantung memang tidak menyala, namun Anda bisa menyambungkan Vivoactive ke smart chest strap seperti Garmin HRM-SWIM.

GPS-nya juga dapat melacak posisi dengan presisi, tapi ada peluang ketepatan tersebut berkurang saat Anda memasuki area-area yang penuh bangunan.

 

App Garmin Connect, notifikasi dan fitur-fitur lain

Aplikasi Connect adalah jembatan yang menghubungkan Vivoactive 3 dengan smartphone Anda. Di proses penyambungan (via Bluetooth), app akan menanyakan detail mengenai tubuh; seperti tinggi, berat, waktu tidur malam, dan di tangan mana Anda mengenakan activity tracker. Data-data ini akan menjadi parameter dalam penentuan target olahraga harian.

Vivoactive 3 28

Di sana, ada menu berisi informasi fisik, di antaranya terdapat pie chart level stres (tampaknya, stres yang saya alami belakangan masuk ke tingkatan menengah) serta seberapa lama Anda tidur ringan dan tidur lelap. Kemudian via menu drop down, pengguna juga dapat mengakses data olahraga (berlari, bersepeda, sampai yoga) dan performa secara lebih spesifik, serta berkunjung ke Connect IQ Store.

Vivoactive 3 29

Di Connect IQ Store, Anda dipersilkan mengunduh aplikasi, watch face, serta widget tambahan. Konfigurasi watch face memang bisa dilakukan langsung di unit wearable, namun opsinya sangat terbatas. Sebagai alternatifnya, utak-atik watch face dapat dilakukan melalui app Face It, tetapi lagi-lagi, pilihan kustomisasi tidak banyak; lalu gambar atau foto yang Anda transfer ke layar Vivoactive terlihat pecah.

Vivoactive 3 9

Fungsi notifikasi di Vivoactive 3 bekerja layaknya smartwatch. Device segera memberi tahu Anda jika ada panggilan atau pesan teks masuk lewat getaran serta sneak peek di layar. Meski begitu, saya belum menemukan cara untuk mengonfigurasi notifikasi app smartphone lebih jauh.

Vivoactive 3 19

Vivoactive 3 juga dibekali konektivitas NFC buat menunjang metode pembayaran contactless Garmin Pay, tetapi saya tidak yakin sudah ada gerai penjualan lokal yang mendukungnya.

 

Baterai

Unit baterai non-removable-nya mampu menjaga Vivoactive 3 menyala hingga satu minggu penuh dengan penggunaan normal di ‘mode smartwatch‘. Namun pemanfaatan GPS akan menguras baterai lebih cepat. Jika GPS diaktifkan terus menerus, maka device perlu diisi ulang dalam waktu 13 jam. Charge dapat dilakukan dengan menyambungkan kabel USB ke port di sisi belakang.

Vivoactive 3 7

 

Verdict

Untuk menilai seluruh penawaran Garmin ini, Anda harus memahami buat siapa Vivoactive 3 diciptakan. Pastinya, ia bukanlah produk bagi konsumen yang menginginkan smartwatch stylish biasa; melainkan para pecinta olahraga yang peduli terhadap kondisi tubuhnya dan tak sekadar ingin memperoleh badge ataupun menyelesaikan target. Penampilannya juga tidak memalukan. Desain sederhana Vivoactive 3 memungkinkannya membaur sempurna dalam aktivitas Anda sehari-hari.

Vivoactive 3 5

Dan dilihat dari perspektif ‘jam pintar’, Vivoactive 3 tetap bisa melakukan beragam hal layaknya produk smartwatch lain, walaupun kontennya memang terbatas. Dan karena menyimpan fitur-fitur khusus olahraga, Anda perlu memaklumi jika harganya lebih tinggi dari smartwatch-smartwatch mainstream. Kabar baiknya, ia lebih terjangkau dibanding lineup Forerunner atau Fenix. Di Indonesia, Garmin mematok Vivoactive 3 di harga Rp 5 juta.

Keakuratan dan kelengkapan fungsi membuat Garmin Vivoactive 3 direkomendasikan untuk para atlet pemula hingga profesional.

 

Sparks

  • Desain simpel, bobot ringan
  • Fitur olahraga lengkap
  • Akurat dan mampu memonitor jantung secara real-time
  • Baterai awet

 

Slacks

  • Layarnya kurang atraktif
  • Tetap tergolong mahal untuk sebuah perangkat wearable
  • Garmin Pay belum bisa digunakan di sini

Monster Hunter: World Ialah Salah Satu Kandidat Kuat Game of the Year 2018 (Updated)

Momen perilisan Monster Hunter: World diwarnai berita baik dan ‘buruk’. Kabar gembiranya, peluncuran game action role-playing ini dilangsungkan sesuai jadwal, dan respons gamer serta media sejauh ini terdengar sangat positif. Berita kurang menyenangkannya sendiri hanya dirasakan oleh gamer PC. Versi Windows Monster Hunter: World baru akan dilepas di musim gugur nanti.

Sebagai ujung tombak franchise Monster Hunter dalam menerjang console generasi ke delapan dan PC, Capcom boleh berbahagia karena di awal tahun ini, Monster Hunter: World muncul jadi salah satu judul yang berpeluang merebut gelar Game of the Year. Simak rangkuman ulasan dari para reviewer ternama di bawah ini.

Polygon menyebut game ini sebagai ‘permainan Monster Hunter untuk semua orang’ karena tak seperti pendahulu-pendahulunya, ia tak lagi terlampau mengintimidasi. World tetap merupakan game yang kompleks, terutama karena skenario yang tak bisa diprediksi, ditambah lagi kesempatan menggunakan beragam jenis senjata. Di sisi positifnya, ia dapat memuaskan bermacam-macam jenis gamer. Polygon memberinya skor 9.

IGN juga memberi game ini nilai yang tinggi, yakni 9,5. Fans mungkin akan memperdebatkan apakah World ialah permainan Monster Hunter terbaik atau tidak, tapi yang jelas ia merupakan game Monster Hunter paling berani. Aspek desain, gameplay dan skala yang besar membuatnya terasa menyegarkan. Pertempurannya adiktif, monster-monsternya sangat mengintimidasi, lalu proses upgrade juga terasa berarti.

Game Informer menyodorkan skor setinggi IGN. Reviewer Daniel Tack tanpa ragu bilang bahwa Monster Hunter: World adalah permainan terbaik di seri ini. Ia merupakan gerbang masuk paling ideal buat para pemain baru, dan setelah mencicipi game ini, akan sangat susah untuk kembali menikmati Monster Hunter di console handheld karena sistem portable tak bisa menyajikan pengalaman bermain sebaik World.

Destructoid menyebut Monster Hunter: World sebagai ‘sebuah dunia baru’. Grinding masih menjadi elemen utama di sana, tapi kali ini prosesnya jauh lebih simpel. Jika kebetulan Anda melewatkan game-game sebelumnya karena mereka terasa sama, World adalah permainan sempurna untuk memulai kembali petualangan ini. Menariknya, Capcom tidak merombak formula game terlalu jauh, sehingga para veteran tidak terusik.

Menurut Hardcore Gamer, pendaratan Monster Hunter: World menandai kehadiran hal-hal hebat di seri ini di masa depan. Game anyar itu merombak konsep Monster Hunter, namun tetap menjaga inti yang membuat franchise jadi istimewa dan mudah dinikmati pemain. World memberikan beragam cara bagi para pemburu untuk melancarkan aksinya: bisa melalui metode strategis atau dengan sekedar memanfaatkan metode brutal.

Di situs agregat review OpenCritic, saat artikel ini ditulis, Monster Hunter: World berhasil memperoleh skor rata-rata sementara 91 dari total 45 ulasan.

Update: Ada kesalahan dalam penulisan judul. Sudah diperbaiki.

 

[Review] Xiaomi Redmi 5A, Dobrak Pasar Entry Level dengan Harga Miring

Walau penetrasi smartphone terus mengalami peningkatan signifikan, tetapi harus diakui bahwa jumlah pengguna feature phone di Indonesia masih cukup besar. Xiaomi menanggapi peluang tersebut dengan sangat baik lewat Redmi 5A yang dijual sejuta kembali seribu, harga ini memang lebih rendah dibandingkan smartphone sekelasnya.

Redmi 5A rupanya mengemban misi khusus, Xiaomi berharap bisa mendorong pengguna ponsel jadul menjadi pengguna smartphone dan memperbesar jumlah pengakses internet di Indonesia. Diumumkan dengan harga jual Rp999.000, spesifikasi Redmi 5A memang di atas rata-rata.

Xiaomi juga mengklaim Redmi 5A sebagai smartphone terbaik di kelasnya, baik itu soal kamera, performa, dan daya tahan baterai. Usai menjajal Redmi 5A dalam seminggu ini, apakah yang ditawarkan Redmi 5A sesuai dengan ekspektasi? Jawabannya ada di review Xiaomi Redmi 5A di bawah ini.

1. Isi Kemasan Xiaomi Redmi 5A

review-xiaomi-redmi-5a-1

Pertama mari kita tengok isi kemasan dari paket penjualan Redmi 5A. Di dalamnya ada perangkat Redmi 5A itu sendiri, kemudian ada kepala charger, kabel data, kartu garansi, buku manual, dan SIM ejector. Selain itu ada juga kartu perdana Indosat Ooredoo, dengan paket internet murah.

2. Body Polycarbonat dengan Finishing Metal

review-xiaomi-redmi-5a-2

Awalnya saya mengira kalau bodi Redmi 5A sepenuhnya dari logam, tapi sepertinya hanya bagian frame-nya saja yang menggunakan bahan logam aluminium. Bagian belakang masih menggunakan bahan polycarbonate dengan finishing logam, sama seperti pendahulunya Redmi 4A.

Secara tampilan, Xiaomi sukses memberikan kesan premium di balik material sesungguhnya. Namun ketika dipegang, sulit menyingkirkan kesan ‘murah’ darinya. Hal ini wajar, harga tidak ‘bohong’.

Meski begitu berkat frame berbahan aluminium, membuat body Redmi 5A terasa lebih kokoh saat digenggam. Layar 5 inci dengan dimensi 140.4×70.1×8.4mm dan bobot 137 gram, ukuran Redmi 5A pun sangat nyaman digunakan satu tangan.

Bagian muka, terpampang layar 5 inci. Di bezel atas, terdapat sensor kamera depan 5-megapixel, speaker telepon, sensor proximity, dan ambient light. Untuk navigasi berada di bezel bagian bawah dengan posisi khas Xiaomi yaitu recent app, home, dan back.

Tombol navigasi ini tidak dilengkapi dengan lampu backlight. Untuk lampu indikator masih tetap tersedia, yakni di bawah tombol home. Beralih ke bagian belakang, modul kamera 13-megapixel dan satu buah LED Flash terletak di sudut kiri atas, lalu ada logo Mi di tengah, dan grill speaker di bagian bawah.

Di sisi kanan terdapat tombol power dan volume, sedangkan di sisi kiri ada dua slot terpisah yakni kartu SIM+micro SD dan slot kartu SIM kedua. Kemudian di bagian atas terdapat terdapat jack audio 3,5 mm dan IR Blaster, serta port micro USB dan mic di bagian bawah.

Ada beberapa catatan terkait desain Redmi 5A:

  • Pertama, ukuran yang tidak merepotkan. Desain unibody, sudut-sudut agak membulat, frame metal, serta ukuran yang compact membuatnya sangat nyaman digenggam dan mudah diselipkan dalam kantong. Meski pun, campuran bahan polycarbonate yang digunakan pada bagian belakang masih menyisakan kesan ‘ringkih’.
  • Kedua, ada dua SIM tray. Pertama untuk menampung kartu nano SIM dan microSD. Satu slot lagi untuk kartu nano SIM. Artinya, Anda tidak lagi harus mengorbankan salah satu SIM demi memperluas ruang penyimpanan smartphone.

3. Layar Lebih dari Cukup

review-xiaomi-redmi-5a-12

Xiaomi Redmi 5A mengusung layar IPS 5 inci, resolusi 720×1280-piksel dengan kepadatan 296 ppi. Di harga Rp1 juta, ini sudah terbilang mewah.

Sejauh saya memakainya, layar yang tampil sudah lebih dari cukup buat aktivitas bermain game dan menonton video. Layar juga sigap meresponbsentuhan.

Sejumlah fitur pun ditawarkan, ada fitur reading mode untuk melindungi mata dan mengurangi kelelahan mata dengan menyaring cahaya biru, contrast dan warna juga bisa disesuaikan.

4. User Inface MIUI 9

Asyiknya Xiaomi sudah membenamkan OS paling anyar mereka pada Redmi 5A, MIUI 9 berbasis Android 7.1.2 Nougat. Tampilan antarmukanya memang tidak banyak berubah, tapi Anda disuguhi lebih banyak fitur keren.

Sebut saja, Split Screen yang memungkinkan Anda membuka dua aplikasi dalam satu layar sekaligus, dan Smart Gesture untuk akses fitur dengan gerakan khusus. Fitur lainnya seperti Mi Drop, Second Space, Quick Ball, Dual Apps, App Lock, dan banyak lagi.

5. Kamera, Cukup Juga

review-xiaomi-redmi-5a-16

Soal fotografi, Redmi 5A menggunakan sensor 13-megapixel untuk bagian belakang, dengan bukaan f/2.2, ditunjang teknologi phase detection autofocus, dan satu buah LED Flash. Sedangkan, bagian depannya 5MP dengan bukaan f/2.0.

Fitur kamera belakang meliputi, perekaman video 1080p 30fps, HDR, Effect, Panorama, Timer, Audio, Manual, Straighten, Beautify, Tilt-shift, HHT, dan Scene. Selain itu, Xiaomi juga menyediakan pengaturan kamera untuk mengotak-atik lebih jauh.

Mengenai kualitasnya, seharusnya kamera Redmi 5A menghasilkan hasil jepretan yang tidak jauh berbeda dengan Redmi Note 5A. Di luar ruangan dengan cahaya cukup, dan memotret berkali-kali, hasilnya bisa cukup lumayan. Tapi lain cerita jika di dalam ruangan, hasilnya biasa saja. Supaya lebih otentik, biarkan gambar yang berbicara.

6. Hardware dan Performa

Bagian inti, Redmi 5A ditangani Qualcomm Snapdragon 425. Chipset ini sudah sangat mumpuni dikelasnya. Meski hanya ditunjang dengan RAM 2GB, tapi berkat fitur machine learning pada MIUI 9 yakni lewat optimalisasi sumber daya sistem, Redmi 5A tetap dapat berjalan smooth.

Berikut susunan hardware Xiaomi Redmi 5A.

  • Sytem-on-chip Qualcomm Snapdragon 425
  • CPU Quad-core 1.4 GHz Cortex-A53
  • GPU Adreno 308
  • RAM 2GB
  • ROM 16GB
  • Baterai non-removable Li-Ion 3000 mAh

Di Antutu, Redmi 5A mencetak skor 36.456 poin dan 3.352 poin di PCMark Work 2.0. Performa gaming Redmi 5A berada di kelas mid-level dan CPU-nya cukup andal untuk menunjang beragam aktivitas sehari-hari. Berikut perbandingan skor AnTutu dengan perangkat Xiaomi lain:

  • Redmi Note 5A 36574
  • Redmi 5A 36456
  • Redmi 4A 33406
  • Redmi 4X 42381

Saya juga mencoba memainkan game MOBA populer seperti Mobile Legends dan Arena of Valor di Redmi 5A. Lancar tanpa kendala berarti, tapi saat dua game MOBA tersebut saya atur ke kualitas tampilan maksimal, sesekali grafis terlihat sedikit patah-patah. Sedangkan, ketika diajak bermain game Mini Motor Racing, Redmi 5A menunaikan tugasnya secara sempurna.

Verdict

Xiaomi memberi pukulan cukup keras di industri tier entry-level. Membawa spesifikasi di atas rata-rata di rentang harga satu juta. Seperti resolusi layar 720p, kamera 13-megapixel dengan PDAF, chipset Snapdragon 425, RAM 2, dan baterai 3000 mAh.

Kalau dilihat dari harga, spesifikasi, dan performa nyata yang saya dapatkan, Redmi 5A sudah melebihi ekspektasi saya. Redmi 5A adalah penantang smartphone di kelas ‘budget mepet’. Bagi saya, Redmi 5A bisa dijadikan kado spesial untuk keluarga yang masih menggunakan feature phone atau smartphone jadul.

Yang pasti, kelemahan Redmi 5A adalah keterbatasan RAM 2GB dan memori internal 16GB. Hanya soal waktu, mungkin efeknya akan terasa setelah Anda menggunakan dan install banyak aplikasi, seperti masalah memori penuh dan bisa saja performanya menurun. Namun harus diingat, bahwa target Xiaomi adalah membidik pengguna feature phone.

Lalu, kenapa harga Redmi 5A bisa murah? Hal ini karena Xiaomi bekerjasama dengan Qualcomm, Erajaya, Indosat Ooredoo, dan Lazada. Pada penjualan perdananya, harga Rp999.000 ini hanya bisa didapat secara online di Lazada. Dan untuk offline di Authorized Mi Store, Erafone, dan gerai Indosat Ooredoo.

Penjualan perdana pada tanggal 27 Desember kemarin di Lazada, stok ludes dalam beberapa menit. Jika berminat, penjualan online secara flash sale Xiaomi Redmi 5A di Lazada berikutnya akan digelar pada 3 Januari 2018, jam 11 WIB.

[Review] Infinix Note 4, Si Bongsor yang Andalkan Layar dan Baterai Besar

Pada bulan Agustus lalu Infinix mengumumkan device generasi keempat seri Note di Indonesia, Infinix Note 4. Berbekal baterai berkapasitas jumbo didukung dengan fitur XPower dan XCharge 4.0, Note 4 dirancang untuk mampu bertahan satu hari penggunaan intensif.

Biarpun ditawarkan di harga terjangkau yakni Rp1.899.000, Infinix membekali sejumlah fitur yang umumnya ditemukan di smartphone kelas menengah. Sebut saja, ‘bigger screen‘ dengan layar lapang 5,7 inci resolusi full-HD, fingerprint, mode kamera proffesional (manual), dan RAM 3GB. Apalagi fitur yang dibawanya? Simak review Infinix Note 4 berikut.

review-infinix-note-4-1

Desain Bongsor

Infinix Note 4 memiliki tubuh berdimensi 159×78.8×8.4mm dan bobot 198 gram. Tergolong cukup bongsor dan berat untuk ukuran ‘smartphone zaman now‘, dengan dahi dan dagu lebar yang memakan banyak ruang.

review-infinix-note-4-3

Tubuhnya tersusun atas kombinasi frame metal dan back cover yang dapat dilepas. Penutup belakang itu berbahan polycarbonate dan sudah dilapisi anti gores sehingga menimbulkan efek premium seperti kaca.

Bagian muka, terbentang layar 5,7 inci berlapis kaca jenis 2.5D yang melengkung pada area ujungnya, seolah-olah menyatu ke body. Di atasnya, bercokol kamera depan 8-megapiksel, LED flash, earpice, sensor proximity, dan ambient light.

Sedangkan di bawahnya, terdapat tombol home yang tertanam sensor pemindai sidik jari dan diapit tombol kapasitif back dan recent apps.

Jujur saja, untuk sekarang ini rasanya agak aneh membuka kunci layar dengan fingerprint di bagian depan. Mungkin hanya butuh penyesuaian mengingat saya telah terbiasa menempatkan jari telunjuk ke sensor fingerprint bagian belakang untuk membuka kunci layar.
review-infinix-note-4-2
Sisi bagian belakang agak sedikit melengkung, sehingga menambah kenyamanan ekstra saat digenggam. Anda akan menemui kamera utama 13-megapiksel, di temani dua buah LED flash, tulisan Infinix, dan Note. Untuk mengakses dua buah slot kartu SIM berjenis micro dan slot memori eksternal, Anda harus membuka back cover-nya. Meski begitu, baterainya tertanam alias non-removable.

Tombol fisik volume dan power ada di sisi kanan, di sebelah kiri kosong. Jack audio 3,5 mm berada di bagian atas dan port micro USB, speaker, dan mic berada di bagian bawah.

Layar dengan Teknologi MiraVision
review-infinix-note-4-8

Infinix menggunakan panel IPS dari Sharp dengan ukuran 5.7 inci ditopang resolusi Full-HD yang menghasilkan kepadatan 386 ppi (rasio layar 16:9). Ditunjang color gamut yang tinggi – mencapai 85 persen NTSC atau 20 persen lebih tinggi dibandingkan sebagian besar smartphone lain di kelasnya.

Perangkat juga mempunyai tingkat kontras rata-rata 1300 (TBD) dan level kecerahan mencapai 500 cd/m² (candela per meter persegi).

review-infinix-note-4-9

Infinix juga menyertakan teknologi MiraVision yang memberi keleluasaan untuk menyesuaikan karakter layar yang ditampilkan. Mulai dari contrast, saturation, picture brightness, sharpness, hingga color temperature. Satu lagi fitur keren bagi Anda yang demen nonton video di smartphone yakni dynamic contrast, sehingga warna detail pada video lebih keluar.

review-infinix-note-4-10

Infinix Note 4 sudah menjalankan OS Android 7.0 Nougat dengan user interface XOS Chameleon v2.3 yang kaya fitur menarik. Seperti Multi Window, Multi Account, Super Screenshot, XHide untuk menyembunyikan aplikasi, XSecurity untuk mengunci aplikasi, XManager untuk meningkatkan performa, dan banyak lagi.

Tampilan launcher-nya sendiri simple, tetapi bisa disesuaikan lebih lanjut. Anda bisa mengubah ukuran ikon, mengganti Wallpaper dengan sekali sentuh, hingga mengganti tema.

Kamera dengan Mode Proffesional

review-infinix-note-4-13

Untuk mengabadikan momen, Infinix membenamkan kamera utama 13-megapiksel, ditunjang dua buah LED Fash, dan autofocus. Fitur yang disediakan juga cukup lengkap, mulai dari Panorama, Night, PIP (pic-in-pic), HDR, dan mode kamera professional dengan user interface yang segar, di mana Anda mengutak-atik exposure, ISO, shutter speed, white balance, dan menentukan fokus secara manual.

review-infinix-note-4-14

Sedangkan, untuk selfie mengandalkan kamera depan 8-megapixel, ukuran pixel 1.4μm, dan sebuah LED Flash. Tak ketinggalan, ada fitur Beauty dan Wide Selfie. Kemudian, kemampuan perekeman video-nya sampai resolusi 1080p, baik kamera depan maupun belakang. Berikut adalah beberapa hasil foto menggunakan Infinix Note 4:

Hardware dan Performa

review-infinix-note-4-22

Untuk dapur pacu, Infinix menggunakan chipset MediaTek MT6753 dan RAM 3GB untuk memastikan semua tugas berjalan lancar. Berikut susunan hardware perangkat yang menjalankan OS Android 7.1.2 Nougat ini.

  • Sytem-on-chip MediaTek MT6753 (64 bit)
  • CPU octa-core 1,3GHz Cortex-A53
  • GPU Mali-T720
  • RAM 3GB
  • ROM 32GB
  • Baterai non-removable Li-ion 4.300 mAh

Menurut hasil benchmark AnTuTu, Infinix Note 4 mencetak angka terbaik di 38.635 poin. Performa gaming smartphone ini berada di mid-level.

Saya telah mencoba memainkan sejumlah game HD dan mampu berjalan cukup lancar tanpa kendala berarti. Seperti Injustice 2, Shadow Fight 3, dan Asphalt Xtreme: Rally Racing. Sedangkan untuk pemakaian sehari-hari, Note 4 berada di level middle end.

Meski SoC yang digunakan cenderung kurang bertenaga, nyatanya selama penggunaan beberapa hari, Infinix Note 4 sukses menunjukkan performa yang stabil, hampir seluruh kegiatan ber-smartphone saya mampu dijalankan dengan baik. Mulai dari chatting, memotret, hingga bermain game. Beberapa kali memang saya kedapatan loading aplikasi agak lama, tapi masih dalam tahap wajar.

Sementara itu, Infinix Note 4 meraih skor 2.905 poin di PCMark Work 2.0. Kemudian di 3DMark Sling Shot 1.0 (standar), ia mencetak nilai 205. Anda bisa melihat rincian dan kurvanya di bawah ini:

Baterai berkapasitas 4.300 mAh diklaim sanggup membuat Note 4 bertahan hingga dua hari untuk pemakaian normal dan satu setengah hari dalam penggunaan secara intensif. Baterai tersebut didukung aplikasi Power, Anda mengonfigurasi mode konsumsi daya lebih lanjut.

Kemudian, teknologi pengisian daya cepat 18W yakni XCharge akan mempersingkat waktu pengisian ulang. Dalam keadaan benar-benar kosong, mencolokkan smartphone ke sumber listrik selama setengah jam akan mengisi 45 persen baterai. Secara teori, men-charge Note 4 selama lima menit memungkinkan Anda menikmati musik sampai enam jam secara offline dan panggilan telepon 2 jam.

Kesimpulan

Dipatok Rp1.899.000, secara harga dekat dengan Xiaomi Redmi 4X dan Nokia 3. Saya tetap berpikir positif dan merekomendasikan Infinix Note 4, tetapi dengan sejumlah catatan. Pertama, karena kedua perangkat yang saya sebutkan belum dibekali layar dengan resolusi Full-HD. Kedua, Note 4 juga punya daya tahan baterai yang tahan lama, meskipun ukuran body-nya bongsor.  Dan ketiga, sebagai smartphone kelas menengah, fitur dan performa sudah cukup mumpuni di kelasnya, meskipun disertai juga dengan kekurangan.

[Guide] Grock Mobile Legends, Hero Tank yang Mampu Memblokade Musuh

Bagi saya, salah satu hero tanker dengan skill yang sangat merepotkan musuh ialah Grock. Makanya, setelah mengulas Hylos, kali ini saya sangat berantusias mengupas mengenai Grock.

Grock memiliki skill pasif ancestral gift yang mampu memanfaatkan turret maupun tembok untuk mendapatkan tambahan movement speed. Grock juga mampu membuat tembok blokade dengan guardian’s barrier miliknya.

Dengan taktik yang jitu, sangat mudah bagi Grock untuk membuat banyak peluang yang menguntungkan bagi tim. Namun siapa sebenarnya dia?

1. Latar Belakang Grock Mobile Legends
review-grock-mobile-legends-1

Diceritakan jauh di dalam gunung di Land of Dawn, terdapat sebuah Benteng Kuno. Pemiliknya juga tidak diketahui, konon itu bisa jadi adalah keturunan Ras Legenda yang pernah berada di Land of Dawn.

Katanya Ras ini lebih tua dari bumi ini sendiri. Mereka memiliki persamaan dengan alam dan bisa membangun koneksi yang sangat baik dengan alam, terutama para Stone Titan.

Berbentuk menyerupai batu besar yang ramah, mereka memiliki tubuh yang tahan dari serangan fisik. Namun karena kemiripannya dengan alam, mereka lebih memilih tidur dengan aman.

Mereka sangat suka tidur yang membuatnya dapat berhibernasi lebih dari setengah tahun, tetapi ketika mereka terbangun, sangat susah kembali lagi untuk tidur.

Suatu hari ketika Grock terbangun, dia menyadari bahwa ia seorang diri dan ternyata Penjaga Benteng telah lama hilang. Ia pun akhirnya memutuskan untuk mencari pemiliknya kembali, mencari tau ke seluruh Lawn of Dawn untuk mencari informasi kemana mereka berada, jadi mungkin mereka akan kembali ke Benteng Kuno itu.

  • Grock Role: Tank
  • Specialty: Charge/Inisiator
  • Durability: 8/10
  • Offense: 5/10
  • Ability Effects: 6/10
  • Difficulty: 5/10
  • Harga Grock: 599 Diamond, 32000 BP

2. Skill Pasif Grock – Ancestral Gift
review-grock-mobile-legends-4

Saat Grock berada di dekat dinding atau turret, movement speed-nya meningkatkan sebesar 10 persen. Pun begitu physical, magic resistance, dan HP regen meningkat sebesar 23-135 poin (efek ini meningkat seiring naiknya level).

Tips: Pastikan selalu untuk mendekat ke dinding atau turret, termasuk saat Grock berjalan karena memberi keuntungan lebih untuk Grock. Kalau bisa, saat menyerang pun pastikan efek ancestral gift ini aktif. Manfaatkan kondisi ini dengan baik.

3. Skill 1 Grock – Power of Nature

review-grock-mobile-legends-3

  • Cooldown : 6.0
  • Mana Cost : 90

Grock mengangkat senjatanya untuk menyerang musuh terdekat, memberikan 300 physical damage (+40 persen physical attack) dan memperlambat movement speed musuh selama 2 detik.

Damage akan bertambah selama waktu charge. Jika berada di dekat dinding setelah selesai menggunakan skill, Grock akan immune dari efek crowd control.

Tips: Serangan skill 1 Grock bertipe area, tapi ini serangan jarak dekat dan jangkauannya juga cukup pendek. Jadi, pastikan lebih dekat ke musuh agar mengenainya.

Karena waktu cooldown cenderung singkat, Anda bisa menggunakan skill power of nature hingga dua kali. Caranya, tahan skill pertama dan lepaskan pada detik-detik terakhir, lalu skill bisa Anda gunakan lagi. Kekurangannya ialah skill tidak bisa dibatalkan jika sudah diaktifkan.

4. Skill 2 Grock – Guardian’s Barrier
review-grock-mobile-legends-2

  • Cooldown : 14.0
  • Mana Cost : 80

Grock menembakkan gelombang kejut ke arah lokasi target, menghasilkan 300 physical damage (+50 persen total physical attack). Gelombang itu kemudian berubah menjadi tembok batu dan menahan musuh selama 5 detik.

Tips: Inilah kemampuan paling unik yang dimiliki Grock, Anda bisa memblokade musuh atau menutup jalan keluarnya. Anda tentu harus menggunakannya secara manual, tentukan arah dan jaraknya. Jika keadaan tidak menguntungkan, gunakan skill 2 untuk menghambat pergerakan musuh sehingga tim Anda bisa mundur.

5. Skill Ultimate Grock – Wild Charge
review-grock-mobile-legends-5

  • Cooldown : 50.0
  • Mana Cost : 100

Grock akan menyeruduk ke depan, memberikan 300 physical damage (+50 persen total physical attack) ke musuh di sepanjang jalan. Jika menghantamkan ke tembok atau turret akan memberikan 600 physical damage (+150 persen total physical attack) ke musuh terdekat dan juga akan mengurangi cooldown skill 600 (+150 persen total physical attack).

Tips: Inilah serangan paling dahsyat dari Grock. Di sini Anda juga akan berperan sebagai inisiator atau yang mencari celah untuk memulai team fight.

Pastikan bahwa tim Anda telah siap berada di sisi Anda, lalu gunakan skill 2 untuk memblokade dua atau tiga musuh (target mage/marskman), kemudian hantamkan skill ultimate Grock wild charge, pastikan Anda mengarahkan secara manual ke musuh yang berada di sekitar tembok dan tim akan membereskan sisanya.

Jadi kombinasi yang digunakan dalam team fight ialah skill 2 > ULT > skill 1. battle spell yang cocok untuk Grock ialah healing, purify, atau weaken.

6. Build Item Grock Mobile Legends
review-grock-mobile-legends-6

Secara alami, Grock adalah tanker yang sangat baik. Dengan build item yang tepat, Anda juga bisa membuat Grock lebih tahan lama atau membuatnya menjadi support yang melindungi teman-temannya. Berikut build item tank dan tank-support terbaik untuk Grock versi saya.

Build Item Grock Tanker:

  • Demons Advent
  • Warrior Boots
  • Oracle
  • Blade Armor
  • Bloodthirsty King
  • Immortality

Built Item Tank Support Grock:

  • Demons Advent
  • Magic Shoes
  • Courage Bulwark
  • Dominance Ice
  • Athenas Shield
  • Bloodthirsty King

Demikian review Grock Mobile Legends, hero tanker yang bisa memblokade musuh dengan tembok batu. Pastikan kesiapan rekan tim sebelum memulai team fight dan jangan ragu mengorbankan diri.

[Review] Omen by HP 15-ce085TX, Andalan HP Dalam Menyerbu Segmen Laptop Gaming Entry-Level

Diperkenalkan di tahun 2016, lineup  Omen adalah sub-brand yang HP siapkan di tengah hebohnya ‘reformasi notebook gaming‘ – berlangsung mulai beberapa tahun ke belakang hingga saat ini . Sebelumnya, Omen adalah nama dari gaming laptop buatan Hewlett Packard, disingkap pada tahun 2014. Dan baru pada bulan Agustus kemarin Omen resmi hadir di Indonesia.

Omen by HP terdiri dari beragam produk gaming, di antaranya PC desktop, laptop, gaming gear, hingga graphics accelerator. Di antara mereka, Omen 15 diramu sebagai andalan HP di segmen perangkat gaming portable entry-level. Laptop ini memenuhi sejumlah kriteria krusial: harganya terjangkau, menyimpan hardware cukup mumpuni di kelasnya, lalu desainnya juga merepresentasikan tema gaming tanpa mengorbankan faktor mobilitas.

Selama beberapa minggu ini, tim HP mempersilakan saya menjajal langsung laptop Omen 15 dengan kode ‘ce085TX’. Model ini menyimpan RAM 8GB, prosesor Intel Core i7 generasi ketujuh, serta kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1050. Meski komposisi di atas belum memasukkannya ke kategori VR ready, secara teori notebook ini seharusnya sanggup menyikat game-game baru.

Lalu seperti apa kinerja Omen by HP 15-ce085TX ‘di lapangan’? Simak ulasan lengkapnya.

 

Desain, konektivitas dan build quality

Melihat potensi penggunaan laptop gaming untuk keperluan lain, beberapa produsen memutuskan buat mengambil arahan desain yang lebih sederhana sehingga perangkat juga tampil menarik bagi khalayak umum dan kalangan profesional. Sedikit contohnya adalah Gigabyte Aero 15X dan Dell Inspiron 15 7000 Gaming. Penampilan Omen 15 sendiri memang tidak semeriah MSI atau Asus ROG, tapi DNA gaming tetap terlihat jelas di sana.

Omen 15 60

Omen 15 57

Omen by HP 15 adalah laptop berlayar 15,6-inci dengan dimensi 38,85×27,55×2,48-sentimeter dan bobot 2,62kg. Tubuhnya terususun atas kombinasi material logam (pada pelat area keyboard dan palm rest) serta plastik, didominasi oleh warna hitam bertekstur matte atau brushed; dan dibumbui warna merah pada logo ‘VoodooPC’, branding ‘Omen’ dan di keyboard backlight-nya.

Omen 15 50

Omen 15 51

Ketika sejumlah laptop gaming kompetitor mengambil inspirasi desain mobil sport atau pesawat jet , wujud Omen 15 mengingatkan saya pada artefak alien kuno. Area punggung layar terbagi dalam empat zona, dipisahkan oleh empat garis merah yang membentuk huruf X. Khusus di area kiri dan kanan, HP membubuhkan tekstur berpola serat karbon. Lalu di atasnya, Anda akan menemukan logo merah khas Omen.

Omen 15 53

Buka lid tersebut, dan Anda akan disuguhkan layout familier: di sana ada keyboard full-size, tombol power di kiri atas, serta sebuah engsel di tengah yang menyambungkan layar dan body. Dan pada keadaan terbuka, saya baru menyadari bahwa Omen 15 memanfaatkan skema desain oktagonal – tidak betul-betul persegi.

Omen 15 38

Omen 15 68

Konektivitas fisik dibubuhkan pada area kiri dan kanan laptop karena zona belakang didedikasikan sepenuhnya untuk pembuangan panas via lubang exhaust futuristis. Ada mini DisplayPort, HDMI, port LAN, USB 3.1 berfitur HP Sleep and Charge, USB 3 type-C dengan Thunderbolt 3, dan sepasang port audio 3,5mm di kiri; serta dua port USB 3.1 dan SD card reader di kanan. Absesnnya optical disc drive menandai bahwa Omen 15 ialah laptop untuk gamer yang telah berkenan merangkul metode distribusi konten secara digital.

Omen 15 34

Omen 15 35

Walaupun lebih dari separuh tubuh Omen by HP 15 terbuat dari plastik, saya tidak menemukan bagian-bagian yang terlalu empuk. Punggung layar juga sangat kuat karena tekanan jari saya di sana tidak memberi efek pada layar. Kemudian engselnya juga kokoh, sanggup mencengkeram layar dengan mantap tanpa membuatnya sulit digerakkan. Layar tersebut bisa direntangkan sampai kurang lebih 130 derajat.

Omen 15 56

Omen 15 44

Omen 15 memang bukanlah laptop berdesain ultra-thin, namun ketebalan 2,5cm ditambah build quality jempolan dapat mengurangi kekhawatiran Anda jika keadaan mengharuskan Anda membawa-bawanya.

Omen 15 43

 

Layar

HP membekali laptop ini bersama layar LG Philips IPS WLED 15,6-inci 1920×1080 dengan lapisan anti-glare buat meminimalkan efek pantulan. Panel ini merupakan varian 60Hz tanpa G-Sync, dan itu artinya cuma bisa menyajikan game di frame rate 60 per detik jika V-Sync diaktifkan. Meski refresh rate serta resolusinya terlihat standar, display tersebut sanggup menyuguhkan output cerah dan warna yang hidup.

Omen 15 37

Omen 15 36

Di Divinity Original Sin II, performa layar HP Omen 15 sangat terasa: atmosfer pemakaman Stonegarden di Reaper’s Coast tampak lebih muram (dibanding di notebook gaming rival) tanpa membuat objek berwarna gelap jadi kehilangan detail. Hal lain yang saya rasakan adalah tingginya kontras antara zona terang dan area bayang-bayang. Resolusi 1080p sendiri juga terbilang ideal untuk berbagai keperluan – gaming, bekerja atau menonton video – tanpa membebani GPU.

Omen 15 49

 

Keyboard, touchpad dan wrist rest

HP menghidangkan papan ketik full-size tujuh baris dengan keycap chiclet seluas 1,5×1,5cm dan jarak per tombol selebar 3,5mm. Di sana ada numpad, tetapi pengurangan luas tuts hanya diberlakukan pada tombol function saja. Satu hal yang sangat saya apresiasi adalah peletakan tombol kursor arah, diposisikan sedikit mundur ke palm rest tanpa ada pemangkasan luas. Dan uniknya lagi, tombol spasi dibuat lebih lebar.

Omen 15 48

Keyboard dilengkapi LED berwarna merah, kecuali pada tombol ‘kendali’ WASD. LED di sana memanfaatkan warna putih dan dipadu warna tuts merah hati sehingga tampil kontras dibanding tombol di sekitarnya.

Omen 15 47

Omen 15 46

Tombol di keyboard mempunyai key travel berjarak 1,2-milimeter dan membutuhkan tekanan sebesar 70-gram agar input dapat diregistrasi. Berdasarkan pengalaman memakainya, Keyboard di Omen 15 sangat nyaman buat mengetik tapi membutuhkan waktu adaptasi yang lama saat menggunakannya buat bermain. Bagi saya, akan lebih optimal lagi jika tombol shortcut Windows dipindahkan ke sebelah kanan demi mengurangi peluang salah tekan (walaupun bisa dinonaktifkan).

Omen 15 41

Omen 15 40

Touchpad berukuran 102,5×57,5mm di Omen by HP 15 diletakkan hampir sejajar dengan tombol spasi. Meski touchpad terlihat sedikit timpang ke sebelah kiri, masih tersisa zona sepanjang 103mm buat mengistirahatkan telapak tangan kiri Anda. Kemudian karena touchpad ditaruh di area yang sedikit menjorok ke dalam sehingga bagian itu jarang tersentuh pangkal jempol. Dua tombolnya ditempatkan di celah terpisah dan sangat empuk, mengingatkan saya sedikit pada tombol mouse di IBM ThinkPad.

 

Hardware dan benchmark

Komposisi hardware Omen by HP-ce085TX bisa Anda lihat di bawah:

  • Prosesor Intel Core i7 7700HQ ‘Kaby Lake’ 2.8GHz
  • Mainboard HP 838F
  • Kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1050 (integrated Intel HD Graphics 630)
  • Memori RAM DDR4-2400 single channel 8GB
  • Penyimpanan hard drive Hitachi HGST 1TB
  • Monitor LG Philips LGD058C
  • Speaker dual Bang & Olufsen plus HP Audio Boost
  • Baterai 4-cell 70Wh
  • Sistem operasi Windows 10 single language 64-bit

Ada lima software benchmark yang saya gunakan untuk menakar kinerja hardware Omen 15-ce085TX, dan di sana, Anda bisa melihat kemampuannya secara umum. Software-software tersebut meliputi 3DMark Time Spy 1.0, PCMark 10 1.0, Cinebench R15, Unigine Valley 1.0 dan Heaven 4.0. Hasilnya ialah sebagai berikut:

3DMark Time Spy 1.0
Omen 15 1

Omen 15 2

Omen 15 4

Omen 15 5

 

PCMark 10 1.0
Omen 15 7

Omen 15 6

Omen 15 8

Omen 15 9

 

Cinebench R15
Omen 15 10

 

Unigine Valley 1.0
Omen 15 11

Omen 15 13

 

Unigine Heaven 4.0

Omen 15 12

Omen 15 14

 

Pengalaman penggunaan dan gaming

Mungkin sudah bisa Anda terka, absennya SSD serta penggunaan RAM single channel berdampak cukup besar pada performa Omen 15-ce085TX. Durasi boot up Windows 10 terasa lebih lama, begitu pula saat membuka game serta sewaktu file save permainan di-load.

Hardware-hardware utama penghasil panas tampaknya ditempatkan di zona atas keyboard, mendekati layar. Langkah ini membuat wrist rest lebih sejuk dari tombol. Tentu saja, di kondisi full load (apalagi jika laptop digunakan di ruang tanpa penyejuk udara), kipas internal Omen 15 terdengar lebih kencang dari saat idle. Meski begitu, suaranya tidak melewati batasan wajar.

Berbicara soal suara, saya penasaran apa ada yang salah pada dua speaker Bang & Olufsen di unit review ini. Komponen ini ditaruh di sisi bawah laptop, dan tak kesulitan dalam menyuguhkan lagu The Last of the Real Ones-nya Fall Out Boy serta The Sky is a Neighborhood dari Foo Fighter dengan lantang. Namun ketika game mengeluarkan musik bernada tinggi, saya mendengar sedikit suara derakan. Bass juga jadi aspek terlemah pada output. Untuk memperoleh pengalaman gaming terbaik, menambah headphone sangat direkomendasikan.

Omen 15 45

Omen 15 39

Daya tahan baterainya juga tidak bisa dibilang mengesankan. Tanpa menggunakan mode battery-saving, Omen 15 hanya bisa memutar video HD selama kurang lebih dua setengah jam. Tetapi hal tersebut bukanlah kendala besar mengingat produk ini merupakan perangkat gaming. Agar konten terhidang maksimal, notebook wajib tersambung ke sumber listrik

Tiga permainan saya gunakan buat menguji performa gaming HP Omen 15-ce085TX: Conan Exiles, Divinity: Original Sin II dan Titanfall 2. Sudah pasti, penggunaan GeForce GTX 1050 di sana menuntut Anda untuk lebih cermat dalam menentukan setting visual, jika ingin permainan berjalan lancar di 1080p.

Di Conan Exiles, permainan segera menyodorkan preset medium. Di setting ini, game bisa menyajikan 50- sampai 60-frame rate per detik. Namun saat texture quality saya pindahkan ke ultra dan effects quality dinaikkan ke high, FPS jadi turun ke kisaran 30 hingga 40. Saya cukup terkesan karena GTX 1050 di Omen 15-ce085TX sanggup menyuguhkan grafis mengesankan: kilauan sinar dan efek tiupan angin di rambut karakter, bayangan burung bangkai di atas pasir, hingga formasi bukit batu raksasa di kejauhan.

Omen 15 16

Ini dia galeri screenshot-nya:

Omen 15 17

Omen 15 18

Omen 15 19

Omen 15 20

Omen 15 21

 

Dengan menggunakan opsi preset ultra (texture filtering anisotropic 16x, shadow dan lighting quality di high) di Divinity: Original Sin II, game berjalan di 30- sampai 50-frame per detik, bergantung pada jumlah efek dan objek yang tampil di layar. Karena ia bukanlah permainan bertempo cepat yang menuntut presisi tinggi, bahkan di FPS terendah pun Original Sin II tetap playable. Ingin lebih lancar lagi? Tinggal turunkan saja efeknya.

Omen 15 15

Nikmati screenshot-screenshot-nya di bawah:

Omen 15 22

Omen 15 23

Omen 15 24

Omen 15 25

Omen 15 26

 

Agar bisa menangani Titanfall 2 dengan baik tanpa memanfaatkan adaptive resolution FPS target, sejumlah setting grafis perlu dikorbankan ke tingkat low, terutama terkait bayangan. Di setting visual custom (lihat di bawah), permainan beroperasi di 40 sampai 60-frame per detik, tidak masalah buat mode singleplayer, namun mungkin Anda membutuhkan FPS lebih tinggi lagi agar bisa unggul di mode multiplayer kompetitifnya.

Omen 15 28

Screenshot-screenshot Titanfall 2 bisa Anda lihat di sini:

Omen 15 27

Omen 15 29

Omen 15 30

Omen 15 31

Omen 15 32

 

Omen Command Center

Tiap PC Omen by HP telah di-pre-load bersama Command Center. Software ini dirancang untuk memonitor kondisi PC, menginformasikan temperatur komponen internal, serta memprioritaskan bandwidth bagi software/game tertentu. Berbeda dari app di Asus ROG maupun MSI, Command Center tidak dilengkapi fungsi overclocking, mengindikasikan bahwa HP menyiapkan Omen 15 sebagai perangkat gaming user mainstream.

Omen 15 33

 

Kesimpulan

Menilai dari segala hal yang Omen by HP 15-ce085TX tawarkan, laptop ini disiapkan untuk berduel dengan notebook gaming entry-level rival semisal MSI GP62, Legion Y520, serta ROG Strix. Kompetisi di kelas ini sangatlah ketat, dan sejumlah brand menyuguhkan paket yang tak kalah atraktif: harga lebih murah, RAM dua kali lebih besar, serta produk berkartu grafis GeForce GTX 1050 Ti.

Beberapa aspek yang bisa jadi pertimbangan di Omen 15 adalah kualitas panel full-HD 15,6-inci di sana serta lapangnya bagian keyboard. Produsen sepertinya mengerti bahwa papan ketik betul-betul memengaruhi produktivitas serta performa gaming, dan mereka memutuskan untuk menggarapnya dengan cukup serius.

Bagi saya, Omen 15-ce085TX akan jadi perangkat gaming entry-level yang paling ideal jika HP membekalinya dengan memori RAM lebih besar atau storage SSD. Terlepas dari kekurangannya itu, laptop tentu tak akan kesulitan dalam menangani game-game eSport populer seperti Dota 2, Counter-Strike: Global Offensive dan Overwatch; serta judul-judul strategi semisal Civilization VI dan XCOM 2.

Di Indonesia, Omen by HP 15-ce085TX dipasarkan di harga Rp 15,3 juta.

Omen 15 54

[Review] Vivo V7, Mengakomodasi Kebutuhan Smartphone Berlayar Lebar Dengan Desain Ringkas

Hampir setiap orang menginginkan ‘lebih’, begitu pula dalam memilih ukuran layar smartphone. Pengguna kini cenderung memilih layar lebih lebar, namun tak mau dibuat repot oleh ukuran body-nya. Satu solusi yang diajukan produsen adalah dengan memangkas bezel, tak cuma bagian sisi kiri dan kanannya tapi juga atas dan bawah, serta menggunakan rasio layar 18:9 yang memanjang, sehingga ukuran smartphone tetap nyaman digenggam satu tangan.

review-vivo-v7-4

Hal tersebut juga diterapkan oleh Vivo di perangkat selfie anyar mereka yang diberi nama V7. Dan kebetulan, pihak Vivo Indonesia memberikan saya kesempatan untuk mengulik secara detail Vivo V7 yang dijual  seharga Rp 3,8 juta. Angka ini tidak terlalu tinggi, tapi tidak bisa juga dikatakan murah. Pertanyaannya, layakkah Vivo V7 Anda miliki? Simak review Vivo V7 berikut.

 

Desain compact

Smartphone Vivo V7 memiliki rasio layar ke body sebesar 77,1 persen. Itu artinya, handset hanya menyisakan area non-display seluas 22,9 persen. Dengan layar 5,7-inci dan dimensi 149,3×72,8×7,9mm, bagi saya rancangan Vivo tak berbeda jauh dari  smartphone 16:9 dengan luas panel yang lebih kecil. Sebagai komparasi, saya adalah pengguna Asus Zenfone 3 ZE520KL. Perangkat ini berukuran 146,9×74 x7,7mm dan memiliki layar 5,2-inci

review-vivo-v7-5

Dalam komparasi itu, Vivo V7 tidak lebih lebar dari Asus Zenfone 3, tapi sedikit lebih tinggi. Untuk menggambarkan betapa compact ukuran Vivo V7, saya juga membandingkannya dengan Huawei Nova 2i dan biarlah foto berikut yang berbicara.

review-vivo-v7-6

Pada bagian depan Vivo V7 terbentang layar seluas 5,7-inci berlapis kaca 2,5D. Di atasnya, bercokol kamera depan 24-megapixel, sensor proximity dan ambient light, dan LED flash. Kemudian di sisi belakang ada kamera 16Mp, ditemani sebuah LED flash, sensor pemindai sidik jari, dan logo Vivo.

Selanjutnya, tombol fisik volume dan power ada di sisi kanan, sedangkan tray kartu SIM diletakkan di sebelah kiri. Bagian bawahnya terlihat sangat ramai, ada jack audio 3,5 mm, mic, port micro USB, dan speaker. Sementara itu, bagian atasnya terlihat ‘sepi’, hanya ada lubang mic kecil.

review-vivo-v7-7

 

Ada empat hal yang perlu dicatat terkait desain Vivo V7:

  • Pertama, penggunaan material aluminum dan konstruksi unibody menonjolkan kesan premium di smartphone ini.
  • Kedua, unit review ini mempunyai warna hitam matte dengan lapisan nano coating, dan dua garis perak yang melintang mendekati bagian sisi atas dan bawah bodi pada bagian belakang Vivo V7 turut menegaskan citra premium yang sudah ada.

review-vivo-v7-12

  • Ketiga, ada tiga buah slot kartu SIM: dua bertugas menampung kartu nano SIM dan satu lagi untuk microSD. Itu artinya, Anda tidak lagi harus mengorbankan salah satu SIM demi memperluas penyimpanan.
  • Lalu yang keempat adalah bagian sudut-sudut bodinya yang agak membulat,  dan lengkungannya ini memastikan Vivo V7 nyaman dikuasai satu tangan.

 

Layar FullView

review-vivo-v7-13

Layar ‘FullView di Vivo V7 inci hanya menyuguhkan resolusi HD+ 720x1440p dan kepadatan 282ppi. Menurut saya, resolusi HD+ adalah standar minimal spesifikasi layar smartphone mid -nd, sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan seperti menonton video dan bermain game, walaupun resolusi full-HD pastinya lebih optimal untuk menikmati berbagai konten multimedia.

Aspek resolusi layar inilah kekurangan utama di Vivo V7. Namun ada dampak positif dari hal ini: daya baterai smartphone menjadi lebih awet karena panel HD+ mengonsumsi lebih sedikit energi ketimbang full-HD. Di sana juga ada fitur Eye Protection agar mata  tidak cepat lelah. Saya menyarankan Anda untuk mengaktifkan fitur ini ketika menggunakan smartphone pada malam hari atau di tempat yang gelap.

 

Antarmuka Funtouch OS 3.2

review-vivo-v7-14

Berkat sentuhan Funtouch OS 3.2 di sistem operasi Android 7.1.2 Nougat, tampilan antarmuka Vivo V7 terlihat sangat minimalis. User interface-nya hanya berisi satu lapis menu, lalu ada opsi untuk menambahkan widget dan pengaturan efek transisi slide. Untuk mengganti tema, wallpaper, dan font, Anda hanya tinggal mengunjungi Settings > Wallpapers and Fonts.

review-vivo-v7-15

Bagi saya, ada sejumlah hal menarik di Funtouch OS 3.2. Pertama, tombol navigasi dapat disesuaikan dengan urutan dan pola icon-nya. Kerennya lagi, tombol navigasi juga bisa dihilangkan sepenuhnya, lalu sebagai gantinya Anda diberikan fungsi gesture baru untuk mengoperasikannya.

Kedua adalah fitur pengenalan wajah Face Access untuk membuka kunci smartphone secara singkat. Namun menariknya, pihak Vivo sendiri dengan jelas memperingatkan bahwa Face Access ini kurang aman dibandingkan dengan pemindai sidik jari, pola, PIN, dan password.

review-vivo-v7-16

Anda dipersilakan mencobanya, tapi saya tidak merekomendasikan jika digunakan sebagai metode autentikasi utama pengaman smartphone. Untuk mempercepat pengoperasian, jangan lupa mampir ke Settings > Smart Motion.

Ketiga adalah Game Mode yang memperkenankan Anda dapat menikmati bermain game tanpa gangguan. Fitur ini tidak hanya mencegah panggilan dan notifikasi masuk, tapi juga memungkinkan pengguna menerima panggilan penting dan bahkan membalas chat tanpa perlu menghentikan permainan.

Contohnya dapat Anda lihat di atas. Saya sedang menikmati game Mobile Legends, selanjutnya tinggal buka Control Center seperti pada gambar, pilih ‘Multitugas’ dan tap aplikasi chatting yang didukung – salah satunya WhatsApp.

 

Kamera Depan 24MP

review-vivo-v7-21

Predikat smartphone kamera selfie melekat pada Vivo V7 berkat kamera depan 24Mp dan bukaan lensa f/2.0. Ada empat mode penggunaan utama, yakni Take Photo, Video, Group Selfie, dan Face Beauty.

Pada mode Take Photo, kita bisa mengambil selfie dengan efek bokeh lewat fitur Portrait Mode. Lalu, fitur Live Photo berguna untuk menangkap gambar 1,5 detik sebelum dan 1,5 detik setelah mengambil foto, sehingga hasilnya terlihat lebih ‘hidup’. Beralih ke Video, Anda bisa merekam gambar bergerak di resolusi maksimal 1080p. Dan selanjutnya, Group Selfie disiapkan untuk melakukan selfie bersama-sama.

Vivo telah memperbarui fitur Face Beauty di sana ke versi 7.0 dengan dukungan Smart Beauty yang mampu mengidentifikasi jenis kelamin sehingga efek wajah yang dibubuhkan pada foto pria dan wanita akan berbeda. Uniknya lagi, fitur Face Beauty 7.0 dapat digunakan saat sedang melakukan panggilan video melalui aplikasi WhatsApp, Line, BBM, dan Facebook Messenger.

Berikut ini hasil tangkapan kamera depan Vivo V7.

 

Kamera belakang 16Mp

Di belakang, Vivo menaruh kepercayaan kepada sistem kamera tunggal dengan resolusi 16MP, bukaan lensa f/2.0, sensor 1/3-inci, ukuran piksel 1,0 µm, serta turut mencantumkanphase detection autofocus, touch focus, face detection, HDR, dan sebuah LED flash.

review-vivo-v7-26

Baiklah, sekarang langsung ke fitur unggulannya. Fitur pada kamera depan seperti Face Beauty, Portrait Mode, Live Photo juga tetap tersedia di kamera belakang; ditambah mode Panorama, Ultra HD, dan Professional.

review-vivo-v7-27
Ultra HD

Fitur Ultra HD akan menggabungkan empat gambar 16Mp menjadi satu gambar yang hasilnya setara dengan 64-megapixel. Hasil foto pun jadi semakin detail, cocok untuk foto pemandangan luas atau gedung perkotaan yang menjulang tinggi.

review-vivo-v7-28

Di mode Professional, Anda diberikan kebebasan mengutak-atik exposure, ISO, shutter speed, white balance, dan menentukan fokus secara manual. Sayang, hasil foto belum bisa disimpan dalam format RAW. Soal perekaman video, hanya tersedia sebatas 1080p di 30fps. Anda juga dapat merekam video time-lapse danslow-mo.  Berikut adalah beberapa hasil tangkapan Vivo V7:

 

Skin limited Eudora Mobile Legends, Vivo ‘selfie goddess’

review-vivo-v7-39

Smartphone ini sebetulnya sudah ada di tangan saya sejak acara V7 product review di tanggal 9 November. Peluncuran resmi Vivo V7 sendiri baru diadakan pada 16 November. Namun saya harus bersabar hingga tanggal 22 November untuk bisa menebus skin limited Eudora Mobile Legends, ‘Vivo Selfie Goddess’.

Ya, paket penjualan Vivo V7 dibundel bersama kartu redeem eksklusif skin Vivo V7. Penawaran ini terbatas, hanya untuk Anda yang melakukan pembelian Vivo V7 melalui official online store pada periode 16 sampai 30 November 2017. Waktu redeem-nya dimulai 22 November 2017 dan berakhir pada 28 Februari 2018.

Cara melakukan redeem skin eksklusif Vivo V7 adalah sebagai berikut.

review-vivo-v7-38

  • Kunjungi situs resmi Mobile Legends: Bang Bang dan isi formulirnya.
  • Dalam kolom Redemption Code, isi dengan kode redeem yang Anda dapatkan.
  • Berikutnya, isi Game ID akun Mobile Legends Anda. Jika Anda tidak tahu, buka game Mobile Legends, klik foto profil, lalu akan muncul ‘Personal Information’. Di sana Anda akan menemukan Game ID.
  • Kembali ke situs resmi Mobile Legends, klik ‘Send’, lalu buka lagi game Mobile Legends dan Anda akan mendapatkan pesan di System Mail yang berisi kode verifikasi.
  • Sekarang salin kode verifikasi tersebut ke website Mobile Legends dan klik ‘Redeem’.
  • Cek kembali System Mail, dan selamat, Anda sudah memperoleh skin limited Eudora Mobile Legends, dengan animasi dan efek skill baru.

Saya adalah pemain Mobile Legends dengan rank Epic. Jujur saja, menggunakan Hero ber-skin ialah suatu kebanggaan tersendiri. Apalagi, jika skin tersebut berlabel Limited, Spesial, Star, dan Epic.

 

Hardware dan performa

Urusan tenaga, Vivo menaruh keyakinan pada chipset Qualcomm terbaru di kelas menengah ke bawah, Qualcomm Snapdragon 450. Kabar gembiranya, Vivo mengombinasikan RAM yang lumayan besar, yaitu 4GB. Berikut susunan hardware perangkat yang menjalankan OS Android 7.1.2 Nougat ini.

  • Sytem-on-chip Qualcomm Snapdragon 450
  • CPU octa-core 1,8GHz Cortex-A53
  • GPU Adreno 506
  • RAM 4GB
  • ROM 32GB
  • Baterai non-removable Li-ion 3.000 mAh

review-vivo-v7-35

Dari hasil benchmark AnTuTu, Vivo V7 mencetak nilai terbaik di 55.035 poin. Menurut AnTuTu, performa gaming smartphone ini berada di mid-level. Saya tidak ragu untuk menjajal berbagai game, mulai dari Mobile Legends, Shadow Fight 3, dan Batman The Enemy Within; sedangkan untuk pemakaian sehari-hari, Vivo V7 berada di level mid to high-End, mendukung penggunaan aplikasi berat dan multitasking.

Selama penggunaan beberapa hari, Vivo V7 mampu berakselerasi dengan cukup baik. Hampir seluruh kegiatan ber-smartphone mampu dilibasnya, namun saat membuka lebih dari satu aplikasi, kadang respon peralihan antar aplikasi cukup berat, tapi tidak sampai lag dan mengganggu. Setidaknya bagi saya, sisi harga smartphone ini masih sebanding dengan performa yang ditawarkan.

Sementara itu, Vivo V7 meraih skor 4.720 poin di PCMark Work 2.0. Kemudian di 3DMark Sling Shot 1.0 (standar), ia mencetak nilai 805. Anda bisa melihat rincian dan kurvanya di bawah ini:

review-vivo-v7-37

review-vivo-v7-36

 

Kesimpulan

Dilego tak terlampau mahal – Rp 3,9 juta – Vivo V7 cukup menarik untuk dilirik, apalagi ia dibekali desain premium yang tampil futuristis dan kamera depan yang apik untuk berfoto selfie. Merujuk kembali ke pertanyaan di awal, apakah  produk ini layak dimiliki? Bagi Anda yang sedang mencari smartphone  berlayar besar dengan desain compact, Vivo V7 sangatlah layak dibeli.

Beberapa kelemahan Vivo V7 yang perlu dicatat: resolusi layar di yang hanya berada kelas di kelas HD+, belum bisa merekam video 4K, kemudian perangkat ini masih menggunakan port micro USB standar. Menakar aspek-aspek ini, Vivo V7 sepertinya disiapkan untuk berduel dengan Oppo F5 (versi RAM 4GB/ROM 32GB) yang dipatok di harga hampir serupa.

Review Huawei Nova 2i: Tampil Kekinian, Kamera Ganda dan Rasio Layar Jadi Unggulan

Inovasi desain smartphone dengan bezel super tipis, rasio layar baru 18:9, dan teknologi kamera ganda. Kini tak lagi eksklusif hanya ditemukan pada smartphone premium, seperti Samsung Galaxy Note 8 dan Apple iPhone X.

Sejumlah pabrikan ponsel berlomba-lomba mengadopsi tren baru di industri smartphone tersebut ke dalam perangkat kelas menengah sebagai nilai jual utama.

Salah satunya adalah Huawei Nova 2i. Perangkat ini belum lama hadir di Indonesia. dan hadir dengan layar FullView 5,9 inci Full HD+ dan empat kamera sekaligus (dua kamera depan dan dua kamera belakang).

box-huawei-nova-2i

Jujur saja, ini merupakan pengalaman pertama saya (penulis) menggunakan smartphone dengan rasio layar 18:9. Lalu, pengalaman baru seperti apa yang ditawarkan oleh Huawei Nova 2i?

Sebelum membahas lebih lanjut, mari kita intip paket penjualan dari Huawei Nova 2i.

  • Charger
  • Kabel USB
  • Headset
  • Panduan Ringkas
  • Kartu Garansi
  • Eject tool
  • Case pelindung
  • TP Protective film

Desain Sedap Dipandang 
Review-Huawei-Nova-2i-1

‘Aneh’ sekaligus ‘takjub’, itulah kesan awal saya saat berkenalan dengan Huawei Nova 2i. Aneh karena rasio layar 18:9 ini membuat tampilannya memanjang dan takjub karena desain bingkai sisi-sisinya yang nyaris tanpa tepi, dengan dagu dan dahi tampilan depan yang juga cukup tipis.

Rasio screen-to-body smartphone ini mencapai 83 persen, artinya hanya menyisakan 17 persen saja untuk menutupi pinggiran layar.

Body-nya sendiri berdimensi 156.2mm (P)x75.2mm (L)x7.5mm(T) dan berat 164 gram. Tersusun atas material aluminum dengan konstruksi unibody.
Review-Huawei-Nova-2i-2

Review-Huawei-Nova-2i-3

Bagian depannya dilapisi kaca 2.5D yang terlihat menyatu sempurna. Di atas layar, Anda menemukan dua kamera depan, earpiece, sensor proximity dan ambient light, serta LED flash. Sedangkan, di bawah layar hanya ada tulisan Huawei.
Review-Huawei-Nova-2i-4

Review-Huawei-Nova-2i-5
Di sisi kanan body, terdapat tombol daya dan tombol volume atas serta bawah. Sementara slot kartu SIM hybrid berada di sisi kiri, SIM 1 berbentuk nano dan SIM 2 berbentuk micro yang juga bisa dikorbankan menjadi slot microSD.
Review-Huawei-Nova-2i-6

Review-Huawei-Nova-2i-7
Jack audio 3.5mm, port micro USB, dan speaker ditempatkan pada bagian bawah body, serta dua mic yang terletak di atas dan bawah. Lalu, pada bagian belakang terdapat LED flash, dua kamera, dan sensor pemindai sidik jari yang tersusun secara vertikal.

Unit yang saya review berwarna graphite black. Secara visual, menurut saya Huawei Nova 2i tampil kalem saja dan ‘nggak neko-neko’. Body belakang berbahan aluminum, sehingga terasa solid dan kokoh saat dipegang, tapi juga licin dan mudah meninggalkan bekas jari.

Hal yang mengganggu bagi saya adalah penempatan jack audio 3.5mm pada bagian bawah. Di mana saat saya mengetik dengan dua tangan dan menempatkan jari kelingking sebagai penyangga, bergesekan dengan lubang port audio rasanya tidak nyaman.

Selain itu, bentuk kamera belakang yang menonjol juga membuat pengguna harus berhati-hati dalam meletakkan smartphone. Solusinya, kita bisa menggunakan case yang tersedia dalam paket penjualan.

Layar Memanjang

Review-Huawei-Nova-2i-27

Huawei Nova 2i menyajikan layar IPS 5,9 inci yang luas, dengan resolusi 1080×2160 piksel dan kerapatan 409 ppi. Dari segi kualitas, tidak ada masalah.

Review-Huawei-Nova-2i-8

Rasio layar 18:9 yang digunakan membuat tampilan layarnya memanjang ke atas dan digadang-gadang memberikan pengalaman baru. Masalahnya adalah banyak aplikasi, game, dan konten video yang belum dioptimalkan untuk rasio layar 18:9.

Review-Huawei-Nova-2i-9

Untuk aplikasi dan game, kita memang dapat memaksanya tampil secara penuh memenuhi layar tanpa menyisakan bar hitam. Ada pengaturannya, tapi kemungkinan akan ada aplikasi yang tampil tidak sempurna.

Review-Huawei-Nova-2i-10

Lalu, untuk pengalaman menonton video seperti di YouTube misalnya, yang rata-rata formatnya masih 16:9, membuat tampilan video tidak memenuhi layar dan menyisakan bar hitam di sisi kanan dan kiri.

Pengalaman positif berbeda saya rasakan untuk aplikasi chatting dan media sosial. Di mana layar bisa menampilkan konten lebih banyak.

Review-Huawei-Nova-2i-11

Sementara saat dicoba untuk membuka dua aplikasi secara berdampingan dalam satu layar, ternyata fitur multi-window di Android ini masih jauh dari sempurna. Selain tidak semua aplikasi mendukung, tampilan aplikasinya yang tampil di layar juga sulit diatur.

Dual Kamera Depan Belakang

Review-Huawei-Nova-2i-12

Huawei Nova 2i mengusung teknologi kamera ganda, 16MP bukaan f/2.2 untuk image rendering dan 2MP 1,75um untuk menangkap dept of field guna menghasilkan efek bokeh. Sedangkan, kamera depannya mengusung resolusi 13MP bukaan f/2.0 dan 2MP dengan konfigurasi yang sama.

Fitur pada kamera belakang Huawei Nova 2i tergolong banyak, mulai dari mode Photo (auto), Pro photo (manual), Video (auto), Pro video (manual), HDR, Night shot, Panorama, Light painting, Time-lapse, Slow-mo, Filter, Effect, Watermark, Audio note, Document scan, dan Good food.

Namun menurut saya, salah satu fitur penting yang harus ada pada kamera smartphone adalah adanya mode manual,  dan Nova 2i punya mode Pro photo, yang memperbolehkan Anda mengotak-atik ISO, shutter speed, white balance, dan exposure. Anda juga dapat menyimpan foto dalam format RAW.

Bicara soal kualitas foto dengan efek bokeh, jujur saja hasilnya tidak sempurna. Masih ada bagian bidang fokus tipis dan area kabur tidak menyatu dengan baik. Solusinya mudah, coba lagi sampai mendapatkan hasil yang bagus.

Untuk perekam video, cukup disayangkan belum bisa merekam format video 4K dan 1080p 60fps. Masih hanya sebatas resolusi 1080p pada 30fps. Hasil fotonya bisa Anda lihat di bawah ini.

Review-Huawei-Nova-2i-14

Review-Huawei-Nova-2i-15

Review-Huawei-Nova-2i-16

Review-Huawei-Nova-2i-24

Review-Huawei-Nova-2i-25

Hardware dan Performa

Huawei Nova 2i sudah menjalankan Android 7.0 Nougat dan ditenagai chipset buatan Huawei sendiri, berikut susunan hardware-nya.

  • Chipset HiSilicon Kirin 659 CPU Octa-core (4×2.36 GHz Cortex-A53 & 4×1.7 GHz
  • Cortex-A53)
  • GPU Mali-T830 MP2
  • RAM 4GB
  • ROM 64GB
  • Baterai Non-removable Li-Ion 3340 mAh

Review-Huawei-Nova-2i-17

Di sesi tes AnTuTu, Huawei Nova 2i mencetak nilai terbaik di 57.178 poin. Menurut AnTuTu, performa untuk game smartphone ini berada di mid-level. Kenyataannya, sudah saya coba untuk bermain untuk bermain game MOBA seperti Vainglory, Mobile Legends, dan Arena of Valor. Lalu, saya mengatur tampilan grafis ke kualitas tinggi dan berjalan lancar tanpa masalah.

Masih menurut Antutu, untuk pemakaian sehari-hari, CPU Huawei Nova 2i berada di level menengah ke atas, mendukung penggunaan aplikasi berat, dan multitasking. Berdasarkan pengalaman menggunakan Huawei Nova 2i selama beberapa hari, saya rasa smartphone ini memang menawarkan performa yang andal secara konsisten untuk berbagai keperluan.

Review-Huawei-Nova-2i-20

Review-Huawei-Nova-2i-21

Review-Huawei-Nova-2i-22

Sementara, menurut PCMark Work 2.0, Huawei Nova 2i meraih skor 4.781 poin. Kemudian di 3DMark Sling Shot 1.0 (standar) mencetak skor 581. Di bawah ini Anda bisa melihat rincian dan kurvanya:

Review-Huawei-Nova-2i-18

Review-Huawei-Nova-2i-19

Akhir Kata

Seperti yang disinggung di atas, fitur unggulan Huawei Nova 2i adalah desain layar dengan bezel yang cukup tipis yang terlihat futuristik, layar 6 inci full HD dengan aspek rasio 18:9 yang kekinian, dan teknologi kamera ganda, serta dibanderol dengan harga yang cukup bersahabat; Rp3.999.000. Lalu, Anda bisa mencicipi beberapa inovasi baru di industri smartphone.

Tentu saja, Huawei Nova 2i tidak sempurna, menurut saya ada beberapa kelemahan, seperti belum mendukung perekaman format video 4K dan 1080p 60 fps, belum menggunakan standar baru USB Type-C, dan tidak dibekali teknologi fast charging.

Huawei Nova 2i pun akan bersaing ketat dengan smartphone yang dijual dengan jargon bezel tipis lainnya, seperti Oppo F5 dan Vivo V7 yang berada dikisaran harga yang sama. Tapi, mereka masih dibekali kamera ganda, sedangkan Huawei Nova 2i bahkan punya empat kamera sekaligus.

[Review] Xiaomi Mi A1, Kandidat Kuat ‘Raja Smartphone Dual Camera’ Kelas Menengah

Diungkap perdana di India pada bulan September 2017, Mi A1 turut menjadi smartphone istimewa buat konsumen lokal saat device resmi tersedia Indonesia tak lama setelahnya. Kabarnya, ia merupakan handset ‘Mi’ pertama yang Xiaomi produksi di tanah air, dan juga diandalkan sang perusahaan perangkat elektronik asal Beijing itu dalam pertempuran smartphone dual camera.

Di presentasi produknya, Xiaomi sangat membanggakan kemampuan fotografi Mi A1. Tidak tanggung-tanggung, produsen mengklaim performanya sanggup menandingi iPhone 7 Plus berkat kombinasi sensor wide-angle dan telephoto 12-megapixel. Setup ini katanya lebih baik dibanding pemakaian sensor RGB plus monokromatis yang umumnya diimplementasikan di handset rival.

Keunikan lain dari Mi A1 terletak pada pemanfaatan program Android One, pertama kalinya di smartphone buatan Xiaomi. Lalu untuk mengunci dominasinya di segmen mid-range, spesifikasi mumpuni, kamera canggih dan desain menawan di Mi A1 dijajakan di rentang harga super-kompetitif.

Penawaran ini memang terasa terlalu manis untuk jadi kenyataan, membuat kita bertanya-tanya, apakah Mi A1 bisa memenuhi semua janjinya? Xiaomi merespon pertanyaan itu dengan memberikan saya kesempatan buat menguji produk ini secara langsung dan personal. Silakan simak ulasan lengapnya di bawah ini.

 

Desain

Tim PR Xiaomi sepertinya paham bahwa saya mempunyai kelemahan pada warna hitam. Bagi saya, warna ini menonjolkan kesan industrial pada desain Mi A1 yang simpel dan elegan. Ketiadaan dua garis antena yang biasanya melintas di punggung memberi kesan tubuhnya dibentuk dari satu bongkahan logam.

Bagian tepinya memang tidak betul-betul membulat, namun lengkungannya tetap memastikan handset nyaman di genggaman. Kesan ‘utuh’ tersebut dipertegas lagi oleh layar 5,5-inci 2.5D di sana.

Mi A1 16

Mi A1 12

Mi A1 memiliki dimensi 155,4×75,8mm, berketebalan hanya 7,3mm, dengan bobot 165-gram. Tekstur matte pada permukaan handset terasa halus di tangan – malah sedikit terlampau licin buat saya. Antena diposisikan di ujung punggung atas dan bawah, dan di varian hitam ini, bagian tersebut tersamarkan dengan baik.

Mi A1 19

Mi A1 17

Pengguna device Xiaomi akan kembali menemukan penempatan tombol yang familier: tiga tombol kapasitif ber-LED ada di bawah layar, tombol mekanis volume dan power ada di sisi kanan – keduanya berada di area jempol, lalu sensor sidik jarinya ditempatkan di area tengah punggung Mi A1 sehingga mudah dijangkau jari telunjuk. Selanjutnya, tray kartu SIM dan microSD diletakkan di sebelah kiri.

Mi A1 4

Mi A1 8

Anda tidak salah jika merasa desain Mi A1 menyerupai produk flagship buatan Apple. Penggunaan modul kamera berbentuk kapsul dan peletakannya di pojok kiri atas, ditambah lagi ujung smartphone yang membundar memang membuatnya mirip iPhone 7 Plus – dengan logo apel yang digantikan pemindai sidik jari. Agar tidak terlalu identik, dual LED flash-nya ditaruh di kiri modul kamera. Dan seperti Redmi Note 4, branding Mi diterapkan secara halus.

Mi A1 7

Mi A1 6

Hal yang mungkin bisa jadi masalah ialah modul kamera yang menonjol. Dengan begitu, ia lebih terekspos pada benturan atau baretan. Buat mengamankannya, saya menyarankan Anda untuk menambahkan case pelindung.

Mi A1 13

Mi A1 14

 

Layar

Dengan layar 5,5-inci, Mi A1 sudah bisa dikategorikan sebagai phablet. Panel LTPS (low temperature polysilicon) IPS tersebut menghidangkan resolusi full-HD 1080×1920, memiliki kepadatan 403ppi dan rasio ke tubuh sebesar 70,1 persen, juga telah diproteksi oleh lapisan Corning Gorilla Glass 3.

Mi A1 3

Fitur favorit saya di display handset Xiaomi kembali hadir di Mi A1: smartphone ini memungkinkan pengguna untuk meredupkan layar ke level paling rendah.  Setting ini biasa saya gunakan ketika bermain smartphone di kamar sebelum tidur. Panel tersebut juga sangat terang, efektif dalam melawan teriknya sinar matahari sewaktu Anda harus menggunakan Mi A1 di ruang terbuka.

Mi A1 9

Mi A1 10

Kekurangan utama di sana adalah tingkatan kontrasnya. Warna hitam terlihat jadi sedikit kelabu, kemudian beberapa warna cerah tampak washed out dan ‘lembut’. Asumsi saya, hal ini juga menandai kurang akuratnya output warna di layar.

 

Android One

Kemungkinan besar, nama Mi A1 terinspirasi dari program Google yaitu Android One, dengan versi OS 7.1.2 – Nougat. Saya jarang sekali mengoperasikan perangkat yang masuk program Android One, namun dari pengalaman menjajal Mi A1, saya melihat sejumlah kesamaan dengan arahan desain MIUI; walaupun menurut saya pribadi, user interface custom racikan Xiaomi itu lebih simpel, atraktif dan intuitif.

Mi A1 28

Seperti Android pada umumnya, tombol shortcut aplikasi dimunculkan di menu home, dan Anda bisa mengaksesnya secara lengkap melalui tray menu. Jika jumlahnya terlalu banyak, Anda dapat memanfaatkan fungsi search.

Menghapus app juga simpel, cukup dengan melakukan drag-and-drop icon ke opsi uninstall. Sayangnya, tidak ada lagi animasi ‘icon pecah’ ketika app dibuang.

Mi A1 37

Mengelola posisi icon app juga sedikit lebih sulit karena Anda harus memanfaatkan cara tradisional, yakni dengan menggeser icon ke pojok layar. Di MIUI 8.0, kita bisa memindahkan app dibantu jari lain untuk menggeser menu.

Namun karena memanfaatkan OS Android murni, aplikasi-aplikasi di sana berjalan lebih mulus karena tak terhambat overlay. Beberapa fitur seperti galeri foto dan musik terintegrasi ke layanan Google Photos serta Google Play Music, lalu perangkat program Android One terbaru juga telah dibekali Google Assistant.

Selain itu, Mi A1 kabarnya akan memperoleh update langsung dari Google ketika tersedia, termasuk pembaruan ke Android 8.0 Oreo.

Mi A1 39

 

Kamera

Tentu saja, kamera-lah yang menjadi atraksi utama di Mi A1. Komposisi kamera ganda handset ini hampir menyerupai Mi 6. Di sana ada sensor 1µm 12Mp berlensa telephoto 50mm f/2.6 dan satu lagi sensor 1.25µm 12Mp wide-angle 26mm f/2.2. Proses fotografi dibantu oleh fitur PDAF, optical zoom sebesar 2 kali, serta dual flash LED. Tapi berbeda dari handset flagship Xiaomi itu, Mi A1 tidak mempunyai optical image stabilization dan fokusnya bekerja lebih lambat.

Mi A1 11

Selama ditunjang cahaya yang mencukupi, Mi A1 mampu mengabadikan momen dengan tingkat detail tinggi dan warna yang kaya. White balance-nya akurat, sanggup menyajikan detail di zona terang dan gelap berkat tingginya dynamic range, kemudian ujung objek juga tersaji tajam.

Kamera telephoto sendiri sangat membantu ketika zoom harus dilakukan. Mutunya hampir menyamai kamera utama – terutama dari segi detail, warna dan dynamic range.

Mi A1 33

Mi A1 34
Komparasi foto yang diambil dari mode auto (atas) dengan mode stereo (bawah).

 

Mi A1 35

Mi A1 36
Perbandingan lain foto yang diambil dari mode auto (atas) dan mode bokeh (bawah).

 

Mi A1 31

Mi A1 30
Komparasi foto yang diambil di siang hari (atas) dan malam hari (bawah).

 

Efek stereo bisa diaktifkan dengan menekan tombol di menu app kamera. Ada beberapa syarat untuk mendapatkan foto bokeh yang optimal: kondisinya tidak boleh terlampau gelap, dan objek target tak boleh terlalu dekat atau melebihi jarak 2,5m dari kamera. Jika seluruh hal itu terpenuhi, Anda akan memperoleh efek bokeh yang natural.

Di low-light, foto-foto Mi A1 terlihat lembut, tapi jangan harapkan mempunyai detail tinggi. Hasilnya penuh noise, dan tak jarang gambar jadi blur karena absennya OIS.

Di acara peluncuranya, saya sempat mengomparasi performa kamera Mi A1 dengan Mi 6 di ruang indoor, dan tentu saja smartphone high-end Xiaomi itu jauh lebih unggul.

Mi A1 15

Untuk video, Mi A1 mampu merekam di resolusi 4K, juga dibekali fitur time lapse serta slow-mo (720p di 120fps). Hasilnya memuaskan dan kontrasnya cukup baik, namun efek ketiadaan optical stabilization lebih tampak jelas di sana.

Fungsi selfie tetap ada, tapi tidak jadi perhatian utama Xiaomi. Di sisi depan, produsen hanya membubuhkan kamera bersensor 5Mp. Ia ditunjang fitur beautification dan Anda dipersilakan untuk mengatur intensitas dari efek ‘pemoles muka’ tersebut.

Mi A1 29

Fungsi kamera di Mi A1 disuguhkan lewat aplikasi buatan Xiaomi sendiri. Interface-nya sederhana (sebagai pengguna Note 4, buat saya layout-nya sangat familier), filter-nya disajikan via live preview, dan mode berbeda dapat diakses melalui satu menu saja. Kemudian dengan memilih mode manual, Anda bisa menentukan sendiri white balance, fokus, shutter speed, hingga ISO.

 

Hardware

Mi A1 menyimpan susunan hardware yang tergolong mumpuni untuk handset kelas menengah, dan ini selalu menjadi kekuatan utama produk-produk Xiaomi. Di brand lain, mungkin Anda ditawarkan harga beberapa ratus ribu rupiah lebih mahal. Ini dia rincian spesifikasinya:

  • Chip Qualcomm MSM8953 Snapdragon 625
  • CPU octa-core Cortex-A53 2,0GHz
  • GPU Adreno 506
  • Memori RAM 4GB
  • Penyimpanan internal 64GB
  • Baterai Li-Ion 3.080mAh

Meskipun baterai 3.080mAh di sana tidak terlihat spektakuler (Redmi Note 4 mempunyai baterai 4.000mAh), pemakaian Snapdragon 625 dan pengoptimalan sistem dari Google membuatnya jadi lebih awet dibanding handset dengan baterai 3.000mAh lain.

Dalam satu kali isi ulang, Mi A1 siap menemani saya beraktivitas seharian penuh. Proses isi ulang juga jadi lebih mudah berkat port USB type-C yang ‘reversible‘, dan produsen tak lupa mencantumkan teknologi fast charging.

Snapdragon 625 dan RAM 4GB sudah lebih dari cukup buat menangani aplikasi-aplikasi chat, sosial media, software produktivitas, hingga game 3D. Beberapa app saya gunakan untuk menjalankan benchmark, yaitu AnTuTu, PCMark dan 3DMark. Kemudian buat game, saya mengujinya dengan Real Racing 3. Berikut adalah hasilnya:

 

AnTuTu

Mi A1 20

 

PCMark

Mi A1 21

 

3DMark

Mi A1 22

 

Mutu visual game boleh dibilang setara dengan handset bersenjata Snapdragon 625 sekelas (misalnya Redmi Note 4). Detail pada kendaraan tersuguh dengan baik, begitu pula efek pantulan di tubuh mobil dan kaca, pantulan di spion, efek partikel debu hingga lens flare. Lalu, walaupun game menampilkan mobil dalam jumlah yang banyak, saya tidak merasakan penurunan frame rate serius.

Mi A1 23

Mi A1 24

Mi A1 25

Mi A1 26

Mi A1 27

 

Mi A1 menyuguhkan fitur dual SIM hybrid, salah satu slot-nya dapat dipakai untuk menambah kapasitas penyimpanan via microSD. Dan seperti handset Xiaomi yang sudah dipasarkan di Indonesia, Mi A1 turut dilengkapi fungsi Mi Remote buat mengendalikan segala jenis perabotan elektronik di rumah (AC, TV, kipas angin, proyektor, hingga kamera) melalui sensor inframerah.

Mi A1 1

 

Konklusi

Tak sulit bagi saya untuk bilang bahwa Xiaomi Mi A1 adalah salah satu smartphone berkamera ganda terbaik yang bisa Anda dapatkan di rentang harga tak lebih dari Rp 3,1 juta. Bersaing dengan perangkat di rentang harga yang sama, Mi A1 memberikan kelebihan, salah satunya dengan kamera ganda.

Namun demikian, perangkat ini memaksa orang-orang seperti saya yang sudah dimanjakan oleh MIUI untuk beradaptasi dengan UI pure Android , langkah produsen mengadopsi program Android One cukup tepat karena memberikan mereka peluang buat merangkul lebih banyak konsumen, serta memastikan user mendapatkan layanan andal dan terpercaya langsung dari Google.

Pertanyaan terbesar yang ditimbulkan oleh klaim Xiaomi mungkin adalah, benarkah performa kamera Mi A1 sebaik iPhone 7 Plus? Kapabilitas fotografi smartphone ini memang mengagumkan, tapi tentu saja mustahil baginya untuk mengimbangi perangkat ciptaan Apple itu. Kabar gembiranya, dari sedikit riset di Internet, beberapa media terpercaya melaporkan bahwa performa kamera Mi A1 lebih baik dari OnePlus 5 yang dijual dua kali lebih mahal.

Satu-satunya penghalang Xiaomi Mi A1 merebut singgasana ‘raja smartphone dual camera kelas mid-range‘ tentu saja adalah Motorola Moto G5S Plus. Motorola adalah brand yang masih memiliki ‘magnet’ di Indonesia. Moto G5S Plus mengusung spesifikasi hampir setara Mi A1, dan harganya Rp 100 ribu lebih murah.

Review Xiaomi Redmi Note 5A, Pilihan Oke di Kelas Entry Level

Sebelum meluncurkan seri Redmi Note 5, Xiaomi  melepas dulu satu varian lain yang dibanderol lebih terjangkau yaitu seri Redmi Note 5A. Redmi Note 5A sendiri terbagi atas tiga varian, yang pertama menggunakan RAM 2GB plus memori 16GB, varian kedua menggunakan RAM 3GB dengan memori 32GB dan terakhir juga dengan RAM 3GB tapi memorinya lebih luas, yakni 64GB. Selain kapasitas RAM dan memori, pembeda paling jelas terlihat adalah sensor sidik jari yang absen di varian 2GB.

Nah, Redaksi Dailysocial Lifestyle berkesempatan memegang varian standar tersebut, dan akan mengulas lebih dalam untuk Anda mulai dari desain, interface, performa, hasil jepretan kameranya dan tentu daya tahan baterai.

Paket Kemasan

IMG_20171113_090319

Sebelum membahas hal-hal teknis, saya mulai dari yang pertama saya temukan yaitu kemasan penjualan, di mana seperti kebanyakan smartphone Xiaomi, Anda tidak akan menemukan headset di dalamnya. Praktis, hanya ada charger, kartu garansi, buku manual singkat, SIM ejector, dan perangkat smartphone.

Desain

Sekarang baru kita masuk ke pembahasan pertama, yaitu desain. Berdasarkan pengalaman menggunakan Redmi Note 5A selama beberapa hari, saya cukup terkesan dengan bobot perangkat yang sangat ringan dan rasa nyaman saat digenggam dengan satu tangan.

Perangkat punya body lebih tipis ketimbang Redmi 4A dan dengan penampang layar yang lebih besar. Di atas kertas, Xiaomi Redmi Note 5A mempunyai layar selebar 5,5 inci dengan material logam. Nah, di bagian ini cukup menarik, awalnya saya tidak terlalu yakin kalau material Redmi Note 5A yang saya pegang, terbuat dari metal karena kesan ringkih masih sangat terasa. Namun, setelah membaca beberapa referensi, termasuk situs resmi Xiaomi, saya cukup percaya dengan klaim tersebut meski belum 100%.

Dalam hal layout tombol-tombol, tak banyak perbedaan yang dihadirkan di seri ini dibandingkan dengan Redmi 4A. Tombol volume dan power masih diletakkan di bagian kanan yang lebih dekat dengan jari jempol untuk yang orientasinya tangan kanan. Sementara slot kartu SIM di posisi kiri sendirian.

Geser ke atas ada tiga buah lubang berbeda ukuran dua di antaranya berfungsi sebagai audio jack 3,5mm dan sensor infrared. Kemudian lompat ke bagian bawah ada satu buah port microUSB untuk menghubungkan charger yang diapit speaker di kanan dan kirinya.

Untuk slot kartu SIM, ada kejutan. Karena di dalamnya ada tiga buah slot yang bertugas menampung dua buah kartu SIM (nano) dan satu buah microSD. Kombinasi ini terbilang cukup jadi tambahan menyenangkan bagi saya pribadi. Karena, di Xiaomi Redmi Note 5A, Anda tidak harus mengorbankan salah satu SIM demi kartu eksternal tambahan, karena semua bisa ditampung dalam satu tempat.

Bagian belakang Xiaomi Redmi Note 5A tampak relatif sama dengan Redmi 4A. Kamera masih diletakkan bagian kanan atas berdampingan dengan LED flash. Kemudian selain logo, nyaris tak ada apa-apa yang bisa diceritakan, karena di varian ini Xiaomi memang tidak menyertakan sensor sidik jari. Berbeda dengan dua saudaranya yang lebih superior.

Performa

Performa tentu bagian yang paling ingin Anda ketahui. Dan berdasarkan percobaan beberapa hari menggunakan Redmi Note 5A, perangkat mampu melakukan banyak hal dengan baik dan mulus, misalnya memainkan game tertentu seperti Mobile Legends, Arena of Valor, Real Drum, Clash of Royale, Clash of Clans dan Extreme Landing dengan sangat baik. Tapi khusus untuk Mobile Legend, Anda hanya bisa bermain dengan grafis rendah, karenanya saya cukup kesulitan untuk membaca teks yang tertera dengan baik, misalnya ketika harus membaca pesan chat dari teman saat sedang battle.

Namun secara keseluruhan, game berjalan dengan sangat baik. Secara teknis, Xiaomi Redmi Note 5A menggunakan Snapdragon 425 yang diduetkan dengan RAM sebesar 2GB.

Screenshot_2017-11-12-16-26-12-241_it.rortos.extremelandings

Selain game, saya juga mencoba mengunduh beberapa aplikasi penunjang kerja, misalnya Microsoft Office dan Word. Hasilnya, aplikasi berjalan dengan sangat baik tanpa masalah berarti.

Benchmark

Saya sertakan beberapa pengujian antara lain menggunakan AntuTu dan Geekbench.

AnTuTu Benchmark

Screenshot_2017-11-12-11-08-33-361_com.antutu.ABenchMark

Berdasarkan pengujian yang saya jalankan, Redmi Note 5A mencetak skor 36574 menggunakan aplikasi AnTuTu. Jika diurutkan, Xiaomi Redmi Note 5A berada di peringkat ke 51, satu tingkat di bawah Huawei Mate 9 Pro dan Samsung Galaxy S7 Edge yang notabene perangkat papan atas. Jadi, cukup baik untuk smartphone harga Rp 1 juta-an.

GeekBench

Screenshot_2017-11-12-11-21-12-777_com.primatelabs.geekbench

Pengujian Geekbench agak berbeda, karena ada pengujian single dan multi core. Di pengujian single core, Redmi Note 5A mencetak skor 679. Sedangkan di pengujian multi core sebesar 1831. Sebagai perbandingan, pengujian multi core LG Nexus 5 bahkan hanya mencetak skor 1764. Tapi kembali lagi, skor benchmark bukanlah patokan performa yang sebenarnya karena pada kenyataanya, Anda lah yang bisa merasakan seberapa mulus kinerja masing-masing perangkat.

Kamera

Di teknis spesifikasinya, Redmi Note 5A menggunakan sensor 13MP untuk bagian belakang dan 5MP di bagian depan. Soal kualitas, kamera Redmi Note 5A menghasilkan hasil jepretan yang sama baiknya dengan Redmi 4A. Untuk kamera belakang, terdapat beberapa fitur, antara lain HDR, Panorama, Timer, Audio, Manual, Straighten, Beautify, HHT dan Scene.

Sedangkan untuk kamera depan, tak ada fitur seperti yang tersedia di kamera belakang, hanya ada pengaturan skin mode Pro dan Smart, yang bisa diatur secara manual.

Supaya lebih otentik, biarkan gambar yang berbicara.

Video

Untuk kualitas video, tak ada keluhan berarti. Redmi Note 5A mampu menghasilkan rekaman yang jernih sesuai dengan kelasnya. Jika kegunaannya hanya untuk rekaman sehari-hari, apa yang diberikan Redmi Note 5A tidaklah buruk. Berbeda ceritanya jika untuk produksi komersil, suara berisik yang tidak tersaring mungkin akan mengganggu.

Video dengan Kamera Belakang

Video dengan kamera depan

Menu, Aplikasi dan Interface

Secara default, Redmi Note 5A menggunakan custom interface MIUI 8.5 versi stable. Jika sobat membeli Redmi Note 5A sekarang, Anda sudah bisa melakukan upgrade ke MIUI 9.1.1 versi Nightly atau belum versi final. Apa yang baru? Ada banyak, tapi kita tidak akan membahas itu. Saya justru akan tetap mengulas interface dan fitur di versi MIUI 8.5.

Home Screen

Ciri khas MIUI langsung terpancar ketika perangkat hidup pertama kali. Di depan Anda akan disambut home screen yang sejak MIUI 8.0 diformat seperti ini. Susunan ini tidak bisa Anda ubah sesuka hati, kecuali mengganti shortcut menu dan widget jam atau mengganti dengan widget lainnya.

Screenshot_2017-11-13-07-49-27-749_com.miui.home 1

Maksud saya begini, jika shortcut home screen Anda ubah, ia hanya akan berputar di antara dua baris empat kolom tersebut. Tapi Anda mengubah posisi shortcut ke bagian atas dan widget jam berpindah ke bagian bawah, atau mengapit widget di antara shortcut.

Tapi tenang, karena launcher bawaan Xiaomi sudah menyediakan berbagai pilihan tema yang bisa Anda jumpai di menu Themes, memakai yang sudah diunduh atau mengunduh tema baru dari direktori yang disediakan.

Screenshot_2017-11-11-09-29-55-177_com.miui.home

Di launcher MIUI, tidak ada pilihan menu. Anda hanya cukup menggeser layar untuk menemukan app drawer atau barisan menu lainnya. Jumlah halaman untuk drawer tersebut bisa Anda tambahkan dari menu launcher dengan menekan tombol multi-tasking (tombol kapasitif paling kiri) selama beberapa detik.

Pengaturan

Pengaturan bisa Anda akses dengan menyentuh shortcut Settings/Pengaturan atau menarik status dan men-tap ikon gear di sebelah kanan Anda. Layout pengaturan di Redmi Note 5A masih sama persis dengan mayoritas model smartphone Xiaomi yang menggunakan versi ROM yang sama.

Screenshot_2017-11-11-09-27-29-982_com.android.settings

Bagi yang baru mengenal Xiaomi, di menu pengaturan ini Xiaomi menyuguhkan beberapa fitur tambahan seperti dual apps, second space, lite mode, Mi account, App lock dan Do not disturb.

Aplikasi

Kebanyakan perangkat Xiaomi membawa beberapa aplikasi default yang jadi standar mereka. Antara lain:

  • Security – untuk memantau kesehatan perangkat dari virus.
  • App Lock – untuk mengunci aplikasi dari tangan-tangan jahil.
  • Mi Remote – fitur untuk mengendalikan perangkat elektronik seperti TV, AC, dan lain-lain.
  • Mi Accout – aplikasi untuk mengelola akun Mi.
  • MIUI Forum – untuk mengetahui perkembangan perangkat baru Xiaomi dan update MIUI.
  • Mi Community – tempat pengguna Xiaomi berinteraksi.
  • Sejumlah fitur bawaan Google, seperti Voice Search, Gmail, Maps, YouTube, Drive, Play Music, Play Movie, Hangouts, Photos, Chrome, Duo dan Play Games.

Screenshot_2017-11-11-09-34-50-728_com.miui.home

Baterai

Cukup kecewa tapi sebaiknya jangan mengambil kesimpulan dulu. Benar memang, berstatus sebagai smartphone yang lebih baru, Redmi Note 5A justru mendapatkan bekal baterai yang lebih kecil yakni 3080mAh berbanding 3120 di Redmi 4A. Perbedaannya sangat kecil sih, tapi di era smartphone modern dan aktivitas media sosial yang agresif sekarang ini, setiap menit akan berarti .

Untuk mengisi ulang baterai Redmi Note 5A dari posisi nol, membutuhkan waktu  sekitar 3 jam 20 menit. Smartphone sejatinya sudah mendukung fitur quick charge, tapi sayangnya komponen charger yang diberikan tidak.

Jadi, jika Anda ingin mendapatkan tambahan tenaga lebih cepat, ada baiknya memakai charger yang sudah mendukung quick charge. Paling tidak bisa memangkas 50% waktu yang dihabiskan jika menggunakan charger konvensional.

Untuk daya tahan baterai Redmi Note 5A bisa dilihat di grafis pengujian berikut ini.

Baterai redmi note 5a

Kesimpulan

Ada beberapa hal yang bisa saya simpulkan dari pengalaman memakai Redmi Note 5A selama beberapa hari.

  • Sentuhan baru di desain Redmi Note 5A membuat perangkat tampil lebih cantik, meskipun secara umum hampir sama dengan Redmi 4A. Namun dengan body yang lebih ramping menjadikan Redmi Note 5A terasa punya kelas yang berbeda.
  • Tapi, sayang sekali Redmi Note 5A varian 2GB ini tidak mendapatkan jatah sensor sidik jari. Padahal, jika dilengkapi, saya yakin orang-orang akan jatuh hati di pandangan pertama, apalagi jika melihat banderol harganya.
  • Logam sih, tapi jujur saja saya masih ragu dengan kekuatannya. Pengalaman kurang enak saya rasakan ketika menyentuh cover belakangnya, di mana komponen terasa lentur dan ringkih. Kebetulan saya juga memiliki Redmi Note 3 Pro, berbahan metal dan cover belakangnya terasa kokoh. Tapi, tentu saja perlu pembuktian lebih lanjut untuk menguji kekuatannya dibandingkan material plastik.
  • Kamera selfie-nya cukup baik, terutama jika Anda mendapatkan pencahayaan yang tepat. Sedangkan kamera utamanya cukup bisa diandalkan, mampu membidik dengan hasil baik. Jika harus memberi angka, saya beri angka 8 dari 10 untuk kamera utama Redmi Note 5A (untuk segmen smartphone kelas yang sama). Yang saya keluhkan hanya satu, proses loading ketika berpindah dari jendela kamera ke hasil bidikan. Saya merasa ada jeda atau lag beberapa detik sebelum foto ditampilkan. Terlihat seolah-olah prosesor berjuang keras menampilkan foto, apalagi jika mode HDR diaktifkan. Tapi terlepas dari kelemahan ini, kinerja kamera Redmi Note 5A cukup memuaskan saya.
  • Baterai Redmi Note 5A memang dipangkas, tapi saya tak merasakan perbedaan signifikan dibandingkan Redmi 4A. Xiaomi tampaknya tak terlalu khawatir dengan hal ini, karena mereka memang berencana merilis MIUI 9 untuk Redmi Note 5A yang notabene lebih efisien dan telah dioptimalkan untuk menghemat pemakaian daya.

Pertanyaan pamungkasnya, layakkah Redmi Note 5A dibeli?

Yap, cukup layak! Dengan mahar hanya Rp 1,5 juta-an, Redmi Note 5A bisa dibilang pilihan terbaik di tier entry level. Jika Anda jatuh cinta dengan Redmi 4A tapi merasa kurang sreg dengan penampang layarnya, pilihan Anda mestinya jatuh ke Redmi Note 5A yang sedikit lebih lega. Desainnya juga lebih cantik.